¤ Hyesõng Highschool "The Moaning Behind The Wall" ¤

20:48

¤ Hyesõng Highschool "The Moaning Behind The Wall" ¤


- Cast: Jung Hyunri,Kim Hyesong,Lee Chærin (CL),Lee Jieun (IU).
- Genre: serial-horor/romantic.
- Author: Shy Turtle.
- Theme song: Sungkyunkwan Scandal,Ost.Tru Calling-Somebody Help Me.




Episode 7



Siang itu Jieun membantu Hyesong mencari arsip siswi yang sering muncul dalam mimpinya.

"Kalian masih lama?" Yonghwa tampak buru-buru.

"Belum,Hyung ada urusan?" jawab Kibum.

"Iya,nanti Kau simpan kuncinya" yonghwa segera pergi membuat Kibum kebingungan.

"Jung Jiyoo!" celetuk Hyesong tiba-tiba sambil menunjuk sebuah foto "Jung Jiyoo,Dia lah gadis dengan tulisan 2 jadi 1 itu!"

Jieun,Kibum dan Seunghyun langsung merapat mengerumuni Hyesong.

"Jung Jiyoo...Dia siswi yang di nyatakan hilang" ucap Kibum.

"Hilang??" tanya Seunghyun.

"Paman Junsu pernah mengatakan hal itu"

Semua diam dan tampak berpikir.



"Ckckck! Menampar sepupu sendiri demi penyihir itu" Tiffany dan teman-temannya mencegat Chærin+Hyunri "Sibuk sekali dan jarang tampil bersama,pembagian tugas yang sempurna!"

"mwo?!" Chærin menatap tajam Tiffany.

"Di mana penyihir itu menyembunyikan kamera Minji?" sahut Yuri "Aku yakin Kalian ada hubungannya dengan semua ini"

"Bukankah Kalian yang jadi rekan Minji Sunbæ? Kenapa malah bertanya pada Kami?!" Chærin ketus.

"Sebelum mati,Minji bertemu dengan Mu kan!" Yoona menuding Hyunri "dan hyesong"

"ya! Atas perintah kalian!" hyunri melipat muka tampak kesal "ayo kita pergi! Jangan meladeni orang-orang stres ini!" merangkul Chærin pergi.




"Ma'af Kami terlambat" Hyunri yang tadi tiba dengan riang langsung menarik senyumnya mendapati Hyesong dan yang lain membisu dan muram.

"Hey,Cenayang! Ada apa??" Chærin duduk di hadapan Hyesong "Kenapa dengan Kalian ini?!"

"Yoochun Sonsængnim meninggal semalam" jawab Seunghyun.

"Mwo??" Chærin+Hyunri sangat kaget sampai mulutnya membentuk huruf O.

"Ia bunuh diri,mencekik lehernya sendiri dengan senar gitar" tambah Kibum "Ini di rahasiakan dan Yonghwa hyung sekarang berangkat untuk mendampingi F4 dan The Mist,Kita harus merahasiakannya"

"Kematian lagi" Chærin melirik Hyesong.***



Berita kematian Yoochun di rahasiakan,bahkan murid ekskul musik tidak ada yang tahu.

"Semalam,sebelum meninggal kami masih ngobrol..." changmin tak kuasa menahan air matanya "Aku tidak menyangka itu menjadi obrolan terakhir kami" menangis tersedu.

"Tenangkan diri Mu" Tæcyeon mengelus bahu changmin "Aku juga tidak percaya yoochun bunuh diri hah~ ada masalah apa sampai bunuh diri? Yoochun bukan tipe orang seperti itu...apa Dia tidak cerita pada Mu jika ada masalah?"

"Tidak"

"Aku pergi dulu"




Hyesong membasuh muka dan tangannya usai membersihkan ruang teater.

"Hyesong,bisa bantu mengembalikan ini ke gedung olah raga?" pinta salah seorang temannya.

"Nee,choa"


Hyesong berjalan pelan menuju gedung olah raga. Ia langsung masuk karena pintu tak terkunci dan mengembalikan barang di dekat ruang ganti wanita. Pintu ruangan itu sedikit terbuka dan sepertinya di dalam ada orang. Hyesong hanya diam menatapnya,Ia malas jika harus masuk dan mencari tahu siapa yang ada di dalam. Ia pun menundukkan kepala hendak pergi dan bersamaan dengan itu Tæcyeon keluar dari ruang ganti perempuan sambil merangkul Yoona. Bukan hanya Hyesong yang tersentak kaget,Tæcyeon dan Yoona pun sama kagetnya.

"Apa yang Kau lakukan di sini?!" Tæcyeon sinis "Kau...mengintip?!"

"Nee?? Animnida Sonsængnim,Saya hanya mengembalikan barang"

"Alasan!" sahut Yoona yang sudah berdiri melipat tangan dan menatap Hyesong dengan pandangan sinis "Dia pasti mengintip"

"Animnida Sunbænim" bantah Hyesong "Sungguh Aku hanya mengembal..."

Tangan Tæcyeon memegang wajah Hyesong dan gadis itu sedikit kesakitan karenanya "Awas kalau sampai ada orang yang tahu!"

"Ap...pa maksudnya??"

"Plok!!" tangan kanan Tæcyeon mendarat dengan bebas di pipi Hyesong.***




"Cenayang,Kau kenapa??" Chærin kaget sa'at keluar dari kamar mandi dan mendapati Hyesong tampak menggigil "Kau sakit??" menyentuh kening Hyesong "Tidak panas,Kita ke klinik saja ya?"

"Aniya~ biarkan saja sebentar lagi juga mendingan"

"Siapa yang mendingan? Eh,Hyesong Kau sakit?" Hyunri baru tiba bersama Jieun "Pucat sekali"

"Kau menggigil,Kita bawa ke klinik saja" usul Jieun.

"Aku baik-baik saja!" Hyesong dengan nada agak meninggi "Mianhæ,sebaiknya Kalian istirahat saja" membaringkan badannya menghadap tembok membelakangi ketiga temannya.



Tæcyeon kembali ke gedung olah raga malam itu usai mendapat sebuah pesan singkat.

"Hah?? Kau yang datang??" sa'at seseorang itu masuk "Jadi Kau yang mengirim pesan pada Ku?? Ah~ jangan hanya diam dan mengangguk begitu,bicaralah..." menatap seseorang itu "aish~ kau nakal juga,kemarilah" merentangkan kedua tangannya bersiap memeluk seseorang yang sedang berjalan mendekatinya "ayo kita bersenang-senang malam ini" tersenyum lebar.***






Burung berkicau menyambut pagi,semua kembali mengikuti do'a pagi di gereja. Hyesong terlambat bangun dan mendapati biliknya juga asrama venus sudah kosong. Jika hari minggu do'a pagi akan berlangsung agak lama. Kepala Hyesong masih terasa berat,namun Ia tetap melangkahkan kakinya entah kemana tanpa tujuan.


"Kim Hyesong!" terdengar suara seorang pria memanggil dan Hyesong menghentikan langkahnya tepat di perempatan koridor sekolah. Perlahan Hyesong membalikkan badannya dan menoleh.

"Pangeran??" bisiknya kaget sa'at menoleh dan tampak Jæjoong berjalan menuju ke arahnya. Hyesong terpaku di tempat Ia berdiri.

Hanya kurang 1,5meter lagi Jæjoong sampai di hadapan Hyesong,namun "Dor!!!" terdengar suara letupan senjata api dan Jæjoong ambruk di hadapan Hyesong. Hyesong terbelalak hendak mendekat namun siswa bertubuh gemuk dan membawa senjata api laras panjang itu muncul mendekati Jæjoong yang tersungkur kesakitan. Darah segar mengucur dari punggung Jæjoong yang tertembus peluru. Hyesong gemetaran dan menatap siswa itu. Ia menangis dan terlihat sekali amarah dan kemarahan di wajahnya.

Jæjoong mengulurkan tangan "Dong-Hee...A-Ku sang-ngat...men-cin-ta-i hye-jin...ma'-af...A-ku ti-dak bis-sa men-ja-ga-nya...te-mu-kan...Ji-yoo".

Siswa itu menangis dan menurunkan senjata sambil berlutut di hadapan Jæjoong yang tampak berjuang antara hidup dan mati. Tiba-tiba ada gerombolan siswa datang dan menangkap siswa gemuk itu.

"Andwæ...andwæ..." Jæjoong merayap namun situasi makin tak terkendali,gerombolan siswa itu terus menghajar siswa gemuk itu habis-habisan.

"Shin Dong Hee!!" teriak Junsu yang baru tiba dan di halangi ketika hendak menolong siswa itu.


Hyesong terduduk lemas di lantai menangis dan menutup mulut dengan tangan kanannya sambil terus menggelengkan kepala tak ingin menyaksikan kejadian itu.

"Hyesong~" Kibum memegang bahu Hyesong.

"Sunbænim~" memeluk erat Kibum "Aku tidak mau melihatnya...Aku tidak mau!!!" di sela tangisnya.
***



"Shin Dong Hee??" bisik Hyesong kembali datang ke perempatan koridor sore itu "jadi...Pangeran meninggal di sini,berarti darah waktu itu..."

"Ya!" Jessica menjambak Hyesong menariknya dan mendorong ke tembok "Plok!!" tangan kanannya langsung mendarat di pipi kiri Hyesong.

"Sunbæ! Ada apa?!" bentak Hyesöng.

"Kau! Kau membunuh Tæcyeon Sonsængnim kan!" Tiffany mencekik Hyesong.

"An.,nee"

"Kau mau mengelak?!" sahut Yuri "Tæcyeon Sonsængnim di temukan tewas siang ini di gedung olah raga,tubuhnya penuh sayatan dan di gantung di ring!"

"mm...mwo??"

"Kami datang untuk menangkap Mu! Sa'at ini Yoona sudah melapor ke dewan sekolah!" tambah Tiffany.


Hyesong terjepit,matanya menangkap tangan Jessica yang hendak memukulnya kembali,Ia terbelalak dan sekuat tenaga mendorong Tiffany. Hyesong berhasil kabur dan berlari tanpa arah sambil meraìh ponsel di sakunya hendak menelfon teman-temannya namun sial ponselnya terjatuh. Hyesong terus berlari dan menangkap sosok Hyunri yang tampak berjalan pelan sambil menundukkan kepala.

"Hyunri~aa!!" Hyesong berteriak sambil berlari mendekati Hyunri "Gelang~ Aku...Aku tahu gelang itu..." sambil menggoyangkan lengan Hyunri "Hyunri~aa wæ...wæyo??" heran melihat Hyunri diam tak bereaksi malah menatap Hyesong berkaca-kaca menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Itu Dia!" gerombolan dewan senior berlari mendekat dan segera menangkap Hyesong. Hyesong kebingungan dan mencoba berontak,namun Hyunri hanya berdiri mematung menundukkan kepala membiarkan Dewan Senior membawa Hyesong.



Di ruang sidang dewan sekolah tidak hanya ada kepala sekolah juga dewan sekolah,tapi ada Chærin dan Jieun juga Hongki dan Yoona yang menatap sinis sa'at Hyesong di bawa masuk. Changmin menatap Hyesong penuh kebencian mengingat kondisi mayat Tæcyeon yang mengenaskan.

"Saya berani sumpah atas nama Tuhan yang Saya yakini,Saya tidak membunuhnya!" bantah Hyesong.

"Itu benar,Cenayang...maksud Saya Kim Hyesong sakit semalam tidak mungkin Ia berkeliaran Kami yakin itu" tambah Chærin.

"Diam Kau!" Gahee sang Ibu asrama membentak Chærin "Aku pikir setelah kejadian itu Kalian menghentikan semua tapi ternyata Kalian masih melakukannya"

"Sonsængnim,Saya tahu Hyunri telah memberi kesaksian perihal pemanggilan arwah yang masih sering Kami lakukan di bilik,akan tetapi Saya yakin dan berani menjamin bahwa Hyesong bukan pembunuh" sahut Jieun.

"Tapi semua korban tewas bertemu dan menjahati Hyesong sebelumnya" sela Yoona.

"Berarti Tæcyeon Sonsængnim benar berbuat jahat pada Cenayang? Sunbæ tahu sesuatu tapi memojokkan Kami!" Chærin angkat bicara "Cenayang tidur bersama Ku semalam"

"Sudah! Sudah!" Gahee memotong "Lalu ini apa?!" menunjukkan kamera Minji "Kami menemukan ini di dalam Bilik 313 dalam lemari Kim Hye Song!"
Chærin,Hyesong dan Jieun tersentak kaget mendengarnya dan saling melempar pandangan.

"Kim Hyesong,Kau masih mau mengelak?" tanya Gahee kembali "dan benar kan kesaksian Lee Hongki dan Im Yoonah bahwa semua korban sebelum di temukan tewas,kesemuanya bertemu dengan Mu dan menyakiti Mu,Jung Hyunri telah membenarkan itu semua,jika Kau kesal kenapa sampai harus membunuh?"

"Sial! Hyunri! Ternyata Dia sendiri yang berkhianat,astaga! Jangan-jangan Dia sendiri pembunuh itu dan sengaja menjadikan Cenayang kambing hitam??" gumam dalam hati Chærin.

"Sebaiknya Kau mengaku saja Kim Hyesong" sahut Yunho "dan Kita selesaikan semua dengan baik"

"Sonsængnim~ jawaban Saya tetap sama,bukan Saya yang membunuhnya"



Hyunri duduk di bawah pohon di tepi danau sambil menangis dan menggenggam ponsel Hyesong yang Ia temukan tergeletak di koridor. Ia terus memaki dirinya sendiri yang telah memberikan kesaksian di depan dewan guru yang berarti membenarkan tuduhan bahwa Hyesong adalah pembunuh.

"Aku tidak percaya Kau melakukan ini Jung Hyunri" Kibum datang bersama Seunghyun "Kau tega sekali pada Hyesong"

"Sunbænim~" bangkit dari duduknya.

"Tadinya Aku pikir Kau akan benar mendukung dan menjaganya,tapi...Chærin yang Aku ragukan justru Dia yang bisa di percaya" tambah Seunghyun.

Hyunri ingin bilang "ma'afkan aku,posisi ku terjepit dan kesaksian Hongki dan Yoona Sunbæ benar adanya,aku tidak bisa mengelak" namun mulutnya terasa terkunci rapat oleh rasa bersalah yang teramat dalam menderanya.

Kibum merebut ponsel Hyesong dari tangan Hyunri "sudah,cukup sampai di sini saja!"

"Kau tahu,sa'at ini Chærin,Hyesong dan Jieun di ikat tambang dan di kurung di gereja" tambah Seunghyun "Mereka bertiga benar-benar di anggap penyihir sekarang,semoga tidak terjadi sesuatu pada Jieun"

Hyunri menatap punggung Kibum dan Seunghyun "Mianhæ".
***


"Hyunri~aa" Tæmin berhasil menemukan Hyunri "Kenapa masih di sini?" menatap langit mendung yang mulai meneteskan gerimis "khaja!" membantu Hyunri bangkit.

Hujan turun deras,Hyunri dan Tæmin berlari menuju teras gedung "Hyesông Museum" namun angin dan derasnya hujan tetap membuat keduanya sedikit basah. Beruntung gedung itu tak terkunci hingga keduanya bisa masuk dan berteduh dengan nyaman. Di dalam memang sedikit mengerikan,apalagi jika mengingat 3 jenazah korban pembunuhan sempat bermalam di sana tapi bertahan di luar bukanlah ide yang bagus karena keduanya pasti basah kuyup. Tubuh Hyunri menggigil dan bajunya sedikit basah,Tæmin langsung membuka jaketnya dan menyelimutkan pada tubuh Hyunri.

"Huft~ begini derasnya hujan turun secara tiba-tiba" duduk di samping Hyunri "Sudah merasa baikkan?"

Hyunri menggeleng pelan "Aku pengkhianat! Pengecut! Pecundang! Aku pantas di hukum!" menekuk kakinya dan merengkuk menundukkan muka "Aku telah menjeremuskan teman-temanku sendiri" menangis lagi "Aku tidak pantas di sebut TEMAN,bodoh! Aku sangat bodoh! Pecundang!"

Tæmin merangkul dan menepuk pelan bahu Hyunri mencoba menenangkan "Aku yakin Hyesong paham situasi yang Kau hadapi,Aku tetap percaya pada Mu"

"Sunbæ tidak takut kalau ternyata pembunuh itu adalah Aku?" menatap Tæmin dengan matanya yang masih penuh air mata.

"Emm...Aku pasti akan mati di tangan Mu malam ini" tersenyum manis "Aku tidak peduli jika itu Kau,tapi Aku merasa senang karna Aku tahu itu Kau"

"Teman-teman sunbæ mati dan Hongki Sunbæ telah memberikan kesaksian,masih bisa setenang ini?"

"Bisa jadi memang Kau pembunuhnya,semua terjadi karena ada sebabnya,jika benar itu Kau,sebelum membunuh Ku...Aku mohon beri tahu alasan kenapa kau melakukan ini"

Hyunri menunduk "Chærin,Hyesong,Jieun...bukan Mereka...juga bukan Aku...Kibum Sunbæ...Seunghyun...Aku pantas di benci! Hyunri bodoh! Hyunri egois! Hyunri pengkhianat!" memukul wajahnya sendiri.

"Hentikan!" meraih tangan Hyunri dan menggenggamnya erat sambil menatap gadis itu dalam-dalam "Tidak peduli apa yang akan terjadi setelah ini...Aku akan tetap berada di samping Mu...Aku tetap mempercayai Mu...Jung Hyun Ri!"

Keduanya saling bertatapan dan Hyunri mengangguk pelan mengiyakan bahwa Ia juga percaya pada Tæmin. Tæmin tersenyum dan mengusap sisa air mata di pipi mulus Hyunri kemudian menatap bibir merah Hyunri yang sedikit gemetar karena kedinginan. Tangan Tæmin masih memegang pipi kiri Hyunri dan perlahan semakin mendekat dan mendaratkan bibirnya pada bibir merah Hyunri. Hyunri memejamkan mata sa'at ciuman hangat bibir Tæmin dengan lembut menyentuh bibirnya.
***



Chærin,Hyesong dan Jieun di kurung di gereja. Tangan ketiganya di ikat ke belakang pada bangku paling depan dan saling berjauhan. Hyesong berada di tengah di antara Jieun dan Chærin.

Chærin berusaha melihat Jieun karena Hyesong sepertinya pingsan. "Jieun! Apa Kau baik-baik saja? Kau lihat Cenayang,apa Dia pingsan?"

"Nee~" suara Jieun terdengar lemah "Se-di-kit sak-kit" di sela nafasnya yang terengah-engah.

"Jantung Mu! Aish!" menggerakan tangannya berusaha melepas ikatan kuat itu "Ya! Cenayang! Kau tidak pingsan kan! Aku mohon lakukan sesuatu!"

"Gelang!" celetuk Hyesong "Gelang itu...Jessica Sunbæ...Dia...Pelakunya"

"Mwo??" Chærin kaget dan menghentikan gerak tangannya sementara Jieun mengangkat kepala dan menatap ke arah Hyesong. "Maksud Mu,Jessica Sunbæ yang membunuh semua?" tambah Chærin "Bagaimana bisa??"

"Aku tidak tahu bagaimana awalnya,tapi Aku yakin Dia bersarang di tubuh Sunbæ"

"Dia??" sahut Jieun "Siapa??"

"Cenayang! Kenapa Kau baru bilang!"

"Kita harus keluar dari sini!" Hyesong memperhatikan sekelilingnya.

"Iya! Tapi bagaimana caranya!" Chærin kembali menggerakan tangannya yang terikat.

"Kim Hyejin! Pangeran! Jung Jiyoo! Datanglah!" Hyesong seperti mengucap mantra membuat Chærin dan Jieun ternganga. "Kim Hyejin! Pangeran! Jung Jiyoo! Datanglah! Kami membutuhkan bantuan Kalian! Kim Hyejin! Pangeran! Jung Jiyoo! Aku mohon bantu Kami!" terus mengucapkan kata itu sambil memejamkan mata.
Angin dingin tiba-tiba berhembus di dalam gereja yang tertutup rapat itu.


"Cenayang???" Chærin heran melihat tali yang mengikat tangan Hyesong tiba-tiba terlepas.

Hyesong segera melepas ikatan Chærin dan kemudian ikatan Jieun. Keduanya panik melihat Jieun berkeringkat dan wajahnya sangat pucat. Chærin berusaha membuka jendela untuk mencari jalan keluar. Tiba-tiba terdengar suara,sepertinya ada orang yang datang.


Kibum dan Seunghyun berhasil masuk gereja. Keduanya berlari segera mencari tiga gadis yang terkurung di sana namun yang di temukan hanya tiga tambang yang tergeletak di lantai. Kibum panik dan meneriakan nama Hyesong,begitu pun Seunghyun ikut memanggil Chærin dan Jieun.


Mendengar suara Kibum,Hyesong pun keluar dari tempat persembunyiannya. Kibum langsung memeluk erat tubuh Hyesong melepaskan kekhawatirannya.

Hyesong menceritakan semua dan segera membagi tugas.

"Jujur tadinya Aku berpikir Jieun lah pembunuh itu,karena Dia yang paling lemah dan pernah kerasukkan,Jieun paling berpotensi,tapi bagaimana bisa Jessica Sunbæ??" komentar Seunghyun.

"Tidak ada waktu lagi! Kami harus menemukannya,tolong Kau jaga Jieun. Chærin,Kau harus berhasil masuk Bilik dan mengambil obat Jieun dan segera kembali,jika bertemu Hyunri tahan emosi Mu,Jieun lebih penting dari keinginan Mu menghajar Hyunri"

"Arasho~ tapi Cenayang,Kau yakin akan mencarinya?"

"Aku akan menemaninya!" Kibum menggenggam tangan kanan Hyesong "Jangan khawatir Aku akan menjaganya"
Chærin tersenyum lebar "Algessoyo,khaja!"
***


Suasana sangat gelap,listrik kembali padam dan sangat sepi sa'at ketiganya sampai di depan gedung venus. Bangunan itu seperti tak berpenghuni hingga membuat ketiganya merinding.

"Kau yakin akan pergi sendirian?" Hyesong merasa khawatir.

"Jangan khawatir! Pembunuh itu lebìh penting,setelah memberikan obat pada Jieun,Aku akan kembali menyusul Kalian" Chærin menepuk pelan tangan Hyesong yang menggenggam tangannya dan Mereka berpisah menjalankan tugas masing-masing.



Chærin merasa merinding berjalan mengendap-endap menyusuri koridor hanya di bantu cahaya senter. Biliknya kosong dan obat Jieun sudah di tangan. Rasanya ingin lari saja dan segera keluar. Chærin mempercepat langkahnya namun cahaya senter menangkap seseorang yang tampak berdiri di dekat pintu masuk koridor venus untuk siswi tingkat satu. Chærin menelan ludah,sepertinya itu Gahee. Ia sudah memperhitungkan dan siap membuat perlawanan.



"Brukkk!" Chærin yang berlari ketakutan menabrak Hyesong yang berlari menuruni tangga.

"Cenayang!!!" memeluk erat tubuh Hyesong "Aku...Aku,Gahee...Gahee Sonsængnim...tewas...mengerikan!!!" mempererat pelukkannya.

"Kau dapatkan obatnya!? Hyunri??"

"Tidak ada! Kalian kenapa??"

"Tiffany,Yoona dan Yuri di bantai di kamarnya" sahut Kibum "mengenaskan,kejam sekali!"

"Dia mengamuk?? Membantai??" Chærin panik "Semua kemana??"

"Sepertinya menyelamatkan diri,mungkin di evakuasi"

"Kita harus bagaimana!? Cenayang! Jangan diam saja!"

"Lekas ke geraja dan tetap di sana!"

"Lalu kau??"

"Aku harus menemukan Jessica Sunbæ,Kami akan ke asrama mars,Chærin! Kau bisa kan??"

"Jæjin! Cenayang! Jæjin!" menggoyang tangan Hyesong.

"Arasho! Cepat bawa obat itu pada Jieun! Kita harus cepat!"

"Emmm!" Chærin mengangguk dan Mereka kembali berpisah.




Hyesong dan Kibum bergegas menuju asrama mars,Hyesong yakin Jessica di sana.

"Hyesong!!!" Hyunri berlari dan memeluk Hyesong "Mianhæ..." bisiknya sambil menangis.

"Bagaimana Kalian bisa keluar?" Tæmin heran "Apa yang terjadi? Sepi sekali,listrik padam 30menit yang lalu"

"Untung Kau selamat Hyunri,tidak punya banyak waktu!" Hyesong melepas pelukan Hyunri.

"Kau marah pada Ku?"

"Aku harus segera menemukannya,mianhæ..." bergegas pergi.

"Hyesong!" Hyunri menyusul langkah Hyesong,Kibum dan Tæmin mengikuti keduanya.



*25tahun yang lalu*

Kim Hyejin,Jung Jiyoo dan Shin Donghee berteman baik. Donghee adalah siswa pandai yang mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di Hyesõng Highschool. Karena sedikit kuper dan bertubuh gemuk,Donghee sering menjadi bahan olokan dan jarang jadi korban bullying murid-murid apalagi para senior. Hyejin dan Jiyoo berbeda,keduanya sangat baik pada Donghee hingga Donghee merasa aman dan nyaman ketika berada bersama keduanya. Donghee merasa sangat berguna sa'at Jæjoong meminta bantuannya untuk mendekati Hyejin. Bersama Junsu dan Jiyoo,Donghee membantu Jæjoong dan berhasil membuat Jæjoong berpacaran dengan Hyejin.
Donghee berubah murung sejak kematian Hyejin yang menurutnya tidak wajar. Apalagi Jiyoo juga berubah menjadi pendiam dan tiba-tiba menghilang dari sekolah secara misterius 2 minggu setelah kematian Hyejin.

13 desember 25tahun yang lalu,Donghee tiba-tiba mengamuk dan dengan brutal menembaki murid-murid yang selalu berbuat jahat padanya dan tanpa sengaja menembak Jæjoong hingga tewas di perempatan koridor.
***




"Ajushi!!" Hyesong menghampiri Junsu yang terbaring lemah bersimbah darah "Ajushi~" memegang tangan Junsu. Hyesong melìhat semua,Jessica mengamuk sambil membawa kapak di tangannya. Ia menebas teman-temannya sendiri,termasuk Gahee dan Junsu. "Changmin Sonsængnim" bisik Hyesong melihat Jessica menyeret Changmin.

"tem-mu-kan me-re-ka" Junsu menggenggam erat tangan Hyesong "hye-song..."

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tæmin kebingungn dan tampak frustasi.

"Sunbæ..." menatap Kibum dan Kibum mengangguk paham.



Keempatnya segera menuju gedung tua berbentuk persegi tanpa genting itu. Suasana begitu gelap dan hanya ada satu senter. Tæmin menggenggam erat tangan Hyunri berjalan di belakang Kibum dan Hyesong.

"Itu???" tunjuk Tæmin sambil menelan ludah "Kita akan kesana?"

"Kau bisa tinggal jika Kau takut!" sahut Kibum.

"Kau yakin Mereka di sana?" sela Hyunri yang di jawab anggukkan yakin Hyesong yang segera berjalan menuju gedung itu tanpa ragu.



"Sunbæ!!!" panggil Hyesong pada Jessica yang sudah mengangkat kapak dan siap menebas Changmin yang menangis dan berlutut di hadapannya.

Tak jauh dari tempat keduanya tampak mayat seorang gadis dalam posisi duduk dan melahirkan bayi. Keempatnya ternganga melihat kondisi mayat yang masih utuh. Mayat itu adalah Jung Jiyoo yang di nyatakan menghilang secara misterius. Hyunri menangis tak kuasa melihatnya dan Tæmin langsung memeluknya.


"Ji-yoo...??" bisik Jessica menatap Hyesong yang berdiri mematung di depan pintu masuk "Hye-jin??" menjatuhkan kapaknya dan berjalan mendekat "Kau...kah itu??"

Hyesong tampak ragu "Shin-Dong-Hee..." bisiknya dan Jessica tiba-tiba memeluknya erat.

"Nee...ini Aku...Donghee" bisik Jessica "Mianhæ..."



Donghee marah ketika mendapati foto-foto Jiyoo sa'at di perkosa di kirim padanya. Ia mengamuk dan melakukan tindakan brutal,Ia di hasut dan tanpa sengaja juga membunuh Jæjoong.
Dönghee tampak frustasi,wajahnya lebam dan penuh luka. Ia menggali sebuah liang dan sudah berdiri di dalamnya. Ia memasukkan ujung senjata laras panjang dalam mulutnya dan "dor!!!"


Hyesong tersentak dan mendekap Jessica yang masih memeluknya. Air matanya jatuh dan menetes membasahi bahu Jessica.

"Uljima~" Jessica mengelus pelan rambut Hyesong yang terurai "Sudah berakhir..."

"Kau...bunuh diri??"

"Anee~ Aku kembali...sekarang tidak akan ada lagi yang menyakiti Mu lagi"

"Wæ??"

"Aku tahu sekarang...Mereka...Augh!!!" Jessica mempererat pelukkannya.

Hyesong merasakan cairan hangat itu mengaliri tangannya "darah??" bisiknya ikut berlutut seiring robohnya tubuh Jessica "Donghee!! Katakan apa yang sebenarnya terjadi" memeluk Jessica.

"sem-pur-na-kan ka-mi..." Jessica terbata dan tampak membisikkan sesuatu di telinga Hyesong sebelum tewas dalam pelukan Hyesong.

Hyesong menangis tersedu dan masih memeluk tubuh Jessica.

"Sonsængnim!!" bentak Kibum "Kenapa membunuh Jessica?!"

"Kibum~aa!! Jangan mendekat!" seru Tæmin.

"Dia...Dia...bukan Jessica...Dia Shin Donghee!!" Changmin tampak kacau dan mengarahkan kapaknya pada Kibum.

"Sunbæ~" Hyunri masih menangis dan tampak khawatir Changmin akan menebas Kibum.

"Sonsængnim...letakkan kapak itu...semua sudah berakhir" bujuk Kibum.

"Anee~" Changmin menggeleng "Yoochun...Tæcyeon..." menangis.


Hyesong bangkit dan berdiri di hadapan Changmin "Kalian kejam sekali!" ucapnya dengan wajah tertunduk "Park Yoochun,Ok Tæcyeon,Shim Chang Min!"

"Ka...Kau...bicara apa??" Changmin mengarahkan kapaknya pada Hyesong.

"Kalian! Kalian bertiga,memperkosa Jung Jiyoo hingga hamil dan membunuh Kim Hyejin karena Dia hendak buka mulut atas kejahatan Kalian! Lalu Kalian mengurung Jiyoo di sini hingga tewas!"

Kibum,Hyunri dan Tæmin sangat kaget mendengarnya.

"Aku...Aku terus menunggu dan menunggu...tidak ada yang mendengar Ku..."

"Ka...Kau?!!!" Changmin mencoba mengenali suara itu "Jung...Jung...Jiyoo...??"

Hyesong mengangkat kepala,wajahnya pucat pasi dan tersenyum mencibir kemudian menoleh ke arah mayat Jiyoo.

"Tidak! Tidak! Kau,sudah mati! Kau sudah MA-TI!!" mengangkat kapaknya.


"Hyesong!!!" jerit Hyunri.


"dor!!!" terdengar letupan senjata api.


"Brukkk!!!" tubuh Changmin roboh dan darah segar keluar dari jantungnya yang tertembus peluru.


"Hyesong!" dengan gesit Kibum menangkap tubuh Hyesong yang melayang ringan dan pingsan.


Junsu berjalan sempoyongan dan menjatuhkan pistolnya. Ia menangis dan berlutut di hadapan mayat Jiyoo "Usai sudah penantian dan pencarian Ku" kemudian roboh dam menghembuskan nafas terakhirnya.
***





Hyesong,Hyunri,Kibum dan Tæmin,juga Chærin,Jieun dan Seunghyun duduk di depan bangunan Hyesông Museum di pagi buta itu sambil menunggu proses evakuasi jenazah para korban termasuk jenazah Jiyoo dan penggalian untuk mencari tulang belulang Donghee.

Hyesong mendongak kemudian memberi isyarat kepada ke enam temannya agar melihat ke arah pohon besar di hadapan gedung itu. Keenamnya kaget tampak Jæjoong,Hyejin,Donghee,Jiyoo dan Junsu tersenyum lebar pada Mereka sebelum akhirnya pecah menjadi cahaya-cahaya putih yang terbang berhamburan ke udara seiring terbitnya matahari.

Hyesong tersenyum menggenggam tangan Kibum dan Hyunri yang duduk di samping kanan dan kirinya kemudian menyadarkan kepalanya di pundak Kibum dan memejamkan mata lelahnya.



Rombongan Yonghwa yang baru sampai heran melihat banyaknya polisi dan ambulans di sekolah. F4 dan The Mist pulang membawa kemenangan tapi apakah Mereka patut bangga akan hal itu?
***





+ 3 tahun kemudian +

Setelah terungkapnya peristiwa pembunuhan itu,Hyesông Highschool di tutup karena di anggap menyimpang. Yunho yang di anggap terlibat di penjara. Semua murid yang selamat di transfer ke sekolah-sekolah ternama untuk bisa melanjutkan pendidikan mereka.


Hyunri dan Tæmin sudah membuat janji untuk bertemu Chærin,Jieun dan Seunghyun. Rasanya rindu sekali setelah lama berpisah dan hari ini Mereka berkumpul untuk bersama-sama menyaksikan mini konser The Mist.
Hari ini semacam reuni,bahkan Jonghyun pun hadir bersama Kevin,Gikwang dan Yoseob. Chærin datang bersama Jæjin paling akhir.


"Senang bisa bertemu kembali,Kalian semua tampak baik" sapa Jonghyun.

"Sunbæ juga begitu" Tæmin tersenyum manis.

"Kalian awet ya,Tæmin-Hyunri,Seunghyun-Jieun" sahut Gikwang "Jadi iri"

"Ya,iri sekali" tambah Yoseob dan semua tertawa.

"Sunbæ terima kasih telah mengembalikan The Mist" Hyunri membungkuk di hadapan Jonghyun.

Jonghyun terdiam seolah mengenang sesuatu kemudian tersenyum manis dan mengangguk.

"Yorobun,ayo Kita masuk!" seru Jæjin.

"Khaja! Khaja!" Chærin mendorong punggung Jæjin.



Penonton tampak tak sabar menunggu penampilan The Mist. Mereka langsung histeris ketika Jinki muncul di atas panggung di susul Wooyoung,Minho dan Kibum. Kuartet The Mist sudah lengkap di atas panggung dan penonton berteriak menyerukan nama idola masing-masing.

Jonghyun tersenyum bangga menatap Kibum yang berdiri sebagai front man The Mist dan mulai menyapa para fans.


"Lagu terakhir...Kami persembahkan untuk seseorang yang sangat Kami sayangi dan Kami rindukan...Gipsy Lee..." Kibum menundukkan kepala tak bisa melanjutkan ucapannya.

Minho merangkul Kibum di sebelah kiri dan Jinki di sebelah kanan,Wooyoung Sang drummer pun ikut maju.

"Ya! Kalian mau menyanyi atau bermain drama??" canda Wooyoung sa'at suasana mulai haru "Ya,lagu ini adalah lagu favorit dari bungsu kami Si Komet Ajaib"

"Ya! Bagaimana Kau bisa menyebutnya Si Komet Ajaib?" protes Jinki yang di ikuti tawa para fans.

"Sudahlah,apa Kalian tidak malu bertengkar di depan fans?" Minho menyela "Wooyoung kembali pada posisi Mu,Kau juga Jinki!" lalu menatap Kibum "Ayolah bernyanyi dengan baik"


"Woo~" fans meneriaki ke empatnya.

"Aa~ mianhæ mianhæ" Kibum yang berhasil menguasai emosinya membungkuk menghadap fans "Itu tadi intermezzo dari Kami. Baiklah satu lagu terakhir yang berhasil membawa Kami sampai ke titik ini dan...merupakan lagu..." menatap teman-temannya di bawah panggung "Embrace One Soul untuk Gipsy Lee...semoga Kau bahagia selamanya....Kami merindukan Mu"

Kibum mulai menyanyi dan konser pun berakhir sukses.

"Aku bisa tersenyum....tapi,jika mengingat Mu.....sakit....Kim Hyesong....." Kibum menatap langit malam.









___________THE END______________

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews