Bilik shytUrtle

Happy 12th Anniversary Kurayui!

18:52

 Happy 12th Anniversary Kurayui!




Setiap tahun, setiap tanggal 12 Oktober datang, perasaan tetep dibuat campur aduk. Begitu juga tahun ini. Hampir kelupaan kalau tanggal 12 Oktober adalah hari spesial. Parah deh, Kura. Hehehe. Tapi, karena nulis review drama, oh iya kan tanggal 12 Oktober anniversary jadi penulis.

Bilik shytUrtle

01:15

 Happy 11th Anniversary Kurayui!



12 Oktober 2009 - 12 Oktober 2020

Hari ini, 12 Oktober 2020, sebelas tahun sudah sejak pertama kali memberanikan diri mengenalkan tulisan saya pada dunia luar.

Saya sangat berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya. Salah satunya telah mempertemukan saya dengan Mas Jeje aka Kim Jaejoong yang kemudian menjadi jalan pembuka bagi saya untuk meniti karir di dunia menulis.

Terima kasih, Mas Jeje. Karena Tuhan mempertemukan kita, di sinilah aku sekarang. You are my muse ❤️

Terima kasih untuk semua yang telah mendukung dan membantu saya hingg detik ini. Thank you, lovely people. Tanpa kalian, saya nggak akan sampai di titik ini.

Di usia sebelas tahun ini impian yang masih belum tercapai adalah ada naskah yang dipinang mayor. Gimana mau dipinang kalau nggak ngajuin lamaran, Kura! Heuheuheu.

Iya sih. Memang belum mulai lagi mengirimkan lamaran ke penerbit indie juga mayor. Masih menyelesaikan PR, tanggungan tulisan yang belum kelar. Alhamdulillah satu cerita kelar. Semoga dua lainnya bisa segera terselesaikan. Aamiin.

Usia sebelas di tahun 2020. Sebenarnya saya memiliki rencana untuk menerbitkan buku lagi di tahun ini. Tapi rencana gagal karena pandemi. Alih-alih buat nerbitin buku, duitnya dibuat bertahan hidup saja. Hehehe. Saya yakin ini bukan hanya masalah saya. Tapi masalah sejuta umat di dunia pada tahun ini.

Di usia sebelas tahun ini pun masih rajin mengikuti beberapa event. Salah satunya event dari Penerbit Grass Media yaitu GMG Challenge 2020. Walau tidak menang, alhamdulillah saya bertemu dengan teman-teman baru di Grup D. Tambah temen dan tambah ilmu lagi. Terima kasih Grass Media atas kesempatannya. Dapat rapor dan e-sertifikat. Tapi rapornya kagak dibagi di mari ya. Hehehe. Malu!



Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk belajar lagi dan lagi dalam hal menulis. Semalam ketika menyadari hari ini adalah peringatan hari debut, saya merenung. Selama sebelas tahun apa yang sudah saya dapat dan apa yang belum saya dapat. Sempat terlintas di benak saya, apa sebaiknya saya berhenti saja? Namun, hati kecil saya menolak. Menulis bukan sekadar terapi atau hobi lagi bagi saya. Bukan hanya sekadar perkejaan sampingan. Menulis adalah kehidupan bagi saya. Insyaa Allah selama masih bernapas dan masih mampu, saya akan terus menulis. Lalu, merenungi tentang tulisan yang saya buat selama ini. Sudahkah memberi manfaat kepada diri saya sendiri dan orang lain?

Masih banyak yang harus dipelajari dan diperbaiki. Di tahun 2020 yang lebih banyak membuat manusia menepi dan menyepi memberi saya banyak waktu untuk merenung tentang apa yang sudah saya jalani selama ini termasuk dalam hal menulis.

Berikutnya saya akan berusaha lebih baik dalam menulis, sebisa mungkin membuat tulisan yang bermanfaat tidak hanya buat saya, tapi semoga bisa menjadi manfaat bagi orang lain. Tidak mudah menyerah dalam meraih apa yang saya inginkan.

Oiya, saya lupa! Di usia sebelas ini saya diberi kejutan berupa salah satu buku saya yang terbit di Storial dipinang menjadi buku premium. Seneng banget. Subhanallah. Alhamdulillah. Semoga bukunya laris dibaca. Aamiin.

Mari berjuang bersama, shi-gUi! Terima kasih sudah menemani saya hingga detik ini.

Tempurung kura-kura, 12 Oktober 2020.
- shytUrtle -

Bilik shytUrtle

Hati-hati Penipuan Berkedok Giveaway!

03:46

Hati-hati Penipuan Berkedok Giveaway!


Kenapa tulisan di awal tahun 2020 malah tentang penipuan? Karena awal tahun 2020 ini saya kena tipu.

What??

Iya. Beneran. Lucu ya? Ini bukti bahwa saya hanya manusia biasa yang tidak lepas dari khilaf. Kekeke. Ya lucu sih emang. Saya juga sempat menertawakan diri saya sendiri waktu menyadari bahwa saya kena tipu.

Di markas Sarang Clover saya termasuk golongan orang yang sedikit lebih teliti dibanding penghuni yang lain (sebut saja kakak perempuan saya. Kekeke. Piss yo Mbak!), Karena pernah ada yang kena tipu secara online dengan modus jualan. Sejak kejadian itu saya menjadi lebih hati-hati ketika berbelanja online.

Sebelumnya saya sudah membuat postingan berisi permintaan maaf di Facebook. Tapi, Youn Noona bilang, dijadiin artikel aja dan di pos di blog. Siapa tahu informasinya bermanfaat. Saya pikir oke juga idenya. Jadilah saya juga membuat tulisan tentang penipuan yang kami alami.

Baiklah! Saya akan membagi pengalaman saya dan Youn Noona yang mengalami penipuan dengan kedok giveaway. Saya mengetahui adanya giveaway berupa bagi-bagi 10.000 hijab gratis dari Youn Noona.

Sebelumnya saya tidak pernah tertarik pada giveaway non buku, tapi karena Youn Noona yang bagiin saya jadi tertarik. Bukan tanpa alasan, Youn Noona adalah Master Giveaway di mata saya. Pernah kami bertarung dalam giveaway album Wanna One (kalau tidak salah ingat ini), doi menang. Pokoknya sepak terjang Youn Noona di dunia per-giveaway-an tidak bisa dianggap remeh.

Saya pun mampir ke web-nya dan ternyata hijabnya cantik-cantik. Ada yang warna hitam, langsung kepincut dong! Saya pun melakukan semua persyaratan untuk mengikuti giveaway, masukin data, pilih hijab, sampai mendapat kode untuk mendapatkan hijab gratis. Udah beres! Tinggal transfer ganti ongkos kirim sebesar Rp. 28.000,-

Sebenarnya giveaway dengan model ganti ongkir atau ongkos kirim saja itu sudah banyak. Saya pernah mendapatkan buku dan poster Kpop dari giveaway model seperti ini. Jadi sampai saya mendapat email untuk transfer pun saya belum curiga. Cuman dalam hati ada bisikan, Jangan transfer. Anehnya ini otak, Nggak papa dicoba aja. Cuman dua puluh delapan ribu aja kok. Murah.

Menjawab keraguan, saya pun menghubungi Youn Noona. Ternyata Youn Noona pun belum transfer. Tapi, dia dapat informasi dari temennya bahwa hijab akan mulai dikirim pada tanggal 2 Januari 2020. Tapi, masih ada ganjalan di hati. Cuman saya nggak tahu apa. Akhirnya yo wes lah transfer aja. Bismillah. Sayang pun mentransfer uang sebesar Rp. 28.000,- ke rekening yang sudah dikirim via email.

Habis itu, udah. Nggak ada konfirmasi uang udah masuk atau sejenisnya. Cuman otak saya menepis keraguan yang mulai muncul dengan menarik kesimpulan mungkin emang sistimnya demikian. Baiklah! Mari kita tunggu. Saya lupa besoknya atau hari itu juga, Youn Noona menghubungi saya. Bilang udah transfer juga dan rada nggak sreg karena nggak ada email konfirmasi lagi. Tapi, kemudian kami sepakat menunggu.

Kenapa saya menerima begitu saja informasi bahwa barang akan dikirim pada tanggal 2 Januari? Karena saya ikutan giveaway pada bulan Desember akhir. Online shop tempat saya bekerja juga sudah close order di akhir Desember demi menghindari keterlambatan barang karena mendekati libur tahun baru. Akhir tahun kan pesta buat para pengguna fasilitas toko online. Banyak diskon gede-gedean. Udah pasti pengiriman rame. Toko online tempat saya bekerja juga buka mulai tanggal 2 Januari 2020. Menurut saya informasi yang diberikan pihak penyelenggara wajar dan normal.



Saking sibuknya tugas di akhir dan awal tahun, saya pun lupa dengan giveaway hijab. Hingga pada tanggal 9 Januari kemarin tiba-tiba teringat. Saya sempat membahas tentang Iffah Hijab selaku penyelenggara event giveaway dengan Youn Noona. Bahasannya adalah saya menduga Iffah Hijab dari luar negeri, dari Malaysia karena bahasa dalam web-nya ada rasa-rasa Bahasa Melayu. Berpegang pada bahasan ini pula kami sempat berkeyakinan bahwa barang akan dikirim dari Malaysia. Tapi kok ongkirnya murah banget? Kami membuat kesimpulan bahwa, Iffah Hijab buka cabang di Indonesia. Karena itu bagi-bagi hijab gratis.

Oi. Hijabnya udah dateng?

Saya mengirim pesan pada Youn Noona via WhatsApp. Katanya, belum. Tapi, Youn Noona masih berpikir positif dengan menambahkan pesan, Apa tanggal dua dikirim dari Malay?

Pesan berikutnya berisi screenshot yang bikin saya auto membalas, Lha? Nipu?

Berikut screenshot-nya.

Penasaran, saya pun mencari informasi di Facebook dan ya... menemukan postingan konfirmasi serupa di Indonesia. Bahwa Iffah Hijab adalah web milik scammer atau penipu. Saya terbengong selama beberapa detik, lalu menertawakan diri saya sendiri. Oalah! Kok iso aku ketipu?

Nominalnya memang tidak seberapa. Hanya Rp. 28.000,- saja. Tapi, bayangkan jika benar-benar ada 10.000 orang yang ikutan giveaway dan mentransfer uang ongkir. Totalnya Rp. 280.000.000,-
Itu kalau misal dari pulau Jawa saja. Misal dari 10.000 orang yang ikutan ada yang dari Sulawesi dan Kalimantan yang ongkirnya ditarget Rp. 38.000,- dan Rp. 34.000,- udah berapa duit? Auto kaya scammer-nya.

Niat banget nyari duit ya. Bikin web dan segala macam. Katanya emang beberapa sempet ada yang dapet. Modusnya buat narik korban yang lain kali ya. Trus ada yang nelusurin rekeningnya katanya udah close.

Dan yang paling bikin saya menertawakan diri saya sendiri adalah informasi penipuan di Malaysia disebar pada 15 Desember 2019 dan di Indonesia pada 20 Desember 2019. Artinya, jika pada tanggal 24 Desember 2019 itu sebelum ikutan giveaway saya nyari informasi dulu, duit 28 rebu saya bakalan selamat. Kekeke. Tapi yang namanya apes ya nggak bisa ditolak atau dihindari kan? Udah takdirnya.




Lagian ini otak logikanya mana? Bagi-bagi 10.000 hijab gratis. Sedang harga hijab-nya 200 rebuan. Apa ndak bangkrut owner-nya? Emboh maneh lek seng nduwe produke sultan. Sultan mah bebas duitnya banyak. Kekeke. Logikaku hilang karena tergiur gratisan dan baru balik setelah sadar kena tipu.

Menurut saya ini bukan perkara kurang amal atau kurang sodakoh ya. Ini bukti bahwa kita hanya manusia biasa yang bisa khilaf. Saya nulis begini bukan berarti amal saya udah banyak. Tidak! Hanya kurang setuju aja kalau kena tipu dikaitkan sama kurang amal. Saya juga kurang setuju dengan komentar, ya udah anggep aja amal. Amal kok ke penipu! Alih-alih amal, saya lebih suka menyebutnya sebagai anggep apa nylawat.

Karena takut ada teman FB yang ikutan giveaway gara-gara saya bagi infonya, saya pun segera saja membuat postingan meminta maaf. Ternyata benar! Ada yang hampir ikutan. Untungnya masih hampir ikutan dan berujung nggak jadi ikutan. Saya lega. Cukup saya dan Youn Noona--dan satu teman Youn Noona--saja yang tertipu.

Tulisan ini saya buat setelah saya dan Youn Noona melakukan penelusuran bahwa Iffah Hijab ini memang akun penipu dan sudah banyak korbannya. Kami tidak ingin ada korban lagi seperti kami. Peristiwa ini jadi pelajaran buat saya dan Youn Noona. Semoga kami, kita jadi lebih berhati-hati berikutnya. Tidak mudah tergiur pada giveaway-giveaway yang menggiurkan. Aamiin....

Sekian sharing saya. Maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat.

Tempurung kura-kura, 11 Januari 2020.
- shytUrtle -


Bilik shytUrtle

Sweet Moment With KMC

00:46

Sweet Moment With KMC


Uwah! Nggak terasa udah di penghujung tahun 2019 aja ya. Udah bulan Desember aja. Besok udah Natal. Bentar lagi tahun baru. Ganti tahun. Heuheuheu....

2019 memberikan saya banyak kenangan, memori pahit, manis, asam, asin. Rame deh ya kayak iklan permen aja. Kekeke. Ya emang banyak banget dan rasanya bermacam-macam. Syukur alhamdulillah bisa menjalani sepanjang tahun 2019 dengan berusaha melakukan yang terbaik.

Tapi dalam catatan kali ini saya mau berbagi pengalaman menjelang penghujung akhir tahun. Apa itu? Salah satu pengalaman di dunia literasi yang nggak akan pernah saya lupakan karena amazing banget! Suer!!!

Pengalaman apa itu? Sweet moment with KMC. Yuhu!!!

Apa sih KMC itu?

KMC adalah singkatan dari Komunitas Menulis Cerdas. Saya tahu KMC dari Kak Siti Al Muhajirin. Kebetulan waktu itu Kak Siti jadi editor untuk buku saya yang berjudul Aku, GERD-Anxiety, dan Adenomiosis. Karena penasaran, saya pun add akun Kak Siti di Facebook. Dari sana saya tahu tentang Kak Siti dan KMC. Ternyata Kak Siti founder-nya KMC lho! Daebak!

Kalau pengen tahu seluk beluk tentang KMC, bisa kepoin di Blog KMC

Nanti di sana ada link menuju akun Facebook juga. KMC ini juga ada penerbitnya lho! Namanya KMC Publisher. Jadi kalau mau nerbitin buku di KMC juga bisa. Jadi yang punya naskah boleh tuh terbitin di KMC Publisher. Harga paketnya murah-murah! Tapi kualitas buku nggak murahan lho!

Awalnya saya gabung di grup KMC di Facebook. Lalu saya melihat ada promo pembukaan member KMC. Kalau nggak salah waktu batch 6. Saya mau ikut udah ketelatan. Ya udah belum rezeki. Tapi, masih ada harapan karena mau ada lagi batch 7. Jadi saya nunggu, siapa tahu ada rezeki gabung di batch 7.

Alhamdulillah di batch 7 nggak ketinggalan. Dapat kesempatan daftar jadi member. Dari sinilah kejutannya dimulai. KMC emang daebak! Memberi pengalaman tak terlupakan sepanjang saya berkecimpung di dunia literasi.

Cara daftar jadi member KMC itu amat sangat gampang sekali pakek banget. Tinggal baca ketentuan di banner aja. Lalu, hubungi nomor yang tertera di banner untuk daftar. Setelah itu akan ditanya apakah memenuhi syarat atau tidak. Karena yang tahu kita memenuhi syarat atau tidak kan kita sendiri.

Lalu saya diminta membagikan banner di akun sosial media dan kirim bukti berupa screenshot. Setelah itu kirim data dengan format Nama_domisili_umur.



Saya daftar pada tanggal 18 Oktober 2019. Diproses pada hari itu juga, lalu mendapat pemberitahuan pada tanggal 22 Oktober 2019.


Selamat malam.

Terima kasih banyak telah mendaftar ke KMC. Saya ingin mengumunkan jika besok kakak-kakak akan dimasukkan ke dalam grup seleksi yang akan berlangsung dari tanggal 23-27 Oktober.

Untuk hal teknis seleksi, nanti akan dijelaskan ketika masuk dalam grup seleksi.

Terima kasih.

Karena baru pertama kali bergabung, saya kaget dong! Masih diseleksi lagi? Ternyata setelah dimasukan ke dalam grup seleksi itu jumlah orang yang mendaftar buanyak banget. Baru deh ngeh kenapa harus seleksi ulang. Dengan segitu banyaknya orang yang bergabung tentu akan disaring, dicari orang-orang yang bener-bener niat belajar aja.

Waktu itu saya masuk dalam grup Albert Camus dengan ketuanya Kak Tara. Menjadi calon member, kita diberi Surat Perjanjian. Profesional banget deh KMC. Suka! Setelah mencetak dan mengisi surat perjanjian, difoto dan dikirim ke kakak pembimbing yang di KMC disebuat coach yang bertugas.

The war begin!

Seleksi menjadi calon member KMC ini ketat banget. Saya lupa pastinya dalam tiap kelompok ada berapa orang. Yang pasti member grup yang tidak aktif langsung ditendang, hingga dari sekian banyak orang itu hanya tersisa beberapa. Seleksi dikerjakan secara kelompok, tapi tiap individu punya tanggung jawab yang sama karena tugas kelompok itu dikerjakan oleh seluruh anggota.

Saya merasa beruntung karena dalam kelompok Albert Camus ada Kak Sekar yang selalu aktif memimpin diskusi di dalam grup. Mengumpulkan anggota, membuat outline dan membagi tugas, mengedit, dan mengumpulkan tugas. Kak Sekar bertindak sebagai ketua kelompok dalam kelompok saya.

Lho! Bukannya ketuanya Kak Tara?

Iya. Kak Tara bertugas membimbing kami. Alih-alih ketua, Kak Tara lebih pantas disebut sebagai pembimbing atau kakak pendamping kalau dalam MOS. Menurut saya lho ya!

Seleksinya ketat banget! Tugas, presentasi, dan sebagainya. Membuat kami dalam Albert Camus saling siaga dan saling menjaga. Saking ketatnya saya sampai berujar, "Saya merasa kayak lagi ikutan Produce 101 saja."

Itu beneran. Kpopers yang udah nonton Produce 101 pasti tahu bagaimana prosesnya. Dibagi dalam kelompok dengan tugas dalam waktu singkat. Tugas dikerjakan bersama tapi tidak ada anggota yang bisa bersantai karena tiap anggota punya tanggung jawab yang sama terlebih untuk diri sendiri.

Bedanya, kalau di Produce 101 yang mengeliminasi adalah vote, kalau di seleksi KMC diri kita sendiri. Kalau kita ongkang-ongkangan, males-malesan, ndak mau aktif dikerja kelompok ya bye! Tidak menunggu performance udah langsung dieliminasi hari itu juga. Kejam! Banget! Tapi, seru! Kekeke.

Sepanjang jalannya seleksi itu siaga terus. Karena selalu aja ada kejutan. Udah beneran kayak lagi ikutan Produce 101. Tapi, saya demen sama kelompok Albert Camus. Kompak banget. Saling mengingatkan. Sampai-sampai kami sepakat untuk saling missed call kalau ada member yang lama nggak nongol.

Yang saya ingat semasa seleksi itu saya kebagian tugas membuat surat cinta untuk member kelompok lain. Trus membuat tugas, duh apa sih namanya, lupa. Pokoknya membuat materi untuk presentasi dengan tema videografi. Untuk tugas umumnya yang dikerjakan secara individu adalah membuat resensi novel. Judul novel ditentukan dan kami bisa membacanya di Ipusnas. Dari seleksi KMC inilah saya kenal Ipusnas dan mendapat kejutan di sana.

Karena kemampuan baca saya yang masih rendah, dari semua judul buku yang ditentukan untuk tugas umum, saya memilih yang halamannya paling sedikit. Dengan tugas-tugas seleksi yang padat, saya khawatir tidak bisa menyelesaikan membaca jika memilih buku dengan jumlah halaman yang banyak.

Saya pun menjatuhkan pilihan pada buku Animal Farm karya George Orwell. Buku dengan jumlah halaman 144 halaman ini selesai saya baca dalam waktu satu hari. Rekor membaca tercepat. Kekeke. Silahkan yang mau baca Resensi Novel Animal Farm

Kejutan setelah mengenal Ipusnas adalah ketika saya iseng mencari nama pena saya di sana. Kaget dong ketika ada satu karya dengan nama saya di sana. Yang bikin kaget lagi yang ada di sana adalah buku yang saya terbitkan tapi tidak untuk diperjualbelikan di Indonesia. Sebenarnya dijual di Indonesia, cuman nggak ada yang beli. Wkwkwk.

Yang ada di Ipusnas adalah buku From ToppKlass To ToppDogg yang saya buat atas kepercayaan dari ToppDogg Wizard Indonesia, ToppDogg Indonesia, dan ToppKlass di seluruh dunia. Proses singkatnya pernah saya bahas di sini

Karena ditemukannya buku From ToppKlass To ToppDogg saya jadi sedikit paham kenapa buku ini ada di sana. Hehehe.





Momen yang paling tak terlupakan saat seleksi adalah saat presentasi. Saya lupa kelompok kami mendapat materi dari kelompok siapa. Yang saya ingat temanya puisi. Setelah merangkum materi, kami dimasukan ke dalam grup Coach Room dan melakukan presentasi di sana. Yang bikin gemes tuh setelah persentasi, para coach memberondong kami dengan banyak pertanyaan secara bersama-sama. Saya sampai bingung harus menjawab yang mana. Begitu menjawab dan mau kasih contoh, tau-tau udah ditendang keluar grup karena waktu habis. Gemes banget sama para coach!

Yang paling mendebarkan adalah saat penentuan lolos atau tidak. Waktu itu di grup Albert Camus hanya tersisa delapan orang setelah seleksi. Cewek semua. Dari delapan orang hanya tujuh yang lolos. Sedih banget. Ngarepnya semua bisa lolos. Tapi malah menyisakan satu orang saja.
Kalau tidak salah ingat, kelas untuk KMC batch 7 dimulai pada tanggal 1 November 2019 dan akan berakhir pada pertengahan Januari 2020.

Kalau ditanya kenapa gabung sama KMC, saya penasaran. Yang kedua, karena kelasnya gratis. Hari ini siapa yang nggak mau dapat ilmu gratisan? Di saat banyak kelas menulis berbayar, KMC menyediakan dengan gratis. Ketiga, karena yang diajarkan di KMC bukan hanya materi tentang kepenulisan. Tapi, ada materi videografi dan desain cover. Dua materi itulah yang paling menarik perhatian saya. Karena saya masih amat sangat awam sekali pakek banget sama keduanya.

Sistem belajarnya bagaimana? Ya kayak sekolah. Tiap hari materi beda dengan coach yang berbeda pula. Tugas-tugas juga ada. Saya mendapat banyak ilmu selama saya bergabung bersama KMC.

Tapi, sedih rasanya harus memutuskan pergi di tengah perjalanan. Padahal masih banyak ilmu yang belum saya pelajari. Tapi, apa daya. Saya akhirnya memutuskan untuk mengalah pada diri saya sendiri dan pamit undur dari KMC pada tanggal 10 Desember 2019. Sedih banget! Tapi saya ngga bisa menghandle diri saya sendiri. Daripada memberi dampak lebih buruk pada diri saya juga pada kelompok dan kelas, lebih baik saya berhenti.

Jika mengingat perjuangan semasa seleksi memang amat sangat sayang sekali pakek banget harus berhenti di tengah jalan. Tapi.... Ah! Sudahlah! Tiap ingat hari itu ketika saya memutuskan berhenti sedih banget rasanya.

Terima kasih Kak Siti atas kesempatannya untuk bergabung di KMC. Terima kasih para coach, Kak Siti, Kak Helen, Kak Yandi, Kak Ata, Kak Didik, Kak Cii, Kak Dwi, Kak Ariny, Kak Ny, dan Kak Lucky atas bimbingan dan sharing ilmunya. Ilmu yang saya dapatkan pasti akan saya simpan dan saya terapkan. Jika suatu saat ada kesempatan rezeki dan jodoh, semoga saya bisa bergabung dan belajar bersama KMC lagi.

Terima kasih Kak Siti untuk kaos kecenya ini! Suka banget! Love it so much!




Oya, selamat ulang tahun Kak Siti. Semoga panjang umur, sehat selalu, dan makin sukses. Semua doa terindah untukmu, Kak. Tuhan yang akan membalas semua kebaikan kakak yang sudah mau berbagi dengan gratis di zaman yang serba bayar ini.

Terima kasih pada kakak-kakak ketua yang mendampingi dan membantu saya dari proses seleksi hingga proses belajar di KMC. Maaf jika saya sangat merepotkan.

Terima kasih teman-teman seperjuangan Albert Camus. Kalian keren! Terima kasih sudah menjaga silaturahmi hingga kini. Saya berharap suatu saat kita bisa membuat buku kolaborasi dan diterbitkan di KMC. Aamiin....

Thank you lovely people!

Mohon maaf jika ada salah kata.

Tempurung kura-kura, 24 Desember 2019.
- shytUrtle -


Bilik shytUrtle

Happy 10th Anniversary Kurayui!

06:51

Happy 10th Anniversary Kurayui!


Catatan yang harusnya ditulis pada bulan Oktober 2019. Tapi entah ngapain aja diriku di bulan Oktober hingga baru bisa menulis catatan ini sekarang. Padahal momen spesial kan! Dasar, Kura! Heuheuheu.

12 Oktober 2009 - 12 Oktober 2019.

Nggak terasa udah sepuluh tahun aja debut. Kalau ditanya sepuluh tahun debut udah dapat apa aja, buanyak banget. Pengalaman-pengalaman yang luar biasa. Rata-rata yang saya pengenin alhamdulillah udah keturutan. Pengen novelnya laku banyak, alhamdulillah udah. Novel Cintaku Bersemi Di Kios Bensin dan AWAKE jadi novel paling laris yang pada akhirnya mewujudkan keinginan saya untuk bisa wisata religi bersama keluarga besar Sarang Clover. Alhamdulillah tahun 2017 keturutan ziarah wali lima sama keluarga besar dari hasil penjualan novel Cintaku Bersemi Di Kios Bensin dan AWAKE.

Pengen ada yang bikin status pakek kata-kata atau quote dalam novel saya, alhamdulillah udah ada. Pengen ada review novel saya, alhamdulillah juga udah keturutan. Alhamdulillah udah ngrasain jadi ghost writer dan content writer juga.

Trus, apa yang belum tercapai di usia ke sepuluh ini?

Ada. Naskah saya tembus penerbit mayor. Saya yakin setiap penulis pasti punya keinginan naskahnya dipinang penerbit mayor. Saya pun demikian. Ini keinginan mulai tahun 2013 dan belum terwujud. Jujur emang kurang usaha sih. Kekeke. Saya sempat vakum dua tahun menulis dan sempat berhenti mengirim naskah ke penerbit mayor. Insyaa Allah mulai digiatkan lagi.

Kalau tentang event dan lomba, saya masih gila ikutan. Kekeke. Walau belum pernah beruntung jadi pemenang, ikut saja lah. Selain untuk mendisiplinkan diri untuk menulis, juga untuk mendapatkan pengalaman. Terserah lah mau dikatain apa, do amat! Yang penting maju terus pantang mundur. Semangat jangan pernah padam!

Saat akan menulis catatan ini, saya berpikir bahwa tahun 2019 ini saya kurang produktif. Setelah mengeluarkan buku-buku yang ada nama saya, ternyata lumayan produktif juga. Kekeke.

Alhamdulillah bisa ikutan proyek antologi dan dapat sertifikat lagi.

Oya, awal tahun 2019 buku solo saya terbit lagi di Penerbit Pena Borneo. Sekali lagi dapat kesempatan terbit gratis di Pena Borneo. Buku ini berisi perjuangan sembuh dari GERD, Anxiety, dan Adenomiosis. Terima kasih Pena Borneo. Atas kesempatannya. Semoga makin jaya.



Salah satu cerpen saya lolos untuk dibukukan dalan event yang diadakan Beja Vu.




Lalu gabung dalam proyek Kak Nisa dari AE Publishing.






Ikutan proyek Penerbit Rosiebook juga.




Dan pengalaman pertama yang tak terlupakan adalah ketika sama Kak Zee diikutan dalam proyek nulis kolaborasi novel islami. Ini pertama kalinya saya nulis novel islami, kolaborasi pula. Alhamdulillah proyeknya berjalan lancar.



Masih atas bantuan Kak Zee, untuk 
pertama kalinya saya mendapat kesempatan menjadi pemateri untuk bedah buku novel Muara Hati. Dua kali pula. Subhanallah. Alhamdulillah. Terima kasih Kak Zee atas kepercayaannya.




Sepuluh tahun itu kelas lima SD ya? Saya masih harus banyak belajar. Alhamdulillah akhir Oktober kemarin mendapatkan pengalaman luar biasa bersama KMC. Insyaa Allah nanti saya bahas dalam satu catatan khusus. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.

Terima kasih Tuhan karena selalu menguatkan saya, menuntun saya, membimbing saya. Tolong jangan pernah berhenti untuk menguatkan, menuntun, dan membimbing saya. Tanpa-Mu, aku rapuh.

Terima kasih keluarga besar yang selalu memberi dukungan. Terutama para penghuni Sarang Clover.

Terima kasih pada semua pihak yang membantu saya untuk memiliki karya fisik berupa buku di tahun ini. Terima kasih Pena Borneo, Beja Vu, AE Publishing, Rosiebook, dan Mandiri Jaya Malang.

Terima kasih, shi-gUi. Mari terus tetap melangkah bersama. Saling menopang untuk mencapai tujuan. Dampingi saya terus ya!

Masih harus banyak belajar. Masih banyak PR. Terus semangat! Mari kita lanjutkan langkah perjuangan untuk naik kelas. Semoga suatu saat anak saya ada yang berjodoh sama penerbit mayor. Aamiin....

Maaf jika ada pihak dan momen yang lupa tidak dituliskan dalam catatan ini. Maaf jika ada salah kata. Terima kasih.

Tempurung kura-kura, 18 Desember 2019.
- shytUrtle -



Bilik shytUrtle

[BTS] Novel Muara Hati

06:12

[BTS] Novel Muara Hati




Sebelum membuat ulasan dari novel kolaborasi yang berjudul Muara Hati, saya akan membuat BTS atau Behind The Story nya dulu. Kayak anak-anak saya sebelumnya, Muara Hati juga harus punya BTS dong ya. Karena ini pengalaman pertama juga buat saya ikutan nulis kolaborasi. Sebelumnya udah pernah ikutan proyek nulis bareng, tapi proyek kali ini benar-benar berbeda. Jadi, saya mau bagi cerita di balik lahirnya novel Muara Hati.

Saya mendapat informasi tentang proyek kolaborasi ini dari Kak Zee. Tapi, karena novel islami, saya ragu untuk maju. Saya bilang ke Kak Zee kalau saya ragu dan takut karena sebelumnya belum pernah menulis tema islami. Kak Zee nggak lelah menyemangati dan meyakinkan bahwa saya mampu. Saya nya masih terus meragu hingga tahu-tahu saya udah dimasukin grup novel kolaborasi. Saya masuk grup tim 2.

Kaget dong! Langsung japri Kak Zee, nanya kenapa tiba-tiba saya dimasukin ke grup padahal saya nggak daftar. Seingat saya waktu itu prosesnya emang kudu daftar dulu. Kak Zee nyantai aja jawabnya. Intinya saya kudu dipecut dikit biar berani. Makanya langsung dimasukin dan disuruh nyoba ikutan. Karena Kak Zee emang yakin saya bisa dan mampu.

Awalnya kaget dan pengen marah, tapi malah terharu. Terharu karena diperhatiin sebegitunya ama kakak senior satu ini. Gomawo matur tengkyu Kak Zee. Pecutanmu berhasil lho!

Saya pikir-pikir, yowes lah ndak papa. Nyari pengalaman baru. Akhirnya saya memantapkan hati untuk maju dan ikut.

Setelah sesi perkenalan, dilanjut dengan pembagian peraturan. Yang bertanggung jawab atas proyek adalah Kak Dika. Lalu, outline pun dibagi untuk bahan diskusi.

Oya, kami juga dikasih satu judul film untuk jadi bahan riset. Tim kami mendapat judul Negeri 5 Menara. Cerita uniknya, waktu judul film buat riset dibagikan, kondisi kuota saya lagi nipis. Baca review tentang film Negeri 5 Menara kok kurang sreg. Akhirnya dengan modal kuota pas-pasan itu saya download film nya dari Youtube dan nonton. Buat yang sering nyepelein kerjaan penulis kudu baca ini nih. Hehehe. Siapa bilang nulis itu gampang dan nggak butuh biaya? Hehehe.

Setelah mendapatkan outline, kami berdiskusi. Bersama-sama melakukan riset dan mendiskusikannya di grup. Karena saya buta tentang kehidupan di pondok, saya hanya menyimak diskusi dan mencatat informasi yang dibagikan rekan-rekan di grup.

Diskusi outline dan riset udah, giliran pengundian. Ini bikin deg-degan. Semua nama penulis akan diundi untuk mendapatkan bab yang harus digarap. Suer saya dibikin galau waktu menunggu. Hehehe. Nggak hentinya berdoa pada Tuhan, memohon agar diberi bab yang sekiranya saya mampu mengerjakannya. Berdoa dan juga pasrah. Kalau seandainya ndak dapat bab yang saya inginkan, ya saya pasrah dan minta bantuan Tuhan buat dibimbing waktu ngerjain tugasnya.

Subhanallah. Alhamdulillah. Saya dapat bab yang saya incar. Saya benar-benar bersyukur, tapi sempat merasa terbebani juga. Bismillah! Inshaa ALLOH pasti bisa!

Masing-masing diberi waktu tiga hari untuk menulis. Alhamdulillah saya selesai dalam waktu dua hari. Setiap bab yang udah ditulis harus di share di grup. Minder iya, grogi iya. Alhamdulillah sambutan teman-teman membuat saya bisa bernapas lega.

Untuk setiap bab yang di bagi di grup, jujur saya membaca dengan cepat. Bukannya malas, tapi saya memang lebih menantikan versi cetaknya untuk dibaca. Karena menurut saya itu akan lebih memberi saya kejutan dan lebih membuat saya penasaran tentunya. Walau versi siap cetaknya di bagikan di grup, saya menahan diri untuk membaca keseluruhan isinya. Saya hanya memeriksa bagian yang saya harus saya periksa. Tapi, sempet intip beberapa bagian sih. Hehehe.

Sama seperti outline, untuk judul dan cover juga dibahas di grup. Diskusi bersama. Ada beberapa usulan judul dan kemudian di vote hingga akhirnya terpilih judul Muara Hati. Untuk cover pun sama. Sayang seluruh data chat saya di grup terhapus. Hingga saya tidak bisa mengkopi paste semua di sini.

Berikut gambar cover yang masih tersimpan di ponsel saya.




Akhirnya yang jadi cover terpilihnya ini.



Sebenarnya cover ini beberapa kali revisi. Tapi yang tersimpan hanya tinggal ini. Lainnya terhapus beserta isi chat. Heuheuheu.

Waktu novel ini sampai di pangkuan tuh rasanya seneng dan lega banget. Akhirnya saya bisa menjalani prosesnya dengan lancar, sebaik yang saya bisa. Berkat pecutan Kak Zee ini mah. Hehehe. Teman-teman di grup tim 2 juga asik-asik. Menyenangkan deh pokoknya. Hehehe.

Alhamdulillah di tahun 2019 punya buku lagi! Hore!!!

Walau bukan buku solo, saya sangat senang. Karena proses dari lahirnya novel ini memberi saya pengalaman baru. Membuat saya banyak belajar hal baru.

Terima kasih Tuhan, atas kesempatan yang Engkau berikan. Kalau Engkau nggak kasih izin, pasti saya nggak bakalan tetep berada di grup hingga akhirnya bisa menimang novel Muara Hati.

Terima kasih Kak Zee buat pecutannya. Biasanya saya itu keras kepala. Kalau nggak ya nggak. Anehnya ini kok saya nurut aja dimasukin grup suruh gabung. Hehehe.

Terima kasih Penerbit Mandiri Jaya Malang yang sudah memfasilitasi kami hingga kami bisa menulis bersama dan melahirkan karya.

Terima kasih Kak Dika yang udah dengan sabar menjadi penanggung jawab proyek kolaborasi. Jadi keinget momen di tengah proses penulisan, Kak Dika kena musibah. Kalau nggak salah ingat, lupa matiin kompor dan hampir saja rumahnya kebakaran. Alhamdulillah masih selamat.

Terima kasih buat teman-teman seperjuangan Tim Novel Islami 2. Kalian keren! Semoga next time kita dipertemukan dalam sebuah proyek lagi. Aamiin.

Jadi, novel Muara Hati ini berisi dua belas bab yang ditulis oleh dua belas penulis berbeda. Salah satunya saya. Penasaran? Makanya di adopsi dong bukunya! Lalu, baca dan tebak bab berapa bagian saya. Hehehe.




Sekian kisah di balik lahirnya novel Muara Hati. Inshaa ALLOH nanti saya bakalan bikin ulasannya juga. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih.


Tempurung kura-kura, 25 September 2019.
- shytUrtle -




Bilik shytUrtle

Sarang Clover dan Heboh Kisah KNN Desa Penari

20:43

Sarang Clover dan Heboh Kisah KNN Desa Penari




Seperti yang kita tahu, jagad dunia maya belakangan sedang ramai membicarakan kisah horor yang diberi judul KKN Desa Penari. Viralnya cerita horor tersebut pun turut menyita perhatian penghuni Sarang Clover termasuk saya. Something creepy memang selalu menarik perhatian ya!

Sebelum hebohnya kisah KKN Desa Penari, ada beberapa kehebohan di Twitter. Salah satunya adalah tertangkapnya sosok Mr. Poci pada foto yang dipajang di Google Map. Walau saya pengguna Twitter, tapi saya sama sekali tidak tahu tentang kehebohan tersebut hingga... kalau tidak salah ingat, Kookie Noona yang menyebut saya dan bertanya apakah penampakan itu asli.

Seringnya memang begitu, saya tahu thread-thread horor viral di Twitter setelah di mention teman. Atau kadang karena kebetulan lewat di beranda saya karena di re-tweet atau di reply salah satu teman.

Untuk kisah KKN Desa Penari pun sama. Secara tidak sengaja saya menemukan teman membagikan thread-nya. Karena berbau horor, saya pun membaca thread tersebut. Pertama saya baca dari versi Widya. Tapi, tidak sampai selesai. Lalu, saya beralih ke versi Nur. Tapi, berakhir sama; tidak sampai selesai membacanya. Karena thread-nya panjang banget, saya jadi bosan di tengah-tengah dan memilih berhenti saja.

Keesokan harinya, ternyata cerita itu heboh dibagikan di Facebook. Makin hari makin rame, terus dibagikan dan dibicarakan. Banyak ulasan yang beredar pula. Bahkan Raditya Dika ikut membahas kisah tersebut dalam kanal Youtube-nya. Wah, lumayan nih. Jadi nonton videonya Bang Radit aja. Tapi, lagi-lagi tidak menyelesaikannya.

Saya sendiri heran, kenapa saya tidak bisa membaca bahkan menontonnya sampai habis. Bahkan untuk video konfirmasi pun tidak saya tonton sampai habis. Padahal biasanya thread misteri selalu saya saya baca sampai habis. Nggak peduli bacanya siang atau malam. Tapi, kenapa dengan kisah KKN Desa Penari ini?

Saya pun tidak memaksakan diri untuk menyelesaikan. Lalu, saya menemukan tulisan di Komunitas Bisa Menulis (KBM) yang meringkas kisah KKN Desa Penari. Saya membaca ringkasan tersebut. Kata penulisnya, akar masalahnya adalah cinta segitiga. Lalu, dari cinta segitiga itu ada campur tangan mistis dan ada yang terjebak zina. Ending-nya ada dua tokoh yang meninggal dunia.

Dari tulisan itu, berkembang. Saya pun jadi tahu cinta segitiga itu antara Ayu, Bima, dan Widya. Ayu naksir Bima, tapi Bima naksir Widya. Untuk mendapatkan Widya, Bima bekerjasama dengan makhluk halus. Semacam santet gitu kali ya. Eh pelet, bukam santet. Begitu juga Ayu. Lalu, Ayu dan Bima terlibat zina di tempat wingit dan mereka akhirnya meninggal.

Ada juga yang menuturkan jika sebenarnya Widya adalah korban yang akan digunakan untuk membebaskan jiwa Pak Prabu yang terikat pada desa. Bahkan katanya si Ayu juga bercinta ama Pak Prabu. Ending-nya sama, Ayu dan Bima mati.

Di tengah kehebohan itu, salah satu temen saya nanya, "Eh, kisah KKN Desa Penari itu beneran tah?"

Nah lho! Kenapa kalian selalu nanya sama sih? Saya kan bukan ahli dalam hal per-creepy-an dan per-misteri-an.

Walau mendapat pertanyaan, tapi malas melanjutkan membaca. Saya langsung tanya ke Tunjung. Eh, si Tunjung malah nggak tahu ada heboh KKN Desa Penari. "Itu apaan?" Doi balik nanya ke saya.

Saya pun menjelaskan garis besar dari cerita. Tapi, sampai detik saya menulis catatan ini, Tunjung tidak memberikan komentar sama sekali tentang KKN Desa Penari. Saya pun hanya bisa menjawab, "Maaf ya, saya nggak tahu," pada teman saya. Kamus mistisnya tutup mulut. Jadi, saya tidak bisa memberi jawaban apa-apa. Maaf ya.

Layaknya hal viral pada umumnya, KKN Desa Penari pun menimbulkan pro dan kontra. Ada yang mengklaim itu kisah nyata. Ada yang mengklaim itu hanya fiksi. Bahkan, ada yang berpendapat bahwa itu hanya strategi bisnis. Bisnis? Bisnis apaan?

Saya sempat membaca postingan yang menyangkal keaslian kisah tersebut. Karena memang cerita dilabeli berdasarkan kisah nyata. Jadi, ada seseorang yang membuat postingan menyangkal keaslian kisah tersebut. Postingan panjang yang disertai fakta-fakta penyangkalan.

Fenomena lainnya yang turut muncul adalah banyak netizen yang mendadak jadi detektif. Menyelidiki keberadaan Desa Penari yang sebenarnya dan membagikannya di sosial media. Amazing banget, kan?

Lalu, apa hubungannya KKN Desa Penari dengan Sarang Clover? Nggak ada sih! Hehehe.

Semalam, saat bermain-main di Twitter, saya menemukan postingan promo buku KKN Dess Penari. Beberapa hari sebelumnya memang sempat heboh juga tentang editor yang memposting naskah KKN Desa Penari. Pro dan kontra lagi. Katanya, Bang Radit lah tokoh di balik terbitnya buku tersebut. Saya sih nggak tahu pasti, dan nggak nyari tahu juga.

Saya pun iseng membagikan postingan open PO buku KKN Desa Penari di grup Sarang Clover. Sejak kisah itu viral, nggak ada satu pun yang membahasnya di grup. Padahal biasanya yang berbau creepy ramai diobrolin di grup. Jadilah grup yang sebelumnya amat sangat hening sekali pakek banget itu ramai. Para penghuni Sarang Clover bermunculan.

Sebagian besar dari kami penasaran, tapi hanya Prime Eonni yang tamat membaca ceritanya. Dree sama dengan saya, membaca sekilas, tidak sampai habis. Sedang Kelinci malah tidak membaca sama sekali karena takut. Namun, Tunjung tidak berkomentar sama sekali.

Dari penjelasan Prime Eonni saya jadi tahu Ayu dan Bima meninggalnya kenapa. Karena di semua ringkasan yang saya baca tidak dituliskan penyebab kematian keduanya.

Cerita e mereka tiba-tiba oma gitu mba.. Pas masih di desa nya itu.. Trus dibawa pulang, 3 bulan kemudian meninggal.. 
Kata e sukma nya si ayu disuruh nari keliling hutan gantiin Badarawuhi, lha sukma si Bima kawin sama Badarawuhi nya. Gitu mba..

Membaca disuruh menari keliling hutan, saya langsung teringat pada kisah Giselle karya Akiyoshi Rikako sensei. Bedanya, dalam novel yang disuruh menari sampai mati laki-laki. Dasar otak kura ya! Hehehe.

Kami pun mengobrol tentang kisah KKN Desa Penari. Ada yang berpendapat kisah itu fiksi--yang dia tegaskan nggak tahu nyata atau fiktif, hanya saja menurutnya fiktif.

Ada yang berpendapat bahwa sebenarnya mungkin cerita itu udah sering kita denger dari versi-versi yang lebih serem, cuman ya emang cerita itu yang viral. Cerita X dulu juga gitu yang di desa Y, dalam versi lain juga mistis. Punya samean yang di desa Y juga. Cuman kalah tenar. Aku bukannya ndak percaya atau ape cuma biasa aje atau mungkin udah sering denger dari sampean. Hehehe.

Ngomong-ngomong soal pendapat di atas, sebelumnya saya sudah membahas sedikit tentang KKN Desa Penari dengan Prime Eonni. Kalau tidak salah pada salah satu postingan di Facebook saya.

Saya menulis, kenapa cerita kita yang beneran based on true story kok ndak pernah viral. Ngiri ni ye! Manusiawi dong kalau saya ngiri. Kekeke.

Tapi, saya pikir lagi, kalau misal cerita kami viral serem juga. Seremnya itu ngadepin kekepoan netizen yang sampai jadi detektif dadakan. Mencari lokasi kejadian.

Bayangin aja misal buku AWAKE viral, lalu ada orang-orang yang tiba-tiba mencari lokasi makam Meriel, atau mencari bukit tempat kami tersesat. Udah pasti kami dan saya khususnya sebagai penulis kena pro dan kontra. Itu mengerikan! Belum lagi kalau si Meriel dan makhluk-makhluk astral lainnya dalam buku protes karena merasa terusik dengan kehadiran manusia-manusia yang penasaran sama mereka.

Saya rasa saya tidak akan sanggup menanggungnya. Saya bersyukur kisah kami dan buku AWAKE tidak viral. Kalau yang mengikuti jejak kami, pasti tahu tentang buku AWAKE yang sempat 'berulah' ketika sampai ke tangan pembaca.

Oya, sebelum kisah KKN Desa Penari viral, dulu saya sering membaca thread dari Simple Man. Karena thread-nya emang tentang kisah-kisah horor. Hanya saja yang viral KKN Desa Penari. Kalau udah di bukuin, ndak menutup kemungkinan bakal dibuat film dong ya. Kayak kisah Keluarga Tak Kasat Mata.

Well, terlepas dari nyata atau fiktif, pelajaran yang bisa kita ambil dari KKN Desa Penari banyak sekali. Jaga sikap dimanapun kita berada. Karena kita hidup berdampingan dengan mereka yang tak kasat mata. Patuhi aturan dari tempat yang kita kunjungi. Dimanapun itu. Saling menghormati. Satu lagi, jangan zina di sembarang tempat. Sebenarnya sudah banyak kisah mistis berujung maut yang penyebabnya zina sembarangan.

Saya di sini hanya menuangkan unek-unek saya. Maaf jika ada salah kata. Terima kasih.


Photo by: Google search.


Tempurung kura-kura, 10 September 2019.
- shytUrtle -

Bilik shytUrtle

Tidak Mudah Hidup Dengan Anxiety.

21:26

Tidak Mudah Hidup Dengan Anxiety.



Saya sering kali ditanya, Sudah sembuh dari anxiety? Terkadang saya bingung harus menjawab apa, karena seringnya kesimpulan sembuh bagi sebagian besar orang adalah kembali 100% normal seperti sebelum terjangkit penyakit jiwa yang sangat menyiksa ini.

Siapapun pasti menginginkan untuk bisa kembali normal, 100% normal seperti sebelum sakit dulu. Saya pun demikian. Andai bisa. Yap, andai bisa. Lalu, apakah itu sama artinya kita tidak bisa 100% sembuh seperti sedia kala? Nah, saya pun jadi bingung gimana harus jelasinnya. Tapi, di sini saya akan berbagi tentang tidak mudahnya hidup dengan penyakit jiwa bernama anxiety dan psikosomatis.

Sebenarnya yang bisa mendiagnosis kita ini benar menderita anxiety dan psikosomatis tentulah melalui pemeriksaan dokter. Lebih akurat jika menemui psikiater, dan tentunya kita akan mendapatkan penanganan yang tepat jika mau berobat ke psikiater. Tapi, seringnya kita merasa, bahkan berkeyakinan bahwa kita tidak perlu. Atau kadang ada yang merasa malu jika harus berobat ke psikiater. Karena, dalam masyarakat awam, berobat ke psikiater identik dengan gila. Orang pasti tidak mau dianggap gila, kan? Padahal penyakit jiwa itu banyak macamnya. Tidak hanya gila.

Saya termasuk golongan yang tidak mengunjungi psikiater. Dulu pernah hampir mengunjungi psikiater, tapi urung. Saya sudah menuliskannya pada buku Aku, GERD-Anxiety, dan Adenomiosis. Kenapa saya urung berobat ke psikiater. Intinya waktu itu saya diberi waktu selama dua bulan untuk terapi menyembuhkan diri sendiri. Alhamdulillah terapi itu berhasil hingga saya batal berobat ke psikiater.

Pilihan ada pada kita. Kalau kita emang merasa butuh, ya udah nggak papa. Pergi aja. Karena memang ada kalanya kita tidak bisa menolong diri kita sendiri dan membutuhkan bantuan dari ahli kejiwaan. Jadi, jika memang sudah tidak sanggup mengatasi anxiety kita, jangan ragu untuk berobat ke psikiater.

Saya sering kali menulis bahwa bagi penderita anxiety, setiap detik dalam hidup adalah perjuangan. Lho? Gimana tho? Bukannya tadi di atas ditulis kalau cara self healing atau menyembuhkan diri sendirinya udah berhasil? Tapi, kok setiap detik dalam hidup adalah perjuangan? Bukannya berhasil itu artinya udah sembuh ya?

Nah, ini. Definisi sembuh itu kayak gimana? Di atas pun saya sudah menulis harapannya pasti bisa normal 100% seperti sebelum terjangkit anxiety. Sayangnya, sejak hidup bersama anxiety saya memiliki kesimpulan bahwa definisi sembuh 100% normal itu tidak ada. Kok gitu?

Sama seperti gangguan asam lambung yang biang keroknya atau penyebab sakitnya adalah asam lambung yang merupakan bagian dari tubuh kita. Anxiety juga sama. Anxiety bersarang pada pikiran kita, sedang pikiran adalah bagian dari tubuh kita. Asam lambung dan pikiran selalu ada dalam diri kita, karena merupakan bagian dari diri kita.

Cara mudah tapi tidak mudah adalah melakukan kontrol diri. Pengendalian diri dengan menerapkan 3P seperti yang diajarkan oleh suhu-suhu dalam grup GAI (GERD Anxiety Indonesia). Search aja di Facebook. Blognya juga ada. Di sana banyak tips untuk sembuh dari GERD dan Anxiety.

Jika pola makan, pola pikir, dan pola hidup (3P) kita baik dan terkendali. Inshaa ALLOH anxiety pun ikut terkendali. Ingat! Baik GERD/gangguan asam lambung dan anxiety itu bisa dikendalikan. Pun bisa kambuh lagi jika ada pemicunya.

Untuk GERD, pemicu bisa saja karena telat makan. Yap! Bisa dari hal sesimpel itu. Telat makan, perut perih, pikiran kacau. Takut ini takut itu. Jadilah anxiety nya ikutan kambuh. Tapi, yang perlu benar-benar kita waspadai dan kendalikan adalah pikiran kita. Kenapa? Stres adalah biang keroka segala penyakit. Pernah dengar tidak?

Jadi, jika pikiran kita kacau, stres maka akan merembet ke lambung. Fisik ikutan sakit. Lalu, tak jarang anxiety pun ikut kumat. Jadi, sebisa mungkin kendalikan pikiran. Jangan sampai stres.

Hidup dengan anxiety memang tidak mudah. Namun, tidak sulit juga jika kita bisa menjinakkannya. Anxiety bisa muncul jika ada pemicunya. Lalu, bagaimana jika anxiety kambuh? Biasanya dimulai dengan serangan panik atau panick attack. Lalu, sesudah itu parnonya ikutan muncul. Membuat kita takut ini takut ini. Sialnya, kadang parno ini bisa menghantui selama beberapa hari.

Minggu lalu tiba-tiba saya terkena serangan panik. Kebetulan tubuh memanh sedang dalam fase monster. Serangan panik itu terjadi di tempat kerja. Setelah menyiapkan toko, ketika saya duduk sambil bermain ponsel, tiba-tiba tubuh terasa ringan. Seolah-olah mau pingsan. Panik dong! Saya menggerak-gerakan jari-jari kaki. Lalu, minum air putih banyak-banyak. Terus berusaha menenangkan diri.

Setelah serangan panik yang boleh dibilang sekejap mata itu, tubuh langsung berasa nggak enak. Berdiri takut roboh, takut jatuh. Kepala juga sakit. Akhirnya saya meminta izin untuk rebahan sejenak. Saat rebahan, saya menerapkan pernapasan 4-7-8 dan berusaha merilekskan tubuh. Alhamdulillah sesudahnya tubuh terasa lebih baik walau masih lemes.

Setelah serangan panik, pasti menyisakan parno. Perbanyak istirahat saja. Yakinkan diri bahwa semua baik-baik saja. Keesokan harinya, di jam kritis--jam saat terjadinya serangan panik--saya menyibukan diri dengan membaca buku. Setelah menyiapkan toko, saya menghindari hape dan lebih memilih membaca buku. Kenapa? Karena hari sebelumnya saya terkena serangan panik saat main ponsel. Karena alasan itu saya menghindari ponsel. Alhamdulillah bisa melewati jam kritis.

Seringnya begitu, kan? Setelah serangan panik, menyisakan was-was dan parno. Terlebih ketika mendekati jam kritis atau waktu terjadinya serangan panik.

Memang tidak ada sebab khusus atau pemicu. Hanya saja tubuh saya memang sedang fase monster. Cewek pasti ngalamin ini setiap bulan. Untuk menenangkan pikiran, saya pun melakukan tensi. Ternyata tensi saya normal. Jadi, kesimpulan saya serangan panik itu terjadi karena tubuh dalam fase monster saja.

Bersahabat lah dengan anxiety, lalu kendalikan. Begitu cara saya hidup dengan gangguan anxiety. Sebisa mungkin hindari pemicu agar anxiety tidak muncul. Jika kambuh, terima keadaan dan berusaha untuk rileks.

Demikian sharing saya. Maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat.

Tempurung kura-kura, 09 September 2019.

- shytUrtle -



Bilik shytUrtle

- Serangan Lima Tiga Puluh Pagi -

05:14

 - Serangan Lima Tiga Puluh Pagi -




Pilihan selalu ada di tangan kita. Tergantung kita, mau maju dan melawan. Atau berdiam dan menyerah.

Saya sudah lupa kapan terakhir kali merasakan sensasi perut sebelah kiri perih melilit sampai membuat saya menangis. Rezeki saya, pagi tadi, kira-kira pukul lima lebih tiga puluh menit. Saya diganjar untuk merasakan sakit itu kembali. Alhamdulillah!

Sebelum saya melanjutkan, mohon maaf. Tulisan ini saya buat tanpa ada niatan pamer atau menyombongkan diri. Saya hanya ingin berbagi. Terutama dengan sesama pejuang GERD dan anxiety seperti saya.

Alhamdulillah pagi tadi saya terbangun dengan perasaan bahagia dan fisik sehat wal afiat. Ketika alarm berbunyi, saya sempat tidur lagi setelah mematikannya. Alhamdulillah dibangunin Ibu. Kalau nggak, bisa telat sahur.

Alhamdulillah sejak membaik dari GERD, saya bisa rutin puasa Senin Kamis lagi. Bedanya, kalau sekarang saya harus makan sahur. Kalau dulu, sebelum kena GERD, tidak pernah sahur walau hanya minum air putih. Sekarang? Mana tahan! Kekeke.

Pagi tadi ritual sahur dimulai dengan meminum segelas air hangat, lanjut makan besar setelah jeda lima belas menit—karena bangun agak telat, biasanya jeda tiga puluh menit. Menu makan sahur tadi pagi nasi putih dan telor ceplok. Bukan menu yang asing, karena saya sering makan sahur dengan menu ini terlebih saat bulan Ramadan.

Ritual pagi seperti emak-emak pada umumnya, bersihin rumah dan lain sebagainya. Selesai menyapu rumah, saya ke kamar mandi untuk memenuhi panggilan alam. Keluar dari kamar mandi, ada yang aneh. Perut sebelah kiri mulai terasa perih. Saya sampai mengeluh pada Nenek yang kebetulan ada di rumah tadi pagi.

Tapi, saya cuekin. Lanjut masak, bikin bekal buat si Nduk ke sekolah. Tengah-tengah masak, rasa perih makin menjadi. Tetep lanjut masak bekal. Kelar masak bekal, masuk kamar, baluri perut dengan minyak kayu putih. Lalu, tidur merengkuk dengan posisi seperti bayi dengan miring ke kanan. Pengalaman sebelumnya, pakek metode itu rasa perih bisa reda.

Bukam reda, rasa sakit makin menjadi. Dibuat miring ke kanan sakit, ke kiri sakit. Dibuat telentang malah makin sakit. Makin perih dan melilit hingga membuat saya menangis.

Ini kenapa tho? FYI, suhu pagi tadi 12° tapi tidak terlalu dingin. Dan, ketika saya memasak saya belum mandi. Saya menyimpulkan rasa perih itu bukan karena hawa dingin yang cukup ekstrim bekalangan.

Lalu, kenapa ini? Hari sebelumnya tidak ada makanan pantangan yang saya makan. Lalap sayur tetep, minum banyak air putih tetep. Hanya saja minus buah. Dan lagi, kalau dibawa puasa, tubuh saya nggak pernah merasakan sensasi apalagi sampai sesakit itu, sampai bikin mewek pula di pagi hari.

Sebenarnya tubuh selalu memberi sinyal kalau mau eror. Biasanya setelah makan sahur perut akan terasa tidak nyaman. Jika demikian, saya pasti menelan Ranitidine mendekati waktu sahur berakhir. Ini tips dari Kak Chiko dan emang manjur. Tapi, tadi pagi setelah sahur, tubuh tidak mengirim sinyal apa pun. Jadi saya santai saja. Tidak menelan Ranitidine. Hanya segelas air putih hangat menjelang imsak.

Berusaha tenang di tengah kesakitan. Sialnya, pikiran buruk ikutan muncul di saat seperti itu. Gimana kalau ini penyakit parah? Apa saya mau mati? Astaghfirullah! Sisi lain dari diri saya berusaha menenangkan. Ini tuh nyeri perut kiri, udah pasti lambung. Kalau telat makan atau salah makan juga gitu, kan? Lagi-lagi perang di dalam diri sendiri, antara pikiran buruk dan logika.

Mengingat-ingat tanggal, baru juga tanggal satu. Masak ini ulah PMS? Sial!

Masih gegulingan di dalam kamar, melawan rasa sakit. Tidak ada yang bisa saya lakukan kecuali menerima rasa sakit itu. Sembari berdoa pada Tuhan. Tuhan, kalau hari ini Engkau tidak menghendaki saya puasa, maka tolong tunjukkan jalan pada saya. Tapi, kalau Engkau merestui saya untuk terus berpuasa, maka tolong hilangkanlah sakit ini.

Pasrah. Jalan terakhir yang bisa saya lakukan hanya itu. Sambil duduk bersila, mengatur napas dengan metode pernapasan 478, dan merapalkan doa. Alhamdulillah, sepuluh menit kemudian perih pada perut kiri perlahan mereda.

Pukul tujuh kurang seperempat, saya bergegas mandi dengan menggunakan air dingin. Seperti yang saya tulis di atas, suhu memang 12°. Tapi, tidak dingin sekali.

Saya pun bersiap untuk bekerja. Sebelumnya saya udah pasrah kalau sakitnya ndak kunjung reda dan berujung nggak masuk kerja. Alhamdulillah membaik. Tapi, saat udah sampai toko dan mau buka toko. Rasa perih samar-samar muncul lagi.

Galau? Iya lah! Tapi, bismillah! Kalau ntar sakit ya tutup, istirahat. Kalau fine ya lanjut kerja.

Tetap buka toko walau ada perih samar-samar. Kelar siapin toko, lanjut berjemur. Menerima berkah vitamin D gratis dari Tuhan yang dikirim lewat sinar matahari pagi. Hangatnya bikin tenang.

Start pukul setengah delapan, kerjaan datang. Berdiri untuk fotokopi tumpukan kertas sampai menjelang pukul sepuluh. Alhamdulillah lancar. Kerjaan lancar, puasa pun lancar. Bahkan pulang kerja saya sempet nyuci baju dan mandi keramas. Padahal kondisi air kayak lelehan es. Lebih dingin dari tadi pagi.

Saya tidak tahu pastinya penyebab kenapa perut saya perih melilit hingga bikin saya menangis. Saya bersyukur karena Tuhan masih memberi restu pada saya untuk terus melanjutkan puasa.

Ketika kambuh, udah pasti kita panik. Tapi, berusahalah untuk tenang. Berdamai dengan keadaan. Jangan lupa berdoa. Lalu pasrahkan semua pada Tuhan.

Tadi Ibu udah nyuruh saya batalin puasa. Tapi, saya merasa kok sayang banget kalau dibatalin. Padahal baru jalan berapa jam doang kan. Akhirnya curhat sama Tuhan. Dikasih deh ama Tuhan apa yang saya butuhkan hari ini.

Seandainya tadi saya tidak puasa, langkah pertama yang saya ambil pasti minum air madu hangat. Jika itu tidak kunjung meredakan perih di perut kiri saya, selanjutnya udah pasti nelen Ranitidine.

"Jangan mau diperbudak sama rasa takut, karena rasa takut itu cuman ada di pikiran kita." —Ki Prana Lewu.



Kenapa saya pakek foto pohon mangga yang sedang berbunga lebat? Itu foto yang saya ambil pagi tadi. Saya berharap tahun ini pohon mangga itu kembali menghasilkan banyak buah yang sebagian besar masak pohon. Agar saya bisa kembali menikmati sarapan buah dengan buah masak pohon yang dipetik dari tanaman milik sendiri. Aamiin.

Maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

Salam sehat. Semoga kita semua diberi berkah kesehatan dan kebahagiaan. Aamiin...


Tempurung kura-kura, 01 Agustus 2019.
- shytUrtle -






Search This Blog

Total Pageviews