Review Film Korea No
Mercy (2019)
Profile
Movie: No Mercy (English title) / Older Sister (literal
title)
Revised romanization: Eonni
Hangul: 언니
Director: Im Kyung-Taek
Writer: Kim Min, Im Kyung-Taek
Producer: Nam Kwon-Woo, Jung Suk-Hyun
Cinematographer: Oh Jong-Hyun, Nam Jin-A
Release Date: January 1, 2019
Runtime: 92 min.
Genre: Female-Action
Distributor: JNC Media Group / TCO
Language: Korean
Country: South Korea
Plot Synopsis by AsianWiki Staff ©
Since her parents died, In-Ae (Lee Si-Young) and her younger
sister Eun-Hye (Park Se-Wan) have lived together by themselves. The two sisters
rely on each other, but, one day, Eun-Hye disappears. Older sister In-Ae
struggles to find Eun-Hye and seeks to take revenge on those responsible for her
sisters disappearance.
Sejak kedua orang tuanya meninggal, In Ae (Lee Si Young) dan
adik perempuannya Eun Hye (Park Se Wan) hidup bersama. Keduanya saling
bergantung satu sama lain. Suatu hari, Eun Hye menghilang. In Ae berjuang untuk
menemukan Eun Hye dan berusaha balas dendam pada siapa saja yang bertanggung
jawab atas hilangnya saudara perempuannya.
Membaca ringkasan singkatnya saya
sudah merinding. Film ini berkisah tentang seorang kakak yang berusaha
mati-matian melindungi adiknya. Lebay ya? Baca sinopsisnya aja udah merinding. Big no! Saya bisa merasakan bagaimana
seorang kakak menyayangi dan melindungi adiknya. Saya bukan di posisi si kakak,
tapi adik. Jadi, saya pernah mengalami bagaimana kakak perempuan saya berusaha
membantu dan melindungi saya ketika saya tertimpa masalah. Film ini sudah bikin
saya penasaran sejak saya membaca sinopsisnya.
No Mercy (Eonni/언니) menceritakan tentang kehidupan dua
bersaudara bernama Park In Ae dan Park Eun Hye. Sejak kedua orang tuanya
meninggal, In Ae hidup berdua dengan Eun Hye.
Film di buka dengan adegan seorang
wanita yang mengenakan baju merah dan sepatu hak tinggi warna merah masuk ke
dalam sebuah bengkel mobil. Saat memasuki bengkel, ia menemukan dan
menyeret palu besar (seperti yang ada dalam poster) sambil terus berjalan
masuk. Ia sampai pada sebuah mobil yang dibenahi. Seorang pria ada di bawah
mobil itu. Wanita berbaju merah itu bertanya, apakah pemilik bengkel itu ada.
Ketika orang yang sedang membenahi mobil itu menjawab bahwa dirinya lah sang pemilik
bengkel, wanita berbaju merah itu langsung menyerangnya dengan palu yang ia
bawa.
Sadis! Yap, itu lah kesan pertama
yang saya dapat. Ini film kayaknya bakalan dihiasi dengan darah-darah
bercucuran. Prediksi terlalu dini setelah menonton adegan pembuka.
Adegan berganti dengan munculnya
sosok wanita cantik yang baru saja keluar dari penjara. Park In Ae akhirnya
bisa merasakan kembali kebebasannya setelah di penjara. Sampai pada adegan ini,
lagi-lagi saya membuat prediksi dini. Oh, kayaknya ini film alurnya bakalan
maju mundur. Jadi, diceritain pas udah bebas, lalu nanti perlahan diceritakan
kenapa dia bisa di penjara. Maksudnya begini, cerita bakalan diisi sama
penyesalan tokoh utama yang kemudian menceritakan kisah hidupnya di masa lalu;
kenapa dia sampai di penjara. Semacam itu lah.
Bebas dari penjara, In Ae membeli
banyak barang. Lalu, ketika ia berjalan sambil membaca secarik kertas—awalnya
saya kira itu adalah secarik kertas berisi alamat, tapi tidak ada penjelasan
lebih lanjut—, tiba-tiba muncul sesosok gadis yang mengenakan seragam SMA
menghambur memeluknya. Gadis itu memanggilnya, "Eonni!"
In Ae pun senang bisa berkumpul
kembali dengan adiknya Park Eun Hye. Mereka pulang ke rumah bersama, makan
bersama, dan tidur bersama. In Ae membelikan Eun Hye sebuah hadiah berupa jepit
rambut. Ia mengatakan ingin mengajak Eun Hye mengunjung papa dan mama mereka
nanti. Tapi, Eun Hye merengek minta pergi esok hari. Ketika In Ae mengatakan ia
harus sekolah, Eun Hye mengatakan ia benci sekolah. In Ae membujuk Eun Hye agar
tetap berangkat ke sekolah. Keduanya pun kemudian terlelap.
Keesokan harinya, In Ae menemukan
sebuah kardus yang berisi sepatu merah. Ada surat dari Eun Hye di dalamnya. Eun
Hye senang In Ae kembali. Karena itu, Eun Hye membelikan In Ae gaun dan sepatu
warna merah sebagai hadiah. Eun Hye menulis jika ia membeli hadiah itu dengan
menggunakan jatah bulanan yang diberi In Ae. In Ae pun terharu.
Di sekolah Eun Hye mengalami
bullying. Sosok Eun Hye ini sebenarnya tidak normal. Apa ya, hampir idiot.
Seperti itu lah. Karenanya, di sekolah ia di bully oleh tiga siswi nakal.
Sepulang sekolah, tiga siswi nakal itu mengajak Eun Hye pergi. Walau Eun Hye
menolak, mereka tetap memaksa. Salah satu teman sekelas Eun Hye melihat
kejadian itu. Tapi, ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong Eun Hye.
Tiga siswi nakal itu mengajak Eun
Hye ke tempat karaoke. Di sana Eun Hye dipaksa berganti pakaian, lalu bersama
tiga pemuda berandalan, Eun Hye dimanfaatkan untuk memeras lekaki hidung
belang. Jadi, Eun Hye digunakan sebagai umpan seolah-olah dia siswi SMA yang
menjajakan dirinya. Ketika sudah memasuki kamar hotel, Eun Hye selalu minta
izin ke kamar mandi. Dari sanalah ia mengirim pesan pada tiga pemuda
berandalan, lalu tiga pemuda itu menerobos masuk ke dalam kamar. Pura-pura
menolong Eun Hye dan memeras para lelaki hidung belang yang hendak memperkosa
Eun Hye.
Di rumah, In Ae menunggu dengan
cemas. Ia berusaha menghubungi Eun Hye, tapi adiknya tidak menerima panggilannya.
Ia berusaha mencari keberadaan Eun Hye, namun nihil. Keesokan harinya, In Ae
hendak pergi ke sekolah Eun Hye. Sadar jika ia mengenakan baju yang terlalu
kasual, sebelum pergi ia pun menggantinya dengan baju merah pemberian Eun Hye
lengkap dengan sepatunya.
In Ae yang cantik dan elegan pun ke
sekolah. Tapi, ia tak menemukan Eun Hye di kelasnya. Teman Eun Hye yang hari
sebelumnya melihat Eun Hye dipaksa pergi bersama tiga siswi nakal menyadari
kehadiran In Ae.
In Ae pun menemui guru dan
mengadukan jika Eun Hye semalam tidak pulang. Namun, guru tersebut tidak
memberi respon In Ae dengan baik. Bahkan guru itu menyalahkan In Ae karena
menyekolahoan Eun Hye di sekolah biasa; sekolah umum untuk orang normal.
Ketika In Ae akan pergi, teman Eun
Hye mengejarnya. Ia menunjukan video ketika ketiga siswi nakal melucuti pakaian
Eun Hye di ruang karaoke. In Ae marah. Ia pun membuntuti tiga siswi nakal demi
mencari petunjuk keberadaan adiknya.
Pencarian pun dimulai. Informasi
pertama yang diperoleh In Ae adalah dari salah satu siswi nakal yang membawa
Eun Hye. Salah satu siswi membawa Eun Hye pada pemuda berandalan yang
memanfaatkan Eun Hye semalam. Dari sana petunjuk mulai di dapat. Ternyata,
kamar terakhir yang disebutkan Eun Hye membawa petaka bagi tiga pemuda itu.
Pria hidung belang yang membawa Eun Hye ternyata seorang penjahat yang gemar
menjual perempuan. Kesal karena ditipu, pria itu membawa Eun Hye pergi
bersamanya untuk dijual.
In Ae pun melanjutkan pencariannya.
Dari pemuda berandalan ke informan lainnya. In Ae berhasil menemukan Ha Sang
Man, pria hidung belang yang membawa Eun Hye. Sayangnya Ha Sang Man sudah
menjual Eun Hye pada CEO Jung. Kalau di sini bisa disebut mucikari lah.
Atau CEO perdagangan manusia.
Dari Ha Sang Man, ke CEO Jung.
Informasi terakhir yang dikantongi In Ae adalah Eun Hye dibawa pria berjas yang
telah memberi jaminan uang untuk Eun Hye. In Ae pun berusaha melacaknya.
Di tempat lain, pria berjas bernama
Han Jung Woo (Lee Joon Hyuk) membawa Eun Hye bersamanya. Ketika ia berhenti di
sebuah rest area untuk membali makanan, Eun Hye kabur. Jung Woo menghentikan
bus yang hendak meninggalkan rest area. Ia menemukan Eun Hye di dalam bus.
Walau Eun Hye meronta meminta tolong, penumpang bus tak berani bertindak karena
Jung Woo mengatakan gadis itu adiknya yang sedang sakit. Jung Woo pun membawa
Eun Hye pergi. Walau Eun Hye merengek dengan mengatakan, tidak mau dibawa ke
ajushi jahat itu. Jung Woo tetap membawanya pergi.
Dalam pencariannya, setelah
mengantongi informasi dari CEO Jung, In Ae menemukan fakta-fakta mengejutkan.
Asisten CEO Jung mengatakan jika Eun Hye menghubungi sebuah minimarket. In Ae
menuju ke sana. Di sinilah fakta mengejutkan itu mulai terbongkar. Eun Hye yang
pengunjung setia mini market itu ternyata mengalami pelecehan seksual dari pria
tua pemilik minimarket. In Ae marah dan menghajar pemilik minimarket
habis-habisan.
Dari informasi pemilik minimarket,
In Ae menuju studio foto. Di sana ia menemukan foto Eun Hye. Ia bertanya pada
pemilik studio apa dia kenal gadis dalam foto itu. Tapi, si pemilik studio
berbelit-belit. In Ae pun langsung menghajarnya. Dari studio foto, In Ae pergi
ke bengkel—ini yang disajikan sebagai adegan pembuka. Dari pemilik bengkel lah
In Ae mulai menemukan titik terang.
Sadis dan kejam memang. Pemilik
minimarket yang pertama memperkosa Eun Hye. Ia memberitahu hal itu pada pemilik
studio dan pemilik bengkel. Pemilik studio dan pemilik bengkel pun melakukan
hal yang sama. Sedang terhubungnya Eun Hye dengan tersangka utama adalah karena
faktor tidak sengaja.
Tersangka utama menemukan celana
dalam Eun Hye dalam mobilnya usai mobil itu ditaruh di bengkel. Pemilik bengkel
memperkosa Eun Hye di dalam mobil tersangka utama. Dari sanalah tersangka utama
bertemu Eun Hye dan justru turut memperkosa Eun Hye. Jung Woo ternyata adalah
tangan kanan dari tersangka utama.
Teka-teki itu pun terpecahkan.
Sebenarnya tidak digambarkan dengan jelas. Kita harus menggabungkan petunjuk
itu sendiri. Ini pendapat saya setelah menonton keseluruhan film ini. Jadi, In
Ae di penjara karena kasus penyerangan pada Park Young Choon/tersangka utama
yang bertemu dengan Eun Hye dengan tidak sengaja. Setelah bebas, di malam nahas
saat Eun Hye hilang dan Eun Hye menghubungi pemilik minimarket, peristiwa itu
membawa tersangka utama/Park Young Choon kembali bertemu dengan Eun Hye.
Karena masih dendam, Park Young Choon meminta Jung Woo membawa Eun Hye demi
memancing In Ae.
Jadi gini, di malam Eun Hye
menghubungi pemilik minimarket, pemiliki minimarket menghubungi pemilik studio.
Pemilik studio menghubungi pemilik bengkel. Karena sama-sama tidak punya uang,
pemilik bengkel menghubungi Park Young Choon.
Rumit ya? Iya. Kayak menyusuri
labirin aja. Kalau nggak jeli, bisa salah jalan dan tersesat. Hehehe.
Film ini nggak ada santai-santainya.
Tapi, dibilang tegang dari awal pun tidak. Sebut saja serius sepanjang film.
Yang ada selama nonton bikin ngelus dada karena nyesek liat nasib Eun Hye yang
malang. Hanya karena dia adalah remaja cantik dengan keterbelakangan mental, ia
dilecehkan sana-sini. Sedang sang kakak dikungkung rasa bersalah karena merasa
nggak becus mengurus dan melindungi sang adik.
Seseorang yang sangat sayang pada
seseorang hingga ingin melindunginya dengan sekuat tenaga selalu punya kekuatan
dari rasa cinta dan sayang itu. Ketika ia melihat orang yang disayanginya
terluka, ia bisa marah dan apa pun yang menghalanginya akan ia tebas habis.
Begitulah sosok In Ae. Dia adalah kakak yang tangguh. Sosok wanita tangguh. In
Ae ini bisa bela diri. Itu kenapa dia percaya diri mencari In Ae sendiri. Bukan
maunya dia main hakim sendiri. Ia sudah berusaha menghubungi polisi. Tapi, ia
hadapkan pada prosedur yang rumit. Karena itu ia memutuskan untuk bertindak
sendiri. Menegakan keadilan untuk adik kesayangannya.
Suka banget sama sosok In Ae yang
hangat saat memperlakukan Eun Hye. Tapi, bisa berubah keji bak psikopat saat
mengeksekusi orang-orang yang berbuat jahat pada Eun Hye. Saya suka ekspresi
datar dan tatapan dinginnya.
Ngomong-ngomong, saya suka Lee Si
Young Eonni sejak nonton Lookout (The Guardian). Drama yang saya
tahu dari Key. Saya pernah bikin review-nya.
Karakter In Ae yang diperankan Lee Si Young Eonni
di film No Mercy ini hampir sama
seperti karakter Jo Soo Ji dalam drama Lookout.
Sama-sama wanita tangguh yang teraniaya dan memutuskan mencari keadilan
sendiri. Saya senang bisa melihat adegan Lee Si Young Eonni naik motor gede. Gagah banget. Saya curiga, jangan-jangan
Eonni satu ini emang bisa bela diri.
Selain ada Lee Si Young Eonni, di film ini ada Lee Joon Hyuk Oppa. Siapa dia? Yang udah nonton Are You Human Too? pasti tahu. Yap, dia
yang memerankan tokoh Sekretaris Ji Young Hoon dalam drama Are You Human Too? Dalam film ini Oppa keluarnya bentar doang. Tapi, karakter yang dia perankan cukup
penting. Sedih karena akhirnya karakter yang diperankan Joon Hyuk Oppa akhirnya mati. Jung Woo akhirnya
membelot dan menentang Park Young Choon. Sayangnya ia ketahuan dan dibunuh.
Saya suka sama karakter jahat yang kemudian berubah baik kayak Jung Woo.
Sampai-sampai saya protes, kenapa dia harus mati sih?
Film ini saya rekomendasikan untuk
ditonton. Terutama bagi pecinta film aksi dan thriller. Sisterhood-nya kerasa banget. Cewek-cewek yang deket sama
kakak atau adiknya bisa baper kalau nonton film ini.
Terima kasih buat Clara karena sudah
merekomendasikan film ini ke saya. Maaf kalau review-nya mengecewakan. Hehehe.
Film ini keren banget.
Film ini tidak untuk ditonton dengan
anak-anak karena mengandung banyak adegan kekerasan!
Sekian review dari saya. Maaf jika ada salah kata. Terima kasih.
Untuk review film lainnya bisa cek di sini
Tempurung
kura-kura, 25 Februari 2019.
- shytUrtle -