Terseret Ke Dimensi Lain Ketika Sedang Terlelap Dan Bermimpi
04:38
Terseret Ke Dimensi Lain Ketika Sedang Terlelap Dan Bermimpi
Semalem random banget. Ya ampon!
Tidur
jam 22.00 WIB. Tapi, ndak bisa nyenyak. Di fase pertama ini nggak mimpi. Lalu,
kebangun karena kebelet pipis. Bobok lagi. Di tidur kedua inilah mimpi gajenya
dimulai. Suer gaje banget! Mungkin karena pengaruh editing dan posting fan fiction, jadi aku mimpi sama member Wanna One. Kekeke.
Belakangan
emang kayak Wanna One day gitu lah.
Mulai dari konser mereka di Jakarta itu. Biasanya kan cuman Senin doang
berurusan sama Kang Daniel cs. Hehehe. Mimpinya tuh, aku lagi ada trip gitu.
Naik bus. Dan, satu trip sama Wanna One
tapi kami beda bus. Waktu bus yang aku tumpangi nyampek di hotel, aku kirim
pesan ke si Gembul Jihoon. “Nyampek mana? Kami udah nyampek hotel.”
Apa-apaan
coba?
Oh!
Mungkin efek editing dan posting fan
fiction Wanna One, plus online Twitter sebelum tidur yang sempet nemuin
Jihoon berambut merah. Ingatan itu ngendap dan sampai kebawa mimpi.
Udah.
Mimpinya gitu aja. Bahkan, nggak sempet ketemu sama Jihoon dan member Wanna One yang lain. Aku terbangun
karena kebelet pipis lagi. Jadi, mimpinya terhenti.
Selesai
pipis, balik bantal sebelum tidur. Harapannya sih biar mimpi sebelumnya ada
lanjutannya. Hahaha. Tapi, pada fase tidur ketiga mimpinya udah beda lagi.
Aku
ada di sekolah. Aku ingat-ingat di mimpiku sih kayak sekolahku semasa SD. Aku
dan teman-temanku yang lagi asik main, ini temenku nggak jelas siapa tapi yang
pasti berlima dan cewek semua. Kami disuruh pindah kelas. Dari kelas E ke kelas
C. Nah, pas nginget bagian ini masih percaya itu efek editing dan posting fan fiction. Yang baca My 4D’s Seonbae pasti paham nih. Hehehe.
Aku
dan teman-temanku pergi ke kelas C. Tapi, kelas itu sempit dan kotor banget.
Meja dan kursinya juga minim. Ada beberapa murid waktu kami masuk kelas.
Melihat kami dateng, mereka langsung berdiri menyambut dengan sungkan. Aku pun
menjelaskan maksud kedatangan kami, lalu bertanya soal kelas yang kotor dan
meja kursi yang minim. Nginget bagian ini aku merasa jadi Luna. Wkwkwk.
Satu
siswi berwajah blasteran maju dan menjelaskan. Dia bilang kaget liat anak-anak
kelas E disuruh pindah ke kelas C. Padah kelas E kelas unggulan dan kelas C
kelas buangan. Itu kenapa kelasnya sempit dan kotor. Mimpiku drama banget sih! Lalu,
aku bilang nggak papa. Gadis itu dan teman-temannya keluar dari kelas C.
Meninggalkan aku dan teman-temanku.
Aku
mulai mengambil sapu dan meminta teman-temanku untuk mulai membersihkan dan
menata kelas. Kami pun kerjabakti bersihin kelas. Salah satu temenku nemuin
pintu di deket papan tulis. Dia manggil aku, buat ngasih tahu pintu itu. Waktu
aku bilang jangan buka, eh udah keburu di buka sama temen cewek yang aku nggak
tahu dia itu sapa.
Dia
masuk. Aku nyusul. Di balik pintu itu ada kamar yang luas tapi pengap. Di dalam
kamar itu lantainya di tutup karpet hijau. Nggak ada ranjang atau barang
lainnya. Tapi, ada dua bantal dan selimut di atas lantai. Nggak ada jendela
juga. Aku pun merasa ngeri dan ngajak temenku keluar. Aku bilang kamar itu
berhantu. Sotoy banget diriku dalam mimpi.
Entah
kenapa tiba-tiba aku jadi mengecat rak besi di dalam kelas. Rak besinya
berwarna ijo. Aku harus ngecat ulang rak itu. Anehnya, aku sendirian di dalam
kelas itu. Tiba-tiba, pintu di dekat papan tulis itu terbuka. Ini kayak adegan
film horor aja. Beneran drama banget dah mimpiku.
Aku
takut. Tapi, pura-pura cuek. Lalu, kaki telanjang itu muncul dan berjalan
mendekati aku yang sedang jongkok mengecat rak besi. Tiba-tiba muncul sosok
pemuda hitam manis, berjongkok di dekatku. Anehnya di dalam mimpi reaksiku
biasa aja dan malah bertanya, “Oh, jadi kamu yang menghuni kamar itu?”
Pemuda
itu tersenyum dan mengangguk. Aku masih sibuk ngecat rak besi. “Udah lama
tinggal di sini?” Aku bertanya lagi. Pemuda itu senyum dan mengangguk lagi. “Kenapa
kok bisa ada di sini?”
Usai
mengajukan pertanyaan itu, temanku—yang sebelumnya buka pintu di dekat papan
tulis—datang. Tiba-tiba sosok pemuda itu hilang. Temenku ngajak aku keluar.
Tapi pas mau jalan keluar kelas, tiba-tiba aku oleng. Mbliyur kayak mau
pingsan. Temenku sampai menangkap tubuhku yang oleng. “Aku butuh bantuan. Kayaknya
ada yang nggak beres ini.”
Lalu,
aku terbangun. Pukul dua dinihari. Jantung deg-degan. Badan pun tiba-tiba
merasa nggak enak. Ada apa ini? Aku yakin itu mimpi buruk yang berefek ke
fisik.
Karena
mimpi itu terus menggangguku, aku pun cerita ke Tunjung. Bukan tentang trip
sama Wanna One lho ya! Tapi, mimpi di sekolah aneh itu. “Bisa jadi kamu emang
dibawa ke dimensi lain. Ke alam mereka.”
What?!! Mana mungkin?! Lalu,
Tunjung menanyakan detail sekolahnya, dan dia nyeletuk, “Kayaknya itu (nama
sekolah di sensor) deh. Feeling-ku di
situ.”
“Masa
sih? Nah, katamu kan kalau yang diem aja itu arwah ya? Masa iya itu masnya
arwah? Dia masih kayak ABG lho. Item manis gitu masnya.”
“Kan
di situ pernah ada yang kecelakaan dan meninggal. Cowok.”
DEG!
Jadi, semalam itu... “Tapi, kok bisa sih aku dibawa ke alam mereka?”
“Bukannya
itu sering ya? Gini, kalau kita tidur itu kan sukma kita jalan-jalan. Nah, bisa
jadi itu kamu papasan trus di ajak ke dimensi mereka. Itu cara mereka
berkomunikasi sama kamu.”
Emang
bukan yang pertama sih. Waktu masih parah-parahnya mau lepas sama Mbak Cantik Yang
Ngaku Cinta Ke Aku juga pernah mimpi kayak gitu. Untungnya Tunjung datang dan
membawaku pergi ke jalan yang benar. Entah jadinya apa kalau Tunjung nggak
datang dan aku ikut mbak itu.
Kalau
di sekolah gitu emang sering. Sebelumnya seringnya cewek yang dateng. Kayak
yang aku lari di kejar cewek cantik di salah satu sekolah tempat aku pernah
menimba ilmu. Itu kata Tunjung si cewek emang ada di sekolah itu. Dia cuman mau
ngasih tahu aku kalau dia ada di sana. Aku parno dia Mbak Cantik Yang Ngaku
Cinta Ke Aku. Makanya aku lari. Padahal kata Tunjung, mbaknya baik. Wkwkwk. Aku
takut tahu! Makanya lari.
Di
buku AWAKE juga pernah dibahas.
Bagian #5, Gadis di Jendela Lantai III. Yang penasaran beli AWAKE ya. Kekeke. Atau cari di blogku.
Kayaknya ada.
Entah
beneran atau hanya efek pikiran, mimpi semalem emang sempet bikin pikiran dan
fisik agak kacau. “Nggak perlu degan ijo. Ntar juga netral sendiri.” Tunjung
dengan santainya. Tapi, alhamdulillah selepas zhuhur badanku udah enakan.
Sekian.
Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih.
Tempurung kura-kura, 24 Juli 2018.
- shytUrtle -
0 comments