Fan Fiction FF

The White Prince and The Red Princess #5

21:08


The White Prince and The Red Princess.

* Cast:
- Lee Taemin SHINee as White Prince
- Choi Min Hee (reader) as Red Princess
- All SHINee and f(x) members.

Cinta adalah berat dan ringan, terang dan gelap, panas dan dingin, sakit dan senang, terbangun dan terjaga. Cinta adalah semuanya, kecuali apa arti dia yang sesungguhnya. - William Shakespeare, Romeo and Juliet.





#5

Minhee bangkit dari duduknya dan berlari menuju pintu. Krystal menyusul di belakangnya. Minhee membuka pintu dan menengok keluar. Ia menemukan Taemin berjalan menjauhi basecamp.

"Sunbaenim!" panggil Minhee. "Apakah Sunbaenim yang membanting pintu?" sambil mengejar langkah Taemin. "Apa ada masalah?"
Taemin menghentikan langkah tepat disaat Minhee tiba dekat di belakangnya. Krystal berhenti di ambang pintu dan mengawasi dari sana. Minhee menatap punggung Taemin yang berdiri membelakanginya. Krystal mengawasinya dengan cemas.
"Jika sudah datang kenapa pergi lagi? Dan jika sudah datang namun tak ingin berlatih, kenapa pergi dengan membanting pintu?" tanya Minhee pada Taemin yang masih bertahan membelakanginya.
"Minhee-ya! Biarkan saja dia pergi jika hari ini tak mau berlatih!" seru Krystal yang masih bertahan di ambang pintu.
"Apa kami membuat kesalahan hingga membuat Sunbaenim marah dan membanting pintu?" Minhee mengabaikan seruan Krystal dan tetap menuntut jawaban Taemin.
Taemin menghela napas panjang dan berbalik menghadap Minhee. Diraihnya tangan kanan Minhee dan menyeret gadis itu untuk pergi bersamanya.
"Ya!" teriak Krystal sambil bergerak mulai mengejar.
"Kau tunggu di sana!" Taemin menuding Krystal untuk tetap tinggal lengkap dengan tatapan yang benar membuat takut siapa saja yang menerimanya.
Bukan Krystal namanya jika ia tunduk pada bentakan orang lain. Tak mematuhi peringatan Taemin, ia tetap berjalan mendekat. "Apa-apaan ini?!" sambil memegang tangan kiri Minhee. "Memangnya kau siapa ingin membawanya pergi dengan paksa seperti ini, ha?!"
"Ada hal yang ingin aku tanyakan padanya. Hanya padanya!
"Tadi kau menguping ya?" Krystal memiringkan kepala menatap Taemin. "Kau mendengar pengakuan Minhee dan kau marah lalu karena itu kau pergi sambil membanting pintu. Aku benar kan?"
Pegangan tangan Taemin pada tangan kanan Minhee merenggang. Minhee menatap Taemin dan merasa bersalah. Pada akhirnya Taemin melepas genggamannya pada tangan Minhee. Krystal melihatnya dan menggeleng pelan.
"Jadi begitu saja ya? Kau menyerah? Tak ingin mendengar penjelasan Minhee? Ternyata kau tak setangguh yang aku kira. Bagaimana aku bisa mempercayakan Minhee-ku padamu? Baru begini saja kau sudah mundur. Bukankah tadi kau menyeretnya pergi untuk meminta penjelasan darinya? Kenapa sekarang malah melepasnya? Aku menahanmu hanya untuk mengatakan, tak ada tempat yang aman untuk membicarakan masalah kalian kecuali basecamp. Ada banyak mata dan telinga tersembunyi yang diam-diam memperhatikan kalian. Itu cukup berbahaya. Masuklah. Bicarakan baik-baik. Aku akan berjaga di sini. Masih ada waktu lima belas menit sebelum yang lain datang. Manfaatkan dengan baik." Krystal melepas pegangannya pada tangan kiri Minhee.
Taemin tertegun. Krystal membantunya? Apa gadis itu sedang mabuk?
"Kenapa kau diam saja?" Krystal kembali angkuh, berdiri melipat tangan di dada. "Aku ini cepat berubah pikiran..."
"Tolong bantu kami." potong Taemin seraya meraih tangan Minhee dan buru-buru menuntunnya kembali masuk ke basecamp.
Krystal menyincingkan senyum dan beralih duduk di bangku yang berada di dekat pintu masuk basecamp.
***

Beberapa detik berlalu sejak Taemin membawa Minhee masuk ke dalam basecamp, tetap hening di antara keduanya yang duduk berdampingan di atas lantai. Sesekali Taemin melirik Minhee yang duduk bersimpuh di samping kirinya. Kepala Minhee tertunduk dan kedua tangannya sibuk membuka-buka halaman buku yang ia pangku. Taemin tersenyum dibuatnya.

"Tadi itu maaf.." Taemin memulai obrolan. "Aku hanya tak ingin terlambat lagi, tapi ketika sampai ada kau dan Krystal. Kalian asik mengobrol sampai tak menyadari aku masuk."
"Kalau pintu basecamp tidak di kunci berarti ada seseorang di dalamnya kan?" Minhee masih membuka-buka halaman buku di pangkuannya. Tidak mengalihkan pandangan pada Taemin yang menatapnya.
"Aku tahu aku salah. Aku kan sudah minta maaf.”
Minhee menutup bukunya dan menoleh. Ia bertemu pandang dengan Taemin yang menatapnya dengan tatapan teduh. Rupanya emosi pemuda tampan itu telah mereda. Bahkan Minhee bisa melihat senyum samar pada wajah Taemin. "Kenapa Anime Prince Who Life in Real ini bisa jatuh hati padaku?" ucap Minhee sambil menatap Taemin lekat-lekat. "Kau lebih pantas bersanding dengan Krsytal. Dia bak putri cantik dalam dongeng. Kalian serasi."
"Apa ini artinya kau menolakku? Kenapa tidak kau katakan dari awal jika kau menyukai Kim Kibum? Bukankah aku pernah bertanya tentang itu padamu."
"Jika waktu itu aku mengatakan yang sebenarnya, apa yang akan Sunbaenim lakukan? Mundur? Cinta bertepuk sebelah tangan atau kasih tak sampai adalah aib bagi gadis tenar sepertiku. Membuka aib pada seseorang yang sedang penasaran berat padaku akan membuat keelokan cerita jadi hilang. Aku tak mau itu terjadi."
"Jadi aku ini hanya bahan percobaanmu?"
"Tak menyangka jika aku sejahat itu ya?"
"Aku tidak percaya jika kau benar-benar mempermainkan aku."
"White Prince. Ketampanannya memang luar biasa, seperti tokoh dalam anime. Iya, dia memang cowok anime yang hidup di dunia nyata. Kepribadiannya pun seperti tokoh utama pria dalam drama kebanyakan. Kaya, tampan dan pintar. Dia pantas jadi terkenal di sekolahnya."
"Kau bahkan tahu banyak tentangku. Apa ungkapanmu kala itu juga hanya skenario yang sengaja kau buat? Aku masih mencari jawaban tentang itu semua? Hagh! Aku benar merasa dipermainkan." Taemin menggeleng pelan dan mengalihkan padangan.
Minhee tersenyum melihatnya, "Kenapa aku?" masih menatap Taemin yang tak lagi menatapnya. "Apa bersikap dingin itu jadi menarik perhatian Sunbaenim? Jika kita bertemu saat Lee Junki Sonsaengnim mengirim Sunbaenim kemari apa akan tetap sama ceritanya?"
"Jangan tanya kenapa, kenapa dan seandainya terus! Tuhan sudah menggariskan kejadiannya seperti ini jadi ya seperti inilah kenyataanya. Aku tak tahu kenapa kau dan tak tahu juga bagaimana jika bertemu bukan di perpustakaan. Aku hanya tahu sejak melihatmu pertama kali di perpustakaan, aku suka padamu. Semakin hari rasa itu semakin menggebu. Aku... tidak bisa menghindar lagi." Taemin kembali menatap Minhee. Tatapannya bertemu pandang dengan Minhee.
Minhee menghela napas dan mengalihkan pandangannya. "Mianhae. Sunbaenim harus mendengar semuanya. Itu pasti sangat menyakitkan. Kasian si daun pintu jadi korban." Minhee sembari menatap ke arah lantai namun tatapannya menerawang entah kemana.
"Hagh!" Taemin tersenyum mendengarnya.
"Bohong jika Krystal mengatakan banyak pemuda yang menyukaiku di sekolah. Umumnya mereka hanya melihat Krystal dan aku hanya setelahnya."
"Aku rasa kau yang berbohong. Fans kalian menatap kalian sama. Sejajar. Sebagai dua gadis yang sempurna."
"Eum. Memang begitu."
Taemin merasa gemas melihat tingkah Minhee.
"Di saat aku kalang kabut dengan perasaanku pada Kibum Oppa, tiba-tiba Sunbaenim datang. Aku sempat berpikir picik untuk mengambil kesempatan itu agar aku bisa mengalihkan perasaanku dari Kibum Oppa, tapi..."
Suasana mendadak hening di antara Minhee dan Taemin. Minhee diam tak melanjutkan ucapannya dan menundukan kepala. Taemin juga diam, mengamati Minhee.
"Kalau begitu mari bekerja sama!" ucap Taemin tiba-tiba memecah kebisuan.
Minhee mengangkat kepala dan menatap tak paham pada Taemin. Senyum terkembang di wajah tampan Taemin.
"Kau ingin mengalihkan perasaanmu kan? Dan aku tak bisa menghindar lagi, jadi mari kita bekerja sama. Aku akan membantumu mengalihkan perasaanmu dan kau bantu aku untuk mencari jawaban atas apa yang aku rasa padamu. Bagaimana?"
***

Taemin paham jika pilihan ia tawarkan pada Minhee akan melukainya jika pada akhirnya Minhee tak bisa berpaling dari Kibum. Tapi hanya jalan itu yang bisa membuat Minhee tetap nyaman berada di sisinya setelah ia mengetahui aib--kasih tak sampai atau cinta bertepuk sebelah tangan- gadis itu. Lagi pula Taemin punya keyakinan ia akan berhasil membuat Minhee berpaling padanya.

Taemin semakin gencar mencari tahu tentang Minhee. Malamnya ia habiskan untuk membaca apa saja yang ada dalam blog Red Princess. Selain kisah-kisah romantis, Taemin tak menemukan sesuatu yang berhubungan dengan pribadi Minhee. Ia memeriksa ulang blog Red Princess dan menemukan link yang membawanya ke akun Twitter pribadi Minhee.

Walau akun Twitter Minhee tak lindungi, namun Taemin tak memiliki akun pribadi di Twitter. Ia hanya bisa melihat apa saja yang ada dalam akun Minhee namun tak bisa berinteraksi dengannya. Foto dan video bersama Krystal memenuhi akun Minhee. Gadis itu pun selalu ramah menanggapi mention para pendukungnya.

Taemin menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Ia terdiam menatap langit-langit kamarnya. "Apa yang bisa aku lakukan untuk membuatnya jatuh hati padaku?" gumamnya dalam hati.
***

Hari pertama setelah kemaren Taemin menawarkan kerjasama pada Minhee. Entah kenapa merasa ia gugup ketika berjalan menuju basecamp klub teater untuk latihan. Ketika sampai, pintu basecamp tak terkunci. Ia teringat pada apa yang dikatakan Minhee kemaren dan tersenyum sambil membuka pintu memasuki basecamp.

"Annyeong..." sapa Taemin ketika memasuki basecamp namun tak ada yang merespon ucapan salamnya. Ia pun melanjutkan berjalan masuk.

Taemin menghentikan langkahnya ketika sampai di ruang utama basecamp. Ada Minhee di sana. Headset bertengger di kedua telinga Minhee yang sedang berlatih menari sendiri. Taemin tersenyum dan berjalan mendekat. Minhee terkejut ketika menyadari kehadiran Taemin. Segera ia lepas headset di kedua telinganya lalu membungkuk pada Taemin.

"Tarian itu, aku juga belum hafal. Bagaimana kalau kita berlatih bersama?" ucap Taemin sembari mengulurkan tangan kanannya

Minhee mengangguk dan mencabut headset yang masih menempel di ponselnya. Musik pun mulai terdengar mengisi basecamp. Minhee berdiri di depan Taemin dan tersenyum. Saat musik berhenti, ia meraih uluran tangan Taemin. Ketika musik kembali terdengar, keduanya mulai menari.

Taemin juga Minhee sama-sama terdiam hingga pertengahan latihan. Keduanya menari dengan luwes dan tak melakukan kesalahan sedikit pun.

"Jujur aku bingung harus bagaimana." Taemin memulai obrolan sambil terus menari.
"Bingung harus bagaimana?" tanya Minhee yang tak paham maksud dari ungkapan Taemin.
"Apa yang harus aku lakukan untuk bisa membuatmu menyukai aku? Menaruh bunga diam-diam di meja atau menyelipkan surat cinta ke loker, kau sudah sering mendapatkannya. Susah ya kalau menyukai cewek terkenal itu. Atau aku harus jadi guru les seperti Kim Kibum? Aku bisa kok. Asal jangan pelajaran sastra saja. Kalau sastra gantian kau yang jadi guru lesnya ya."
Minhee tersenyum mendengarnya.
"Jangan hanya tersenyum. Ayo beri tahu aku, apa yang harus aku lakukan agar kau bisa menyukaiku? Ah, tidak-tidak. Apa yang harus aku lakukan agar kau bahagia? Begini, orang tenar sepertimu dan juga sepertiku kadang merasa tak bahagia juga kan? Jadi bagaimana agar aku bisa..."
"Sikap Sunbaenim yang seperti ini yang menarik perhatianku." potong Minhee.
 Taemin menghentikan gerakan tubuhnya ketika mendengar ungkapan Minhee. Ia berada begitu dekat di depan Minhee, bahkan tangan kirinya masih melingkar di pinggang gadis itu dan tangan kanannya masih memegang tangan kiri Minhee.
 "Kenapa White Prince yang terkenal angkuh itu bisa bertindak bodoh di depan gadis yang tidak ia kenal? Meminta bantuannya untuk mengerjakan tugas sastra, tanpa basa-basi atau canggung. Aku bertanya-tanya apakah itu sosoknya yang sebenarnya? Lalu kenapa tiba-tiba ia bilang ia suka aku? Dan ia jadi banyak meracau ketika di depanku. Sebenarnya kau telah membuatku banyak tersenyum sendiri sejak pertama kita bertemu. Hanya dengan mengingat kembali momen saat kita bersama, aku dibuat tersenyum sendiri. Apa itu artinya bahagia?" Minhee mengangkat kepala menatap Taemin yang berdiri dekat di depannya. Pandangannya bertemu dengan tatapan Taemin yang teduh.

Diam dan saling memandang terjadi di antara Taemin dan Minhee selama beberapa detik. Lalu Minhee tiba-tiba tersenyum manis.

"Ekspresi seperti ini yang aku inginkan di ending nanti. Sunbaenim bisa kan melakukannya?" ucap Minhee renyah. Ia melepaskan diri dari Taemin. "Dialog, Sunbaenim sudah bagus, dance tak diragukan, tapi pada ekspresi masih ada kekurangan. Canggung dan kaku. Apalagi untuk adegan mesra," Minhee mondar-mandir di depan Taemin yang berdiri mematung menatapnya. "Kita masih punya waktu. Aku harap Sunbaenim bisa memperbaikinya," sambil menghentikan langkah dan kembali menghadap Taemin yang terlihat kesal. "Kenapa ekspresi Sunbaenim berubah... kesal?" saat menyadari bagaimana Taemin menatapnya.
"Aku rasa apa yang dikatakan Krystal benar adanya, aku ini boneka mainan bagi kalian. Kau ini... benar-benar membuatku bingung. Apa maksudnya semua itu?"

Minhee berjalan mendekat dan berhenti dekat tepat di depan Taemin. Tangan kanannya terangkat, kemudian ia letakan telapak tangannya di dada Taemin tepat di mana posisi jantung berada. Ia pun tersenyum pada Taemin yang menatapnya dengan kedua mata melebar.

"Minhee-ya! Krystal pingsan!" terdengar suara murid laki-laki memanggil Minhee dari luar. Minhee menarik tangannya dan segera berlari keluar meninggalkan Taemin sendiri dalam basecamp.

Taemin tersenyum getir. Lagi-lagi ia dibuat tak paham atas sikap Minhee. Suara musik dari ponsel Minhee yang tertinggal terdengar kembali di telinga Taemin membuat pemuda itu kembali menyadari jika ponsel itu masih memutar musik yang mengiringi tariannya bersama Minhee beberapa menit yang lalu. Ia berjalan mendekati ponsel Minhee yang tertinggal di meja dan mengambilnya. Ia matikan musik yang masih terputar dan mengembalikan tampilan ponsel ke beranda.

Senyum terkembang di wajah Taemin ketika ia melihat wallpaper ponsel Minhee. Bukan foto selfie Minhee dan Krystal atau foto Kibum hasil curian Minhee yang menjadi wallpaper seperti yang ia duga. Gambar dua sejoli berpelukan dengan warna hitam putih sebagai wallpaper yang menghiasi ponsel Minhee.

Senyum getir terkembang di wajah tampan Taemin. Ia mendesah pelan dan mengalihkan pandangannya dari menatap ponsel Minhee. Di genggamnya erat ponsel berwarna hitam itu sambil berjalan keluar meninggalkan basecamp.
***

Perasaan Taemin campur aduk tak karuan usai menerima perlakuan Minhee dan tanpa sengaja menemukan gambar wallpaper di ponsel gadis itu yang masih bersamanya kini. Karena Krystal pingsan dan Minhee memilih menemani sahabat karibnya itu, latihan diliburkan. Saat Taemin menyusulnya ke UKS, Minhee dan Krystal sudah tak berada di sana. Mau tak mau Taemin harus membawa ponsel Minhee bersamanya karena ia tak percaya jika harus menitipkan ponsel itu pada anggota klub sastra yang lain atau pada Victoria.

Kesal yang lebih mendominasi, tapi ada penasaran juga. Penasaran ingin mengotak-atik ponsel gadis yang ia taksir untuk sekedar mencari tahu rahasia apa saja yang tersimpan dalam smartphone itu. Anehnya ponsel itu sepi-sepi saja sejak ada bersamanya. Bukankah Minhee si Red Princess itu terkenal? Pasti ada banyak interaksi lewat smartphone itu, tapi kenapa sepi-sepi saja?

Tak tahan dengan rasa campur aduk tak karuan yang menyelimutinya, Taemin meraih ponsel yang ia biarkan tergeletak di atas kasur itu dan membawanya pergi. Ia berniat mengembalikan ponsel itu pada si empunya.

Cukup mudah bagi Taemin untuk menemukan kediaman Minhee berdasarkan petunjuk salah satu anggota klub teater. Rumah yang sangat besar dan mewah. Pintu gerbang raksasa dan empat orang penjaga yang berada di sisi kanan dan kiri pada bagian dalam. Hal itu yang berhasil di tangkap Taemin ketika ia melajukan motornya melewati bagian depan rumah Minhee.

"Dia benar seorang putri yang tinggal di dalam kastil," batin Taemin yang menghentikan motornya jauh dari sisi depan rumah Minhee. "Pasti ada banyak cc tv dan dia sangat dilindungi. Bagaimana aku bisa menemuinya?" masih berbicara dalam hati sambil mengamati tembok yang menjulang cukup tinggi di hadapannya

Taemin duduk di atas motornya yang terpakir di seberang jalan. Ia diam memikirkan bagaimana cara untuk bisa masuk ke dalam rumah mewah itu tanpa dicurigai para penjaga pintu gerbang.

Perhatian Taemin yang tengah asik berpikir teralihkan ketika ia melihat seseorang muncul dari balik tembok. Sosok itu muncul dan duduk di atas tembok kemudian dengan mudah menuruni tembok dengan bantuan seutas tali. Taemin bangkit dari duduknya dan mulai was-was mengamati sosok yang baru saja keluar dari rumah Minhee dengan cara tak wajar itu.

"Apakah dia itu... pencuri??" tanya Taemin dalam hati.

------- TBC --------

.shytUrtle.

Fan Fiction FF

The White Prince and The Red Princess Part #4

06:19



The White Prince and The Red Princess.

* Cast:
- Lee Taemin SHINee as White Prince
- Choi Min Hee (reader) as Red Princess
- All SHINee and f(x) members.

Cinta adalah berat dan ringan, terang dan gelap, panas dan dingin, sakit dan senang, terbangun dan terjaga. Cinta adalah semuanya, kecuali apa arti dia yang sesungguhnya. - William Shakespeare, Romeo and Juliet.




Part #4

Taemin dan Jinki mengantar Minhee dan Krystal ke taman tempat kemaren mereka bertemu Kibum. Sebenarnya Taemin ingin mengantar sampai rumah Minhee, tapi gadis itu menolak.

"Terima kasih atas bantuan kalian." Krystal mengucap terima kasih dengan nada cepat seperti bagaimana ia biasa bicara pada Taemin.
"Krystal," tegur Minhee. "Maafkan Krystal-ku ini. Gaya bicaranya memang seperti itu."
"Makanya dia terkenal ketus!" sahut Taemin membuat Krystal menatapnya tajam dan Minhee tersenyum.
"Terima kasih atas bantuan Sunbaenim berdua." Minhee membungkukan badan.
"Nah, yang begini enak dilihat juga didengar." puji Taemin dengan senyum lebar menatap Minhee.
"Ya, Murid Terhukum! Ingat! Mulai besok kita akan berlatih dialog dan adegan, jadi sebaiknya malam ini kau belajar bagaimana berdialog dan berakting yang baik!" Krystal menggandeng tangan Minhee dan menuntunnya pergi.

"Blue Pearl itu mengerikan juga ya?" Jinki bergidik.
Taemin menyincingkan senyum. "Minhee-ku? Krystal-ku? Apa para gadis selalu begitu?" ucapnya sambil merangkul Jinki. "Jinki-ya, bantu aku malam ini."
"Ne??" Jinki menoleh, menatap Taemin dengan heran.
"Aku ingin tahu lebih banyak tentang siapa itu Red Princess. Jadi tunjukan padaku apa saja yang kau tahu. Ayo!" Taemin masih merangkul Jinki dan mengajaknya pergi.
***

Krystal menggigit bibir bawahnya, wajahnya menunjukan ekspresi khawatir. Saat ia sampai di kediaman Minhee, bukan hanya Minho yang menyambutnya tapi ada Tuan Choi juga yang menunggu di ruang tamu. Walau sudah memberikan penjelasan kenapa Minhee pulang telat, Krystal tetap merasa khawatir karena Tuan Choi bersikap dingin menanggapinya.

"Ada apa dengan ekspresimu itu, Krystal? Aku percaya pada apa yang kau katakan bahwa dua hari ini kalian sibuk mempersiapkan pertunjukan dan pernikahan kakak perempuan Kim Kibum. Aku tahu kau tidak pernah berbohong padaku, tapi yang aku sesalkan kenapa kalian baru mengatakannya sekarang? Tentang pernikahan kakak perempuan Kim Kibum. Dia adalah guru privat kalian, bagaimana aku bisa diam ketika satu-satunya saudara yang ia miliki menikah?" tutur Tuan Choi panjang lebar usai menyadari bagaimana ekspresi Krystal.
"Aboji masih bisa mengirimkan hadiah untuk mempelai kan? Kami memilih diam karena kami takut Aboji akan marah jika tahu kami membantu pernikahan Kim Bomi Eonni." Minhee gantian bicara memberi alasan.
"Hmm, baiklah. Minho, antar Krystal pulang lalu kirim beberapa bingkisan untuk Kim Bomi." perintah Tuan Choi pada Minho.
"Ajushi! Boleh aku menemani Minho Oppa memilih bingkisan dan mengantarnya? Aku khawatir Ajushi hanya basa-basi saja untuk menyenangkan hati kami." canda Krystal membuat tawa Tuan Choi pecah.
"Hahaha. Inilah Blue Pearl yang aku kenal. Ya ya, Minho pergilah bersama Krystal untuk membeli hadiah untuk Kim Bomi."
"Ne!" Minho pamit pergi. Krystal melambaikan tangan pada Minhee dan menyusul Minho.
Minhee membalas senyum lalu berjalan menuju tangga.
"Minhee-ya," panggil Tuan Choi menghentikan langkah Minhee. "Antara kau dan Kim Kibum, hubungan kalian normal saja kan? Hanya sebatas guru dan murid?"
"Em!" Minhee menganggukan kepala.
"Hah... baiklah. Sebaiknya kau istirahat sekarang."
Minhee mengangguk dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
***

Minhee melewati kamarnya dan menuju kamar yang berada di ujung lantai dua.

"Annyeong Eonni, aku pulang!" kata Minhee saat membuka pintu kamar dan memasukinya. "Oh! Belum dinyalakan ya?" ia bergegas menuju meja--yang lebih pantas disebut sebagai altar- dan segera menyalakan satu biji dupa beraroma Lotus.

Senyum manis terkembang di wajah Minhee ketika menatap foto gadis cantik yang terpajang di atas meja tepat di belakang dupa yang menyala. Harum semerbak aroma bunga Lotus mulai memenuhi kamar bernuansa pastel itu.

"Hari ini aku menjadi pengiring mempelai wanita. Pernikahannya berlangsung khidmat. Kau benar Eonni, hubungan yang didasari oleh rasa suka sama suka dan cinta itu terlihat lebih manis. Tadi aku merasa merinding setiap kali melihat Kim Bomi Eonni dan suaminya. Aku membayangkan apakah demikian pernikahan yang Eonni jalani tiga tahun yang lalu?" Minhee berbicara pada foto gadis cantik yang terpajang di atas meja di belakang dupa yang menyala. "Eonni jangan hanya diam saja mengawasi aku dari sana. Tolong katakan pada Tuhan agar menciptakan kisah cinta yang romantis pula untukku. Kisah cinta yang akan dikenang banyak orang, seperti kisah cintamu Eonni. Tapi bisakah kisah cintaku kelak tak begitu rumit dan tak berakhir tragis?"
***

"Yang aku dengar, ia membutuhkan kecupan dari lelaki yang mencintainya setulus hati untuk bisa terlepas dari kutukan itu. Iya, sebuah kecupan." Krystal dengan suara menyerupai nenek-nenek berbicara lirih, sedikit berbisik sambil berjalan mengitari Taemin yang berdiri tepat di hadapan Minhee yang berdiri diam bak patung.
"Se-sebuah kecupan?" Taemin terbata.
"Ya! Murid Terhukum!" suara Krystal kembali normal. "Bukan begitu dialognya! Semalam kau tidak mempelajarinya ya?!"
"Krystal," tegur Minhee. "Ini pengalaman pertama baginya. Maklumilah."
"Bukankah kemaren aku sudah bilang kalau hari ini tidak hanya latihan dialog tapi juga adegannya. Begini, aku suka bagaimana ekspresimu itu Murid Terhukum, tapi jangan sampai karena terlalu serius berakting kau sampai lupa dialognya!"
"Maaf," kata Taemin lirih. "Lalu, apakah aku harus benar-benar menciumnya?" sambil menuding Minhee.
"Jika aku mengatakan iya, apa kau bersedia melakukannya?"
Taemin melotot mendengar ungkapan Krystal. "Aku..."
"Sunbaenim tahu bagaimana trik agar kita terlihat seperti benar berciuman kan?" sela Minhee. "Seperti ini," ia mempraktekannya dengan mencium Krystal. Minhee mencium bagian bawah pipi mendekati bibir Krystal.
Taemin makin terbelalak melihat Minhee tak canggung mencium Krystal di depan umum seperti itu. "Jangan-jangan benar gosip itu. Mereka lesbian," batinnya. "Ah, tidak mungkin!" sambil menggelengkan kepala keras-keras.

Victoria tersenyum melihat bagaimana Minhee dan Krystal bekerja sama mengajari Taemin berakting. Disaat yang sama Junki datang menghampiri Victoria.

"Oh, Sonsaengnim!" Victoria segera memberi salam.
"Bagaimana latihannya?" Junki turut memperhatikan jalannya latihan. "Dia masih suka membuat masalah?"
"Begitulah. Tapi Minhee dan Krystal bisa mengatasinya. Sonsaengnim bisa melihatnya sendiri kan?"
"Maaf merepotkanmu."
"Karena ada Minhee dan Krystal tugasku jadi tak begitu berat. Lee Taemin itu hanya mau belajar pada Minhee, sesuai perintah Sonsaengnim."
"Mempertemukan White Prince dengan Red Princess bukan ide buruk ya ternyata."
"Oh! Sonsaengnim!" Krystal yang baru menyadari kehadiran Junki menghambur mendekati Junki. Minhee dan Taemin menyusul di belakangnya.
"Terima kasih untuk kerja keras kalian." sambut Junki.
"Terima kasih juga telah mengirim Murid Terhukum ini kepada kami," Krystal melirik Taemin. "Aku jadi bisa belajar untuk jadi lebih sabar."
Tawa Junki pecah mendengar ungkapan Krystal.

Seorang pengantar makanan masuk dan membawa ayam goreng untuk anak-anak klub teater.

"Wah, siapa yang traktir?" tanya Amber sambil menerima dua kardus besar berisi ayam goreng panas.
"Aku!" jawab Taemin. "Aku dengar anak klub teater suka makan ayam goreng," Taemin melirik Minhee, "jadi aku pesan ayam goreng untuk kita makan bersama-sama. Kalian suka pedas kan? Ayo, kita makan!" sambil duduk bersila di lantai dan tersenyum pada Minhee.
"Ayam goreng makanan favorit Red Princess," kata Krystal sembari duduk bersama Minhee bergabung dalam lingkaran para anggota. "Jangan-jangan semalam kau tidak menghafal dialog tapi berburu segala sesuatu tentang Red Princess."
"Bukankah kau yang memintaku untuk lebih banyak tahu tentang Red Princess?" balas Taemin. "Aku melakukannya dengan baik kan?"
"Ish!" Krystal mencibir dan Taemin tersenyum penuh kemenangan.
***

Semakin hari Taemin semakin nyaman berada di antara anggota klub teater. Tak hanya berlatih, ia juga membantu anggota untuk membuat perlengkapan pertunjukan. Omelan Krystal lama-lama terdengar biasa di telinganya. Minhee juga menjadi lebih banyak mengajaknya ngobrol di kala luang.

"Jadi Kim Kibum itu guru les privatmu ya? Tadinya aku pikir dia pacarmu," Taemin memulai obrolan saat ia hanya ada bersama Minhee di salah satu sudut basecamp untuk mengerjakan kostum.
"Kau seperti Aboji saja. Kibum Oppa adalah figur oppa yang baik. Itu saja. Hubungan kami normal saja kok."
"Ayahmu juga curiga kau pacaran dengan Kim Kibum? Wah, berarti dugaanku benar. Keakraban kalian itu patut dipertanyakan."
"Hey! Ada Krystal juga di antara kami."
"Oh, jangan-jangan gosip lesbian itu benar. Wah... wah..."
"Sudah sejauh itu ya? Mencari informasi tentang kami?"
"Tentangmu saja, bukan kami."
"Tapi di mana ada Red Princess, di situ pula Blue Pearl berada."
"Eum, benar juga. Bahkan saat ini kalian jadi model iklan untuk tema back to school kan?"
"Krystal mau menerima tawaran iklan itu jika aku ikut. Mereka setuju, aku tak bisa menolaknya. Aku tak mau Krystal kehilangan kesempatan itu."
"Toh kalian memang terlihat baik bersama. Jadi jika aku ingin berpacaran denganmu, apa aku harus memacari Krystal juga?"
Minhee terkejut. Ia menghentikan gerakan tangannya dari menjahit kostum, mengangkat kepala menatap Taemin.
Taemin tersenyum geli melihat ekspresi Minhee. "Aku bercanda. Wah, ekspresimu itu... apa kau mulai menyukaiku?"
Minhee tersenyum dan kembali menjahit kostum di tangannya.
"Minhee-ya, apa pesonaku sama sekali tak bekerja padamu? Dari awal bertemu kau sangat dingin padaku. Kau ini lesbian atau benar suka pada Kim Kibum sih? Atau kau sudah punya pacar? Maksudku pria lain."
Minhee kembali menghentikan gerak tangannya dan menatap Taemin. "Sunbaenim sangat mempesona, semua gadis tahu itu. Tapi untuk menjadi suka pada seseorang tidak hanya butuh pesona saja kan? Jujur sampai saat ini aku masih bertanya-tanya apakah benar Sunbaenim menyukai aku. Apa yang Sunbaenim sukai dariku? Atau jangan-jangan Sunbaenim hanya penasaran padaku karena sikap datarku. Aku masih mencari jawaban tentang itu semua."
Taemin tersenyum manis. "Syukurlah. Aku lega karena dibalik sikap datarmu itu, kau masih memberi sedikit perhatian padaku. Kau ingat apa yang terjadi di gereja saat kita mempersiapkan pesta pernikahan Kim Bomi Nuna? Debaran jantung yang seperti itu baru pertama kali aku rasakan saat aku berada dekat denganmu. Terserah kau percaya atau tidak, tapi itu pertama kalinya aku merasa tertarik dan menyukai seorang gadis. Aku pun terus bertanya pada diriku sendiri, ini hanya rasa penasaran atau rasa suka yang sebenarnya. Kalau begitu mari kita sama-sama mencari jawabannya. Biarkan sang waktu yang menuntun kita pada kebenaran karena dialah wujud tangan Tuhan yang menyampaikan keajaiban-Nya."
Minhee tersenyum mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Taemin. Ia sering menggunakan kalimat itu untuk mengakhiri tulisan-tulisan dalam blog pribadinya.
Taemin membalas senyum. "Aku akan menunggu." tutupnya.
***

"Karena ini surga kita. Di sini kita bak putri dari kerajaan yang kita bangun sendiri. Kau paham kan? Itu kenapa aku menolak untuk bergabung dalam klub dance juga musik. Di sana banyak saingannya."
"Tapi kau berbakat."
"Hey! Aku tak akan meninggalkan Red Princess-ku ini sendirian. Aku mau bergabung jika kau juga bergabung. Bagaimana?"
"Aku tak begitu baik dalam menari."
"Nah, aku pun sama."

Taemin tersenyum sendiri bertahan menguping obrolan Krystal dan Minhee yang tak menyadari kehadirannya di basecamp. Ia berharap kedua gadis itu membahas tentang dirinya. Berharap Minhee mengutarakan apa pun tentangnya. Sikap Minhee cukup membuat Taemin yakin jika gadis itu sebenarnya juga menyukainya walau tak pernah mengakui secara lisan.

"Jadi Ajushi masih suka bertanya tentang hubunganmu dengan Kibum Oppa?" Krystal kembali bicara. Taemin mengerutkan dahi mendengar nama Kibum disebut.
"Ne. Saat kau pulang usai kita menghadiri prosesi pernikahan Bomi Eonni, Aboji juga kembali menanyakan tentang hal itu. Hubunganmu dengan Kim Kibum adalah hubungan yang sewajarnya saja kan? Hanya sebatas guru dan murid saja? Lama-lama aku takut Aboji akan memecat Kibum Oppa. Aku tidak mau guru privat lain."
"Pasti kecurigaan Ajushi semakin menjadi karena belakangan ini aku jarang mengikuti les."
"Ne. Semalam Aboji bertahan di perpustakaan dengan alasan ingin membaca beberapa buku. Itu hanya alasan untuk mengawasi kami. Apa yang harus aku lakukan?"

Ekspresi Taemin yang sebelumnya berseri-seri berubah merengut. Ia curiga Minhee menyukai Kibum akan tetapi ayahnya tak merestui itu. Atau Minhee dan Kibum sudah menjalin hubungan lebih dari sekedar guru privat dan murid yang tak restui sang ayah.

"Rasa khawatir Ajushi berlebihan. Padahal aku juga sudah memberi penjelasan. Kalau sampai Kibum Oppa dipecat, aku akan demo di depan kantor Ajushi." ancam Krystal.
"Kau serius?"
"Ne! Kibum Oppa pemuda yang baik. Bertanggung jawab dalam tugasnya dan tak pernah memanfaatkan kita. Zaman sekarang susah lho mencari guru privat sebaik itu. Kesannya konyol juga jika Ajushi tiba-tiba memecat Kibum Oppa tanpa alasan. Oppa tak pernah berbuat salah selama mengajar kan? Masa iya Ajushi akan beralasan aku khawatir anakku jatuh hati padamu karenanya sebaiknya kau berhenti sekarang dan pergi jauh-jauh dari anakkku. Aih, memangnya anak gadisnya tipe mudah jatuh hati apa?"
Minhee dan Taemin sama-sama tersenyum mendengar ocehan Krystal.
"Kalau dipikir-pikir kau itu sama paranoidnya dengan Ajushi. Kau takut Ajushi memecat Kibum Oppa karena kecurigaannya yang cukup berdasar karena melihat kau begitu dekat dan baik pada Kibum Oppa, sedang Ajushi takut kau jatuh hati pada Kibum Oppa dan mengulang kelamnya peristiwa tiga tahun yang lalu."

Suasana berubah hening usai Krystal mengutarakan pendapatnya. Minhee tak bersuara menanggapi ocehan Krystal seperti sebelumnya. Dalam persembunyianya bibir Taemin bergerak tanpa mengeluarkan suara mengulang kata 'dan mengulang kelamnya peristiwa tiga tahun yang lalu' yang di ungkapkan Krystal.

"Oh my dear! Maafkan aku. Aku tak bermaksud mengungkit luka itu," terdengar Krystal meminta maaf pada Minhee. "Aku hanya mengutarakan analisisku saja. Tolong maafkan aku."
"It's ok! Memang bisa ditebak jika itu adalah dasar kekhawatiran Aboji."
"Sekarang jujur padaku, sebenarnya kau suka Kibum Oppa apa tidak? Ayo jawab jujur. Jangan buat aku menaruh kecurigaan yang sama dengan Ajushi."
"Awalnya iya."

Deg!
Jantung Taemin terasa mau lepas karena berdetub kencang sepersekian detik mendengar pengakuan jujur Minhee.

"Oh my God! Jadi benar kau sempat menyukainya? Kenapa dia? Di SMP dulu banyak pemuda keren yang menyukaimu kan?"
"Kau sendiri kenapa menyukai Minho Oppa sedang banyak pemuda yang juga menyukaimu?"
"Itu... ah, Minhee..." suara Krystal terdengar manja.
"Aku pun tak tahu kenapa. Tapi... aku cukup tahu diri dan hanya berani memendam rasa suka itu."

Taemin menjatuhkan punggungnya menimpa tembok mendengar pengakuan jujur Minhee tentang perasaannya pada Kibum.

"Walau bersedia memanggilku tanpa sebutan 'Nona', tapi Kibum Oppa tetap memperlakukan aku sebagai 'Nona' baginya. Aku majikan dan dia bawahan. Kadang aku jadi salah mengartikan jika tiba-tiba muncul kekakuan di antara kami saat kau tak ada. Apakah Kibum Oppa juga mempunyai perasaan yang sama denganku namun hanya bisa memendamnya saja?" imbuh Minhee membuat Taemin semakin merasakan sakit.
"Kadang aku juga berpikir demikian melihat dari bagaimana ia bersikap padamu. Minhee-ku sayang, kenapa harus begini rumit?"
"Tapi tak mengapa. Begini juga lebih baik. Setidaknya aku masih bisa berada dekat dengannya."

Taemin menegakan tubuhnya dan berjalan menuju pintu, membukanya dan menutupnya dengan keras usai ia keluar dari basecamp membuat Minhee dan Krystal terkejut mendengar suara pintu dibanting.

------- TBC --------
.shytUrtle.

Search This Blog

Total Pageviews