Tidak Mudah Hidup Dengan Anxiety.

21:26

Tidak Mudah Hidup Dengan Anxiety.



Saya sering kali ditanya, Sudah sembuh dari anxiety? Terkadang saya bingung harus menjawab apa, karena seringnya kesimpulan sembuh bagi sebagian besar orang adalah kembali 100% normal seperti sebelum terjangkit penyakit jiwa yang sangat menyiksa ini.

Siapapun pasti menginginkan untuk bisa kembali normal, 100% normal seperti sebelum sakit dulu. Saya pun demikian. Andai bisa. Yap, andai bisa. Lalu, apakah itu sama artinya kita tidak bisa 100% sembuh seperti sedia kala? Nah, saya pun jadi bingung gimana harus jelasinnya. Tapi, di sini saya akan berbagi tentang tidak mudahnya hidup dengan penyakit jiwa bernama anxiety dan psikosomatis.

Sebenarnya yang bisa mendiagnosis kita ini benar menderita anxiety dan psikosomatis tentulah melalui pemeriksaan dokter. Lebih akurat jika menemui psikiater, dan tentunya kita akan mendapatkan penanganan yang tepat jika mau berobat ke psikiater. Tapi, seringnya kita merasa, bahkan berkeyakinan bahwa kita tidak perlu. Atau kadang ada yang merasa malu jika harus berobat ke psikiater. Karena, dalam masyarakat awam, berobat ke psikiater identik dengan gila. Orang pasti tidak mau dianggap gila, kan? Padahal penyakit jiwa itu banyak macamnya. Tidak hanya gila.

Saya termasuk golongan yang tidak mengunjungi psikiater. Dulu pernah hampir mengunjungi psikiater, tapi urung. Saya sudah menuliskannya pada buku Aku, GERD-Anxiety, dan Adenomiosis. Kenapa saya urung berobat ke psikiater. Intinya waktu itu saya diberi waktu selama dua bulan untuk terapi menyembuhkan diri sendiri. Alhamdulillah terapi itu berhasil hingga saya batal berobat ke psikiater.

Pilihan ada pada kita. Kalau kita emang merasa butuh, ya udah nggak papa. Pergi aja. Karena memang ada kalanya kita tidak bisa menolong diri kita sendiri dan membutuhkan bantuan dari ahli kejiwaan. Jadi, jika memang sudah tidak sanggup mengatasi anxiety kita, jangan ragu untuk berobat ke psikiater.

Saya sering kali menulis bahwa bagi penderita anxiety, setiap detik dalam hidup adalah perjuangan. Lho? Gimana tho? Bukannya tadi di atas ditulis kalau cara self healing atau menyembuhkan diri sendirinya udah berhasil? Tapi, kok setiap detik dalam hidup adalah perjuangan? Bukannya berhasil itu artinya udah sembuh ya?

Nah, ini. Definisi sembuh itu kayak gimana? Di atas pun saya sudah menulis harapannya pasti bisa normal 100% seperti sebelum terjangkit anxiety. Sayangnya, sejak hidup bersama anxiety saya memiliki kesimpulan bahwa definisi sembuh 100% normal itu tidak ada. Kok gitu?

Sama seperti gangguan asam lambung yang biang keroknya atau penyebab sakitnya adalah asam lambung yang merupakan bagian dari tubuh kita. Anxiety juga sama. Anxiety bersarang pada pikiran kita, sedang pikiran adalah bagian dari tubuh kita. Asam lambung dan pikiran selalu ada dalam diri kita, karena merupakan bagian dari diri kita.

Cara mudah tapi tidak mudah adalah melakukan kontrol diri. Pengendalian diri dengan menerapkan 3P seperti yang diajarkan oleh suhu-suhu dalam grup GAI (GERD Anxiety Indonesia). Search aja di Facebook. Blognya juga ada. Di sana banyak tips untuk sembuh dari GERD dan Anxiety.

Jika pola makan, pola pikir, dan pola hidup (3P) kita baik dan terkendali. Inshaa ALLOH anxiety pun ikut terkendali. Ingat! Baik GERD/gangguan asam lambung dan anxiety itu bisa dikendalikan. Pun bisa kambuh lagi jika ada pemicunya.

Untuk GERD, pemicu bisa saja karena telat makan. Yap! Bisa dari hal sesimpel itu. Telat makan, perut perih, pikiran kacau. Takut ini takut itu. Jadilah anxiety nya ikutan kambuh. Tapi, yang perlu benar-benar kita waspadai dan kendalikan adalah pikiran kita. Kenapa? Stres adalah biang keroka segala penyakit. Pernah dengar tidak?

Jadi, jika pikiran kita kacau, stres maka akan merembet ke lambung. Fisik ikutan sakit. Lalu, tak jarang anxiety pun ikut kumat. Jadi, sebisa mungkin kendalikan pikiran. Jangan sampai stres.

Hidup dengan anxiety memang tidak mudah. Namun, tidak sulit juga jika kita bisa menjinakkannya. Anxiety bisa muncul jika ada pemicunya. Lalu, bagaimana jika anxiety kambuh? Biasanya dimulai dengan serangan panik atau panick attack. Lalu, sesudah itu parnonya ikutan muncul. Membuat kita takut ini takut ini. Sialnya, kadang parno ini bisa menghantui selama beberapa hari.

Minggu lalu tiba-tiba saya terkena serangan panik. Kebetulan tubuh memanh sedang dalam fase monster. Serangan panik itu terjadi di tempat kerja. Setelah menyiapkan toko, ketika saya duduk sambil bermain ponsel, tiba-tiba tubuh terasa ringan. Seolah-olah mau pingsan. Panik dong! Saya menggerak-gerakan jari-jari kaki. Lalu, minum air putih banyak-banyak. Terus berusaha menenangkan diri.

Setelah serangan panik yang boleh dibilang sekejap mata itu, tubuh langsung berasa nggak enak. Berdiri takut roboh, takut jatuh. Kepala juga sakit. Akhirnya saya meminta izin untuk rebahan sejenak. Saat rebahan, saya menerapkan pernapasan 4-7-8 dan berusaha merilekskan tubuh. Alhamdulillah sesudahnya tubuh terasa lebih baik walau masih lemes.

Setelah serangan panik, pasti menyisakan parno. Perbanyak istirahat saja. Yakinkan diri bahwa semua baik-baik saja. Keesokan harinya, di jam kritis--jam saat terjadinya serangan panik--saya menyibukan diri dengan membaca buku. Setelah menyiapkan toko, saya menghindari hape dan lebih memilih membaca buku. Kenapa? Karena hari sebelumnya saya terkena serangan panik saat main ponsel. Karena alasan itu saya menghindari ponsel. Alhamdulillah bisa melewati jam kritis.

Seringnya begitu, kan? Setelah serangan panik, menyisakan was-was dan parno. Terlebih ketika mendekati jam kritis atau waktu terjadinya serangan panik.

Memang tidak ada sebab khusus atau pemicu. Hanya saja tubuh saya memang sedang fase monster. Cewek pasti ngalamin ini setiap bulan. Untuk menenangkan pikiran, saya pun melakukan tensi. Ternyata tensi saya normal. Jadi, kesimpulan saya serangan panik itu terjadi karena tubuh dalam fase monster saja.

Bersahabat lah dengan anxiety, lalu kendalikan. Begitu cara saya hidup dengan gangguan anxiety. Sebisa mungkin hindari pemicu agar anxiety tidak muncul. Jika kambuh, terima keadaan dan berusaha untuk rileks.

Demikian sharing saya. Maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat.

Tempurung kura-kura, 09 September 2019.

- shytUrtle -



You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews