Review Mystified (2019)

07:02

Mystified (2019)



From iflix com

Starring: KarylleIza CalzadoSunshine DizonDiana Zubiri

Director: Mark Reyes V

Four witches Althea, Kathalina, Helena and Adela find themselves in a new world trying to fit in - a world where no one believes in magic anymore. How can this Coven of 4 defend the modern world from evil forces when their supernatural being and powers have been reduced to near extinction? Starring: Iza Calzado, Karylle, Diana Zubiri, and Sunshine Dizon - the original ensemble cast of "Encantadia".

Empat penyihir Althea, Kathalina, Helena dan Adela menemukan dirinya dalam sebuah dunia baru mencoba untuk menyesuaikan diri - dunia di mana tidak ada yang percaya pada sihir lagi. Bagaimana Coven of 4 ini dapat melindungi dunia modern dari kekuatan jahat ketika keberadaan supernatural dan kekuatan mereka telah berkurang mendekati kepunahan? Dibintangi: Iza Calzado, Karylle, Diana Zubiri, dan Sunshine Dizon - pemain ensembel asli "Encantadia".



Ini pertama kalinya bagi saya menonton film asal Filipina. Tertarik dengan film ini karena mengangkat kisah tentang penyihir wanita. Yuk, simak ulasan tentang filmnya.



Mystified merupakan film orisinal iflix asal Filipina. Film ini mengisahkan tentang empat orang penyihir wanita yang berusaha memerangi kejahatan penyihir putih yang haus kekuasaan dan membelot kemudian menjadi penyihir hitam.

Di masa lalu, empat penyihir cantik Althea, Adela, Kathalina, dan Helena berhasil melumpuhkan penyihir jahat bernama Helga dan menyegelnya di dalam sebuah Portalis. Ketua Dewan dari klan penyihir putih tak setuju untuk membinasakan Helga karena ia berharap Helga akan sadar dan kembali ke jalan yang benar.






Ketua Dewan pun mengirim empat penyihir wanita itu untuk hidup membaur dengan manusia biasa dan mengejar para pengikut Helga.

Dalam misi menangkap Helga, seorang murid bernama Clara turut dikirim ke medan perang. Clara tewas oleh ulah Helga demi melindungi Adela. Althea yang meminta Adela menjaga Clara pun marah. Keduanya saling menyalahkan dan memutuskan bekerja tidak dalam tim. Kathalina dan Helena pun tidak bisa berbuat banyak. Mereka turut pergi untuk menempuh jalan masing-masing.

300 tahun kemudian, empat penyihir yang dikenal sebagai Coven Empat Penyihir sudah hidup layaknya manusia biasa.

Adela bekerja sebagai dosen di sebuah universitas. Ia memiliki seorang teman dekat bernama Miguel. Tapi, ia membatasi diri agar tak jatuh hati karena itu termasuk salah satu larangan dewan.



Althea menjadi seorang dokter. Ia bekerja di sebuah rumah sakit dan memiliki seorang pasien kanker anak-anak yang sangat ia sayangi.



Kathalina bekerja sebagai seorang wedding organizer. Ia sangat menyukai pekerjaan itu.



Helena bekerja sebagai vloger dan mempunyai sahabat seekor katak hijau.



Walau dilarang menggunakan sihir untuk mencampuri takdir manusia, keempatnya tidak bisa tinggal diam ketika melihat manusia dalam kesulitan. Hal itu membuat dewan marah. Karena, jika keempatnya terlalu sering menggunakan sihir mereka, maka kekuatan portalis akan menurun dan Helga akan bebas.

Suatu malam para pengikut Helga, Zarda dan Violet tiba-tiba muncul. Mereka menyerang Coven Empat Penyihir. Karena terlalu banyak menggunakan sihir, kekuatan portalis melemah dan Helga berhasil kabur. Pasukan Helga menerobos kuil dan menyelematkan Helga.




Kuil pun dibuat kacau. Helga berhasil lolos dan mendapatkan tubuh barunya. Bersama anak buahnya, ia kembali menyusun kekuatan untuk membebaskan tuan mereka yaitu Luvictus yang di segel di dalam sebuah meteor.




Untuk membebaskan Luvictus, Helga membutuhkan Kit, salah satu biksu penghuni kuil yang merupakan kunci kebebasan Luvictus. Helga pun berhasil menangkap Kit dan menggunakannya sebagai kunci pembebas Luvictus.




Seperti yang saya katakan tadi di atas bahwa ini adalah film Filipina pertama yang saya tonton. Bahasa mereka sangat asing di telinga. Dialog yang dicampur dengan Bahasa Inggris membuat saya seolah menonton film Bollywood. Dialog film Bollywood sering kali dicampur aduk dengan Bahasa Inggris.

Kalau untuk efek visualnya memang masih jauh jika dibanding dengan film sihir dari Cina. Nggak beda jauh sama film Indonesia lah. Untuk adegan laga juga masih terlihat kaku. Tapi, film ini menampilkan visual-visual yang sempurna. Tokoh Coven Empat Penyihir terutama. Keempatnya cantik dan seksi. Lalu, untuk tokoh antagonis juga cantik-cantik dan seksi-seksi. Untuk pemeran cowoknya macho-macho. Miguel walau dandannya cupu tetep macho. Hehehe.

Dari segi cerita boleh dibilang umum. Penyihir putih melawan penyihir hitam. Coven Empat Penyihir juga terdiri dari empat penyihir dengan kemampuan sihir berbeda. Kalau menurut saya pribadi untuk battle ending kurang gereget. Tapi, menggemaskan juga. Karena ada adegan para penyihir memakai cara kuno dengan menaiki sapu terbang saat melawan Helga yang berubah jadi monster. Malah ada diselipi adegan kocak saat Althea membuat perisai pelindung dan sudah tidak kuat lagi, tapi ketiga rekannya sibuk berdiskusi dan mengabaikan dirinya yang teriak-teriak bilang bahwa tak mampu lagi menahan serangan Helga dengan perisainya.

Walau temanya penyihir, film ini juga menyelipkan kisah persahabatan empat gadis penyihir. Ada kisah cinta yang terselip. Bukan hanya kisah cinta sepasang kekasih, tapi juga kisah kasih antara dosen dan anak didiknya, juga dokter dan pasien. Ikutan nyesek waktu adegan Althea gagal nolong pasiennya dengan ramuan sihir yang ia buat.

Benar kata Kit, sihir yang kita punya hanya mampu menolong manusia tapi tidak bisa merubah mereka.

Ending-nya nggantung. Mungkin ntar bakalan ada sekuelnya? Kita tunggu saja.

Sekian ulasan dari saya. Maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat dan selamat menonton.

Photo by: Google search


Tempurung kura-kura, 13 Oktober 2019.
- shytUrtle -

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews