Kejadian Aneh Di Toko - Rambut Genderuwo

17:24

Kejadian Aneh Di Toko - Rambut Genderuwo


Semalam, untuk melepas lelah usai berkeliling untuk silaturahmi lebaran, saya rebahan sambil berjalan-jalan di beranda Facebook. Aktivitas yang sangat jarang saya lakukan. Biasanya buka Facebook hanya untuk posting dan balas komentar. Jarang banget jalan-jalan di beranda.

Setiap kali jalan-jalan di beranda pasti nemu sesuatu yang unik. Semalam pun begitu. Nggak sengaja nemu postingan temen yang bagiin postingan tentang sihir yang seringnya di alami oleh pemilik usaha dagang. Jadi inget kalau saya pengen bahas kejadian-kejadian unik yang pernah saya alami sepanjang saya kerja di toko.

Dalam postingan itu ditulis keluhan beberapa rekan si pembuat postingan yang mengeluh seperti, toko buka dibilang tutup. Jual masakan, baru masak, eh tetiba basi semua. Waktu baca postingan itu, saya cuman bisa senyum sambil bergumam, ini problem sejuta umat yang punya kerjaan dagang.

I mean, ya kebanyakan masalah yang dihadapi kayak gitu. Pun demikian dengan kami. Maklum rata-rata penghuni Sarang Clover kerjaannya dagang. Dan, mayoritas dagang makanan mateng. Emak jualan nasi, Bulek pun sama. Prime Eonni jualan kue basah. Jadi, waktu baca postingan itu cuman bisa senyum sambil bergumam, semua itu kami pernah mengalaminya. Hehehe.

Sebelum bekerja di toko, saya sering mendengar keluhan orang yang punya usaha dagang mengeluh toko mereka sering dibilang tutup. Bulek sendiri pernah mengalami, ketika mau jualan di sebuah event. Ketika nasi dibawa ke lapak tempat bulek jualan, langsung lembek kayak bubur. Dibawa pulang, normal lagi nasinya.

Percaya nggak percaya kan? Emak saya sendiri juga pernah ngalamin hal kayak gitu. Masak lumbu (daun talas) sewajan penuh. Dibawa ke warung, basi. Lumbu emang jadi primadona di warung Emak. Tiap kali bikin selalu sold out. Sejak masak trus basi itu, sampai sekarang Emak belum pernah masak lumbu lagi.

Yang paling ekstrim yang pernah saya dengar dan saya lihat bukti nyatanya adalah masakan yang lagi umep, panas di atas kompor malah keluar belatungnya. Belatung hidup. Logikanya belatung bakalan mati kan kena kuah yang mendidih, nah itu nggak. Malah masih hidup segar bugar kruget-kruget di atas kuah mendidih. Aneh tapi nyata, kan?

Sebelumnya saya pernah menulis tentang Iler Buto Ijo. Iler Buto Ijo ini termasuk salah satu sihir yang sering digunakan untuk usaha. Tergantung penggunaannya. Bisa buat penglarisan, pun bisa untuk menghancurkan usaha.

Silahkan baca Creepy Story: Iler Buto Ijo bagi yang penasaran.

Ketika sudah bekerja di toko, saya jadi tidak asing dengan hal-hal semacam itu. Jadi, sering cek-cok sama sales karena salesnya bilang toko tutup. Sedang saya ngotot toko nggak pernah tutup. Guru di TK depan toko juga pernah bercerita pada saya. Beliau berdua melihat sales yang berhenti di depan toko, lalu celingukan sebentar, dan pergi lagi. Katanya sering kayak gitu. Tetangga toko pun mengakui hal yang sama. Toko kayak tutup, tapi pas nekat didatengin, toko buka.

Pengakuannya tertulis di komentar pada postingan yang saya bagikan ini lho!


Ketika Emak masih bekerja di puskesmas pun sering cek-cok sama pasien. Karena pasien seringnya lama kalau disuruh fotocopy. Padahal toko ada di depan puskesmas. Pas pasien ditanya kenapa nggak fotocopy di toko depan, jawabnya toko depan tutup. Emak sampai belain nengok ke toko. Padahal ya buka tokonya.

Salah satu kejadian unik yang saya alami di toko adalah pada 22 Maret 2019 lalu. Ini tuh antara percaya nggak percaya juga.

Ketika saya meladeni pelanggan yang datanf untuk fotocopy, tiba-tiba keluar sehelai rambut dari dalam mesin fotocopy. Rambutnya kaku banget. Pelanggan yang kebetulan nungguin sampai heboh karena juga melihat rambut itu keluar dari mesin.

"Lho! Lho! Apa itu, Mbak? Ya ALLOH!" Ujar si ibu pelanggan sambil menuding-nuding rambut yang turut keluar bersama kertas.
Saya senyum aja. Sambil memungut sehelai rambut yang ternyata kaku banget. Sekaku sapu ijuk. "Sapu ijuk kayaknya, Bu." Jawab saya santai.
"Sapu ijuk? Emang mesinnya dibersihin pakek sapu ijuk?" Ibu pelanggan nggak percaya.
"Nggak sih."
"Nah, trus gimana itu sapu bisa masuk mesin, Mbak?"
Saya nggak bisa jawab, jadi cuman senyumin aja.

Saya menyimpan sehelai rambut itu, lalu ketika toko luang segera menghubungi Tunjung. Sama Tunjung disuruh membakar itu rambut. Saya turuti. Anehnya, itu rambut nggak mempang dibakar. Saya masukin ke tumpukan kertas, saya bakar. Kertasnya kebakar habis. Rambutnya tetep utuh.

Ini penampakan rambutnya.


Laporan lagi ke Tunjung kalau rambutnya nggak mempan dibakar. Lalu, Tunjung meminta saya memotong rambut itu dan kembali membakarnya. Nggak mempan pula dipotong. Ngeri sendiri, saya simpan rambut itu dan membawanya kepada Nyai.

"Oalah! Iki ngono rambute Gendruwo!" Kata Nyai usai melihat sehelai rambut yang saya bawa.
Terbengong dong saya. "Rambut Genderuwo, Nyai?"
"Iyo, Ngger. Iku ngono rambut Gendruwo. Mangkane mesinmu sering rewel dicek mas servise hasile normal yo."
Emang sering gitu sih. Mesin rewel, tapi ketika mamas servisnya cek. Nggak ada yang eror. Atau kadang sekalinya ketemu erornya ndak umum. Sampai mamas servisnya ngomong gini, "Mbak, mesin ini tolong di selameti ya Mbak. Kok gudo ne nemen ke sampeyan."
Udah pernah di selameti dan dikirim doa. Doa buat toko setelah mamasnya kasih saran gitu. Ndilalah kok keluar rambut super kaku yang nggak mempan dibakar juga dipotong.

"Rambut Genderuwo fungsinya buat apa tho Nyai?" Penasaran saya pun nanya.
"Macem-macem, Ngger. Kamu udah coba nanya Google belum?" Nyai balik bertanya.
"Sampun, Nyai."
"Opo jare Google?"
"Buat pengasihan dan kewibaan, Nyai. Trus, katanya bisa buat penglarisan juga ya?"
"Iyo. Opo iku kowe ngger? Sengojo pasang gawe penglarisan?"
"Walah! Mboten lah, Nyai. Pun ngantos, jangan sampai kulo pakek gitu-gitu buat toko. Cukup nyuwun dateng Gusti ALLOH mawon supados rezeki ten toko lancar."
"Tenane?"
"Enggeh, Nyai. Kalau itu punya saya, ngapain saya bawa ke sini? Sok-sokan nanya ke Nyai."
"Be'e kowe ngetes aku, Ngger!"
Usil juga si Nyai yak. Kekeke.
"Gini lho ngger, sama kayak kasus iler Buto Ijo yang kamu tanyain kapan waktu itu, rambut Gendruwo pun sama. Maksudnya fungsinya itu sama kayak iler Buto Ijo. Sak njaluke seng gawe. Tergantung permintaan yang makek. Kalau yang makek mintanya buat penglaris, iso. Buat kebiwaan, iso. Buat pelet, pengasihan, iso. Buat ngrusak usaha ne wong yo iso. Dadi tergantung njalukmu opo."
Wuik! Jadi sama aja kayak iler Buto Ijo? Trus, itu jadinya rambut Genderuwo buat ngusilin mesin saya dong?
"Ojo suudzon yo, Ngger. Semua itu terjadi karena kehendak ALLOH. Mikir seng apik-apik ae ben awakmu kegowo apik."
"Nggeh, Nyai. Kulo ndak punya pikiran jelek kok. Ini tadi aneh aja tetiba keluar rambut dari mesin. Saya penasaran. Kok dibakar ndak bisa, dipotong pun ndak bisa."

Ternyata oh ternyata... itu rambut Genderuwo. Ketika saya bawa rambutnya ke markas, para penghuni Sarang Clover heboh dong. Sempat ada yang bawa. Tapi, dibalikin lagi. Entah kenapa. Sekarang malah entah kemana itu rambut Genderuwo. Kadang emang gitu. Tetiba raif, hilang tanpa bekas dari markas.

Entah tujuannya apa dan kenapa itu rambut bisa keluar dari dalam mesin, saya tetap berusaha berpikir santai. Berpikir positif. Seperti kata Nyai, semua nggak akan terjadi tanpa kehendak ALLOH. Terus berdoa saja pada ALLOH. Rezeki udah diatur dan rezeki nggak akan salah alamat.

Kalau mesin eror, saya mikirnya mungkin terlalu capek dipakek kerja. Udah gitu. Panggil mamas yang biasa servis, udah. Kapan hari itu emang rada kebangetan. Mamasnya sampai lembur di toko, trus bolak-balik selama tiga hari. Makanya sampai ngomong kayak gitu. Mesinnya disuruh nylameti. Hehehe.

Sebenarnya banyak cerita unik sejak saya kerja di toko. Pernah saking sepinya itu seharian kerja di toko yang waktu itu jam bukanya masih 15 jam, dapat uang Rp. 200,- aja. Zaman mesin lama. Cuman satu orang fotocopy satu lembar. Bayangin aja, kerja 15 jam, dapat 200 perak doang. Nyesek banget, kan?

Trus, pernah juga di fase saya males banget kerja. Jadi kerja cuman pagi sampai jam 12 atau jam 1 siang. Habis itu tutup. Alasannya kalau ditanya siang sepi, mau buka ntar habis Ashar aja. Tapi, habis Ashar malah nggak buka. Sampai kehilangan banyak pelanggan. Pernah di fase itu juga.

Kalau dulu dipikir sampai stres, sampai sakit. Sekarang dibawa santai. Kerja semampunya, nggak ngoyo. Dan, yang pasti nggak lupa minta tolongnya sama ALLOH. Karena hanya Dia yang Maha Segalanya.

Kalaupun hal-hal yang pernah saya alami di atas juga Anda alami, bersabarlah. Jangan menyerah. Orang usaha itu pasti ada aja cobaannya, kan? Yang penting terus berusaha dan berdoa. Selanjutnya pasrah. Rezeki kita nggak akan tertukar kok. Jadi, tetap semangat berkarya ya.

Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat.


Tempurung kura-kura, 06 Juni 2019.
- shytUrtle -







You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews