Fan Fiction FF

¤ FF TVXQ.JYJ,SHINee,2PM - TRIANGLE ¤

21:54

Assalamualaikum

Annyeong hasimnikka



shytUrtle is back again ^^v hehe. kembali dengan ff gaje khas shytUrtle,kali ini mencoba mengangkat cerita tentang manusia,siluman dan vampir. ma'af jika nanti isinya amat sangat membingungkan dan benar-benar tidak jelas. ide ff ini sebenarnya sudah lama akan tetapi saya ragu untuk mempublishnya hehe dan ff ini terinspirasi dari film "TWIN EFFECT" jadi ma'af kalau ada kesamaan tokoh dan istilah juga jalan cerita. ff ini benar-benar menguras pikiran hehe #lebe karena mengangkat cerita tentang siluman dan vampir hingga membutuhkan ketelitian dan sedikit mencari informasi tentang dua makhluk tersebut karena hampir saja saya membuat kesalahan TT. seperti ff shytUrtle sebelumnya,tokoh utama lebih di tekankan pada tokoh fiktif dan para cast dari kpop idol lebih cenderung sebagai pemeran pembantu dan ff ini akan memakai banyak cast seperti dalam anime BLEACH serta memunculkan banyak cameo jadi harap di maklumi dan jangan bingung ketika anda membacanya hehe.



Ok,shi-gui!





_welcome to lautan khyalan shytUrtle_











¤ T.R.I.A.N.G.L.E ¤





* Cast:

- Lee Youngie/Yui Kagemiya,Jung Heebyul,Song Hyuri,Park Chaebin,Kim Hyejin/Moon Hyeoseo.

- TVXQ.JYJ,SHINee,2PM



* Genre: Serial/Straight/Horor-Fantasy



* Daftar Istilah:

- Hallow: makhluk 1/2 siluman atau darah campuran.

- Hyõnin: para pejabat tinggi pemegang pemerintahan dalam Utopia.

- Hon: golongan roh gentayangan.

- Saviour: golongan manusia ksatria pembasmi Viper yang tergabung dalam Utopia.

- Utopia: tempat berkumpulnya para ksatria pembasmi.

- Valour: golongan ksatria dari kaum Yowl.

- Viper: siluman golongan hitam yang menggunakan kekuatan goblin dan bertransformasi menjadi makhluk abadi penghisap darah (vampir)- Voracious: siluman yang telah terinfeksi racun Viper dan menjadi monster yang selalu haus darah dan pemakan daging dan merupakan budak kaum Viper.

- Yowl: golongan siluman putih.









Episode #1







Desa Goyangi,seperti namanya yang berarti Kucing,desa ini merupakan desa yang di huni Kaum Yowl dari Bangsa Kucing Suci Penjaga Makam,Klan tertinggi dari Kaum Yowl. Desa Goyangi terletak di kawasan paling timur dari Ibu Kota Changgong dan merupakan wilayah terpencil. Dari desa inilah para Ksatria Valour terkuat lahir.





(1993-Desa Goyangi)



Suara tangis bayi terdengar memecah keheningan. Lee Taeyun (Jung Il Woo) menghentikan langkahnya yang sedari tadi mondar-mandir dan wajahnya langsung berbinar ketika mendengar tangisan anak pertamanya. Segera Ia masuk untuk menemui Sang Istri.



Young Ah _Lee Young Ah_ tersenyum manis,"Yeobo~ anak Kita...laki-laki" bisiknya pada Taeyun yang sudah duduk di sampingnya.



Taeyun mengusap air mata Young Ah "Terima kasih,Istri Ku" kemudian mengecup pelan kening Young Ah.









"Angsa Liar! Angsa Liar!" Shin Dong Hee _Shin Dong SUJU_ berteriak sambil terus menyusuri tepian sungai. "Angsa Liar! Angsa Liar! Haish! Dimana Anak Nakal itu??" gerutunya sendiri sembari berkacak pinggang dan mengamati sekitar. "AUW!!!" pekik Shindong spontan mengelus kepalanya ketika sebuah kerikil mendarat sempurna di kepalanya. "Hihihi~" terdengar tawa kecil dari atas pohon dan Shindong pun mendongak. "Aiya~ disana Kau rupanya! Lekas turun!" perintahnya pada Gadis berusia 6tahun yang malah menggeleng antusias itu. "ANGSA LIAR!!!"









"Ayah...!!!"



Taeyun tersenyum menyambut dan menggendong gadis kecilnya "Kau dari mana seharian ini?" tanyanya dengan lembut.



"Semakin hari Angsa Liar bermain semakin jauh Kakak" Shindong mengadu.



"Aku hanya pergi mencari ikan di sungai" bantah Youngie _Lee Youngie_



"Benarkah?? Lalu mana ikannya??" Taeyun menatap teduh gadis dalam gendongannya itu.



"hehehe karena keasikan main,Aku jadi lupa dimana Aku menaruh alat pancing Ku" jawab Youngie dengan polosnya.



"Angsa Liar~"



"Ma'afkan Aku,Ayah" Youngie menunjukkan senyum terbaiknya sambil memegang kedua telinganya sendiri.



"Ayah tahu Kau akan selalu begini,sekarang lekas bersihkan badan Mu,apa Kau tidak ingin melihat adik Mu?"



"Adik??!!!"









"Youngie~ berhenti melakukan itu!" panggil Young Ah.



"Hehehe... Aku hanya ingin dekat dengan Adik. Adik tampan sekali,sangat mirip dengan Ayah"



"Kau senang?"



"Saaangat senang! Aku janji akan selalu menjaga Taemin dengan baik! Angsa Liar tidak akan nakal lagi dan hanya akan bermain dengan Taemin,Adik Ku"



Young Ah tersenyum manis "Ibu percaya pada Mu"













*setahun kemudian*



Taeyun menghampiri Youngie yang duduk menatap bintang di teras. "Apa bintang tersenyum lagi pada Mu?"



"Tidak ada bintang yang berkedip pada Ku malam ini. Aku rasa Mereka cemburu karena Aku lebih sering bicara pada Taemin dari pada Mereka"



Taeyun tersenyum melihat tingkah putri sulungnya. "Berapa usia Mu sekarang?" sembari mengelus lembut kepala Youngie.



"7 tahun,kenapa Ayah bertanya berapa usia Ku?"



"Mungkin tidak akan ada waktu lagi untuk mengatakan ini pada Mu. Kau tahu belakangan ini sering terjadi peperangan dengan Kaum Viper,jadi Ayah ingin mengatakan pada Mu sekarang. Ayah akan menceritakan semua pada Mu"



"Ce-ri-ta pa-da Ku?? Tentang apa Ayah??"



"Ibu punya sesuatu untuk Mu" Young Ah datang bergabung kemudian melepas kalung di lehernya dan mengalungkannya di leher Youngie. "Berjanjilah Kau akan selalu memakainya sampai kapan pun"



"Ibu,inikan..."



"Iya. Ini kalung peninggalan Kakek Mu dan kini Ibu ingin Kau menjaganya"



"Ibu..."







*keesokkan harinya*





Youngie duduk melamun di atas batu di pinggir sungai. Tatapannya kosong menatap langit malam dan pikirannya menerawang jauh.





"Kau bukanlah Putri kandung Ayah. Kau selalu bertanya,kenapa Kau berbeda dari penduduk Goyangi yang lain bukan? Itu karena Kau bukanlah anak kandung Ayah. Tapi,meskipun begitu Ayah sangat menyayangi Mu,Kau tetap putri sulung Ayah. Ma'afkan Ayah dan Aku harap Kau tidak membenci Ayah karena hal ini"



"Bukan Ayah yang salah dan pantas di benci,tapi Ibu. Ini kesalahan Ibu,ma'afkan Ibu Mu ini Anak Ku"



"Aku tidak mau pergi! Aku tidak mau pergi dari tempat ini. Aku ingin selamanya disini bersama Ayah,Ibu dan Taemin" Youngie bicara sendiri "Aku tidak peduli siapakah Ayah kandung Ku! Aku tidak akan pergi,tidak akan!" air mata itu meluncur pelan menuruni pipi Youngie.







"Angsa Liar! Angsa Liar!" Shindong tampak buru-buru menghampiri Youngie,tampak dua orang pengawal kepercayaan Taeyun mengawalnya.



"Kak Shindong,ada apa? Kenapa Kakak membawa Taemin kemari?"



"Gawat! Desa Kita di serang Kawanan Voracious"



"Vor-ra-cious??"



"Tidak ada waktu lagi Nona Kecil,Kita harus pergi dari sini" ucap salah satu pengawal.



"Pergi?? Aku tidak mau pergi,Aku mau kembali ke desa!"



"Ini perintah Kak Taeyun! Kita harus pergi dari sini Angsa Liar!"



"Kak Shindong,Aku mau bertemu Ibu!"



Salah seorang pengawal langsung menggendong Youngie dan Mereka segera pergi meninggalkan desa. Ketiganya terus berlari menghindari kejaran para Voracious. Kedua pengawal bertarung menghalau Kawanan Voracious yang berhasil mengejar. Youngie tampak ketakutan dan merapat pada Shindong yang terlihat membungkam mulut Taemin yang terus menangis. Ketiganya bersembunyi dalam kereta barang yang akan segera berangkat.





"Kak Shindong terluka"



"Jangan khawatir Angsa Liar,Aku tidak akan mati sebelum membawa Mu ke Gyõndong,Aku janji!"















*Gyõndong-pusat pemerintahan wilayah timur ibu kota Changgong*



Shindong terlihat pucat dan sudah duduk di depan gerbang kediaman Hyõnin Lee usai memberikan surat peninggalan Young Ah pada penjaga. Youngie tampak panik melihat wajah Shindong yang makin pucat. Ia memeluk erat Taemin yang tertidur dalam gendongannya.





"Kak Shindong baik-baik saja?" tanya Youngie "Kakak terlihat buruk,sungguh". Tubuh Shindong tiba-tiba roboh "Kak Shindong!!!" Youngie makin panik.



Shindong tersenyum lalu mengelus pelan pipi Youngie "Aku sayang pada Mu Angsa Liar"



"Aku juga sayang Kakak,Kakak!" menggoyang lengan Shindong.



"Tu-gas Ku ssu-dah sse-le-sai... Akk-ku ti-ti-dak ma-u jja-ja-di vor-vora-cio-us" mengambil pisau di pinggangnya dan menancapkan tepat di jantungnya.



"KAKAK!!!!!!!" Youngie menjerit histeris bersamaan dengan keluarnya Sang Pemilik rumah. Youngie pingsan seketika menyaksikan kematian Shindong. Tubuh Shindong terbakar sa'at sinar matahari terbit menyentuhnya.











Youngie berdiri dan melihat peristiwa pembantaian di Desa Goyangi. Ia melihat Taeyun dan Young Ah bertempur sebelum akhirnya tumbang.



"AYAH! IBU!" Youngie menjerit dan terbangun. Nafasnya terengah-engah dan wajahnya pucat dan basah di penuhi keringat.



"Kau sudah bangun" laki-laki tampan itu menghampiri Youngie dan duduk di sampingnya "Lee Youngie" tersenyum manis.



Youngie masih tampak shock dan mengamati tempat Ia berada kini.



"Minum ini dulu agar Kau lebih baik,ini teh krisan"



"Aku dimana? Anda siapa?"



"Ini rumah Mu,Anak Ku"



"An-nak Ku?? Anda??"



"Iya,Aku Junki Lee Junki,Ayah kandung Mu"



"Aa...Ayah??"



Junki mengangguk lalu menyentuh kalung berliontin batu mulia cat's eye berwarna hitam di leher Youngie "Kau adalah anak Ku,Putri Kandung Ku"



"Taemin...di mana Adik Ku,Taemin!"



"Dia selamat" wanita cantik itu masuk sambil menggendong Taemin.



"Kami adalah keluarga baru Mu. Aku Ayah Mu dan Dia Ibu Mu"



"Panggil Kami Ayah dan Ibu ya" pinta Soyeon _Lee So Yeon_ "Mulai sekarang Youngie dan Taemin adalah bagian dari Keluarga Hyõnin Lee"









Youngie duduk menatap langit malam. Surat peninggalan Young Ah masih di genggamnya. Meski telah membaca surat itu,Youngie seolah tidak percaya jika Ayah kandungnya adalah seorang Hyõnin.



"Aku dengar seharian ini Kau belum makan" suara pemuda itu membangunkan Youngie dari lamunan. "Kau bisa sakit kalau tidak makan" tambahnya sembari tersenyum manis dan duduk di samping Youngie. "Aku Junho,Lee Junho putra tunggal keluarga ini,meski awalnya sempat kaget ketika mendengar tentang Mu tapi sekarang Aku merasa senang karena Aku punya Adik perempuan yaitu Kau" merangkul Youngie "dengarkan Aku,Aku tidak peduli Kau itu makhluk apa dan berasal darimana tapi Aku peduli pada Mu karena Kita saudara satu Ayah,karena itu mulai detik ini Aku akan menjaga Mu,panggil Aku Kakak"



"Kakak"



"Ahahaha! Aku senang sekali mendengarnya!". Youngie tersenyum melihat ekspresi bahagia Junho. "Kau terlihat cantik sa'at tersenyum,jadi tersenyumlah jangan murung lagi. Kau tahu,senyum Mu itu sangat indah,Adik Ku"

***











Lee Junki adalah salah satu Hyõnin yang bertugas mengatur wilayah timur dari ibu kota Changgong. Ibu kota Changgong memiliki 3 kawasan besar yang masing-masing di pimpin oleh seorang klan Hyõnin. Wilayah bagian timur Gyõndong merupakan tanggung jawab Lee Junki. Wilayah barat Yõng Sõyang merupakan wilayah kekuasaan Jung Jae Wook dan wilayah utara Haeyang Buk merupakan daerah kekuasaan Kim Seungwoo. 3 wilayah ini berada dalam naungan ibukota Changgong yang terletak di selatan. Park Jinyoung adalah Presiden Utopia dan merupakan pimpinan tertinggi di ibukota Changgong. Orang-orang terpilih ini yang memimpin dan mengatur keseimbangan antara manusia dan yowl sekaligus para pembasmi viper. Utopia dan orang-orang di dalamnya adalah golongan tertinggi yang mengatur tata hidup antara manusia,siluman dan vampire.







"Aku rasa Utopia bertindak lambat menangani hal ini,kasus penyerangan dan pembantaian di desa Goyangi bukanlah hal sepele yang pantas di abaikan seperti ini. Sebagai Hyõnin,Aku sedikit kecewa menyikapi tindakan yang di ambil Utopia. Hah...ketika mendengar desa Goyangi di serang,Aku langsung memikirkan diri Mu sahabat Ku" Seungwoo menghela nafas panjang.



"Ini kecerobohan Ku,Utopia sudah melakukan yang terbaik,sisanya akan Ku urus sendiri" Junki menenangkan.



"Kau bilang anak itu selamat,boleh Aku bertemu dengannya?"



"Tentu saja. Tunggu sebentar". Junki kemudian memerintahkan pelayan untuk membawa Youngie padanya. "Ini Dia putri Ku,Youngie"



"Kemarilah Anak Ku" Seungwoo meminta Youngie lebih dekat dan kemudian mengamati gadis kecil itu. "Aigo~ Kau mewarisi mata indah Ayah Mu dan kecantikan Ibu Mu. Mata Mu sangat bening dan ada sinar pelangi di sana,Kau pantas di sebut naga perempuan seperti nama Mu"



"Naga perempuan?" Youngie dengan polosnya.



"Hahaha! Kau harus membawanya bertemu Jaewook,Sahabat Ku" sembari menepuk bahu Junki.

***







"Sekolah?? Ibu mau Aku sekolah??"



"Iya. Ibu sudah mendaftarkan Kau di sekolah yang sama dengan Junho. Kau bilang pada Ibu ingin menjadi Hyõnin seperti Ayah Mu jika besar nanti,maka dari itu Kau harus sekolah" Soyeon membenarkan ucapannya.



"Tapi...apa makhluk seperti Aku bisa jadi Hyõnin,itu tidak mungkin Ibu"



"Sayang,coba dengarkan Ibu" membelai lembut rambut Youngie "tidak ada sesuatu yang tidak mungkin di dunia ini,semua mempunyai kesempatan dan hak yang sama termasuk Kau,jadi jangan berkecil hati. Kau harus tetap berusaha untuk meraihnya. Ibu melihat ada bakat baik pada diri Mu,jika memupuknya dari sekarang Ibu yakin suatu sa'at Kau akan jadi orang hebat,Ibu yakin itu" mendekap Youngie.









Junho menggandeng tangan Youngie memasuki SD Hwasõng. Dengan bangga Ia menuntun Sang Adik dan tak henti-hentinya memperkenalkan bahwa Youngie adalah adik perempuannya kepada setiap teman yang Ia jumpai.



"Wah-wah! Lihat siapa yang datang" Yoochun _Park Yoochun_ menyambut kedatangan Junho.



"Perkenalkan! Adik perempuan Ku,Youngie!" Junho dengan bangganya.



"Langsung sebesar ini??"



"Yoochun! Jangan memandang Adik Ku seperti itu! Aku tidak suka!"



"Siapa Dia?" tanya Junsu _Kim Junsu.2pm_ "Anak saudara dari Ayah Mu?"



"Yap! Benar sekali! Youngie adalah anak Paman Seunghyo,Saudara Ayah yang tinggal di Indonesia"



"Kau pasti senang sekali sekarang" sahut Yunho _Jung Yunho_



"Iya! Akhirnya Aku punya adik perempuan seperti Kalian. Yunho-Heebyul,Junsu-Hyejin,Yoochun-Hyochan dan Junho-Youngie hahaha" tawa Junho pecah.









Ini tidak mudah bagi Youngie. Ia merasa takut dan tidak berani menyapa siswa-siswi di kelasnya.



"Kau bisa duduk dengan Ku. Kau Adik Kak Junsu kan? Aku Hyochan,Park Hyochan" Hyochan _Park Hyochan_ adik kandung Yoochun mengulurkan tangan kanannya.



"Youngie,Lee Youngie" berjabat tangan dengan Hyochan dan keduanya tersenyum bersama.











"Bagaimana hari pertama Mu di sekolah? Apa ada yang jahat pada Mu?" Junki memulai pembicaraan sa'a makan malam.



"Semua baik saja Ayah,itu karena Kak Junho"



"Ayah tidak perlu khawatir. Seluruh sekolah tahu kalau Youngie adalah adik perempuan Lee Junho,jadi Dia aman. Aku kan sudah janji pada Ayah dan Ibu untuk menjaganya" cerocos Junho dan Soyeon hanya tersenyum menggelengkan kepala melihat tingkah Junho.



"Youngie,apa Kau mau belajar bela diri? Para Valour Goyangi terkenal dengan kemahiran Mereka bertarung dengan pedang dan Ayah yakin Kau memiliki bakat itu dalam diri Mu jadi Ayah ingin Kau melatihnya"



"Iya Ayah,Aku mau berlatih bela diri"



Junki tersenyum lega mendengar jawaban Youngie "Baiklah,ayo lanjutkan makan malamnya"

***











"Ayo!" Junho memimpin Youngie menuju tempat Ia biasa latihan. "Kak Jinki!"



Jinki _Lee Jinki_ pemuda 14 tahun itu menghentikan latihannya. "Tuan Muda sudah datang"



"Kak Jinki,ini Adik Ku Youngie,mulai hari ini Dia akan ikut berlatìh"



Youngie pun memberi salam pada Jinki yang diam mengamatinya. "Iya Aku lah gadis itu" celetuk Youngie dan wajah Jinki berubah menunjukkan ekspresi kaget mendengarnya. "Kenapa dengan tatapan Ku?"



"Kau bisa membaca pikiran Ku??"



"Mata Kak Jinki yang mengatakannya" sembari tersenyum manis. "Ternyata Kakak Orang itu,bintang pelindung Ku sama seperti Kak Shindong,Aku tidak menyangka Kita bertemu secepat ini"



"Kau ini bicara apa?" Jinki makin bingung.



"Kakak orang yang baik,Aku yakin Kak Jinki adalah bintang penolong Ku. Kakak,mohon ajari Aku" Youngie membungkuk di hadapan Jinki.



"Kalian sudah datang" Lee Jin Hee _Ji Jin Hee_ ayah Jinki datang menyela. "Tunggu apalagi? Ayo Kita mulai latìhannya"







Junki dan Jaewook datang dan mengamati latihan sore itu.



"Bisa Kau panggil Dia kemari?" pinta Jaewook _Jung Jae Wook_ pada Junki.



"Youngie!" Junki berteriak dan melambaikan tangan. Youngie segera berlari mendekat dan memberi salam pada keduanya.



Jaewook tersenyum pada Youngie "Penilaian Seungwoo benar,gadis ini naga perempuan dengan mata bersinar pelangi. Sebelumnya Kau sudah tahu kalau ini akan terjadi,Aku benar kan?"



Senyum terkembang di wajah Youngie "kalau sudah tahu kenapa Paman bertanya?"



"Hahaha. Anak pintar! Masih merasa sedih?"



"Aku tidak bisa membohongi Paman. Iya,selalu hadir dalam mimpi Ku,tentang Ayah,Ibu dan penduduk Desa Goyangi"



Jaewook menghela nafas "Youngie,dengarkan Paman. Mungkin nasib Mu memang sangat buruk,sangat tidak beruntung,akan tetapi takdir Mu telah terukir,Kau tidak bisa melawan takdir tapi nasib buruk Mu tidak akan bisa mengalahkan Mu,Youngie tidak akan kalah oleh nasibnya,Paman yakin itu,Kau paham kan?"



"Bagaimana tentang bintang kematian?" mengulurkan tangan kirinya "Aku terlahir di bawah naungan bintang hitam,bintang kematian"



"Kau ingin Paman membaca garis tangan Mu?".



Youngie tersenyum dan mengangguk antusias.















*Jang Nara-Wind Of The End Of The Sky*



"Ayah...Ibu..." Youngie tersenyum menatap bintang di langit "Ma'afkan Aku. Sejak peristiwa itu,Aku tidak bisa kembali ke desa bahkan untuk mengunjungi makam Ayah dan Ibu. Aku dan Taemin masih hidup,Tuan Lee merawat Kami dengan baik. Aku janji,Aku akan menjaga Taemin,hanya Dia satu-satunya yang Aku miliki sekarang,Dia makin tampan dan tambah besar" kembali tersenyum sendiri. "Ayah,Ibu,Kak Shindong... Aku rindu Kalian... Aku sangat ingin Kita kembali berkumpul di desa Goyangi" merengkuk dan menangis.



Junki sering mendapati Youngie seperti itu. Duduk menatap langit dari atas pohon plum di belakang rumah. Ia selalu ingin mendekat dan memeluk putri kandungnya itu dan berharap gadis itu mau berbagi kesedihan dengannya,akan tetapi Ia hanya bisa diam di tempat Ia berdiri dan mengawasi dari kejauhan.

***











(Gyõndong,1997)



3 tahun sudah Youngie hidup bersama Ayah kandungnya Junki. Ia merasa beruntung,karena Junki dan Soyeon merawat Ia juga Taemin dengan baik dan memperlakukan dengan penuh kasih sayang.





Hari ini kediaman Junki sangat sibuk. Akan ada pesta perayaan ulang tahun Junki.



"Setiap ulang tahun Ayah,harus memakai hanbok ya?" goda Youngie sa'at Soyeon sibuk mendandaninya.



Soyeon tersenyum dan mencubit pelan pipi cuby Youngie "Anak nakal! Ini tahun ketiga Kau mengikuti prosesi ulang tahun Ayah Mu. Jangan membuat kekacauan lagi,Kau harus diam dan menahan diri"



"Siap,Ibu!" mengangkat tangan kanannya dan hormat pada Soyeon. "Boleh Aku keluar sekarang?". Youngie segera berlari keluar sa'at Soyeon menganggukkan kepalanya.



Para undangan mulai berdatangan. Youngie tampak celingukan mencari sosok Junho. Ia tersenyum lebar ketika mata indahnya menangkap sosok Junho yang terlihat asik ngobrol dengan ketiga teman baiknya Yoochun-Junsu-Yunho. Youngie segera menyincing hanboknya hendak berlari menuju Junho.



"Angsa Liar!!!" suara Jinki menahan langkah Youngie.



"Kak Jinki!"



"Seorang Putri Bangsawan tidak boleh berjalan dengan menyincing hanbok seperti itu!"



"Kak Jinki terus mengatakannya,setiap kali Aku memakai hanbok"



"Itu Aku lakukan karena Kau tidak pernah berubah"



"Hehehe"



"Jangan menyincing hanbok Mu seperti itu. Putri Bangsawan tidak boleh berjalan dengan gaya seperti itu,Kau harus berjalan dengan baik" kemudian pergi.



"Kenapa tidak pernah mengatakannya? Apa sulit untuk mengungkapkan Youngie Kau terlihat cantik jika memakai hanbok,Kau hanya memendamnya dalam hati Kak Jinki" gerutu Youngie sendiri lalu kembali melihat ke arah Junho. Tampak ada juga Heebyul,Hyejin dan Hyochan di sana.









"Eh? Kau kemari? Tidak bersama Tuan Muda?" Jinki sa'at Youngie tiba-tiba duduk di sampingnya. "Kenapa kemari? Tuan Muda pasti mencari Mu"



"Taeminie..." Youngie memangku Taemin yang kini berusia 4 tahun. "Sudah 3 tahun tapi tetap saja tidak nyaman berada di antara Mereka. Aku tidak pantas berada di sana. Hah... Taemin sudah sebesar ini" mengacak rambut Taemin.



Jinki menatap iba pada Youngie,ingin sekali memeluk dan mengelus kepala gadis itu,tapi itu tidak boleh Ia lakukan.



"Jangan menatap Ku seperti itu Kak Jinki,ini bukan malam bulan purnama hehe"











Junki menghampiri Youngie yang terlihat sibuk membereskan kado dan bingkisan. "Seperti biasa,Kau selalu menghilang sa'at pesta. Apa masih sulit bagi Mu? Kenapa menghindar? Kau tidak akan mengamuk jadi kenapa selalu menghindar?"



"Aku tidak khawatir soal itu,karena jika Aku menjadi tak terkendali Kak Jinki pasti akan datang untuk mengikat Ku"



"Berhenti bercanda pada Ayah! Ayah tahu ini terlambat tapi... Ayah benar-benar ingin mengatakannya. Ma'afkan Ayah Mu ini,Ayah telah merusak tatanan dan membuat Mu menderita"



"Aku tidak menderita Ayah,sungguh! Aku baik-baik saja dengan kondisi ini"



"Kenapa Kau tidak mau membaginya dengan Ayah? Aku ini Ayah kandung Mu"



"Ayah... Aku..."



"Kau selalu terlihat ceria akan tetapi Kau memendam semua perih itu sendiri,kenapa? Apa Ayah tidak layak turut merasakannya? Kau masih anak-anak untuk berbuat itu,ada Aku..Ayah kandung Mu"



"Ayah" memeluk Junki yang kemudian mendekapnya erat. "Aku sayang Ayah" bisik Youngie.















(Gyõndong-1997,3 hari usai pesta ulang tahun Junki)



Seharian ini Youngie bertingkah aneh. Ia terus berkata "Mereka sedang menuju kemari,pasukan itu menuju kemari! Kita harus pergi dari sini!" pada Junki dan Soyeon tapi keduanya tampak mengabaikan hal itu.



"Belum tidur?" Junho memperhatikan Youngie yang terjaga dan tampak siaga. "Seharian ini Kau seperti orang gila,Youngie!"



"Kakak tidak bisakah melihat dan meraskan tanda-tandanya?? Coba lihat langit malam ini! Lalu rasakan hawa dinginnya,ini bukan angin musim gugur!"



"Kau tidak lelah terus meracau sepanjang hari?"



"Kak Junho~ apa kali ini Kakak tidak percaya pada Ku?"



"hah~" Junho menghela nafas panjang "Istirahatlah! Ayah sudah meningkatkan sistim keamanan Kita"







Youngie masih terjaga,karena ketakutan Ia pun menggendong Taemin menuju rumah Jinhee. Jinki yang mempercayai ucapan Youngie langsung menyambut Youngie. Ia pun masih terjaga dan tampak siaga. Jinhee mencoba menenangkan Youngie dan meminta gadis kecil itu istirahat dan berjanji akan menjaganya. Akan tetapi Youngie menolak dan tetap terjaga.



"Kakak belum tidur? Ada apa?" tanya Taemin yang terbangun dari tidurnya.



Youngie memegang kalung pemberian Young Ah dan tampak berpikir.



"Kakak~" Taemin menggoyang lengan Youngie.



"Tidak apa-apa,pakai ini dan berjanjilah tidak akan melepas kalung ini sampai kapan pun,ya?"



Taemin mengangguk memegang kalung di lehernya.





"Angsa Liar!" Jinki tiba-tiba masuk dengan wajah pucat.



Tubuh Youngie gemetaran menunggu di gudang belakang bersama Taemin.



"Youngie!" Junho memeluk erat Youngie "Harusnya Kami percaya ucapan Mu"



"Memmereka datang?? Ayah?? Ibu??"



"Mereka ikut bertarung"



"Apa?!"



"Kita harus pergi!" Jinki sudah menggendong Taemin di punggungnya.



"Tapi,bagaimana Ayah juga Ibu?"



"Mereka meminta Ku untuk menjaga Mu,Kita harus pergi!" Junho menggenggam erat tangan Youngie "Ayah dan Ibu ksatria hebat,Mereka pasti bisa mengatasinya"







Terjadi penyerangan lagi. Kediaman Junki di kepung gerombolan Voracious. Asap hitam mengepul dari rumah itu.



"Cari sampai dapat!!! Habisi yang tidak berguna!! Jangan ada yang tersisa!" perintah pria bertubuh tegap dan memakai kostum serba hitam itu. "Panglima Shim,Mereka membuat pagar api" Taecyeon _Ok Taecyeon_ melapor.



"Gunakan Voracious untuk menembusnya" Changmin _Shim Changmin_ tanpa mengalihkan pandangannya.



"Baik,Panglima!"









"Kak Junho... Aku takut!"



"Tenanglah.. Aku akan melindungi Mu,meski nyawa Ku taruhannya"









"Jinki!!"



"Ayah..."



"Dimana Angsa Liar?"



"Kami terpisah"



"Ya Tuhan,ini gawat. Lekas bawa Taemin keluar dari tempat ini,pertahanan Kita mulai tumbang. Aku akan mencari Angsa Liar dan segera menyusul Mu"









"Tapi,Aku takut" rengek Youngie.



"Dengar! Kau harus tetap hidup! Aku akan mengalihkan perhatian Mereka"



"Kak Junho jangan tinggalkan Aku"



"Berjanjilah Kau akan tetap hidup Youngie! Aku janji Aku akan baik-baik saja dan Aku akan segera menyusul Mu. Pergilah ke perbatasan,Kak Jinki juga menuju ke sana"



"Kak Junho..."



"Angsa Liar bukanlah gadis yang cengeng! Aku bangga memiliki Adik seperti Mu. Aku pergi!" lalu menghilang dari hadapan Youngie yang masih menangis ketakutan.







Youngie mengendap-endap,sembunyi-sembunyi. Satu komplek tempat tinggal Hyõnin Lee di buat porak poranda. Asap hitam tebal mengepul di udara. Youngie berdiri terpaku,tubuhnya gemetar sampai-sampai kakinya tidak bisa bergerak. Ia melihat di seberang sana tampak Junki dan Soyeon terkepung monster-monster mengerikan itu. Dua orang berbadan tegap itu berdiri tenang melihat monster-monster Voracious kelaparan itu mulai menyerang Junki dan Soyeon. Pertahanan keduanya roboh. Tampak Junki mencoba meraih tangan Soyeon yang di seret gerombolan Voracious. Monster kelaparan itu segera berpesta mencabik dan memakan tubuh Soyeon. Junki berteriak melihatnya,namun Ia sendiri tak bisa berbuat apa-apa. Taecyeon menghampiri Junki yang tergolek lemah di tanah dan terlihat bertanya sesuatu. Junki menolak dan memilih tutup mulut. Dengan cepat Taecyeon menggigit leher Junki dan menghisap darahnya. Setelah puas Ia melemparkan tubuh Junki pada gerombolan Voracious yang langsung menyambutnya dengan rebutan. Youngie tak kuat melihatnya,pandangannya mulai kabur dan tubuh mungilnya roboh tampak sekelebat bayangan hitam menyambarnya dengan cepat.

***









Youngie tersadar. Ia sudah berada di sebuah kamar. Ia memegang kepalanya yang terasa sakit.



"Kau sudah bangun rupanya" pria paruh baya itu masuk dan mendapati Youngie sudah duduk memegang kepalanya. "Lekas minum obat ini"



"Aku di mana?? Kalian Siapa??"



"Ayah,Dia marah" ucap gadis yang berdiri di dekat pintu masuk.



"Minum obat ini,lalu istirahat dulu,setelah itu Kita bicara lagi"



"Aku baik-baik saja! Jadi,bicara sekarang!"



"Ckckck! Kau ini mewarisi sifat Ibu Mu,tidak sabaran!"



"Ibu??"



"Iya! Aku Chae Jung Mo. Aku kenal baik Ayah Mu,Taeyun juga Ibu Mu,Young Ah...bahkan Aku sendiri yang menggarami dan membakar jasad Mereka"



"Ayah... Ibu..." air mata Youngie kembali meleleh.



"Ma'af Aku terlambat dan tidak bisa menyelamatkan Mereka"



"Tidak,Paman sudah datang tepat waktu dan menyelamatkan Aku" Youngie berusaha tersenyum "Terima kasih Paman"



"Paman?? Aku ini Ayah Mu!"



"Ayah??"



"Lee Youngie si Angsa Liar sudah mati! Kau adalah Putri Bungsu Ku,Chae Youngie si Rubah Salju"



"Aku Chae Youngie?? Rubah Salju??"



"Iya! Aku Chae Jungmo Ayah Mu dan Dia Chae Yeonmi Kakak Mu!"



"Aku...Chae Youngie...Aku Rubah Salju"







Youngie kembali selamat. Kini Ia hidup bersama Jungmo dan Yeonmi di Desa Gyõngchi tempat Suku Gamyõn dari klan rubah tinggal.



"Hmm...jadi Dia Adik baru Mu?" tanya Minchi _Geum Min Chi_



"Dia adik Kita" sahut Songeun _Yoon Song Eun_



"Iya ya Adik Kita tapi apa julukannya?"



"Ayah menjulukinya Rubah Salju"



"Salju?? Dia berunsur air??"



"Iya Kak Songeun" Youngie membenarkan.



"Paman Jungmo memang hebat! Aku Yoon Songeun Rubah Pemburu"



"Aku Geum Minchi Rubah Api"



"Aku Chae Yeonmi Rubah Terbang"



"Dan Aku Chae Youngie Rubah Salju" keempatnya pun tertawa bersama.









Youngie hidup dengan keluarga barunya Suku Gamyõn di desa Gyõngchi. Suku dari golongan Yowl putih yang terkenal misterius. Di kalangan Valour,suku ini di kenal paling ahli menyembunyikan identitas dan dalam hal pengobatan. Desa Gyõngchi terletak di wilayah paling selatan dari Ibukota Changgong. Desa ini sangat terpencil dan selalu tertutup kabut. Tidak semua orang bisa masuk menembus desa ini. Setiap hari Youngie belajar dan berlatih bersama Minchi,Songeun dan Yeonmi dan keempatnya berkembang sebagai calon kuartet Valour dari desa Gyõngchi.















(7 tahun kemudian)



*Bijae-Ost.The Great Queen Seondeok*



"Ayah... Ibu... apakah Kalian bertemu di surga? Aku yakin Kalian selalu melihat Ku. Hari ini ulang tahun Taemin yang ke-11,selamat ulang tahun Taemin. Aku merindukan Mu,Kau pasti sangat tampan. Kak Junho... Kak Jinki... Aku sudah 17 tahun sekarang,apa Kalian tidak ingin melihat Ku?? Aku rindu Kalian semua... 4 bintang yang selalu berkedip pada Ku setiap malam,apakah itu Kalian??" Youngie menatap langit dan wajah serta senyum Taeyun,Young Ah,Junki dan Soyeon kembali muncul dalam ingatannya,Youngie tersenyum mengenangnya. "Besok Aku akan pergi ke Ibukota Changgong dan bergabung dalam Utopia. Baru Aku tahu,penyerangan malam itu tidak hanya menyerang keluarga Kita,tapi juga keluarga Paman Seungwoo. Aku terus memikirkan hal itu dan bertanya-tanya apa yang Mereka cari,Aku sangat ingin tahu kebenarannya"



"Kalau begitu Kita cari tahu" sahut Yeonmi "Bicara sendiri lagi? Tapi,Aku senang karena Kau tidak bicara sendiri sambil menangis seperti dulu"



"Itu karena dukungan Kak Yeonmi dan Ayah angkat,terima kasih"



"Kau masih ingin menjadi Hyõnin seperti Tuan Lee?"



"Tadinya begitu. Awalnya Aku sangat tidak percaya jika Ayah kandung Ku adalah seorang Hyõnin,rasanya sangat khayal seorang Hyõnin bisa jatuh cinta pada Yowl dan...lahirlah Aku,tapi...belakangan Aku berpikir untuk apa Aku jadi Hyõnin,kebenaran hanya itu yang ingin Aku cari karena Aku sadar kaum Viper dan Voracious tidak bisa di sejajarkan dengan manusia dan Yowl"



"Yowl saja tidak bisa di sejajarkan dengan manusia,apalagi dua makhluk mengerikan itu! Mereka itu seperti kanker,jika Kita beri ruang hidup maka Mereka akan menggeroti dan menghabisi Kita,Kau lupa siapa yang menghabisi keluarga Mu?"



"Tentu saja Aku ingat,kejadian itu terus muncul setiap malam dalam tidur Ku bahkan sa'at Aku terjaga. Terkadang Aku jadi berpikir kalau Aku ini adalah salah satu dari Mereka,itu kenapa Mereka membunuh keluarga"



"Apa Kau haus darah? Apa yang Kau makan sama dengan apa yang Aku makan juga keluarga Mu dulu,Kau bukan Viper penghisap darah atau monster Voracious! Kau bukan dari golongan itu! Jadi jangan bicara seperti itu lagi atau Aku akan mengikat Mu selamanya!"



Youngie tersenyum "Dulu Kak Shindong lalu Kak Jinki dan sekarang Kak Yeonmi,Aku selalu saja merepotkan dan setiap kali mengingatnya Aku jadi takut"



"Kau takut Aku juga akan pergi seperti Mereka?". Youngie mengangguk. "Apa yang hidup pasti akan mati,itu pasti. Aku tidak percaya pada ramalan bintang kematian yang menaungi kelahiran Mu,Aku masih hidup bersama Mu hingga kini,jangan pernah berpikir macam-macam lagi,Adik Ku" memeluk Youngie.



"Aduh-aduh! Ada apa dengan Kalian? Harusnya Kalian memeluk Ku,bukan berpelukan sendiri seperti itu!" cerca Jungmo "Mulai besok Ayah akan sangat kesepian"



"Bukankah ada Paman Dongjun dan Janggun?" Yeonmi terlihat tenang.



"Mereka?? Aigo~ Mereka tidak sama dengan Kalian"



"Ayah~" Youngie memeluk Jungmo "Jika ada waktu luang Kami pasti akan pulang"



"Iya-iya. Kalian suka topeng yang Ayah buat untuk Kalian?"



"Sangat suka!" Youngie terdengar riang dan Yeonmi hanya mengangguk.



"Bagaimana perasaan Mu,Youngie?"



"Sangat berdebar-debar,di sini" meletakkan tangan kanan di dadanya "Aku menunggu ini selama 7 tahun jadi bagaimana Aku bisa tenang?"



"Apa Kau pikir Adik Mu Taemin masih hidup?"



"Aku yakin Dia masih hidup meski Aku merasa kesulitan mencari petunjuk tentang Dia. Belakangan yang sering muncul adalah sebuah pertempuran besar dimana Kami berempat terlibat di dalamnya,Aku takut jika itu terjadi"



"Ksatria tidak mengenal kata takut! Jika takut,tidak usah berangkat besok!" Yeonmi dengan ketus.



"Pertempuran selalu ada,Ayah yakin jika itu terjadi Kalian pasti sudah siap menghadapinya"



"Ayah,sebenarnya Utopia itu tempat seperti apa?"



"Utopia adalah gedung tempat Hyõnin dan Saviour berkumpul,nanti Kalian akan menjumpai alat-alat canggih untuk bertempur melawan Viper. Segala kesempurnaan ada di sana"



"Seindah itu kah? Tapi,Ayah pernah bilang ada beberapa yang membenci tempat itu?"



"Sudah-sudah! Sebaiknya Kita istirahat"



"Ayah~" Youngie kembali memeluk Jungmo di susul Yeonmi.









*keesokkan harinya*



Yeonmi,Minchi,Songeun dan Youngie berkumpul siap berangkat menuju ibu kota Changgong.



"Wooyoung,tolong Kau jaga Rubah Salju untuk Ku" pinta Jungmo.



"Iya,Tuan!" Wooyoung _Jang Wooyoung_ menundukkan kepala. "Kami berangkat!"





Dongjun,Jungmo dan Janggun berdiri melihat mobil yang membawa keempat putri mereka pergi.



"Jungmo! Apa Kau menangis?" tanya Janggun _Yoon Jang Gun_ tanpa mengalihkan pandangannya.



"Tidak! Mata Ku kelilipan!" mengusap matanya.



"Mereka satu-satunya yang Kita miliki,tapi Kita malah menyerahkan Mereka pada Utopia,apa ini adil?" Dongjun _ Geum Dong Jun_ juga merasa sedih.



"Ini adalah takdir yang harus Mereka penuhi,Kita tidak bisa merubahnya" Jungmo merangkul kedua sahabatnya.









Mobil yang membawa Yeonmi dan teman-temannya memasuki gerbang ibu kota Changgong. Sebuah kota besar dengan peradaban yang sangat modern. Hal itu membuat 4 gadis itu kagum,semua kesempurnaan ada di kota itu.



Wooyoung melajukan mobil menuju markas Utopia. "Tolong gunakan topeng Kalian,Kita akan memasuki gerbang masuk Utopia" pintanya pada ke empat gadis.



















_________TBC_________



















Cameo Episode #1:

1. Shindong SUPER JUNIOR

2. Jung Il Woo (Aktor) as Lee Taeyun

3. Lee Young Ah (Aktris)

4. Lee Jun Ki (Aktor)

5. Lee So Yeon (Aktris)

6. Ji Jin Hee (Aktor) as Lee Jin Hee

7. Kim Seung Woo (Aktor)

8. Jung Jae Wook (Singer)











akhirnya ff ini bisa terbit juga. That's from Me "the HOTTEST CASSIOPEIA n the SHINee WORLD"

met baca and jangan lupa R.C.L nya yaaaaaaaaaaa



kamsahamnida

_shytUrtle_

Fan Fiction FF

¤ FF Gaje Spesial Buat Temen-Temen LOCKET "Pangeran Gemulai Dan Si Cantik Gunung Es" (ENDING) ¤

01:13

¤ FF Gaje Spesial Buat Temen-Temen LOCKET "Pangeran Gemulai Dan Si Cantik Gunung Es" ¤



* Judul lain: The Supple Prince And The Wild Princess



* Kategori: Serial-Roman-Komedi (mungkin hehehe ^^v)



* Author: shyturtle



* Susunan pemain:



- Peran Utama:. Almighty Key SHINee as Kim Ki Bum. Shi Gui aka readers as Lee Ji Yoo



- Keluarga Kim:. Kim Seungwoo (aktor) as Ayah Kibum. Lee Miyoung (artis) as Ibu Kibum. Kim So Yeon (artis). Kim Yoo Jin (UEE After School). Kim Yoo Bin (Wonder Girl's). Kim So Eun (aktris/Ga Eul BBF)



- Keluarga Lee:. Lee Moon Sik (aktor/Jukbang TGQS) as Ayah Jiyoo. Go Hyun Jung (artis/Mishil TGQS) as Ibu Jiyoo. Lee Jun ki (aktor). Lee Jun Ho (2pm). Lee Seung Gi (aktor). Lee Seung Hyun (Seungri Big Bang)



- Geng Kibum:. Jo Kwon (2AM). Kang Ji Young (KARA). Kim Hyun Ah (4MINUTE)





- Geng Jiyoo:. Oh Won Bin (ex gitaris FT.Island). Yong Jun Hyung (B2ST). Lee Jae Jin (FT.Island). Kang Min Hyuk (CN.Blue). Lee Chae Rin (CL 2NE1)



- Pemain pendukung: Son Hyun Joo (aktor),Kang Dong Woon (aktor)



- Special appearance: Park Yoochun and A.N.JELL



* Theme Song:. Ost.Goong S opening. Ost.Sungkyunkwan Scandal track 11 instrumen. Ost.God Of Study track 9 The Final Mission Instrumen. CN.Blue - Try Again,Smile Again. TRAX - Tell Me Your Love















Episod #8







Dongwoon sudah berdiri di hadapan Jiyoo dan Chaerin yang berdiri diam menatapnya. Situasi bertahan seperti selama beberapa detik hingga kemudian Dongwoon tersenyum dan pergi begitu saja membuat Jiyoo saling melempar pandangan dengan Chaerin.







"Kami sempat kehilangan Mereka,laku lintas sangat padat,Kami kesulitan membuntuti Mereka dan sa'at Kami menemukan Mereka kembali,Dongwoon sudah memimpin"



Wonbin menghela nafas mendengar laporan itu "Baiklah,Kalian boleh pergi,terima kasih". Kedua orang itu pun pergi. "Sudah tahu bagaimana kondisi Jiyoo?"



"Belum. Dia tidak membalas pesan Ku" jawab Junhyung "Aku tidak percaya Monyet kalah"



"Aku juga,selama ini Dia paling ahli menembus kepadatan lalu lintas,Kita tahu itu sejak SMA,ini sangat aneh" Minhyuk sependapat.



"Aku yakin pasti telah terjadi sesuatu,hah...Kita tidak bisa menemuinya sekarang" Jaejin mendengus kesal.



"Sudah-sudah,jangan di bahas di sini,ada banyak mata dan telinga,Kalian harus siap-siap untuk dance" Wonbin mengakhiri.





"Hyung!" Jiyoo menghampiri Wonbin "Aku tahu telah terjadi sesuatu...Jiyoo tidak membalas pesan Ku bahkan tidak mau mengangkat telfon Ku"



"Tidak bisa gegabah menemui Jiyoo"



"Tapi Hyung wasitnya!" Jiyoo dengan nada meninggi "Setidaknya temui keduanya! Dongwoon juga Jiyoo,jangan diam saja seperti ini!". Wonbin kaget melihat reaksi Jiyoo dan mengangguk paham. "Aku yakin Jiyoo sedang tidak baik sekarang...Ya Tuhan,jagalah Dia"









"Ma'afkan Aku" Kibum dengan wajah kecewa.



"Melihat Kau kembali dengan selamat,Kami sudah lega" Jungshin membesarkan hati Kibum.



"Pasti terjadi sesuatu di jalan,Kibum katakan saja" ucap Wooyoung.



"Aku harus siap-siap untuk dance,permisi"



"Aku yakin pasti terjadi sesuatu" Yoseob menatap Kibum yang berjalan pergi. "Tapi Dia tampak baik-baik saja"



"Kita selidiki nanti,ayo!" ajak Taemin pada ketiga temannya.













Para pengunjung Carrion Street mulai memadati depan panggung. Beberapa penampilan pembuka di sajikan dan akhirnya tibalah waktunya sesi battle dance.



Junhyung dan pasukannya naik ke atas panggung. Junhyung,Jaejin,Minhyuk dan Chaerin menampilkan dance di iringi lagu "Don't Phunk With My Heart-Black Eyed Peas". Ke empatnya tampil sangat apik dan benar-benar mirip The Black Eyed Peas dengan formasi seperti itu dan seperti biasa kelompok ini selalu mendapat sambutan meriah serta poin tinggi.



Penonton sudah tidak sabar ingin menyaksikan penampilan live perdana Kibum usai beredarnya video battle dancenya bersama Kevin UKISS. Penonton penasaran dance apa yang akan di tampilkan Kibum malam ini. Kibum beserta pasukannya muncul di atas panggung dan langsung mendapat sorakkan penonton. Wajah Hyun Ah,Jiyoung juga Jokwon tampak tegang,hanya Kibum yang tampak tenang sambil terus tersenyum kecil. Alunan musik "Let's Do It-After School" mengiringi dance intro kelompok ini. Baru mulai penonton sudah di buat kagum dengan gerakan dance yang sangat enerjik itu. Tetap menyesuaikan image Kibum dan Jokwon yang lekat dengan dance girl's band,kelompok ini kembali memakai lagu "After School-Bad Guy" untuk mengiringi dance inti Mereka. Lagi-lagi Geng Pangeran Gemulai ini membuat penonton tercengang oleh penampilan Mereka. Kelompok ini menciptakan kreasi gerakan dance berpasangan yang sangat apik,apalagi Kibum sempat melakukan solo dance menjelang lagu berakhir. Penonton pun bersorak riuh ketika penampilan kelompok ini berakhir.







"Penampilan yang bagus! Aku suka,benar-benar puas melihatnya. Ini solo pertama Mu,keren!" Junhyung mengacungkan jempol pada Kibum membuat Hyun Ah,Jiyoung dan Jokwon heran. "Poin Kita beda tipis,hah...benar-benar tidak menduga,Kau hebat!"



"Junhyung!" Chaerin menyikut Junhyung.



"Kami sudah datang,senin Kau harus berkeliling kampus dengan memakai kostum perempuan" Jokwon maju menagih janji Junhyung.



"Wowowow...langsung menagih hadiahnya padahal ini bukan kerja keras Kibum haha jangan khawatir Kau pasti akan mendapatkannya haha,bye!" kemudian pergi.





"Kibum~aa,Kita rayakan ini?" tanya Jokwon.



"Aku sudah janji pada Umma,Aku harus pergi" meninggalkan ketiga temannya.



"Ki...apa Dia baik-baik saja??" bisik Jiyoung lirih.







Kibum berjalan menyusuri koridor rumah sakit yang sudah sepi malam itu sambil memegang tangan kanannya dan meringis menahan sakit. Sa'at Ia masuk,Miyoung sudah terlelap dalam tempat tidur khusus penjaga. Kibum tersenyum dan membenahi selimut Miyoung. Kemudian Ia duduk di samping kanan ranjang Seungwoo dan merebahkan tubuh lelahnya di ranjang.***





Miyoung masih terlelap begitu juga Kibum. Pagi itu,perlahan Seungwoo membuka mata dan tangannya membelai lembut kepala Kibum yang tertidur di samping ranjangnya. Kibum mulai bergerak menyadari ada yang membelai kepalanya. Ia mulai terbangun dan perlahan menegakkan badannya sembari mengucek matanya.





Seungwoo akhirnya tersadar dari koma. "Ma'af Aku membuat Kalian semua khawatir" menatap Istri dan anak-anaknya. "Aku bisa melewati ini semua berkat Kalian"



"Tidak Appa. Ini hanya kerja keras Umma dan Kibum" bantah Soyeon berkaca-kaca.



"Kalian tidak ada di sini bukan berarti Kalian tidak mendo'akan Aku kan? Tapi,Kibum memang paling sering ada di sini dan bercerita banyak hal pada Ku"



"Ma'afkan Kami,Appa" Soyeon menangis dan memeluk Seungwoo bersama-sama dengan ketiga adiknya,suasana di ruangan itu pun jadi haru.







"Setiap hari,mendengar Mu bercerita benar-benar membuat Ku senang,apa Kau menang?" tanya Seungwoo.



"Appa tidak marah Aku melakukan itu semua?"



"Anak bodoh!" menepuk pelan pipi kanan Kibum "Bagaimana bisa Appa marah pada Mu? Kau melakukan apa yang tidak bisa Appa lakukan"



Kibum tersenyum "Sayangnya apa yang Aku rencanakan dan Aku anggap mudah justru sangat sulit dan begitu sebaliknya hah...kenyataannya sangat sulit dan Aku jadi cemas dan takut"



"Apa yang Kau takutkan? Kau sudah menggenggam semuanya di tangan Mu,Anak Ku"



"Jika suatu sa'at Aku bicara jujur tentang diri ku pada appa,apakah appa akan marah pada ku?"



"nee?? Kau ini bicara apa?"



"aku sudah memikirkannya dan jika tiba waktunya,pasti akan aku lakukan"

***







"Jiyoo~aa" Jiyoo menyambut Kibum riang "Benarkah Appa sudah sadar??" Kibum pun mengangguk dan saking senangnya Jiyoo langsung memeluk Kibum "syukurlah" bisiknya masih bertahan memeluk Kibum.





"Auw!" pekik Kibum sa'at memeriksa luka di lengan kanannya,memar itu tampak biru kehitaman.



"Omo! Kenapa lengan Mu??" Jiyoo masuk tanpa permisi.



"Bisa Kau tinggalkan Aku? Aku mau istirahat"



"Apa yang sudah Dongwoon lakukan pada Mu?"



"Ini wajar terjadi,resiko balap liar"



"Aku tahu itu dan mungkin Kau pernah mengalami yang lebih parah,tapi ini adalah bukti nyata,jika kemarin Kau bilang Kita pasti sudah bisa melumpuhkan Dongwoon"



"Aku tidak bisa"



"kenapa?"



"sudahlah!" agak meninggi "keluar dari kamar ku! Skarang!"







Jiyoo mengkhawatirkan Kibum tapi Ia tidak bisa berbuat banyak,apalagi tadi Kibum terlihat marah atas ulahnya.



"Kau sudah bangun,Kita makan malam Aku sudah masak untuk Kita" Jiyoo kemudian menyiapkan makan malam. "Ayo makan! Tapi mungkin rasanya tidak seenak masakan Mu". Kibum pun mulai makan,"Bagaimana?" tanya Jiyoo penasaran.



"Kau memakai produk Kami?"



"Hehe buatan Keluarga Lee yang terbaik,dapur di rumah Ku juga memakainya". Kibum hanya melanjutkan makan usai menggeleng pelan. "semalam Kau tiba-tiba hilang,tidak sempat melihat penampilan Ku"



"Chaerin Onni sudah cerita" dengan ekspresi datar.



"Ough..." diam sejenak "Kau mau melihat rekamannya?"



"Tidak!"



"Ummm...ya sudah" kembali makan.



"kenapa membawakan lagu itu?"



"nee??"



"As One-Wish"



"itu..."



"Dasar lancang! Kau mengobrak-abrik isi laptop ku!!"



"Aku..." merasa bersalah "iya,ma'af Aku penasaran,tadinya Aku pikir Kau benar ingin menyanyikan lagu itu,maka dari itu Aku berlatih keras"



"Tadinya iya". Mendengarnya Jiyoo langsung mengangkat kepala menatap Kibum. "Tadinya Aku ingin menyanyikannya di depan Minjae Oppa tapi..." ekspresi Kibum berubah sendu dan suasana jadi hening.



"lekas makan! kalau dingin tidak enak" ucap Jiyoo riang mencoba mencairkan suasana.

***







Jaejin dan Minhyuk kompak melongo ketika melihat Junhyung sudah memakai baju wanita berwarna pink mengulurkan dua buah baju pada keduanya.



"In...ini??" tanya Jaejin pura-pura bodoh.



"Jangan pura-pura! Chaerin akan segera tiba,Ia pun memakai kostum yang sama!" perintah Junhyung.



"Aigo~ Aku tidak bisa memakai ini" Minhyuk mengamati baju di tangannya.



"Aish!! Kalian ini!!" Junhyung tampak kesal dan Wonbin hanya tersenyum melihat ketiganya.



"Kalian sudah siap?" tanya Jiyoo yang baru saja tiba bersama Chaerin.







*Beautifull Girl-Kim Ah Joong*



Jiyoo berjalan memimpin keempat temannya bak seorang model yang sedang berjalan di catwalk. Jiyoo tampak cantik di balut kostum serba pink plus sepatu boot dengan hak tinggi. Kelimanya tampak seperti "5 Pink Queen" dan dengan percaya diri berkeliling kampus. Semua mata tertuju pada kelimanya terutama Jiyoo. Para pria di buat terpesona olehnya. Jokwon sampai melongo begitu Hyunah dan Jiyoung. Dongwoon dan gengnya tampak mencegat Jiyoo dan tersenyum menatap gadis incarannya.





"Meski tampak konyol Kau benar-benar melakukan ini tapi jujur Aku akui Kau sangat cantik hari ini" puji Dongwoon.



Jiyoo tampak tenang berdiri di hadapan Dongwoon kemudian membuka kaca matanya. "Yah~ inilah Kami! Hari ini Kami telah membuktikan bahwa Kami sportif dan bukan pengecut seperti Mu" dengan nada meremehkan. "Kalau Aku jadi Kau,Aku pasti malu bersikap seperti ini"



"Apa??"



"Jangan pura-pura bodoh,Kau sudah cukup dewasa untuk memahami kata-kata Ku. Meski tidak mungkin,Aku harap Kau bisa belajar dari Kami dan bersikap ksatria yang sportif bukan jagoan kandang yang suka bermain curang"



"Kau bicara apa?!" tampak menahan emosi.



"Sudahlah lupakan saja,jangan khawatir Aku tidak akan ingkar janji pada Mu. Apa yang Aku ucapkan tidak akan Aku tarik kembali dan perlu Kau tahu,Aku bukan pecundang seperti Mu!" mendorong Dongwoon dengan jari telunjuknya. "Ayo!" melanjutkan perjalanannya.









"Tidak turun?" Yoochun menepuk pundak Kibum yang menyaksikan hal itu dari atas gedung olah raga. "Jiyoo cantik sekali berdandan seperti itu. Oya,apa benar yang Aku dengar kalau mulai hari ini Jiyoo resmi menjadi pacar Dongwoo? Rumor itu beredar sejak tadi pagi"



"Itu salah Ku"



"Apa?? Jadi maksud Mu...taruhannya adalah...Lee Jiyoo??"



"Aku kalah dan Aku terlalu takut. Aku ini pengecut!"



"Apa yang sebenarnya terjadi?"









Jiyoo melihat ke arah Jokwon,Hyunah dan Jiyoung sejenak. "Aku berdiri di sini sekarang untuk memenuhi janji Ku pada Jokwon,Hyunah,Jiyoung dan...Kibum. "Sabtu malam kemarin,Kibum dan teman-temannya memenuhi tantangan Junhyung untuk melawan tim dance Ku di Carrion Street. Meski Mereka tak lebih unggul dari tim Ku tapi dengan sportif Mereka hadir dan menunjukkan performance Mereka yang menurut Ku sangat keren. Karena itu hari ini Aku dan tim Ku berkeliling kampus sedemikian rupa untuk memberikan janji Junhyung pada Jokwon. Aku mengakuki kehebatan Pangeran Gemulai dan teman-temannya"



Mahasiswa yang berkumpul jadi ribut mendengar pernyataan Jiyoo.



"Mohon tenang" pinta Jiyoo "Masih ada satu hal lagi yang akan Aku umumkan"



Woonbin yang tadinya tenang berdiri melipat tangan melihat Jiyoo tampak gusar. Ia tahu kali ini Jiyoo pasti akan mengumumkan perihal status hubungannya dengan Dongwoon. Wonbin tak mau melihatnya dan melangkah maju. Tapi Ia menghentikan langkahnya ketika mengetahui Kibum tiba-tiba muncul dan tanpa mempedulikan orang di sekitarnya berjalan lurus menuju Jiyoo. Tanpa ragu Kibum meraih tangan Jiyoo menggandeng dan membawanya pergi dari tempat itu.

***







"Apa maksud semua ini!!" Jokwon sangat marah menghampiri Kibum,Jiyoo dan Chaerin di taman kampus.



"Kibum,apa otak Mu tidak waras membawa Jiyoo seperti itu?" sambung Hyunah.



"Ki..." Jiyoung berharap Kibum segera memberi jawaban.



"Dia sudah cukup menderita karena ulah Ku dan Aku tidak akan membiarkan Dia menyerahkan diri seperti itu pada Dongwoon Hyung karena menanggung kesalahan yang Aku buat"



"Tapi itu keputasannya sendiri! Kesalahan apa yang Kau buat?" bantah Jiyoung. "Jika kekalahan Mu adalah suatu kesalahan lalu bagaimana Kita menyebut keputusan konyol yang Dia buat dan Dia setujui sendiri sebagai taruhan ha?"



"Ma'af jika Kau tidak terima tapi menurut Ku,Kau tidak punya hak untuk mengadili ini semua" Chaerin angkat bicara.



"Mengadili? Hey,Aku hanya bicara pada teman Ku,Ki!"



"Aku tahu! Tampaknya Kau sangat tidak suka melihat kejadian tadi kenapa?"



"Teman Mu itu tidak menanggung kesalahan Ki,tapi Dia bertanggung jawab atas ucapannya sendiri,harusnya Kau merasa malu berbicara dengan kepala mendongak seperti itu di hadapan Ku,pelayan!"



"Kang Jiyoung!" bentak Jiyoo. "Apa begitu sebenarnya pribadi Mu??"



"Apa??"



"Tadinya Aku pikir Kau benar-benar wanita cantik dengan pembawaan yang apik pula,tapi hanya karena melihat sesuatu yang Kau sendiri belum pasti tahu duduk masalahnya,Kau sudah berubah seperti itu. Hagh~ berani sekali menyebut Chaerin Onni pelayan di depan Ku. Aku tidak yakin,sa'at Kau tahu siapa sebenarnya Kakak Mu,apa Kau masih bisa bicara dengan angkuh seperti ini"



"Apa maksud Mu?"



"Harusnya malam itu Kibum yang menang jika Dongwoon tidak memukul lengan kanan Kibum"



"Apa??"



"Hey,Vampir jadi-jadian! Jaga bicara Mu!" cerca Jokwon "Tidak mungkin Hyung melakukan itu!"



Jiyoo memaksa Kibum dan akhirnya berhasil membuat pemuda itu melepas jaket yang Ia kenakan dan menyincing lengan bajunya. "Kau lihat ini! Yang mengukir luka ini adalah Kakak Mu,Kang Dongwoon"



"Apa??" Jiyoung dan teman-temannya benar-benar kaget,begitu juga Chaerin yang tak menduganya.



"Sangat memalukan! Menghalalkan cara apapun untuk menang,bagaimana bisa orang seperti Dia di puja dan di jadikan pemimpin? Orang seperti apa Dia yang tanpa malu dan berlagak paling hebat atas kemenangannya malam itu?"



"Ki! Katakan! Apa itu benar?!"



Kibum hanya diam dan tiba-tiba ponselnya berdering. "Yeoboseyo" diam mendengarkan seseorang di seberang sana bicara "SIAL!!!" langsung berlari pergi dan Chaerin menyusulnya.



"Ya! Jiyoo~aa! Ada apa??" teriak Jiyoo sambil berlari menyusul.



"Jiyoo??" tanya Jokwon.



"Jiyoo?? Apa Aku salah dengar??" Hyunah juga heran.



"Ki!!" Jiyoung menyusul di ikuti kedua temannya.







Jaejin,Junhyung,Minhyuk dan Wonbin tampak terlibat dalam tawuran antara Geng Dongwoon dan Geng Taemin yang terjadi di gang tak jauh dari kampus. Taemin dan teman-temannya sengaja menyerang Dongwoon di sana dan Geng Jiyoo berusaha melerai.



Jiyoo,Jiyoung,Hyunah dan Jokwon yang baru sampai sangat kaget melihat tawuran itu. Tampak pula Kibum dan Chaerin terlibat di dalamnya. Jiyoo makin panik,tubuhnya gemetar dan ketakutan melihat kejadian itu.



"Ya!!" teriakan Jiyoo tak di gubris. "ADA POLISI MENUJU KEMARI!!!" teriaknya sekeras Ia bisa.

***







"Tadi benar-benar mengejutkan,Taemin tiba-tiba datang membawa pasukan seperti itu dan menyerang Dongwoon hah...kacau sekali" Junhyung geleng-geleng. "Ya,Kibum~aa bagaimana bisa Kau teriak seperti tadi??"



Jiyoo tersenyum tersipu "melihat kejadian tadi...Aku sangat ketakutan dan tiba-tiba saja terpikir oleh Ku untuk bilang bahwa ada polisi"



"Jiyoo~aa kenapa Kau tidak bilang kalau Dongwoon bertindak curang?" tanya Wonbin pada Kibum.



"Iya,sebenarnya ini kesempatan bagus buat Kita tapi...untung Kau selamat" tambah Jaejin.



"Iya,beruntung sekali" Minhyuk mengamini. "Besi itu bisa saja mematahkan tulang Mu" tambahnya.



"Orang itu memang Orang kaya yang sombong,bodoh dan tidak punya hati!" Chaerin mengumpat kesal "Aku senang melihat Dia jadi bulan-bulanan seperti tadi"



"Sekarang Aku mengkhawatirkan Kelompok Taemin" Kibum bersuara juga "Aku khawatir Dongwoon melakukan serangan balik"



"Aku rasa Dia tidak akan berani dan jika itu terjadi pasti Orang Kita sudah mengirim pesan tentang itu" Wonbin menenangkan.







Kibum dan Jiyoo mengantar teman-temannya pulang di teras rumah. Jiyoo tampak riang setelah teman-temannya pergi kemudian menatap Kibum yang berdiri di sampingnya.



"Kau mulai lagi! Sudah Ku bilang jangan menatap Ku seperti itu!"



"Tidak...hanya saja melihat wajah Ku dengan beberapa luka habis berkelahi seperti itu...benar-benar keren hihihi" Jiyoo tersipu sendiri "jadi terlihat seperti dalam film kungfu dan film laga lainnya,seperti jagoan!"



"Haish! Jagoan?? Kau tidak marah??"



"Tidak,mengapa harus marah?? Jiyoo~aa"



"Emm??"



"Bagaimana kalau Kita akhiri saja permusuhan di antara Kita?"



"Aku juga memikirkannya,tapi apa Kau yakin? Teman-teman Mu?"

***







Suasana kampus tampak tenang keesokan harinya. Tampak lenggang sekali,mungkin tak terlalu banyak yang tahu tentang tawuran kemarin.





"Kibum~ssi"



Kibum kemudian menemui Taemin,Jungshin,Wooyoung dan Yoseob. Sama seperti Kibum,wajah keempatnya juga menyisakan banyak luka usai perkelahian kemarin.



"Harusnya Kau mengatakan hal itu secara langsung" Wooyoung benar kecewa "Kami sudah menunggunya selama 2tahun"



"Kami sudah menyelidiki dan ada saksi mata" tambah Jungshin.



"Kalian akan mengurus ini?" Kibum balik tanya.



"Balapan kemarin,Dongwoon tidak hanya memukul Mu tapi Dia juga merusak sebuah mobil mewah dan Kau kalah karena pukulan Dongwoon,masih mau diam saja?" Taemin menjelaskan. "Kejadian itu terjadi di terowongan Dongsan (namanya ngawur) meski Kita diam tapi pemilik mobil itu tidak terima"



"Kau tahu siapa Dia?" sahut Yoseob "Masih Keluarga Raja,Orang Istana. Aku rasa tamatlah riwayat Dongwoon sekarang"



"Dia memang memukul kaca depan mobil mewah itu,mungkin Dia kesal karena mobil itu menghalanginya,Ia melakukannya usai memukul Ku" jelas Kibum.



"Jadi Kau melihat kejadiannya?" Taemin memastikan.



"Aku sempat menepikan motor Ku dan berhenti karena kesakitan,lalu kenapa Kalian menyerangnya kemarin?"









Kibum kembali duduk melamun di atas gedung olah raga dan terus memikirkan ucapan Wooyoung. "Kau pernah mengalahkannya dan Kita sama-sama mendapat perlakuan tidak adil. Peristiwa 2 tahun yang lalu...Kami terlalu takut untuk mengatakan pada Jiyoo kalau ada kecurangan,Kami ada di tikungan ketiga sa'at balapan malam itu berlangsung". Kibum kembali memegang lengan kanannya yang masih terasa nyeri dan kenangan buruk tentang Minjae kembali muncul. Kibum menundukkan kepala dan tubuhnya gemetar.



"Kau baik-baik saja?" suara Yoochun membuat Kibum menegakkan kembali kepalanya. "Kemarin benar-benar mengejutkan,penyerangan itu"



"Terima kasih,Sunbae membantu Kami"



"Aku hanya mengambilkan obat untuk Kalian,bukan apa-apa. Kenapa Kau terlibat? Kau membela siapa?"



"Bagaimana mempertanggung jawabkan ini semua Sunbae?"



"Nee??"



"Kebenaran selalu datang terlambat,Mereka mempunyai keberanian menyerang karena Aku hah! Alasan yang tidak masuk akal,lalu apa yang harus Aku lakukan?"



"Kau sudah tahu jawabannya,kenapa masih ragu dan bertanya? Sebenarnya Kau sudah menggenggam semuanya,hanya saja Kau ragu pada diri Mu sendiri,itulah masalah dan kebodohan Mu". Kibum diam merenungi ucapan Yoochun. "Tidak perlu maju sendiri,beri saja dukungan,Mereka hanya butuh dukungan dari Mu. Itu layaknya suntikan vitamin bagi Mereka"



"Benarkah??" Kibum kemudian tersenyum.



"Kau dan Jiyoo tampak baik,Aku senang melihat Ia merawat Mu kemarin. Kau tahu,seperti dalam sinetron saja. Jiyoo merawat Mu dan Jiyoung tampak tak suka begitu juga Dongwoon,lalu Wonbin terus menatap Mu,ada apa dengan Kalian?"



"Sunbae memperhatikannya?". Yoochun mengangguk. "Apa pernah terlintas di benak Sunbae kalau Jiyoo selalu memperhatikan Sunbae?"



"Apa??"



"Dia sangat memperhatikan Sunbae"



"Yakin sekali? Bagaimana Kau tahu?"



"Banyak hal terjadi belakangan ini,mungkin terdengar konyol tapi..."



"Kau mulai menyukainya?" potong Yoochun "Lalu...kenapa Dia memperhatikan Aku?"



"Karena Sunbae sangat mirip dengan Minjae Oppa"



"Hey! Kibum~aa! Kenapa malah diam menatap Ku seperti itu?"



"Sunbae sangat tampan"



"Aish! Kau kambuh lagi memuji Ku seperti itu! Jangan sampai Aku memukul Mu lagi! Aku jadi takut pada Mu"



"Hehehe...Aku hanya berpendapat tentang Jiyoo,Dia pasti memandang Sunbae seperti itu"

***









"Aku merasa senang bisa mengenal Kalian selama hampir 40hari ini,Kalian banyak membantt Ku,Aku benar-benar berterima kasih atas itu semua,kamsahamnida" Jiyoo membungkuk di hadapan Chaerin,Jaejin,Junhyung dan Minhyuk. "Ma'afkan Aku juga,selama ini sikap Ku sangat buruk pada Kalian,terutama Chaerin dan Junhyung,Aku banyak mengeluarkan kata-kata keji pada Kalian. Aku mohon ma'afkan Aku" kembali membungkuk.



"Rasanya aneh melihat tubuh ini yang minta ma'af tapi sudahlah" jawab Junhyung.



"Aku janji,setelah tubuh Ku kembali,Aku akan minta ma'af lagi pada Kalian semua"



"Niat sekali?" Chaerin heran.



"Aku takut kehilangan Kalian...Aku belajar banyak dari Kalian dan setelah ini Aku ingin Kita tetap berteman seperti ini"



"Kami mau,tapi bagaimana teman-teman Mu?" tanya Jaejin.



"Mereka...Aku rasa itu bisa di atur belakangan hehe"



"Jiyoo menghubungi Kalian?" Wonbin baru bergabung dan semua menggeleng.



"Ada apa?? Terjadi sesuatu lagi?" tanya Jiyoo.



"Aku dengar pagi ini Taemin menemuinya"



"Apa?? Lalu Hyung tahu apa yang Mereka bicarakan?"



"Semalam Aku sempat bertemu Mereka dan sepertinya Mereka serius memperkarakan Dongwoon,Mereka sudah mengumpulkan bukti-bukti untuk menyerang tapi Aku rasa itu menunggu persetujuan Mu"



"Aku?? Lalu Aku harus bicara apa nanti?"



"Mereka menemui Kibum karena Dia adalah korban sekaligus saksi,tentang Kau ini berhubungan dengan peristiwa 2 tahun yang lalu"



"Aku tahu,lalu Aku harus bagaimana? Itu bukan hak Ku memberi jawaban tapi itu hak Jiyoo"

***







Jiyoo berdiri menatap Kibum yang duduk melamun sambil memeluk gitarnya di teras. "kenapa tidak di mainkan?" tanya Jiyoo sembari duduk di samping. "Pasti bingung,maju atau mundur?"



"Awalnya sempat berapi-api,tapi belakangan jadi tak bersemangat. Hah..." menghela nafas. "Aku rasa Dia juga tidak menginginkannya,malam itu...Dia tersenyum sa'at menghembuskan nafas terakhirnya...Dongwoon sudah mendapat banyak ganjaran"



"Aku dengar pemilik mobil itu masih keluarga kerajaan,apa benar?"



"Iya,Taemin sudah membersìhkan nama Ku jadi Aku tidak akan memikirkannya lagi"



"Lalu tentang gelar kehormatan mendiang Minjae?"



"Dia sudah memilikinya,Dia...pasti sudah tenang dalam pelukan Tuhan"



"Ya sudah kalau memang begitu keputusan Mu. Hey,mainkan lagu untuk Ku!" berusaha mencairkan suasana. "Kau membawa gitar tapi hanya memeluknya,ayo mainkan!"



"Kau suka lagu apa?"



"hmm...Kau bisa lagu apa saja? Terserah Kau sajalah hehe"



Kibum mulai memetik gitarnya memainkan intro lagu More Than Words.



"Woa~ ini lagu kesukaan Ku! Hihihi"



"Saying I love You,it's not the words I want to hear from You..." Kibum mulai bernyanyi untuk Jiyoo yang terlihat sangat senang di buatnya.

***









Hari tepat 2 tahun Minjae meninggal pun tiba. Kibum,Jiyoo,Wonbin dan yang lain mengadakan upacara di makam Minjae. Usai melakukan upacara,Mereka menuju Carrion Street untuk melakukan tabur bunga dan hening sejenak di tikungan ketiga. Seluruh penghuni Caliptra Space mengikuti ritual ini,tampak pula Taemin,Jungshin,Wooyoung dan Yoseob hadir dalam ritual itu. Usai mengadakan hening satu persatu mulai bubar dan tampak Dongwoon datang kemudian menghampiri Jiyoo. Semua mata tertuju pada dua makhluk Tuhan ini.



"L.J!" Dongwoon memulai dan Jiyoo menatapnya dengan tenang. "Aku datang...Aku mengaku kalah". Semua kaget mendengarnya. "Aku mengaku kalah..." berlutut di hadapan Jiyoo. "Aku pasrah pada Mu"



"Apa maksud semua ini??"



"Aku mengaku kalah pada Mu,benar-benar kalah. Aku benar-benar tersiksa. Semua kekacauan yang terjadi adalah ulah Ku dan..." tak mampu melanjutkan dan menitikan air mata.



Jiyoo jadi terharu "Aku..." tampak ragu kemudian menatap Kibum sejenak dan pemuda itu mengangguk padanya. "Sudah akhiri saja. Aku tidak mau melanjutkan ini semua,Aku sudah lelah"



"Apa??" Dongwoon kaget.



"Aku hanya akan mengambil alih Carrion Street selebihnya Aku tidak mau tahu. Ayo!" memberi perintah agar teman-temannya ikut pergi sedangkan Dongwoon tetap berlutut seperti itu.

***







Jiyoo tersenyum manis pada Kibum. Keduanya duduk berdampingan di kereta menuju kediaman Sang Nenek di Desa Myónggi bersama Hyunjoo. Usai memberi penghormatan untuk Sang Nenek keempatnya berkumpul duduk bersama.



"Jadi Nenek tahu tentang semua ini?" Jiyoo terlihat sangat kaget.



Nenek tersenyum dengan anggunnya "Jika bukan Aku lalu siapa? Aku hanya mengirim Hyunjoo untuk menjaga Jiyoo tapi malam itu Jiyoo datang bersama Kibum,sungguh kesempatan emas dan Kami tidak mau menyia-nyiakan itu. Apa Kalian marah pada Nenek?" menatap teduh Kibum dan Jiyoo "Atau Kalian menyesal?"



"Marah Ku sudah habis pada Momo,kalau menyesal...Aku rasa tidak" jawab Kibum.



"Jadi ini keputusan Kalian? Kalian yakin akan melakukannya?"



"Aku dan Kibum sudah sepakat dan Kami akan melakukannya"



"Baiklah jika Kalian sepakat melakukannya,Aku akan membantu Kalian di hari ke 40 nanti"









"Kau mau ikut?" tanya Kibum pada Jiyoo.



"Kemana?"



Jiyoo duduk dalam boncengan Kibum. Kibum mengayuh sepeda tua itu mengajak Jiyoo berkeliling sambil terus bercerita pada Jiyoo. Keduanya kemudian berhenti dan menatap hamparan perkebunan luas itu.



"Jadi ini akar masalahnya? Hah...Aku jadi merasa picik dan serakah" ucap Jiyoo "Tapi Kau benar berhasil menghentikan rencana Dewan Koalisi di perusahaan Appa,itu hebat"



"Semoga setelah ini semua kembali seperti semula"



"Pasti! Kita akan melakukannya bersama-sama" menggenggam tangan Kibum.

***







"Kibum meminta Kita datang ke restoran Changmi pukul 7 malam nanti?" Seungwoo heran.



"Bukan hanya Kita,tapi juga Soyeon,Yoojin,Yoobin dan Soeun. Dia bilang ada sesuatu yang sangat ingin Ia sampaikan pada Kita semua" ucap Miyoung.







"Meminta Kita datang pukul 7 ke restoran Changmi?" tanya Moonsik.



"Iya,Jiyoo menelfon dan meminta Kita semua hadir nanti malam" Hyunjung membenarkan.



"Ada apa kira-kira??"







Jiyoo dan Kibum mengunjungi makam Sang Kakek bersama Nenek dan Hyunjoo.



"Aku harap semua akan berjalan lancar dan setelah ini pasti Aku bisa istirahat dengan tenang. Ma'af Nenek telah menyusahkan Kalian"



"Nenek..." Jiyoo memeluk Sang Nenek "Satu hal yang ingin Aku katakan,meski awalnya Aku sangat marah tapi sekarang Aku merasa sangat bahagia dan merasa menjadi orang yang berguna dan Aku merasa beruntung bisa merasakan jadi bagian dari Keluarga Lee"

***







Keluarga Lee tiba lebih dulu di restoran Changmi dan menuju ruang VIP yang telah di pesan Jiyoo. Meski heran kenapa Jiyoo melakukan itu tapi Mereka tetap menunggu dengan sabar. Tak lama kemudian Keluarga Kim datang dan masuk ke ruangan yang sama. Kedua keluarga ini sama-sama kaget.



"Kau juga kemari?" Moonsik menghampiri Seungwoo "Bagaimana bisa Kita ada dalam satu ruangan yang sama seperti ini? Apa ini kebetulan?"



"Anak Ku,Kibum yang meminta Ku datang kemari pukul 7 malam"



"Begitukah? Jiyoo juga melakukan hal yang sama,apa mungkin ini sengaja dan merupakan rencana Mereka berdua?"



"Apa?? Tapi bukankah Mereka bermusuhan?"



"Iya juga,tapi ini tidak mungkin jika hanya kebetulan saja"



"Terima kasih sudah menjenguk Ku waktu itu"



"Ah~ Aku lega melihat Mu kembali sehat seperti ini"



"Semua sudah datang!" Jiyoo muncul bersama Kibum,Nenek dan Hyunjoo dan semakin membuat semua bingung.





Semua pun duduk berkumpul mengitari meja panjang yang sudah di siapkan. Nenek pun bicara menjelaskan maksudnya mengumpulkan semua malam itu.



"Apa??" bukan hanya Seungwoo yang kaget tapi semua anggota keluarga Kim dan Lee mendengar penjelasan Nenek.



"Mohon tenang!" pinta Kibum dan suasana kembali tenang. "Apa yang di ucapkan Nenek benar adanya. Aku adalah Lee Jiyoo dan Dia" menunjuk Jiyoo "Adalah Kim Kibum. Mungkin terdengar ngayal dan tak masuk akal tapi inilah kenyataannya dan hari ini adalah hari ke-39 jiwa Kami tertukar maka dari itu Kami sepakat mengumpulkan semua di sini"



"Meski awalnya Kami marah,namun pada akhirnya Kami menjalani ini dan menopang satu sama lain" tambah Jiyoo



"Tapi,Jiyoo lah yang paling berbuat banyak termasuk menyelesaikan masalah tanah sengketa di desa Myõnggi dan berhasil menggagalkan rencana dewan koalisi" tambah Jiyoo.



"Aku sengaja melakukan rencana ini" Nenek mengambil alih "Betapa menyedihkan Kita,persahabatan yang sudah terjalin lama terpecah hanya karena isu surat wasiat seperti itu!". Seungwoo menundukkan kepala. "Perlu Kalian ketahui,surat wasiat itu tidak pernah ada!". Semua tampak kaget. "Ada yang sengaja melakukan sabotase dan Kalian termakan hasutan itu hingga terpecah dan Aku...Aku hanya orang tua bodoh yang tersisa dan tidak bisa menyelesaikan konflik ini. Setelah mengetahui semua ini,apa keputusan Kalian?" menatap Moonsik dan Seungwoo bergantian.



"Kami..." ucap Seungwoo ragu.



"Kami akan mengakhiri ini" sahut Moonsik "Aku tidak ingin terus seperti ini"



"Aku pun begitu..." Seungwoo membenarkan "Aku ingin Kami saling menopang seperti dulu"



"Syukurlah" Jiyoo tersenyum lega "Kita akan saling menopang seperti dulu"



Semua tersenyum dan Seungwoo memeluk Moonsik.



"Besok adalah hari ke-40,Kami tidak tahu apa yang akan terjadi setelah esok,tapi melihat ini semua Aku lega" ucap Kibum.



"Pantas saja Jiyoo berubah aneh,hah...ternyata ulah Nenek" Junho menggelengkan kepala.

***







"Jadi...ini hari ke-40??" Junhyung memastikan dan Jiyoo mengangguk. "Berarti semua akan kembali normal setelah itu?"



"Semoga saja,karena itu hari ini Aku mengajak Kalian ke Namsan ini" ucap Jiyoo riang. "Mari Kita bersenang-senang!"



"Tanpa teman-teman Mu?" goda Junhyung "Haha baiklah Kami akan bersenang-senang" merangkul Jaejin dan Minhyuk pergi.



"Chaerin,Kita jalan-jalan" Wonbin mengajak Chaerin.



Hanya tersisa Kibum dan Jiyoo yang tampak kaku. "Apa Kita terus seperti ini?" Jiyoo memulai. "Karena Aku masih berperan sebagai Jiyoo jadi ajak Aku jalan! Kau kan Kibum" pintanya manja.



"Dasar manja!" Kibum mulai berjalan sambil mengantongi tangannya.



"Ya!" menyusul dan menyelipkan tangannya di lengan Kibum.







Jiyoo bersikap manja pada Kibum,keduanya terlihat mesra sekali.



"Apa harapan Mu?" berusaha mengintip Kibum yang menulis sesuatu pada gembok di tangannya. "Pelit sekali!". Kibum menggantungkan gemboknya kemudian berjalan lagi. "Ya! Tunggu Aku!" Jiyoo segera menyusul.



"Di mana Mereka!"



"Siapa?"



"Yang lain"



"Mereka pasti memberi Kita waktu berduaan"



"Mwo?? Konyol!"



"Mereka tahu,mungkin setelah hari ini Kita tidak akan bisa sedekat ini"







*Beautifull Good Bye-f(x)*



Kibum dan Jiyoo duduk berdampingan.



"Cepat sekali ya..." Jiyoo menghela nafas.



"setelah semua kesulitan itu...iya cepat sekali..."



"Kau yakin setelah ini jiwa Kita akan kembali ke tubuh masing-masing?"



"Aku yakin dan Aku percaya pada ucapan Nenek. Aku sudah cukup menderita karena Mu"



"Apa?? Lebih parah Aku!!" Jiyoo sewot "Kau akan menepati janji Mu kan?"



"Iya,Kita akan memulai awal yang baru bersama keluarga Kita dan Aku akan jadi pengajar yang baik untuk Mu"



"Yaksokhae?" mengulurkan jari kelingkingnya dan Kibum mengaitkan jari kelingkingnya. "Kita berjanji" tersenyum manis.



"Malam ini terasa sangat panjang ya"



"Aku dan yang lain sepakat akan terjaga sepanjang malam,Kau mau ikut?"



"Tentu"



Jiyoo menyandarkan kepalanya di pundak Kibum.



"Kau ini benar-benar pantas menjadi wanita,Kim Kibum Si Pangeran Gemulai!" cerca Kibum.



"Apa Kau bilang?! Aku 100% laki-laki! Kau mau bukti?!" Jiyoo besungut-sungut.



"Kau mau apa??"



Jiyoo langsung meraih wajah Kibum dan mencium lembut bibir Kibum. "Aku adalah laki-laki" kembali mencium bibir Kibum.















"Jiyoo~aa setelah ini,jika Aku katakan Aku cinta pada Mu Lee Jiyoo,apa yang Kau lakukan?"





















___________THE END___________















akhirnya ff gaje dengan banyak cast ini kelar juga,ma'af jika tidak suka dengan endingnya



_shytUrtle_

Fan Fiction FF

¤ FF Gaje Spesial Buat Temen-Temen LOCKET "Pangeran Gemulai Dan Si Cantik Gunung Es" ¤

00:26

¤ FF Gaje Spesial Buat Temen-Temen LOCKET "Pangeran Gemulai Dan Si Cantik Gunung Es" ¤



* Judul lain: The Supple Prince And The Wild Princess



* Kategori: Serial-Roman-Komedi (mungkin hehehe ^^v)



* Author: shyturtle



* Susunan pemain:



- Peran Utama:. Almighty Key SHINee as Kim Ki Bum. Shi Gui aka readers as Lee Ji Yoo



- Keluarga Kim:. Kim Seungwoo (aktor) as Ayah Kibum. Lee Miyoung (artis) as Ibu Kibum. Kim So Yeon (artis). Kim Yoo Jin (UEE After School). Kim Yoo Bin (Wonder Girl's). Kim So Eun (aktris/Ga Eul BBF)



- Keluarga Lee:. Lee Moon Sik (aktor/Jukbang TGQS) as Ayah Jiyoo. Go Hyun Jung (artis/Mishil TGQS) as Ibu Jiyoo. Lee Jun ki (aktor). Lee Jun Ho (2pm). Lee Seung Gi (aktor). Lee Seung Hyun (Seungri Big Bang)



- Geng Kibum:. Jo Kwon (2AM). Kang Ji Young (KARA). Kim Hyun Ah (4MINUTE)





- Geng Jiyoo:. Oh Won Bin (ex gitaris FT.Island). Yong Jun Hyung (B2ST). Lee Jae Jin (FT.Island). Kang Min Hyuk (CN.Blue). Lee Chae Rin (CL 2NE1)



- Pemain pendukung: Son Hyun Joo (aktor),Kang Dong Woon (aktor)



- Special appearance: Park Yoochun and A.N.JELL



* Theme Song:. Ost.Goong S opening. Ost.Sungkyunkwan Scandal track 11 instrumen. Ost.God Of Study track 9 The Final Mission Instrumen. CN.Blue - Try Again,Smile Again. TRAX - Tell Me Your Love











Episode #7





Kibum melajukan motornya dengan kencang berharap bisa lekas sampai ke rumah sakit. Jiyoo menangis tersedu dalam pelukan Chaerin sementara Jaejin,Junhyung,Minhyuk dan Wonbin hanya bisa diam melihatnya. 10 menit yang lalu Kibum menelfon dan mengatakan Seungwoo colaps dan di bawa ke rumah sakit. Jiyoo yang tak lain adalah Kibum benar shock mendengar kabar itu dan jadi ketakutan.



"Dimana Soyeon dan Yoojin Nuna?" tanya Kibum sa'at Soeun dan Yoobin menyambutnya.



"Setelah show usai Mereka akan kemari" jawab Yoobin.



"Apa?? Aku tidak percaya,ada apa dengan keluarga ini??"



"Mereka..." Soeun mencoba memberi alasan.



"Apa Mereka sama sekali tidak mengkhawatirkan Appa?!!" potong Kibum. "Aku heran! Apa pamor dan uang lebih penting dari Appa?! Apa seperti ini yang di sebut keluarga?!"



Soeun dan Yoobin diam,tampaknya keduanya menyadari jika ucapan Kibum benar. Keluarga ini hanya tampak harmonis di depan publik saja tapi sebenarnya kehangatan itu tidak ada di dalam keluarga Kim. Hanya kehampaan,sungguh miris dan menyedihkan.





Dokter bilang Seungwoo terkena stroke dan masih belum sadar hingga kini. Kaki Kibum terasa gemetar melihat Seungwoo terbaring seperti itu. Kibum yang tak lain adalah Jiyoo tidak bisa menguasai perasaannya. Ia membayangkan Ayahnya,Moonsik yang belakangan juga kurang baik kesehatannya. Kibum duduk di samping kanan ranjang menahan air matanya agar tidak jatuh. Ada rasa takut dan juga mengkhawatirkan Kibum terus bergejolak di batinnya kini. Di genggamnya tangan kanan Seungwoo dan air mata itu meleleh. Ia benar-benar takut sekarang.***





Jiyoo mengusap air matanya lalu menatap Chaerin yang masih menggenggam tangannya. Chaerin mengangguk dan kedua pun masuk. Tampak Moonsik,Hyunjung,Junho,Seunggi dan Seunghyun berkumpul di ruang keluarga dan sepertinya tengah menunggu Jiyoo. Hati Jiyoo makin merasa haru ketika Moonsik mengatakan bahwa Ia akan menjenguk Seungwoo dan menawarkan apakah Jiyoo bersedia ikut. Jiyoo mati-matian menahan agar air matanya tidak jatuh dan mengangguk antusias memberi isyarat bahwa Ia setuju ikut menjenguk Seungwoo. Jiyoo terus menggenggam tangan Chaerin. Ia tidak tahu apakah Ia masih bisa bertahan seperti ini sa'at sampai di rumah sakit.





Suasana sempat kaku,tapi Hyunjung kemudian memeluk Miyoung dan membiarkan sahabatnya itu menangis dalam pelukannya. Jiyoo tidak akan sanggup jika Ia terus ada di sana. Ia pun memutuskan pergi mencari Kibum.Dugaan Jiyoo benar,Kibum berdiam di balkon rumah sakit. Kibum membalikkan badan sa'at sadar ada yang datang.



*With You-After School*



Keduanya berdiri berhadapan. Bahu Jiyoo bergoyang karena berusaha menahan tangisnya. Kibum pun meraih tubuh Jiyoo dan mendekapnya. Jiyoo kaget namun hanya bisa diam ketika Kibum memeluknya. Perlahan Ia pun melingkarkan kedua tangannya di pinggang Kibum. Air mata Chaerin tiba-tiba menetes melihat Jiyoo dan Kibum. Ia pun tersenyum sembari mengusap air matanya kemudian pergi.***







Pagi itu Kibum mendapati ke empat Kakaknya sudah berkumpul di meja makan menikmati sarapan sambil membaca surat kabar. Ia hanya diam dan menuang air putih segelas dan meminumnya.



"Coba lihat! Apa tujuan Keluarga Lee datang semalam? Aku yakin Mereka hanya mencari simpati atas insiden ini" Soyeon membanting surat kabar di tangannya.



"Entahlah! Keluarga itu memang aneh,sepertinya diam-diam selalu mengawasi Kita" Yoojin menambahkan. "Menurut Ku,Mereka itu hanya mencari sensasi,agar di pandang baik dan peduli pada keluarga Kita"



Soeun dan Yoobin hanya diam saling memandang sementara kedua kakaknya terus mengoceh tentang Keluarga Lee.



Kibum meletakkan gelas di tangannya sedikit keras hingga membuat ke empat kakak perempuannya kaget.



"Baby Angel! Ada apa?? Kau mengagetkan Kami saja!" protes Yoojin.



"Apa sarapan pagi dalam keluarga ini selalu seperti ini?"



"Apa??" Soyeon heran melihat ekspresi kesal Kibum. "Kau kenapa??"



"Apa Kalian tidak bisa melihat betapa senangnya Umma ketika Keluarga Lee datang menjenguk Appa?? Apa Kalian tidak bisa melihat ketulusan Mereka?? Bahkan Mereka datang 30 menit lebih awal dari Soyeon dan Yoojin Nuna,seharusnya Kalian malu karenanya. Kalian mengolok-olok orang lain yang nyatanya lebih peduli pada Umma dan Appa daripada Kalian,anak kandungnya"



"Kibum~aa!!!" bentak Soyeon sembari menggebrak meja. "Beraninya Kau berkata seperti itu!"



"Nuna tidak akan marah jika Nuna merasa tindakan Nuna itu benar. Aku heran,dalam situasi seperti ini Nuna masih sempat berpikir sepicik itu" menggelengkan kepala "Tadinya Aku pikir Kalian benar-benar wanita-wanita sempurna dan cantik,tapi hari ini baru Aku sadar,Kalian sama sekali tidak cantik"



"Baby Angel!!" Yoojin pun di buat kesal.



"100% benar" Kibum menyincingkan senyum di bibir tipisnya kemudian pergi.









Di temani Chaerin,Jiyoo kembali datang menjenguk pagi itu. "Kata Ibu sup ini baik untuk kesehatan dan stamina Bibi. Tadinya Aku ingin membuatnya sendiri untuk Bibi tapi Aku tidak bisa"



Miyoung tersenyum tulus dan menatap lembut Jiyoo,"Jangan merendah. Aku tahu Kau pandai memasak dan Kau tidak sekasar penampilan Mu"



"Bibi~" tersenyum tersipu. "Lekas di makan mumpung masih hangat"



"Baiklah,tolong awasi suami Ku ya"



"Bibi tidak khawatir mempercayakan Paman pada Kami??"



"Yang di pandang sebagai musuh bukanlah musuh yang sebenarnya" Miyoung tersenyum manis dan pergi.



"Umma~" bisik Jiyoo.***







Tangan Jiyoung pelan menyentuh punggung Kibum "Kau...baik-baik saja??" bisiknya. "Ya ampun,ini pertanyaan bodoh,ma'afkan Aku,Ki"



Kibum menghela nafas "Aku mengkhawatirkan kondisi Appa"



"Boleh Aku ikut dengan Mu nanti? Kau akan pergi ke rumah sakit kan?"



"Iya,tapi masih ada beberapa hal yang harus Aku selesaikan. Kau bisa pergi sendiri kan?"



"Baiklah" Jiyoung terdengar kecewa. "Aku tahu belakangan ini Kau sibuk" tersenyum getir.



Kibum meletakan kedua tangannya di pundak Jiyoung dan menatap lembut gadis cantik itu. "Bersikaplah seperti ini pada Ku sa'at semua sudah kembali normal,jangan sekarang,itu membuat Ku risih,Kau paham kan?!" Jantung Jiyoung berdebar kencang dan Ia hanya bisa mengangguk. "Jaga sikap Mu. Ingat,sampai semua normal,Ok!"



Jiyoung diam mematung di tempat Ia duduk sambil senyum-senyum sendiri memegang kedua pundaknya.









"Sa'at ini Jiyoo dalam posisi sulit,tapi Dia malah bilang tidak mau mundur,Aku jadi mengkhawatirkannya" keluh Minhyuk.



"Iya,Aku pun sama. Hagh~ Aku masih tidak percaya dengan kejadian ini,Jiyoo adalah Kibum dan Kibum adalah Jiyoo" Jaejin mengacak rambutnya.



"Tapi ini benar terjadi" sela Jiyoo yang baru sampai bersama Chaerin.



"Bagaimana Ayah Mu? Apa baik-baik saja?" tanya Junhyung. "Akh~~ ma'af,tapi yang sabar ya"



Jiyoo tersenyum tulus,"Terima kasih untuk semuanya"

***







Kibum berlari menaiki tangga segera menuju rumah kontrakan. Jiyoo berbinar ketika Ia sampai. "Hyung!!!" sapanya pada pemuda yang duduk di hadapan Jiyoo,namun Pemuda itu tampak kebingungan menatapnya. "Astaga~ ma'af Aku lupa memperkenalkan diri. Aku juga orang kepercayaan Junki Hyung dan sejak Hyung masuk wajib militer kemarin,Aku di percaya untuk menjaga Nona Lee". Kini giliran Jiyoo yang menatapnya heran. "Nona! Jadi ini Kimjay Hyung yang sering Nona ceritakan pada Saya?" sambil memberi kontak mata pada Jiyoo.



"Ah~ iya,ini Dia orangnya,mari Kita duduk" Jiyoo berusaha menutupi rasa gugupnya.Ketiga pun duduk namun Kimjay masih tampak mengamati Kibum.



"Nona Lee,sebenarnya siapa anak ini? Wajahnya sangat tidak asing"



"Deg!!!" Jiyoo dan Kibum kompak menelan ludah mendengarnya.



"Kita tidak pernah membahas masalah ini dengan orang lain"



"Jangan khawatir,apa yang Kita pandang sebagai musuh bukanlah musuh yang sebenarnya". Kimjay masih tampak ragu.



"Aku tahu banyak tentang keluarga Kim dan Lee,maksud Ku...Aku baru mendapatkan beberapa fakta baru,Hyung biarkan Aku bergabung"









Kibum duduk bersila menghadap dinding kaca tampak sedang memikirkan sesuatu. Ia serius memikirkan ulasan yang di berikan Kimjay dalam kunjungannya tadi tentang hasil penyelidikannya.



"Kau belum makan" Jiyoo membangunkan Kibum dari lamunannya. "Minumlah teh krisan ini agar lebih baik"



"Terima kasih. Kibum~aa,Aku memikirkan ucapan Mu tadi,apa yang Kita pandang sebagai musuh bukanlah musuh yang sebenarnya"



"Itu kata-kata Umma Ku,begitu beliau memandang keluarga Mu. Baru Aku tahu kalau permusuhan keluarga Kita karena sengketa tanah warisan di Desa Myónggi,memalukan sekali"



"Aku dengar Mendiang Kakek Kita menulis wasiat atas nama Mereka tentang tanah yang luasnya berhektar-hektar itu,tapi kabarnya wasiat itu hilang dan tanah itu jadi sengketa"



"Apa yang Kau pikirkan tentang kata-kata Ku tadi?"



"Selama ini Aku dan Junki Hyung menyelidiki masalah ini,Aku rasa bisa jadi yang Kami anggap akar masalahnya adalah Kim Seungwoo Ayah Mu tapi kenyataannya bukan Dia karena King's juga merupakan perusahaan koalisi kan?"



"Kau menyelediki sejauh itu?"



"Jika sa'at ini Kau ada di dalam tubuh Mu ini dan dalam situasi seperti ini apa yang akan Kau lakukan?"



"Aku..."



"Ayah Mu terbaring sakit dan tiba-tiba koalisi dari perusahaan Ayah Mu bertindak sendiri dan dengan gencar melakukan penyerangan pada Kami,Mereka benar-benar menginginkan tanah itu"



"Aku sama sekali tidak paham apa yang Kau bicarakan"



"Selama ini apa saja yang Kau lakukan Tuan Muda?". Mendengarnya Jiyoo meredup dan menunduk. "King's Corp berharap mengambil alih tanah di Myónggi atas nama Mereka dan berharap mendirikan pabrik disana,apa Kau tahu bagaimana kondisi penduduk desa itu?". Jiyoo menggeleng,"Mereka orang yang punya keahlian dalam bidang pertanian dan berkebun,hidup Mereka bergantung dari itu dan rata-rata Mereka adalah orang tua,jika di sana di dirikan pabrik maka akan ada berapa kepala keluarga yang kehilangan mata pencariannya?"



"Mereka bisa bekerja di pabrik kan?"



"Pabrik mana yang mau menerima orang-orang seperti Mereka?"



"Kau berkata seperti itu karena keluarga Mu bergantung dari pertanian di sana kan?"



"Ternyata Kau sama saja,tanpa meributkan tanah itu kekayaan Keluarga Mu masih bisa di gunakan hidup sampai 7 turunan,tapi orang-orang di sana? Apa Kalian itu benar-benar tidak punya hati"



"Lalu apa rencana Mu? Apa Kau pikir itu paling benar?"



"Belum yakin,tapi Aku akan mencoba menyusup ke dalamnya"



"Apa??"



"Kita sudah janji akan menyelesaikannya kan? Aku sudah merencanakan sesuatu"



"Apa itu?"



"Apa yang Kau takutkan sebagai calon pewaris yang memimpin King's??"



"Aa...apa?? Aku tidak pernah memikirkan itu"



"Kau itu Tuan Muda macam apa?!! Pasti mengerikan jika Ayah Mu tiba-tiba meninggal dan dalam usia Mu ini Kau harus mengambil alih perusahaan sedang Kau sama sekali tidak tahu bagaimana orang-orang di dalamnya,sama sekali tidak tahu siapa kawan dan siapa lawan"



"Seperti itu kah? Kau ini seperti membicarakan sinetron saja"



"Kau pikir semua orang yang menunduk di hadapan Mu berarti setia? Pemberontakan dan pengkhianatan sudah ada sejak zaman kerajaan dan itu di wariskan secara turun temurun sebagai tradisi"



Jiyoo menelan ludah,"Aku tidak pernah berpikir sejauh itu"



"Terang saja yang ada di otak Mu hanya bersenang-senang hagh!"



"Ya,Jiyoo~aa. Aku mau bekerja sama dengan Mu,sungguh...ya" menggoyang lengan Kibum.

***









*Ost.SKKS-Track 11*



Kibum terlihat tampan dengan memakai setelan jas hitam itu. Limosin hitam itu membawanya menuju gedung King's Corp perusahaan raksasa milik Sang Ayah. Security yang menyambutnya tampak kaget melìhat kehadiran Kibum secara tiba-tiba ke kantor. Mata para gadis pun tertuju pada Kibum,Mereka tampak berbinar terpesona oleh karisma Kibum.



Tampak Jung Homin,Orang kepercayaan Seungwoo langsung menyambut Kibum dengan ekspresi sangat senang. "Di sa'at seperti kehadiran Tuan Muda benar-benar membuat Saya lega,Saya akan mendampingi Tuan Muda dan membantu Tuan Muda"



Kibum tersenyum lebar mendengarnya,"Apa Aku tampak baik di penampilan perdana Ku ini,Paman?" bisiknya dan Homin kaget mendengar Kibum memanggilnya Paman.



"Ada apa gerangan sampai Pangeran datang kemari hari ini?" pemuda ini muncul menyela. Kim Jaewook,tampak tak senang melihat kehadiran Kibum. "Aku banyak dengar tentang Mu,belakangan ini Kau banyak berubah Kim Kibum" menepuk pundak kanan Kibum,"Kau tampak hebat seperti ini"



Kibum tersenyum tipis,"Kau juga tampak hebat Hyung tapi Aku tidak suka basa-basi Mu itu,jangan khawatir Aku hanya ingin melihat-lìhat saja"



Jaewook tampak sedikit gusar mendapati reaksi Kibum setenang itu. "Oya,ma'af Aku belum menjenguk Paman Seungwoo,Aku sedikit sibuk"



"Appa sudah mendapat banyak dukungan jadi tidak perlu repot. Paman Jung tolong kumpulkan Dewan Direksi,Aku ingin bertemu Mereka"



"Baik Tuan" Homin membungkuk dan pamit.



"Kau ingin mengadakan rapat sepagi ini?" Jaewook menyusul langkah Kibum.



"Memangnya kenapa? Orang-orang penting tidak akan datang terlambat kan? Ada pemberontakan jadi tidak mungkin Aku tinggal diam"



"Kibum~aa!! Apa maksud Mu pemberontakan!? Oh,Kau bicara soal tanah sengketa di Myónggi,tinggal selangkah lagi,Kita akan menguasainya,harusnya Kau tidak perlu risau akan hal ini"



Kibum menghentikan langkahnya dan menatap tajam Jaewook "Ada pro kontra dan Kalian mengambil tindakan sendiri sa'at Ayah Ku tidak ada,apa Aku bisa tenang?"



"Jadi Kau setuju dengan Ayah Mu tentang surat wasiat itu?! Itu omong kosong! Surat itu hilang bahkan menurut Ku tidak ada dan Kau masih berharap akan menemukannya dan berdamai dengan keluarga Lee?"



"Ya,itu pasti. Dan Aku yakin Appa akan setuju dengan Ku,jadi tidak perlu khawatir semua akan baik-baik saja" tersenyum mencibir.



"Ya! Anak Ingusan! Apa yang Kau tahu tentang ini semua?!"



"Aku tahu semua! Kau takut?!"













"Ap...apa??" Jaejin dan Minhyuk kompak. "Jadi hari ini Vamps masuk King's Corp dan akan membereskan semua?" tambah Jaejin.



"Iya" Jiyoo mengangguk mantab "Semalam Aku dan Jiyoo mendiskusikan hal ini dan Paman Hyunjoo memberi Kami petunjuk"



"Tampaknya Paman itu tahu segalanya ya?" Junhyung sambil memegang dagunya.



"Dia mantan orang kepercayaan Nenek Jiyoo,Aku juga heran padanya bahkan kadang terlintas dalam pikiran Ku Dia lah kunci yang bisa mengakhiri kekacauan ini"



"Maksud Mu...tentang Keluarga Mu dan Keluarga Jiyoo?" sahut Wonbin.



"Iya. Hah...Aku harap Jiyoo baik-baik saja sekarang"











Setelah 2.5jam,Kibum pun keluar dari ruang rapat lengkap dengan senyum bangganya. Tampak Homin dengan ekspresi sama berjalan di belakangnya.

***







"Itu hebat sekali,kalau itu Aku pasti tidak akan bisa seperti itu" Jiyoo lega mendengar cerita Kibum.





*With You-After School*





Jiyoo menatap Kibum dan tersenyum,"Terima kasih Jiyoo~aa,Kau membuat Ku tenang sekarang"

Kibum tersenyum sambil mengangguk pelan,"Masih sedikit kacau tapi syukur semua bisa Aku kendalikan,sisanya harus Kau selesaikan sendiri sa'at semua sudah normal"



"Normal..." Jiyoo kemudian menghela nafas,"Aku tidak tahu apa Aku masih bisa bernafas setelah itu,Aku tidak bisa melakukannya tanpa Mu". Kibum menatap lembut Jiyoo. "Kau sudah banyak membantu Ku dan menopang Ku...Kau mengajarkan banyak hal pada Ku"



"Entahlah tapi Aku rasa Aku harus melakukannya"



"Meski bukan demi Aku setidaknya demi keluarga Kita"



"Kita??"



"Iya,Kita!"



"Hey,Gemulai! Tadi seharian Jiyoung menemani Umma di rumah sakit,Aku rasa Dia calon istri yang baik"



"Hey,Gadis Jadi-jadian! Dengar ya! Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Jiyoung!"



"Kau marah berarti Kau suka"



"Kau ini!" memukul lengan Kibum. "Jangan-jangan Kau sengaja membuatnya suka pada Ku,iya kan!" terus memukul lengan Kibum.



"Auw!!!"



"Wonbin juga terlihat sangat baik,kenapa Kau tidak pacaran saja dengannya?"



"Hoah! Aku mau tidur"



"Ya!! Jiyoo~aa!!" tapi Kibum tetap berjalan masuk dan hanya melambaikan tangan kanannya.

***









"Jadi Kau tidak pernah tahu tentang kepiawaian Kibum balapan?" Dongwoon kecewa mendengar jawaban Jiyoung.



"Kami tidak seakrab itu Oppa,hanya teman bermain bukan berarti paham segalanya kan?"



"Dia pernah sekali mengalahkan Aku"



"Apa?? Ki mengalahkan Oppa??"



"Iya,tadinya Aku juga tidak percaya kalau itu Kibum"



"Itu tidak mungkin"



"Kami akan bertemu lagi dan kemungkinan akan balapan lagi"



"Di mana?? Carrion Street??"



"Kau juga akan ada di sana untuk battle dance kan?"



"Oppa tahu?? Ma'af tidak memberi tahu Oppa"



"Kalian sudah melakukannya dengan baik"



"Hehe itu karna Ki. Sudah ya,Aku berangkat dulu" mencium pipi kanan Dongwoon sebelum pergi.











"Hyung??" Kibum kaget melihat Wonbin pagi itu.



Wonbin tersenyum manis "Bagaimana kemarin?"



"Yah,sukses membuat kacau dan kabinet pecah"



"Kalian??" Jiyoo yang baru turun kaget melihat Kibum dan Wonbin sudah ngobrol.



"Kita berangkat!" ajak Wonbin pada Jiyoo.



Jiyoo menatap Kibum dan pemuda itu mengangangguk. Jiyoo pun naik dalam boncengan Wonbin dan keduanya berangkat lebih dulu.

***







"Appa..." Kibum menggenggam tangan Seungwoo. "Aku tidak tahu apa yang Aku salah atau benar,Aku juga tidak tahu apakah Appa akan suka atau malah akan membenci tindakan Ku ini,Aku hanya ingin mencari kebenaran dan mengembalikan semua pada posisi semula". Diam sejenak namun tak menyadari jari Seungwoo bergerak. "Aku akan bertarung malam ini,Appa do'akan Aku ya" mengecup tangan Seungwoo sebelum pergi.



"Umma pikir Kau akan tinggal"



"Aku akan bertarung,Umma do'akan Aku ya"



"Apa??"



Kibum tersenyum "Tidak akan lama" kemudian mengecup pipi kanan Miyoung.

***











Carrion Street mulai ramai. Jiyoung,Jokwon dan Hyun Ah sudah sampai dan menunggu Kibum. Tampak pula Jiyoo dan teman-temannya sudah ada disana.





"Ketiga teman Mu sudah datang" ucap Wonbin.



"Tapi Jiyoo tidak bisa Aku hubungi" Jiyoo sibuk dengan ponselnya. "Ya,Tuhan! Dongwoon kemari,bagaimana ini??" Jiyoo panik sa'at Dongwoon berjalan ke arahnya.



"Tenang saja" Wonbin berdiri lebih dekat pada Jiyoo.



"Malam ini ramai sekali ya" Dongwoon sudah berdiri di hadapan Jiyoo. "Tidak sabar sekali pastinya,tapi sayang yang di tunggu-tunggu belum datang"



"Kau atau Kami yang tidak sabar?" celetuk Jiyoo. "Perasaan Ku mengatakan Dia akan datang dan Kau sepantasnya Kau yang khawatir,Dia pernah mengalahkan Mu kan?"



Dongwoon tersenyum mencibir "Baiklah,Kau benar,Aku yang sepatutnya hati-hati"





"Ki!!!" Jiyoung seraya berlari menuju Kibum yang baru saja memarkirkan motornya.





"Ma'af terlambat" ucap Kibum seraya melirik Jiyoo yang tampak lega melihatnya. "Di mulai darimana?"



Mereka tampak serius berunding. "Apa??" Dongwoon merasa salah dengar.



"Aku setuju dengan Kibum" Wonbin menyetujui usul Kibum. "Aku dan seluruh Penghuni Caliptra Space akan jadi pihak netral,akan tidak adil jika balapan di Carrion Street,semua juga tahu Kau adalah Raja di sini,tapi tidak adil juga balapan di jalur yang kemarin Kalian jadikan tempat balapan"



"Lalu?"



"Ada yang mengusulkan jalur bagus,baik Kau,Aku juga Kibum belum pernah balapan di jalur ini,bagaimana?"



"Baiklah" Dongwoon setuju dan Wonbin melakukan petik jari dan Taemin bersama ketiga temannya muncul. "Apa-apa'an ini?? Kenapa ada Mereka??" Dongwoon berubah gusar.



"Ketika mendengar Kau akan melawan Kibum,Aku memikirkan jalur yang adil bagi Kalian dan Aku meminta pendapat Mereka". Dongwoon mendengus kesal. "Bagaimana? Kalian masih minat balapan?"



"Tentu" jawab Kibum yakin.



"Baik! Aku tidak akan menarik ucapan Ku" Dongwoon pun setuju.



"Lalu apa taruhannya?" Wonbin kembali menengahi "tidak akan seru jika hanya sekedar balapan tanpa taruhan".



Dongwoon dan Kibum saling melempar pandangan.



"Boleh Aku yang meminta taruhannya?" sela Jiyoo.



Dongwoon menatap gadis incarannya itu,"Baiklah" dan Kibum mengangguk mengamini.



"Banyak sekali perubahan di sini,jika Kibum menang Aku mau Carrion Street kembali seperti dulu dan Taemin juga teman-temannya boleh kembali kemari dan Aku akan mengakui kehebatannya di kampus,tapi jika Dongwoon yang menang..." menatap Kibum "Aku...Aku akan menerima cintanya"



Kibum terbelalak dan Dongwoon tersenyum senang. Akhirnya Kibum pun setuju dan Taemin membuka peta kota menunjukkan jalur balapan. Kedua pihak melakukan persiapan dan mata elang Kibum terus menatap Dongwoon dan Jiyoo yang terlihat ngobrol serius.







Setengah jam persiapan,balapan pun akan di gelar. Taemin dan teman-temannya sebagai pihak netral menyebar untuk mengamankan jalur balapan. Motor Dongwoon dan Kibum sudah siap di garis start dan Chaerin berdiri di tengah-tengah siap-siap memberi aba-aba.



Kedua motor melaju meninggalkan Carrion Street. Balapan pun di mulai dan masing-masing pendukung berkumpul dengan kelompoknya untuk mendengarkan ulasan jalannya balapan. Rencana berhasil di jalankan dan tidak ada balapan di Carrion Street,sekarang hanya menunggu hasil kerja Kibum saja.







"Tuhan... Aku mohon Kau jaga dan Kau lindungi Jiyoo. Aku menyayanginya dan Aku tidak mau sesuatu yang buruk menimpanya. Jika tindakan Kami benar,Aku mohon berikanlah kemenangan untuk Jiyoo dan Aku akan menepati janji Ku pada Mu,Tuhan" Jiyoo diam memejamkan mata. "Malam ini semua tergantung padanya,Aku mohon lindungi Jiyoo untuk Ku dan kembalikan keadaan sesuai harapannya dan Aku akan memenuhi janji Ku pada Mu,amin!"





"Hampir sampai!" Chaerin menyikut Jiyoo.



Semua menatap jalan masuk Carrion Street dan harap-harap cemas menantikan siapakah yang akan tiba lebih dulu.







...3...2...1!!! Semua mata terbelalak. Tadinya di prediksikan Kibum akan menang karena Ia terus memimpin,akan tetapi predksi itu salah ketika kenyataan menunjukkan motor Dongwoon yang lebih dulu tiba. Jiyoo dan teman-temannya sangat kaget di buatnya dan mematung di tempat Mereka berdiri,sementara para pendukung Dongwoon bersorak.







Jiyoung dan teman-temannya berlari menghampiri Kibum. "Jangan!" Chaerin menahan Jiyoo. "Tahan diri Mu!"



"Tapi,Jiyoo~" raut Jiyoo benar-benar khawatir.



"Lihat itu!" menggerakkan kepala ke arah Dongwoon yang berjalan menuju keduanya.



"Chaerin~aa"















_______TBC_______

Search This Blog

Total Pageviews