[171008] My Curious Way: Road To Hawai Water Park Malang
05:06
[171008]
My Curious Way: Road
To Hawai Water Park Malang
Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Begitu kata pepatah. Hawai
Water Park emang sempet masuk list tempat wisata yang akan dikunjungi. Tapi,
karena HTM-nya lumayan mahal dan tempatnya lumayan jauh berada di kota. Jadi,
belum terealisasi juga. Sampai aku dapat panggilan tugas jadi baby sitter.
Akhirnya, kemarin di sana lah aku. Alhamdulillah.
Sebenernya lokasi Hawai Water Park itu nggak jauh-jauh amat
dari markas. Hanya saja jalanan kota seringnya macet. Jadi, bisa berasa lama di
jalan. Alhamdulillah hari Minggu kemarin berangkat agak pagian. Jadi, jalan
masih sepi. Kami lewat Blimbing. Lewat fly
over warna-warni penuh lukisan. Tapi, ndak bisa jepret walau motor melaju
pelan.
Lokasi Hawai Water Park Malang itu berada di (ini hasil
googling, hahaha) jalan Graha Kencana Raya, Banjararum, Singosari, Malang.
Masuk menuju lokasi itu kita nglewatin area perumahan yang hening, tenang, dan
asri. Jangan ngiler liat rumah-rumah mewah yang berjajar ya. Hahaha.
Lokasi Hawai Water Park nggak jauh dari pintu masuk. Suer
ya, aku berasa udik banget. Berasa so ndeso I am lah. Dari nama aja emang udah
bisa ditebak kalau Hawai Water Park itu lokasi wisata bagi kalangan menengah ke
atas. Yew, aku yang udik bin ndeso jelas lah dibuat gugup dikit. Hahaha.
Aku ke sana naik motor ya. Jangan kaget kalau di parkiran
nggak ada yang jaga. Karena yang jaga mesin. Untung ada petunjuknya itu mesin.
Jadi, teken tombol hijau. Keluarlah kertas macem... apa sih yang namanya macem
bukti transfer itu. Ah ya! Struk! Lalu, palangnya terbuka dan masuklah kami.
Aku cekikikan sendiri. Menertawakan diriku yang so ndeso
banget. Sesekali emang butuh ya main ke tempat elite macem gitu. Biar ndak ndeso-ndeso amat. Hahaha. Di area
parkir motor ada mas-mas yang jaga. Selepas itu menunggu loket buka. Karena
kita dateng kepagian.
Btw, kita kemarin pergi ke Hawai itu dalam rangka family day yang diadain Indofood. Mas Hadi, ayahnya Nduk Ra kan kerja di Indofood. Jadi, tiap family day dapat jatah liburan satu keluarga. Berhubung bundanya Rara nggak bisa pergi. Digantilah aku sama Thata. Tapi,
karena salah paham. Kami malah beli tiket lagi. Hahaha.
Jadi, setelah loket buka. Kita bisa milih di loket mana mau
beli tiketnya. Mau ke mbak apa mas, pilih aja dah. Kebetulan kami ke mas-mas di
loket paling dekat sama pintu masuk. Kami disambut ramah dan ditanya mau beli
tiket pakek rekening atau kartu kredit apa. Berhubung aku nggak ada kartu
kredit atau ATM, belilah kami dengan cara manual aka bayar pakek uang.
Harga tiket per orang kemarin Rp. 100.000,- plus Rp.
25.000,- buat sewa gelang.
Jadi gini sistemnya di Hawai Water Park. Beli tiketnya per
orang satu ya, tapi kalau rombongan kayak aku kemarin kan berdua sama Thata.
Itu satu gelang bisa buat dua orang bahkan lebih untuk pemeriksaan masuknya.
FYI, di Hawai Water Park ini ketat banget masuknya. Bukannya
nggak bisa baca tulisan di larang membawa makanan dan minuman masuk ya. Tapi,
ada di beberapa tempat wisata yang masih ditoleransi untuk air minum berupa air
putih. Di Hawai Water Park nggak ada toleransi. Karena males balik ke parkiran
buat naruh botol dan nggak sanggup kalau harus habisin karena udah kebelet
pipis. Akhirnya botolnya aku tinggal di tempat pemeriksaan. Hahaha. Tas juga
dibuka, dilihat isinya. Jadi, mending nggak usah bawa bekal atau cemilan.
Karena di dalam udah disediakan.
Masuk area Hawai Water Park disambut dengan taman yang
dipenuhi pohon-pohon dan bunga-bunga replika yang cantik. Ini kalau malem pada
nyala lampunya dan nama berganti jadi Malang Night Paradise.
Ada replika cherryblossom aka sakura. Ada juga replika
pohon-pohon dengan warna unik. Ada patung Lilo and Stitch. Dan patung Princess
Moana dan Maui. Trus ada area bermain buat anak-anak. Ada area selfie dengan
latar Iron Man juga. Eh? Iron Man atau apa ya? Maaf, aku lupa. Nggak sempat
foto juga. Selain itu ada dua perahu dengan lampu-lampu petromax di atasnya.
Bisa di naikin buat selfie perahunya.
Ada taman Smurf juga. Banyak patung dan rumah kurcaci yang
selfiable. Sayang I have no pict di taman Smurf.
Apalagi tujuannya kalau nggak main air? Ya kan. Namanya aja
water park. Ya mari basah-basahan. Hahaha. Awalnya males mau bawa ganti.
Maksudnya males nyemplug kolam. Tapi, mau ngapain daku seharian di sana kalau
nggak main air? Akhirnya bawa ganti. Toh, udah coba renang di Umbulan dan aman.
Sebelum nyemplung kolam, ganti baju dulu yes. Bisa sewa
loker buat naruh barang-barang kita biar aman pas ditinggal main air.
Sewa loker Rp. 10.000,- Sewa ban double sama single-nya aku
lupa. Rp. 15.000,- sama Rp. 10.000,- kayaknya. Kami sewa dua loker kecil, satu
ban single, dan satu ban double total habis Rp. 55.000,-. Itu dapet voucher
sih. Karena ikut rombongan Indofood. Kalau loker gede sewanya Rp. 50.000,-
Kalau mau enak pas main, nggak bingung bawa duit pas main
air kalau pengen beli sesuatu. Isi aja gelangnya sama voucher. Jadi, ntar kalau
pengen beli apa-apa tinggal kasih gelangnya. Nggak usah bingung bawa duit.
Semua barang simpen di loker aja biar aman. Tinggal simpen kunci lokernya aja.
Bisa dipakek gelang kunci lokernya. Jadi aman.
Trus buat yang doyan selfie dan lupa nggak bawa sarung hape
anti airnya, don't worry. Di sana ada jual kok. Rp. 30.000,-
Udah ganti baju, bawa ban, dan mari kita bermain air. Bannya
harus dibawa ke mana-mana lho. Karena kalau hilang, kita harus ganti. Jadi,
bawa banmu ke manapun dirimu pergi. Hehehe.
Dan aku baru tahu kalau wahana di Hawai Water Park itu
banyak banget setelah googling barusan. Ya ampun! Begonya masih dipelihara;
nggak googling dulu sebelum pergi. Cek aja di https://hawaiwaterpark.com
Masuk area air, langsung mencoba yang kayak sungai itu. Ini
aku cek di web-nya namanya Waimea Stream River ama Waikiki Beach. Bentuknya
emang kayak sungai, tapi ombaknya aje gile. Lewat lorong dan diguyur air dari
atas. Bahkan, karena nggak bisa minggirin ban double yang aku pakek sama Thata.
Kami ketiban sial itu diguyur air bah dari puncak. Ampun! Kaget, tapi seru.
Langsung masuk telinga dah airnya. Hahaha.
Ombak di sungai itu juga aje gile. Bikin mabok! Tapi, seru!
Mungkin rasanya tubing kayak gitu kali ya. Tapi, di sungai buatan ini nggak ada
bebatuan yang menghalangi. Paling-paling tabrakan sama ban dari pengujung lain.
Aku cuman separo jalan aja. Nggak kuat sama ombaknya yang bikin mabok tuh.
Thata yang full satu putaran.
Video main air #1
Selanjutnya main di Scuba. Have fun banget di sini. Nyobain
dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Minus yang bentuknya, aku
nyebutnya kapsul. Pokoknya macem terowongan itu. Aku takut karena bentuknya
bulat tertutup. Di dalam pasti gelap dan sempit. Nggak berani ambil resiko
sesak napas pas di dalamnya ntar. Mending nggak deh.
Seru banget main di Scuba ini. Jadi, keinget jaman kecil
dulu kalau main plurutan di kali. Hehehe. Lengkap sih. Ada yang ala-ala
hujan-hujanan juga. Jadi, bener-bener membawaku ke nuansa jaman kanak-kanak.
Btw, pas lagi nungguin Thata main di sungai lagi. Kan duduk
di pinggir kolam Scuba, di bawah payung yang ternyata tempat untuk petugas
lifeguard jaga. Ngobrol lah sama mas lifeguard yang jaga di situ. Nanyain soal
wahana Tsunami. Ternyata Tsunami itu di buka pada jam-jam tertentu aja. Dan,
saat aku nanya ke masnya itu kurang sekitat 30 menit lagi. Sambil nunggu jam
main (?) Tsunami, aku main di kolam Scuba. Nyobain yang paling tinggi.
Lalu, alarm tanda wahana Tsunami akan dimulai terdengar.
Bersama pengunjung lain buru-buru mendekat ke area wahana. Di wahana Tsunami
ini nggak boleh bawa ban. Tapi, boleh pakek pelampung bagi nggak bisa renang.
Dan entah kenapa buat yang cowok di suruh lepas kaos.
Masuk lah aku sama Thata. Karena Tsunami yang entah ke
berapa kali itu di buka pada pukul setengah dua belas siang, bisa tebak
bagaimana panasnya. Aku minggir dulu sama Thata. Ngiyub. Tapi, sama mas
lifeguard-nya disuruh ke tengah.
"Kok harus nengah sih, Mas?" tanyaku. "Nggak
boleh di pinggir apa?"
"Semakin ke pinggir semakin sakit nanti. Bisa-bisa ke
pental ke tembok lho." Kata masnya.
"Hah?! Segitunya ya?"
"Ombak kita nggak main-main lho! Setinggi tiga
meter!"
"Apa?!" Pekik Thata. "Tiga meter?!"
"Iya." Jawab masnya.
"Ya udah aku balik aja!" Thata buru-buru keluar
area wahana Tsunami.
Aku? Tetap tinggal. Sendirian. Ya, sendirian. Di tengah
lautan manusia dan terik matahari yang benar-benar bikin ngap-ngapan. Jangan
tanya apa anxie sempet nyolek apa nggak. Dari mau nyemplung usai ganti baju,
dia udah nyolek-nyolek. Tapi, aku lawan. Aku cuekin. Saat sendirian di dalam
wahana Tsunami, makin getol di nyoleknya.
Mundur atau maju? Rasa penasaranku mengalahkan takutku. Aku
memilih tetap tinggal. Duduk sendiri di tengah lautan manusia. Kapan lagi uji
nyali kalau nggak sekarang. Dan, otak zodiak cancer-ku mulai berkhayal.
Andai... andai... andai...
Tiba-tiba, byur!!! Ombak setinggi tiga meter itu
menghantamku dan menggulung tubuhku yang sendirian di saat aku belum siap pula.
Sukses ke telen airnya. Plus masuk lewat hidung dan telinga. Di ombang-ambingin
sama ombak Tsunami. Habis dihantam, di gulung sampai ke pinggiran. Diseret lagi
ke tengah, digulung lagi. Di lempar ke sana ke mari.
Melawan nggak bisa. Akhirnya hanya bisa pasrah tubuh di
ontang-anting sama ombak. Sambil diem di dalam air, mikir. Mungkin kayak gitu
kali Tsunami beneran. Tapi, tentu lebih dahsyat. Ketika air mulai tenang, aku
berusaha bangun. Sempoyongan jalan ke pinggiran. Telinga kiri budek karena
kemasukan air. Hidung pengar. Dan, tenggorokan ampun dah rasanya habis nelen
air rasa kaporit. Hahaha.
Amazing banget!!! Untung Thata milih mundur. Kalau nggak,
nggak tahu dah bakal gimana. Ada yang nangis juga karena takut.
Kelar nyobain Tsunami, balik ke Scuba. Karena Rara nunggu di
sana. Dari Scuba ganti ke kolam renang biasa yang dalemnya seleherku. Rara main
di kolam anak yang ada tepat di samping kolam itu.
Sebenarnya penasaran sama Rainbow Pool. Biar kayak di
Running Man gitu. Tapi, bentuknya itu kapsul. Jadi, aku nggak berani nyoba.
Kalau masalah ketinggiiannya inshaa ALLOH bisa. Tapi, kapsulnya itu.
Heuheuheu...
Karena udah capek, kami memutuskan untuk ganti pakaian. Ada
tempat bilasnya. Ada yang terbuka dan ada yang tertutup. Harus mau ngantri.
Di ruang ganti ada toilet. Jangan khawatir buat yang ndeso
kayak saya. Toiletnya bukan WC duduk kok. Jadi, nggak ribat kalau mau pipis.
Hahaha.
Usai ganti jalan-jalan lagi bentar. Lalu, makan. Beli makan
bisa pakek gelang yang udah diisi voucher tadi. Atau bisa bayar tunai juga.
Menunya beragam. Tapi, kayake nggak ada yang Indonesia banget. Aku sama Thata
makan nasi kotak teriyaki. Rara makan sosis bakar dan kentang goreng.
Ada mini swalayan yang jual oleh-oleh juga. Di situ bisa
pakek gelang, bisa bayar tunai juga. Kayaknya selama di dalam area, gelang yang
udah diisi voucher bisa dipakai.
Sebelum keluar, tukarkan gelangnya. Ntar uang kita balik Rp.
25.000,- Kalau uang saldo kita digelang masih ada. Uangnya dibalikin. Di sini
juga bisa lihat foto-foto kita selama di wahana. Bisa dicetakin. Cuman aku
nggak tahu bayar berapa. Hehehe.
Parkir motor bayar Rp. 5.000,- Itu bayar pas mau keluar.
Udah nggak ndeso lagi dah. Hahaha.
Well, itu kisah perjalanan di hari Minggu kemarin. Andai aku
googling dulu, pasti lebih banyak wahana yang bisa aku kunjungi. Menyesal itu
selalu belakangan ya. Heuheuheu.
Semoga bermanfaat ya. Maaf jika ada salah kata. Terima
kasih.
Tempurung kura-kura, 10 Oktober 2017.
. shytUrtle .
0 comments