Dan Aku Tergila-gila Padanya…!!!
02:35
Dan Aku Tergila-gila Padanya…!!!
Ya Alloh, betapa indahnya makhluk ciptaan Mu ini. Aku
jatuh hati ketika pertama tahu tentang dia. Bagaimana aku memanggilnya? Dia
adalah Baharut atau mungkin lebih dikenal dengan Bahamut dan yang paling
populer adalah Naga. Sebenarnya sudah lama memiliki gambar Baharut dalam
blackjack, namun dulu tak begitu mengenalnya sejauh ini. Hingga suatu hari
seseorang yang boleh dikatakan Guru Spiritual saya –nama tak disebutkan-
membahas tentang makhluk gaib yang berwujud kadal terbang ini.
Baharut? Seperti apakah wujudnya? “Kamu punya dihape
mu.” Iyakah??? Oh, inikah makhluk bernama Baharut itu?? Subhanallah… indah
sekali makhluk ini. Saya pernah memunculkan makhluk ini dalam FF ‘Huarang
Alcheon & 7 Clover’ dengan nama Myeong-ye. Semakin berjalan semakin saya
tergila-gila pada naga terbang ini. Ada satu gambar yang benar-benar membuat
saya termehek-mehek dan terus menjadikannya sebagai wallpaper blackjack, hingga
kini, dan menjadikannya sebagai foto sampul diakun FB juga kepala dari blog
curios –W- way. Pengen mengganti background twitter juga tapi belum sempat.
ini dia picku baharut yang bikin saya jatuh hati pada pandangan pertama..
Akhir 2011 kemarin, ketika saya vakum dan kuliah di Mbah Google untuk persiapan FF ‘Angae’, saya makin cinta pada Baharut setelah menemukan artikel tentangnya. Saya… tidak dapat berkata-kata lagi hehehe… Langsung aja dah saya kasih artikel tentang Baharut yang saya peroleh dari berbagai sumber. Ok, let’s check it out!
Mitos Bahamut - Sang Raja Naga.
Bahamut adalah Kelas Naga Platinum dan selalu
digambarkan baik sebagai Raja Segala Naga Baik, dan lebih akurat, sebagai dewa
mulia dan gemilang di golongan kanan tersendiri. Dia selalu waspada untuk
membantu kebaikan dan duduk unsleeping atau tanpa tertidur di istananya
di Gunung Celestia, Langit Tujuh. Inilah Mitos Bahamut - Sang Raja Naga.
Bahamut adalah pelindung dari
seluruh naga yang baik dan paling sering melawan kejahatan. Selain menjadi dewa
naga yang baik, metalik, kebijaksanaan, dan keadilan tercerahkan. Di
banyak dunia, Bahamut juga dilihat sebagai kekuatan kebajikan secara umum dan
sebagai kekuatan drakonik kecil cakrawala, langit terutama jelas dan terang,
apakah itu siang atau malam hari.
Bahamut adalah mulia, bijak,
bijaksana, baik hati, dan membantu, tapi dia juga bisa tegas. Ia percaya pada
kesucian hidup, dan tidak akan rela membunuh makhluk lain kecuali jika dia
tidak memiliki pilihan lain, lebih suka topolymorph mereka ke dalam bentuk yang
tidak berbahaya daripada membunuh mereka. Dengan standar naga, ia tidak
mementingkan diri sendiri dan berbagi, karena hal tersebut menjadi tidak
sia-sia atau berkeinginan membagi harta karun.
Bahamut memiliki nilai-nilai
kearifan, pengetahuan dan lagu. Di sisi lain, ia membenci ketidakadilan dan
permainan kotor, yang sangat setuju kejahatan dan tidak mentoleransi setiap
tindak pidana yang ditawarkan oleh makhluk jahat.
Bahamut adalah dewa yang aktif, pernah
berdebat kasus melawan kejahatan. Ia juga mengawasi makhluk baik yang sah,
drakonik atau sebaliknya, dalam bahaya, menawarkan bantuan, penyembuhan, dan
pengetahuan, namun tidak ingin melibatkan diri secara langsung dalam urusan
pesawat Material Perdana .Semua Wyrms baik mencari untuk meminta
bimbingan dan kebijaksanaan, terutama naga emas, perak, dan naga perunggu,
meskipun beberapa naga kuningan dan naga tembaga juga suka memberikan
penghormatan padanya.
Bahamut sering dipakai sebagai ikon guardian force legendaris di serial Games Final
Fantasy series. Kekuatannya sangat dahsyat dan menjadi summon monster
andalan jagoan game ini. Kekuatan ledakan yang dihasilkannya bisa menghancurkan
satu wilayah sekaligus.
Naga
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas
Bananagaan yaitu ukiran naga-nagaan
yang didistilir dipakai dalam bentuk ukiran Sungkul Atap pada Rumah Banjar.
Naga adalah sebutan umum
untuk makhluk mitologi yang berwujud reptil berukuran raksasa. Makhluk ini muncul dalam berbagai
kebudayaan. Pada umumnya berwujud seekor ular besar, namun ada pula yang
menggambarkannya sebagai kadal bersayap.
Pandangan Terhadap Naga
Naga, dalam berbagai peradaban dikenal dengan nama dragon (Inggris), draken (Skandinavia), Liong (Cina), dikenal sebagai makhluk superior yang berwujud menyerupai ular, kadang bisa menyemburkan api, habitatnya di seluruh ruang (air, darat, udara). Meskipun penggambaran wujudnya berbeda, namun secara umum spesifikasi makhluk tersebut digambarkan sebagai mahluk sakti.Sosok Naga di dunia barat digambarkan sebagai monster, cenderung merusak dan bersekutu dengan kekuatan gelap. Dicitrakan sebagai tokoh antagonis yang seharusnya dihancurkan. Seseorang bisa mendapat gelar pahlawan atau ksatria dengan membunuh Naga. Pendek kata, Naga adalah ancaman bagi manusia.
Tidak demikian halnya dengan citra Naga di peradaban timur. Di Cina, naga dianggap sosok yang bijaksana dan agung layaknya dewa. Naga adalah satu-satunya hewan mitos yang menjadi simbol Shio. Budaya Minangkabau mengenal dongeng ngarai Sianok yang diciptakan oleh Sang Naga. Hiasan Naga juga sangat lekat dengan budaya jawa, umumnya ada di gamelan, pintu candi dan gapura, sebagai lambang penjaga. Masyarakat Dayak juga menggambarkan Naga sebagai penguasa dunia bawah, dan Burung Enggang sebagai penguasa dunia atas. Naga di peradaban timur mendapat tempat terhormat, karena meskipun mempunyai kekuatan super yang bisa menghancurkan, namun tidak semena-mena bahkan bisa mengayomi.
Naga atau Ular menurut pandangan bangsa Indonesia dianggap sebagai lambang dunia bawah. Sebelum Zaman Hindu (Neolithicum), di Indonesia terdapat anggapan bahwa dunia ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu dunia bawah dan dunia atas, yang masing-masing mempunyai sifat-sifat bertentangan. Dunia bawah antara lain dilambangkan dengan bumi, bulan, gelap, air, ular, kura-kura, buaya. Sedangkan dunia atas dilambangkan dengan matahari, terang, atas, kuda, rajawali.[1]
Pandangan semacam itu juga hampir merata di seluruh bangsa Asia. Dalam cerita Mahabarata maupun pandangan bangsa Indonesia sendiri sebelum Zaman Hindu, naga atau ular selalu berhubungan dengan air, sedangkan air mutlak diperlukan sebagai sarana pertanian.
India
Istilah naga merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta atau India kuno yang bermakna "ular". Dalam naskah Mahabharata dikisahkan bahwa para Naga merupakan anak-anak Resi Kasyapa dari perkawinannya dengan Dewi Kadru. Nama-nama mereka yang terkenal antara lain Sesa, Taksaka, Basuki, Karkotaka, Korawya, dan Dritarastra. Bangsa Naga yang berjumlah ribuan memiliki dua orang sepupu berwujud burung dan disebut sebagai bangsa Kaga. Keduanya bernama Aruna dan Garuda, yang merupakan putra dari Dewi Winata yang juga dinikahi Resi Kasyapa. Dengan demikian, hubungan antara Naga dengan Kaga selain sebagai sepupu juga sebagai saudara tiri. Meskipun demikian hubungan mereka kurang baik dan sering terlibat perselisihan. Di antara para Naga ada pula yang menjadi dewa, yaitu Sesa, yang tertua di antara putra Kadru. Ia memisahkan diri dari adik-adiknya dan hidup bertapa menyucikan diri. Ia akhirnya diangkat sebagai dewa para ular, bergelar Ananta.Cina
Dalam tradisi Cina juga terdapat makhluk bernama Liong atau Lung yang umumnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan istilah naga. Makhluk ini digambarkan sebagai ular berukuran raksasa, lengkap dengan tanduk, sungut, dan cakar, sehingga berbeda dengan naga versi India.Naga versi Cina dianggap sebagai simbol kekuatan alam, khususnya angin topan. Pada umumnya makhluk ini dianggap memiliki sifat yang baik selama ia selalu dihormati. Naga dianggap sebagai penjelmaan roh orang suci yang belum bisa masuk surga. Biasanya roh orang suci menjelma dalam bentuk naga kecil dan menyusup ke dalam bumi untuk menjalani tidur dalam waktu lama. Setelah tubuhnya memebesar, ia bangun dan terbang menuju surga.
Sebagian ilmuwan berpendapat, naga Cina merupakan makhluk khayal yang diciptakan oleh masyarakat zaman dahulu akibat penemuan fosil dinosaurus. Makhluk ini juga dikenal dalam kebudayaan Jepang dengan istilah Ryuu.
Naga di dalam shio memiliki arti kebenaran. Arti lain adalah perlindungan dan keperkasaan. Shio naga ada pada tahun 2012,2000, 1988, 1876, 1964, 1952, 1940 . Shio naga memiliki kemampuan mulut yang baik dan sayangnya sering membuatnya celaka.
Kalimantan
Naga dalam budaya Kalimantan, kususnya suku Dayak dan suku Banjar dianggap sebagai simbol alam bawah. Naga digambarkan hidup di dalam air atau tanah dan disebut sebagai Naga Lipat Bumi. Naga merupakan perwujudan dari Tambun yaitu makhluk yang hidup dalam air.
Menurut budaya Kalimantan, alam semesta merupakan perwujudan "Dwitunggal Semesta" yaitu alam atas yang dikuasai oleh Mahatala atau Pohotara, yang disimbolkan enggang gading (burung), sedangkan alam bawah dikuasai oleh Jata atau Juata yang disimbolkan sebagai naga (reptil). Alam atas bersifat panas (maskulin) sedangkan alam bawah bersifat dingin (feminim). Manusia hidup di antara keduanya.Dalam budaya Banjar, alam bawah merupakan milik Puteri Junjung Buih sedangkan alam atas milik Pangeran Suryanata, pasangan suami isteri yang mendirikan dinasti kerajaan Banjar. Setelah berkembangnya agama Islam, maka oleh suku Banjar alam atas dianggap dikuasai oleh Nabi Daud, sedangkan alam bawah dikuasai oleh Nabi Khidir Dalam arsitektur rumah Banjar, makhluk naga dan burung enggang gading diwujudkan dalam bentuk tatah ukiran, tetapi sebagai budaya yang tumbuh di bawah pengaruh agama Islam yang tidak memperkenankan membuat ukiran makhluk bernyawa, maka bentuk-bentuk makhluk bernyawa tersebut disamarkan atau didistilir dalam bentuk ukiran tumbuh-tumbuhan.
Eropa
Naga Jawa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas
Naga
Jawa
adalah sebuah mahluk mitologi
Jawa yang berbentuk ular besar sebagai perwujudan dari salah satu
makhluk penguasa gaib. Dalam cerita pewayangan dikenal ular Naga yang menjadi dewa bernama
Sanghyang Naga Antaboga atau Anantaboga yang konon sebagai dewa penjaga di
dalam perut bumi.
Etimologi
Istilah kata Naga berasal dari bahasa Sanskerta, nāgá (नाग) ialah sejenis ular kobra. Kata nāgá bersinonim dengan kata phaṇin (फणिन्). Terdapat beberapa perkataan untuk menyebut "ular"; antara lain yang paling kerap digunakan ialah kata sarpá (सर्प). Adakalanya, perkataan nāgá pun digunakan untuk memaksudkan "ular" secara umum. Perkataan ini serumpun dengan perkataan Bahasa Jermanik: *snēk-a-, Proto-IE: *(s)nēg-o- yang kemudian menurunkan perkataan dalam bahasa Inggris snake. [1] Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata naga adalah ular yang besar (dalam cerita) spt -- berapi, -- bura, -- gentala, -- umbang; (2) kl ular besar (menurut kepercayaan) penunggu mata angin (ada yg berpindah tiap hari, ada yg tiap tahun, spt -- hari, -- tahun).[2]Penggambaran
Naga Jawa digambarkan sebagai sesosok mahluk sakti berbentuk ular raksasa yang tidak memiliki kaki meskipun adakala diwujudkan mempunyai kaki . Naga Jawa memakai badhog atau mahkota di atas kepalanya. Terkadang Naga Jawa digambarkan juga memakai perhiasan anting dan kalung emas.Tidak seperti Naga Cina maupun Naga Eropa, tampilan Naga Jawa sangat unik dan khas karena naga Jawa memakai mahkota layaknya raja serta tidak mempunyai kaki. Dibanding dengan Naga cina mempunyai empat kaki serta kumis di atas mulutnya, sedangkan tampilan Naga eropa lebih mirip dengan kadal raksasa berleher panjang yang mempunyai sayap lebar.
Pandangan Terhadap Naga
Naga, dalam berbagai peradaban dikenal dengan nama dragon (Inggris), draken (Skandinavia), Liong (Cina), dikenal sebagai makhluk superior yang berwujud menyerupai ular, kadang bisa menyemburkan api, habitatnya di seluruh ruang (air, darat, udara). Meskipun penggambaran wujudnya berbeda, namun secara umum spesifikasi makhluk tersebut digambarkan sebagai mahluk sakti.Sosok Naga di dunia barat digambarkan sebagai monster, cenderung merusak dan bersekutu dengan kekuatan gelap. Dicitrakan sebagai tokoh antagonis yang seharusnya dihancurkan. Seseorang bisa mendapat gelar pahlawan atau ksatria dengan membunuh Naga. Pendek kata, Naga adalah ancaman bagi manusia.
Tidak demikian halnya dengan citra Naga di peradaban timur. Di Cina, naga dianggap sosok yang bijaksana dan agung layaknya dewa. Naga adalah satu-satunya hewan mitos yang menjadi simbol Shio. Budaya Minangkabau mengenal dongeng ngarai Sianok yang diciptakan oleh Sang Naga. Hiasan Naga juga sangat lekat dengan budaya jawa, umumnya ada di gamelan, pintu candi dan gapura, sebagai lambang penjaga. Masyarakat Dayak juga menggambarkan Naga sebagai penguasa dunia bawah, dan Burung Enggang sebagai penguasa dunia atas. Naga di peradaban timur mendapat tempat terhormat, karena meskipun mempunyai kekuatan super yang bisa menghancurkan, namun tidak semena-mena bahkan bisa mengayomi.
Naga atau Ular menurut pandangan bangsa Indonesia dianggap sebagai lambang dunia bawah. Sebelum Zaman Hindu (Neolithicum), di Indonesia terdapat anggapan bahwa dunia ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu dunia bawah dan dunia atas, yang masing-masing mempunyai sifat-sifat bertentangan. Dunia bawah antara lain dilambangkan dengan bumi, bulan, gelap, air, ular, kura-kura, buaya. Sedangkan dunia atas dilambangkan dengan matahari, terang, atas, kuda, rajawali.[3] Pandangan semacam itu juga hampir merata di seluruh bangsa Asia. Dalam cerita Mahabarata maupun pandangan bangsa Indonesia sendiri sebelum Zaman Hindu, naga atau ular selalu berhubungan dengan air, sedangkan air mutlak diperlukan sebagai sarana pertanian.
Penggunaan
Dalam kesenian rakyat kita juga sering melihat bentuk ukiran yang berbentuk ular Naga yang tertera pada gantungan dari kayu yang dipergunakan untuk menggantung gamelan dalam keadaan mulutnya terbuka lebar dengan lidah bercabang yang menjulur keluar.Selain itu benda-benda pusaka yang berbentuk keris banyak yang menggunakan nama ular Naga ini. Seperti keris Naga Runting, keris Naga Ransang, keris Naga Sasra dan lain sebagainya. Keris tersebut dinamakan naga karena memang bentuk bilah keris yang melengkung menyerupai ekor naga. Juga ada pusaka yang berbentuk tombak yang bemama tombak Naga Baru Kelinting miliknya Ki Ageng Mangir Wanabaya, Kepala kapal layar juga banyak yang diukir dengan bentuk gambar kepala ular Naga
Simbol Penjagaan
Naga Jawa juga ditemui di beberapa relief candi. Naga di candi ini dinamakan Naga Taksaka yang bertugas menjaga candi. Umumnya ular naga dijadikan pola hias bentuk makara yaitu pipi tangga di kanan dan kiri tangga naik ke bangunan candi yang dibentuk sebagai badan dan kepala naga: mulut naga digambarkan terbuka lebar dan lidahnya menjulur keluar dalam wujud untaian manik-manik ataupun bentuk makara dengan naga yang menganga dengan seekor singa di dalam mulutnya. Hiasan semacam ini umum didapati di candi-candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta.Sering pula wujud naga dipahat di bawah cerat yoni karena yoni selalu dipahat menonjol keluar dari bingkai bujur sangar sehingga perlu penyangga di bawahnya. Fungsi naga pada bangunan candi atau pada yoni tampaknya erat kaitannya dengan tugas penjagaan atau perlindungan terhadap sebuah bangunan.
Misteri
Naga
(dikutip dari buku "Kisah-Kasih Spiritual - Wisnu Prakasa")
Naga sebagai
mahluk yang mempunyai karma baik dan telah mencapai pembinaan kehidupan
spiritual tahap tertentu, karena mereka telah melatih pembinaan spiritual yang
sangat lama. Pencapaian spiritual yang lama ini menjadikan kaum naga memperoleh
berkah dan kedudukan yang terhormat.
Pencapaian dan karma baik yang dimiliki kaum naga, menjadikan banyak naga yang mendapatkan kesempatan untuk mengabdikan dirinya secara langsung sebagai pendamping dan pelindung Buddha, Bhodisatva, dan para mahluk suci lainnya. Sering kita melihat gambar Bodhisatva Kwan-Im sedang berdiri diatas naga yang mengantarkan kemana Sang Dewi pergi.
Kaum naga memiliki berbagai macam ras yang berbeda-beda, dan setiap ras terbagi dalam dua gender yaitu lelaki dan wanita. Dimana naga lelaki mempunyai tanduk yang membesar dibagian atasnya, tetapi naga wanita mempunyai tanduk yang lebih ramping dan kadang mengecil dibagian atasnya.
Selain itu naga lelaki mempunyai janggut yang berkilauan seperti mutiara di dagu dan pada lehernya. Dan naga wanita akan tampak berbeda pada bentuk hidungnya, yang lebih lurus. Dagu dan lehernya tidak memiliki janggut.
Perlambangan energi naga pada Fung-Shui diakui energinya sebagai salah satu pelindung di sebelah kiri dan pembawa energi keberuntungan dengan perlambangan warna hijau atau biru. Sedangkan di sebelah kanan di lambangkan dengan energi macan. Penyatuan kedua energi yang saling melengkapi dapat membentuk suatu energi chi yang baik.
Pada aliran Fung-Shui yang melambangkan arah angin dan musim, dikenal dengan istilah Naga Biru. Yang berarti naga timur dan merupakan perlambangan dari musim spring, dan awal tahun. Macan putih yang berarti macan barat dan merupakan perlambangan arah barat.
Naga merupakan salah satu dari mahluk alam lain yang sangat unik dalam memilih lokasi. Mereka tidak akan sembarang, bahkan dapat dibilang benar-benar sangat berhati-hati dalam menilai dan memperhitungkan lokasi tempat kediamannya. Sehingga tempat dan lokasi yang disukai oleh kaum naga, biasanya akan memiliki energi chi yang sangat tinggi dan baik.
Kelebihan dari kaum naga ini, yang menjadikan kaum naga dikenal memiliki banyak energi berkah dan rejeki yang berlimpah dibandingkan mahluk lainnya. Sehingga beberapa Master Fung Shui yang dapat mengetahui keberadaan naga, akan mempertimbangkannya sebagai suatu kelebihan yang sangat positif.
Inilah beberapa contoh tempat yang lebih disukai oleh kaum naga:
Pertama, tempat dimana terdapat pohon yang pernah disambar petir dan terbakar. Kedua, di laut pada bagian tengah teluk, biasanya ditandai dengan motif ombak yang seperti sisik naga. Ketiga, di dekat pinggir pantai yang terdapat banyak batu karang yang menonjol di permukaan laut. Keempat, di danau yang tenang dan bersih di gunung ataupun di kaki gunung. Kelima, di dalam gua, dimana sering muncul pelangi di atas atau dari dalam mulut gua.
Karena pada umumnya tempat yang disukai Naga sangat erat hubungannya dengan elemen air. Maka naga banyak dihubungi dengan dewa hujan dan batara indra, dewa halilintar (li-kong). Hal ini erat hubungannya dengan cara fung-shui yang mempergunakan unsur air sebagai pembawa energi berkah dan kekayaan.
Untuk menjadi naga diperlukan pembinaan yang tidak mudah, dan waktu yang sangat lama. Salah satu jenis naga berasal dari ular air. Ular air bilamana telah bermeditasi selama 500 hingga 1000 tahun, akan berubah menjadi Ular-Ikan ( ½ Ular ½ Ikan) dimana kepalanya masih berupa ular, tetapi tubuhnya mulai membesar sedikit dan sisiknya membesar seperti ikan, juga ekornya mulai berupa ekor ikan.
Ular-Ikan ini bila melanjutkan meditasinya selama 500 tahun hingga 1000 tahun, maka akan berubah menjadi Ikan-Naga ( ½ Ikan ½ Naga ). Ikan-Naga mempunyai tubuh dan ekor seperti ikan, tetapi kepalanya membesar dan telah menyerupai kepala naga. Pada tahap ini ada juga yang telah menampakkan tanduk kecil di atas kepalanya.
Di Indonesia, Ikan-Naga ini banyak dijumpai di daerah pantai selatan pulau jawa dan bali, karena berkah yang dimiliki Ikan-Naga ini maka banyak penduduk setempat menghormati Ikan-Naga agar dapat diberikan hasil ikan yang berlimpah dan bebas dari wabah penyakit menular.
Ikan-Naga juga mempunyai unsur air yang sangat kuat, sehingga oleh masyarakat jawa di masa lampau banyak diundang sebagai energi yang dapat mencegah terjadinya kebakaran terlebih-lebih dimusim kemarau yang panjang.
Ikan-Naga yang melanjutkan meditasi selama 500 tahun hingga 1000 tahun, akan berubah menjadi Naga Tanpa Tanduk. Seluruh tubuhnya sempurna menjadi naga, dengan warna yang menyerupai biru kehijauan. Walaupun ada juga yang telah mempunyai tanduk, tetapi tanduk dikepalanya masih sangat kecil sekali.
Naga tanpa tanduk ini banyak di jumpai dalam hiasan kerajaan-kerajaan di tanah jawa pada masa lampau. Dimana energi yang terpancar dari naga tanpa tanduk dapat menambah pamor dan wibawa dari tempat yang di diaminya.
Naga Tanpa Tanduk akan menjadi Naga Bertanduk bilamana dapat bermeditasi selama 500 tahun hingga 1000 tahun lagi.
Naga Bertanduk mempunyai tanduk besar yang sempurna, dan ditumbuhi janggut panjang yang berkemilauan seperti pearl. Naga Bertanduk pada tingkat ini sebagian telah dapat terbang di angkasa tetapi kemampuan jangkauannya masih terbatas.
Dibutuhkan meditasi sedikitnya 1000 tahun untuk mencapai Naga Emas yang sempurna, tubuhnya dapat berubah warna seperti: cahaya emas, ataupun warna matahari. Naga Emas dapat terbang kesegala penjuru alam, walaupun tampaknya tidak mempunyai sayap. Adapula jenis naga lainnya yang tampak memiliki sayap di badannya.
Tidak banyak naga yang dapat mencapai tingkat Naga Emas. Salah satunya dapat kita lihat sebagai pengikut Bunda Mulia yang mengabdikan dirinya pada Bunda Mulia dan mendapat tugas untuk memegang dan menjaga Pusaka Stempel Perintah Bunda Mulia. Selain itu banyak pula naga-naga lainnya yang mengabdikan dirinya untuk menjaga dan menjunjung tinggi perintah Bunda Mulia.
Salah satu kursi tahta Bunda Mulia merupakan jelmaan dari 12 naga, dan jubah dan tongkat Kebesaran Bunda Mulia juga merupakan jelmaan dari naga-naga emas. Pada saat Bunda Mulia menampakkan dirinya di gunung Kun-Lun, 12 naga menjelma sebagai alas duduk Teratai Emas Bunda Mulia. Pada bagian atas Teratai emas Bunda Mulia tampak sinar putih bagaikan cahaya matahari dan sinar emas bagaikan cahaya rembulan. Cahaya ini merupakan sinar dari tubuh dan janggut naga yang menjelma sebagai Teratai Emas.
Masih banyak lagi kisah naga yang mengabdikan dirinya pada Bunda Mulia, Bodhisatva, pewaris ajaran dan murid Bunda Mulia. Hasil meditasi dan karma baik dari kaum naga, menjadikan kaum naga memiliki berkah dan energi rejeki yang luar biasa banyaknya. Hal ini membuat kaum naga banyak di hormati dan di berikan persembahan oleh manusia. Semua ini bertujuan, agar kiranya sang naga sudi melimpahkan berkah keberuntungan yang dimilikinya.
Kaum naga juga dapat mengerti bahasa burung dan binatang lainnya. Dimana ada suatu cerita legenda yang menjelaskan bilamana seseorang memakan hati naga, dia dapat mengerti bahasa binatang. Kepercayaan ini tidak hanya dipercayai oleh masyarakat China terdahulu, tetapi juga di indonesia. Cerita tentang hati naga yang menjadikan seseorang mengerti bahasa binatang juga dipercayai oleh penganut kepercayaan jawa kuno di Indonesia.
Kisah ini mungkin telah menjadi legenda di tanah jawa, kisah hati naga dapat dilihat pada cerita Aji Saka. Aji Saka merupakan orang pertama yang menginjak tanah jawa dan sebagai nenek moyang manusia di tanah jawa.
Pencapaian dan karma baik yang dimiliki kaum naga, menjadikan banyak naga yang mendapatkan kesempatan untuk mengabdikan dirinya secara langsung sebagai pendamping dan pelindung Buddha, Bhodisatva, dan para mahluk suci lainnya. Sering kita melihat gambar Bodhisatva Kwan-Im sedang berdiri diatas naga yang mengantarkan kemana Sang Dewi pergi.
Kaum naga memiliki berbagai macam ras yang berbeda-beda, dan setiap ras terbagi dalam dua gender yaitu lelaki dan wanita. Dimana naga lelaki mempunyai tanduk yang membesar dibagian atasnya, tetapi naga wanita mempunyai tanduk yang lebih ramping dan kadang mengecil dibagian atasnya.
Selain itu naga lelaki mempunyai janggut yang berkilauan seperti mutiara di dagu dan pada lehernya. Dan naga wanita akan tampak berbeda pada bentuk hidungnya, yang lebih lurus. Dagu dan lehernya tidak memiliki janggut.
Perlambangan energi naga pada Fung-Shui diakui energinya sebagai salah satu pelindung di sebelah kiri dan pembawa energi keberuntungan dengan perlambangan warna hijau atau biru. Sedangkan di sebelah kanan di lambangkan dengan energi macan. Penyatuan kedua energi yang saling melengkapi dapat membentuk suatu energi chi yang baik.
Pada aliran Fung-Shui yang melambangkan arah angin dan musim, dikenal dengan istilah Naga Biru. Yang berarti naga timur dan merupakan perlambangan dari musim spring, dan awal tahun. Macan putih yang berarti macan barat dan merupakan perlambangan arah barat.
Naga merupakan salah satu dari mahluk alam lain yang sangat unik dalam memilih lokasi. Mereka tidak akan sembarang, bahkan dapat dibilang benar-benar sangat berhati-hati dalam menilai dan memperhitungkan lokasi tempat kediamannya. Sehingga tempat dan lokasi yang disukai oleh kaum naga, biasanya akan memiliki energi chi yang sangat tinggi dan baik.
Kelebihan dari kaum naga ini, yang menjadikan kaum naga dikenal memiliki banyak energi berkah dan rejeki yang berlimpah dibandingkan mahluk lainnya. Sehingga beberapa Master Fung Shui yang dapat mengetahui keberadaan naga, akan mempertimbangkannya sebagai suatu kelebihan yang sangat positif.
Inilah beberapa contoh tempat yang lebih disukai oleh kaum naga:
Pertama, tempat dimana terdapat pohon yang pernah disambar petir dan terbakar. Kedua, di laut pada bagian tengah teluk, biasanya ditandai dengan motif ombak yang seperti sisik naga. Ketiga, di dekat pinggir pantai yang terdapat banyak batu karang yang menonjol di permukaan laut. Keempat, di danau yang tenang dan bersih di gunung ataupun di kaki gunung. Kelima, di dalam gua, dimana sering muncul pelangi di atas atau dari dalam mulut gua.
Karena pada umumnya tempat yang disukai Naga sangat erat hubungannya dengan elemen air. Maka naga banyak dihubungi dengan dewa hujan dan batara indra, dewa halilintar (li-kong). Hal ini erat hubungannya dengan cara fung-shui yang mempergunakan unsur air sebagai pembawa energi berkah dan kekayaan.
Untuk menjadi naga diperlukan pembinaan yang tidak mudah, dan waktu yang sangat lama. Salah satu jenis naga berasal dari ular air. Ular air bilamana telah bermeditasi selama 500 hingga 1000 tahun, akan berubah menjadi Ular-Ikan ( ½ Ular ½ Ikan) dimana kepalanya masih berupa ular, tetapi tubuhnya mulai membesar sedikit dan sisiknya membesar seperti ikan, juga ekornya mulai berupa ekor ikan.
Ular-Ikan ini bila melanjutkan meditasinya selama 500 tahun hingga 1000 tahun, maka akan berubah menjadi Ikan-Naga ( ½ Ikan ½ Naga ). Ikan-Naga mempunyai tubuh dan ekor seperti ikan, tetapi kepalanya membesar dan telah menyerupai kepala naga. Pada tahap ini ada juga yang telah menampakkan tanduk kecil di atas kepalanya.
Di Indonesia, Ikan-Naga ini banyak dijumpai di daerah pantai selatan pulau jawa dan bali, karena berkah yang dimiliki Ikan-Naga ini maka banyak penduduk setempat menghormati Ikan-Naga agar dapat diberikan hasil ikan yang berlimpah dan bebas dari wabah penyakit menular.
Ikan-Naga juga mempunyai unsur air yang sangat kuat, sehingga oleh masyarakat jawa di masa lampau banyak diundang sebagai energi yang dapat mencegah terjadinya kebakaran terlebih-lebih dimusim kemarau yang panjang.
Ikan-Naga yang melanjutkan meditasi selama 500 tahun hingga 1000 tahun, akan berubah menjadi Naga Tanpa Tanduk. Seluruh tubuhnya sempurna menjadi naga, dengan warna yang menyerupai biru kehijauan. Walaupun ada juga yang telah mempunyai tanduk, tetapi tanduk dikepalanya masih sangat kecil sekali.
Naga tanpa tanduk ini banyak di jumpai dalam hiasan kerajaan-kerajaan di tanah jawa pada masa lampau. Dimana energi yang terpancar dari naga tanpa tanduk dapat menambah pamor dan wibawa dari tempat yang di diaminya.
Naga Tanpa Tanduk akan menjadi Naga Bertanduk bilamana dapat bermeditasi selama 500 tahun hingga 1000 tahun lagi.
Naga Bertanduk mempunyai tanduk besar yang sempurna, dan ditumbuhi janggut panjang yang berkemilauan seperti pearl. Naga Bertanduk pada tingkat ini sebagian telah dapat terbang di angkasa tetapi kemampuan jangkauannya masih terbatas.
Dibutuhkan meditasi sedikitnya 1000 tahun untuk mencapai Naga Emas yang sempurna, tubuhnya dapat berubah warna seperti: cahaya emas, ataupun warna matahari. Naga Emas dapat terbang kesegala penjuru alam, walaupun tampaknya tidak mempunyai sayap. Adapula jenis naga lainnya yang tampak memiliki sayap di badannya.
Tidak banyak naga yang dapat mencapai tingkat Naga Emas. Salah satunya dapat kita lihat sebagai pengikut Bunda Mulia yang mengabdikan dirinya pada Bunda Mulia dan mendapat tugas untuk memegang dan menjaga Pusaka Stempel Perintah Bunda Mulia. Selain itu banyak pula naga-naga lainnya yang mengabdikan dirinya untuk menjaga dan menjunjung tinggi perintah Bunda Mulia.
Salah satu kursi tahta Bunda Mulia merupakan jelmaan dari 12 naga, dan jubah dan tongkat Kebesaran Bunda Mulia juga merupakan jelmaan dari naga-naga emas. Pada saat Bunda Mulia menampakkan dirinya di gunung Kun-Lun, 12 naga menjelma sebagai alas duduk Teratai Emas Bunda Mulia. Pada bagian atas Teratai emas Bunda Mulia tampak sinar putih bagaikan cahaya matahari dan sinar emas bagaikan cahaya rembulan. Cahaya ini merupakan sinar dari tubuh dan janggut naga yang menjelma sebagai Teratai Emas.
Masih banyak lagi kisah naga yang mengabdikan dirinya pada Bunda Mulia, Bodhisatva, pewaris ajaran dan murid Bunda Mulia. Hasil meditasi dan karma baik dari kaum naga, menjadikan kaum naga memiliki berkah dan energi rejeki yang luar biasa banyaknya. Hal ini membuat kaum naga banyak di hormati dan di berikan persembahan oleh manusia. Semua ini bertujuan, agar kiranya sang naga sudi melimpahkan berkah keberuntungan yang dimilikinya.
Kaum naga juga dapat mengerti bahasa burung dan binatang lainnya. Dimana ada suatu cerita legenda yang menjelaskan bilamana seseorang memakan hati naga, dia dapat mengerti bahasa binatang. Kepercayaan ini tidak hanya dipercayai oleh masyarakat China terdahulu, tetapi juga di indonesia. Cerita tentang hati naga yang menjadikan seseorang mengerti bahasa binatang juga dipercayai oleh penganut kepercayaan jawa kuno di Indonesia.
Kisah ini mungkin telah menjadi legenda di tanah jawa, kisah hati naga dapat dilihat pada cerita Aji Saka. Aji Saka merupakan orang pertama yang menginjak tanah jawa dan sebagai nenek moyang manusia di tanah jawa.
MITOS NAGA API DI ASAL USUL DAYAK KENYAH
IRANG DAU merupakan sebuah patung batu berukuran tinggi kurang lebih 30 cm
dengan berat kurang lebih 15 Kg, berbentuk manusia kedua tangan menopang dagu
seperti layaknya orang kedinginan, ditemukan oleh seorang penjala ikan disungai
pada tahun 1930memiiki kekuatan supranatural yang sangat luar biasa. Konon,
pada jaman dimana Suku Dayak Kenyah masih menganut Animisme, keberadaan IRANG
DAU merupakan tempat meminta bantuan untuk kepentingan masyarakat Suku Dayak
Kenyah. Misalnya meminta musim penghujan, meminta kelimpahan hasil panen,
mengusir wabah penyakit, mencari orang tenggelam.
Asal Usul Dayak Kenyah
Asal Usul Dayak Kenyah
Konon ada seorang bernama HAKA. Seorang saudagar kaya dari negeri Cina.
Pekerjaannya adalah transaksi jual beli hasil bumi berkelana keseluruh penjuru
dunia.
Singkat cerita, tibalah HAKA di pulau BORNEO/KALIMANTAN. ditemukannya sebuah gua untuk dijadikan tempat untuk beristirahat. Namun didalam gua tersebut, HAKA bertemu seekor naga yang sangat besar sekali. Diatas kepala sang Naga tampak berkilauan, dan ternyata kilauan cahaya tersebut berupakan pantulan dari sebuah Batu permata yang berada diatas kepala sang naga.
Singkat cerita, tibalah HAKA di pulau BORNEO/KALIMANTAN. ditemukannya sebuah gua untuk dijadikan tempat untuk beristirahat. Namun didalam gua tersebut, HAKA bertemu seekor naga yang sangat besar sekali. Diatas kepala sang Naga tampak berkilauan, dan ternyata kilauan cahaya tersebut berupakan pantulan dari sebuah Batu permata yang berada diatas kepala sang naga.
Haka kemudian berpikir, seandainya batu permata yang berada diatas kepala sang
Naga itu dapat ia peroleh, tentunya ia akan jadi sangat kaya karena sudah
barang tentu Batu Permata itu akan sangat mahal harganya. Dengan segala upaya
HAKA berusaha untuk mengambil Batu Permata yang berada diatas kepala sang Naga,
namun ia tidak berhasil. Karena kekuatan naga sangat luar biasa dengan semburan
api yang sangat panas dari mulut sang Naga. HAKA pun menyerah, ia memutusjan
untuk kembali pulang ke negerinya.
Sesampai di negerinya di Cina, HAKA pun menghadap Raja dan menceritakan tentang sang NAGA kepada baginda Raja. Mendengar cerita dari HAKA, Raja pun tertarik dan mengumpulkan seluruh pasukan kerajaan untuk mendiskusikan bagaimana agar bisa mengalahkan sang Naga dan mengambil Batu Permata yang ada di atas kepala sang Naga.
Akhirnya disepakati, seluruh pasukan yang akan diberangkatkan melawan sang Naga dibuatkan pakaian anti api dengan persenjataan yang amat sangatlah lengkap. Berangkatlah bala pasukan dari negeri Cina berlayar menuju pulau Kalimantan bersama HAKA untuk membunuh sang Naga berada.
Sesampai di negerinya di Cina, HAKA pun menghadap Raja dan menceritakan tentang sang NAGA kepada baginda Raja. Mendengar cerita dari HAKA, Raja pun tertarik dan mengumpulkan seluruh pasukan kerajaan untuk mendiskusikan bagaimana agar bisa mengalahkan sang Naga dan mengambil Batu Permata yang ada di atas kepala sang Naga.
Akhirnya disepakati, seluruh pasukan yang akan diberangkatkan melawan sang Naga dibuatkan pakaian anti api dengan persenjataan yang amat sangatlah lengkap. Berangkatlah bala pasukan dari negeri Cina berlayar menuju pulau Kalimantan bersama HAKA untuk membunuh sang Naga berada.
Pasukan kemudian dibagi menjadi dua bagian. Pasukan pertama naik kedaratan
bersama HAKA menuju gua, dan pasukan kedua menunggu diatas kapal.
Pasukan yang dipimpin HAKA pun berangkat menuju gua dimana sang Naga berada. Sesampai di Gua, sang Naga sedang tertidur pula. HAKA memerintahkan kepada pasukannya untuk tenang dan jangan sampai menimbulkan suara. Dengan sangat hati-hati HAKA beranjak mendekati sang Naga. Alhasil, Batu Permata yang berada diatas kepala sang Naga pun dapat diperolah HAKA tanpa harus berperang melawan san Naga.
Bersukacitalah seluruh pasukan HAKA karena telah berhasil mendapatkan Batu Permata itu tanpa bersusah payah melawan sang Naga. Batu Permata pun dipegang secara bergantian oleh para prajurit karena mereka ingin sekali melihat wujud Batu Permata tersebut. Dan tanpa mereka sadari, suara tawa sukacita mereka membuat sang Naga terbangun dan mengejar mereka.
Pasukan yang dipimpin HAKA pun berangkat menuju gua dimana sang Naga berada. Sesampai di Gua, sang Naga sedang tertidur pula. HAKA memerintahkan kepada pasukannya untuk tenang dan jangan sampai menimbulkan suara. Dengan sangat hati-hati HAKA beranjak mendekati sang Naga. Alhasil, Batu Permata yang berada diatas kepala sang Naga pun dapat diperolah HAKA tanpa harus berperang melawan san Naga.
Bersukacitalah seluruh pasukan HAKA karena telah berhasil mendapatkan Batu Permata itu tanpa bersusah payah melawan sang Naga. Batu Permata pun dipegang secara bergantian oleh para prajurit karena mereka ingin sekali melihat wujud Batu Permata tersebut. Dan tanpa mereka sadari, suara tawa sukacita mereka membuat sang Naga terbangun dan mengejar mereka.
HAKA dan seluruh pasukannya kemudian lari tunggang langgang menyelamatkan diri
menuju kapal. Sang parjurit yang pada saat itu tengah memegang Batu Permata
tersebut berhasil masuk ke kapal dan memerintahkan agar kapal segera berlayar.
Nasib tidak diuntung, mujur pun tidaklah didapat. HAKA dan beberapa orang prajurit tertinggal didaratan, kapal telah berlayar membawa Batu Permata menuju negeri Cina dan tidak pernah kembali lagi menjemput HAKA dan prajurit lainnya.
Nasib tidak diuntung, mujur pun tidaklah didapat. HAKA dan beberapa orang prajurit tertinggal didaratan, kapal telah berlayar membawa Batu Permata menuju negeri Cina dan tidak pernah kembali lagi menjemput HAKA dan prajurit lainnya.
Akhirnya, HAKA dan prajurit yang tersisa berjalan menyusuri hutan, rimba dan
sungai untuk mencari makanan. Mereka pun menemukan sebuah perkampungan dan
meminta pertolongan kepada masyarakat setempat. Karena tidak ada lagi pilihan
lain cara untuk kembali ke negeri asalnya, HAKA dan para prajurit pun kemudian
menetap diperkampungan tersebut. Hingga akhirnya mereka pun bisa beradaptasi
dengan masyarakat tersebut, berkeluarga dan dari situlah asal mula Penduduk
Pulau Kalimantan memiliki Ras dari Negeri Cina.
Setelah sekian tahun, perkembangan penduduk semakin pesat. HAKA membawa sebagian penduduk untuk pindah ke daerah lain. Tempat tersebut bernama APAU AHE.
Di APAU AHE lah masyarakat HAKA terus tumbuh dan berkembang.
Setelah sekian tahun, perkembangan penduduk semakin pesat. HAKA membawa sebagian penduduk untuk pindah ke daerah lain. Tempat tersebut bernama APAU AHE.
Di APAU AHE lah masyarakat HAKA terus tumbuh dan berkembang.
Naga adalah sebutan umum untuk makhluk mitologi yang berwujud reptil berukuran raksasa. Makhluk ini muncul dalam berbagai kebudayaan. Pada umumnya berwujud seekor ular besar, namun ada pula yang menggambarkannya sebagai kadal bersayap.
Istilah naga merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta atau India kuna yang bermakna "ular". Dalam naskah Mahabharata dikisahkan bahwa para Naga merupakan anak-anak Resi Kasyapa dari perkimpoiannya dengan Dewi Kadru. Nama-nama mereka yang terkenal antara lain Sesa, Taksaka, Basuki, Karkotaka, Korawya, dan Dritarastra.
ini dia anatominya:
Bangsa Naga yang berjumlah ribuan memiliki dua orang
sepupu berwujud burung dan disebut sebagai bangsa Kaga. Keduanya bernama Aruna
dan Garuda, yang merupakan putra dari Dewi Winata yang juga dinikahi Resi
Kasyapa. Dengan demikian, hubungan antara Naga dengan Kaga selain sebagai
sepupu juga sebagai saudara tiri. Meskipun demikian hubungan mereka kurang baik
dan sering terlibat perselisihan.
Di antara para Naga ada pula yang menjadi dewa, yaitu Sesa, yang tertua di
antara putra Kadru. Ia memisahkan diri dari adik-adiknya dan hidup bertapa
menyucikan diri. Ia akhirnya diangkat sebagai dewa para ular, bergelar Ananta.
Dalam tradisi Cina juga terdapat makhluk bernama
Liong atau Lung yang umumnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan
istilah naga. Makhluk ini digambarkan sebagai ular berukuran raksasa, lengkap
dengan tanduk, sungut, dan cakar, sehingga berbeda dengan naga versi India.
Naga versi Cina dianggap sebagai simbol kekuatan alam, khususnya angin topan.
Pada umumnya makhluk ini dianggap memiliki sifat yang baik selama ia selalu
dihormati. Naga dianggap sebagai penjelmaan roh orang suci yang belum bisa
masuk surga. Biasanya roh orang suci menjelma dalam bentuk naga kecil dan
menyusup ke dalam bumi untuk menjalani tidur dalam waktu lama. Setelah tubuhnya
memebesar, ia bangun dan terbang menuju surga.
Sebagian ilmuwan berpendapat, naga Cina merupakan
makhluk khayal yang diciptakan oleh masyarakat zaman dahulu akibat penemuan
fosil dinosaurus. Makhluk ini juga dikenal dalam kebudayaan Jepang dengan
istilah Ryu.
Naga dalam budaya Kalimantan, kususnya suku Dayak dan suku Banjar dianggap sebagai simbol alam bawah. Naga digambarkan hidup di dalam air atau tanah dan disebut sebagai Naga Lipat Bumi. Naga merupakan perwujudan dari Tambun yaitu makhluk yang hidup dalam air.
Naga dalam budaya Kalimantan, kususnya suku Dayak dan suku Banjar dianggap sebagai simbol alam bawah. Naga digambarkan hidup di dalam air atau tanah dan disebut sebagai Naga Lipat Bumi. Naga merupakan perwujudan dari Tambun yaitu makhluk yang hidup dalam air.
Menurut budaya Kalimantan, alam semesta merupakan
perwujudan "Dwitunggal Semesta" yaitu alam atas yang dikuasai oleh
Mahatala atau Pohotara, yang disimbolkan enggang (burung), sedangkan alam bawah
dikuasai oleh Jata atau Juata yang disimbolkan sebagai naga (reptil). Alam atas
bersifat panas (maskulin) sedangkan alam bawah bersifat dingin (feminim).
Manusia hidup diantara keduanya.
Dalam budaya Banjar, alam bawah merupakan milik Puteri
Junjung Buih sedangkan alam atas milik Pangeran Suryanata. Setelah
berkembangnya agama Islam, maka oleh suku Banjar alam atas dianggap dikuasai
oleh Nabi Daud, sedangkan alam bawah dikuasai oleh Nabi Khidir Dalam arsitektur
rumah Banjar, makhluk naga dan burung enggang diwujudkan dalam bentuk ukiran,
tetapi sebagai budaya yang tumbuh di bawah pengaruh agama Islam yang tidak
memperkenankan membuat ukiran makhluk bernyawa, maka bentuk-bentuk makhluk
bernyawa tersebut disamarkan atau didistilir dalam bentuk ukiran tumbuhan.
Mitos dan dongeng rakyat tentang naga juga telah
tumbuh di dunia Barat sejak berabad-abad silam. Naga di dunia Barat digambarkan
sebagai kadal besar dengan 2 tangan dan 2 kaki yg memiliki sayap begitu besar,
juga memiliki kemampuan untuk menyemburkan lidah-lidah api dan digambarkan
memiliki gua bawah tanah. Naga seperti ini adalah naga yang terlihat dalam film
Harry Poter : And The Goblet Of Fire. Naga ini selalu digambarkan memangsa
manusia.
subhanallah… penjabaran yang… eum, membuat saya
makin… terpesona dan cinta sama Myeong-ye –baharut-. Andai dapat bertemu dan
melihatnya secara langsung. Eh? Tapi apa jadinya jika saya dapat melakukan hal
itu? Yang ada mungkin saya langsung pingsun ditempat. Ah, andai saja bisa…
tidak hanya bertemu dan melihatnya secara langsung namun juga naik dan duduk
diatas punggungnya dan melayang di udara mengelilingi dunia lalu ke Korea
menjemput Mas Jeje #loh #apaini
Dan aku tergila-gila padanya…!!! Semakin tergila-gila
pada ketampanannya, kegagahannya dan semua tentang dia. Saya yakin dia benar
ada disuatu tempat, gaib. Dan saya berharap suatu hari nanti saya bisa bertemu dengannya hehehe... #mimpi
semoga bermanfa'at...
-shytUrtle_yUi-
0 comments