My Curious Way: [170719] Road to Wana Wisata Winong (WWW atau W3).
05:02
My Curious Way: [170719] Road to Wana
Wisata Winong (WWW atau W3).
Akhirnya! Bisa juga mengunjungi wana wisata
ketiga yang berada di kawasan Wajak ini. Perjalanan kedua setelah hiatus ye.
Yap! Inilah cerita tentang perjalanan mengunjungi Wana Wisata Winong yang juga
dikenal sebagai WWW atau W3.
Kemarin itu perjalanan dadakan sih. Tanpa
rencana. Selasa siang, saat sampai di rumah Nduk Ra bilang kalau hari Rabu dia
libur.
"Ayo main ke mana gitu lho, Ma. Kan
selama liburan sekolah aku nggak ke mana-mana," pinta Nduk Ra.
Iya juga sih. Selama liburan sekolah dia
emang di rumah aja. Nggak main ke mana-mana. Pasca lebaran dia jatuh sakit.
Jadinya liburan yang sebulan itu cuman dihabisin di rumah aja.
Ok! Nggak papa lah kita keluar. Aku ajuin
izin lagi dah. Demi anak. Hehehe.
Awalnya Nduk Ra ngajak main ke Museum
Panji. Dia sih tertarik sama kolam renangnya itu. Suka banget renang dia. Aku
iyain aja. Kan emang tujuannya nyenengin dia.
Tapi, ternyata Nduk Ra belum boleh renang.
Bingung lah nyari alternatif lain. Nduk Ra maunya ke hutan pinus. Tapi, nggak
mau aku ajak ke Ledok Ombo Bedengan. Maunya ke Hutan Pinus Semeru (HPS) aja.
HPS? Aduh! Omma-nya yang bertugas jadi joki
motor ini yang masih apa ya semacam trauma jalur ke HPS. Emang lihat postingan
temen di Facebook, itu HPS makin bagus. Tapi, jalurnya itu lho bikin capek
duluan. Hehehe.
Trus, keinget Wana Wisata Winongan
(sebelumnya aku kira Winongan. Ternyata cuman Winong) yang kapan waktu lalu
pernah dikirim screen capture-nya ke aku sama Mbak Jamile. Trus, kapan hari
juga lihat postingan foto-foto Dedik—temen SMA ku-yang lokasinya di WWW itu.
Gimana kalau ke sana aja?
Hurray!!! Nduk Ra setuju!!!!
As always ya. Langkah pertamanya adalah
mencari informasi tentang lokasi wana wisata. Sebelumnya, beberapa waktu dulu
setelah nerima screen capture Wana
Wisata Winong. Aku udah nanya-nanya ke Sam Comenk dan mendapat panduan arah
menuju ke lokasi. Tapi, berhubung Dedik udah pernah ke lokasi. Aku pun langsung
mengirim PM dan bertanya-tanya tentang Wana Wisata Winong.
Lewati pertanyaan soal HTM. Udah jadi
rahasia umum kalau HTM ke wana wisata itu ya bayar parkir doang sebesar Rp.
5.000,-
Di Bedengan, Ledok Amprong, HPS, dan
Kampung #6 juga segitu. Yang beda di Boon Pring aja. Ada bayar parkir dan HTM
juga.
Ini informasi tentang wisata Boon Pring
Andeman.
Pertanyaan wajib lainnya adalah tentang
rute dan kondisi medan dari jalur yang akan ditempuh. Ini untuk persiapan fisik
tunggangan dan jokinya. Plus mental jokinya. Hehehe. Jokinya orang abnormal
soalnya. Dan lagi, Nduk Ra udah semakin gede. Boncengan tiga kalau jalurnya
susah kayak HPS sih bukan ide bagus dan bukan pilihan bijak. Kecuali jokinya
handal dan normal.
"Nggak papa, Ma. Aku tak jalan kaki
kalau jalannya susah," kata Nduk Ra.
Hello!!! Sayang, jalur ke HPS—yang ndak
penak alias susah-itu tidak pendek. Kalau jalan kaki, bisa gempor itu kaki yang
kayak kaki belalang. Last choice sih balik ke Kampung #6 aja. Biar jalan
kakinya ndak jauh-jauh amat. Cukup di tanjakan deket pintu masuk area wana
wisata aja.
Alhamdulillah wa syukurillah... Kata Dedik
jalurnya aman. Dekat jalan raya utama. Ndak sesulit jalur ke HPS atau ke
Kampung #6. Ok! Deal ke Wana Wisata Winong.
Rencana awal berangkat jam delapan
seperempat pagi. Tempatnya kita nggak tahu. Jadi, mending berangkat agak pagian
karena harus mencari lokasinya dulu.
Sam Comenk udah ngasih petunjuk lengkap
sih. Dan, lokasi emang berada di jalur yang dilewati siapa aja yang mau ke HPS.
Tapi, masalahnya. Dulu pas ke HPS kita kan nyasar. Jadi nggak lewat jalur umum
yang ditempuh kebanyakan orang. Pulangnya doang lewat jalur itu. Dan, aku udah
rada-rada lupa juga. Heuheuheu...
Karena suatu hal, kami berangkat pukul
sembilan tepat. Bertiga menungganggi Jagiya.
Dari pasar Wajak itu terus ke selatan. Di
pertigaan Codo, belok kiri. Rutenya sama kok kayak ke HPS. Belok kiri di pasar
Codo itu terus aja. Ikutin jalan utama. Nanti ketemu perempatan, belok kanan.
Aku sempet salah jalur. Pilih jalan yang
lurus. Merasa ada yang nggak beres, berhenti dan nanya seorang ibu yang lagi
jalan. Coba ngikutin truk di depan kami, ikut belok kanan, nggak bakal nyasar
deh. Untung nyasarnya nggak kejauhan. Setelah nanya, balik lagi ke jalur yang
benar. Hehehe.
Ikuti jalan utama dan temukan pohon
beringin di tengah jalan utama. Kalau nggak salah lokasi itu namanya Pasar
Nggarotan. Nah, di beringin itu belok ke kanan. Terus ikuti jalan utama yang
rada sempit dan berkelok-kelok. Deket kok dari beringin. Di kelokan udah ada
spanduk Wana Wisata Winong. Dan dari jalan menurun itu udah keliatan lokasi
wana wisatanya.
Jadi, lokasi wana wisatanya ada di sebelah
kiri tepat setelah jalan menurun. Tepat di pinggir jalan utama yang beraspal
halus mulus. Cuman agak sempit dan harus berbagi dengan truk-truk pengangkut
pasir. Masuk ke lokasi jalannya tanah. Tapi, udah rata. Area parkir deket di
dekat pintu masuk. Mobil juga udah bisa masuk lokasi.
Harga tiket masuk ke W3 sama kayak di HPS
dan Kampung #6. Cukup bayar parkir aja. Rp. 5.000,-
Murah banget ya. Karena masih proses
pembangunan juga, kita nggak dapat karcis di parkirnya. Sama kayak di Kampung
#6 lah. Kalau di HPS udah dapat karcis. Di sini, dapat nomer.
Jangan khawatir. Tempat parkirnya aman. Dan
luas, juga teduh. Karena berada di bawah pepohonan kayak di HPS.
Nah, di atas area parkir. Kita disambut
taman yang ada tulisan-tulisan uniknya. Jadi, dari parkiran, jalan dikit udah
bisa selfie-selfie di taman pembuka itu. Taman yang kemudian aku sebut dengan
taman zodiak. Karena, selain tulisan-tulisan unik, ada papan bertuliskan
nama-nama zodiak.
Langsung deh berburu Cancer. Sayangnya
papan tempat zodiak Cancer di paku, berada di pohon yang letaknya deket tangga
dari tanah dan di kelilingi bunga-bunga perdu. Jadi, agak susah kalau mau take a selca sama Cancer. Poor me! Fotonya tulisan Cancer-nya
jelas. Tapi, ekspresiku apa banget dah!
Video Taman Zodiak W3
Dari taman zodiak, turun dan kembali ke
jalan utama. Dari jalan utama jalan kaki menuju area utama. Di jalan masuk,
kita ketemu palang kayu kayak di Boon Pring. Jadi keinget Heavenly Forest lagi.
Hehehe.
Setelah melewati palang kayu. Eh! Bukan
palang kayu. Tapi, pintu dari kayu yang bentuknya sederhana. Mirip pintu-pintu
peternakan di Eropa gitu lho.
Setelah melewati pintu kayu itu, kita
disambut jalan lurus yang di atasnya tergantung payung-payung warna-warni. Yap!
Kayak di HPS emang. Selain payung tergantung, ada bola-bola warna-warni yang
juga tergantung.
Jalannya tanah, tapi udah rata. Dan, karena
udah nggak musim hujan. Jadi, nggak becek.
Video #1
Video #2
Dari pintu masuk ke area utama itu deket
banget jalannya. Lokasi utama terbagi menjadi dua. Sebelah kanan dan kiri.
Lokasi sebelah kanan daratan datar. Ada
payung-payung, gazebo, dan bangku-bangku kayu buat duduk. Ada tulisan-tulisan
unik di atas papan kayu yang di paku di pohon juga.
Di area sebelah kanan ada satu area yang
dilabeli "Area Matematika Alam". Ada penggaris di gantung dan
pejabaran rumus Phytagoras.
Di area sebelah kanan juga ada gazebo
besar. Ada hammock juga. Kayaknya buat disewa kayak di HPS sih. Tapi, nggak
sebanyak dan sewarna-warni di HPS. Mungkin karena masih taraf pembangunan itu
kali ya.
Di area sebelah kanan ini juga terdapat
toilet. Jadi, yang beseran kayak aku. Don't worry, be happy. Udah ada toilet
yang airnya mengalir lancar sampai tumpah-tumpah. Ada lampunya juga. Jangan
lupa matiin lampu dan air setelah pakai toiletnya ya. Dan, buanglah sampah pada
tempatnya. Di dalam toilet disediakan tempat sampah kok. Dan, toilet yang
terdiri dari dua bagian itu ada tulisan pria dan wanita. Jadi, jangan sampai
salah masuk. Ntar dikira nggak bisa baca. Hahaha.
Jangan lupa bayar juga setelah pakek
toiletnya. Walau nggak ada yang jaga, disediain kotak buat bayar. Murah kok.
Rp. 2.000,- aja. Harga yang murah buat toilet yang bersih dengan air mengalir
melimpah ruah. Dan lampu putih terang yang membuat toilet jadi nggal gelap.
Jadi, jangan cheating dengan nggak bayar ya.
Kantin ada di area sebelah kanan. Berjajar
di dekat tanah lapang yang kayaknya ntar bakal jadi camping ground.
Satu sap di atas area tanah lapang, ada
bakal kolam renang yang kata Bapak yang jaga parkiran masih dilukis. Kotak
kolamnya udah jadi. Tapi, katanya masih di lukis. Mungkin temboknya mau di
lukis gambar lucu-lucu gitu. Karena, kayaknya itu kolam buat anak-anak.
Di dekat kolam juga ada dua bangunan.
Mungkin itu ntar jadi kamar mandi buat membersihkan diri dan ganti.
Video area kanan
Ganti ke area sebelah kiri. Di area sebelah
kiri ini tata tanahnya menanjak. Makin naik makin keren. Tidak ada
payung-payung tergantung di area sebelah kiri. Tapi, ada banyak gazebo dan
tulisan-tulisan unik. Bahkan, aku menemukan tulisan Jawa di salah satu papan.
Hayo, sapa yang bisa baca?
Sampai puncak ada gazebo. Sayangnya aku
nggak naik sampai puncak. Capek. Hahaha.
Hati-hati jalannya. Soalnya bisa kepleset
di tangga tanahnya. Licin.
Di area sebelah kiri ada spot selfie yang
romantis buat foto berdua sama pasangan. Ada background hati yang dihiasi
bunga-bunga. Cucok deh buat foto berdua sama pasangan.
Pas diparkiran ngobrol sama Bapak yang jaga
parkir. Katanya selain kolam renang, W3 ini nantinya juga akan membuka jalur
menuju gunung.
"Gunung Semeru, Pak?" tanyaku.
Maklum, setahuku dari HPS bisa ke Semeru. Kali aja W3 ini juga punya akses yang
sama.
"Bukan, Mbak. Di sana kan ada gunung
kecil. Nah, nanti itu bakal di buka jalur menuju ke sana." jawab bapaknya.
"Woa! Keren dong, Pak! Kapan-kapan
saya harus ke sini lagi kalau jalurnya udah di buka." aku antusias.
"Iya, Mbak. Itu di sana juga masih di
bangun. Luas ini nanti jadinya."
Siap! Tetap masukin W3 dalam list, buat dikunjungi lagi ntar kalau
pembangunannya udah selesai. Seru banget kan ada kolam renang buat anak-anak.
Dan, jalur ke gunung buat yang demen ngalas.
Kalau ramai sih kemungkinan bakal kayak di
HPS gitu. Semua kursi full. Tapi, kemarin kami ke sana pas nggak hari libur.
Jadi, banyak kursi kosong. Eh, kursi. Bangku kayu.
Ngaso, duduk di atas bangku kayu, di bawah
pohon pinus enak banget. Bisa me-refresh
pikiran. Di kantin ada yang jual gorengan juga. Jadi, nikmat banget duduk-duduk
sambil menikmati gorengan panas. Ada menjes goreng dan weci goreng. Murah
banget. Rp. 6.000,- dapat sepuluh gorengan plus bumbu petis yang pedes.
Video#3
Nurut aku, W3 itu gabungan antara Boon
Pring dan HPS. Dengan akses jalan yang mudah, aku yakin wana wisata ini bakal
ramai pengunjung. Apalagi kalau pembangunannya udah kelar.
Next
time
pengen balik lagi ke W3. Terutama kalau jalur ke gunungnya udah di buka. Seru
pasti naik gunung kayak dulu. Hiking. Siapkan fisik dulu ya!
Oya, selain papan-papan kayu dengan tulisan
unik, kita juga disuguhi tempeh-tempeh yang di lukis dan di pajang di pohon.
Lukisannya juga bagus-bagus.
Nggak rugi main ke W3. Jalur sangat mudah
dan HTM murah dengan fasilitas yang udah memadai. Jadi, tunggu apa lagi? Go!
Nikmati indahnya pesona Wana Wisata Winong bersama keluarga.
Sekian. Semoga bermanfaat. Maaf jika ada
salah kata. Terima kasih.
Tempurung kura-kura, 21
Juli 2017.
. shytUrtle .
0 comments