Fan Fiction FF

The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ (다음 이야기 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’)

20:14

The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
            다음 이야기 화성 아카데사랑, 음악과
 
. Judul: The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
. Revised Romanization: da-eum iyagi Hwaseong Akademi 'salang, eum-aggwa kkum'
. Hangul: 다음 이야기 화성 아카데미사랑, 음악과
. Author: shytUrtle
. Rate: Serial/Straight
. Cast
- Fujiwara Ayumu (
藤原歩) aka Jung Jiyoo (정지유)
- YOWL
1. Kim Jaejoong (
김재중)
2. Oh Wonbin (
오원빈)
3. Lee Jaejin (
이재진)
4. Kang Minhyuk (
강민혁)
- Song Hyuri (
송휴리)
- Kim Myungsoo (
김명수)
- Jang Hanbyul (
장한별) and all cast in Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ ver. 1


New Cast:
- Jung Shin Ae
- Trio Orenji High School:
1. Kim Hyerien
2. Han Sunyoung
3. Song Hami
- Kim Taerin
- Kim Changmi
- Etc…
   

Cinta, musik dan impian adalah tiga ritme yang mampu membuat manusia tetap bersemangat dalam hidup. Cinta akan menunjukan jalan untuk meraih impian, dan musik memberikan harapan dalam mengiringinya. Cinta menguatkanmu, musik menginspirasimu dan impian akan memberimu ribuan harapan untuk tetap berjuang dan hidup…
 
 
EPISODE #7
Jinwoon dan Daehyun pamit pergi. Ai tak berkomentar apapun dan tetap bungkam membuat Jinwoon dan Daehyun menyerah. Selama ini Jinwoon dan Daehyun hanya tahu jika Youngduk amat membenci YOWL. Munculnya foto itu, tentu saja membuat keduanya terkejut dan penasaran pada apa yang terjadi sebenarnya.
“Setelah aku keluar dari kantor Kepala Sekolah, Kim Youngduk sepertinya sudah menungguku. Kemudian kami memilih kantin untuk mengobrol. Hanya sebentar. Ia berterima kasih padaku juga meminta maaf, itu saja.”
“Kau menyukai Lee Junki bukan?”
“Gawat jika foto ini sampai ke tangan Jaejoong.”
“Jaejoong? Kenapa?”
“Kim Youngduk Songsaengnim, dia… dia… kakak tiri Kim Jaejoong.”
Minki terkejut mendengarnya. Dari semua member YOWL, hanya tentang Jaejoong yang Minki tak banyak tahu. Jaejoong adalah pemuda yang sangat tertutup tentang pribadinya. Minki tak menyangka jika Jaejoong bisa senyaman ini pada Ai. “Tapi kenapa foto ini justru di kirim pada Daehyun? Bukan padamu?”
“Itu yang juga jadi pertanyaanku. Apa tujuannya?”
***
“Tidak aka nada perubahan, baik kepanjangan dari YOWL atau nama fandom YOWL.” Minhyuk tersenyum puas.
“Secepat itukah dia berubah?” Tanya Jaejin. “Yang aku dengar tentang Ibu Presedir, sungguh tak begitu baik. Menyerah seperti ini bukanlah sifatnya. Aku rasa ini sedikit aneh.”
“Sikap teliti Ai beralih padamu?” Minhyuk merangkul Jaejin.
“Tapi inilah kenyataannya.” Sukjin tersenyum. “Kami telah mempersiapkan semua, untuk debut kalian. Giatlah berlatih. Jangan kecewakan Yowlism dan orang yang berjuang keras untuk kalian.”
“Warna identitas kami hitam dan merah?” Tanya Jaejin yang masih serius dengan map di tangannya.
“Aku putih, kau biru bukan? Jika merah dan hitam, itu hanya Jaejoong dan Wonbin. YOWL ada empat warna, tak bisakah itu menjadi warna identitas kami dan fans?” Komentar Minhyuk.
“Akan aku sampaikan usulmu. Aku pergi dulu.” Sukjin pamit.
“Kalian menemuinya bukan?” Pertanyaan Jaejoong menghentikan langkah Sukjin.
“Konsep ini, pernah ia katakan pada kami, sebelumnya.” Sambung Wonbin.
Sukjin menghela nafas panjang dan kembali menatap keempat personil YOWL. “Berusalah, berlatih dengan baik. Seperti yang aku katakan sebelumnya, jangan kecewakan Yowlism dan orang yang telah berjuang keras untuk kalian.” Sukjin tersenyum sebelum benar-benar pergi dari dorm YOWL.
Jaejin dan Minhyuk menatap heran Jaejoong dan Wonbin yang terlihat berseri. Jaejoong dan Wonbin menyadarinya dan kompak menatap Jaejin dan Minhyuk. “Dia berjanji akan berkunjung dalam waktu dekat ini. Kita tunggu saja.” Jaejoong sambil kemudian tersenyum lebar.
“Mereka melibatkan Ai?” Jaejin masih tak percaya.
“Wanita itu menyerah pada Ai??” Minhyuk pun senada.
“Karena itu aku tak pernah meragukannya, walau ia tak bersama kita.” Wonbin tersenyum.
“Ayo kita berlatih.” Jaejoong bangkit dari duduknya. “Aku bosan terkurung di sini dan ingin segera kembali ke sekolah. Kalian tidak?”
“Tentu saja!” Jaejin antusias di susul Minhyuk daan Wonbin bangkit dari tempat mereka duduk.
***
Ai dan Jinwoon berdiri berdampingan di atap sekolah. Menatap murid-murid di bawah sana. “Kau mencurigai seseorang?” Tanya Jinwoon.
“Entahlah. Hingga kini hanya terpikir, kenapa Daehyun?”
“Kau tak menjawab pertanyaanku semalam dan hingga kini hanya terpikir, kenapa Kim Youngduk Songsaengnim? Bagaimana bisa kau bersamanya dan dia.. dia memegang tanganmu seperti itu??”
“Oppa cemburu?”
“Mm-mwo?? Tentu saja tidak. Siapapun yang melihatnya pasti akan bertanya seperti yang aku tanyakan padamu, karena…”
“Kim Youngduk sangat membenci YOWL sebelumnya.” Potong Ai. “Sebenarnya banyak yang berubah kagum sejak Hwaseong Festival kala itu, tapi aku kembali mengacaukannya. Aku hanya minta maaf untuk skandal Viceroy dan sebaliknya, itu saja.”
“Ok, aku percaya. Lalu bagaimana menurut analisismu? Kenapa foto itu di kirim pada Daehyun yang jelas tak berhubungan dekat dengan YOWL juga Viceroy.”
“Aku tidak tahu. Belum menemukan sama sekali.”
“Tunggu. Apa mungkin pelakunya tahu tentang kita? Kau, aku dan Daehyun. Kita saudara, keluarga besar Jung.”
“Sempat juga terpikir olehku, karenanya menjadi sangat rumit. Pertemuan kami itu terjadi saat jam pelajaran berlangsung. Siapa yang bebas berkeliaran? Selain aku dan… yang aku tahu gemar melarikan diri adalah Jang Hanbyul, namun tidaak untuk hal seperti ini.”
“Ish! Bagaimana bisa kau mencurigai kekasihmu sendiri?? Itu tidak mungkin. Aku tak banyak tahu tentang para pembangkang, hanya temanku sendiri Choi Joonghun, tapi tak mungkin itu dia. Walau ia sangat tertarik padamu dan YOWL.”
Ai dan Jiwoon berjalan menuruni tangga. Lagi-lagi suatu kebetulan. Junhyung sedang berjalan menaiki tangga. Langkah Ai terhenti, begitu juga Junhyung. Keduanya saling menatap membuat Jinwoon heran. Ai kembali mengepalkan tangan kanannya. Junhyung menunduk dan berjalan melewati Ai dan Jinwoon. Ai menuduk, menekan emosinya. Jinwoon menyentuh lengan Ai dan menatapnya. Ai segera tersenyum lebar dan kembali berjalan.
-------
Ai bergabung bersama Hyuri, Kibum dan Wooyoung di taman sekolah. Hyuri dan Kibum asik ngobrol, sedang Ai duduk diam memperhatikan sekitar dan Wooyoung sesekali menatap Ai. Apakah pelaku itu ada di antara murid-murid ini? Apakah masih berhubungan dengan Yong Junhyung? Pertanyaan itu berputar-putar di dalam otak Ai. Hyuri memberi isyarat pada Kibum agar menatap Ai dan Wooyoung.
“Kalian, ada apa sebenarnya?” Tanya Kibum.
“Aku, aku hanya memperhatikan Nona. Nona, apakah terjadi sesuatu?” Wooyoung bertanya pada Ai.
“Ai, apa arti tatapanmu itu?” Sambung Hyuri.
“Fujiwara!” Byunghun tersenyum lebar berlari kecil mendekat. Di belakangnya Minhwan menyusul. “Ada apa? Ada masalah lagi?” Tanya Byunghun menyadari ekspresi Ai.
Ai memperhatikan Daehyun, Taemin dan Jieun. “Apa mereka sangat berpengaruh?” Gumam Ai membuat yang lain turut melihat kemana mata Ai memandang. “Daehyun, apa dia begitu menarik perhatian?”
“Kau ini biacara apa, Fujiwara?” Byunghun tak paham dan Ai kembali bungkam.
-------
“Menatap pada Daehyun, Taemin dan Jieun sedemikian rupa lalu, bergumam, apa mereka sangat berpengaruh? Membuat kami penasaran, dan kembali bergumam, Daehyun, apa dia begitu menarik perhatian?” Tutup Byunghun.
“Setelah itu Fujiwara memilih bungkam.” Imbuh Minhwan. “Apa mereka punya masalah?”
“Aku rasa tidak. Selama di sini, Jiyoo hanya bermasalah dengan kita.” Sanggah Hanbyul.
“Dia itu gemar sekali berteka-teki. Bagaimana kau bisa tahan dengannya?” Tanya Byunghun.
“Kau sendiri, bagaimana bisa kau kagum padanya?” Hanbyul balik bertanya.
“Aku?? Kagum?? Tidak, itu tidak benar.” Bantah Byunghun.
“Tatapanmu tak bisa berbohong, Lee Byunghun.”
“Kau cemburu?!!”
“Kalian ribut sekali!” Myungsoo kesal. “Aku akan mencoba bertanya pada Jieun. Mungkin saja dia tahu sesuatu.”
“Kenapa kalian jadi begitu perhatian padanya?” Tanya Sunghyun. “Seolah ingin sekali melindungi Ai.”
“Kau yang lebih dulu mengenalnya, apa kau juga tak ingin melindunginya? Tak ada lagi YOWL di sini.” Kata Byunghun.
“Aku tak sedekat itu dengannya. Yang aku tahu, dia tak suka di kasihani.”
“Hal yang akan membuatnya marah adalah sesuatu yang berhubungan dengan YOWL. Tatapan Fujiwara itu adalah tatapan menyelidik. Sepertinya memang telah terjadi sesuatu, entah apa itu.” Jungshin ikut urun pendapat.
“Tapi kenapa pada Daehyun? Setahuku Daehyun sangat mengidolakan Fujiwara.” Gumam Minhwan.
***
Ai menunjukan foto dirinya bersama Youngduk yang di kirimkan kepada Daehyun pada Kibum, Wooyoung dan Yongbae. Kibum paling terkejut melihatnya. “Kim Kibum, jangan bertanya bagaimana ini bisa terjadi.” Cegah Ai saat mulut Kibum terbuka. “Dan kenapa foto ini di kirim pada Daehyun. Aku tak tahu kenapa, dan aku harap kalian bisa bantu.”
“Jika Nona tak punya hubungan khusus dengan Kim Youngduk Songsaengnim, apa yang di khawatirkan? Nona orang tenar, harusnya kebal dengan hal semacam ini.” Komentar Wooyoung.
“Tetap saja, yang jadi pertanyaanku, kenapa kau dan Kim YoungdukSongsaengnim ada di foto ini? Dan kenapa di kirim pada Jung Daehyun?” Ucap Kibum heran.
“Masalahnya…”
“Annyeong!!!” Shin Ae memasuki basecamp. Tetap seperti itu dengan nada riang dan senyum lebar. Ai tak melanjutkan ucapannya.
“Akan ku bereskan dia.” Yongbae bangkit dari duduknya.
“Jangan!” Cegah Ai. “Biarkan saja dia bergabung.”
Shin Ae mendekat. “Apa aku mengganggu?”
“Kebetulan sekali, duduklah. Kami sedang berunding.” Sambut Ai.
“Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu.”
“Apa itu? Cepat katakan, kami sangat sibuk.” Desak Yongbae.
“Mereka… mereka meminta aku menyampaikan ini, mereka tidak akan tinggal diam jika Nona tetap mengotak-atik Jeonggu Dong. Cukup YOWL, dan setelah ini Jeonggu Dong adalah milik mereka, jangan di sentuh lagi.” Ekpresi mereka berubah masam usai mendengar pesan yang di sampaikan Shin Ae. “Para pembangkang itu, aku rasa kali ini tak sekedar ancaman. Mereka berjanji akan membuat Nona hidup tenang dalam Hwaseong Academy jika Nona mau lepas tangan dari Jeonggu Dong.”
“Nona, aku rasa inilah waktunya untuk menerima tawaran Choi Seunghyun –T.O.P.- Hyung.” Saran Yongbae.
Semua menatap Ai. Ai menghela nafas dan menyandarkan punggung pada kursi.
-------
Ai duduk diam di teras. Memikirkan masalah-masalah yang belakangan ini beruntun menghampirinya. Terasa akan meledak karena semua itu. Minki baru sampai, namun Ai tak menyadarinya. Minki duduk di hadapan Ai, tersenyum menatap gadis itu dan diam menunggu.
“Oh! oppa??” Ai baru menyadari keberadaan Minki beberapa detik kemudian.
“Ancaman para pembangkang itu, aku sudah dengar. Kau takut?”
“Apa yang aku lakukan salah? Eung, tidak salah, tapi ini impian yang terlalu tinggi untuk ku gapai, benar demikian kan Oppa?”
“Tujuan mulia selalu tak pernah berjalan mulus pada awalnya. Beberapa orang merasa frustasi ketika tak mampu meraih apa yang mereka harapkan. Apa kau akan menyerah sampai di sini? Sungguh kau ingin menyerah?” Minki menatap Ai begitu sebaliknya. “Kau benar ingin menyerah Jung Jiyoo?? Kau punya kekuatan, tapi kenapa kau ragu? Ini bukan hal yang muluk-muluk. Kau hanya ingin anak-anak Jeonggu Dong tak lagi di cap sebagai berandalan, anak preman, anak penjahat. Karena tak seluruhnya demikian. Kenapa tak kau gunakan kekuatan itu? Kenapa kau ragu pada dirimu sendiri? Aku rasa kau sendiri sudah tahu, sebelum kau membuat orang lain yakin padamu, kau harus membuat dirimu sendiri yakin akan dirimu.”
“Apa aku mampu?”
“Selama kita masih bernapas, harapan itu masih ada dan menunggu untuk kita raih. Jika kau lelah, kau bisa gunakan tubuhku. Apa yang kau tunggu? Kepakan sayapmu dan terbanglah.”
“Terima kasih, Oppa.” Air mata Ai runtuh, meluncur pelan menuruni pipi putihnya. Minki bangkit dari duduknya, mengusap air mata Ai kemudian memeluk gadis itu.
***
Ai dan Minki berjalan menuruni tangga. Keduanya siap untuk pergi bersama. Saat sampai di ujung tangga. Langkah keduanya terhenti melihat mobil Hanbyul mendekat dan berhenti tepat di depan mereka. Hanbyul, Hyuri dan Myungsoo keluar dari dalam mobil.
“Kalian akan pergi?” Tanya Hyuri.
“Hanya ke florist.” Minki mendahului Ai membuat gadis itu menatapnya heran. “Kalian datang untuk menjemput Ai?”
“Boleh aku mengajak Ai pergi?”
“Eum, tentu saja.”
“Oppa.” Protes Ai.
“Bersenang-senanglah.” Minki tersenyum tulus.
“Tapi Oppa.”
“Masih banyak waktu, kita lakukan lain kali. Kau butuh menyegarkan diri dan pikiranmu, pergilah. Bawa dia bersenang-senang.” Minki mendorong Ai lebih dekat pada Hanbyul.
“Oppa pergi saja dengan kami.” Ajak Hyuri.
“Aku harus ke florist, lalu ada sedikit urusan di tempat lain. Pergilah dan bersenang-senang. Jika ada satu gadis lagi di sini, aku maau ikut double date kalian.” Canda Minki.
Akhirnya Ai pergi bersama Hanbyul, Hyuri dan Myungsoo, meninggalkan Minki sendiri. Minki menghela nafas menatap mobil Hanbyul yang melaju, menjauh. Minki tersenyum dan berjalan pergi.

“Kalian merusak rencanaku.” Ai yang sedari tadi diam angkat bicara.
“Kau pergi dengan Minki Hyung karena sesuatu yang penting?” Hanbyul sambil fokus mengemudi.
“Nenek tak memberiku izin pergi, tanpamu. Maaf.” Sesal Hyuri.
“Nyonya Shin sudah kembali? Pantas kau bebas. Bagaimana kesehatan Nyonya Shin?”
“Membaik. Semua ini juga karena Joongki Oppa. Nenek juga ingin bertemu denganmu.”
“Fujiwara, bagaimana jika nantinya kau benar di keluarkan dari sekolah?” Canda Myungsoo.
“Sedari awal, tempatku adalah Jeonggu Dong. YOWL dan Viceror sudah berdamai. Tak ada yang aku khawatirkan lagi jika aku harus pergi dari Hwaseong Academy, aku siap.”
“Lalu bagaimana denganku?” Tanya Hyuri.
-------
Mereka, Hanbyul-Ai, Myungsoo-Hyuri sampai di Idea. Hyuri yang memilih lokasi ini untuk double date mereka kali ini. Kawasan senada dengan Hongdae. Area belanja terbuka, restoran, tempat hiburan juga kehidupan malam yang beragam. Hyuri melingkarkan tangannya pada lengan Myungsoo. Dua sejoli ini terlihat mesra dan berseri menyusuri jalanan Idea. Di belakang mereka, Hanbyul dan Ai berjalan berdampingan. Menyusuri jalanan ini, melihat Myungsoo dan Hyuri, Hanbyul merasa sedikit iri. Ai terlampau acuh padanya. Hanbyul meraih tangan kanan Ai dan menggenggamnya erat.  Hanbyul tersenyum puas ketika Ai menoleh menatapnya. Hanbyul mengerlingkan mata pada Ai. Ai hanya bisa tersenyum dan menggeleng pelan.
Dengan satu tangan masih terbungkus gips, Ai memilih diam. Hanya menemani Hanbyul, Hyuri dan Myungsoo bermain. Merasa bosan, Ai memilih duduk di bangku kosong di pojok arena game zone. Sendiri di tengah keramaian, angan Ai melayang ke masa lalu. Ia teringat pada YOWL. Seperti menonton film, adegan ketika Ai bersenang-senang dengan YOWL tergambar jelas di depannya. Di tempat yang sama, game zone, Ai bersama Jaejoong, Kibum, Jaejin, Minhyuk dan Wonbin menghabiskan waktu, bermain bersama mencoba berbagai permainan. Dan ketika Jaejoong berhasil mendapatkan satu-satunya boneka babi biru dalam box permainan boneka. Babi biru? Ingatan Ai terhenti di sana.
“Hey..” Bisik Hanbyul lembut sudah membungkuk di depan Ai. Mata bulat Ai melebar. Hanbyul begini dekat di depannya. Wajah Ai segera bersemu merah. “Kau melamun daan tersenyum, apa yang kau pikirkan?” Tanya Hanbyul.
“Ai!!! Lihat!!!” Hyuri menunjukan boneka di tangannya. “Myungsoo mendapatkannya, untukku. Dia sangat hebat dalam beberapa permainan.” Hyuri memberi Myungsoo sebuah kecupan di pipi. Ai hanya tersenyum. “Aku lapar, kita makan ya…” Rengek Hyuri kemudian.

Tak puas bermain di arena game zone, Hyuri membawa rombongan ini ke tempat karaoke. Menyewa tempat VIP, bersenang-senang di sana. Hanbyul dan Myungsoo duet bersama Hanbyul menyanyikan ‘SNSD-Kissing You’ lengkap dengan tarian mereka yang mencoba menirukan bagaimana SNSD bernyanyi sambil menari. Bahkan Hanbyul juga menyanyikan ‘SNSD-Gennie’ dan menari di depan ketiga temannya sukses membuat Hyuri terbahak dan Ai tersenyum geli. Hanbyul merasa puas malihat Ai tersenyum demikian.
Hyuri ambil bagian. Awalnya Hyuri ingin bergaya ‘gila’ seperti Hanbyul menyanyikan ‘Selena Gomez-Love You Like A Love Song’, namun Hyuri tak bisa melakukannya. Hyuri kembali memeriksa daftar lagu, kemudian ia memilih untuk menyanyikan ‘Frente-Bizarre Love Triangle’. Myungsoo menatap kagum Hyuri. Senyum terus terkembang di wajah Myungsoo ketika ia menatap Hyuri yang sedang bernyanyi. Hyuri kembali duduk dan menutup wajah dengan kedua tangannya. Hyuri malu, ia merasa suaranya sangat buruk ketika bernyanyi, selalu demikian walau Ai mengatakan Hyuri memiliki suara yang merdu.
“Now, is your turn, Fujiwara Ayumu.” Tunjuk Myungsoo. “Kau tak ingin bernyanyi?”
Hyuri dan Hanbyul diam, menatap Ai. “Aku rasa Jiyoo tak ingin bernyanyi.” Hanbyul menengahi.
“Hyuri sudah bernyanyi, kau tak ingin bernyanyi untuk… Hanbyul?” Myungsoo tak mau menyerah.
“Sepertinya Ai benar tak ingin menyanyi, jangan memaksanya.” Hyuri turut bicara. Ia khawatir Ai akan marah.
Ai bangkit dari duduknya dan memeriksa daftar lagu. Hanbyul, Hyuri dan Myungsoo menatapnya. “Kau tidak akan menyanyikan lagu rock di sini kan?” Myungsoo kembali bicara. Ai sama sekali tak menjawab. Ai memilih satu lagu, siap bernyanyi dan duduk di gagang (?) sofa. Ai kembali tersenyum dan intro lagu ‘After School-Someone Is You’ mulai terdengar. Ai menyanyikan lagu slow itu dengan apik. Hanbyul tersenyum terus menatap Ai. Hyuri menyandarkan kepala di bahu Myungsoo yang kemudian merangkulnya.
***
Hanbyul membawa Ai untuk mengantar Hyuri dan Myungsoo. Kemudian Hanbyul mengantar Ai pulang kembali ke Jeonggu Dong. Ai dan Hanbyul berdiri berhadapan, saling diam. Hanbyul menatap Ai yang juga menatapnya, ia kemudian tersenyum.
“Maaf jika perjalanan kali ini benar membuatmu tak nyaman. Aku rasa lain kali, kita pergi sendiri, berdua saja, kau mau kan?” Ajak Hanbyul dan Ai menjawabnya dengan senyuman di sertai anggukan kepala. Hanbyul kembali diam. “Jujur, aku senang melihat senyummu, tadi saat di tempat karaoke. Itu… sangat jarang, sepertinya sangat mahal sekali untuk kau tunjukan.”
Ai kembali tersenyum geli. “Kau membuatku gila, Jang Hanbyul.” Hanbyul segera tersipu mendengarnya. “Aku bahagia, setiap kali bersamamu, sungguh. Terima kasih.” Rasa panas memenuhi kedua mata Ai. “Kau tidak akan pergi seperti yang lain kan?” Ai menatap Hanbyul dengan tatapan sendunya. “Maafkan aku…” Ai tertunduk mengusap air matanya.
Hanbyul mendekat pada Ai dan mencium bibir merah Ai.
-------
Ai berhenti di ujung tangga teratas, menyentuh bibirnya dan berbalik menatap mobil Hanbyul yang melaju pergi. Ai kembali berjalan dan memasuki rumah. “Aku pulang!” Seru Ai tak bersemangat.
“Ada apa dengan ekspresimu itu?” Sambut Minki.
“Idae, game zone, karaoke.”
“Eum, aku paham. Dulu kalian sering melakukannya, kau, Kibum dan… YOWL. Kembali merasa kehilangan?”
Ai mengangguk. “Sulit sekali menetralkannya.
“Semua butuh proses. Jika kau lawan, itu akan semakin menyiksamu. Biarkan saja mengalir, bersama waktu. Jangan melawannya dan itu akan membuatmu kuat.”
“Hah… pada akhirnya aku kembali pada cinta pertamaku. Oppa tak hanya membuatku luluh, Oppa juga selalu menenangkanku. Terima kasih.”
“Anytime.”
Ai tersenyum geli. “Oya, Oppa ingat boneka babi biru kecil milikku?”
“Em??” Minki berusaha mengingatnya. “Ada begitu banyak boneka yang di berikan fans padamu. Yang mana yang kau maksud?”
“Itu pemberian Jaejoong, bukan fans.”
“Ah, menurutku dia termasuk fanboy dari Fujiwara Ai Ayumu. Jaejoong pernah memberimu boneka?”
***
Hyerien datang bersama seorang temannya. Keduanya melihat YOWL yang sedang berlatih di dalam studio Caliptra Seta Entertainment. Hyerien membawa temannya menemui YOWL ketika latihan usai.
“Nona Hyerien kemari.” Kata Sukjin pada keempat member YOWL. “Dia ingin bertemu dengan kalian. Bersikaplah baik padanya.” Jaejoong terlihat kesal. “Nona Kim Hyerien adalah adik dari Ibu Presedir.”
‘Adik Ibu Presedir?’ Batin Jaejoong lengkap dengan ekspresi kagetnya.
Sukjin pamit pergi, meinggalkan YOWL dan Hyerien. “Kalian terlihat semakin baik, walau tanpa Ai.” Hyerien duduk memulai obrolan. “Dia ini temanku, Han Sunyoung. Dia juga Yowlism, sama sepertiku.”
“Wah, Nona Kim Hyerien juga Yowlism??” Sambut Minhyuk antusias. “Salam kenal.”
“Panggil saja Hyerien. Kita seumuran bukan?”
“Kalian sekolah di Orenji Highschool??” Jaejin mengamati seragam yang di kenakan Hyerien dan Sunyoung.
“Iya. Apakah terlalu mencolok? Kami mengambil jurusan film, Sunyoung ballerina kebanggaan sekolah kami.”
“Tidak demikian. Hyerien selalu berlebihan. Dia itu sutradara muda kebanggaan Orenji Highschool, sungguh.” Sunyoung menimpali.
“Wah, kalian benar-benar keren!!!” Puji Minhyuk.
‘Keren? Mereka datang untuk pamer. Orenji Highschool satu level diatas Hwaseong Academy.’ Gerutu Jaejoong dalam hati.
“Kalian juga keren.” Balas Hyerien.
“Kalian berdua Yowlism, siapa yang paling kalian suka di antara kami?” Tanya Jaejin penasaran.
“Sunyoung sangat mengagumi The Onyx of YOWL, Oh Wonbin. Tapi dia juga mengagumi kekompakan The Luminous Kang Minhyuk dan Lee Jaejin. Baginya, kalian sama-sama lucu dan bersinar. Pasangan yang kompak.” Jaejin juga Minhyuk sama-sama tersipu.
“Lalu bagaimana dengan Nona Kim Hyerien sendiri?” Tanya Minhyuk.
“The Wacky Way Of YOWL, tapi sayang dia tak di sini lagi.”
Seketika suasana menjadi hening. “Dia masih di sini, bersama kami.” Kata Jaejoong. “Walau kami ada di tempat yang berbeda, namun hati kami satu.”
Hyerien menyincingkan senyum. “Aku suka pada kepercayaan dirimu itu. Kau yang di anggap paling bertanggung jawab atas YOWL kini. Mampukah kau? Atau kau malah akan membuatk Ai kami kecewa? Kim Jae Joong?” Jaejoong sedikit emosi mendengarnya. “Hagh! Menguasai dirimu sendiri kau tak mampu, bagaimana kau akan mampu mempimpin membermu? Tanpa Ai.
-------
Jaejoong membanting kesal tubuhnya di sofa saat sampai di dorm. “Ibu Presedir kehingan berat badan gara-gara kita??” Jaejin yang menyusul duduk kemudian. “Sungguh, itu berlebihan.”
“Sebenarnya apa tujuannya menemui kita?” Imbuh Minhyuk.
“Politik perusahaan? Mungkin?” Tebak Jaejin.
“Dia itu, membuatku kesal sejak pertemuan pertama kami.” Jaejoong turut bicara.
“Kalian sudah pernah bertemu sebelumnya?” Jaejin penasaran.
Ding-dong! Terdengar bunyi bel. “Aku saja.” Wonbin bangkit dari duduknya untuk membuka pintu. Wonbin membuka pintu dan berdiri tertegun di depan pintu yang terbuka.


---TBC---
 
  shytUrtle

 

Search This Blog

Total Pageviews