#OneYearWithLexi 05 Juli 2016 - 05 Juli 2017.
04:22
#OneYearWithLexi 05 Juli 2016 - 05 Juli
2017.
Selama masih ada harapan, seseorang pasti
mampu bertahan. Dalam hal apa pun. Dengan harapan itu pula, aku bisa bertahan.
Hingga tak terasa sudah setahun berjalan. Harapan untuk bisa kembali bertemu
dan memberikan novel itu dengan tanganku sendiri sebagai ucapan terima kasih.
05 Juli 2016. Hari terakhir di bulan
Ramadhan. Di bengkel Gayatri Rojokoyo Kebonsari.
Berulang-ulang aku menulis tentang kisah
ini. Mungkin kalian yang membacanya pun mulai bosan. Maafkan aku. Tapi... Ah!
Sudah lah! Tidak perlu ditulis ulang kan? Aku cantumkan saja link-link
postingannya agar jika kalian ingin membacanya kembali. Kalian tinggal membuka
link-link itu.
Sejak aku menyebutnya sebagai Hantu Lexi
yang hilang bagai jarum di dalam tumpukan jerami dan membongkar kisahnya ke
publik. Ia pun menjadi perhatian teman-teman dekatku. Maaf ya. Kamu jadi begini
tenar. Bahkan sebelum kita saling mengenal.
Bagi orang-orang dekatku di Sarang
Clover, aku gila. Ya, gila karena pencarian ini. Tapi, bagi beberapa teman
dekatku di dunia maya. Aku ini sedang jatuh cinta.
Eh? Jatuh cinta? Tidak! Tidak! Aku rasa
tidak. Semudah itu kah orang jatuh cinta? Ya walau ada artikel yang mengatakan
hanya butuh waktu delapan detik saja untuk jatuh cinta. Bagiku tetap saja itu
tidak mungkin.
Terlalu dini untuk mengatakan aku jatuh
cinta. Sampai detik ini aku hanya bisa menyimpulkan bahwa ini efek baper saja.
Baper pada tokoh yang aku ciptakan sendiri dalam ceritaku. Itu saja.
Kalau untuk menyebutnya jatuh cinta...
rasanya tidak mungkin. Tapi, terlepas dari jatuh cinta atau hanya baper saja,
aku tetap nyari kamu. Bahkan sampai setahun berjalan. Entahlah itu apa namanya.
Entah aku sudah pernah menuliskannya atau
belum. Tapi, kehadiranmu memberi motivasi tersendiri bagiku. Tahu kah kamu,
jika aku bertekad untuk sembuh dari anxie karena salah satu alasannya adalah
kamu?
Kita bertemu di bulan Juli. Dalam waktu
sepuluh hari aku selesai menulis novel yang terinspirasi dari pertemuan singkat
kita itu. Di tengah proses penerbitan dan pencarian, pada bulan Agustus aku kembali
terserang anxiety parah.
Ah ya, anxie atau anxiety itu gangguan
kecemasan. Ya, penyakit jiwa memang.
Serangan pada bulan Agustus itu adalah
serangan terdahsyat yang pernah aku rasakan. Yang efeknya membuatku semakin
takut keluar rumah, takut nyetir motor sendiri. Bahkan karena hampir depresi,
aku sudah memutuskan untuk berobat ke psikiater saja. Aku merasa aku
benar-benar sudah gila karena mengidap anxie.
Orang-orang terdekat memberi support.
Mereka bilang aku tak perlu psikiater. Aku bisa menyembuhkan diriku sendiri.
Yang aku butuhkan adalah banyak keluar dan melawan ketakutanku.
Lalu, seingatku ada yang berkata
demikian. "Kalau kamu kalah terus sama anxie, gimana kalau ntar ketemu
Lexi? Kamu mau udah ketemu trus pingsan di depan dia?"
Aku jadi mikir, ngebayangin hal itu. Ih!
Nggak lucu juga kalau aku pingsan di depan umum. Aku pun bertekad untuk bangkit
dan melawan anxie yang terus berusaha melemahkan aku.
Yap! Kamu jadi salah satu motivasiku
untuk sembuh. Bahkan, di tengah perjuangan untuk sembuh itu. Pernah aku nekat
pergi karena ada informasi katanya tanggal sekian akan ada event di tempat bla
bla.
Pagi-pagi aku pergi. Mengabaikan tanganku
yang gemetaran dan pandanganku yang mulai kabur. Nekat nyetir sendiri menembus
dinginnya udara pagi. Menuju ke tempat bla bla itu. Dengan harapan bisa ketemu
kamu. Tapi, hasilnya nihil. I found nothing there.
Nyesel? Nggak. Kalau aku nggak melalui
semua fase itu. Aku nggak akan sampai di titik ini. Titik yang aku bisa kembali
menikmati kebebasanku sebagai manusia yang sehat.
Karena kamu juga, langsung muncul empat
ide cerita dengan tokoh utama laki-laki seorang trail rider. Yang kemudian aku
rangkum dalam author vs. trail rider series. Novel pertama sudah terbit. Iya
novel yang mau aku kasih ke kamu itu. Judulnya Cintaku Bersemi di Kios Bensin.
Novel kedua inshaa ALLOH terbit tahun ini. Novel ketiga sedang proses
penulisan.
Amazing kan? Tuhan Maha Asik memang. Dari
pertemuan sekejap mata itu, Dia menghadiahiku banyak ide. Perantaranya ya kamu.
Kadang pun aku jadi mikir gini, kisah ini
Tuhan yang nulis apa aku aja yang berusaha menulisnya. Maksudku... Ah! Semua
nggak akan terjadi kalau bukan karena kehendak-Nya kan? Lalu, apa maksud Tuhan
nulis kisah ini dan menjadikannya sebagai bagian dari hidupku?
Setelah menulis kisah ini, nggak hentinya
Tuhan ngajak guyon. Tiap kali aku mau nyerah dari nyari kamu. Tuhan ngasih
kejutan yang bikin aku semangat lagi. Berharap lagi. Tuhan Maha Guyon. Sungguh
seneng guyon.
Trus, aku kudu piye?
Selama rasa penasaranmu itu masih
menggebu-gebu. Nggak akan ada petunjuk. Tapi, lek atimu wes lerem. Hatimu
tenang. Pasti muncul dengan sendirinya.
Ini lho! Kadang udah niat lepas aja.
Tapi, tiba-tiba Tuhan ngajak guyon lagi. Aku berharap lagi. Tuhan... ini maksudnya
apa tho? Sedang Engkau tahu gimana makhluk-Mu ini ketika sedang penasaran.
Ampun!!!
Aku nggak pernah bilang aku benci sama
anak trail. Hanya saja, aku rada nggak suka sama tingkah beberapa dari mereka
yang pernah aku temui di jalan. Trus, Gusti ALLOH mempertemukan aku sama kamu.
Aku dapat ide nulis tentang anak trail. Aku nyari informasi. Trus nulis. Trus
mikir, dunia trail rider seru juga. Trus, aku nyari kamu kayak orang edan. Tiap
ada kawanan rider lewat, jadi menggila. Eh? Jangan-jangan di antara mereka ada
kamu?
Ampun! Apa ini kutukan? Aku ndak benci
lho ya. Hanya sedikit nggak suka. Sekarang? Jungkir balik dunia kura-kura.
Dan aku jadi kayak pemburu trail rider.
Tiap ada kawanan rider yang lewat. Langsung cekrek! Kayak paparazi yang lagi
nguber artis terkenal. Oh my!!! Benar-benar jungkir balik dunia kura-kura.
Mencari teman trail rider sebisa mungkin.
Lalu, bertanya pada mereka apa mereka kenal kamu sambil nunjukin gambar sketsa
wajahmu.
Padahal aku tahu, sesama pecinta motor
trail bukan berarti saling kenal kan. Di dunia kpop pun begitu. Tapi, ya tetep
aja aku tanya ke mereka. Untungnya mereka baik-baik. Tapi, inilah faktanya.
Udah setahun, masih belum ada titik terang.
Menurutmu, aku harus gimana? Tetap maju atau
udah berhenti aja di sini?
Sebenarnya aku mencoba ngumpulin semua
tentang kamu yang pernah aku tulis. Tapi, ternyata itu nggak mudah. Harusnya
dari dulu aku menyimpan dengan rapi semua tentangmu. Maaf ya...
Terima kasih. Kehadiranmu yang sesaat
memberiku banyak kejutan sepanjang setahun ini. Jika masih ada jodoh, kita
pasti akan bertemu lagi.
Sekali lagi, siapapun kamu, terima kasih.
Semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi. Agar aku bisa mengucap terima
kasih itu secara langsung.
Tempurung kura-kura, 07
Juli 2017.
. shytUrtle .
0 comments