Review bacaan dan tontonan

Review Persona (Netflix)

16:54


Persona (Netflix)



Love Set yang disutradarai oleh Lee Kyoung-Mi. Love Set berkisah tentang dua orang perempuan yang sedang bermain tenis dengan intens.

Collector yang disutradarai oleh Yim Pil-Sung, dalam cerita ini IU berperan sebagai seorang wanita muda yang dapat membuat semua laki-laki tergila-gila kepadanya.

Kiss Burn yang disutradarai oleh Jeon Go-Woon, yang berkisah tentang seorang gadis yang berusaha melakukan balas dendam terhadap ayah dari temannya.

Walking at Night yang disutradarai oleh Kim Jong-Kwan yang bercerita tentang sepasang kekasih yang menyadari perasaan mereka dalam mimpi mereka berdua.


Movie: Persona
Revised romanization: Pereusona
Hangul: 페르소나
Director: Lee Kyoung-Mi (“Love Set”), Yim Pil-Sung (“Collector”), Jeon Go-Woon (“Kiss Burn”), Kim Jong-Kwan (“Walking at Night”)
Release Date: April 11, 2019
Distributor: Netflix
Language: Korean
Country: South Korea

Cast
Main
Lee Ji-eun as IU / Eun / Han-na / Ji-eun

Love Set segment
Bae Doona as Doona
Kim Tae-hoon as IU’s father
Pierce Conran as IU’s boyfriend

Collector segment
Park Hae-soo as Baek Jeong-u
Bae So-young as Ji-soo
Jo Hyuk-sub as Ji-soo’s boyfriend
Andrew Royce Beasley as Eun’s foreign friend
Mario Leon Adrion as Eun’s foreign friend

Kiss Burn segment
Shim Dal-gi as Hye-bok
Lee Sung-wook as Jung-geun

Walking at Night segment
Jung Joon-won as K




Nonton film ini tuh mengingatkan saya pada film Thailand berjudul 4BIA. Sama-sama satu film yang terdiri dari empat judul yang berbeda. Bedanya kalau 4BIA genre nya horor dan para pemain berbeda. Kalau Persona semua pemain utamanya IU, tapi dia memerankan empat tokoh yang berbeda dengan cerita yang berbeda. Saya akan mengulas satu per satu di sini.


1. Love Set


Berlatar di lapangan tenis dengan empat orang tokoh. IU merasa kesal karena sambil menatap pertandingan di lapangan tenis. Lalu, ia memanggil rekannya. Ia meminta rekannya merayu wanita yang sedang berada di lapangan. Katanya wanita itu adalah guru Bahasa Inggrisnya.

Pada akhirnya dua wanita itu bertanding tenis yang tujuannya adalah memperebutkan pria yang tak lain adalah ayah IU.

Sebelumnya saya menduga si pria adalah pelatih tenis. Melihat kesalnya IU, saya menebak IU suka pada pria itu, tapi si pria justru menyukai si guru Bahasa Inggris. Faktanya si pria ternyata ayah IU. Rasa suka IU ke ayahnya itu kayak nggak wajar. Jadi semacam terobsesi hingga ia tak rela kalau ayahnya menikah lagi. Karean itu ia rela berjuang mati-matian untu mengalahkan pacar ayahnya agar wanita itu tidak menikah dengan ayahnya.


2. Collector


Seri kedua ini awal nonton bikin bingung. Berkisah tentang seorang wanita yang membuat banyak pria jatuh hati. Salah satunya adalah Baek Jeong U. Jeong U seorang pria dewasa yang jatuh hati pada wanita cantik yang jauh lebih muda darinya. Bahkan, ia sampai rela meninggalkan tunangannya demi wanita itu.

Si wanita cantik bersikap malas-malasan ketika menemani Jeong U hingga membuat Jeong U kesal. Pada akhirnya wanita cantik itu meminta jangung Jeong U. Nah, bagian ini digambarin agak berlebihan. Jadi rada merinding nontonnya. IU jadi kayak psikopat.

Kalau saya nangkepnya di judul kedua ini ingin menyampaikan pesan bahwa sesuatu yang indah dan cantik adalah racun mematikan. IU menjadi sosok yang digilai banyak pria. Namun, ia tidak bisa setia pada satu pria. Simpelnya doi cewek petualang yang gampang bosan dengan satu pria. Jadi, di balik pesonanya banyak pria yang ia rangkul dan ia buat patah hati.


3. Kiss Burn


Menurut saya yang paling normal adalah judul ketiga ini. Hehehe. Berkisah tentang persahabatan dua orang gadis. Satu gadis yang boleh dibilang badung dan nakal, satunya anak tertindas. Yang menindas bapaknya sendiri. Si gadis pemberani mengajak si gadis penakut untuk balas dendam. Lucunya semua usaha balas dendam mereka ke si ayah gadis penakut gagal total.

Satu ciuman itu berbahaya.

Si gadis penakut menceritakan pengalamannya berlibur ke pantai dan bertemu pria asing lalu berciuman. Bukan sekedar ciuman biasa. Tapi, ciuman yang meninggalkan 'jejak' di tubuhnya.

Walau judulnya Kiss Burn, tapi bukan tentang ciuman itu sendiri yang dikisahkan. Judul ini menurut saya paling unik dan lucu sih. Pesan yang ingin disampaikan adalah tindakan coba-coba yang dibarengi dengan kecerobohan dapat mengakibatkan kesalahan yang fatal. Suer pengen tabokin itu dua gadis yang sobatan. Geleng kepala liatnya.


4. Walking at Night


Judul terakhir ini mengisahkan tentang sepasang kekasih yang sedang berjalan-jalan di tengah malam. Si gadis menceritakan kematian kakaknya yang mati dengan mulut terbuka. Lalu, ia bertekad tidak akan mati dengan kondisi seperti itu. Si cowok bertanya kenapa si gadis malah menceritakan kisah suram saat mereka jalan bersama seperti itu. Si gadis mengatakan karena ia sebenarnya sudah mati.

Tadinya saya pikir sepasang kekasih ini udah mati lho! Ternyata arwah si gadis nemuin cowoknya lewat mimpi. Mungkin karena si cowok masih dirundung rasa bersalah, maka si gadis yang udah mati malah gagal move on dari si cowok. Si cowok yang nyebabin kematian si cewek. Miris ya.


Kalau dalam dunia menulis, karya ini saya sebut antologi fan fiction dengan pemeran utamanya IU. Hehehe. Soal akting emang IU udah nggak diragukan lagi. Dia bisa membawakan empat karakter dengan baik. Terlebih pas di judul kedua. Beneran kayak psikopat. Durasi per judul juga nggak lama. 17 sampai 27 menit. Jadi tidak menyita banyak waktu.

Sekian ulasan dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat. Terima kasih dan selamat menonton.

Photo by: Hancinema.


Tempurung kura-kura, 29 September 2019.
- shytUrtle -


Review bacaan dan tontonan

Review Touken Ranbu: The Movie (2019)

02:20


Touken Ranbu: The Movie




From AsianWiki

Profile
Movie: Touken Ranbu: The Movie
Romaji: Eiga Touken Ranbu
Japanese: 映画刀剣乱舞
Director: Saiji Yakumo
Writer: Yasuko Kobayashi
Producer: Yoshihiro Furusawa, Takeshi Date
Cinematographer: Takeshi Tsuji, Eiji Mukoyama
Release Date: January 18, 2019
Runtime:
Language: Japanese
Country: Japan

Plot Synopsis by AsianWiki Staff ©

8 great swords morph into 8 handsome warriors including Munechika Mikazuki (Hiroki Suzuki). The warriors try to protect history.

The 8 warriors know that Nobunaga Oda was supposed to die at the Honno-ji incident in 1582, but he did not die. To revert back to the original history, the 8 warriors go back in time to assassinate Nobunaga Oda.

Notes

Movie is based on collectible card video game "Touken Ranbu" (games.dmm.com/detail/tohken) published by DMM Games.

Character visuals for movie “Touken Ranbu: The Movie.”

Movie's theme song is “Unbroken (featuring Tomoyasu Hotei)” by Takanori Nishikawa.

Cast

. Hiroki Suzuki as Munechika Mikazuki
. Yoshihiko Aramaki as Kunihiro Yamanbagiri
. Ryo Kitamura as Toushirou Yagen
. Masanari Wada as Hasebe Heshikiri
. Hiroaki Iwanaga as Nihongo
. Fuma Sadamoto as Toushirou  Honebami
. Taizo Shiina as Yukimitsu Fudou
. Tomoki Hirose as Uguisumaru


Additional Cast Members:

. Norito Yashima - Hideyoshi Hashiba
. Koji Yamamoto - Nobunaga Oda


8 pedang besar berubah menjadi 8 prajurit tampan termasuk Munechika Mikazuki (Hiroki Suzuki). Para prajurit berusaha melindungi sejarah.

8 prajurit tahu bahwa Nobunaga Oda seharusnya mati di insiden Honno-ji pada 1582, tetapi dia tidak mati. Untuk kembali ke sejarah aslinya, 8 prajurit kembali ke masa lalu untuk membunuh Oda Nobunaga.


Mengutip dari Wikipedia.

Touken Ranbu ( Jepang : 刀 剣 乱舞 Tōken Ranbu ) adalah adaptasi film fantasi Jepang tahun 2019 dari seri video gamedengan nama yang sama , Para pemeran dari Stage: Touken Ranbu akan mengulang peran mereka. Film ini akan didistribusikan oleh Toho dan Universal Pictures , disutradarai oleh Saiji Yakumo dan ditulis oleh Yasuko Kobayashi. Ini akan dirilis di Jepang pada 18 Januari 2019. Lagu tema film, "UNBROKEN" oleh Takanori Nishikawa feat.Tomoyasu Hotei.

Pedang sakti berubah menjadi 8 prajurit tampan termasuk Munechika Mikazuki. Para prajurit tersebut berusaha untuk melindungi sejarah. Mereka mengetahui bahwa Nobunaga Oda seharusnya mati di insiden Honno-ji pada 1582, tetapi ia berhasil selamat. Untuk mengembalikan ke sejarah aslinya, ke-8 prajurit itu harus kembali ke masa lalu untuk membunuh Nobunaga Oda.

Ini adalah tahun 2205. Saniwa, seorang bijak yang memiliki kekuatan untuk menghidupkan pedang legendaris dan menghidupkannya, menginformasikan salah satu Touken Danshi (pendekar pedang) Mikazuki Munechika dari Time Retrograde's Army (TRA) berencana mengubah sejarah dengan mencegah Kematian Oda Nobunaga di Insiden Honnoji.

Mikazuki menerima misinya, tetapi banyak pedang saniwa sedang pergi dalam ekspedisi. Saniwa mengirim tim yang terdiri dari enam pedang yang tersisa di rumah mereka: kapten Mikazuki Munechika, Yamanbagiri Kunihiro, Yagen Toushirou, Heshikiri Hasebe, Fudou Yukimitsu, dan Nihongou. Keenam orang itu melakukan perjalanan kembali ke Insiden Honnoji.



Menemukan film ini ketika main-main di salah satu web penyedia (?) film. Membaca sinopsisnya jadi tertarik dan akhirnya nonton. Ternyata seru juga. Hehehe.
Jadi film ini tuh adaptasi dari sebuah game dan udah pernah dibuat pementasannya juga. Untuk live action/film-nya baru saja dirilis pada bulan Januari 2019. Tadi sempet baca-baca sebenernya Touken Danshi nya banyak dengan Mikazuki Munechika sebagai kapten. Tapi, di film ini hanya ditampilkan delapan orang Touken Danshi plus satu jadi cameo yang muncul menjelang akhir.

Kurikara Gou




Mikazuki Munechika, Yamanbagiri Kunihiro, Yagen Toushirou, Heshikiri Hasebe, Fudou Yukimitsu, dan Nihongou dikirim ke masa lalu untuk melindungi sejarah yang akan dirubah oleh pasukan perubah sejarah. Mereka harus memastikan kematian Nobunaga Oda.

Dalam misi pertama mereka gagal dan Nobunaga Oda ternyata masih hidup. 
Mereka pun harus kembali lagi ke masa lalu untuk membunuh Nobunaga Oda. Namun dalam misi kedua Fudou Yukimitsu harus tinggal bersama Uguisumaru. Ia gantikan oleh Toushirou  Honebami. Dalam misi kedua, anggota mulai dibuat hampir pecah karena Mikazuki Munechika memilih diam dan tak membagi apa yang dia tahu tentang sejarah.

Berikut ini nama-nama tokoh Touken Danshi dalam film ini. Saya sertakan gambar dari versi game nya juga.


Hiroki Suzuki as Munechika Mikazuki




Yoshihiko Aramaki as Kunihiro Yamanbagiri





Ryo Kitamura as Toushirou Yagen






Masanari Wada as Hasebe Heshikiri




Hiroaki Iwanaga as Nihongo



Fuma Sadamoto as Toushirou  Honebami




Taizo Shiina as Yukimitsu Fudou




Tomoki Hirose as Uguisumaru




Serunya nonton live action tuh tampilan tokoh-tokohnya dengan dandanan unik. Rambut warna-warni salah satunya. Kalau dibanding versi game nya pasti beda banget. Kalau versi game udah pasti super cakep-cakep. Perfect. Hehehe. Tapi, ini karakternya yang versi manusia juga cakep-cakep lho! Saya merasa jatuh hati pada karakter Hasebe Heshikiri. Kekeke.

Jadi kesemuanya tokoh di atas itu adalah pedang yang diwujudkan dalam bentuk manusia. Kalau dalam istilah kita itu namanya... duh kenapa mendadak lupa ya? Kalau tidak salah namanya khodam. Pedang-pedang itu diwujudkan menjadi sosok prajurit tampan yang bertugas menjaga sejarah. Munechika Mikazuki adalah yang tertua. Walau penampilannya masih muda, sebenarnya usianya sudah ribuan tahun, CMIIW. Itu juga yang menjadi alasan kenapa ia lebih tahu tentang sejarah dibanding Touken Danshi yang lain.

Film ini menyajikan visualisasi yang apik. Efek-efek yang mendukung gambaran negeri fantasi itu pun apik. Ditambah para pemainnya yang tampan. Dijamin betah deh nontonnya. Hehehe.

Film ini juga menggambarkan bagaimana hubungan antara pedang dan tuan mereka. Walau pedang hanya sebuah benda, tapi karena disayangi, mereka pun memiliki perasaan kepada sang tuan. Bahkan, ada ikatan tersendiri. Keren kan! Makanya tonton deh. Hehehe.

Dalam setiap sejarah, ada kebenaran yang tidak diketahui. Jika sejarah berubah, maka masa sekarang dan masa depan pun akan ikut berubah.

Sekian review dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat. Terima kasih dan selamat menonton.

Photo by: AsianWiki and Google search.


Tempurung kura-kura, 29 September 2019.
- shytUrtle -


Review bacaan dan tontonan

Review Exit (Korean Movie)

20:16

Exit (Korean Movie)




From AsianWiki

Profile

Movie: Exit

Revised romanization: Ekshiteu

Hangul: 엑시트

Director: Lee Sang-Geun

Writer: Lee Sang-Geun

Producer: Baek Hyun-Ik

Cinematographer: Kim Il-Yeon

Release Date: July 31, 2019

Runtime: 103 min.

Genre: Disaster / Action-Comedy

Distributor: CJ Entertainment

Language: Korean

Country: South Korea

Plot Synopsis by AsianWiki Staff ©

Yong-Nam (Cho Jung-Seok) graduated from a university several years ago, but he is still looking for a decent job. His hobby is rock climbing, which he was an active participant in his university days. Meanwhile, Yong-Nam's mother Hyun-Ok (Ko Du-Shim) is set to turn 70-years-old and she will have a birthday celebration at a convention hall. At his mother's birthday celebration, Yong-Nam sees Ui-Joo (Yoona). She works as an assistant manager at the convention hall. Back in their university days, Yong-Nam and Ui-Joo were members of the rock climbing club. Yong-Nam confessed his feelings for her back then, but Ui-Joo rejected him. To this day, Yong-Nam still holds feelings for Ui-Joo. Suddenly, a lethal gas spreads throughout the area.

Notes

Filming began August 4, 2018 and finished December 12, 2018.

Cast

. Cho Jung-Seok as Yong-Nam
. Yoona as Ui-Joo
. Ko Du-Shim as Hyun-Ok
. Park In-Hwan as Jang-Soo
. Kim Ji-Young as Jung-Hyun
. Hwang Hyo-Eun as second older sister
. Lee Bong-Ryun as third older sister
. Bae Yoo-Ram as Yong-Min
. Yoo Su-Bin as Yong-Soo
. Kim Kang-Hoon as Ji-Ho
. Lee Dong-Hwiriver cop 1


Additional Cast Members:

. Kang Ki-Young - Manager Koo
. Kim Jong-Goo - second uncle
. Kim Byung-Soon - third uncle
. Jung Min-Sung - first brother-in-law
. Park Sung-Il - third brother-in-law
. Shin Se-Hwi - Yong-Hye
. Oh Hee-Joon - drone brother
. Yoon Dae-Yul - fire station chief

Yong-Nam (Cho Jung-Seok) lulus dari universitas beberapa tahun yang lalu, tetapi dia masih mencari pekerjaan yang layak. Hobinya adalah panjat tebing, yang ia adalah peserta aktif di masa kuliahnya. Sementara itu, ibu Yong-Nam, Hyun-Ok (Ko Du-Shim) akan berusia 70 tahun dan dia akan merayakan ulang tahun di aula konvensi. Pada perayaan ulang tahun ibunya, Yong-Nam melihat Ui-Joo (Yoona). Dia bekerja sebagai asisten manajer di gedung pertemuan. Kembali di masa kuliah mereka, Yong-Nam dan Ui-Joo adalah anggota klub panjat tebing. Yong-Nam mengakui perasaannya untuknya saat itu, tetapi Ui-Joo menolaknya. Sampai hari ini, Yong-Nam masih menyimpan perasaan untuk Ui-Joo. Tiba-tiba, gas mematikan menyebar ke seluruh area.




Ini film sukses bikin saya ikutan deg-degan dan gemeteran selama nonton. Tapi, seru. Heuheuheu.




Yong Nam (Cho Jung Seok) seorang pengangguran yang terkenal di daerahnya. Ia sedang mencari pekerjaan usai lulus kuliah. Namun, ia selalu tertolak. Semasa kuliah ia bergabung dalam klub panjat tebing. Walau sudah lulus, ia terus berlatih mengolah tubuh sembari menunggu mendapat perkejaan.



Yong Nam sedang berlatih di taman dan melihat keponakannya, Jiho (Kim Kang Hoon). Namun, Jiho mengabaikannya. Jiho malu karena reputasi jelek sang paman yang beredar di masyarakat.



Yong Nam masih tinggal bersama orang tuanya, Hyun Ok (Kim Du Shim) dan Jang Soo (Park In Hwan). Jung Hyun (Kim Ji Young), ibu Jiho datang untuk meminta kimchi. Ia pun memeriksa lemari Yong Nam untuk menemukan baju yang pantas untuk dipakai sang adik saat ulang tahun ke 70 ibu mereka Hyun Ok. Keduanya pun sempat cek-cok di dalam kamar.

Hari itu pun tiba. Yong Nam membawa kedua orang tuanya untuk merayakan ulang tahun yang digelar di sebuah gedung serbaguna yang jaraknya kurang lebih 2 jam dari rumah mereka. Saat sampai, semua keluarga dan tamu undangan sudah berkumpul. Perayaan ulang tahun pun digelar.

Manajer gedung (Kang Ki Young) memberi sambutan dan ucapan selamat. Kemudian wakil manajer pun masuk. Yong Nam terkejut karena si wakil manajer adalah Ui Joo (Yoona). Gadis yang juga anggota klub panjat tebing dan ia taksir semasa kuliah. Ternyata dulu Yong Nam pernah menyatakan cinta pada Ui Joo, tapi ditolak. Pertemuan mereka kembali pun sedikit canggung. Karena malu, Yong Nam pun mengaku sudah bekerja di sebuah perusahaan.



Saat pesta ulang tahun Hyun Ok selesai, tiba-tiba ada sebuah tabung gas melesat masuk ke dalam gedung. Khawatir akan meledak, Yong Nam membawa seluruh keluarganya keluar. Saat sampai di luar, ia dan keluarganya menemui kekacauan di jalan. Semua orang berlarian dengan panik. Merasa ada yang tak beres, Ui Joo meminta semua kembali masuk ke dalam gedung.

Semua kembali masuk kecuali Jiho. Jiho merengek karena sang ibu, Jung Hyun tidak ada. Ternyata Jung Hyun masuk ke dalam mobil. Saat Yong Nam memintanya keluar dan kembali ke gedung, Jung Hyun menghirup asap yang ternyata adalah gas beracun. Jung Hyun pun jatuh dan sesak napas.

Ui Joo tiba bersama Jiho yang menangis. Keluarga panik karena Yong Nam dan Jung Hyun tak kembali. Beberapa saat kemudian Yong Nam membawa Jung Hyun yang menderita sesak napas. Mererka dihimbau naik ke atap gedung untuk menghindari asap gas beracun dan menunggu bantuan berupa helikopter. Saat sampai di atap, pintu terkunci. Manajer Koo kehilangan kunci. Saat itu lah Yong Nam nekat memanjat tembok untuk membuka pintu atap.

Dengan perjuangan keras Yong Nam pun berhasil. Bekerja sama mereka memberi sinyal pada helikopter. Usaha mereka berhasil, tapi jumlah orang di atas gedung melebihi berat yang bisa di angkut helikopter. Dengan terpaksa, Yong Nam dan Ui Joo pun tinggal di atap gedung untuk menunggu bantuan selanjutnya. Namun, keduanya tidak bisa tetap tinggal dan menunggu di atap gedung. Karena asap gas beracun semakin naik. Keduanya pun harus bertahan hidup di tengah kepungan gas beracun untuk bisa mencapai gedung tertinggi di kota itu.




Bagi saya yang takut ketinggian dan memiliki anxiety, menonton film ini adalah sebuah tantangan. Jujur saya tidak menduga kalau film ini bakalan membuat saya ikutan panik dan tegang saat menonton. Karena sebelumnya saya menduga film ini full komedi. Emang sih ada sisipan komedi, tapi tetep bikin jantung dag dig dug dan badan keringetan. Hehehe.

Saat Yong Nam memanjat gedung dengan peralatan seadanya, beneran bikin deg-degan. Terlebih kalau kamera nyorot ke bagian bawah. Duh itu tinggi banget. Nonton aja udah pusing, sesak ndiri. Nggak bisa bayangin kalau ada di posisi Yong Nam dan Ui Joo yang harus berjuang buat nyari gedung tertinggi agar bisa bertahan hidup. Ketika udah berhasil dan di notice ama helikopter, mereka justru menyerah karena melihat sekumpulan anak-anak sekolah terjebak di gedung. Nyesek liatnya.



Yong Nam dan Ui Joo harus bertarung lagi melawan asap gas beracun untuk bisa mencapai gedung tertinggi dengan peralatan seadanya. Tapi, di saat perjuangan terakhir justru tali yang menahan tubuh mereka putus. Makin nyesek.

Walau ada bumbu komedi, film ini tetap memberi kesan nyesek. Sukses mengaduk emosi saya sebagai penonton. Kemampuan panjat tebing Yong Nam yang sempat diejek, justru mampu menyelamatkan keluarganya. Terharu itu pas banyak drone yang tiba-tiba muncul untuk membantu Yong Nam dan Ui Joo. Walau nggak banyak yang bisa mereka lakuin, tapi memberi dukukang pada keduanya untuk tetap berusaha. Tapi, ada satu drone yang benar-benar membantu keduanya. Drone nya berakhir rusak. Nah saya penasaran sama pemiliknya tuh. Hero yang tak terlihat.

Film ini juga didukung oleh aktor dan aktris kawakan. Komedinya dapet, nyeseknya dapet, romansanya juga dapet. Saya demen banget sama adegan Ui Joo nonjok Manajer Koo. Cowok modelan begitu emang pantes buat dibogem. Kekeke.

Sekian ulasan dari saya. Maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat. Selamat menonton.




Photo by: Hancinema.


Tempurung kura-kura, 29 September 2019.
- shytUrtle -

Creepy Story

Wisata Mistis Bersama Tunjung

04:29

Wisata Mistis Bersama Tunjung


Hari ini memaksa Tunjung untuk bertemu, karena saya membutuhkan dia untuk keperluan riset. Setelah melakukan riset bersama Tunjung, saya mendengarkan fakta yang mencengangkan tentang hubungan lama saya dengan Mbak Cantik Yang Mengaku Cinta Kepada Saya.

Jadi, inti masalahnya adalah muka saya, wajah saya. Karena muka saya ini mirip muka seseorang, jadilah hubungan ruwet antara saya dan mbaknya terus mbulet sampai sekarang. Ngeri-ngeri serem. Sedih juga. Hiks!

Tapi, dalam tulisan kali ini saya tidak akan membahas tentang riset. Karena itu untuk keperluan tulisan. Jadi, ditunggu aja ya tulisannya. Hehehe.

Saya akan membahas tur saya tadi pagi menjelang siang bersama Tunjung. Tadi itu sebelum riset saya sempat di ajak jalan-jalan sebentar sama Tunjung. Jalan-jalan biasa sih, cuman karena temen jalannya adalah Tunjung, udah pasti ada cerita creepy yang terselip. Begitu juga dengan jalan-jalan singkat hari ini.

"U, mbakmu jualan di pasar ya?" Tanya Tunjung yang baru nyamperin saya.
"Iyo. Dodol kembang gantiin Mbah."
"Ayo diinceng."
"Ngapain ngintip? Di jenguk lah, jangan diintip doang."
"Iyo. Kamsudku iku. Ayo diungak mbakmu ndek pasar."
"Yowes! Ayo!"

Kami pun berangkat ke pasar. Menjenguk kakak sulung saya yang baru merintis usaha menjual bunga. Awalnya biasa saja. Kami ngumpul dan ngobrol di lapak kakak saya.

"U!" Tunjung mendekatkan wajahnya ke telinga saya, berbisik memanggil nama saya.
"Opo se!"
"Aku liat makhluk-makhluk itu nyereti orang buat dibawa ke lapak tuan-tuan mereka."
"Makhluk apaan?"
"Jadi gitu cara kerja mereka."
"Apaan sih?"
"Liat itu tuh! Nah, di situ ada pocong."
"Pocong? Eh iya ya. Mr. Poci kan bisa buat penglaris juga. Tapi, moso iya Mr. Poci nya nyereti pembeli? Sambil loncat-loncat gitu? Kasian dong ya! Capek dia."
"Ndagel ae arek iki! Dia diem aja di depan lapaknya si tuan. Melambai-lambaiin tangan ke pembeli biar mampir."
"Kalau Mr. Poci yang ngawe-ngawe, mana berani mampir, Njung! Serem tau!" Saya bergidik. "Jadi, pembeli disihir gitu ya? Dimantrai ama si Poci biar mampir ke lapak tuannya? Ya ampun."
"Kalau yang itu kayak makhluk kartun di bantal lehermu tuh! Tuh tuh dia nuntun pembeli buat beli ke lapak tuannya."
"Taz-Mania?"
"Iya. Seng coklat itu lho!"
"Iyo iku Taz-Mania. Ih serem yo!"
"Lek itu kayak buto kecil seng kita bahas kapan hari. Seng kamu tak kasih liat kayak ndek film apa itu lho."
"Buto apa se? Kayak seng ndek orang jual bakso ndek film Mereka Yang Tak Terlihat itu a?"
"Bukan. Seng katamu apa itu seng kayak di film Lord of The Ring. Ijo itu lho!"
"Oh! Goblin?"
"Nah, iya itu. Ada dua yang kayak gitu. Jadi cara kerja mereka kayak gini tho?"
"Kalau aku pernah nonton di tivi itu pembelie matae di tutupin ama penglarisnya. Trus dituntun ke lapak tuannya."
"Kalau ini nggak, U. Ya langsung dituntun gitu. Setengah diseret."

Tiba-tiba saya teringat peristiwa ketika saya belanja di salah satu toko, lalu kaki saya tiba-tiba nyeri berat. Jalan pulang pincang, lalu tiga hari nggak bisa jalan. Kata Nyai, penyebabnya adalah saya nggak sengaja nginjek makhluk begituan.

"Njung! Inget nggak yang kakiku tiba-tiba pincang trus nggak bisa jalan tiga hari?"
"Inget. Kenapa?"
"Itu aku nginjek apaan sih? Di toko X sebelah sono tuh."
"Oh. Iku ulo. Kowe ra sengojo nyenggol."
"Ular?? Trus, itu aku diapain? Digigit?"
"Disebet karo buntute tok koen iku. Lek dicokot yo modyar koen!"
"Widih! Serem yo! Trus, inget nggak pas di toko tetiba kakiku sakit? Katamu ada makhluk kayak iguana bawa buku ama pensil. Trus karena ekornya nggak sengaja tak injek, dia tusuk kakiku ama pensilnya."
"Iyo yo. Apes tok koen iku yo U! Hehehe."
"Tak pikir-pikir curang lho mereka itu. Mereka bisa liat kita, tapi kita nggak. Giliran kita nggak sengaja nyenggol, mereka marah. Padahal kadang mereka yang usil."
"Menungso kan yo ono seng model ngunu, U. Sok banget ke orang. Usil. Tapi, kalau nggak sengaja kesentil, ngamok."
"Hehehe. Iya sih."

Kami pun pulang bersama-sama, lalu makan siang di markas.

Jadi, bener ya istilah 'ndek pasar iku rusuh'. Artinya persaingan di pasar benar-benar ketat hingga banyak yang menggunakan jasa makhluk astral untuk membantu usaha mereka.

Kerjo ndek pasar iku golekane duwek gampang, tapi gudho ne yo gedhe. Begitu kata Tunjung. Kerja di pasar itu cari duit gampang, tapi banyak godaannya. Semua tergantung pada pribadi masing-masing.

Di sini saya hanya berbagi. Boleh percaya boleh tidak. Tapi, itu lah yang benar kami alami. Maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat.


Tempurung kura-kura, 26 September 2019.
- shytUrtle -

Bilik shytUrtle

[BTS] Novel Muara Hati

06:12

[BTS] Novel Muara Hati




Sebelum membuat ulasan dari novel kolaborasi yang berjudul Muara Hati, saya akan membuat BTS atau Behind The Story nya dulu. Kayak anak-anak saya sebelumnya, Muara Hati juga harus punya BTS dong ya. Karena ini pengalaman pertama juga buat saya ikutan nulis kolaborasi. Sebelumnya udah pernah ikutan proyek nulis bareng, tapi proyek kali ini benar-benar berbeda. Jadi, saya mau bagi cerita di balik lahirnya novel Muara Hati.

Saya mendapat informasi tentang proyek kolaborasi ini dari Kak Zee. Tapi, karena novel islami, saya ragu untuk maju. Saya bilang ke Kak Zee kalau saya ragu dan takut karena sebelumnya belum pernah menulis tema islami. Kak Zee nggak lelah menyemangati dan meyakinkan bahwa saya mampu. Saya nya masih terus meragu hingga tahu-tahu saya udah dimasukin grup novel kolaborasi. Saya masuk grup tim 2.

Kaget dong! Langsung japri Kak Zee, nanya kenapa tiba-tiba saya dimasukin ke grup padahal saya nggak daftar. Seingat saya waktu itu prosesnya emang kudu daftar dulu. Kak Zee nyantai aja jawabnya. Intinya saya kudu dipecut dikit biar berani. Makanya langsung dimasukin dan disuruh nyoba ikutan. Karena Kak Zee emang yakin saya bisa dan mampu.

Awalnya kaget dan pengen marah, tapi malah terharu. Terharu karena diperhatiin sebegitunya ama kakak senior satu ini. Gomawo matur tengkyu Kak Zee. Pecutanmu berhasil lho!

Saya pikir-pikir, yowes lah ndak papa. Nyari pengalaman baru. Akhirnya saya memantapkan hati untuk maju dan ikut.

Setelah sesi perkenalan, dilanjut dengan pembagian peraturan. Yang bertanggung jawab atas proyek adalah Kak Dika. Lalu, outline pun dibagi untuk bahan diskusi.

Oya, kami juga dikasih satu judul film untuk jadi bahan riset. Tim kami mendapat judul Negeri 5 Menara. Cerita uniknya, waktu judul film buat riset dibagikan, kondisi kuota saya lagi nipis. Baca review tentang film Negeri 5 Menara kok kurang sreg. Akhirnya dengan modal kuota pas-pasan itu saya download film nya dari Youtube dan nonton. Buat yang sering nyepelein kerjaan penulis kudu baca ini nih. Hehehe. Siapa bilang nulis itu gampang dan nggak butuh biaya? Hehehe.

Setelah mendapatkan outline, kami berdiskusi. Bersama-sama melakukan riset dan mendiskusikannya di grup. Karena saya buta tentang kehidupan di pondok, saya hanya menyimak diskusi dan mencatat informasi yang dibagikan rekan-rekan di grup.

Diskusi outline dan riset udah, giliran pengundian. Ini bikin deg-degan. Semua nama penulis akan diundi untuk mendapatkan bab yang harus digarap. Suer saya dibikin galau waktu menunggu. Hehehe. Nggak hentinya berdoa pada Tuhan, memohon agar diberi bab yang sekiranya saya mampu mengerjakannya. Berdoa dan juga pasrah. Kalau seandainya ndak dapat bab yang saya inginkan, ya saya pasrah dan minta bantuan Tuhan buat dibimbing waktu ngerjain tugasnya.

Subhanallah. Alhamdulillah. Saya dapat bab yang saya incar. Saya benar-benar bersyukur, tapi sempat merasa terbebani juga. Bismillah! Inshaa ALLOH pasti bisa!

Masing-masing diberi waktu tiga hari untuk menulis. Alhamdulillah saya selesai dalam waktu dua hari. Setiap bab yang udah ditulis harus di share di grup. Minder iya, grogi iya. Alhamdulillah sambutan teman-teman membuat saya bisa bernapas lega.

Untuk setiap bab yang di bagi di grup, jujur saya membaca dengan cepat. Bukannya malas, tapi saya memang lebih menantikan versi cetaknya untuk dibaca. Karena menurut saya itu akan lebih memberi saya kejutan dan lebih membuat saya penasaran tentunya. Walau versi siap cetaknya di bagikan di grup, saya menahan diri untuk membaca keseluruhan isinya. Saya hanya memeriksa bagian yang saya harus saya periksa. Tapi, sempet intip beberapa bagian sih. Hehehe.

Sama seperti outline, untuk judul dan cover juga dibahas di grup. Diskusi bersama. Ada beberapa usulan judul dan kemudian di vote hingga akhirnya terpilih judul Muara Hati. Untuk cover pun sama. Sayang seluruh data chat saya di grup terhapus. Hingga saya tidak bisa mengkopi paste semua di sini.

Berikut gambar cover yang masih tersimpan di ponsel saya.




Akhirnya yang jadi cover terpilihnya ini.



Sebenarnya cover ini beberapa kali revisi. Tapi yang tersimpan hanya tinggal ini. Lainnya terhapus beserta isi chat. Heuheuheu.

Waktu novel ini sampai di pangkuan tuh rasanya seneng dan lega banget. Akhirnya saya bisa menjalani prosesnya dengan lancar, sebaik yang saya bisa. Berkat pecutan Kak Zee ini mah. Hehehe. Teman-teman di grup tim 2 juga asik-asik. Menyenangkan deh pokoknya. Hehehe.

Alhamdulillah di tahun 2019 punya buku lagi! Hore!!!

Walau bukan buku solo, saya sangat senang. Karena proses dari lahirnya novel ini memberi saya pengalaman baru. Membuat saya banyak belajar hal baru.

Terima kasih Tuhan, atas kesempatan yang Engkau berikan. Kalau Engkau nggak kasih izin, pasti saya nggak bakalan tetep berada di grup hingga akhirnya bisa menimang novel Muara Hati.

Terima kasih Kak Zee buat pecutannya. Biasanya saya itu keras kepala. Kalau nggak ya nggak. Anehnya ini kok saya nurut aja dimasukin grup suruh gabung. Hehehe.

Terima kasih Penerbit Mandiri Jaya Malang yang sudah memfasilitasi kami hingga kami bisa menulis bersama dan melahirkan karya.

Terima kasih Kak Dika yang udah dengan sabar menjadi penanggung jawab proyek kolaborasi. Jadi keinget momen di tengah proses penulisan, Kak Dika kena musibah. Kalau nggak salah ingat, lupa matiin kompor dan hampir saja rumahnya kebakaran. Alhamdulillah masih selamat.

Terima kasih buat teman-teman seperjuangan Tim Novel Islami 2. Kalian keren! Semoga next time kita dipertemukan dalam sebuah proyek lagi. Aamiin.

Jadi, novel Muara Hati ini berisi dua belas bab yang ditulis oleh dua belas penulis berbeda. Salah satunya saya. Penasaran? Makanya di adopsi dong bukunya! Lalu, baca dan tebak bab berapa bagian saya. Hehehe.




Sekian kisah di balik lahirnya novel Muara Hati. Inshaa ALLOH nanti saya bakalan bikin ulasannya juga. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih.


Tempurung kura-kura, 25 September 2019.
- shytUrtle -




Khayalan shytUrtle

Fly High! - Dua Belas

04:39

Fly High!

 


Dua Belas 


Ini keren! Gimana bisa nggak lolos audisi?
Pertanyaan yang sama. Audisi apa?
Jauh dari kata sempurna. Tapi, ini penampilan yang apik dan patut di apresiasi.
Pecinta sampah! Pantas saja penampilannya seperti sampah!
Wkwkwk. Ngakak gue! Pecinta plastik dan udel? Yang ngatain kayak gitu masuk komunitas apa ya? Komunitas CCTV sang pecinta ngurusin hidup orang?
Yang namanya Oi yang mana? Timun? Lucu! Tapi, mereka cute. Nggak papa disebut pecinta plastik dan udel. Kalian keren! Lanjutkan! Teruslah berkarya!
Mereka berbakat. Tidak apa-apa tidak lolos audisi. Video ini viral. Mereka terkenal tanpa audisi.
Ini pertama kalinya aku mendengar lagu India. Terdengar baik.
Kenapa Jeena Jeena tidak dinyanyikan full? Itu lagu favoritku.
Harusnya lagu India nya yang dinyanyikan sampai selesai. Aku pecinta Bollywood. Tapi, aku tidak suka Korea. Kapan-kapan coba bikin video nyanyi lagu India sampai selesai ya. Aku bantu viralkan!
Ntar lagi masuk tipi. Yakin gue! Endonesa gituh! Yang viral pasti masuk tipi!
Audisi di Indonesia nyanyi lagu India dan Korea. Pantesan nggak lolos! Jurinya nggak ngerti  mereka nyanyi apa. Makanya nyanyiin lagu Indonesia aja Mbak.


Meyra senyum-senyum sendiri membaca komentar yang memenuhi kolom komentar pada postingannya yang mengunggah video penampilan Al dan Oi saat mengikuti audisi SMA Wijaya Kusuma Mencari Bakat.

Karena postingan itu viral, notifikasi pada akun Facebook-nya selalu menumpuk. Karena alasan itu, akhirnya ia mematikan kolom komentar. Tapi, tetap saja notifikasi terus menumpuk karena postingan itu masih terus dibagikan.
“Netizen itu lucu-lucu ya. Komentarnya bikin geleng kepala.” Komentar Meyra setelah membaca beberapa komentar pada postingannya.
“Mbak Mey baru baca?” Al mengalihkan pandangan dari menatap buku di tangannya.
“Baru bisa nyimak sekarang. Sok sibuk mulu sih!”
Al tersenyum pada Meyra yang masih fokus menatap layar laptopnya.
“Ntar kalau info resmi tentang siaran kalian keluar, aku pos di akunku. Ntar aku pos di kolom komentar juga. Sekalian bilang makasih. Karena komentar-komentar itu juga postinganku jadi viral.”
“Menikmati banget ya momen jadi pemes[1].”
“Iya lah. Momen langka! Kamu setuju karena alasan apa? Terpaksa? Karena Oi dan Gia? Aku?”
“Mau wujudin keinginan Mbak Mey yang gagal terwujud karena minder.”
“Idih! Ngenyek arek iki!” Meyra mencibir. “You know? Ntar eike bakalan ikutan siaran tau! Karena eike pendiri AOG. That’s why aku ajak kalian latian nyanyi Mirotic. Karena, itu lagu Kpop yang bikin kalian jatuh hati kan?”
Al mengangguk.
“Kalau di studio kan nggak papa kita ngerpek liriknya. Toh suara kita doang yang kedengeran. Cuman kita kudu bawainnya dengan bener dan apik. No mistake kalau bisa.”
“Oi udah getol latian.”
“Gimana dengan lu? Kesannya serakah nggak sih kalau aku ikutan nyanyi?”
“Ya nggak lah Mbak! Kalau Gia mau gabung juga malah bagus, kan?”
“Dia nggak pede katanya.”
“Barang sebait lirik aja lho. Kan keren tuh. Founder dan anak didiknya nyanyi bareng.”
Meyra tersipu mendengar jawaban Al. Wajahnya yang putih pun dihiasi semu merah muda. “Lagunya terlalu sulit nggak sih?”
“Emang kita disuruh nyanyi?”
“Kalian sih iya. Nyanyiin lagu yang di video itu. Tapi, kalau mau nyanyi satu lagu lagi dibolehin. Gini aja, yang penting kita prepare. Toh waktunya cuman sejam. Sejam tuh dibilang lama ya lama, dibilang singkat ya singkat. Yang penting, kalian siapin perform kalian dengan matang. Karena itu live performance. Walau muka kalian nggak keliatan, tapi suara kalian bakal didenger orang se Malang Raya. So, please do your best. Masalah ntar ada kesempatan buat tampilin Mirotic or nggak, urusan belakangan. Oke?”
Al mengangguk. Selanjutnya ia menghela napas panjang. Ia telah menyetujui undangan siaran langsung di acara I Love Asian. Walau senang, ada beban berat yang harus ia pikul sekarang. Ia menyemangati dirinya sendiri. Bahwa semua baik-baik saja. Karena, ada Meyra, Oi, Gia, dan Linda bersamanya. Al menghela napas sekali lagi. Lalu, tersenyum menatap Meyra yang kembali fokus menatap layar laptopnya.
***

Al, Oi, dan Gia berkumpul di salah satu restoran cepat saji yang berada di kota kecil tempat mereka tinggal. Kebetulan Gia ada keperluan ke pasar yang letaknya dekat terminal yang dekat dengan sekolah Al dan Oi. Gia sengaja menghubungi Al dan Oi. Lalu, berjanji bertemu di restoran cepat saji yang letaknya tak jauh dari terminal.

Al dan Oi tiba di terminal pukul setengah empat sore. Keduanya menuju tempat Gia berada. Lalu, bersama-sama menuju restoran cepat saji tempat mereka janjian bertemu. Sesampainya di restoran, Al dan Gia langsung duduk. Sedang Oi mendapat tugas memesan makanan lebih dulu. Saat perjalanan menuju restoran cepat saji, mereka sudah berdiskusi mau pesan apa saja.
Selesai memesan, Oi duduk bergabung bersama Al dan Gia. Mereka memilih duduk di lantai bawah. Karena, tadi saat akan menyeberang jalan menuju restoran cepat saji, mereka melihat di lantai dua cukup ramai. Tak lama kemudian, dua buah burger, satu porsi french fries dan sosis bakar disajikan ke atas meja yang diitari Al, Oi, dan Gia. Mereka tak lupa berterima kasik kepada pelayan yang menyajikan pesanan mereka.
“Kamu sendirian Gi?” Oi kemudian menggigit chicken burger di tangannya.
“Tadi sama temen. Karena janjian sama kalian, dia aku suruh balik duluan.” Gia di sela mengunyah cheese burger dalam mulutnya.
“Ngapain emang?”
“Nyari bahan buat tugas sekolah.”
“Oh.” Oi lanjut mengunyah makanan di dalam mulutnya.
“Gimana latihan kalian?”
“Alhamdulillah lancar. Cuman itu lagu Mirotic agak susah.”
“Emang. Makanya pas ditawari Mbak Mey, aku nggak mau gabung.”
“Padahal kan seru kalau kamu mau urun suara barang nyanyiin sebait lirik aja.” Al yang sedang menikmati sosis bakar bersuara juga. “Kubilang founder dan anak didik ke Mbak Mey. Wajahnya langsung memerah dengernya.”
Oi dan Gia kompak tersenyum mendengarnya.
“Ntar, saat kalian siaran, aku sengaja bolos sekolah. Daripada minta izin pulang dulu, ribet. Males aku!” Gia membagi rencananya. Walau jadwal resmi siaran Al dan Oi belum keluar, ia sudah mengatur rencana.
“Iya ya. Jam siarannya kan jam 2 sampai jam 4. Kita juga kudu bikin rencana Al.” Oi baru menyadari jika jadwal siaran bentrok dengan jadwal sekolah mereka.
“Gimana kalau kita bolos juga? Kayaknya ngurus izin pulang duluan ribet deh. Inget nggak waktu kamu keracunan ikan teri? Waktu kita kelas X. Mau izin pulang duluan malah ditanya, Apa nggak nunggu bentar lagi aja? Ini hari Jumat. Nanti bisa pulang pas waktu jumatan. Padahal muka kamu udah bengkak.” Oi yang teringat sulitnya meminta izin ke sekolah untuk pulang lebih awal mengusulkan untuk membolos saja.
“Kalau jadwal udah keluar, aku yakin temen kalian siapa itu, Jia ya? Pasti nyebarin infonya. Kalau kalian bolos di hari itu, Eri bisa laporin kalian ke sekolah.” Gia mengingatkan tentang Jia yang pasti akan menyebarkan informasi siaran Al dan Oi di kelas, plus tentang musuh besar Al dan Oi; Eri.
“Iya ya.” Oi kembali berpikir.
“Aku pakek surat izin kok. Daripada ditulis alpa. Aku udah biasa palsuin tanda tangan emak. Hehehe.” Gia meringis.
“Nah! Kita pakek surat izin juga Al. Gimana?” Oi kembali ceria. Seolah mendapat pencerahan.
“Apa nggak kita coba minta izin dulu?” Al mengusulkan opsi lain. “Aku takutnya ntar ada ulangan atau sejenisnya.”
“Kan bisa nyusul.” Gia mengingatkan.
“Iya, tapi—,” Al diam sejenak. Lalu, ia tersenyum lebar. “Gimana kalau kita minta tolong Mbak Meyra?”
Oi dan Gia menatap Al dengan ekspresi tak paham.
“Kalian tenang aja. Ntar aku coba ngomong ke Mbak Mey. Kalau cara itu gagal, oke deh kita bolos.”
“Ntar kalau perlu kita ke dokter buat minta surat keterangan sakit. Itu udah kuat kan buat ngelawan Eri?” Oi mengutarakan ide yang baru muncul di kepalanya.
“Sakit tapi trus siaran di radio? Cari mati iku jenenge Oi.” Gia tersenyum mencibir sembari menggelengkan kepala.
“Oh iya ya. Hahaha.” Oi tergelak menyadari kebodohannya.
Ketiganya kemudian menikmati menu pesanan masing-masing.
“Trus, soal ide video dance cover itu gimana?” Oi kembali memulai obrolan.
“Aku sih oke aja.” Gia setuju saja.
“Udah lama nggak dance. Ntar kalau gerakannya kaku gimana?” Al ragu.
“Yakin? Tiap malem minggu yang jogedan di kamar siapa?” Oi mengingatkan kebiasaan Al dan Meyra. Kedua gadis itu kadang berjoged bersama diiringi house music dari salah satu stasiun radio di Malang.
“Itu kan joged ngawur.”
Podo ae lah. Joged itu kan bahasa bumi pertiwi kita dari dance. Pede ae lah Al.”
Iyo i arek iki. Padahal dulu jadi center kan ya dia?” Gia turut menyemangati Al.
Iyo. Dadak saiki minderan.”
“Ntar kan kita sama-sama belajar. Emang dance ku apik? Nggak banget, kan? Cuman bagian reff pula.”
“Oke deh boleh.” Al akhirnya setuju.
“Trus, proyek pertama kita apa?” Tanya Gia.
Wanna One!” Oi antusias hingga setengah berteriak. Membuat mejanya segera menjadi pusat perhatian. Ia pun berdehem karena sungkan. Al dan Gia kompak memelototi Oi yang segera menunjukan sebuah cengiran.
“Boleh.” Gia setuju. “Mau lagu apa?”
“I.P.U. I Promise You. Ya ya?” Oi memohon. “Aku suka banget lagu itu. Trus, dance nya juga lumayan bisa diikuti, kan? Aku udah ada dance tutorial nya.”
“Aku juga ada. Gimana, Al?” Gia menatap Al.
“Boleh lah. Aku juga ada kok video dance tutorial nya. Mbak Mey yang download.” Al setuju saja.
“Iya? Mey Eonni download video dance tutorial I.P.U?” Oi tak percaya. I.P.U adalah singkatan dari I Promise You. “Tapi, dia kan sama kayak kamu. Ngaku bukan Wannable, tapi ngikutin Wanna One. Bahkan, nulis fan fiction Wanna One.”
“Itu kan permintaan kamu, Oi! Mbak Mey cari info tentang Wanna One, nonton reality show dan segala macem tentang mereka buat mendalami karakter member Wanna One. Biar ngena kalau nulis fan fiction. Gitu katanya.”
“Aku baca lho fanfic yang ditulis Mbak Mey. Keren! Berasa jadi tokoh utama ceweknya. Direbutin Daniel sama Jihoon. Kira-kira ending nya ntar bakalan sama siapa ya?” Gia berkomentar tentang fan fiction yang ditulis Meyra.
Fan Fiction adalah sebuah cerita fiksi yang dibuat oleh penggemar berdasarkan kisah, karakter atau latar yang sudah ada. Hal itu bukan hal asing di dunia fangirl. Bahkan, di zaman sekarang sudah banyak fan fiction yang diterbitkan menjadi buku dan dijual bebas.
“Jadi, deal I.P.U nih?” Gia kembali memastikan.
“Iyap!” Oi dengan mantab.
“Iya.” Al pun setuju.
“Oke. Belajar sendiri-sendiri dari tutorial dulu ya. Ntar kalau udah, kita ngumpul buat latihan bareng.”
“Siap!” Oi antusias.
***

Jia maju ke depan kelas setelah memastikan seluruh bangku di dalam kelas XI-IPA2 terisi. Jia bertepuk tangan dan berseru meminta perhatian teman-teman sekelasnya.

Arek iki maneh!” Keluh Fiki saat melihat Jia berdiri di depan kelas.
“Jia mau ngumumin kalau dia udah jadian sama Haris.” Siswa bernama Imam turut menggoda Jia.
Rungokno sek tah rek!” Jia meminta teman-temannya mendengarkan pengumuman yang akan ia sampaikan.
“Pokok traktiran kalau umak jadian sama Haris.” Gantian Rifqi yang menggoda.
“Ini tentang Al dan Oi.”
“Al dan Oi?” Gumam Arwan yang kemudian mengalihkan pandangan dan menatap Al. Ia duduk di bangku paling belakang deretan bangku nomer dua dari pintu. Dari tempatnya duduk, ia bisa melihat Al dari sisi samping. Gadis itu tersenyum sembari menatap Jia yang berdiri di depan kelas.
“Ada apa sih?” Arwan beralih pada Fuad yang duduk di samping kirinya.
“Nggak tahu.” Fuad mengangkat kedua bahunya.
“Lesbian itu ngapain lagi sih?” Di bangkunya, Eri pun berkomentar lirih. “Selalu caper pakek pengumuman di depan kelas!” Ia kesal.
“Kenapa Al dan Oi?” Tanya Rifqi.
“Al dan Oi akan siaran langsung bersama Tian Pratama dalam acara I Love Asian!” Jia mengucapkan pengumuman dengan cepat dan lugas. Wajahnya berseri-seri karena antusiasme yang memenuhi dirinya.
Suasana hening sejenak. Pandangan murid-murid ada yang tertuju pada Jia. Ada yang tertuju pada Al dan Oi.
Daebak[2]!” Terdengar suara seorang siswi memecah keheningan. Siswi itu bernama Anita. Gadis cantik bertubuh mungil dan berhijab. Ia anak pendiam di kelas. Perhatian pun segera teralih padanya.
Al dan Oi pun sama seperti yang lain. Menatap Anita dengan ekspresi heran. Keduanya tak menyangka teman sekelasnya yang super pendiam itu mengucapkan bahasa gaul asal negeri gingseng, Korea.
“Anu, acara itu keren. Kalau Al sama Oi sampai diundang buat siaran langsung di sana, itu keren.” Anita memberi penjelasan dengan malu-malu.
“Benar yang dibikang Anita!” Jia kembali berbicara demi menarik perhatian teman-temannya. “Al dan Oi dapat undangan buat siaran langsung di sana. Karena itu, ayo kita dukung Al dan Oi!”
“Kan udah diundang, butuh dukungan kayak gimana lagi?” Tanya Rifqi.
“Huuu!!!” Murid-murid mengolok Rifqi. Ada yang menjundu kepalanya. Ada yang melemparinya dengan kertas yang diremas menjadi sebuah bulatan.
“Tentu saja kita harus dengerin siarannya!” Arwan bangkit dari duduknya dan berdiri. Namun, ia tak beranjak dari bangkunya. Perhatian seluruh murid kelas XI-IPA2 tertuju padanya.
“Itu lah bentuk dukungan yang bisa kita berikan untuk Al dan Oi.” Arwan melanjutkan. Ia kemudian menatap Al dan tersenyum manis pada gadis itu.
“Huuu!!!” Murid-murid gantian menyerang Arwan.
“Siarannya kapan?” Tanya Fiki.
“Itu dia masalahnya. Siarannya hari Selasa. Jam 3 sampai jam 4 sore. Kita masih di sekolah.” Jia menjelaskan jadwal siaran Al dan Oi.
“Yah…” Terdengar keluhan berjamaah.
“Al dan Oi bisa izin pulang cepat, kan?” Fuad ikut bersuara.
“Iya, mereka bisa. Tapi, gimana dengan kita? Itu masih jam pelajaran. Trus, minta izin pulang cepat pun nggak gampang.” Jia yang memimpin jalannya diskusi kembali mengutarakan kemungkinan masalah yang akan dihadapi Al dan Oi.
“Hari Selasa jam terakhir jamnya siapa sih?” Tanya Imam.
“Pak Adim.” Jawab Nurul.
“Kita bilang aja ke Pak Adim apa adanya. Beliau kan asik orangnya. Aku yakin kita bakalan dibebasin buat dengerin siaran Al dan Oi.”
“Iya ya. Pak Adim kan funky. Ngerti sama muridnya.” Rifqi membenarkan.
“Karena itu, aku mewakili Al dan Oi, minta tolong sama kalian. Aku secara pribadi juga minta tolong sama kalian semua. Mari bujuk Pak Adim. Aku pengen dengerin Al dan Oi siaran.” Jia memohon.
“Pasti aku bantu!” Arwan menjawab tanpa ragu.
“Huuu!!” Arwan pun kembali mendapat serangan dari teman-temannya.
“Aku juga bakalan bantu!” Rifqi pun menyampaikan kesanggupannya.
“Jangan lupa ntar sebut nama kelas kita ya Oi!” Fiki membuat permintaan pada Oi.
“Beres!” Oi bangkit dari duduknya dan berdiri. “Aku mohon dukungan kalian.” Ia membungkukkan badan.
Al pun bangkit dari duduknya. “Mohon bantuannya.” Ia pun membungkukan badan hingga 90°.
Suara murid kelas XI-IPA2 bersahutan. Menyampainkan kesanggupan untuk membantu Al dan Oi.
“Dasar lebay!” Eri kesal melihat reaksi teman-teman sekelasnya yang menyatakan kesanggupan untuk membantu dan mendukung Al dan Oi.
Jia yang masih berdiri di depan kelas tersenyum. Ia menghela napas. Merasa lega karena teman-temannya memberi dukungan pada Al dan Oi. Ia mengalihkan pandangan dari menatap Al dan Oi. Jia menatap Eri. Gadis itu tidak bisa menyembunyikan ekspresi kesalnya. Jia pun kembali tersenyum. Namun, senyum yang berbeda. Senyum  mencibir pada Eri. Jia segera turun dari lantai yang posisinya lebih tinggi di depan kelas. Ia bergegas duduk di bangkunya.
Murid-murid kelas XI-IPA2 pun kembali tenang. Menyambut guru yang akan memberi materi pada jam pelajaran selanjutnya.
Al dan Oi yang telah kembali duduk tak bisa berhenti tersenyum. Keduanya merasa senang melihat bagaimana teman-temannya memberi dukungan. Tangan kanan Oi meraih tangan kiri Al dan menggenggamnya erat.
Al menoleh ke arah kiri karena terkejut. Oi tersenyum padanya. Al membalas senyum. Lalu, membalas genggaman tangan Oi.
***


[1] Bahasa plesetan dari famous
[2] Ungkapan dalam bahasa Korea yang berarti wow atau keren


 

Search This Blog

Total Pageviews