Review Korean Movie The Concubine (2012)

08:06

The Concubine



From Wikipedia

The Concubine (Hangul: 후궁: 제왕의 첩RR: Hugoong: Jewangui Chub; lit. "Royal Concubine: Concubine to the King") adalah film [[Korea Selatan produksi tahun 2012 bergenre drama sejarah yang disutradarai oleh Kim Dae-seung, berdasarkan skenario yang ditulis oleh Hwang Yoon-jeong, Kim Dae-seung, dan Kim Mee-jung]]. Film yang dirilis pada 6 Juni 2012, ini dibintangi oleh Jo Yeo-jeong, Kim Dong-wook, dan Kim Min-joon.

Ditetapkan pada awal Dinasti Joseon , film ini dimulai dengan selir raja sebelumnya (Park Ji-young) dalam posisi genting karena tidak memiliki ikatan darah dengan putra tirinya, raja janda yang tidak memiliki anak dan sekarang ( Jung Chan ). Dia berencana untuk menggantikannya di atas takhta dengan putranya yang patuh, Sung-won ( Kim Dong-wook ). Tidak peduli dengan rencana ibunya, sang pangeran yang pemalu jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Hwa-yeon ( Jo Yeo-jeong ), seorang putri bangsawan, yang telah menemukan cinta dengan Kwon-yoo ( Kim Min-joon ), seorang yang lahir rendah. orang biasa. Ketika ayahnya ( Ahn Suk-hwan ) harus mengirimnya ke istana kerajaan sebagai selir untuk raja, kedua kekasih itu mencoba untuk kawin lari tetapi ditangkap setelah malam pertama mereka bersama. Hwa-yeon setuju untuk memasuki istana dengan imbalan menyelamatkan nyawa Kwon-yoo.

Lima tahun kemudian, Hwa-yeon telah menjadi Ratu sejak melahirkan seorang putra. Sung-won kembali dari bepergian untuk menemui Raja setelah mendengar kesehatannya yang buruk. Dalam percakapan pribadi, hadiah Sung-won menempel pada Hwa-yeon sebagai hadiah dan pengakuan perasaannya.

Raja meninggal karena penyakit misterius, dan mantan selir itu mendudukkan putranya, Pangeran Sung-won, di atas takhta sebagai raja boneka, menyebut dirinya Bupati dan Ibu Suri dan mengambil kendali penuh atas istana. Hwa-yeon dipindahkan ke tempat tinggal yang diawasi dengan ketat, di mana dia berada di bawah pengawasan terus-menerus. Ketika ayah Hwa-yeon, seorang menteri pengadilan kerajaan, berusaha untuk membuktikan bahwa raja sebelumnya meninggal karena pembunuhan beracun, ia dan semua menteri yang tidak loyal kepada ibu suri ditangkap karena pengkhianatan.


Pemeran

Jo Yeo-jeong sebagai Shin Hwa-yeon

Kim Dong-wook sebagai Pangeran Sung-won

Kim Min-joon sebagai Kwon-yoo / Choong-young

Park Ji-young sebagai Ibu Suri ( Daebi ), ibu Sung-won

Jo Eun-ji sebagai Geum-ok, pelayan Hwa-yeon

Lee Geung-young sebagai Kepala kasim

Park Chul-min sebagai Pil-woon, kasim farmasi

Ahn Suk-hwan sebagai Shin Ik-chul, ayah Hwa-yeon

Jo Gi-wang sebagai Wakil Perdana Menteri Yoon Jong-ho

Oh Ji-hye sebagai Lady Park

Hong Kyung-yun sebagai Nyonya Kim

Park Chung-seok sebagai Seung Jeon-saek

Park Min-jeong sebagai media

Im Jong-yun sebagai Menteri Negara-Kiri Jeong

Lee Seok-gu sebagai Go Won-ik

Chae Dong-hyeon sebagai Kepala Kasim Militer

Oh Hyun Kyung sebagai Yoon Gi-hun

Jung Chan sebagai Raja

Hong Yeo-jin sebagai Suragan, wanita istana

Lee Yong-nyeo sebagai wanita tua

Kwon Byeong-gil




Penasaran film ini karena ada Kim Dong Wook sebagai salah satu pemerannya. Aktingnya di Coffee Prince menyita perhatian saya. Terlebih setelah menonton aktingnya kembali di Along With The God. Lalu secara tidak sengaja menemukan film ini dalam salah satu web tempat saya biasa menonton film. Jadilah saya tonton juga.

Oya, sebelumnya saya sempat nanya ke Kookie Noona apa udah nonton film ini. Ternyata Kookie Noona belum nonton. Walau akting Kim Dong Wook dipuji habis-habisan, tapi film ini juga menampilkan adegan seks. Sempat ragu, tapi karena sudah disimpan, ya sudah tonton saja.

Film ini memang menampilkan adegan seks yang cukup eksplisit. Bukan hanya itu, ada adegan kekerasan juga. Jadi memang tidak disarankan untuk ditonton bersama anak di bawah umur. Film ini juga mengisahkan kejamnya kehidupan di istana. Bagaimana kejam dan kotornya persaingan dalam perebutan tahta.

Kalau selama ini kita membayangkan betapa enaknya jadi raja dan ratu, film ini mematahkan pendapat kita tersebut. Ketika menjadi raja atau ratu, kita bahkan tidak berhak atas tubuh kita sendiri. Ngeri!



Berkisah tentang Pangeran Sung Won (Kim Dong Wook) yang menikmati hidup secara bebas. Suatu hari, usai berburu ia melihat seorang gadis putri bangsawan bernama Shin Hwa-yeon (Jo Yeo-jeong) dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi, sayang gadis itu sudah mempunyai tambatan hati. Seorang pemuda dari golongan rakyat jelata bernama Kwon-yoo (Kim Min-joon).




Ibu suri/Daebi (Park Ji-young) mengetahui jika Sung Won jatuh hati pada Hwa Yeon. Ia melarang Sung Won untuk berhubungan dengan gadis itu.



Hwa Yeon dan Kwon Yoo sepakat kawin lari. Tapi, keduanya tertangkap. Hwa Yeon setuju masuk istana untuk menjadi selir bagi raja dengan syarat Kwon Yoo harus diampuni. Hwa Yeon masuk istana, Kwon Yoo tidak diampuni begitu saja. Sebagai hukuman, ia pun di kebiri.

Hwa Yeon melahirkan seorang anak laki-laki. Tapi, raja sakit-sakitan dan akhirnya meninggal. Daebi menunjuk Sung Won untuk naik tahta memenuhi ambisinya. Demi keamanan tahta Sung Won, bekerja sama dengan Menteri Yoon, Daebi menghukum ayah Ratu Hwa Yeon beserta seluruh pengikutnya.

Hwa Yeon yang masih berduka harus kehilangan sang ayah. Ia pun bertemu kembali dengan Kwon Yoo yang menjadi kasim di bawah perintah Menteri Yoon. Hwa Yeon meminta bantuan Kwon Yoo namun pria itu menolak. Demi putranya, Hwa Yeon pun berjuang melawan Daebi.


Masih khas sama film saeguk kebanyakan yaitu konfliknya tentang perebutan tahta. Sung Won pun akhirnya menjadi raja boneka di bawah aturan Daebi. Selain itu, film ini juga menggambarkan betapa dahsyatnya kekuatan cinta pertama. Sung Won tidak pernah bisa move on dari Hwa Yeon. Dalam kondisi terjepit, Hwa Yeon pun memanfaatkan rasa cinta Sung Won padanya.

Jujur nonton film ini tuh kasihan sama Sung Won. Sebenarnya dia nggak ada keinginan jadi raja, tapi ibunya yang ambisius. Hwa Yeon sendiri sebenarnya hanya ingin hidup bersama kekasihnya, Kwon Yoo. Tapi, keadaan membuatnya harus berpisah dengan Kwon Yoo. Hwa Yeon pun masih punya rasa yang sama pada Kwon Yoo. Kwon Yoo sendiri yang sempat terbakar dendam hingga membiarkan ayah Hwa Yeon dihukum mati pun akhirnya mengalah pada cinta pertamanya.

Cinta segitiga dan perebutan tahta yang diracik secara apik. Masing-masing tokoh bermain secara cerdik dan licik untuk bisa bertahan hidup di dalam istana yang kejam. Film ini pun secara berani menggambarkan hubungan-hubungan rahasia yang bisa saja terjadi di istana. Contohnya, hubungan Daebi dan Menteri Yoon yang bukan hanya sekedar rekan kerja tapi juga sepasang kekasih. Rumit sekali ya. Hehehe.

Kecerdikan dan kelicikan yang bisa mengadu domba anak dan ibu. Sung Won yang lugu jadi alat bagi Daebi yang tak lain ibu kandungnya dan Hwa Yeon untuk menyelamatkan posisi masing-masing. Sung Won yang berakhir tragis dengan mati dalam pelukan cinta pertamanya, Hwa Yeon. Hwa Yeon yang cantik dan kalem tapi bisa berubah keji.

Kalau penasaran sama film yang dipuji juga dikritik secara pedas ini, silahkan ditonton sendiri. Hehehe. Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat. Terima kasih dan selamat menonton.


Photo by: Hancinema.



Tempurung kura-kura, 05 Oktober 2019.
- shytUrtle -

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews