¤ Hyesõng Highschool "The Moaning Behind The Wall" ¤

03:59

¤ Hyesõng Highschool "The Moaning Behind The Wall" ¤

- Cast: Jung Hyunri,Kim Hyesong,Lee Chærin (CL),Lee Jieun (IU).
- Genre: serial-horor/romantic.
- Author: Shy Turtle.
- Theme song: Sungkyunkwan Scandal,Ost.Tru Calling-Somebody Help Me.




Episode #5





"Suasana sangat gelap,Kami tidak tahu siapa yang mengeroyok Kami,untung ada Paman Junsu datang menolong dan yang penting Kami selamat" Hyunri menutup penjelasannya.

"Tapi,Kau sempat pingsan,benar Kau tidak apa-apa? Kita ke klinik sekolah ya?" Jieun benar khawatir.

"Ini tidak bisa di biarkan! Aku yakin itu ulah Kuartet Jessica Sunbæ!" Chærin kesal "Ma'af sebelumnya..." semua langsung menatap Chærin "...apa ini benar?" menunjukkan foto di ponselnya pada ketiga temannya "Tiffany Sunbæ pernah bertanya pada Ku,apa Kalian punya hubungan khusus dengan Tæmin dan Jonghyun Sunbæ,Aku jawab saja itu bukan urusan Ku dan kalau iya kenapa? Tiffany Sunbæ langsung menamparku" Chærin mengelus pipi kanannya "Hampir saja Aku menghajarnya!"

"Hyesong! Kapan Jonghyun Sunbæ memeluk Mu? Lalu kenapa Kalian bisa berada di atap gedung sekolah bersama Kibum dan Tæmin Sunbæ? Hyesong?" tanya Jieun.

"Apa Kalian menyembunyikan sesuatu dari Kami?" sambung Chærin.

"Aniya~" bantah Hyunri "Kami ada di atap menemani Hyesong,waktu itu Tæmin Sunbæ membantu Ku menemukan Hyesong di atap,sa'at tiba Hyesong sudah bersama Kibum Sunbæ"

"Jadi Hyesong,soal Lead F4 itu?" tanya Jieun lagi.

"Tidak ada!" ucap Hyesong singkat membuat ketiganya bingung "Ma'afkan Aku..." suasana jadi hening di dalam bilik 313 pagi itu.

"Ada yang meninggal! Gong Minji Siswi tingkat 2 meninggal di halaman asrama!" terdengar suara seorang siswi beteriak di luar.


Hyesong dan Hyunri saling berpandangan kemudian segera keluar di susul Chærin dan Jieun.





Sisa darah masih ada di paving halaman asrama. Keempatnya sempat melihat mayat Minji sebelum di bawa ambulans. Wajah bagian kanan Minji rusak,menurut Polisi batok kepala bagian kanan depan pecah akibat benturan keras sa'at Minji terjatuh. Tidak ada bukti di TKP kecuali lampu senter dan tangga yang tergeletak di dekat mayat. Polisi menyimpulkan Minji terpeleset sa'at di atap dan jatuh kemudian tewas.



"Minji mati..." Jessica terduduk lemas "Padahal semalam Dia masih membantu Kita..."

"Aku tidak percaya Dia mati secepat ini" Yoona pun sama.

"Kamera Minji tidak ada di TKP" semua menatap Tiffany "Itu janggalkan? Minji tak pernah lepas dari kamera digital miliknya karena itu tambang uang baginya"

"Kau mencurigai seseorang?" tanya Yuri "Apa Minji sengaja di bunuh? Masak hanya karena kamera sampai harus membunuh?"

"Aku rasa ada yang mengetahui Minji tewas semalam lalu sengaja mengambil kamera itu,semalam juga hujan sulit sekali melacaknya" tambah Tiffany.





Hyesong dan Hyunri sama2 diam melamun membiarkan makan siang Mereka menunggu di meja. Chærin,Jieun,Kibum dan Seunghyun jadi bingung karenanya dan saling melempar pandangan.

"Apa?? Jadi yang membawa Kalian kesana...Minji Sunbæ??" Chærin kaget mendengar penjelasan Hyunri.

"Nee...Sunbæ bilang ada yang ingin bertemu,tapi tiba2 saja Kami di keroyok,Kami juga tidak tahu salah Kami apa" Hyesong duduk di atas perahu yang terikat di tepi danau "...dan pagi ini Minji Sunbæ tewas" sambil membetulkan letak kaca matanya.

"Aish! Lalu Kau pikir Kami mencurigai Mu dan Hyunri?? Cenayang,Aku menjaga Mu semalaman!"

"Kau jangan punya pikiran seperti itu Hyesong" sambung Jieun "Tapi bisa saja Kalian jadi kambing hitam lagi"

"Hyesong,apa ini ada hubungannya dengan upacara pembangkitan itu?" potong Hyunri "Kalian ingat kan waktu itu Pangeran bilang sebuah awal dan banyak kejutan apa ini termasuk? Kenapa Kita tidak coba memanggil Pangeran lagi?"

"Papan milik Cenayang sudah di bakar,mau panggil pakai apa?"

"Bisa!" semua menatap Hyesong "Media manusia" menatap Jieun.
***





"Seorang siswi meninggal semalam,ini pertama kalinya terjadi di sekolah,apa Kita masih bisa tenang?" Changmin terlihat tegang.

"Ini hanya kecelakaan,menurut kesaksian beberapa teman,Gong Minji memang sering keluar malam" sangkal Yunho.

"Dia itu mesin pemeras!" sambung Tæcyeon "Sudahlah! Kita tunggu saja hasil otopsi dan penyeledikan lebih lanjut"
***




Yoona dan Yuri menyeret Hyesong ke ruang ganti sanggar dance. Di dalam sudah ada Jessica,Tiffany,Dara,Park Bomm,Gyuri dan Yoobin juga 3 orang senior lagi. Hyesong bingung kenapa Ia di bawa ke sana namun Ia berusaha tenang di hadapan para senior.



"Aigo~" keluh Chærin sambil meletakkan kaleng "Hyunri,Kau istirahat saja,biar Aku yang mengepel sanggar ini"

"Cih~ apa Kau pikir Aku selemah itu? Aku tidak mau!"

"Dasar keras kepala!" dan keduanya mulai mengepel lantai "Hey,Kau dengar itu?" bisik Chærin dan keduanya diam menajamkan pendengaran Mereka "Itu...dari ruang ganti..."

"Sepertinya...Hyesong!" Hyunri langsung berlari menuju ruang ganti dan Chærin menyusulnya.
Benar di dalam terjadi sesuatu,Chærin dan Hyunri saling berpandangan kemudian Chærin menendang pintu hingga terbuka.

"Ya!!" teriak Chærin "Menyingkir Kalian dari Cenayang! Yaaaa!!" langsung maju menyerang para senior begitu juga Hyunri.

Perkelahian pun tak dapat di hindari di ruang ganti sanggar dance.



"Jadi Kita akan memperbarui sistim pengurus?" Junho masuk bersama Tæmin "Aigo...Siapa yang membersihkan lantai? Kenapa pergi sebelum selesai?" Junho menggelengkan kepala.

"Hari ini siapa yang piket?" tanya Tæmin.

"Hari ini..." Junho mengingat2 "Ah! Ada Chærin dan Hyunri juga Aku hehehe" menggaruk kepalanya.

"Aaaaa!!!" Junho dan Tæmin saling memandang mendengar jeritan itu dan keduanya paham asal suara dari ruang ganti wanita. Keduanya segera pergi menuju ruang ganti wanita dan terdengar suara gaduh dari dalam. Tæmin mencoba membuka pintu namun terkunci dari dalam. Tæmin memberi kode dan Junho mengangguk paham dan keduanya mendobrak pintu hingga terbuka.

Bukan hanya Tæmin dan Junho yang kaget,tapi Jessica,Tiffany dan para senior pun sama.

"Hyunri~aa!!!" Tæmin langsung menuju Hyunri,karena panik Ia mengangkat tubuh Hyunri dan lari menggendongnya menuju klinik sekolah.

Jessica dan para senior langsung bubar sa'at Hyesong tiba2 pingsan.

"Sunbænim..." bisik Hyunri "Sunbænim! Turunkan Aku" memukul kecil dada Tæmin.

"Wæ??" Tæmin berhenti.

"Hyesong...Dia pingsan...Aku mohon tolong Dia" Hyunri berusaha menegakkan badannya "Aku..." Hyunri goyah dan pingsan. Untung saja Tæmin segera menangkap tubuh mungilnya.


"Plok!!!" tangan kanan Chærin mendarat di pipi kiri Junho "Dasar Pengecut! Melìhat Cenayang seperti ini Kau masih bisa berkata begitu dan tak mau menolongnya? Menyesal Aku pernah menyebut Mu sebagai patner Ku!" Chærin berusaha mengangkat tubuh Hyesong.

"Tæmin,Kau disini!" Hongki tiba bersama Minhyuk "Mwo?? Ada apa ini??" Hongki melotot melihat Hyesong tak sadarkan diri.

"Apa yang terjadi?" bisik Minhyuk.

"Sunbæ..." Chærin dengan wajah penuh harap.

"Aish!" Hongki langsung mengangkat tubuh Hyesong.

"Mwo?? Apa Chærin baik2 saja??" Jæjin kaget mendengar cerita Junho "Aku tidak percaya Dara,Park Bomm dan Gyuri Sunbæ ikut menghajar Trio Chærin"



"Tapi itu memang terjadi" tambah Junho sambil mengelus pipi kirinya.

"Motifnya apa?" sela Jungshin "Bukankah Dara,Park Bomm dan Gyuri Sunbæ adalah kuartet Minji Sunbæ?"

"Apa Kuartet Chærin ada hubungannya dengannya kematian Minji Sunbæ?" Junho tertarik.

"Kemarin malam Mereka juga mengalami pengeroyokan" Seunghyun angkat bicara "Terserah Kalian mau berpendapat apa,Aku tetap yakin Kuartet Chærin tidak bersalah dan Aku akan tetap mendukung dan membantu Mereka,meski Kalian mengasingkan Aku" merapikan buku2 di hadapannya "Hanya orang bodoh yang lebih mempercayai orang lain daripada saudaranya sendiri" menatap Jæjin kemudian pergi.




Jieun menemani Chærin mengobati lukanya,sementara Kibum duduk di samping ranjang Hyesong sambil menggenggam tangan kanan gadis itu.
***





Hyesong dan Hyunri harus menginap di ruang rawat klinik karena Dokter masih mengkhawatirkan keduanya.

"Tada!!" Hyunri muncul dari balik pintu kemudian masuk ke kamar Hyesong "Akhirnya berhasil juga membujuk perawat yang sedang piket! Kita sekamar!" Hyunri meringis "Kau sudah baikkan? Aish~ Aku yakin yang mengeroyok Kita malam itu juga Mereka!" Hyunri mengoceh meluapkan kekesalannya.

Hyesong tersenyum karenanya "Bagaimana dengan Mu? Kau sempat muntah darah"

"Nee??" Hyunri memegang dada kirinya "Sedikit sakit..." diam sejenak "Kenapa Mereka menghajar Mu lagi?"

"Dara,Park Bomm dan Gyuri Sunbæ curiga pada Ku,Mereka bilang kematian Minji Sunbæ ada hubungannya dengan Ku..."

"Apa?? Jyah~ pasti karena hasutan si mulut besar Jessica dan Tiffany Sunbæ"

"Mereka juga bertanya soal kamera pada Ku... Aku benar2 tidak mengerti"

Keduanya terdiam,Hyesong menundukkan kepala dan Hyunri diam menatapnya. Tiba2 terdengar suara ketukan dan pintu terbuka.

"Annyeong~" Nichkhun muncul dari balik pintu.

"Aa...annyeong" jawab Hyunri terbata bingung melihat kedatangan Nichkhun "Sunbæ kemari?

"Hanya ingin mengunjungi Kalian,ma'af atas pengeroyokan tadi yang terjadi di sanggar dance"

"Oh~ tidak apa-apa" Hyunri tersenyum manis.

Nichkhun menatap Hyesong "Kau Kim Hyesong? Pemilik papan itu?"

"Nee,Sonsængnim" Hyesong menunduk sopan.

"mwo?? Ahahahaha" Nichkhun tertawa karenanya.

"Hyesong,jangan panggil Nichkhun Sunbæ itu Sonsængnim" bisik Hyunri.

"Iya itu benar,panggil Oppa saja,seperti beberapa siswi ekskul dance" sambung Nichkhun.

"Mwo??" Hyesong kaget dan Nichkhun kembali menertawakannya.

"Aish~ permisi,Aku ke toilet sebentar" Hyunri berlari keluar.


Hyesong duduk di ranjang dan Nichkhun duduk di hadapannya di tepi ranjang mulai mengamati Hyesong hingga gadis itu salah tingkah di buatnya.

"Pantas saja" celetuk Nichkhun.

"Iye??" Hyesong mengangkat kepala menatap Nichkhun.

"Kau...cantik..." tersenyum "Kim Jonghyun pantas menyukai Mu,melihat Mu menjadi Gipsy Lee malam itu sangat berbed...Mereka iri dan melakukan ini pada Mu,benarkan?"

Hyesong tertegun menatap Nichkhun "Animnida" kembali menundukkan kepala.

"Aniyo?? Tapi,Gipsy Lee atau Kim Hyesong,Kau tetap cantik" Hyesong tersenyum kecil karenanya "Apalagi jika tersenyum begitu"

"Mereka bilang kematian Minji Sunbæ ada hubungannya dengan Ku"

"Mwo?? Aish~" Nichkhun tertawa "Pengacau dan pemeras ulung itu?! Menurut Ku lebih baik jika Dia mati,daripada hidup tapi membuat orang lain susah saja!"

"Mwo??"




Hyunri kembali,Nichkhun sudah pergi dan Hyesong tidur menghadap tembok membelakangi dirinya. Hyunri tak berani mengganggu,Ia pun bergegas tidur.



"Ah! Sial!" gerutu Nichkhun sambil mengibaskan tangan kanannya. Ia berhenti karena seolah ada yang berjalan di belakangnya. "Huh..." Nichkhun menghela nafas sambil mengelus tengkuknya kemudian berjalan lagi. Sepertinya benar ada yang mengikuti,Nichkhun berhenti dan meletakkan kedua tangannya di pinggang kemudian menoleh "Ya! Berhenti bercanda!" ucapnya percaya diri "Kau??" tersenyum manis "Kau mencari Ku selarut ini? Kau...pasti rindu pada Ku..."
***





Pagi pun tiba,sa'at terbangun ranjang Hyesong sudah kosong dan rapi. Hyunri bingung,semalaman Ia terjaga,rasanya baru semenit yang lalu Ia menatap Hyesong masih ada sebelum Ia terlelap.


"Hyesong? Kau..." kaget melihat Hyesong sudah berseragam "Aku juga mau sekolah" membuka selimutnya.

"Hey,keras kepala! Dokter bilang Kau harus istirahat total sampai 3 hari ke depan!" Chærin memegang pundak kanan Hyunri.

"Ah! Chærin! Aku bisa karatan,jamuran di sini sendirian! Membosankan!" melipat tangan.

"Tapi Kau harus istirahat,Kau sempat muntah darah juga kan?" Jieun duduk di dekat Hyunri.

"Cenayang! Aku akan menjaganya,jangan khawatir!" menepuk pundak Hyunri.

"Istirahatlah Hyung~" Hyesong tersenyum.

Senyum lebar terkembang di wajah Hyunri "Baiklah~" merebahkan tubuhnya kembali.



"Pagi ini cerah sekali dan Kau terlihat lebih baik" Kibum duduk di samping Hyesong.

"Nee" tetap menatap gereja "Tidak ikut do'a pagi?" menoleh.

Kibum melihat luka di bibir kanan Hyesong "Tidak pernah" menatap gereja "Aku rasa ini lebih baik" terdiam "Kenapa Kau sangat tertarik?"

"Tentang apa?"

"Kim Jæjoong...dan Kim Hyejin...Kenapa? Apa Kim Hyesong itu masih ada hubungan dengan Kim Hyejin?"

"Hyesong dan Hyejin,Kami lahir di tanggal dan bulan yang sama,punya unsur yang sama,tapi..." diam dan membetulkan letak kaca matanya "Bukan Hyejin yang merintih meminta tolong,juga bukan Pangeran ada apa? Suara itu terus menghantui Hyesong dan..."

"Pangeran tidak berkata apa-apa pada Hyesong?"

"Dunia Kami berbeda,Pangeran tak bisa bicara terlalu banyak"
Kibum kembali menatap Hyesong "Aku..."

"Aku pun begitu" Hyesong menatap Kibum dan tersenyum "Tidak mungkin Pangeran mati bunuh diri" dan Kibum mengangguk paham.




Hyunri pura-pura tidur ketika mendengar suara derap kaki mendekati kamarnya. Ia berpikir pasti itu perawat yang mengantar sarapan untuknya,Ia benci harus makan bubur. Pintu terbuka dan Hyunri masih sembunyi di balik selimut dan pura-pura tidur. Suasana sangat hening dan Hyunri menekan dalam-dalam rasa ingin tahunya.

"Sela-mat pa-gi Hyun-ri..." suara Tæmin terdengar ragu menyapa Hyunri "Apa Kau masih tidur?"

"Sun...Sunbæ??" Hyunri sedikit membuka selimutnya.

"Nee" lengkap dengan senyum manisnya.

Hyunri pun duduk "Ini kan jam do'a pagi?"

"Kau tidak suka Aku kemari?"

"Bukan begitu,jika ketahuan Sunbæ bisa di hukum"

"Ayo sarapan!" Tæmin duduk di samping ranjang "Aku akan menyuapi Mu dan setelah itu Kita do'a bersama di sini,Kau mau kan?"
***



"Ya!" Junsu berlari terengah-engah menghampiri Hyesong dan Kibum "Kalian..." mengatur nafasnya "Ayo! Ikut Aku!" menarik tangan Kibum dan Hyesong pun ikut berlari.



Hyesong kaget dan langsung terduduk lemas di tanah,matanya berkaca-kaca sambil menutup mulut dengan tangan kanannya berusaha tidak menangis. Ia tak percaya melihat Nichkhun yang semalam datang mengunjunginya kini sudah tergantung kaku tak bernyawa di atas pohon. Hyesong tak kuasa,Ia pun menangis masih menutup mulutnya dan menggelengkan kepala. Kibum mendekap Hyesong berusaha menenangkan.
Junsu yang hendak menyapu halaman belakang "Hyesõng Museum" kaget sampai terjatuh sa'at menemukan mayat Nichkhun pagi itu. Nichkhun tewas tergantung di pohon dengan leher terikat tambang dan telanjang dada. Di dada Nichkhun tampak luka sayatan benda tajam yang membentuk gambar jantung hati dan tanda silang.


Hyesõng Highschool kembali geger oleh penemuan mayat pagi itu. Dewan Sekolah dan Guru kembali berkumpul di ruang rapat usai polisi melakukan olah TKP. Dugaan sementara Nichkhun bunuh diri,karena dalam silet di temukan sidik jari Nichkhun sendiri.


Yuri tak berhenti menangis bahkan sempat pingsan sa'at mendengar berita kematian Nichkhun. Ia tak percaya jika pria yang di kencaninya semalam tewas mengenaskan pagi ini.



Tangan Hyunri gemetar dan jantungnya berdetak kencang mendengar Hyesong membawa berita kematian Nichkhun.
Hyesong masih duduk di hadapannya dengan mata sembab dan diam menundukkan kepala. Hyunri tak tahu apa yang terjadi antara Hyesong dan Nichkhun sa'at Ia pergi. Ia hanya tahu sa'at kembali,Nichkhun sudah pergi dan Hyesong tidur membelakangi dirinya hingga menjelang pagi sebelum Ia terlelap.



"Satu lagi penemuan mayat" Seunghyun menemui Chærin dan Jieun "Hyesong di mana?"

"Kibum Sunbæ membawanya ke klinik" Jieun tampak pucat "Apa ini rentetan dari peristiwa kematian Minji Sunbæ? Belum genap 7 hari dua nyawa melayang"

"Apa Mereka berhubungan?" Chærin serius berpikir "Pangeran Thailand itu sangat genit,sering merayu siswi dan mengecani mereka,sementara Minji Sunbæ adalah pengintai ulung...Kuartet Jessica Sunbæ menanyakan soal kamera sa'at menculik Hyesong dan menghajarnya kemarin" cerocosnya kemudian.




"Jadi...benar Nichkhun Sunbæ tidak merayu Mu dan...berbuat tidak sopan pada Mu?" Hyunri kembali memastikan.
Hyesong menggelengkan kepala "Hyung...mencurigai Aku?" menatap Hyunri dengan mata sembabnya.

"Deg!" jantung Hyunri terasa copot mendengarnya.

"Aku...Orang terakhir yang bersamanya"

"Cleguk!" Hyunri menelan ludah "Aa...Aniyo~ Aku terjaga semalaman dan Kau terus tidur membelakangi Aku hingga menjelang pagi. Apa Kau tahu sesuatu?"

"Dia mengembalikan papan milik Ku"

"Mwo?? Lalu yang di bakar??"

"Dia menukarnya...Dia sebenarnya Orang yang baik meski Dia playboy"

"Nee??"

"Semalam...Dia mengakui semuanya dan Dia sangat menyesal melakukan itu semua dan..."

"Dan...apa??"
***



"Sudahlah,itu hanya kecelakaan" Yoochun mencoba menenangkan Changmin yang menelfonnya "Kau tidak perlu panik,Yunho pasti akan membereskannya dengan baik"

"Perasaan Ku benar tidak enak" terdiam dan "Brakk!" jendela tiba-tiba terbuka sendiri.

"Changmin! Kau masih di sana?"

"Tunggu sebentar" kemudian berjalan mendekati jendela dan perlahan mengintip keluar. "Hagh!!" Changmin kaget hingga ponselnya terjatuh melihat sosok gadis berpakaian serba putih berdiri di bawah pohon dan menatapnya tajam.

"Changmin! Kau kenapa?" tanya Tæcyeon ketika masuk dan mendapati Changmin terduduk di lantai dengan wajah pucat ketakutan.

"Aku..." bangkit tapi masih ketakutan "Aku melihatnya!"

"Nee?? Kau melihat siapa??"

"Kim...Kim...Kim Hyejin!"

"Kim Hyejin?!!!"




"Ada apa Sonsængnim?" tanya Jonghyun melihat wajah murung Yoochun usai menutup ponselnya "Ada kabar dari sekolah lagi?"

"Nee~ pagi tadi Nichkhun di temukan tewas gantung diri"

"Mwo?? Kematin lagi?? Apa pembunuhan??"

"Polisi bilang itu bunuh diri. Hah~" menghela nafas panjang "Jonghyun~a Aku mohon jangan sampai yang lain tahu terutama trio The Mist,Aku tidak mau masalah ini mengganggu konsentrasi Kalian pada kompetisi,ini kompetisi pertama bagi Mereka"

"Iye,Sonsængnim"

"Aku percaya pada Mu" menepuk pundak Jonghyun kemudian meninggalkannya sendirian di balkon.

"Kim Hyesong..." bisik Jonghyun.
***




"Gunakan saja Aku!" Jieun menggoyang lengan Hyesong "Kau tahu kan disini hanya Aku yang bisa jadi media"

"Jieun!" Chærin melotot "Hey,Cenayang! Ada apa? Seharian ini Kau benar jadi patung purba! Apa Nichkhun Sunbæ juga menemui Mu sebelum di temukan tewas pagi ini?"

"Chærin~" Jieun merasa sungkan pada Hyesong.
Hyesong mengeluarkan sesuatu dari tasnya "Iya! Mengembalikan ini!" menunjukkan papan pemanggil arwah miliknya.

"Itu..." Chærin bingung.

"Ia menukarnya jadi yang terbakar bukan milik Ku"

"Apa ada yang tahu Nichkhun Sunbæ menemui Mu?"

"Hyunri dan mungkin perawat yang bertugas malam itu"

"Gawat! Cenayang,Kau bisa..."

"Aku tahu itu" membetulkan letak kaca matanya "Sekarang terserah Kalian"

"Aku yakin Kau tidak melakukan apa-apa" Jieun menggenggam tangan Hyesong.

"Aku juga,meski terkadang Aku merasa tidak waras karena membela Mu,tapi Aku percaya pada Mu,Cenayang" tersenyum "Lalu sekarang apa yang akan Kita lakukan? Memanggil arwah Pangeran? Minji atau Nichkhun Sunbæ?"

"Disini?" sambung Jieun "Tanpa Hyunri??"

"Kalian masih ingin melanjutkan ini?"





Hyunri berbaring menatap langit-langit,sangat sepi dan hening. Ia merasa merinding,ingin rasanya berlari keluar dan pulang ke bilik 313,kamar yang dulu sangat Ia benci. Ia menghadap tembok dan berusaha memejamkan mata.

"Kreek..." tiba-tiba ranjang kosong di sampingnya bergeser. Hyunri spontan menoleh,namun tidak ada apa-apa. Hyunri mulai merinding dan tengkuknya terasa sangat berat.
"krek-krek-krek" ranjang kosong itu bergoyang makin kencang seolah ada gempa bumi dan bergerak menuju ranjang Hyunri.

Hyunri merengkuk menutup telinga dengan kedua tangannya dan memejamkan mata,Ia pasrah dan ketakutan. Suara ranjang bergerak dan rintihan itu memenuhi seluruh ruangan.

Lampu menyala dan semua hilang "Hyunri~aa Kau kenapa?" Chærin tiba bersama Hyesong dan Jieun.

"Hyesong!" Hyunri melompat turun dan memeluk erat Hyesong.
***



Pihak sekolah memperketat keamanan dan memberlakukan jam malam,bahkan sampai ada penambahan satpam untuk mengawasi dan menjaga murid.

Permohonan Hyunri di kabulkan,Ia di ijinkan pulang ke asrama namun masih harus istirahat total dari semua kegiatan ekskul.


"B-A-L-A-S-D-E-N-D-A-M"

"Balas dendam?" Chærin menatap ketiga temannya.

"K-E-M-A-T-I-A-N"

"Kematian? Aish~ Pangeran jangan berbelit-belit!" Hyunri menggaruk kepalanya.

"T-O-L-O-N-G!"

Keempatnya diam dan saling melempar pandangan.

"Bantu Kami" bisik Hyesong.

"K-I-M-H-Y-E-J-I-N"

"Kim Hyejin? Kenapa dengannya?"

"K-I-M-H-Y-E-S-O-N-G"

"Aku??" dan semua menatap Hyesong "Apa maksudnya?"

"2-J-A-D-I-1"

"Dua jadi satu?"

"H-E-L-P!" koin bergerak melingkar dengan cepat kemudian berhenti.

"2 jadi 1? Apa maksudnya? Hyejin dan Hyesong?" Chærin berpikir.

"Kemana perginya Hyejin?" tanya Jieun.

"Jadi gadis itu..." bisik Hyesong.

"Gadis? Lagi? Bukan Hyejin?" tanya Hyunri.

"Dia cantik,cantik sekali" Hyesong dengan tatapan kosong "2 become 1 dalam secarik kertas...Aku melihatnya dalam mimpi Ku"

"Mwo??" Chærin bingung begitu pula Hyunri dan Jieun.
***




Hari minggu tiba,Chærin membagi tugas namun Hyunri harus puas dan menerima tugas menunggu di kamar. Chærin dan Jieun mencari informasi di luar sekolah,sementara Seunghyun kembali mengobrak-abrik gudang arsip di bantu Yonghwa. Hyesong pergi bersama Kibum mengelilingi komplek sekolah.


Karena merasa bosan,Hyunri pun keluar mencari udara segar dan duduk di kursi taman pinggir danau tempat Ia biasa berkumpul dengan Kuartetnya. Ia diam dan memikirkan semua kejadian aneh belakangan ini. Semua ini tak pernah di alaminya sebelumnya,Hyunri juga heran kenapa Ia begitu menyayangi Hyesong dan mati-matian membela gadis itu. Ia teringat kejadian di bus sa'at pertama kali bertemu Hyesong.

Pandangan Hyunri langsung tertuju pada Hyesong kala itu,Ia pun duduk di samping Hyesong.
"Wah,bintang bersinar ada di atas kepala Mu,Kau itu...seorang dewi" sambutan yang di berikan Hyesong sambil tersenyum manis "Kau harus kuat ya"


"Huft~" Hyunri meniup poninya "Aish! 2 jadi 1! Pangeran benar membuat Ku bingung!"

"Pangeran??" Tæmin sudah berdiri di belakang Hyunri.

"Oh,Sunbænim" bangkit dan menunduk memberi salam.

"Kau dari tadi melamun!"

"Nee??"

Hyunri dan Tæmin duduk berdampingan menatap danau namun sudah 11 menit saling diam.

"Siapa?" Tæmin memecah kebisuan "Pangeran? Kau sudah punya Pangeran?"

"Iye! Pangeran Kim Jæjoong" Hyunri berbinar "Senang sekali sa'at Pangeran bilang Aku cantik" tersenyum mengenangnya.

"Mwo?? Aish~ Kau kencan dengannya?"

"Anee,Kami berempat chatting dengannya kenapa?"

"Kau itu! Kim Jæjoong sudah meninggal!"

"Nee,kuræ! Kami mengundang arwahnya. Ah~ Sunbæ tidak akan paham! Tapi,sungguh Aku tidak bohong"

"Kau memang cantik"

"Nee??" Hyunri merasa salah dengar "Sunbæ bercanda ya? Aiya~ hanya ingin menghibur Ku saja,karena Aku kesepian...Kuartet Ku pergi"

"Apa Aku terlihat bercanda?!"

"Hehe animnida~ Aku tahu Sunbæ bukan tipe orang yang pandai bercanda" menunduk.

"Di mata Ku,Jung Hyunri tidak hanya cantik,tapi unik,lucu dan pandai berpura-pura"

"Iye??" Hyunri mengangkat kepala menatap Tæmin.

"Kadang suka seenaknya sendiri namun sangat solid,apa karena Kau itu putri tunggal pengusaha kaya?"

"Aa...Aniyo...Aku sangat menyayangi teman-teman Ku..."

"...terutama Hyesong!" potong Tæmin "Iri sekali padanya"

"kenapa?"

"Dia begitu menarik perhatian Mu ya?"

Hyunri mengalihkan pandangannya "Aku sendiri tidak tahu,tapi Aku hanya melakukan yang Aku ingin"

"Kau tidak jatuh hati padanya kan?"

"mwo?? Hyesong?? Aish~ jelek-jelek begini Aku masih normal!"

"Hahaha" Tæmin tertawa kemudian menggenggam tangan kanan Hyunri "Aku tidak peduli! Karena bagi Ku,Jung Hyunri itu sempurna dan mulai detik ini,Jung Hyunri adalah milik Lee Tæmin!"

"Mwo?? Sunbænim..." berusaha menarik tangannya namun Tæmin mempererat genggamannya.

"Ijinkan Aku tinggal di hati Mu,Jung Hyunri"
***



Kibum mengayuh sepeda gunung milik Junsu dan Hyesong berdiri di belakang sambil memegang pundak Kibum.

"Sunbænim,berhenti!" menepuk pundak Kibum.

"Ada apa??" tanya Kibum setelah menghentikan sepedanya.
Hyesong turun dari sepeda dan berdiri menatap bangunan yang berjarak 15meter darinya. Bangunan yang tampak usang terabaikan. Catnya yang putih tampak kumuh di tambah lagi lumut mulai tumbuh dengan subur di sana. Tak terlalu besar,mirip gardu listrik juga menara,tapi tak terlalu tinggi.

"Sunbæ...tempat apa itu?" menunjuk bangunan itu.

"Entahlah,Kau ingin ke sana?"

Hyesong mengangguk dan mulai melangkah.

"Hyesong,tunggu!" menyusul "Sebaiknya tidak mendekat"

"Sunbæ takut?"

"Aniyo hanya..."

Hyesong mengabaikan dan kembali berjalan "Akhirnya..."

"Apa?" berjalan di samping Hyesong.

"Sunbæ mengikuti Aku juga hehe"

"Aish! Dasar,Komet!"

Hyesong menghentikan langkahnya dan diam.

Kibum ikut berhenti dan takut Hyesong marah "Ma...ma'af..." bisiknya ragu.

"Mau jadi salah satu Hyung Ku ya?" Hyesong menoleh sambil tersenyum manis "Rasanya senang sekali mendengarnya...Komet!" kembali berjalan.

Kibum bingung dan berjalan menyusul Hyesong "Ma'af,Aku takut Kau marah,Komet hanya untuk The Mist"

"Tidak apa-apa,nanti juga terbiasa"

"Nee??"

"2 jadi 1,apa maksudnya?"

"Mwo??"

"Semalam Pangeran menulis "tolong,kim hyejin,kim hyesong,2 jadi 1" setelah itu pergi,hah~ Aku takut! Rasanya benar Aku semakin dekat pada kematian Ku"

"Ya!" memegang tangan kiri Hyesong dan keduanya berhenti "Jangan bicara seolah-olah itu akan benar terjadi! Aku tahu semua yang hidup pasti mati,tapi mendengar Mu bicara seperti itu,Aku tidak terima!"

Kibum masih memegang tangan Hyesong,namun keduanya hanya saling memandang dan terdiam.
"Kita...akan sama-sama menyelesaikannya...Aku tidak akan membiarkan Mu mati sebelum semua teka-teki ini terjawab,Kim Hyesong!"

Hyesong tersenyum mengangguk "Aku percaya karena Aku tahu Sunbæ berhati baik"

"Mwo?? Haish~" tersenyum tersipu.

"Manis juga"



Keduanya sudah di depan bangunan itu,hanya berjarak beberapa langkah saja. Tampaknya hanya ada satu pintu pada bangunan itu,tidak ada jendela. Kibum merasa merinding namun Hyesong malah berjalan mendekati pintu hingga mau tak mau Ia pun mengekor di belakangnya.

Pintu itu setinggi 2meter dan ada 2 papan besar terpaku menyilang dan sebuah gembok besi besar semakin memperapat pintu itu.

"Ya~" bisik Kibum sa'at Hyesong melangkah maju "Apa yang akan Kau lakukan?"

Hyesong berdiri di depan pintu dan mengamatinya "Ini..." mengulurkan tangan kanannya.

"Andwae!" Kibum menarik tangan Hyesong "Sepertinya tempat ini sengaja di tutup,Kita cari jalan lain" menuntun Hyesong.
***




"Menyebalkan sekalì!" Chærin kesal "Masak tidak ada yang tahu banyak tentang sekolah Kita?!"

"Itu wajarkan?" Jieun sibuk dengan ponselnya "Kenapa susah sekali menelfon Hyesong"

"Dia di sekolah kan? Coba hubungi Hyunri"

"Ponsel Hyunri tidak aktif" kembali mencoba menghubungi Hyesong "Aaa!!!" Jieun menjerit dan melempar ponselnya.

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews