¤ Hyesõng Highschool "The Moaning Behind The Wall" ¤

04:00

¤ Hyesõng Highschool "The Moaning Behind The Wall" ¤

- Cast: Jung Hyunri,Kim Hyesong,Lee Chærin (CL),Lee Jieun (IU).
- Genre: serial-horor/romantic.
- Author: Shy Turtle.
- Theme song: Sungkyunkwan Scandal,Ost.Tru Calling-Somebody Help Me.




Episode 6


Hyesong dan Kibum kembali ke depan pintu usai mengelilingi bangunan persegi itu dan tak mendapatkan apapun.


"Sekarang bagaimana?" Kibum tampak putus asa "Sepertinya area ini benar2 sudah di tinggalkan,gedung ini rapat sekali bahkan tidak ada celah untuk sekedar mengintip ke dalam" beralih menatap Hyesong yang menyentung daun pintu perlahan dengan tangan kanannya.

"Huft~" Hyesong menghela nafas 15menit kemudian dan Kibum menajamkan tatapan penasarannya "2 jadi 1 dalam secarik kertas,gadis itu membawanya"


"Ya! Cenayang!" seru Chærin sambil berjalan terburu2 menuju Hyesong dan Kibum "Kau mau mati ya! Tega sekali menakuti Jieun! Bukannya Kau sendiri yang memberitahu Kami Jieun punya sakit jantung!" langsung memarahi Hyesong dan semakin kesal melihat ekspresi bingung di wajah Hyesong "Aish! Jieun menjerit ketakutan hingga membanting ponselnya,sa'at Dia menelfon Mu yang terdengar justru suara rintihan minta tolong!"

"Aku tidak membawa ponsel Ku"

"Deg!" Jieun langsung memegang dadanya.

"Jieun,Kau baik2 saja?" tanya Kibum yang menyadari wajah Jieun berubah pucat.

"Iye,hanya terkejut tapi Aku baik2 saja" mengembangkan senyum di bibirnya "Kita pergi sekarang? Seunghyun sudah menunggu"



Kelimanya berkumpul di kediaman Junsu. Tak lama kemudian Junsu kembali bergabung sambil menghidangkan teh hangat dan biskuit.

"Bergerak seperti ini bisa berakibat fatal kalau ketahuan,sebaiknya sudahi saja" Junsu kini duduk berhadapan dengan Hyesong.

"Tidak bisa!" protes Chærin "Setelah semua perlakuan tidak adil yang Kami terima,Paman mudah saja menyuruh Kami berhenti? Paman tidak tahu betapa menderitanya Kami,di keroyok dan di asingkan bahkan oleh saudara ku sendiri,apa kami masih pantas berdiam diri tanpa membuktikan bahwa Kami tidak bersalah??"

"Situasinya sangat sulit"

"Aish! Kalau tidak mau bantu sudah diam saja! Tapi,apa Paman lupa kalau Dolphin juga jadi korban?!"

"Chærin...ma'afkan Kami Paman..." Jieun merasa tidak enak melihat Junsu menundukkan kepala kini.

"Bangunan apa itu?" celetuk Hyesong dan mendengarnya Junsu langsung mengangkat kepala "Kenapa di tutup serapat itu? 2 papan kayu besar di paku rapat di pintu...sudah di tinggalkan ya? Lalu benarkah Kim Hyejin mati bunuh diri? Bagaimana dengan Pangeran? Gadis itu...2 jadi 1 dalam secarik kertas...Cantik...namun redup..."

"Hentikan!" bentak Junsu sambil menggebrak meja membuat semua kaget.

Hyesong tetap datar seperti biasa "untuk apa bertahan di sini? Puas hanya dengan menjadi penjaga sekolah tukang kebun"

"Kim Hyesong!"

"Sangat mirip dengan Hyejin ya? Aku juga tidak menginginkannya"

"YA!!!" Junsu terengah menahan emosi.

"kenapa banyak kematian?"

Kali ini semua terkejut mendengarnya.

"Ehem!" Seunghyun berdehem "Ma'af menyela,tapi Aku juga ingin tahu soal kecelakaan yang terjadi 25tahun yang lalu,Aku menemukan catatan tidak resmi tentang itu,Paman apa itu benar?"

Junsu kembali duduk dan menatap satu persatu dari 5 murid itu "Kalian sudah bertindak terlalu jauh!"

"Jadi benar?" Seunghyun memastikan "akan tetapi jika Aku teliti berdasarkan statistik jumlah siswa harus jumlah korban 33 murid termasuk Kim Jæjoong dan Kim Hyejin"

"Hyejin tidak mati bunuh diri!"

"Masih menyisakan dua murid...soal bangunan yang di katakan Hyesong,itu adalah gedung tempat hukuman murid kan? Menurut catatan ini gedung itu di tutup tak lama usai kecelakaan itu kan?"

"Sebelumnya...di tutup sebelumnya"
***




"Kalian kembali" Hyunri menyambut dengan nada riang "kenapa? Tidak dapat apa2 ya? Padahal Aku pikir menyenangkan"

"Apa menurut Mu berkeliaran mencari informasi yang cukup beresiko ini menyenangkan?!" Chærin dengan nada agak meninggi "Bahkan hantu itu muncul di siang hari menakuti Jieun!"

"Benarkah?"

"Wajah Mu berseri sekali Hyunri?" Jieun mengamati "sepertinya Jung Hyunri benar2 sudah kembali"

"Ah biasa saja" Hyunri memegang wajahnya.

"Dia telah mendapatkan Pangeran impiannya" celetuk Hyesong sambil berjalan masuk ke dalam kamar mandi dan sukses membuat Chærin+Jieun menatap Hyunri dengan ekspresi ingin tahu.

"Aniyo~" Hyunri menggelengkan kepala namun wajahnya berubah memerah bak udang rebus.




Hyesong,Hyunri dan Jieun duduk di lantai mulai membahas hasil pencarian mereka hari ini.

"Ada ya? Pasti mengerikan sekali ada bangunan untuk mengurung murid yang melakukan pelanggaran,apa mereka juga di siksa?" Hyunri benar penasaran "Aku ingin tahu,Hyesong bawa Aku kesana ya?"

"Hyung bercanda? Tidak mendapatkan apa2 di sana,Aku takut ada tikus dan ular" Hyesong di tertawakan Hyunri+Jieun

"kenapa?" kedua rekannya hanya menggelengkan kepala sambil berusaha menghentikan tawa mereka.

"Oya,Seunghyun itu jeli dan pandai mengumpulkan informasi,Dia itu hebat! Jieun menurut ku,kau serasi dengannya hehehe" Hyunri terkekeh dan Jieun hanya tersenyum tersipu menanggapinya. "Paman Junsu tidak mau membantu? Pelit sekali,padahal menurut ku,Beliau tahu banyak hal,Aku setuju dengan Hyesong merasa aneh melihatnya bertahan puas hanya menjadi tukang kebun"

"Beliau bilang posisi apa yang bisa di dapat siswa dengan kemampuan rata2 seperti dirinya" sahut Jieun "tapi...tadi Ia sempat menahan Mu kan Hyesong?"

"Bicara empat mata saja? Hyesong ada apa??"

"Bertahan demi cinta pertamanya"

"cot sarang??" Hyunri+Jieun kompak.

"tidak masuk akal,siapa cinta pertamanya?" tambah Hyunri "Kim Hyejin ya?"

"Paman Junsu bilang Kim Hyejin itu sepupunya" sahut Jieun.

"Aku tidak tahu" sambil membetulkan letak kaca matanya "...dan Kim Hyejin tidak mati bunuh diri"

"Jadi rumor itu hanya bohong belaka?" Hyunri makin penasaran "Lalu apa penyebab kematian Kim Hyejin?"

"Keracunan di laboratorium kimia"

"Apa?? Tidak ada yang tahu Kim Hyejin di sana?" Jieun benar kaget.

"Dia terbiasa berada sendiri di lab bahkan terkadang sampai larut malam,tidak ada yang curiga"

"Janggal!" potong Hyunri "Kim Hyejin bukan tipe ceroboh,Aku yakin itu,aku rasa itu bukan kecelakaan tapi Kim Hyejin sengaja di bunuh dengan cara seperti itu,otak yang jenius..."



Tiba-tiba "Pyorrr!!!" terdengar suara benda pecah dari kamar mandi. Ketiganya langsung bangkit dan menggedor pintu kamar mandi sambil meneriakkan nama Chærin.

Untuk pertama kalinya ketiga gadis ini mendapati Chærin menangis karena ketakutan. Tubuhnya gemetar dan tangan kanannya terluka terkena pecahan cermin di kamar mandi yang sengaja Ia hancurkan dengan meninju cermin yang tergantung di tembok itu. Jieun mendekap Chærin sementara Hyesong sibuk merawat tangan Chærin yang terluka.

"Kau kuat juga Chærin" Hyunri duduk bergabung usai membereskan pecahan kaca di kamar mandi "bagaimana kita menggantinya? Ini akan merepotkan. Sebenarnya apa yang terjadi?"

Chærin masih menggigil namun berusaha menenangkan dirinya,sambil terbata Ia pun mulai bicara "A-ku...me-lihat-nya...di-dal-am cer-min" kembali mengatur nafasnya yang terganggu oleh isak tangisnya "pu-cat...dan...me-nang...is darah" menutup wajah dan kembali menangis "Aku tidak mau melihatnya lagi!"




Hyesong kembali berdiri di depan gedung usang itu. Sendiri dan di pandanginya bangunan persegi itu. Angin yang berhembus sepoi menyentuh wajah pucat Hyesong. "Dor!!!" suara yang terdengar mirip letupan senjata api itu memecah kesunyian dan Hyesong terbangun di tengah malam dengan wajah penuh keringat dan nafas terengah-engah. Di lihatnya jam di dinding menunjukkan pukul 2 dini hari.
***





Tiffany memberanikan diri menemui Tæmin,bersama Jessica Ia berhasil menemukan Tæmin di sanggar dance sa'at jam istirahat.

"Aku tidak percaya bahkan Kau memberikan hati Mu pada salah satu The Witch kuartet itu!" Tiffany berkaca-kaca sa'at Tæmin menolak ungkapan cinta Tiffany malah mengatakan bahwa Ia dan Hyunri telah resmi menjadi sepasang kekasih

"Apa yang Dia punya dan tak ada pada Ku?"

"Hyunri,Jung Hyunri. Gadis Ku punya nama!" Tæmin mulai kesal meladeni keduanya "Bagi Ku mereka lebih mirip malaikat daripada penyihir seperti yang Kalian katakan"

"Mwo??" mulut Jessica membentuk huruf O karena "Kami bahkan lebih cantik dari mereka,Chonsa adalah julukan Kami!" protesnya.

"Chon-sa?? Aish~" Tæmin menertawakannya "Mana ada malaikat yang kerjanya menghasut orang lain untuk saling membenci dengan menyebarkan fakta2 bualan seperti itu? Sebaiknya Kalian berkaca diri sebelum menjelek-jelekan orang lain!" tersenyum mencibir kemudian pergi.

"Ya! Tæmin~aa!! Aish!" Tiffany menghentakkan kakinya.





Laptop itu menyala,tapi Hyesong malah melamun mengabaikannya. Ia memikirkan mimpi2 aneh yang Ia alami belakangan ini. Gadis cantik yang selalu memberikan secarik kertas bertuliskan "2 jadi 1" itu semakin sering hadir dalam mimpinya.


"Hyejin~aa!" siswi cantik itu berlari dan segera duduk di hadapan Hyejin kemudian merebut buku yang sedang di baca Hyejin. "Perhatikan Aku!"

"Apa?" ucap Hyejin lembut.

"hehehe anee"

Hyejin menghela nafas sambil menggeleng kecil.

"Jangan belajar terus~" suara itu terdengar manja "Kau itu sudah pandai dari lahir,tanpa belajar pun kau bisa menguasai semua"

"kau menyindir ku ya?" dengan tatapan serius.

"Anee" gadis itu memasang muka menyesal khawatir Hyejin benar2 marah "aku..."



Hyesong memperhatikan keakraban dua gadis yang duduk sekitar 10meter di hadapannya itu. Kemudian tampak seorang siswa menghampiri keduanya. "Junsu ajushi?" bisik Hyesong masih terus menatap ketiganya. Kemudian Junsu tampak melambaikan tangan memanggil seorang siswa yang tampak malu2 bersembunyi di balik pohon. "Siswa itu...??"


"Bukan! Ini Kami!"

"Sunbæ???" Hyesong tersadar dan kaget mendapati Dara,Gyuri,Junghoon,Minhyuk dan Park Bom sudah mengelilinginya

"Sunbænim itu laptop ku!" serunya pada Gyuri.

"Hmmm,curious way...Kau mau menulis apa hari ini Gipsy Lee? Berakhirnya The Mist atau rentetan kematian di sekolah ini?"

"Sunbæ" berdiri "aku mohon kembalikan"

"ckckck benar2 cocok laptop ini di miliki penyihir seperti mu" sahut park bom yang ikut melihat isi laptop di tangan Gyuri.

"Kau pasti tahu sesuatu" tandas Junghoon "dimana kau sembunyikan kamera Minji?"

"nee?? Aku sama sekali tidak tahu"

"Aku rasa kau berbohong" sahut Minhyuk "kalian tampak sibuk sekali belakangan ini,menyelidiki atau merencanakan sesuatu?"

"Jangan2 pembunuhan baru" sambung Dara "Dasar The Witch Kuartet!"

"Itu tidak benar!" bantah Hyesong "kami bukan pembunuh juga bukan penyihir!"

"kita cari saja di sini" jari Gyuri mulai menari mengotak-atik laptop di tangannya.

"Sunbænim,andwæ!" sambil berjalan menuju Gyuri.

"Bomm! Tangkap!" Gyuri melempar laptop mungil itu pada Park bom dan Hyesong beralih tujuan. Park Bom melempar kepada Minhyuk. Hyesong jadi bulan-bulanan,Ia terlihat putus asa dan berkaca-kaca karena tak berhasil merebut laptopnya.


"Hongki! Tangkap!" Dara melempar laptop pada Hongki yang baru sampai dan "prokk!!" laptop mungil itu jatuh di atas paving tepat di hadapan Hongki.

"Ups! Mianhæ!" Dara berlari pergi di susul ke empat temannya meninggalkan Hongki dan Hyesong.

Hyesong terduduk lemas memangku laptopnya menahan air mata. Layarnya pecah dan tak mau menyala lagi.

"Kim...Kim Hyesong..." Hongki merasa bersalah "mianhæ..."

"Ini bukan salah Sunbæ" memeluk laptopnya dan perjalan pergi.
***



Hyesong ingin menangis tapi tak bisa "Oppa...Hyung...Mianhæ" bisik di hatinya menatap laptop.

"Ini tidak bisa di biarkan!" Chærin naik darah "Aku akan menemui mereka!"

"Jangan Chærin!" Hyesong menarik tangan Chærin.

"Ck! Kalau Kita terus diam,Kita akan terus di injak-injak begini!"

"Padahal ini pemberian Hyung dan Oppa Mu kan..." Hyunri masih tak rela melihat laptop Hyesong tak bisa berfungsi lagi.

"Sebaiknya Kita melapor saja ke bagian tata tertib sekolah" usul Jieun.

"The Witch Kuartet? Ah~ aku tidak setuju,Kita tidak akan di percaya" Hyunri melipat tangan.
***




Kesedihan Hyesong masih berlanjut meski Ia berusaha menutupinya. Hyunri tahu akan hal itu namun tak tahu harus berbuat apa dan entah kenap tiba2 saja Ia curhat via sms pada Tæmin.


"Kita akan kemana?" tanya Hyesong namun Hyunri hanya tersenyum dan terus menuntunnya. Keduanya sampai di depan "Hyesông Museum" di mana Kibum dan Tæmin sudah menunggu. Tæmin tersenyum menyambut keduanya kemudian menggandeng tangan Hyunri,sementara Kibum dan Hyesong berjalan berdampingan di belakangnya.


Ini pertama kalinya bagi Hyesong,Hyunri dan Kibum masuk ke dalam gedung ekskul musik. Ketiganya terpana begitu masuk dan di sambut kemewahan dalam gedung itu.

"Hyesong,apa Kau tahu malam ini The Mist akan kembali bertanding?" ucap Tæmin memulai.

"Bertanding?? Memangnya kompetisi tækwondo?" sahut Hyunri membuat semua tertawa "Hyesong sudah tahu,Minho Sunbæ selalu mengupdate news The Mist pada Hyesong" tambahnya sebagai juru bicara Hyesong.

"Kalau nilainya tinggi lagi maka The Mist akan lolos ke perempat final kan?" sahut Tæmin.

"Nee" Hyesong meredup.

"Gipsy Lee...juga akan tampil kan??"

"Mwo??" Hyesong bingung menatap Tæmin.

"Menyanyilah untuk Kami" sahut Kibum "Tæmin bilang,Hyunri resah dan khawatir karena Kau terus bersedih,bukan hanya karena masalah yang kau hadapi tapi juga karena laptop mu pagi ini..." saling memandang dengan Hyesong "Kau bilang,jika sedang sedih menyanyi bisa membuat mu lebih baik,kami...hanya bisa melakukan ini untuk Mu"

Hyesong berkaca2 karena terharu "Baiklah,Aku akan menyanyikan sebuah lagu untuk kalian" kemudian duduk di belakang piano.


Tæmin,Hyunri dan Kibum duduk di tribun paling depan siap menyaksikan penampilan solo Gipsy Lee.
Jari2 Hyesong mulai menari diatas tuts-tus piano dan sebuah musik mengalun syahdu,namun terhenti sa'at Hyesong tiba2 menundukkan kepala berhenti memainkan piano. Kibum menahan diri di tempat Ia duduk meski sangat ingin menghampiri Hyesong.

"Jeo-bit-ppangure bichin,mæul geurimda mæm dolmyeon" Hyesong mulai bernyanyi sambil memainkan kembali piano di hadapannya "Jomdeun neo-ui gin nunsseop,areumdappkke geurimyeo deuri-uneun i achime. Dæchung saldeon samjocha,bi-eut-ssetteon na-inde. Neo-ui shimjang sorineun,næ salmui shiggye dweeo oneureul tto salgo isseo..."



Di waktu yang sama,Trio The Mist tampil di atas panggung menyanyikan lagu yang sama "Embrace One Soul - The Trax" dan Minho menjadi vokal utama menggantikan Hyesong.

"Shi-teui-ui pado sa-ireul,tteodaneun urin du gæ-ui jagunbæ,oseul boeseo noheun chæ-keobe keopireul ttaranoko... Naui yeonghoneul gamssa anajweo..."

Jonghyun terus memperhatikan Minho yang terlihat menyanyi dari hati hingga para penonton ikut merasa trenyuh terbawa suasana sendu lagu itu. Meski Hyesong dan Trio The Mist berada di tempat yang berbeda,namun di waktu yang sama keduanya menyanyikan lagu yang sama pula.




"...naui nuneul barabone...Jigeumcheoreom yeongweonhage..." jari lentik Hyesong pun berhenti.

"Motchimnida!!!" seru Hyunri sembari bertepuk tangan bersama Kibum dan Tæmin. Hyesong pun turun kemudian menunduk di depan ketiganya.



Keempatnya keluar,mendung hitam menyelimuti langit Hyesông Highschool. Ada suara ribut2 yang berasal dari lapangan tempat berlatih climbing.

"Ada apa?" Tæmin mencegat seorang siswa.

"Kang Minhyuk dan Choi Junghoon terjatuh sa'at latihan climbing,Mereka tewas!" siswa itu buru2 pergi.
Hyesong,Hyunri dan Kibum saling melempar pandangan.
***



Hyesong gemetaran,duduk merengkuk di pojok ranjang. Jieun duduk di tepi ranjang menemaninya,sementara Chærin dan Hyunri keluar mencari tahu kronologis kejadian. Satu jam kemudian Chærin kembali dan terengah-engah,Hyesong mengangkat kepala menatapnya.


"Da-ra...Gyu-ri...Park-bomm Sun-bæ" Chærin mengatur ulang nafasnya "Me-reka,di temukan tewas...di ruang pemandian air hangat"

"Apa??" Hyesong+Jieun terperanjat.

"Mereka...tewas tersengat aliran listrik,ada kabel yang jatuh ke dalam bak tempat ketiganya berendam"

Hyesong langsung lemas terasa tak bertulang mendengarnya.

"Tutup pintunya" perintah Hyunri yang baru tiba "Hyesong" duduk dan menggenggam tangan Hyesong yang gemetaran "kugjungma,ada aku"

"Hyung~" bisik Hyesong dengan ekspresi ketakutan.

"Kami ada bersama mu" Jieun memegang pundak Hyesong.

"Kalau sampai ada yang menuduh Mu macam2,Aku akan menghajarnya! Cenayang,Kau tenang saja" Chærin menyingsingkan lengan "tapi,apa ada orang lain yang tahu kelima sunbæ itu mengerjai Mu habis2 an di taman pagi tadi?"

"Hong-ki sunbæ...Aku...sempat berpapasan dengannya tadi dan tatapan itu..."

"Jika Aku di posisinya,Aku pun akan berpikir itu Kau dan meski Hyunri dekat dengan Tæmin Sunbæ ini tidak akan mudah,dua rekannya tewas sekaligus" Chærin memprediksikan.

"Apa...Tæmin Sunbæ bertanya sesuatu pada Hyung?"

"Anee" Hyunri menggeleng.





Jenazah Dara,Gyuri dan Parkbom di semayamkan dalam Hyesông Museum menunggu ambulans datang,sementara jenazah Minhyuk dan Junghoon sudah di pulangkan ke kediaman masing2.


Kuartet Jessica tak mau kalah. Mereka pun mencari tahu apa kematian ini ada hubungannya dengan Hyesong dan The Witch Kuartet.


Tæmin menemani Hongki di klinik. Hongki masih tampak shock. Gambaran kejadian itu masih terus muncul di otaknya.

Dalam Dewan Sekolah juga terjadi perpecahan karena adanya beda pendapat menanggapi rentetan kematian yang terjadi di sekolah. Changmin terus mengusulkan agar untuk sementara siswa di liburkan sampai penyelidikan selesai,namun Yunho dan beberapa anggota dewan sekolah mentah2 menolak usulannya.
***




Keesokkan harinya jenazah Dara,Gyuri dan Park Bomm di pulangkan. Semalam suasana di sekolah terasa mencekam,namun pagi ini terlihat mulai normal kembali. Beberapa murid masih tertarik membicarakan 2 kecelakaan yang menewaskan 5 murid kemarin. Jika kematian Minhyuk dan Junghoon di nyatakan murni kecelakaan,lain halnya dengan kematian Trio Dara. Namun seperti sebelumnya,penyelidikkan masih mengambang.


Seunghyun menguraikan informasi yang baru Ia dapatkan,namun Hyesong tampak acuh dan melamun.

"Hyesong!" bisik Jieun sembari menggoyang bahu Hyesong.

"Aa! Iya,ada apa?" Hyesong sadar dari lamunannya "Apa yang Aku lewatkan?" Jieun dan Seunghyun kompak menggelengkan kepala dengan ekspresi heran. "Mianhæ" bisik Hyesong seraya membetulkan letak kaca matanya.

"Kau memikirkan sesuatu atau menemukan sesuatu?" tanya Seunghyun.

"Iye...belakangan ini sering sekali Aku bermimpi di sa'at tidak tidur"

"Mwo??" Jieun+Seunghyun kompak.




"Apa Kim Hyesong yang menyuruh Kalian kemari?" Hongki tampak tak senang ketika Chærin dan Hyunri datang menjenguk.

"Animnida,ini inisiatif Kami sendiri" Hyunri menunjukkan senyum terbaiknya "Sunbænim,Kami turut prihatin atas kejadian kemarin"

Hongki langsung membuang muka mendengarnya.

"Aku tahu sa'at ini Sunbænim pasti sangat membenci Kami terlebih Cenayang,maksud Ku Hyesong" Chærin mulai bicara

"Jika Aku ada dalam posisi Sunbæ,Aku pun pasti akan berpikir begitu,tapi Kami kemari hanya ingin bilang bukan Cenayang pelakunya"

Hongki menatap Chærin tajam dengan mata lelahnya "Jika Aku percaya,apa Dia akan melepaskan Aku dan tidak membunuh Ku?"

"Sunbænim!" Hyunri dengan nada meninggi.

"Mereka yang mati kemarin adalah mereka yang berbuat jahat pada Hyesong,apa Kalian pikir ini hanya kebetulan?"

Ucapan Hongki membuat Chærin dan Hyunri diam tak berkutik.

"Katakan saja padanya Aku akan tutup mulut" Hongki berbaring membelakangi keduanya.




"Melihat kejadian seperti menonton sebuah film?" Seunghyun mengulangi ucapan Hyesong.

"Nee,nyata sekali di hadapan Ku...Kim Hyejin,Paman Junsu juga siswa dan siswi cantik itu"

"Kau ingat wajahnya?" sela Jieun "Kita cari saja seperti waktu itu"

"Aku setuju!" Seunghyun mengangguk.
***



Dara,Gyuri dan Park Bomm terlihat asik bersenda gurau sambil berendam di kolam air hangat sebelum akhirnya kabel beraliran listrik itu jatuh ke dalam kolam dan merenggut nyawa ketiganya.
Hyesong terbangun,nafasnya terengah-engah dan wajah pucatnya basah penuh keringat. "Ada yang sengaja memasukkan kabel itu,tapi...tangan siapa itu??" gumam di hatinya.
***



"Kau banyak diam belakangan ini" Yoona duduk dan merangkul Jessica "Pasti rindu sekali pada Jonghyun Sunbæ..." mengelus bahu Jessica yang segera tersenyum kecil "Kau juga Tiff" beralih menatap Tiffany.

"Menyebalkan sekali Tæmin lebih memilih salah satu penyihir dari The Witch Kuartet itu daripada Aku!" jawab Tiffany kesal.

"Siapa?" sela Yuri.

"Jung Hyunri"

"Jung Hyunri?? Gadis yang jadi pasangannya waktu itu??" Tiffany mengangguk mengiyakan "Wah,jangan2 Tæmin jatuh cinta pada pandangan pertama"

"Bukannya dulu Tæmin gencar mencari tahu tentang Hyesong?" sahut Yoona.

"Apa Kalian tidak takut?" tanya Jessica tiba2 "Belum genap 2 minggu ada 7 kematian" suasana jadi hening "...dan anehnya ada pendapat dari anggota dewan guru katanya ini ada campur tangan dari dunia gaib?? Bwahahahaha" tawa Jessica meledak memenuhi biliknya "Di tahun 2010 masih percaya pada hal gaib?? Aneh! Kuno!"

"Tapi bisa jadi kan?" sahut Yoona "Kalian ingat kejadian di lapangan olah raga?"

"Yang katanya ritual pembangkitan itu?" ucap Yuri "Memang benar?"

"Apa Kalian tidak merasa janggal pada rentetan kematian itu?" Tiffany mendadak serius "Minji,Nichkhun Sunbæ dan Kelima murid kemarin lusa..,sampai sekarang Kita tidak tahu kemana raifnya Kamera Minji"

"Aku ingat!" celetuk Yuri "Malam itu Nichkhun Oppa sempat bilang akan ke klinik"

"Apa itu artinya Sunbæ menemui Hyesong dan Hyunri?" tebakan Yoona.

"Malam itu...sebelum tewas terjatuh dari atap...Minji membantu Kita memanggil Hyesong dan Hyunri,apa..."

"Apa ini ada hubungannya dengan Mereka?" sela Yuri.

"Diam2 Aku memperhatikan Curious Way,Kim Hyesong bukan gadis biasa,Aku rasa Dia itu benar2 indigo" jelas Yoona.

"Bisa saja itu hanya karangan hasil khayalannya saja kan?" sahut Jessica "Jangan terlalu mempercayai isi blog itu!"

"Bagaimana Ia bisa menciptakan pembunuhan seperti ini?" Yuri memikirkan sesuatu di otaknya.

"Kalau itu benar,berarti Kita akan jadi korban selanjutnya hahaha" Jessica terbahak "Sudahlah! Berhenti berfantasi!"
***



"Chærin,Kau serius?" Hyunri memegang lengan Chærin "Sudahlah hentikan"

Chærin menatap tajam Hyunri yang berdiri di hadapannya "Apa Aku terlihat bercanda?!"

"Aku tahu,tapi Jæjin menjauhi Mu juga,Aku khawatir akan tambah parah"

"Jæjin sepupu Ku dan Hyesong teman Ku,Aku tidak bisa mempercayai keduanya ataupun mencurigai keduanya!"

"Jadi...secara tidak langsung diam2 Kau juga mencurigai Hyesong memang ada hubungannya dengan kematian2 itu?? Dan Kau melakukan ini karena takut nantinya Jæjin juga akan mati??"

"Aku tidak tahu! Aku baru mengenal Cenayang dan Jæjin..." diam sejenak "...Aku tidak tahu harus berbuat apa?!"
"Lalu??"

"Lalu?!"

"Iya!! Lalu.."

"Lalu apa maksud Mu?!" keduanya saling berpandangan.

"Hah~ Aku paham sekarang" Hyunri mengangguk "Jadi sebenarnya Kau juga tidak yakin pada Hyesong?? Kau curiga benar Dia pelakunya kan??"

"Hyunri~"

"Tidak apa-apa,dari awal Kau memang tidak suka padanya yang selalu kau panggil CE-NA-YANG! Harusnya Kau tidak perlu pura-pura mendukung Kami seperti itu"

"Hyunri,Kau salah paham" tapi Hyunri tetap menatapnya tajam "Aku hanya mengkhawatirkan Jæjin juga Hyesong...Aku mau Kau temani Aku menemui Jæjin karna waktu itu Kau bersama Cenayang kan?"


Keduanya di sambut dingin oleh Jæjin. "Jadi Dia menyuruh Kalian berdua?!"

"Anee,bahkan Hyesong tidak tahu perihal surat ini" jawab Hyunri santai. Belum sempat Jæjin menjawab Hyunri sudah memarahinya habis-habisan,Chærin sampai melongo karenanya. "Kau itu! Seperti tidak pernah mengenal Kami saja sebelumnya,dasar kekanak-kanakan sekali!"

"Aa...Aku..." Jæjin jadi bingung mau bicara apa "Aku hanya ingin memastikan saja"

"Memastikan kalau Hyesong benar pelakunya? Kalau itu benar maka hati2 korban berikutnya adalah Kau,Lee Jæjin! Aku yakin itu!"

"Hyunri! Kau sengaja menakuti Jæjin?!" bentak Junho "tapi Jæjin benarkah kau menulis surat kaleng pada Hyesong??"

"Haish! Babo!" Hyunri memukul kepala Junho dengan surat di tangannya. "Perlu Kau tahu sa'at kecelakaan itu terjadi,Hyesong ada bersama Ku juga Tæmin dan Kibum Sunbæ,Dia menyanyi untuk Kami"

"Nyanyian mengendalikan arwah" sahut Jæjin.

"Plokk!!" tangan Chærin mendarat di pipi kanan Jæjin dan semua di buat kaget karenanya. "Percuma bicara pada orang ber-IQ rendah seperti Mu! Tadinya Aku akan menjelaskan perihal Cenayang tapi..." menatap Jæjin "Percuma!"

"Kau bahkan membela gipsy itu daripada Aku sepupu mu sendiri"

"Kau saja tidak percaya pada Ku bagaimana Aku bisa percaya pada Mu?! Tindakan Mu memalukan Aku saja!"

"Gawat kalau surat itu di temukan orang lain,dasar Jæjin!" cela Jungshin "Sekarang bagaimana kondisi Hyesong bagaimana?" menatap Chærin dan Hyunri,namun kedua gadis itu malah membuang muka kemudian pergi.
***





"Kau terlalu lelah dan belakangan ini suka berpikir macam-macam jadinya begini" Tæcyeon menasehati Changmin "Kita berada di sini hampir 15 tahun dan tidak pernah terjadi apa-apa,Aku rasa kejadian belakangan ini memang murni kecelakaan"

"Dalam 2 minggu 7 nyawa melayang,Kau masih bisa tenang?"

"Sobat!" menepuk pundak Changmin "Yang sudah mati tidak bisa bangkit lagi,sebaiknya Kau istirahat,jangan terus terjaga seperti ini,lihat Kau semakin kurus dan kusut seperti kakek-kakek saja" kemudian pergi.


Changmin duduk terdiam tampak memikirkan ucapan Tæcyeon. Tiba-tiba ponselnya berdering.

"Yoochun??" bisiknya "yeoboseyo?"

"kau sudah tidur?"

"Belum! Kau sudah tahu kan masalah ku?"

"Kau pikir benar ada hubungannya?"

"Entahlah,otak ku kacau!"

"Sudah mencoba menemuinya?"

"Aku..."

"Sudah Ku duga Kau tidak punya nyali melakukannya"

"Seperti kutukan saja bagiku...Mereka semua yang tewas..."

"Ada apalagi?"

"Tidak..."

"Katakan saja"

"Aku rasa ada yang ingin di sampaikan"

"Pada Mu??"

"Emmm"

"Oh~"


Tiba-tiba terdengar suara aneh dari seberang sana dan kurang jelas di dengar Changmin.

"Yoochun...Kau masih di sana?? Yoochun!! Yoochun~aa!!!"

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews