Review Korean Movie A Long Visit

08:11

A Long Visit



Profile

Movie: A Long Visit / Woman's Mother (literal title)
Revised romanization: Chinjung Eomma
Hangul: 친정엄마
Director: Yoo Sung-Yup
Writer: Jang Hye-Sun, Ko Hye-Jeong, Yoo Sung-Yup, Yoo Young-A
Producer:
Cinematographer:
Release Date: April 22, 2010
Runtime: 107 min.
Genre: Drama / Mother & Daughter / Women
Distributor: Sidus Pictures
Language: Korean
Country: South Korea

Plot

Ji-suk's mother (Kim Hae-Sook) has always been proud of Ji-suk (Park Jin-Hee) and does anything for her. She is grateful for her mother, but at the same time complains that her mother treats her like a baby even though she is married and a mother herself. But one day, she makes a surprise visit to her mother and takes her on a trip.

Cast:
- Kim Hae-Sook as mother
- Park Jin-Hee as Ji-Suk

Additional Cast Members:

- Jo Young-Jin - Ji-Suk's husband
- Lee Moo-Saeng - Joon-Soo
- Jung Young-Ki - Jin-Ho
- Yeo Hee-Goo - Hye-Young
- Baek Jae-Jin - Mi-Jung's husband
- Kim Min-Ha - Ji-Suk (age 14)
- Choi Sun-Young - Ji-Suk (age 8)
- Baek Jin-Ki - Jin-Ho (age 6)
- Kim Ja-Young - bean sprouts shop owner
- Lee Bit-Na - Mi-Jung (age 14)
- Lee Sun-Joo - Writer Kim
- Oh Chang-Kyung - PD Yoon
- Shin Yoo-Ram - car driver


Ibu Ji-suk (Kim Hae-Sook) selalu bangga dengan Ji-suk (Park Jin-Hee) dan melakukan apa saja untuknya. Dia bersyukur untuk ibunya, tetapi pada saat yang sama mengeluh bahwa ibunya memperlakukannya seperti bayi meskipun dia sudah menikah dan seorang ibu sendiri. Tetapi suatu hari, dia melakukan kunjungan kejutan ke ibunya dan membawanya dalam perjalanan.



Akhirnya download film ini setelah dapat rekomendasi dari Mbak Maya. Nyeselnya, nonton film ink bareng-bareng. Jadi, saya berasa kurang bisa menikmati. Gengsi pula mau nangis. Padahal banyak adegan yang bikin nyesek. Hiks! Mungkin nanti harus nonton ulang sendirian biar emosinya tersalurkan.

Makasih Mbak Maya, karena udah rekomendasiin film ini. Good movie! Saya rekomendasikan buat ditonton. Rekomendasinya langsung di awal yak. Hehehe.


Ji suk (Park Jin Hee) berniat mengunjungi ibunya. Junsu (Lee Moo Saeng), suaminya hendak menemani. Namun, Jisuk menolak. Jisuk meminta Junsu tetap tinggal di Seoul bersama putri semata wayang mereka Hye Young (Yeo Hee Goo). Jisuk pun pulang kampung sendirian untuk menemui ibunya (Kim Hae Sook). Berada sendirian di dalam kereta, Ji Suk pun teringat masa-masa indahnya bersama sang ibu.

Jisuk tinggal di sebuah desa bersama orang tua dan adik laki-lakinya. Ayah Jisuk bekerja sebagai sopir bus. Sedang ibunya seorang ibu rumah tangga biasa. Kehidupan Ji Suk sederhana. Tidak miskin pun tidak kaya. Ibu Ji Suk sangat menyayangi Ji Suk. Ji Suk sosok gadis kecil yang periang dan pandai.

Ji Suk bertumbuh menjadi remaja yang cantik. Ia merasa kesal pada sikap-sikap ibunya. Bahkan, ketika ibunya datang ke sekolah untuk menghadiri pertemuan wali murid, Ji Suk meminta sang ibu kembali. Ji Suk malu akan penampilan ibunya. Ibu Ji Suk pun kembali pulang dengan berlinang air mata.

Ketika Ji Suk belajar dengan Jin Ho—adiknya, sang ayah pulang. Sebelumnya sang ayah diejek penumpang bus. Tersinggung, sang ayah pun minum-minum dan pulang dalam keadaan mabuk. Sesampainya di rumah, ia marah-marah pada Ibu Ji Suk. Bahkan, memukuli Ibu Ji Suk. Ji Suk dan Jin Ho menangis bersama di dalam kamar.

Ji Suk berlari pergi dan menemui sahabatnya, Mi Jung. Ji Suk mengatakan ia benci rumahnya, benci ayah ibunya. Bahkan, ia mengatakan kelak tak akan menikah.

Suatu malam Ji Suk pulang dan menemukan sang ayah sedang memukuli sang ibu. Ji Suk membanting peralatan makan yang berada di teras. Ibu dan ayah Ji Suk keluar. Ji Suk marah kepadanya ayahnya, namun sang ayah mengabaikannya. Ji Suk pun berlari pergi dan menyendiri di gazebo (maaf saya lupa istilahnya dalam bahasa Korea. Hehehe). Sang ibu menemukannya. Ji Suk dan ibunya ngobrol. Mendengar alasan sang ibu tetap bertahan hidup bersama ayahnya, Ji Suk pun menyadari jika selama ini sikapnya salah. Ia pun mulai perhatian pada sang ibu.

Ji Suk mendapat beasiswa dan kuliah di Seoul. Walau awalnya ia sering menelpon ibunya karena takut hidup jauh dari sang ibu. Akhirnya ia pun bisa bertahan di Seoul. Lulus kuliah dan mendapat pekerjaan mapan. Sesekali Ibu Ji Suk datang berkunjung ke Seoul. Setiap bertemu, keduanya selalu cek-cok. Namun, kemudian akur lagi.


Film ini menggambarkan hubungan antara ibu dan anak gadisnya. Sebagai anak perempuan, ketika menonton film ini saya seolah diajak menjelajahi masa lalu diri sendiri. Bagaimana ibu memperlakukan anak gadisnya kurang lebih sama seperti yang disajikan dalam film ini. Bagaimana ibu selalu menyayangi dan menjaga anak gadisnya. Bahkan, rela melakukan apa saja demi anak gadisnya.

Gambaran tentang kasih ibu yang tak akan luntur sepanjang masa. Walau anak gadisnya sudah menikah, ibu akan selalu ada untuknya. Selalu menjaga dan membantu anak gadisnya.

Sayangilah ibumu selagi kamu ada waktu. Daripada kamu menyesal.

Oh! Dia ibumu? Wah, dia wanita yang hebat. Kau beruntung memiliki ibu seperti dia.

Sweet moment ketika Ji Suk meluangkan waktunya dengan sang ibu.








Nonton bareng tuh selain nggak bisa meresapi dan meluapkan emosi saat nonton, juga ogah waktu temen nonton nanya-nanya atau nebak-nebak soal filmnya. Kalau nonton sendiri kan tebakan kita nikmati sendiri karena ada di benak kita. Nah, kalau nobar konsentrasi bisa terganggu karena pertanyaan-pertanyaan dari temen nobar.

Ketika diajak menebak-nebak, saya menebak kalau Ji Suk tuh sakit. Bukan lagi ada masalah sama suaminya. Ndilalah kok bener. Ji Suk kena kanker pankreas.

Adegan yang paling nyesek bagi saya tuh pas Ibu Ji Suk melepas Ji Suk di stasiun usai Ji Suk berkunjung dan si ibu tahu tentang penyakit Ji Suk. Suer nonton part itu hati nyeri.



Saya nebak jangan-jangan Ibu Ji Suk donorin pankreasnya buat Ji Suk. Agar Ji Suk bisa tetep hidup. Saya nggak tahu apa ada donor pankreas. Cuman asal nebak aja. Ternyata... nggak. Ji Suk akhirnya meninggal dunia. Yang bikin nyesek itu liat sang ibu berusaha tetap tegar melihat anaknya dikremasi.

Saya rekomendasikan buat nonton film ini. Bagus filmnya. Feel-nya dapet banget. Mungkin karena saya anak perempuan juga kali ya.

Sekian review dari saya. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Selamat menonton.

Photo by: AsianWiki & Hancinema



Tempurung kura-kura, 15 Juni 2019.
- shytUrtle -







You Might Also Like

2 comments

Search This Blog

Total Pageviews