Review Film Korea Postman to Heaven

05:05


Review Film Korea Postman to Heaven




Profile

Movie: Postman to Heaven
Korean: Cheongukui Woopyeonbaedalbu (천국의 우편배달부)
Japanese: Tengoku e no Yubin Haitatsujin (天国への郵便配達人)
Director: Lee Hyeong-Min
Writer: Eriko Kitagawa
Producer: Shin Hyun-Taek, Ko Dae-Jung
Cinematographer: Jin Jin
Release Date: Nov. 11, 2009 (South Korea) / May 29, 2010 (Japan)
Runtime: 108 min.
Genre: Romance / Fantasy
Distributor: CJ Entertainment (South Korea) / Toho (Japan)
Language: Korean
Country: South Korea, Japan

Plot

"Postman to Heaven" is a romance fantasy involving a special man and a love lorn woman.

Jae-joon (Youngwoong Jaejoong) is a mailman, but not your typical mailman. He delivers letters to Heaven from people who miss their loved ones. Ha-na (Han Hyo-Joo) is one of those persons - she can't stop thinking about her deceased lover. Then a 14 day fantasy occurs between Jae-joon and Ha-na.

"Postman to Heaven" adalah fantasi percintaan yang melibatkan seorang lelaki spesial dan seorang wanita cantik yang cinta.

Jae-joon (Youngwoong Jaejoong) adalah tukang pos, tetapi bukan tukang pos biasa. Dia mengirimkan surat ke Surga dari orang-orang yang merindukan orang yang mereka cintai. Ha-na (Han Hyo-Joo) adalah salah satu dari orang-orang itu - dia tidak bisa berhenti memikirkan kekasihnya yang sudah meninggal. Kemudian fantasi 14 hari terjadi antara Jae-joon dan Ha-na.

Menontonnya setelah 10 tahun, kenapa? Tidak ada alasan spesial, hanya karena nggak sengaja nemuin full movie Eng sub-nya di Youtube. Karena kuota masih melimpah, jadi di download aja. Bulan kemarin download-nya, baru ditonton sekarang. Hehehe.

10 tahun yang lalu nggak nonton film ini karena dulu link buat download film Indo sub/ Eng sub susah. Setidaknya buat saya itu susah. Alasan utamanya, karena waktu itu saya adalah bucinnya Mas Jeje. Mana bisa saya nonton film dia yang mesra-mesraan, bahkan sampai kisseu sama cewek lain? Hati adek sakit Abang! Karena itu, saya sama sekali nggak ada niat buat nonton film Mas Jeje. Bucin yang dibutakan cinta. Kekeke.

Ini adalah kali kedua saya nonton Mas Jeje berakting. Akting yang beneran akting dia jadi orang lain. Bukan proyek semacam Banjun Drama dan sejenisnya. Walau ini adalah akting pertama dia—seingat saya sih, tapi justeru baru saya tonton. Akting Mas Jeje yang pertama saya tonton adalah Protect The Boss. Jujur saya tidak pernah puas melihat aktingnya. Heuheuheu. Maafkan daku, Mas Jeje. Saya lebih suka liat kamu nyanyi daripada akting. Auramu itu aura diva. Eh? Kok diva sih! Kekeke.

Oke. Back to bahasan tentang film Heaven Postman aka Postman to Heaven. Berkisah tentang kotak pos berwarna merah yang berada di tengah padang rumput hijau yang katanya kalau kita masukin surat ke dalamnya, surat itu akan sampai ke surga. Yap! Kotak pos itu dikhususkan untuk mengirim surat ke surga. Katanya, kalau mengirim surat di sana, akan bertemu dengan tukang pos surga yang tampan.

Suatu hari, Ha Na, gadis yang belum bisa melupakan kekasihnya yang sudah meninggal datang ke kotak pos itu. Ia mengirim surat untuk kekasihnya yang sudah meninggal. Ia pun bertemu dengan pemuda tampan yang mengaku sebagai tukang pos surga. Ha Na nggak percaya. Ia meminta tukang pos itu terbang, tapi yang ada tukang pos itu malah lari, kabur setelah meminta Ha Na menutup mata. Ha Na pun mengejar pemuda itu dan akhirnya keduanya duduk bersama di sebuah cafe.

Di cafe, pemuda itu menjelaskan pekerjaannya yang sebagai tukang pos ke surga. Ha Na menertawakannya. Pemuda itu menceritakan ada surat yang isinya absurd. Kata-katanya kasar. Ha Na yang menulis surat itu pun keceplosan. Ia mengatakan, kalau bisa ia ingin mengirim surat berisi bom ke surga agar meledak ketika kekasihnya membukanya. Dengan santai pemuda itu menjawab, bukankah kekasihmu memang sudah mati?

Ha Na bertanya pada pelayan cafe apa bisa melihat pemuda di hadapannya. Pelayan itu bilang bisa. Ha Na pun nggak percaya kalau pemuda itu adalah tukang pos surga karena ada manusia yang juga bisa melihatnya. Ketika pemuda itu menawarkan pekerjaan kepada Ha Na, gadis itu pun menolak.

Karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan, Ha Na pun kembali ke kotak pos merah untuk bertemu dengan tukang pos surga. Ia menerima pekerjaan yang ditawarkan tukang pos bernama Jae Joon itu. Sejak saat itu, Ha Na pun bekerja untuk Jae Joon. Ha Na membantu tugas Jae Joon membaca surat-surat yang dikirim ke surga, lalu berusaha menghibur hati orang-orang yang belum bisa menerima kematian orang yang mereka cintai.

Selama 14 hari bersama, Jae Joon dan Ha Na mulai saling memahami dan menyukai satu sama lain. Di saat itu pula, Ha Na mulai lupa sama kekasihnya yang sudah meninggal. Dampaknya, Jae Joon perlahan mulai menghilang dari sisinya. Jae Joon hanya bisa dilihat oleh orang-orang putus asa karena kematian orang yang dicintai atau orang-orang yang belum bisa melupakan orang yang dicintainya yang udah meninggal. Karena Ha Na mulai lupa sama kekasihnya yang mati, Jae Joon pun mulai tidak bisa ia lihat dengan jelas.

Kisah cinta yang umum sih ya sebenernya. Witing tresno jalaran soko kulino. Karena sering barengan ngerjain tugas nganterin surat ke surga dan membuat penghiburan pada orang-orang yang ditinggal mati orang yang dicintai, Jae Joon dan Ha Na jadi saling menyukai. Tumbuh rasa cinta di hati mereka. Tapi, sayang mereka udah beda dunia. Ha Na manusia, sedang Jae Joon adalah arwah.

Simpel dan udah bisa ketebak, tapi masih seru buat ditonton. Saya udah nggak jeles liat Mas Jeje kisseu Han Hyo Joo. Wkwkwk. Dulu saya sempet nggak suka lho ke Han Hyo Joo. Tapi, waktu nonton Dongyi, jadi suka deh sama Han Hyo Joo.

Liat dandanan Ha Na jadi keinget style Charlene Choi di film Twins Effect. Pake rok dan boot, saya suka. Simpel tapi keren. Jadi pengen dandan kayak gitu. Heuheuheu.

Untuk review film lainnya bisa cek di sini


 Tempurung kura-kura, 17 Maret 2019.
- shytUrtle -



You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews