Creepy Story: Iler Buto Ijo.

04:30


Creepy Story: Iler Buto Ijo.



Halo! Lama tidak bersua dalam bab Creepy Story. Yang selalu menyimak kisah dalam bab ini pasti paham kenapa saya lama tidak memposting bahasan yang masuk dalam bab ini. Benar sekali! Karena untuk membuat postingan dalam bab Creepy Story membutuhkan proses mediasi. Meminta izin apakah cerita boleh dipublikasi dan dibagikan pada khalayak.

Sebenarnya bahasan kali ini cukup sensitif. Tapi, karena saya ingin menulisnya, ya udah nggak papa tulis saja. Tulisan ini tidak memiliki tujuan tertentu. Hanya membahas fenomena yang percaya atau nggak emang ada dalam kehidupan masyarakat kita.

Sebenarnya, kalau shi-gUi mau browsing, nanya Mbah Google, banyak kok artikel yang membahas tentang Ludah Buto Ijo. Ntar jangan kaget kalau artikelnya rata-rata bahas tentang penglarisan. Yap! Pada umumnya, Ludah Buto Ijo atau Iler Buto Ijo memang digunakan untuk penglaris.

shi-gUi pernah nonton film Mereka Yang Tak Terlihat, kah? Itu film horor terbaik yang pernah saya tonton. Kalau belum, ini review saya tentang film Review Film Mereka yang Tak Terlihat.

Salah satu adegan dalam film Mereka yang Tak Terlihat ada yang memvisualisasikan tentang penglaris Ludah Buto Ijo. Adegannya di sebuah warung bakso yang larisnya minta ampun. Ternyata mangkok berisi bakso diileri sama makhluk berwarna ijo. Selain itu, si penjual mencelupkan kakinya ke air yang dijadikan kuah bakso.

Katanya nih ya, katanya orang-orang sepuh, fenomena kayak gitu emang nyata adanya. Mangkok diileri Buto Ijo dan penjual cepulin kaki ke air yang buat kuah emang sebenernya nyata adanya. Beruntung lah kita yang menjadi manusia biasa hingga tidak bisa melihat makhluk-makhluk tak biasa yang tak kasat mata. Bayangin aja, lagi laper banget, masuk warung, ternyata liat mangkoknya diileri Buto Ijo. Enek nggak? Muntah iya, kalau saya. Untung aja nggak bisa liat. Hehehe.

Tapi, beberapa waktu yang lalu kru Sarang Clover menemukan fakta baru tentang ludah/iler Buto Ijo. Walau umumnya digunakan sebagai penglaris, iler Buto Ijo bisa memiliki fungsi lain. Jadi, tergantung pemakaian. Jika klien minta buat penglaris, ya maka fungsinya bisa untuk melariskan dagangan. Dengan tambahan iler dari Buto Ijo, rasa produk yang dijual jadi makin enak dan bikin ketagihan.

Lain lagi kalau mau digunakan untuk merusak produk. Fungsi iler Buto Ijo yang digunakan sebagai serum perusak produk akan membuat produk busuk. Wow banget ya! Jadi, produk yang terkena tetesan iler Buto Ijo akan membusuk. Nggak tanggung-tanggung, bukan rasanya jadi nggak enak, tapi langsung busuk. Bagaimana wujud iler Buto Ijo? Ya sama kayak iler kita sih. Bening. Kekeke...

Sebenarnya kru Sarang Clover sempat melihat wujudnya—iler Buto Ijo—di TKP. Tapi, lupa nggak di abadikan. Lebih tepatnya sengaja nggak di foto. Padahal kalau ada foto kan bisa dilampirkan dalam postingan ini ya.

Ketika di TKP, kru saling menuding untuk membersihkan iler Buto Ijo yang tercecer. Akhirnya, Tunjung yang kena sial. Dia kebagian bersihin iler Buto Ijo pakek tisu. Kami? Minggir dan menjauh. Anggota tim yang kejam! Selang beberapa menit setelah membersihkan iler itu, muncul memar hitam di telapak tangan kanan Tunjung. Mendadak tubuhnya pun demam. Tunjung yang nyata-nyata abnormal, punya kemampuan aja telapak tangannya gosong dan badannya demam. Gimana kalau kami yang bersihin? Gimana kalau saya yang bersihin? Ngeri banget kan!

Selain iler Buto Ijo, saya juga pernah mendengar penglaris dengan menggunakan (maaf ya ini terlalu vulgar dan kasar) rambut kemaluan kuntilanak. Mungkin shi-gUi pernah tahu keributan tentang film horor yang berjudul Misteri Jembut Kuntilanak. Saya belum nonton filmnya dan sampai detik saya nulis ini belum pengen nonton. Itu emang nyata adanya. Dan, jembut kuntilanak itu bisa dijadikan penglaris.

Pernah salah satu teman bercerita tentang pengalamannya ketika pergi berwisata dengan keluarga besarnya. Mereka mampir ke sebuah warung soto yang ramenya ndak umum. Semua udah duduk ngumpul, pesan makanan. Salah satu om temen saya nggak mau makan. Dipesenin minum pun nggak mau. Cuman mau minum minuman dalam botol. Sesampainya di rumah, temen saya nanya kenapa omnya nggak mau makan. Karena udah di rumah, omnya cerita kalau pas di warung soto liat anak kuntilanak duduk di atas jedi kuah soto. Nah, jembutnya (ya ampun ini bahasa saya kok kasar banget ya) rontok ke dalam jedi. Kata omnya, itu yang bikin rasa sotonya enak. Mendengar penjelasan itu, temen saya langsung muntah-muntah. Nguras. Keluar semua deh itu soto dari dalam lambungnya.

Sama kayak iler buto ijo, jembut kuntilanak pun bisa berfungsi sebagai perusak. Kalau jembutnya rontok di tempat yang mau dirusak, tempat itu kesannya jadi suram. Kayak hutan bambu angker. Tapi, biasanya yang sering menjadi perusak dengan metode  ini adalah gendruwes. Makhluk ini biasanya merontokan bulu kemaluannya di tempat yang mau dirusak hingga tempat itu jadinya sepi. Kalau orang yang bisa lihat makhluk astral atau punya indera keenam, tempatnya jadi kayak hutan bambu angker tadi. Gelap dan mengerikan.

Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa penglaris yang memakasi jasa kuntilanak, yang dirontokan ke makanan adalah belatung dari tubuh mereka—punggungnya yang bolong dan bau busuk.

Selain yang tersebut di atas, ada banyak jenis penglarisan dan perusak lainnya. Saya pernah denger cerita perusak dengan metode dipasangi genderuwo di tempat yang mau dirusak. Ada yang dipasangi sosok wanita berwarna hijau yang sekujur tubuhnya mengeluarkan lendir seperti ingus yang berbau sangat busuk. Ada juga yang menggunakan pipis aka urine dari makhluk halus.

Ada kejadian, Tunjung nggak sengaja nemuin makhluk yang kata dia kayak balita gitu pipis di salah satu warung. Tunjung suruh saya nyapa makhluk itu. Dia cuman ngasih tahu posisi pasnya si makhluk di mana. Lagi jongkok di bawah meja deket kami dianya. Percaya nggak percaya, itu salah satu kaki meja jadi basah setelah Tunjung ngomong, “Eh, U! Ada yang ngompol tuh.” Padahal sebelumnya kering.

Saya pun menyapa dengan dialog yang disarankan Tunjung. “Halo. Assalamulaikum. Kenapa kamu pipis sembarangan di sini?” Saya ngomong sambil membungkuk tepat di dekat meja yang salah satu kakinya tiba-tiba basah sampai ke lantai.
“Eh dia ketakutan lho! Kayak anak kecil yang dimarahin emaknya. Tuh, dia kayak mau nangis.” Kata Tunjung.
“Kalau pipis jangan sembarangan ya. Coba itu dibersihin bekas pipisnya. Kan kasihan yang punya tempat.” Sok-sokan menasehati saya. Hehehe.
“Eh dia marah! Eh, bukan dia.” Tunjung diam selama beberapa saat. Saya ikutan diam.
“Marah dia. Bukan dia sih. Tapi, dukun yang nyuruh dia. Masa dia ngomong gini ke aku, Kamu tau nggak, aku lakuin ini pakek duit! Ya, masa aku yang nyuruh ya? Kan, aku cuman nggak sengaja tahu barang suruhan dia. Eh, dia sewot. Pakek nantang gelut pula.” Tunjung ngoceh setelah diam selama beberapa saat.
“Emang fungsinya apa kalau diompolin gitu?”
“Pakek nanya ini anak. Bukannya kamu udah tahu jawabannya?”

Saya heran aja sama orang-orang yang memilih cari penglaris ke dukun daripada perbaiki produk dan promosi serta berdoa pada Tuhan biar dibantuin Tuhan usahanya. Kalau saya mikirnya daripada duit dipakek ke dukun, mending dipakek jajan bakso. Hehehe. Herannya lagi yang rela buang-buang duit buat ke dukun buat suruh si dukun kacauin usaha orang lain. Tapi, cara pikir tiap orang kan beda ya. Semoga kita selalu dijaga dari hal-hal yang termasuk dalam menyekutukan ALLOH. Aamiin...

Saya juga dagang, emak juga dagang. Alhamdulillah kami hanya mengandalkan Gusti ALLOH untuk usaha kami.

Yakin loe, kura? Itu kenapa di atas pintu toko ada cermin fengshui?
Oh itu. Jadi gini, beberapa tahun lalu sering kejadian uang hilang di toko. Yang hilang selalu duit merah, sama duit biru. Katanya sih ulah tuyul. Nah, saya sempat cerita ke salah satu teman tentang hal itu. Lalu, teman saya membawakan cermin fengshui itu ke toko. Katanya, coba aja siapa tahu bisa membantu. Di pasanglah cermin itu. Niat temen mau bantuin, ya udah saya kasih izin pasang.
Trus, apa duitnya nggak ilang setelah pasang itu cermin?
Tetep aja ilang. Hehehe. Namanya juga temen bantuin, usaha biar duitnya nggak ilang. Iya, kan? Kalau Tuhan berkehendak duitnya ilang hari itu ya tetep aja ilang. Keputusan tetap mutlak di tangan-Nya. Cerminnya unik, bagus juga buat ornamen, hiasan toko. Itu kenapa tidak di copot.

Nggak munafik kadang kita emang butuh usaha untuk melindungi apa yang jadi milik kita. Kalau nurut saya nggak papa sih. Tetep niat awalnya minta tolong ke Gusti ALLOH. Nah, pertolongan itu bisa lewat siapa aja. Lewat Kyai, misalnya. Gunakan untuk melindungi milikmu sendiri, bukan untuk mengganggu milik orang lain.

Udah ya, udah malem. Udah ngantuk juga. Maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat. Terima kasih yang udah mampir dan baca.

Tempurung kura-kura, 21 Februari 2019.
- shytUrtle -

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews