Gadis Yang Membunuhku Di Dalam Mimpi

23:09

Gadis Yang Membunuhku Di Dalam Mimpi


Sebelum menulis ulang, izinkan aku meluapkan kekesalanku terlebih dahulu. Jadi, hari ini aku sudah menulis catatan ini dari pagi. Tapi, ketika tinggal menyelesaikan bagian akhir terjadi kesalahan fatal hingga seluruh catatan terhapus dari ponselku.

Sedih juga kesal! Harusnya aku menulis di aplikasi saja agar langsung tersimpan ketika tiba-tiba ada panggilan masuk atau sejenisnya. Karena, kadang jempol ini bisa saja salah tekan. Nikmati saja kesialanmu, kura! Atau jangan-jangan kisah ini tidak boleh dipublikasikan?

Bismillah. Baiklah. Aku akan menulisnya ulang. Semoga tidak terjadi kesalahan lagi. Seandainya terjadi, mungkin kisah ini memang tidak boleh dipublikasi.


Wes suro, Ngger. Seng kuat melek. Seng akeh tirakate.

Sudah masuk bulan Suro ya? Tepatnya tanggal 1 September 2019 kemarin, kan?

Pada umumnya, orang sering menghubungkan bulan Suro dengan hal-hal mistis. Pada prakteknya, bulan Suro memang cenderung bahkan khas dengan hal-hal berbau mistis dan klenik. Contohnya, pada bulan Suro biasanya pusaka-pusaka bertuah akan dikeluarkan untuk 'dimandikan'.

Selain itu, bulan Suro juga sering dikatakan sebagai bulannya kaum astral atau yang lebih populer kalian sebut dengan lelembut untuk meningkatkan kekuatan dan sejenisnya. Boleh percaya boleh tidak. Itu hak kalian masing-masing.

Tentu saja bagi orang-orang tertentu, kedatangan bulan Suro sangat ditunggu-tunggu. Oya, setiap bulan Suro, Nyai selalu mengingatkan kami untuk lebih waspada dan lebih banyak berdoa.

Ada yang bilang, pada bulan Suro segala keberkahan juga kesialan ditumpahkan secara bersamaan ke bumi. Karena itu, kebanyakan orang melakukan berbagai ritual untuk membersihkan diri demi menghindari kesialan dan menyambut keberkahan. Ada pula ritual-ritual yang digelar untuk menolak balak.

Selain itu, bulan Suro juga identik dengan kemunculan makhluk astral yang ditakuti sebagian besar masyarakat. Kalian pasti sudah tahu makhluk apakah itu. Makhluk yang konon katanya bisa membawa kematian bagi siapa saja yang disambanginya.

Aku jadi ingat salah satu kenangan dengan almarhumah Nenek. Dahulu sekali saat aku masih kanak-kanak dan selalu tidur di rumah Nenek, di malam-malam tertentu pada bulan Suro, Nenek akan mengajakku tidur di atas lantai tanah. Beralaskan tikar jerami dan bantal sapu lidi, dengan posisi kepala menghadap pintu. Katanya, dengan begitu kami tidak akan bisa terdeteksi oleh makhluk astral yang mengerikan dan hanya muncul di bulan Suro.

Tapi, dalam catatan kali ini bukan semua yang tersebut di atas yang akan  aku bahas. Tapi, tentang mimpi buruk yang aku alami menjelang datangnya bulan Suro.


Semua orang pasti pernah mengalami mimpi buruk, kan? Kalian pasti juga pernah. Mimpi buruk apa yang paling membekas dalam ingatan kalian? Pasti tidak ada yang ingin terus mengingat mimpi buruknya. Seiring berjalannya waktu, ingatan tentang mimpi buruk itu akan memudar. Terlebih otak kita tidak bisa mengingat semua kejadian dalam mimpi. Karena itu, mimpi buruk sering menjadi momen sesaat yang singgah dalam ingatan kita.

Jumat dinihari aku terbangun dari tidurku. Tanpa napas terengah-engah setelah terbebas dari sesak napas. Tapi, ada rasa nyeri di pergelangan tangan kananku. Aku memeriksa pergelangan tangan kananku, masih utuh. Tidak ada luka. Aku menghela napas lega. Aku masih hidup. Iya, aku masih hidup.

Satu hari sebelum bulan Suro tiba. Aku mendapatkan mimpi buruk itu. Mimpi tak berawal. Tiba-tiba saja aku berada di sana tanpa tahu awal mulanya. Berada di dalam sebuah ruang yang hanya tampak warna hitam bercampur abu-abu.

Lalu, tiba-tiba dia muncul. Gadis itu. Gadis berambut lurus sebawah telinga, berwarna hitam legam, dan berponi. Gadis berwajah putih pucat dengan senyum mengerikan. Tak tahu dari arah mana ia muncul. Tiba-tiba saja ia ada di depanku dan meraih tanganku. Ia berkata, "Ayo! Ikut aku! Hanya aku yang bisa membebaskanmu!" Sambil menyeretku pergi, tanpa sempat aku menghindar.

Tanpa ragu ia mengayunkan tangannya yang memegang pisau dan dengan sekali tebas, ia melukai pergelangan tangan kananku. Aku tidak bisa merasakan apa-apa. Hanya tertegun menatap luka menganga di pergelangan tangan kananku. Darah segar menetes. Ketika aku mengalihkan pandangan dan menatap gadis itu, dia menyeringai. Sungguh wajah yang mengerikan.

"Kau sudah mati!" Bisiknya. Lalu, kembali menyeringai sembari menatapku.

Aku mati? Mati? Aku mati? Mati? Mati?

Aku bingung. Benarkah aku sudah mati? Tiba-tiba aku mulai sesak. Seolah perlahan udara itu dihisap keluar dari tubuhku.

Benarkah ini? Aku mati? Aku akan mati? Mati? Sebentar lagi? Mati?

Tiba-tiba aku merasakan genggaman di pergelangan tangan kananku. Aku terkesiap dan menoleh. Dia? Dia tersenyum padaku. Lalu berkata, "Pulang yuk!"

Tunjung tiba-tiba muncul. Menggenggam pergelangan tanganku. Eh? Luka itu mana? Tidak ada?

Tanpa sempat bertanya atau mengamati sekitar, Tunjung menuntunku. Aku tidak memberontak. Berjalan saja mengikuti Tunjung. Dia membawaku pulang.

Rumah yang asing. Namun, di sana ada orang-orang yang aku kenal. Pakdhe dan ibu juga ada di sana. Tapi, semua orang itu, orang-orang yang aku kenal, keluargaku. Sama sekali tidak mengenaliku. Bahkan, Pakdhe mengatakan, aku sudah mati.

Aku mati? Mati? Sudah mati?

Tapi, Tunjung tidak melepaskan genggaman tangannya pada pergelangan tangan kananku. Ia menjelaskan jika gadis yang ada bersamanya adalah aku. Aku yang mereka kenal.

Aku pun terbangun. Jumat dinihari, satu hari menjelang bulan Suro. Bukan, dua hari. Artinya, satu hari sebelum malam satu suro ya? Selanjutnya, aku terjaga hingga pagi. Takut untuk kembali terlelap. Takut mimpi buruk lagi.


Jangan terlalu dipikirkan! Mimpi itu hanya bunga tidur. Mimpi buruk bisa terjadi karena pengaruh stres. Pengaruh pikiran kita yang kacau. Tapi, aku tidak sedang kacau walau sedang berada pada fase monster.

Ada yang bilang, mimpi itu bukan sekedar bunga tidur. Bisa jadi mimpi adalah pralambang atau pertanda yang dikirim untuk kita.

Aku bukan tipikal orang yang bisa mengabaikan mimpi begitu saja. Aku tipikal orang yang mudah penasaran. Terlebih karena ada Tunjung di dalam mimpiku. Kami memang sangat dekat. Tapi, kemunculan Tunjung di dalam mimpiku sangat jarang. Seringnya, mimpi bersama Tunjung bukanlah 'sekedar bunga tidur'.

Pernah aku bermimpi mengunjungi suatu tempat bersama Tunjung. Lalu, aku bercerita tentang mimpi itu padanya. "Kamu nggak mimpi kok. Semalam aku emang ngajak kamu jalan-jalan," komentarnya enteng.

Emang bisa?

"Bisa! Gampang kayak gitu. Tinggal panggil dan ajak jalan."

Begitu ya? Kalau dipikir-pikir, ini bukan kali pertama Tunjung datang menolongku dalam mimpi. Dan, bukan kali pertama ada gadis cantik namun mengerikan dalam mimpiku. Gadis itu beberapa kali ada di dalam mimpiku. Tingkahnya selalu aneh. Selalu mengajakku pergi bersamanya.

Pernah dia mengajakku berjalan bersama pada jalan yang gelap dan tak berujung. Hingga tiba pada sebuah persimpangan. Di persimpangan itu, Tunjung menungguku. Lalu, mengajakku berjalan ke arah kanan. Bukan arah kiri seperti yang disarankan si gadis.

Pernah pula gadis itu berkata jika aku sudah mati dan mengajakku menyusuri sebuah jalan yang lebih mirip pasar. Lagi-lagi Tunjung datang untuk menuntunku ke jalan yang benar.

Aku pun menceritakan mimpiku pada Tunjung. "Biasalah. Kan Suro udah di depan mata. Kamu juga udah tahu dia siapa," responnya.
"Tapi, kenapa rambutnya pendek?" Aku penasaran. Karena sebelumnya gadis itu berpenampilan rambut panjang hitam terurai. Walau sama-sama lurus, rasanya aneh melihatnya berambut pendek.
"Habis smoothing di salon kali dia." Jawab Tunjung enteng.
Aku tersenyum simpul. Bukankah merubah penampilan memang hal mudah bagi mereka. Semudah kita berkedip.
"Seperti manusia, mereka itu kalau punya keinginan pun selalu berusaha keras untuk mendapatkannya. Sampai menambah kekuatan dan sejenisnya."
Aku bergidik ngeri mendengarnya.
"Hati-hati! Dia pasti akan datang kelak saat kamu di ujung maut. Seperti yang dia katakan tentang dia nggak mau pergi ninggalin kamu. Dia pasti akan terus berusaha untuk mendapatkanmu. Bahkan jika napasmu sudah di tenggorokan. Dia menginginkan jiwamu untuk ada bersamanya."


Tempurung kura-kura, 05 September 2019.
- shytUrtle -

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews