[BTS] Novel AIR
04:54
[BTS] Novel AIR
Catatan
yang tertunda setahun lamanya T.T
Maafkan
emakmu ya, Sayang. Baru sekarang bikin tulisan tentang kelahiranmu.
Feel wow banget karena
pakek istilah BTS. Hahaha. Bukan Bangtan
Boys lho ya. Bukan pula behind the
scene. Tapi, behind the story.
Yey!!! Tepuk tangan. Hahaha. Apaan dah ini.
Alhamdulillah
akhirnya proses kelahiran anak ketujuh yang bernama AIR lancar. Bener kata Mbak
Bidha, “Anak ketujuh tho? Tenang. Nanti kamu pasti dapat pitulungan.” Alhamdulillah
beneran dapat pertolongan. Prosesnya lancar dari awal sampai akhir.
Novel
AIR ini kelar ditulis November tahun 2016 lalu. Isi kepala masih Lexi mulu dah.
Hahaha. Dan, aku pernah bilang kan kalau dari pertemuan singkat sama cowok trail rider yang sampai sekarang masih
aku panggil Lexi. Setelah ide untuk anak keenam, novel Cintaku Bersemi di Kios
Bensin. Muncul lagi beberapa ide. Nah, Air ini salah satunya.
Hal
yang paling aku syukuri sampai saat ini adalah Tuhan selalu memberiku ide di
saat yang tepat. Dia benar-benar memberikan apa yang aku butuhkan.
Begitulah
yang terjadi pada AIR. Ketika ada ide, nemu info lomba Sweet and Spicy di Twigora. Infonya nggak sengaja lewat di beranda.
Tuhan benar-benar Maha Asik. Ide sesuai sama tema dan ketentuan lomba. Aku pun
memilih tema Sweet.
Kak
Riskaninda juga kasih info tentang lomba ini. Dan, mendukungku untuk ikutan.
Bahkan, beliau siap mendampingi selama proses menulisnya.
Dan,
majulah aku. Menulis novel AIR.
Kenapa
judulnya AIR sih? Kenapa ya? Itu kata yang muncul di otakku sih. Dan, kenapa
nama karakter utamanya juga Air?
Waktu
itu konsep yang ada di kepala pengen bikin tokoh dengan nama tiga unsur utama
kehidupan: air, api, dan udara. Mulai nyari nama. Entah kenapa kok sreg sama
Air daripada Tirta atau Banyu. Untuk udara, aku pilih Bayu. Umum banget ya
namanya. Tapi, aku suka. Api yang agak susah. Setelah googling, nemu nama
Aidan. Jadilah pakai nama Air, Aidan, dan Bayu. Tiga bersaudara yang beda
banget karakternya.
Untuk
nama Dewanta Arkan, nggak sengaja nemu di tengah pencarian nama. Aku suka.
Jadilah dipakai juga. Hehehe.
Kalau
Uni... suka aja sih. Simpel. Menur itu sih nama tokoh yang aku dedikasikan
untuk Mbak Siti Maimun. Hehehe.
Proses
nulisnya emang nggak sekilat Cintaku Bersemi di Kios Bensin yang hanya kelar
dalam waktu sepuluh hari. Tapi, alhamdulillah lancar. Bisa kelar sebelum deadline.
Udah
baca contoh novel Sweet-nya juga.
Dan, genre dari lomba ini dewasa. Jadi, ya jujur aja agak kesulitan. Hahaha.
Jadi inget celetukan Rismon. Penulisnya aja belum kawin, mau nulis novel yang
ada adegan kawinnya. Begitu kira-kira ujarnya. Hahaha. Nggak harus kawin dulu
kan buat nulis novel yang ada adegan kawinnya. Duh! Apaan ini dah!
Tapi,
beneran. Karena genre-nya dewasa jadi ya emang ada adegan dewasanya. Tapi,
nggak porno atau terlalu vulgar. Jujur aku nggak bisa buat nulis yang vulgar.
Kelar
tulis dan edit. Kirim dah buat lomba. Tapi, sayangnya aku belum beruntung.
Emang nggak yakin menang sih. Pesaingnya berat-berat. Tapi, senang lah bisa
ikut lomba di Twigora.
Selanjutnya
novel AIR, aku lamarin ke Stiletto Book. Tapi, lagi-lagi belum beruntung.
Akhirnya kembali pada jalur indie lagi. Dan, kali ini memilih kerjasama dengan
Stiletto Indie Book. Akhirnya, pada Oktober 2017 anak ketujuhku, AIR terlahir
ke dunia lewat bantuan Stiletto Indie Book.
Dalam
prosesnya sempat mengalami revisi. Untuk cover juga sempat revisi karena aku
typo menuliskan nama Kak Riskaninda sebagai salah satu endors dari novel AIR.
Alhamdulillah, selebihnya lancar hingga AIR tiba di pangkuanku.
Dua cover yang sempat typo nama Kak Riskaninda.
Cover jadi.
Terima
kasih pada Tuhan YME atas ide dan segala kemudahan yang diberikan selama proses
penulisan hingga lahirnya AIR.
Terima
kasih untuk semua pihak yang membantu dalam proses kelahiran AIR.
Terima
kasih, shi-gUi. Yang selalu ada untukku.
Maaf
catatan ini sama tertunda setahun lamanya. Hiks!
Tempurung
kura-kura, 11 Oktober 2018.
-
shytUrtle -
0 comments