¤ ROLLERCOASTER ¤

03:04

ROLLERCOASTER



.  Genre: 1-3/straight/comedy romance(?)
.  Author: shytUrtle
  .  Main cast:
-          all my lovely shigUi as Oh Yeon Ae
-          Sungkyu Infinite as Kim Sung Kyu
-          L Infinite as Kim Myung Soo
.  Other cast: Infinite: Hoya as Lee Ho Won, Wohyun as Nam Wo Hyun, Sungyeol as Lee Sung Yeol, Sungjong as Lee Sung Jong.
. Special Appearance: Amber Liu f(x), Key SHINee, Kim Sung Je Supernova, After School (Gahee, Raina, Nana, Lizzy, UEE) etc.
. Theme song: Infinite (Cover Girl, Amazing, Julia) etc.


“Love is a rollercoaster.”



Part #3 (ENDING)




* Infinite-Amazing *

Seluruh panitia makin sibuk. Mereka bekerja sama menghias gedung teater. Puncak acara yaitu pentas seni akan digelar disana besok malam. Saking sibuknya, para panitia harus menginap malam ini untuk lembur.

"Yeon Ae tidak ikut?" sambut Woohyun sa'at Myungsoo tiba bersama Sungyeol.

"Eh, lihat itu!" Dongwoo menyikut Amber yang duduk disamping kanannya. "Sejak kapan Myungsoo jadi begitu akrab dengan Sungyeol?"

"Bukankah sejak dulu?" Amber balik bertanya.

"Ish! Kau ini!"

"Eum, iya. Mungkin saja mata Myungsoo sudah kembali normal, jadi dia bisa melihat keberadaan Sungyeol dengan jelas sekarang."

"Masuk akal," Dongwoo manggut-manggut lalu kedua makhluk ini cengingisan bersama.

"Bagaimana persiapannya? Tadi Yeon Ae pamit untuk datang kemari lebih dulu," jelas Sungyeol. "Kemana lagi dia?" Sungyeol menerawang seluruh sudut gedung teater.

"Lumayan, tapi harus kerja keras malam ini," jawab Woohyun.

"Kami juga menunggu Yeon Ae," sahut Amber yang kini berjalan mendekat bersama Dongwoo.

"Akrab sekali? Ternyata kalian bisa akur juga ya," komentar Dongwoo. Myungsoo hanya menyunggingkan senyum kecil dibibir tipisnya.

"Ternyata kalian bisa akur juga ya," tunjuk Sungyeol pada Amber-Dongwoo.

"Ish! Kami ini kan satu tim!" Dongwoo merangkul Amber dan Amber mengangguk membenarkan ucapan Dongwoo. "Kalian yang aneh, kenapa tiba-tiba jadi akrab begitu?!" giliran Dongwoo menunjuk Sungyeol dan Myungsoo.

"Ish! Kami ini kan satu tim!" Sungyeol merangkul Myungsoo menirukan gaya Dongwoo sebelumnya.

"Hih!" Dongwoo benar kesal dibuatnya.

"Dimana Yeon Ae?" Howon tiba-tiba datang menyela. Lima pasang mata itu langsung menatap ke arah Howon. Myungsoo menatap sengit pada Howon, begitu sebaliknya.



"Kau yakin ingin aku hadir?" tanya Sungkyu masih memegang undangan pemberian Yeon Ae ditangan kanannya. Yeon Ae mengangguk dan menatap Sungkyu penuh harap.

Sungkyu menghela nafas. Ia tak yakin apakah dia bisa hadir. Ingin tapi terasa berat, Sungkyu tak berani menyanggupi Yeon Ae. Kenapa Sungkyu merasa terbebani seperti ini? Bukankah selama ini ia merasa jika Yeon Ae membawa kebahagiaan dalam hidupnya. Selain itu bukankah selama ini ia merasa 'sama dan senasib' dengan Yeon Ae. Sungkyu juga seorang piatu, ibunya meninggal karena sakit. Apalagi selama sebulan ini Yeon Ae telah banyak membantunya, lalu kenapa Sungkyu merasa terbebani? Hanya mendatangi undangan pesta ulang tahun kampur, apa sulitnya? Anggap saja itu balas budi, tidak bisakah?

Ponsel Yeon Ae berdering, nama Sungjeong muncul. Yeon Ae segera menerima panggilan itu. Ia terdiam mendengarkan Sungjeong bicara. Yeon Ae sontak berdiri, ia kemudian membungkuk dihadapan Sungkyu dan bergegas pergi.

"Yeon Ae~aa!!" teriakan Sungkyu tak dihiraukannya. Yeon Ae tetap berlari dan pergi meninggalkan Sungkyu. "Hah..." Sungkyu kembali merebahkan punggungnya pada punggung bangku taman. Kembali ditatapnya undangan pemberian Yeon Ae, lalu ia menatap ke arah Yeon Ae pergi. Gadis itu telah lenyap dalam kegelapan malam, tak ada lagi sosoknya.

"Haruskah aku datang?"
***


Yeon Ae berhenti sejenak didepan pintu gerbang kampus. Ia kembali mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. Setelah merasa kuat, ia kembali berlari. Berusaha sekencang mungkin menyusuri koridor kampus untuk cepat sampai pada gedung teater. Sungjeong menelfon, suaranya terdengar panik. Ia mengatakan ada keributan, Howon dan Myungsoo. Hanya begitu saja. Pantas saja jika Yeon Ae langsung panik. Beberapa waktu lalu Myungsoo hampir menghajar Howon ketika pemuda itu tiba-tiba mencegat Yeon Ae. Mungkin saja malam ini perkelahian itu benar terjadi. Bisa gawat jika benar terjadi, Myungsoo dan Howon adalah dua pemeran penting dalam drama esok. Jika terjadi sesuatu pada keduanya sama artinya Yeon Ae mengacaukan semuanya, pertunjukan Gahee dan karya perdana Sungyeol. Yeon Ae tidak akan mema'afkan dirinya sendiri jika itu terjadi.

Yeon Ae membungkuk dan memegang kedua lututnya kembali mengatur nafasnya. Kemudian ia menendang pintu gedung teater yang sedikit terbuka. Eh, apa ini? Mata Yeon Ae melebar. Kenapa gelap dan sepi? Sepertinya tak ada siapa-siapa didalam sana. Kemana perginya panitia? Kemana Woohyun, eh Sungjeong yang tadi menelfonnya? Yeon Ae menelan ludah, didalam sana gelap walau tak sangat gelap. Takut, itu pasti, Yeon Ae takut kegelapan. Otaknya makin tak karuan. Apakah tadi terjadi tawuran massal? Kubu Howon dan Myungsoo? Gambaran itu langsung tergambar jelas dibenak Yeon Ae. Myungsoo dan Howon berada dibarisan paling depan memimpin kubu masing-masing. Keduanya sama-sama berteriak dan maju. Dua kubu ini pun perang, saling menjitak, memukul dan mengacak-acak satu sama lain. Gedung teater pun jadi kacau balau! Dekorasi rusak, korban luka berjatuhan. Howon memukul Myungsoo dan sebaliknya.

TIDAK!!!

Yeon Ae semangat menggelengkan kepala. Gambaran maya itu pun segera hilang dan suasana kembali hening. Yeon Ae masih ngos-ngosan, bukan hanya kelelahan berlari tapi juga karena khayalan anehnya itu.

'Aku harus masuk,' bisik Yeon Ae dalam hati. 'Tuhan kuatkanlah aku! Yah, kuatkanlah aku!' Yeon Ae mengepalkan tangan menguatkan dirinya sendiri. Ia merapatkan telapak tangan kanannya ke tembok dan mulai berjalan. Nafasnya mulai sesak, ini selalu terjadi jika Yeon Ae berada ditempat kegelapan. Ia berusaha menguatkan dirinya dan tetap berjalan mendekati panggung. Yeon Ae menghentikan langkahnya ketika dadanya semakin terasa sesak karena ketakutannya berada dalam kegelapan. Hanya kurang beberapa langkah saja. Ia sudah berada diujung tangga terakhir tribun penonton.


Yeon Ae jatuh terduduk dan meletakkan telapak tangan kanan didadanya. Ia memejamkan mata dan mencoba mengatur nafasnya. Tiba-tiba lampu panggung menyala. Yeon Ae dapat merasakan hadirnya cahaya itu meski matanya terpejam. Perlahan ia kembali membuka mata. Mata Yeon Ae melebar ketika menatap panggung. Howon terlihat sangat elegan dan tampan dalam balutan tuxedo hitam dan celana senada. Ia sudah duduk siap memainkan piano dihadapannya. Nafas Yeon Ae normal seketika, mungkin karena adanya cahaya atau Howon. Entahlah, hanya saja ia tampak lebìh baik, setidaknya tidak merasakan sesak nafas lagi. Ia masih terduduk dilantai seperti dengan tatapan shock, tidak mungkin penasaran, apalah. Yeon Ae membisu, diam menatap Howon.

Howon tersenyum manis pada Yeon Ae. Sekejap saja dan senyuman yang amat mempesona yang mampu menggetarkan hati setiap gadis. Ia mengabaikan ekspresi Yeon Ae yang terlihat amat... jelek (?) itu dan kembali menatap piano dihadapannya. Jari telunjuknya memainkan tuts tuts piano. Nada percobaan, sepertinya begitu. Howon menundukkan kepala sejenak, menghirup udara dalam-dalam dan membuangnya cepat. Ia kemudian mengangguk menyemangati dirinya sendiri. Jari-jari Howon mulai menari diatas tuts tuts piano. Alunan 'Be Mine-Infinite' mulai terdengar memenuhi gedung teater yang tadinya hening. Alunan yang terdengar syahdu pada awalnya dan selanjutnya semakin emosional. Mungkin seperti itulah gambaran perasaan Howon yang sedang bergolak.

Perlahan Yeon Ae kembali berdiri. Entah kenapa jantungnya berdebar kencang mendengar permainan piano Howon. Selama ini ia tak pernah tahu jika Howon piawai memainkan piano. Yeon Ae hanya tahu Howon jago basket, dance dan ber(over)akting. Yeon Ae berdiri terpaku menatap teman semasa TK itu kini duduk memainkan piano layaknya seorang pianis terkenal.

Howon sukses menyelesaikan pertunjukkannya didepan Yeon Ae. Ia menunduk dan tersenyum lega. Howon kemudian bangkit dari duduk dan berjalan turun.


* Infinite-Voice Of My Heart *

Howon berjalan menuju Yeon Ae. Ia berhenti jarak satu langkah dihadapan Yeon Ae yang masih berdiri mematung. Howon tersenyum dan mengulurkan tangan.

"Apa kau akan tetap berdiri seperti ini?" ucapnya. "Em??" Yeon Ae meraih tangan Howon. Howon kembali tersenyum kemudian menuntun Yeon Ae dan membawa gadis itu naik ke atas panggung. Sa'at keduanya sudah diatas panggung lampu kembali padam. Kontan Yeon Ae meremas tangan Howon yang masih menggenggam tangan kanannya.

"Jangan takut, aku disini," bisik Howon menenangkan. Layar raksasa dibelakang panggung mulai menyala. "Yeon Ae, buka matamu," pinta Howon.

Yeon Ae membuka mata dan mengangkat kepala menatap layar raksasa yang terkembang dibelakangnya. Deretan foto masa kanak-kanak Yeon Ae mulai ditampilkan. Lalu foto-foto masa kanak-kanaknya bersama Howon. Yeon Ae merasa terharu, ia tak menyangka Howon masih memiliki semua foto itu. Lalu muncul deretan foto-foto hasil editan Howon tentang dirinya dan Yeon Ae. Yeon Ae tersentuh. Ia tersenyum juga menahan tangis harunya dengan menutup mulut dengan telapak tangan kirinya.

"Aku masih menyimpan semuanya, masa itu..." kenang Howon. Ia beralih berdiri berhadapan dengan Yeon Ae. Howon menatap lekat gadis dihadapannya. "Rasanya aneh ketika kembali bertemu dan kau sudah sebesar ini. Gadis jamurku..." kata Howon membuat Yeon Ae tersipu. Tak heran jika Howon menyebut Yeon Ae 'gadis jamurku'. Masa kanak-kanak Yeon Ae ketika ke sekolah rambutnya pasti diikat keatas sebagian dan hasilnya ikatan rambut itu akan mekar seperti jamur. Setidaknya 'seperti jamur' menurut Howon.

"Kau dan aku, kita berubah seiring berjalannya waktu. Tapi yang aku rasa tidak berubah adalah apa yang aku rasa disini," Howon meletakkan telapak tangan didadanya. "Rasa kagum dan ingin memiliki mu, menjaga mu..." Howon kembali diam berusaha tenang meredam gejolak dihatinya. Ia kemudian tersenyum getir.

"Jangan berpikir macam-macam. Semua ini, lagu tadi, memang sengaja dan... dan aku telah lama merencanakan ini semua untuk menunjukkan padamu apa yang aku rasakan dan aku teriakan dalam hatiku, tapi ini bukan berarti aku benar-benar memintamu menjadi milikku. Ini tidak akan adil bagiku juga bagimu. Aku tahu selama ini aku keterlaluan dan sikapku pasti sangat menjengkelkan. Aku tidak hanya membuat mu kesal, tapi benar seperti yang kau katakan tempo hari, hal itu membuatku mempermalukan diriku sendiri meskipun aku tak merasa begitu. Sungguh aku tak merasa malu melakukan itu semua, tapi memang sangat belebihan..." Howon kembali diam begitu pula Yeon Ae. Ia menunggu Howon kembali bicara.

"Yeon Ae~aa, saranghaeso, mianhae..." Howon kemudian menunduk dihadapan Yeon Ae. Suasana menjadi hening. Yeon Ae tetap membisu menatap Howon yang tertunduk dihadapannya. Perlahan ia menyentuh pundak Howon dan mengelusnya pelan. Howon langsung memeluk tubuh Yeon Ae, mendekapnya erat.

"Aku mohon ma'afkan aku, ma'afkan aku karena mencintaimu dan... aku mohon jangan hindari aku seperti ini... Itu sangat menyakitkan..." bisik Howon. "Aku mohon ma'afkanlah aku dan kembalilah seperti dulu, gadis jamurku..."
Yeon Ae mengelus punggung Howon bermaksud menenangkan teman masa kecilnya itu lalu melepas pelukan Howon.

"Kau mema'afkan aku?" tanya Howon. Yeon Ae terlihat memikirkan sesuatu, menimbang pertanyaan Howon.

"Yeon Ae~aa, aku janji aku tidak akan bertindak bodoh dan konyol untuk mendapatkan perhatianmu. Aku janji aku akan jadi pangeran berkuda putih seperti zaman kita TK dulu, aku mohon ma'afkan aku dan jangan hindari aku terus. Tahu kah kau itu menyakitkan?” Yeon Ae mengangguk pelan. Ia tersenyum kecil lalu mengulurkan jari kelingkingnya pada Howon.

"Nee??" tanya Howon. Yeon Ae menggoyang jari kelingkingnya. "Akh~" Howon tersipu lalu mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Yeon Ae. "Ok! Aku janji, aku tidak akan bertindak bodoh seperti sebelumnya. Kau tidak akan menghindariku lagi kan?" Yeon Ae mengangguk antusias. "Bisakah kau peluk aku sekali lagi?" pinta Howon.

BUK!

Pukulan itu mendarat dilengan kiri Howon yang segera meringis seraya mengusuk lengannya. "Tanganmu tetap saja kuat seperti dulu," keluh Howon.

Woohyun muncul dari balik panggung sambil bertepuk tangan. Bersamanya ikut pula Dongwoo, Sungyeol, Myungsoo dan Sungjeong. Kontan Yeon Ae kebingungan melihatnya. Mereka bersekongkol?

"Ma'af, Howon meminta bantuanku dan aku rasa ini baik jadi aku setuju membantunya," kata Sungjeong menjawab tatapan Yeon Ae.

"Aku pun ingin seperti mereka yang bebas ada disisimu kapanpun itu. Menjadi teman baik seperti masa kecil, aku rasa lebih menyenangkan daripada apa yang aku harapkan selama ini padamu," kata Howon. "Beruntung mereka mau membantuku malam ini, mempersiapkan dan semua ini..." tak bisa berkata apa-apa lagi.

"Kau bagian dari kami sekarang!" Dongwoo merangkul Howon. "Iya kan?" tanyanya seraya menatap Yeon Ae.

"Boleh! Asal dia tidak ingkar janji," sahut Sungyeol.

"Kami juga mencintai Yeon Ae, tapi kami tidak gila seperti mu! Itu sangat mengerikan!" komentar Myungsoo tiba-tiba.

"Kal-li-an juga??" tanya Howon. Bukan menjawab pertanyaan Howon, kelima pemuda itu malah tertawa.

"Sekarang aku akan mencoba merelakan jika kau memilih menjadi kekasih salah satu dari mereka atau siapapun itu," tambah Howon. "Entah itu Woohyun atau Myungsoo, mungkin juga Dongwoo atau Sungjeong," imbuhnya.

"Lalu bagaimana denganku?" Sungyeol menunjuk hidungnya sendiri.

"Ya!! Sudah selesai belum!!" teriak Hongki -Lee Hongki- dari tribun penonton. Lampu kembali menyala. Betapa kagetnya Yeon Ae melihat semua panitia duduk manis ditribun penonton.

"Akting yang bagus! Tapi kalian menghambat kerja kami!" seloroh Jinki -Lee Jinki (Onew)-

"Setidaknya aku bisa beristirahat sejenak," Chansung -Hwang Chansung- menggeliat terbangun dari tidurnya.

"Ayo kembali bekerja!" seru Gahee seraya bangkit dari duduknya dan menepuk kedua tangannya.

Yeon Ae menatap sengit pada enam pemuda yang berada disekitarnya. "Aa, Amber, tunggu aku!" Dongwoo bergegas menghindar.

"Bukankah tadi Gahee Nuna mencariku," Sungyeol ikut pergi.

"Ayo aku bantu!" Woohyun membantu Sungjeong berjalan dan senada dengan Dongwoo juga Sungyeol, mereka pun pergi. Hanya tersisa Howon dan Myungsoo dihadapan Yeon Ae.

"Itu..." Howon tak tahu harus berkata apa-apa dan hanya menggaruk kepalanya.

"Mereka saksi," sahut Myungsoo. "Jika suatu sa'at Howon ingkar janji padamu, mereka pasti akan turun tangan, menghajarnya."

"MWO?!!!"



Karena Dongwoo memaksa, akhirnya Sungyeol setuju meskipun dengan terpaksa untuk tetap tinggal dan menginap dikampus. Karena Woohyun tergabung dalam panitia ia harus menginap. Ia meminta Dongwoo menemaninya dan kini Dongwoo meminta Sungyeol menemaninya. Sungguh segitiga yang rumit.

Yeon Ae pulang bersama Myungsoo. Keduanya tak banyak berinteraksi. Myungsoo juga memilih lebih banyak diam ketika dalam bus hingga kini keduanya berjalan beriringan. Sesekali Myungsoo menoleh melirik gadis disamping kirinya. Tak jarang ia tersenyum sendiri kemudian.

Yeon Ae berdiri didepan gerbang rumahnya. Ia tersenyum tanda ucapan terima kasih karena Myungsoo mengantarnya pulang.

"Sudah malam, tidurlah yang nyenyak dan kita akan kembali berperang besok, em?" kata Myungsoo. Yeon Ae tersenyum dan mengangguk paham. "Baiklah. Selamat malam!" imbuh Myungsoo mulai berjalan.

Yeon Ae kembali menganggukkan kepala. Ia tetap bertahan ditempat ia berdiri mengantar Myungsoo pergi. Dua langkah berjalan, tiba-tiba Myungsoo berbalik dan dengan cepat kembali kehadapan Yeon Ae.

CHU~

* Infinite-Julia *

Myungsoo mengecup cepat pipi kanan Yeon Ae. "Yeon Ae~aa! Semoga malam ini kita bertemu dalam mimpi! Saranghae!" teriak Myungsoo seraya membentuk hati dengan kedua tangannya sebelum memasuki gerbang rumahnya.

Yeon Ae masih berdiri seperti itu. Ia kemudian menyentuh pipi kanannya seraya tersenyum dan berjalan masuk.
***

* Infinite-Entrust *

Gedung teater sudah selesai dihias, tapi bukan berarti panitia bisa bersantai. Mereka harus melakukan gladi resik bersama para pengisi acara. Trio Sungjeong-Dongwoo-Sungyeol duduk ditribun penonton mengamati jalannya gladi resik.

"Sadarkah jika semua ini tampak nyata?" komentar Dongwoo sukses menyita perhatian Sungjeong dan Sungyeol. "Myungsoo, Yeon Ae dan Howon," imbuh Dongwoo.

"Sebelumnya itu aku!" protes Sungjeong.

"Yayaya..."

"Trus, apanya yang nyata?" tanya Sungyeol.

"Hanya persepsi Dongwoo, memangnya apa yang nyata?" tanya Sungjeong kemudian.

"Aku tahu jika Myungsoo juga menyukai Yeon Ae," jawab Dongwoo. "Jadi ini benar drama mereka bukan?"

"Ish! Tetap saja tidak nyata!" bantah Sungjeong. "Andai aku tidak cidera maka Yeon Ae akan berakhir denganku!" imbuhnya masih terdengar tak terima.

"Jika nyata, berarti aku membuatnya berakhir dengan Myungsoo?" celetuk Sungyeol yang tak fokus pada percakapan Dongwoo dan Sungjeong. Dongwoo dan Sungjeong kompak menatap heran pada Sungyeol. "TIDAK! TIDAK! TIDAAAAAK!!!!!!!" Sungyeol berlari seraya menutup kedua telinga dengan kedua tangannya. Dongwoo beradu pandang dengan Sungjeong lalu keduanya sama-sama menggeleng.


Hari ini terasa begitu cepat berlalu, tiba-tiba saja malam datang. Semua pengisi acara mulai sibuk dibelakang panggung. Ada yang sibuk berias, sibuk menghafal dialog atau dance, bermain gitar, mondar-mandir dan ngobrol. Woohyun celingukan mencari seseorang namun tak ada dibelakang panggung tempat semua pengisi acara berkumpul. Woohyun tersenyum lega, akhirnya ia menemukan Yeon Ae. Yeon Ae terlihat resah. Ia berdiri didekat pintu masuk gedung teater mengamati satu per satu undangan yang mulai berdatangan. Yeon Ae menghela nafas dan wajahnya benar menunjukkan ekspresi bad mood.

"Disini kau rupanya," Woohyun menghampiri Yeon Ae. "Kau menunggu seseorang?" tanya Woohyun yang segera dijawab anggukan kepala Yeon Ae. Woohyun ikut khawatir menatap ekspresi resah Yeon Ae.

"Acara akan segera dimulai, sebaiknya kau segera berias. Jika yang kau tunggu itu Paman Oh, biarkan aku yang menunggu Beliau disini," Woohyun mencoba menengahi.

"Paman Hyunjoo di L.A kan?" sahut Dongwoo.

"Kau menungguku?" tanya Sungyeol penuh percaya diri. Yeon Ae menggeleng lalu berlalu begitu saja. "Dia itu menunggu siapa?" tanya Sungyeol pada Woohyun, Dongwoo dan Sungjeong. Keempat pemuda itu kompak mengangkat bahu kemudian pergi.

"Ya Tuhan, kenapa orang-orang ini selalu membingungkan? Tidak adakah satu pun yang normal dari mereka?" gerutu Sungyeol.


Yeon Ae sudah selesai berias dan berganti kostum. Wajahnya masih tampak murung dan resah. Ia duduk dijendela besar dan menatap keluar. Ia menghela nafas lalu kembali mengotak-atik ponselnya. Howon dan Myungsoo duduk berdampingan dan sedari tadi keduanya fokus mengamati Yeon Ae. Howon menyikut Myungsoo memberi isyarat agar pemuda itu mendekati Yeon Ae.

"Aku??" kata Myungsoo seraya menunjuk batang hidungnya sendiri.

"Iya! Kau kan temannya sejak kecil!"

"Bukannya kau juga?"

"Ish! Kau ini!"


Duo Lee Juyeon dan Jang Wooyoung selaku MC membuka acara tepat pukul 7. Para undangan sudah duduk rapi ditribun penonton. Alunan 'CLAP-Teen Top' mulai terdengar memenuhi gedung teater. Enam mahasiswa Lee Taemin, Lee Seunghyun (Seungri), Lee Gikwang, Hwang Chansung, Jang Hyunseung, Son Dongwoon memberikan pertunjukan pemanasan dengan membawakan cover dance CLAP.

Yeon Ae tampaknya menyerah. Ia berjalan pergi dan meninggalkan ponselnya begitu saja dijendela. Myungsoo menghampiri jendela dan memungut ponsel Yeon Ae. Dielusnya layar ponsel Yeon Ae dan Myungsoo tampak fokus sejenak. Taemin cs melanjutkan performance mereka. Kali ini alunan 'Paradise-Infinite' berganti memenuhi gedung teater. Yeon Ae kembali pada pintu masuk gedung teater. Tatapannya menerawang, namun lorong koridor tetap saja sepi. Ia menghela nafas, menundukkan kepala dan menggeleng pelan. Dengan malas ia melangkahkan kakinya kembali masuk ke belakang panggung. Howon berhenti didepan pintu masuk gedung teater lalu menatap penasaran ke arah koridor yang sepi itu. Lalu Howon menyusul langkah Yeon Ae.

Seluruh anak teater yang terlibat pertunjukan malam ini berkumpul dan melingkar saling bergandengan tangan. Myungsoo berdiri disamping kanan Yeon Ae dan Howon disamping kiri Yeon Ae. Gahee selaku pembina teater memberikan pidato singkatnya lalu memimpin anak didiknya untuk berdo'a. Pertunjukan pun dimulai. Sungyeol yang duduk berdampingan dengan Sungjeong terlihat gusar. Iya, Sungyeol nervous ketika anak teater memulai pertunjukannya. Bagaimana pun juga ini adalah karya perdana Sungyeol.

Musik dan tarian mengiringi drama yang dimainkan anak-anak teater. Yeon Ae yang tadinya murung dan bad mood berubah total ketika diatas panggung. Ia kembali riang dan ceria sesuai peran yang ia bawakan.


Sungkyu kebingungan usai memarkirkan motor kesayangannya. Kebetulan ada dua orang mahasiswa datang ke tempat parkir. Usai bertanya pada keduanya, Sungkyu bergegas menuju gedung teater. Ia berjalan cepat lalu berlari kecil karena ingin segera sampai ke gedung teater. Sungkyu tersenyum lebar ketika menemukan gedung teater. Ia segera masuk dan mencari tempat duduknya. Dengan terus mengucap kata 'ma'af', Sungkyu mengganggu konsentrasi para penonton. Akhirnya ia menemukan tempat duduknya. Sungkyu menyamankan posisi duduknya dan menatap panggung.
Lampu panggung meredup dan asap mengepul mulai membuat kabur pemandangan diatas panggung. Intro musik 'Wonder Boy-After School' mulai terdengar mengisi gedung teater. Yeon Ae selaku front girl karena memang dia pemeran utama dari drama malam ini mulai menari ditemani Kang Jiyoung -Jiyoung KARA-, Jung Soo Jung -Krystal f(x)- dan Anh Sohee -Sohee Wonder Girls-. Empat gadis cute menari bersama, kontan mata penonton berbinar melihatnya. Sungkyu pun tersenyum... lebar dan berbinar melihatnya.

"Itu, dia itu Yeon Ae... adikku..." kata Sungkyu bangga seraya mencolek lengan seseorang yang duduk disamping kirinya.

"Gadis itu!" menunjuk Krystal, "dia juga adik ku! Hem!" jawab wanita itu -Jessica SNSD- ketus. Sungkyu langsung menelan ludah dan sedikit menundukan kepala tanda meminta ma'af.

"Adikku juga menari disana," sahut pemuda yang duduk disamping kanan Sungkyu. Pemuda itu -Kang Dong Woon- tersenyum manis pada Sungkyu. Sungkyu pun membalas senyum lalu kembali fokus menatap panggung.


Adegan demi adegan ditampilkan. Penonton larut dalam pertunjukan teater. Lampu panggung kembali redup. Ketika tirai panggung terbuka, tampak Yeon Ae duduk sambil memeluk gitarnya. Layar dibelakang panggung menampilkan background sebuah taman. Wajah Yeon Ae tampak sendu sesuai lakon yang ia mainkan kini. Seorang gadis yang berharap ingatan kekasihnya kembali. Myungsoo duduk dengan tatapan kosong, memainkan peran kekasih Yeon Ae yang mengalami amnesia akibat kecelakaan. Yeon Ae mulai menggenjreng gitarnya memainkan sebuah intro lagu. Howon duduk tak jauh dari Yeon Ae yang juga duduk diatas lantai panggung. Sementara itu Woohyun bersiap memainkan keyboard, Dongwoo memainkan gitar dan Amber siap menabuh drumnya untuk mengiringi alunan gitar akustik Yeon Ae.


(Yeon Ae) eoneu saenga moereojin, uriui siganeul giokhae.
nareul bonaen huedo neoneun geuripji anhanneunji.
nan ajik neoreul geurimyeo, siganeul japgo inneundae.
nunmureun ije geuman heullyeo nareulbwa.
doraogimaneul gidaryeo.
jeonhago sipeun yaegiga manha oh ho...

(Yeon Ae+Howon) chueogeul dorikyeo, nal gieokhae jullae, dan hanbonirado joha.
saranghae neomaneul, eonjena yeongwonhi, nal wihae jigeum malhaejwo.

(Yeon Ae) eojjeomyeon heeojime, deo manheun sigandeuri gago.
gilji anteon iyagi jinabeorin chueogingeolkka.
seuchyeogal siganigien yeah~
naegeneun maeumideon neo.

(Yeon Ae+Amber) nunmureun ije geuman heullyeo nareulbwa.
doraogimaneul gidaryeo.
jeonhago sipeun yaegiga manha.
gieokhae sojunghaetdeon uri siganeul.
hamkke saranghaetdeon gieogeul.
jubideon uri mannan wihaesseo...wihaesseo...
(Yeon Ae) dan hanbeon wihaesseo (Amber: wihaesseo...)
giokhae...
dorawa... giokhae... sarang... hae...


Mata sipit Sungkyu melebar ketika Yeon Ae mulai menyanyi. Seketika itu punggungnya menegang. Apa ini? Bukankah, bukankah Yeon Ae itu bisu? Lalu siapakah yang sedang bernyanyi sambil menggenjreng gitar diatas panggung itu? Apakah itu lip sing? Tidak! Itu asli, asli, gadis itu yang menyanyi.

Secepat kilat otak Sungkyu memutar semua memorinya bersama Yeon Ae. Gadis itu tak pernah bersuara sejak pertama kali Sungkyu bertemu dengannya. Sungkyu benar mengira Yeon Ae bisu, tidak hanya mengira tapi ia juga mengutarakan penilaiannya itu pada Yeon Ae. Yeon Ae hanya tersenyum ketika Sungkyu mengatakan, "ma'af, aku tidak tahu jika kau bisu." Sungkyu mengucap kata itu ketika ia ketahuan sedang membuntuti Yeon Ae di panti asuhan.
Jika benar Yeon Ae bisu, lalu siapa gadis yang sedang menyanyi diatas panggung itu?
***


Usai melantunkan tembang Waiting For The Time yang dipopulerkan oleh Jung Jun Il dalam film Doremifasolasido itu, Yeon Ae dan Myungsoo harus menyelesaikan beberapa adegan ending dari drama malam ini. Yeon Ae dan Myungsoo berdiri berhadapan. Yeon Ae benar-benar menangis. Myungsoo menyentuh lembut pipi Yeon Ae dan mengusap air mata gadis itu.

"Ini benar-benar kau... Julia..." suara Myungsoo terdengar parau. Ekspresi Sungkyu berubah. Jika tadi ia berbinar, rona bahagia itu tak terlihat lagi sejak Yeon Ae menyanyi. Sekarang yang terlihat adalah ekspresi marah menatap dua makhluk diatas panggung itu.

Marah? Kenapa? Apa yang salah pada Yeon Ae? Bukankah Sungkyu sendiri yang menganggap Yeon Ae bisu dan memposisikan gadis itu dalam peran bisu? Tidak! Harusnya Yeon Ae memberi penjelasan pada Sungkyu. Seharusnya.


* Winter Love Song-Violet instrtmental *

Myungsoo-Yeon Ae harus menyelesaikan bagian akhir dari drama. Yeon Ae memeluk Myungsoo sambil terus mengucap dialognya. Myungsoo melepas pelukan Yeon Ae kemudian mengusap air mata gadis itu.

"Aku janji, aku tidak akan pergi lagi. Aku tidak akan meninggalkan mu lagi, Julia," kata Myungsoo dengan lembut. "Julia... saranghae... yeongwonhi..." bisik Myungsoo. Tanpa ragu Myungsoo mencium bibir merah Yeon Ae.

"HAGH!!!" Sungyeol melotot kaget melihat adegan diatas panggung.

"Omo! Mereka benar melakukannya!" komentar Sungjeong. Myungsoo tetap mencium Yeon Ae seperti itu hingga tirai panggung tertutup dan Park Sooyoung -Lizzy After School- muncul membacakan epilog.

Myungsoo melepaskan ciumannya. Keduanya menjadi kaku satu sama lain.

"BRAVO!" Gahee memecah suasana. "Hagh... kalian membuat ending yang sempurna. I like it! Aku tahu pilihanku tidak lah salah, hahaha... Terima kasih!" Gahee menepuk pundak Myungsoo lalu mencubit pipi Yeon Ae sebelum meninggalkan keduanya.

Karena merasa canggung, Yeon Ae menarik diri dari hadapan Myungsoo. Tentu saja dia harus pergi, setelah ini Yeon Ae harus tampil bersama SURI.

"Ya!" Howon menepuk punggung Myungsoo. "Kenapa kau benar-benar menciumnya? Aish!"



Sungkyu masih bertahan ditempat ia duduk. Sebenarnya dia ingin pergi tapi tak ingin pergi. Kang Dongwoon menahan Sungkyu, "kau tidak ingin melihat penampilan adikmu selanjutnya?"

"Penampilan??"

"Aku tahu kau itu juga kakak Yeon Ae, aku juga kakaknya..."

"Aku juga!" potong Jessica. "Yeon Ae lumayan dekat dengan adik ku, dia juga memanggil ku 'kakak', jadi dia juga adik ku!" cerocos Jessica.

Penonton riuh ketika para personel SURI muncul diatas panggung. Sepertinya penampilan mereka benar-benar ditunggu. Keempat personil SURI, Woohyun, Yeon Ae, Dongwoo dan Amber tampil dengan riasan gothic malam ini. SURI membuka pertunjukan mereka dengan membawakan tembang It's My Life yang dipopulerkan oleh Bonjovi. Penonton berdiri ikut bernyanyi bersama Woohyun. Suasana benar-benar jadi hidup. Sungkyu yang tadinya kesal kini terlihat mulai larut dalam hingar bingar dalam gedung teater.
***


Pentas seni sukses digelar. Semua membicarakan kesuksesan pertunjukkan malam ini. Sungyeol berjalan menembus kerumunan para pengisi acara dibelakang panggung. Ia terus berusaha menelfon Yeon Ae, berjalan membelah kerumunan sambil menempelkan ponsel ditelinga kanannya. Howon pun sama berusaha menelfon Yeon Ae, namun terus terdengar nada sibuk. Sungyeol dan Howon bertemu. Keduanya sama-sama memegang ponsel yang mereka tempelkan ditelinga kanan masing-masing.

"Ah! Pantas saja tidak bisa dihubungi!" keluh Dongwoo memecah kebisuan diantara Howon dan Sungyeol. "Kalian mencoba menghubungi Yeon Ae?"

"Kau juga?" tanya Sungyeol.

"Dia tiba-tiba menghilang, aku tidak menemukannya di semua sudut tempat ini," jawab Woohyun.

"Hentikan semua! Biar aku saja yang menelfon Yeon Ae!" perintah Sungjeong. Dongwoo, Howon dan Sungyeol mematuhi perintah Sungjeong. "Terhubung!" ucap Sungjeong girang.

"Tunggu!" sela Sungyeol sambil menajamkan indera pendengarannya. "Nada ini... ini bunyi ponsel Yeon Ae! Iya benar!" katanya yakin dan semua ikut menajamkan telinga menyambut nada yang semakin bergerak mendekat itu.

"Kenapa ada pada mu?!" Sungjeong menuding Myungsoo yang datang mendekat seraya menenteng ponsel Yeon Ae.

"Yeon Ae meninggalkannya begitu saja didekat jendela sebelum pertunjukan mulai," jelas Myungsoo.

"Lalu... dimana pemiliknya?" kata Dongwoo lirih.

"Apa mungkin Yeon Ae di culik?" tanya Howon.

"Ish! Itu tidak mungkin!" bantah Dongwoo.

"Ada apa sebenarnya?" tanya Woohyun.

"Ada apa?" Howon balik bertanya.

"Tadi sebelum acara dimulai, aku menemukan Yeon Ae tampak resah didepan pintu masuk. Apa dia ada janji dan menunggu seseorang?" imbuh Woohyun.

"Oh iya! Aku dan Myungsoo juga melihatnya seperti itu dibelakang panggung. Lalu sa'at aku mengikutinya, dia berhenti didepan pintu masuk dan menatap koridor selama beberapa sa'at. Aku yakin dia sedang menunggu seseorang!" Howon kemudian melipat tangannya.

"Kita semua ada, lalu siapa yang ia tunggu?" tanya Sungyeol.


Yeon Ae menghentikan langkahnya menatap isi ruang tengah kediamannya. Dongwoo, Howon, Sungjeong, Myungsoo dan Woohyun tiduran diatas permadani tebal yang berada didepan televisi ruang tengah.

"Kau?!" Sungyeol kaget melìhat Yeon Ae sudah berdiri disana.

"Yeon Ae??" Howon berbinar melihat pujaan hatinya kembali. Myungsoo bangkit dari duduknya dan mendekat pada Yeon Ae.

"Darimana saja kau?! Kenapa kau tinggalkan ponsel mu begitu saja?! Apa yang sebenarnya terjadi?!" Myungsoo memberondong Yeon Ae dengan semua pertanyaan diotaknya.

"Drama sudah berakhir! Jangan berlebihan seperti itu!" jawab Yeon Ae santai.

"Ish! Apa kau tidak tahu bagaimana khawatirnya kami?!"

"Aku lelah. Aku mau istirahat!"

"Yeon Ae~aa!" Sungyeol mengejar Yeon Ae yang belari kecil menaiki tangga.

"Jangan!" tahan Woohyun sa'at Myungsoo hendak menyusul Sungyeol dan Yeon Ae. "Lebih baik kita menunggu disini."
***


Yeon Ae menatap layar ponselnya. Sudah seminggu ini Sungkyu menghilang. Ia tak muncul di pesta ulang tahun sekolah, tak muncul ditaman juga tak membalas sms Yeon Ae. Yeon Ae terlihat pucat rebahan dikamarnya. Sungyeol masuk sembari membawa satu baki menu makan siang untuk Yeon Ae.

"Ayo makan dulu," perintah Sungyeol lembut seraya duduk diujung ranjang. Yeon Ae tidak menjawab malah menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Bagaimana??" sambut Dongwoo sa'at Sungyeol kembali turun.

"Masih demam, panas, tapi Yeon Ae menolak ke dokter," jawab Sungyeol lesu.

"Apa ini gara-gara ciuman Myungsoo waktu itu?"

"Babo!" Amber sontak menjitak Dongwoo.

"Auw!" pekik Dongwoo spontan kemudian segera mengelus kepalanya. "Bisa saja kan? Yeon Ae berubah sejak itu!"

"Yeon Ae berubah sebelum pertunjukan dimulai," bantah Woohyun. "Panas Yeon Ae tak kunjung turun karena ia tak mau makan, aku yakin itu."

"Kalau begitu, ayo kita lakukan sesuatu!" usul Howon penuh semangat.

"Melakukan sesuatu apa?" tanya Sungjeong.

"Apa saja, asalkan Yeon Ae mau makan. Bagaimana?" Semua diam menatap Howon.



"Aku ada dibalkon, apa kau tidak ingin keluar?" tanya Myungsoo sa'at Yeon Ae menerima telfonnya. "Aku tahu siapa yang kau tunggu," imbuh Myungsoo. Myungsoo tersenyum melihat Yeon Ae muncul dibalkon kamarnya.

"Wajahmu jelek sekali. Kau kenapa?" tanya Myungsoo dengan ekspresi meledek.

"Kemari jika kau berani!" tantang Yeon Ae.

"Tidak mau! Kau jelek dan bau!"

"Apa?!! Hih! Aku tidak seburuk itu! Myungsoo!"

"Iya?? Panggil aku Pangeran Myungsoo, Putri Yeon Ae!"

"Ish!" Yeon Ae kembali masuk ke kamarnya.

Myungsoo tersenyum getir menatap sosok Yeon Ae yang tak lagi ada dihadapannya. "Orang itu bukan aku... Yeon Ae... siapa dia?"
***


Hyunjoo berjalan terburu-buru menaiki tangga lalu dengan keras membuka pintu kamar Yeon Ae.

"JAGIYA~~!!!" teriaknya Hyunjoo kemudian segera memeluk putri semata wayangnya.

"Appa~" rengek Yeon Ae merasa malu diperlakukan seperti itu didepan teman-temannya. "Appa!" kali ini Yeon Ae sedikit berteriak seraya berusaha melepas pelukan sang Ayah.

"Kenapa? Kau malu? Aigo~ aku ini ayah mu! Tidak apa-apa kan?" Hyunjoo menatap Dongwoo, Howon, Myungsoo, Sungjeong, Woohyun, Sungyeol dan Amber yang berada dikamar Yeon Ae.

"Kau kenapa??" Hyunjoo meletakan telapak tangan kanannya pada kening Yeon Ae.

"Aa~ gwaenchanna~" Yeon Ae menyingkirkan tangan Hyunjoo.

"Tidak ada alasan, kau tidak mau makan dan kau demam, itu tidak mungkin. Tidak ada akibat jika tidak ada sebab!" bantah Hyunjoo. "Kalian, katakan, apa yang sebenarnya terjadi pada anak ini?" Hyunjoo bertanya pada teman-teman Yeon Ae dan menuding Yeon Ae. Dongwoo cs kompak menggeleng.

"Aish~! Jagiya, kau harus sembuh, karena ayah sudah punya rencana untuk mu!"

"Mwo?? Rencana??"
***


Yeon Ae terlihat cantik malam itu. Gaun selutut berwarna putih tulang yang ia kenakan semakin memancarkan aura kecantikan Yeon Ae.


"Apa?!!!" Myungsoo kontan bangkit dari duduknya. "Aku harus pergi!"

"Myungsoo! Jangan!" tahan Howon.

"Aku tidak bisa membiarkan Yeon Ae dijodohkan! Ini tidak boleh terjadi!" Myungsoo berusaha berontak dan Howon semakin erat memeluknya.

"Myungsoo, tenangkan dirimu!" bentak Woohyun. "Sungyeol, apa benar malam ini Paman Oh membawa Yeon Ae untuk perjodohan?"

"Aa~ molla..." Sungyeol mengangkat kedua bahunya.

"Molla?!!" pekik Myungsoo. "Tadi kau bilang Yeon Ae dibawa pergi untuk dijodohkan tapi kini kau bilang kau tidak tahu! Kau!"

"Myungsoo! Myungsoo! Tahan emosi mu!" kini Dongwoo ikut membantu Howon menahan Myungsoo.

"HAAAGH!" teriak Myungsoo kesal.

"Ayolah. Yeon Ae bukan gadis bodoh dan Paman Oh bukan sosok orang tua yang kolot. Aku rasa tidak mungkin jika Paman Oh akan menjodohkan Yeon Ae," Woohyun mencoba meredam.

"Aku sependapat dengan Woohyun," kata Howon.

"Aku juga!" Dongwoo pun sama.

"Yeon Ae itu pintar dan bijaksana, jadi aku yakin dia tak akan bertindak bodoh," komentar Sungjeong.

"Bicara memang mudah tapi tidak pada kenyataannya kan?!" tiba-tiba Sungyeol bangkit dari duduknya. "Aku, aku mendengarnya, Ayah angkat mengatakan, 'kau pasti suka pria ini'. Dan aku paham, tak seharusnya aku merasa seperti ini!" Semua melongo, menatap heran pada Sungyeol.

"Ma'af..." Sungyeol kembali duduk.



Hyunjoo dan Yeon Ae sampai lebih dulu. Yeon Ae berdiri menatap bangunan restoran mewah yang berdiri megah dihadapannya. Hyunjoo mengabaikan ekspresi Yeon Ae dan tetap menggandeng anak gadisnya masuk ke dalam restoran. Menyewa ruang VVIP? Istimewa sekali? Padahal hanya bertemu teman lama. 10 menit kemudian teman lama Hyunjoo pun tiba. Yeon Ae tetap duduk walau Hyunjoo sudah bangkit dari duduknya untuk menyambut kedatangan sahabatnya. Hyunjoo meremas pundak Yeon Ae, memaksa gadis itu berdiri. Yeon Ae berdiri dengan terpaksa lalu memberi salam pada sahabat sang Ayah juga dua orang pemuda yang mengekor dibelakangnya.

"Wah, Yeon Ae kecil sudah berubah menjadi putri yang amat cantik sekarang. Kau masih ingat aku?" tanya pria itu. Serta merta Yeon Ae menggelengkan kepala. "Hahaha... tentu saja kau tidak ingat. Dulu kau masih sangat kecil sa'at terakhir kita bertemu. Aku Kim Seung Woo."

'Kim Seung Woo? Siapa dia?' tanya dibenak Yeon Ae.

"Ini putra sulung ku, Kim Sung Je," Seungwoo memperkenalkan pemuda yang berdiri disamping kanannya. Kim Sung Je -Supernova- tersenyum manis pada Yeon Ae. Yeon Ae pun membalas senyum.

"Dan ini, keponakan ku dari Daegu, Kim Kibum," kini Seungwoo memperkenalkan pemuda yang berdiri disamping kirinya.

"Annyeong," Kim Kibum -Key SHINee- membungkuk sopan. "Sepertinya kita pernah bertemu, tapi dimana ya?" kata Kibum tanpa sungkan.

"Hahaha... Putriku ini memang biasa berada dimana-mana," jawab Hyunjoo.

"Oh iya! Aku ingat! Di..."

"Ma'af aku terlambat," sela pemuda yang baru saja masuk itu. "Apa aku sangat terlambat?" kata Sungkyu seraya mengangkat kepala. Mata Yeon Ae melebar, Sungkyu pun sama ketika mengangkat kepala dan mendapati Yeon Ae berada disana.

"Dia itu putra bungsu ku, adik Sungje. Dia Kim Sungkyu," Seungwoo memperkenalkan Sungkyu.

"Wah wah wah, ini dia Sungkyu? Dia sudah sebesar ini sekarang," komentar Hyunjoo. "Ini putri semata wayangku, Yeon Ae," imbuhnya.

"Kami sudah bertemu sebelumnya," kata Yeon Ae tanpa ragu. 'Apa kabar Oppa?' Yeon Ae menggerakan tangannya. Sungkyu terpaku dan membisu.

"Nah itu dia!" Kibum memecah suasana. "Aku pernah melihat fotonya diponsel Sungkyu Hyung! Pantas saja tidak asing!"

"Wah, sepertinya kita banyak ketinggalan ya?" komentar Seungwoo.

"Orang tua memang tidak pernah menang dari anaknya ya hahaha..." Hyunjoo tertawa lepas.


Makan malam yang hangat dan menyenangkan. Reuni kecil dari dua keluarga ini. Usai makan malam tak satu pun beranjak. Hyunjoo dan Seungwoo asik reunian sedang Yeon Ae ngobrol dengan Sungje. Keduanya tampak akrab, Sungkyu hanya bisa menjauh dan mengawasinya. Usai bergabung sejenak dengan Sungje dan Yeon Ae, Kibum kembali pada Sungkyu. Ia menarik Sungkyu memaksa pemuda itu bergabung.

"Ceritakan pada ku, bagaimana kalian bertemu dan saling mengenal?" tanya Sungje sa'at Sungkyu bergabung.

"Iya ceritakan! Aku juga ingin tahu!" Kibum antusias.

"Kau ini!" Sungkyu menepuk Kibum.

"Kalian bertemu di taman kan?" kata Kibum.

"Kau tahu?" tanya Sungje.

"Sungkyu Hyung pernah cerita tapi sepenggal-sepenggal saja."



"Malam itu, Oppa datang kan?" tanya Yeon Ae. "Aku tahu Oppa datang dan aku tahu kenapa Oppa menghindari aku."

"Yeon Ae~aa, mianhae, jongmal mianhae," kata Sungkyu.

"Gwaenchanna... Oppa bukan orang pertama yang menganggapku bisu. Kesalah pahaman ini sering muncul sejak setahun yang lalu." Sejenak suasana dibalkon jadi hening. "Oppa marah pada ku?"

"Eng... itu..."

"Iya! Pasti! Aku kan menipu Oppa. Pasti Opp..."

Sungkyu meraih tubuh Yeon Ae, memeluknya erat. "Mianhae... Jeongmal mianhae.." bisiknya.



Hyunjoo sedikit kaget melihat Dongwoo cs masih bertahan dirumahnya.

"Kalian masih disini?" tanya Yeon Ae.

"Permisi Paman!" Sungyeol dan Myungsoo langsung menculik Yeon Ae dari sisi Hyunjoo.

"Ya! Apa-apa'an ini?!" protes Yeon Ae sa'at mereka sampai di lapangan basket indoor. Dongwoo, Woohyun, Howon dan Sungjeong juga menyusul masuk.

"Apa yang terjadi?" tanya Sungyeol.

"Mwo??" Yeon Ae makin bingung.

"Apa Paman Hyunjoo menjodohkan mu?!"

"Mwoya?!!"

"Kau setuju pada perjodohan itu?" giliran Myungsoo bertanya.

"Hallo! Kalian ini bicara apa? Perjodohan apa? Aigo~ kalian membuat ku pusing!"

"Paman Oh membawamu malam ini untuk dijodohkan dengan anak sahabatnya, benar tidak?" sela Sungjeong.

"Mwo?? Ini bukan zaman dinasti Joseon, siapa yang mau dijodohkan??" Yeon Ae balik bertanya.

"Jadi... semua itu tidak benar?" tanya Howon memastikan.

"Kami hanya pergi makan malam, reuni kecil, hanya begitu saja, tidak ada hal istimewa lagi."

Semua langsung sumringah, bahkan saking senangnya Howon langsung memeluk Yeon Ae dan membuat Myungsoo juga Sungyeol kesal. Suasana jadi gaduh di lapangan basket indoor di kediaman Yeon Ae.
***


Sungkyu duduk disamping kanan Yeon Ae dibangku taman dimana keduanya biasa berbagi. Tatapan kagum dan teduh Sungkyu yang sama sekali tak beralih sejak Yeon Ae memainkan gitarnya dan menyanyi.

"...and if I ever lose my power to fly, then your love takes me high, I'll always be true to you. Sometimes I think I might lose it all, guess the chances are small. Cause you hold me close I feel you near. Don't let go say you'll always be here. So just hold me tight and I'll be fine... Dreaming you will always be mine... Ooh... Dreaming you will always be... mine..." Yeon Ae menghentikan gerak tangannya menggenjreng gitar. Sungkyu pun bertepuk tangan antusias sa'at pertunjukan Yeon Ae usai.

"Kau punya suara bagus tapi kau sembunyikan dari ku. Kau ini kejam sekali pada ku," kata Sungkyu. Yeon Ae tersenyum geli melihat ekspresi Sungkyu.

"Rasanya menyenangkan ketika bisa menjadi pendengar. Aku terbiasa seperti ini sejak setahun yang lalu. Awalnya hanya iseng tapi jadinya seperti ini."

"Apa teman-teman mu tidak protes?"

"Pasti pada awalnya, tapi mereka paham. Bukan Yeon Ae namanya jika tak berperilaku aneh, begitu kata mereka. Padahal aku tak seaneh itu kan?" Yeon Ae menatap Sungkyu meminta dukungan dari pemuda itu. Sungkyu tersenyum saja seraya mengelus kepala Yeon Ae.

"Oppa, Oppa tidak akan pergi dan menghilang lagi kan?"

"Apa kau tidak keberatan jika aku selalu mengganggu mu?"

"Sebulan ini memang merepotkan sekali, tapi aku mulai terbiasa, tidak apa-apa..." kata Yeon Ae dan Sungkyu tersenyum lega. "Satu hal lagi!"

"Apa?"

"Jangan pernah menangis dihadapan gadis lain selain aku, ok!"

"Mwo?? Aish... Ok, ok!"

"Yaksokhae.." Yeon Ae mengulurkan jari kelingkingnya. Sungkyu mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Yeon Ae.

"Yaksokhae~" bisiknya.

"Ok! Sekarang ayo kita pergi!"

"Kemana?"

"Ayo!" Yeon Ae menarik tangan Sungkyu dan pemuda itu pun pasrah ketika Yeon Ae menyeretnya pergi.
***


* Infinite-Entrust *

Yeon Ae dan Amber ikut larut dalam permainan basket bersama Woohyun, Myungsoo, Dongwoo dan Howon. Woohyun-Yeon Ae-Myungsoo menjadi satu tim melawan Howon-Amber-Dongwoo. Suasana lapangan basket kampus jadi riuh karena adanya pertandingan 3 on 3 ini. Sungjeong tampak bersemangat duduk sambil bersorak sorai memberi semangat pada teman-temannya ditengah lapangan. Penonton semakin terhibur karena Howon pasti akan melakukan tarian anehnya jika ia berhasil memasukan bola ke dalam keranjang. Bahkan pada akhir pertandingan semua ikut menari menirukan gerakan Howon. Sungjeong yang baru pulih dari cidera juga ikut menyeret Sungyeol ke tengah lapangan dan ikut menari. Choi Min Hwan yang hobi membawa handycam kemana-mana tak menyia-nyiakan moment ini dan merekamnya. Semua terlihat bahagia hari itu.


Hyunjoo mengadakan liburan bersama. Ia mengajak keluarga Kim dan juga teman-teman dekat Yeon Ae liburan di vila pribadinya di pulau Jeju. Myungsoo cs tak canggung lagi bertemu Sungkyu karena beberapa waktu lalu Yeon Ae telah memperkenalkan pemuda itu pada mereka.

Sejak tiba muda-mudi (Yeon Ae, Infinite, Amber, Key, Sungje) ini seolah tak lelah bermain. Pantai, pastilah hal menyenangkan bagi mereka. Malam ini mereka berkumpul dipinggir pantai dan membuat api unggun. Mereka membuat permainan dan bercanda bersama.

"Malam ini kami akan memberikan pertunjukan perdana kami," Sungjeong berdiri memberi sambutan.

"Pertunjukan perdana? Aish! Apa-apa?" komentar Dongwoo. Yeon Ae yang duduk diantara Sungkyu dan Kibum hanya tersenyum saja menanggapinya.

Myungsoo bangkit dari duduknya dan berjalan menuju Yeon Ae, "boleh pinjam gitarnya?" sambil mengulurkan tangan kanannya. Yeon Ae tampak bingung lalu memberikan gitar dalam pelukannya pada Myungsoo.

"Woo~!!!" Dongwoo bertepuk tangan antusias. "Eh, Sungyeol juga??" tanyanya sa'at Sungyeol berdiri dan bergabung bersama Myungsoo dan Sungjeong.

"Mwoya igo? Mereka akan membentuk band baru?" komentar Amber.

"Sejak kapan Myungsoo bisa memainkan gitar?" tanya Woohyun menyela Amber dan Dongwoo.

"Yeon Ae??" kata Dongwoo dan ketiganya menatap Yeon Ae.

"Yorobun, nikmatilah! Ini penampilan perdana kami trio..." kata Sungjeong yang kemudian diam. Semua menunggu pemuda itu melanjutkan kalimatnya. "Apa nama trio kita?" tanya Sungjeong pada Sungyeol dan Myungsoo.

Kontan semua menertawakan Sungjeong dan tentu saja yang paling parah adalah Dongwoo. Ia spontan tertawa ngakak melihat ekspresi Sungjeong.

"Ah, sudahlah! Sebut saja kami trio No Name," kata Sungyeol.

"Ok! Ok! Lekas, kalian mau apa?" sahut Dongwoo.

"This song for you my love!" kata Sungyeol seraya melakukan wink yang ia tujukan pada Yeon Ae. Lagi-lagi semua tertawa karenanya.

Suasana kembali hening ketika Myungsoo mulai memetik gitarnya. Deburan ombak dipantai terdengar syahdu mengiringi dentingan gitar Myungsoo.


(Myungsoo) eoneudeot barame sillyeo, nae jameul kkaeuneun, dalkomhan nae soskagimi turutututu...
(Sungjeong) kkumeseo bodeon sinbiroun geumiso... nuni busi dorok areumdawo...

(all) * saranghae baby baby love, honey honey love.
neoman neoman saranghae yeongwontorok.
gieokhae oneul oneul do, naeil naeil do...
oneul boda neil deo neol saranghalgae...

(Myungsoo) turutututu...
(Sungyeol) sujupge hadeon neowa ui ip machum, sumi meojeulmankeum tteolligahae...

(all) *

(Myungsoo) niga naui yeoja raneunge...
(Sungjeong+Sungyeol) nan gomaul ppuniya
(Myungsoo) naega neoui namjaraneunge... gomawo...

(all) *


Semua larut, bertepuk tangan mengikuti alunan musik yang dimainkan Myungsoo. Bahkan ikut bernyanyi menjelang lagu berakhir.

"Woo~ hu! Daebak! Daebak!" Dongwoo mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan bertepuk tangan.

"Kamsahamnida, kamsahamnida, kamsahamnida," Sungjeong membungkukkan badan ala artis papan atas seusai konser.

Hyunjoo dan Seungwoo tersenyum melihat putra-putri mereka berkumpul dan bercanda. Mereka tampak riang bermain kembang api dan bernyanyi juga menari.

"Rasanya waktu begitu cepat berlalu ya?" kata Seungwoo.

"Em, dan kita sudah setua ini. Aku ingin, kita dan juga mereka bisa seperti ini selamanya," Hyunjoo menimpali.

"Selamanya? Apa itu mungkin?"

"Tentu saja. Mereka terlahir untuk melanjutkan apa yang sudah kita rajut."

"Oh, iya ya..."
***


* Infinite-Fixed Star *

Yeon Ae duduk ditengah-tengah diantara Sungkyu dan Myungsoo. Ada juga Dongwoo, Howon, Sungjeong, Sungyeol dan Woohyun bersama mereka. Kedelapannya duduk dipinggir pantai menatap pantai dimalam hari. Taburan bintang diangkasa dan deburan ombak turut menemani mereka. Yeon Ae menatap langit dan ia tersenyum ketika ada satu bintang berkerlip padanya.

"Umma... aku bahagia, kamsahamnida... Saranghae Umma..." bisik Yeon Ae dalam hati.
***


"Begini saja kah?" tanya Sungyeol.

"Apa??" Yeon Ae balik tanya.

"Kau, jadi kau bagaimana?"

"Mwoya?? Aish, mad man!"

"Ya! Yeon Ae~aa!!"






--------------THE END--------------


-shytUrtle_yUi-

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews