Review Film The House That Never Dies: Reawakening (2017)

04:00


Review Film The House That Never Dies: Reawakening (2017)



Tanggal rilis: 6 Juli 2017 (Republik Rakyat Tiongkok)
Sutradara: Joe Chien
Serial film: The House That Never Dies
Produser: Gordon Chan, John Zeng, Haitao Zheng, Andy Chen, Xiang Huang
Skenario: Jun Cai, Frankie Tam, Huihui Huang
Pemeran: Julian Cheung, Mei Ting, Gillian Chung, Joan Cheng, Vivian Wu, Geng Le

Sinopsis

Song Teng bekerja untuk merenovasi sebuah rumah tua nomer 81. Dalam proses penggalian, pekerja menemukan sebuah gentong besar yang ternyata berisi mayat. Mayat itu ditempeli kertas mantra. Para pekerja ketakutan dan meninggalkan Song Teng dan asistennya. Mereka memutuskan untuk tinggal demi menyelesaikan proyek. Sejak ditemukannya mayat itu, kejadian-kejadian aneh pun mulai bermunculan.

Film The House That Never Dies: Reawakening (2017) berkisah tentang Song Teng (Julian Chung) yang sedang mengerjakan proyek renovasi rumah tua dengan nomer 81 yang terkenal angker. Ia berjanji akan pulang demi merayakan ulang tahun pernikahannya yang ketujuh dengan Dokter He Fei (Mei Ting). Saat proses penggalian, pekerja menemukan sebuah gentong besar. Ketika diangkat, gentong itu pecah dan ternyata berisi mayat. Mayat itu ditempeli kertas mantra. Pekerja yang tahu tentang rumor rumah nomer 81 pun pergi meninggalkan lokasi karena takut akan terkena kutukan. Karena alasan itu, Song Teng tidak bisa pulang cepat. Ia mengirim pesan permintaan maaf kepada He Fei.

Di rumah sakit, Dokter He Fei sedang menangani pasien gawat korban kecelakaan. Beruntung pasien itu selamat. Ia membaca pesan Song Teng yang tidak bisa pulang cepat. Ia pun memilih tinggal di rumah sakit dan menjenguk pasien yang menjadi tanggung jawabnya, Sian. Sian adalah anak laki-laki umur 7 tahun yang sakit parah. Ketika He Fei memintanya tidur, Sian mengatakan ia punya teman seorang gadis kecil. Tapi, He Fei tidak menemukan siapapun di sana.

Karena Song Teng tidak bisa pulang untuk merayakan ulang tahun pernikahan, He Fei mengunjungi rumah nomer 81 tempat Song Teng bekerja dan menginap. Di sana ia menemukan Song Teng sedang bersama Lao Yin (Gillian Chung) yang tak lain anak bosnya sekaligus menjadi asistennya. Saat melihatnya, He Fei mendengar bisikan suara wanita yang berkata, "Semua laki-laki adalah sama. Mereka akan merusak para gadis." Kurang lebih seperti itu. Maaf kalau saya salah mengutip.

Lao Yin berkenalan dengan He Fei dan mengajak wanita itu berkeliling rumah nomer 81. Sambil berkeliling, Lao Yin bertanya apakah He Fei percaya pada hantu. He Fei mengatakan ia hanya percaya pada ilmu medis karena ia seorang dokter. Lao Yin pun tersenyum dan lanjut mengajak berkeliling.

Song Tae dan He Fei terlibat cek-cok kecil saat hendak tidur. Song Tae meminta He Fei ikut pindah agar mereka bisa lebih dekat. He Fei sempat menolak. Namun akhirnya mengalah dan ikut pindah ke rumah nomer 81. Malam saat mereka akan pindah, mereka berkumpul untuk makan malam bersama Lao Yin dan seorang gadis muda. Saya nggak tahu pasti gadis muda ini siapa, tapo dia tahu sejarah rumah nomer 81. Jadi, saya menyimpulkan dia perwakilan dari pemilik rumah.

Gadis muda itu bertanya apakah Song Teng dan He Fei akan benar-benar pindah. Mengingat rumor tentang rumah yang angker dan seolah terkena kutukan. Song Teng mengatakan akan tetap pindah. Mereka tidak berniat jahat, jadi ia yakin semua akan baik-baik saja. Lao Yin kemudian menceritakan kisah kelam tentang rumah nomer 81. Tentang kisah kelam Nyonya Rumah bernama Meng He yang katanya mati dibunuh. Lao Yin juga mengatakan bahwa sebagian besar orang percaya jika rumah nomer 81 dijaga oleh arwah jahat yang membawa sial.

Walau sudah setuju pindah, He Fei menemukan Song Teng selalu sibuk dengan pekerjaannya. Membuang bosan, He Fei pun berkeliling rumah sendirian. Ia menemukan sebuah perpustakaan. Di sanalah He Fei mulai mengalami hal ganjil; terseret ke masa lalu. Ia bisa melihat kejadian masa lalu di rumah nomer 81. Dari sini alur film mulai maju-mundur. Tapi, nggak bikin bingung kok.

Teka-teki tentang keganjilan di rumah nomer 81 mulai terungkap. He Fei pun akhirnya bisa melihat 'temannya' Sian yang seorang gadis kecil berbaju merah. Gadis ini ternyata anak He Fei yang keguguran lima tahun yang lalu. Walau teka-teki mulai terungkap satu per satu, saya dibuat bertanya-tanya. Hantunya siapa sih? Itu hantu anak-anak beneran anak He Fei?

Oya, He Fei pernah bilang ke Song Teng kalau dia merasa nggak asing sama rumah nomer 81. Seolah dia pernah ada di sana. Song Teng - He Fei - Lao Yin itu macem apa ya, reinkarnasinya Jendral Zhi Sheng - Nyonya Meng He - Ji Jincui.


Di masa lalu, Meng He adalah istri Zhi Sheng. Mereka saling mencintai. Namun, karena suatu masalah—saya nangkepnya sih kedudukan—di militer, Zhi Sheng diminta menceraikan Meng He dan menikahi Ji Jincui. Meng He yang nggak bisa hamil pun akhirnya setuju diceraikan dan meminta Zhi Sheng menikahi Ji Jincui. Meng He pun berjanji akan merawat Ji Jincui dengan baik. Karena kemurahan hati Meng He, Ayah Ji Jincui tetap mengizinkan Meng He jadi istri Zhi Sheng.

Zhi Sheng dan Ji Jincui akhirnya menikah. Ji Jincui jatuh hati pada Zhi Sheng, karena itu ayahnya nikahin dia sama Zhi Sheng. Tapi, cinta Zhi Sheng hanya untuk Meng He. Dokter keluarga Zhi Sheng, (kalau nggak salah namanya) Dokter Wang mengusulkan cara agar Meng He bisa hamil dan mengambil kedudukannya kembali. Cara itu dengan menggunakan plasenta bayi. Karena cara itu kejam, Meng He menolak. Walau ia tak bisa punya anak, ia tidak akan membunuh bayi lain.

Ji Jincui jatuh sakit. Dia ketahuan mandul. Ibu Zhi Sheng yang menginginkan cucu mendapat bocoran tentang obat penemuan Dokter Wang—yang sebelumnya sempat diberitahukan ke Meng He—yang bisa buat Ji Jincui hamil. Ji Jincui dan Ibu Mertuanya bersengkongkol menyetujui metode Dokter Wang. Mereka mulai membunuh bayi, hingga ketemu kasus dibunuhnya delapan bayi.

Dari alur maju-mundur itu, saya terus menduga-duga, jangan-jangan mereka mengulang sejarah. Katanya kan gitu, sesuatu yang belum diselesaikan di masa lalu, bisa terulang lagi pada kehidupan mendatang atau di masa depan. Bahkan, saya sempat berpikir, yang sering bisik-bisikin He Fei itu arwah Ji Jincui. Karena dia jahat. Trus, sempet menduga di masa depan Song Teng bakalan selingkuh sama Lao Yin. FYI aja, semua dugaan saya salah. Kekeke. Yang bener hanya yang tinggal di rumah itu dan mengganggu adalah arwah yang masih memiliki dendam. Karenanya dia nggak bisa menyeberang dan tetep tinggal di rumah itu gangguin orang-orang.

Walau disebut film horor, film ini sama sekali nggak serem. Suer. Ciri khas utama film horor seperti kayak ada orang jalan di belakang tokoh utama tetep ada. Tapi, nggak bikin kaget. Penampakan hantunya pun ndak serem. Hantu gadis berbaju merah yang muncul di kebun dengan kedua mata item pun nggak serem.

Rumahnya yang gede dan serem, bikin saya keinget film horor Cina yang pernah saya tonton zaman kecil dulu. Hampir kayak gitu. Rumahnya gede dan ada tangga. Di film lawas yang dulu saya tonton, di rumah itu dulunya ada sekeluarga dibunuh. Jadi arwah mereka yang masih nyimpen dendam tetep di sana dan gangguin penghuni rumah yang baru.

Setelah nonton sampai habis, baru nggeh kalau penampakan yang dilihat Song Teng sebenarnya adalah anaknya sendiri. Tapi, mungkin karena dia nggak percaya hantu atau nggak percaya kalau arwah anaknya yang keguguran tetap bertumbuh di alamnya sana, jadinya serem. Padahal yang dilihat He Fei normal aja. Gadis cantik berumur 5 tahun. Arwah anak He Fei tetap menemani He Fei dan menjaga He Fei. Keren ya!


Trus, itu kendi besar yang ditemuin pekerja dan isinya mayat, ternyata mayat bayinya Ji Jincui. Jadi, setelah ngikutin metode Dokter Wang, dia emang hamil. Tapi, pas lahir bayinya mati. Bayinya disimpen di gentong besar itu. Gentong, bukan kendi. Hehehe. Maaf.

Menjelang ending, disebutkan rumah nomer 81 mengandung bio gas berbahaya. Dan di Lao Yin ternyata punya pacar. Dia emang kagum sama Song Teng, tapi nggak ada niat rebut Song Teng. Karena pikiran He Fei dipengaruhi hantu jahat, makanya dia marah dan nuduh Lao Yin mau rebut Song Teng dari dia. Kalau menurut psikiater, Song Teng dan He Fei berhalusinasi karena kebanyakan hirup bio gas.

Terharu pas adegan arwah anak He Fei berusaha bangunin He Fei yang pingsan. Dia bilang, “Mama, bangun Mama! Sian butuh Mama!” Arwah anaknya berusaha nolong He Fei yang mau dikuasain roh jahat. Tapi, don't worry. All happy ending kok. Nyesek sih pas karyawan setia Song Teng ditemukan mati di rumah nomer 81.

Oya, ada satu sosok misterius. Dokter cowok yang ngurusin kamar mayat di rumah sakit. Dia perhatian banget sama He Fei. Tapi, sampai ending nggak jelas itu dia sebenernya siapa. Atau saya aja yang nggak mudeng. Kekeke.

The House That Never Dies: Reawakening (2017) ini katanya sekuel dari The House That Never Dies yang booming pada tahun 2014. Keduanya diangkat dari kisah nyata tentang rumah angker di Beijing. Rumah dengan nomer 81. Saya jadi penasaran sama seri pertamanya. Apalagi ada Ruby Lin di sana. Semoga ntar nemu seri pertamanya.

Silahkan ditonton. Maaf jika ada salah kata. Terima kasih. Semoga bermanfaat.


Untuk review film lainnya bisa cek di sini 


Tempurung kura-kura, 03 Maret 2019.
- shytUrtle -

 

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews