Sembuh Dari Tipes Dengan Labu Cina
04:15
Sembuh Dari Tipes
Dengan Labu Cina
Tahun 2018 lalu, tipes saya kambuh
dengan gejala yang menurut saya di luar gejala tipes pada umumnya. Orang tipes
umumnya kan badannya demam, panas tinggi. Saya pun begitu ketika pertama kali
kena tipes zaman masih SMP dulu. Karena sakit itu, 1.5 bulan absen dari
sekolah. Bersyukur bisa ikut ujian dan lulus dengan nilai NEM yang memuaskan.
Mengingat vakumnya lama, dapat NEM segitu sudah alhamdulillah banget. Hehehe.
Ketika divonis GERD pada tahun 2014,
tipes juga ikutan kambuh. Gejalanya waktu itu juga tidak ada demam. Hanya saja
seluruh badan terasa sakit dan sakit lambung (GERD) yang tak kunjung membaik.
Ketika konsultasi ke Dokter Diah—yang tahu riwayat sakit saya dari zaman
kecil—saya diminta melakukan tes widal. Ternyata ya hasilnya widalnya tinggi.
Tipesnya kambuh.
Tahun 2018 lalu, pada bulan Maret
seingat saya, saya mengalami sakit kepala yang tidak kunjung hilang walau sudah
diminumi obat pereda sakit kepala. Karena tiga hari minum obat tidak ada hasil,
saya pun memutuskan ke puskesmas untuk periksa. Itu setelah melalui fase
mengatasi sakit kepala dengan herbal tea sampai dengan obat, tapi tidak ada
hasil. Ketika konsultasi sama Dokter Anik, tiba-tiba saya disuruh periksa lab
untuk cek widal. Ternyata hasilnya widal tinggi. Tipes saya kambuh.
“Pantesan sakit kepalamu ndak ilang-ilang,
lha ini tipesmu kambuh.” Begitu kata Dokter Anik ketika membaca hasil
pemeriksaan laboratorium milik saya.
“Tipes, Dok? Tapi, kok kalau malam
saya nggak demam? Beberapa tahun lalu, waktu kena tipes, tiap malam saya demam.”
“Iya. Gejalanya beda. Rawat inap ya?”
Waduuu! Rawat inap? Diinfus?
Heuheuheu. “Anu, Dokter. Bed rest di
rumah saja apa tidak bisa? Saya janji bakalan bener-bener bed rest.”
“Janji ya?”
“Enggeh, Dokter.”
Akhirnya saya cukup rawat jalan
dengan mengantongi obat dari Dokter Anik. Di rumah saya istirahat total. Bed rest. Turun dari kasur cuman buat
mandi, BAK, BAB, sholat. Sepanjang waktu dihabiskan di atas ranjang. Selain bed
rest dan minum obat, saya juga banyak minum air putih. Sehari bisa minum sampai
4 liter air putih. Makan buah dan sayur tetep. Buahnya buah pisang. Sayurnya
sayur bayam. Juga minum yoghrut dan banyak lalapan kemangi. Itu semua asupan
makanan yang bagus buat penderita tipes. Alhamdulillah seminggu bed rest,
kondisi saya membaik.
Merasa udah baikan, saya ikutan trip
ke Sumber Maron. Dibonceng Thata. Di lokasi tidak renang, duduk-duduk saja.
Makan pun bawa bekal sendiri. Pulang dari trip, besoknya sakit kepala lagi.
Kembali kontrol ternyata tipesnya kambuh lagi. Ampun, Gusti! Dokter Anik
bilang, saya harus opname. Saya berdoa dalam hati, Tuhan, kalau emang saya harus opname, saya pasrah. Tapi, kalau bisa
tolong jangan buat saya opname, Tuhan. Saya mohon jangan buat saya opname. Saya
kasihan Ibu kalau harus jagain saya opname.
Ndilalah kersana Gusti ALLOH, semua
kamar penuh. Saya kembali rawat jalan dengan syarat harus bed rest lagi. Bed
rest kedua saya benar-benar berhati-hati. Terlebih soal makanan. Saat bed rest
kedua ini lah saya dapat resep alami untuk sembuh dari tipes. Selain bahan
makanan yang sudah saya sebut di atas.
Alternatif pertama adalah minum air
rebusan cacing. Sebenarnya kalau ada, saya mau aja asal sembuh. Hanya saja
tidak ada yang mau mencarikan cacing. Ya sudah, saya menyerah pada alternatif
pertama.
Alternatif kedua saya dapat dari Kak
Sisca dan salah satu admin daerah dari GAI yaitu dengan menggunakan labu
cina/labu air/blonceng. Ini pun saya sempat ragu dan sempat cek-cok sama Kak
Earlia Olsen. Setahu saya labu cina/labu air/blonceng menurunkan tensi. Sedang
tensi saya cenderung rendah. Kalau saya minum blonceng, apa jadinya nanti?
Kemungkinan terbesar, tensi makin drop.
Setelah galau semalaman, saya tiba
pada pemikiran, Emang kenapa kalau tensi drop? Toh saya masih bed rest. Kalau pusing sehabis minum, ya
udah buat tidur aja. Beres tho!
Akhirnya saya meminta Ibu saya
menbelikan blonceng/labu air/labu cina. Alhamdulillah di pasar ada. Bismillah.
Niat ingsung golek tombo. Alhamdulillah setelah minum ada hasilnya. Benar-benar
membantu proses penyembuhan.
Cara mengkonsumsi blonceng/labu
air/labu cina untuk tipes adalah potong labu secukupnya, lalu cuci bersih.
Jangan dikupas kulitnya. Cuci bersih saja, lalu parut dan peras airnya. Nah,
perasan air labu itulah yang diminum pagi dan sore hari. Saya konsumsi selama
tiga hari. Ada yang seminggu penuh juga.
Rasanya gimana? Anyep kayak air.
Nggak ada pahit. Cuman kalau pengen ada manis-manisnya, ya tambahin madu atau
gulo batu.
Nah, silahkan dicoba. Pada saya ada
hasilnya. Semoga bermanfaat.
Tempurung
kura-kura, 09 Februari 2019.
- shytUrtle -
4 comments
nice, saya juga lg cobain pake labu ini kak doakan cepet sembuh
ReplyDeleteSemoga lekas membaik :)
DeleteKa sekali minum harus satu gelas bukan?
ReplyDeleteIya.Satugelas
Delete