Fan Fiction FF

¤ HWASEONG ACADEMY -Love, Music and Dreams- (화성 아카데미-사랑, 음악과 꿈-) ¤

04:54

¤ HWASEONG ACADEMY -Love, Music and Dreams- (화성 아카데미-사랑, 음악과 꿈-) ¤

 


 . Judul: Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
. Revised Romanization: Hwaseong Akademi ’salang, eum-aggwa kkum’
. Hangul: 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’
. Author: shytUrtle_yUi
. Rate: Serial/Straight

 Episode #4


Jinwoon memperhatikan Euichul yang tengah mengobrol dengan seseorang. Ia bertahan di tempat persembunyiannya, menuggun Eichul selesai. Wooyoung menundukan kepala ketika ia melewati Jinwoon.
 “Jadi, dia orang yang Hyung kirim?” Tanya Jinwoon.
“Oh, Jinwoon. Iya, itu Jang Wooyoung.” Jawab Euichul lengkap dengan senyumnya. “Bagaimana hari pertama sekolah tadi?”
“Jika Hyung bertanya tentang dia, setahu ku, dia gemar sekali melarikan diri.”
“Karena itu aku mengirim Wooyoung, aku tidak bisa mempercayakan dia pada mu, lagi pula aku yakin jika kau tidak berminat untuk menjaganya. Aku tidak ingin merepotkan mu.”
“Hyung, bukankah ini terlalu berlebihan? Untuk apa mengirim bodyguard ke sekolah? Hwaseong Academy bukanlah sekolah preman, jadi apa yang Hyung khawatirkan? Dia telah memilih jalannya sendiri dan menjauh dari keluarga ini, kenapa Hyung bersusah payah menjaganya?”
“Kau benar ini memang terlalu berlebihan, tapi suatu sa’at nanti kau pasti akan memahami situasi ini.”
Jinwoon menghembuskan nafas panjang dan pergi. Euichul menatap punggung Jinwoon dan tersenyum.
***

“Teisatsu-san!” sapa Ai ketika bertemu Wooyoung di depan gerbang sekolah.
“Teruskan saja Nona memanggil ku seperti itu!” Wooyoung sewot dan Kibum tertawa kecil melihatnya. “Nona, untuk apa berangkat ke sekolah sepagi ini? Bukankah ini sedikit gila?”
“Dia memang gila.” Sahut Kibum.
“Aku heran, benar-benar heran. Bagaimana orang-orang bisa bertahan di sisi Nona Gila ini?”
“Love.” Jawab Ai. “Because they love me and I love them, we loved each other.”
“Ish! Ini benar-benar gila!”
“Kau boleh bertahan di sisi ku atau pergi menjauh, Teisatsu-san.”
“Nona! Aku bukan pengintai atau mata-mata!”
“Selamat pagi Paman Lee!” Ai mengacuhkan protes Wooyoung dan menyapa Moonsik yang membuka gerbang. Ai segera masuk di ikuti Kibum dan Wooyoung.
“Seapagi ini, lagi?” gumam Moonsik sambil melanjutkan mendorong pintu gerbang.
Ai berdiri di atap gedung sekolah di antara Wooyoung dan Kibum. Wooyoung benar bingung namun ia tetap saja mengikuti Ai. “Nona, apa yang lakukan di sini?” Tanya Wooyoung setelah selama 5 menit diam seperti ini.
“Mengintai, bukankah ini tugas mu Teisatsu-san?”
“Ck! Nona, aku ini bukan mata-mata atau pengintai! Aku ini bodyguard!”
“Kalau begitu diamlah dan tetap bertahan di sisi orang yang harus kau lindungi.”
Wooyoung hanya bisa menghela nafas menanggapi sikap Ai. “Itu YOWL!” tunjuk Kibum kea rah gerbang. “Untuk apa mereka berhenti di gerbang? Apa mereka menunggu mu?”
“Nona, jadi benar Nona adalah member YOWL?”
“Ck! Anak ini!” Kibum melirik kesal pada Wooyoung.


Jaejoong sengaja mencegat Myungsoo dan berdiri tepat di depan pangeran dingin itu. “Kau mengahalangi jalan ku!” kata Myungsoo. Myungsoo beradu pandang dengan Jaejoong. “Tenang saja, aku tidak akan ingkar janji.”
“Aku percaya pada mu.”
“Kau akan memperkenalkan member kelima YOWL?”
“Tidak tanpa ijin dari Pangeran.” Jaejoong tersenyum tulus. Red Venus yang baru saja sampai turut berhenti di antara kerumunan murid karena ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Viceroy dan YOWL sepagi ini.
“Kau yakin?”
“Tentu.” Jaejoong berjalan lebih dekat pada Myungsoo. “Aku yakin, kau sudah tahu siapa member kelima YOWL.” Bisik Jaejoong.
Myungsoo menyincingkan senyum di bibir tipisnya. “Baiklah! Akhir pekan ini, bawa YOWL untuk tampil dalam pentas seni penyambutan murid baru!”
“Baik, Yang Mulia.” Jaejoong menunduk bak pelayan raja yang sebenarnya. Keenam member Viceroy berjalan pergi dan Red Venus segera menyusul. Jaejoong lalu tersenyum puas.
-------

“Baik Yang Mulia!” Byunghun menirukan gaya Jaejoong. “Apa maksudnya? Dasar penjilat!”
“Menyerah sebelum melawan? Taktik yang bagus.” Sunghyun tersenyum mengenang kejadian di gerbang.
“Mereka menjawab pertanyaan para fans. Ai, setahun yang lalu memutuskan tidak melanjutkan sekolah dan memilih berkelana mencari jati diri dan arti hidup. Mencari jati diri dan arti hidup??” Minhwan membaca isi dari akun resmi YOWL. “Dia meninggalkan Korea dan berkelana untuk mencari jati dirinya. Selama delapan bulan Ai menghabiskan wajtunya di Jepang, Cina dan Thailand.” Minhwan melanjutkan membaca.
“Thailand?? Apa yang dia lakukan di sana?” Tanya Byunghun.
“Melihat taktik mereka, kita bisa saja kalah pendukung, kapan saja.” Komentar Jungshin.
“Jadi, kita akan benar-benar berperang sekarang?” Tanya Hanbyul.
“Hah… mau tidak mau, akan tetap jadi perang kita.” jawab Myungsoo.
-------

“Jaejoong, tatapannya sangat berbeda dari sebelumnya pada Myungsoo. Jujur itu lebih membuat ku khawatir.” Kata Soojung. “Mengerikan.” Imbuhnya.
“Benarkah member kelima YOWL itu Fujiwara Ayumu?” Yiyoung masih sangsi.
“Kau benar ingin tahu?” Gyuri balik bertanya.
“Tidak ada yang memastikan walau benar condong pada gadis itu.” Jawab Chaerin. “Semalam aku mencari informasi tentang YOWL, dalam akun resmi mereka dan blog para fans hanya sedikit penjelasan tentang Ai.”
“Taktik mereka, lumayan. Dengan makin banyaknya orang penasaran, mereka akan semakin di cari.” Komentar Gyuri. “Apa ada video performance mereka?”
“Ada beberapa.”
“Bagaimana menurut mu?” Tanya Soojung.
“Aku belum sempat melihatnya.”
-------

“Semua meributkan YOWL.” Taemin duduk di samping Daehyun. “Jadi benar mereka akan andil dalam pentas seni sabtu nanti?”
“Em! Byunghun telah memastikannya dan meminta ku memberi tahukan ini pada mu. Yang aku dengar itu keputusan Myungsoo sendiri.”
“Hah… mereka ini benar-benar merepotkan.”
-------

Ai berdiri di depan toilet wanita murid kelas X. Ia terlihat ragu untuk masuk, namun akhirnya Ai memberanikan diri. Ia menghela nafas melihat kondisi toilet yang tenang dan bersih. Ai mencuci tangan dan sedkit kaget ketika ia melihat bayangan selain dirinya di dalam cermin. Ai menoleh namun tidak ada siapapun disana, hanya dirinya. Ai kembali menatap cermin dan bayangan gadis dengan rambut menutupi seluruh wajahnya itu masih ada di dalam cermin.
“Keluar kau! Kau pikir aku takut pada ulah konyol mu ini?! Ok, aku sedikit terkejut, tapi aku sama sekali tak takut pada mu! Keluarlah!” Ai berdiri diam, hanya kedua bola matanya yang bergerak mengawasi sekitar dan siaga.
Bayangan putih yang berwujud seorang gadis itu bergerak memutar mengelilingi Ai. Semakin lama gerakannya semakin cepat dan cepat. Ai tetap bertahan di tempat ia berdiri dan tenang dalam posisinya itu. Ai memejamkan mata dan ketika merasa situasi sudah tenang Ai kembali membuka mata. Gadis dengan rambut menutupi seluruh wajahnya itu berdiri tepat di depan Ai, sangat dekat dengan Ai. Ai menatap gadis itu dengan tatapan dingin dan tanpa ekspresi khas miliknya. Keduanya bertahan hingga beberapa menit.
“Huft… kau tidak takut pada ku?” Tanya gadis itu menyerah.
“Untuk apa aku takut pada mu? Kau bukan Tuhan tapi kau hantu!”
Gadis itu mengangkat kepala dan menyibakan rambut hitam panjang yang menutupi wajahnya. “Benar kau tidak takut pada ku?” Kim Yoo Jin (UEE Afters School) menunjukan wajah pucatnya.
“Tidak.”
“Baru kali ini aku bertemu orang seperti mu, aku Kim Yoo Jin.” Ucap Yoojin sambil mengulurkan tangan. Ai tetap datar menanggapinya. “Aku hanya kesepian.” Yoojin menarik kembali tangannya. “Hawa yang aku rasakan sedikit berbeda ketika kau masuk dan benar dugaan ku, kau orang seperti ini. Apa kau orang baru yang mereka kirim untuk mengusir ku?”
“Jadi kau gadis itu? Siswi yang bunuh diri dengan memotong urat nadinya sendiri.”
“Kau tahu tentang ku? Jadi kau benar utusan sekolah untuk mengusir ku seperti yang sebelumnya?” Yoojin mengamati Ai. “Tapi, kenapa kau berseragam? Fu-ji-wa-ra? Kau bukan orang Korea?”
“Kau ingin aku menjadi teman mu? Aku juga kesepian di sekolah ini.”
“Mwo?? Ap-apa itu bisa?? Kak-kau mau berteman dengan ku??”
“Panggil saja Ai.”
“Ai?? Wah, nama yang indah!!” puji Yoojin. “Tapi kau tidak terlihat seperti Ai (anak kecil/bayi).”
“Mulai sekarang berhenti mengganggu murid lain, jika kau tetap melakukannya maka aku akan membatalkan pertemanan kita.”
“Arasho! Kamsahamnida sudah mau berteman dengan ku.” Yoojin membungkuk.

Ai berjalan keluar. “Membatalkan pertemanan? Hahg!” Ai tertawa sendiri. Ai menghentikan langkahnya ketika ada beberapa siswi yang mencegatnya. Ai paham keempat siswi itu adalah member Red Venus. Ia menatap Gyuri, Chaerin, Yiyoung dan terakhir Soojung tanpa ragu.
“Kau Fujiwara Ayumu?” Tanya Chaerin dan Ai hanya menjawabnya dengan anggukan kepala. Chaerin mengamati Ai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Gadis itu terlihat normal, seragam yang ia gunakan juga biasa hanya saja riasan gothic yang di kenakan Ai menambah kesan misterius pada gadis itu. “Kau pengikut paham gothic?”
“Apa ini penting untuk ku jawab?”
“Anak ini!” umpat Soojung. Ai hanya diam menatap Soojung yang kesal padanya.
“Soojung.” Tahan Yiyoung. “Kami tidak akan berbuat macam-macam, jadi kau jangan berpikir buruk tentang kami.”
“Kau boleh merasa hebat karena sukses membuat kehebohan di sekolah! Aku akui cara mu itu benar manjur, tapi bagi kami, kau tetap saja batu kecil yang tidak berarti apa-apa!” sambung Gyuri.
Ai tersenyum, “sebaiknya Sunbaenim juga berhati-hati, banyak orang jatuh tersungkur hanya gara-gara batu kecil.”
“Kau mengancam?!!” emosi Soojung makin memuncak.
“Kita lihat saja nanti.”
“Kau!!”
“Soojung!” tahan Chaerin. “Baiklah! Kita akan buktikan ini semua! Kau, sebaiknya juga berhati-hati, batu besar bisa dengan mudah menggilas kerikil kecil.”
Ai tersenyum dan mengangguk. Keempat member Red Venus pun pergi. “Mereka itu jahat sekali!” Yoojin tiba-tiba muncul. “Izinkan aku membalas perbuatan mereka pada mu.”
“Kembalilah, ini pertarungan kami.”
“Tapi aku teman mu! Aku akan menjaga mu karena mulai hari ini kau adalah teman ku.” Ai kembali menatap Yoojin. “Baiklah…” Yoojin kembali melayang dan menembus pintu toilet lalu menghilang.
-------

“Apa?? Kalian menemuinya??” Byunghun tak percaya mendengar pengakuan Chaerin. “Untuk apa kalian menemuinya??”
“Hanya menyapa.” Jawab Chaerin. “Baru kali ini aku bertemu orang seperti dia.”
“Benarkah Myungsoo mengundang YOWL untuk bergabung dalam pentas seni sabtu nanti?” Tanya Soojung.
“Iya. Pagi ini Myungsoo mengatakannya dan meminta kami menyampaikan hal itu pada Dewan Senior.” Jawab Minhwan.
“Aku ingin tahu bagaimana penampilan mereka. Apa benar mereka sehebat yang selalu di elu-elukan fans mereka.” Sahut Gyuri.
“Tapi, apa YOWL punya fans disini?” Tanya Yiyoung.
“Kita lihat saja nanti.” Jawab Byunghun.
***

Dewan Senior memasang poster pengumuman tentang pentas seni yang akan di gelar sabtu ini. Murid-murid langsung mengerumuni poster itu. “YOWL ikut tampil?” kata seorang siswi.
“Iya. Kau tidak tahu peristiwa kemarin?” Tanya siswi lainnya.
“Kalian tahu siapa member kelima YOWL?” Tanya seorang siswa menyela obrolan dua siswi itu. Kedua siswi itu kompak mengangkat bahu.
Gerombolan murid itu kompak memberi jalan ketika keempat member YOWL berjalan menuju poster. Seperti sudah di komando mereka pun minggir dan membiarkan Jaejoong, Wonbin, Minhyuk dan Jaejin menguasai poster. Jaejoong tersenyum melihat nama YOWL tercantum dalam poster. Murid yang berdiri di pinggir tidak ada yang berani menyapa dan mereka berbisik satu sama lain ketika YOWL berjalan pergi.


Ai jongkok membenahi tali sepatunya. Beberapa pasang kaki yang berhenti di hadapannya itu tak mengganggunya sama sekali dan dengan santai ia kembali berdiri. Seperti dugaannya keenam member Viceroy sudah berdiri di hadapannya kini. Ai menatap satu per satu pangeran tampan itu, Byunghyun, Myungsoo, Minhwan, Jungshin, Sunghyun, Hanbyul dan kembali pada Myungsoo. Mereka hanya saling memandang dan diam.

Wooyoung berlari sekencang ia bisa. Kibum mengejar di belakangnya. Wooyoung menerobos kerumunan murid. “Nona!!” Wooyoung berhenti tepat di belakang Ai. Kibum juga sampai dan kaget melihat Ai berhadapan dengan keenam member Viceroy. Wooyoung mengatur nafasnya dan berjalan maju ke samping kanan Ai. “Apa terjadi sesuatu?!” Tanya Wooyoung menatap sinis Myungsoo. “Kalian! Jangan berlagak seolah kalian tidak mendengar ku!”
Byunghun tersenyum mencibir. “Lihat! Siapa orang ini? Kampungan sekali! Cih!”
Ai menahan Wooyoung. “Ada yang ingin kalian sampaikan?” Tanya Ai tetap tenang. “Tidak kah kalian sadari ini terlalu menyita perhatian? Apa aku menghalangi jalan kalian?” Myungsoo tampak terkejut mendengar Ai melontarkan kata yang ada dalam pikirannya. “Klise! Tidak adakah alasan lain?”
“Ai!” Jaejoong berlari dan berhenti di samping kiri Ai. “Ada apa ini?”
“Kalian ingin kehilangan kesempatan untuk tampil sabtu nanti?” Tanya Byunghun.
“Kami tidak tahu apa yang terjadi, kenapa kau melontarkan pertanyaan konyol itu?” Minhyuk balik bertanya.
“Ada apa ini?!” Park Shi Hoo melerai. “Ck! Kalian lagi!” Shihoo menghela nafas melihat Viceroy dan YOWL. “Kalian semua, ikut aku!”

YOWL dan Viceroy berada di ruangan berbeda. Wonbin, Minhyuk, Jaejoong, Ai, Jaejin, Kibum dan Wooyoung berdiri berjajar sejak setengah jam yang lalu. Wajah ketujuh murid ini mulai memasang ekspresi bosan dan lelah. Pintu ruang Tata Tertib Sekolah sedikit terbuka dan terdengar suara dua orang pria sedang becakap-cakap di luar sana. Ketujuh murid ini mulai gusar karena terlalu lama berdiri di ruangan sempit itu.
“Terima kasih, ma’af merepotkan.” Kata pria yang sosoknya terlihat sedikit saja terlihat dari pintu yang sedikit terbuka. “Hah…” terdengar desah kesal pria itu dan kemudian pintu terbuka. Lee Jun Ki, guru berkacamata itu muncul dari balik pintu. Ia menatap ketujuh muridnya dan menggeleng pelan lalu berjalan mendekat.
“Hah… kalian ini…” keluh Junki. Ai yang sedari tadi menggerakan kakinya membentuk sebuah gambar di lantai merasa terusik oleh suara Junki. Ai mengangkat kepala menatap pria yang berdiri tepat di depannya.

*Avril Lavigne-I Love You*

Sejenak waktu seolah berhenti berjalan, bumi berhenti berputar. Ai terpana melihat pria tampan di depannya. Pria berkaca mata itu benar menarik penuh perhatian Ai. Dia Lee Jun Ki. Tanpa di sadari Ai tersenyum dan berbisik, “Tuhan, sempurna sekali makhluk Mu ini,” di dalam hatinya.
“Kau siswi kelas X? Baru kemarin kau bergabung dan hari ini sudah membuat masalah.” Junki membuyarkan lamunan Ai. Ai mengerjapkan kedua matanya dan menatap Junki. Ai terkejut dan terdiam menatap Junki.
“Kami tidak membuat masalah, mereka yang memulai.” Bantah Jaejoong.
Junki beralih menatap Jaejoong. “Kau benar. Hari ini kalian beruntung, banyak saksi yang membenarkan jika kalian tidak membuat masalah hari ini.” Junki menatap satu per satu murid di depannya. “Aku menunggu penampilan kalian sabtu nanti, buktikan bahwa kalian bukan band sesat dan berandalan.” Junki tersenyum tulus dan pergi.
Semua tersenyum lega kecuali Ai. Gadis ini masih tertegun menatap pintu. “Ai, kau kenapa?” Tanya Wonbin.
“Aku sedikit tidak baik.” Jawab Ai masih menatap pintu. “Siapa dia?”
“Kau tidak tahu?” Tanya Jaejin. “Dulu Beliau wali kelas kami, Lee Jun Ki Sonsaengnim.”
“Sekarang Beliau wali kelas kita.” sahut Kibum.
“Lee Jun Ki Sonsaengnim??” Ai menangguk-angguk.
“Kenapa?” Tanya Kibum.
“Aku menyukainya.” Kata Ai sambil berjalan pergi.
“Mwo??” Minhyuk dan Jaejin kompak. “Ai!! Jangan bercanda kau!” Minhyuk mengejar di susul Jaejin.
“Apa dia sadar mengatakannya?” gumam Jaejoong yang menyusul berjalan keluar.
“Dia terlihat aneh.” Wonbin merangkul Jaejoong. Kibum dan Wooyoung menyusul.
***

“Hahaha…” Jinyoung –Jung Jinyoung- tertawa lepas mendengar cerita Wooyoung. “Hanya dalam waktu dua hari, Jiyoo sudah begitu tenar di sekolah, anak itu benar-benar…” Jinyoung tersenyum kagum. “Kau harus menjaga Jiyoo dengan baik, ya?”
“Akan saya lakukan yang terbaik, Tuan.”
Wooyoung pamit pergi. Euichul tersenyum melihat ekspresi bahagia Jinyoung. “Sangat senang?” Tanya Euichul.
“Hah… aku berharap bisa berada di sekolah sabtu nanti untuk melihat penampilan perdananya di sekolah.”
“Appa ingin berada di sekolah untuk melihat penampilannya? Bukan aku?” sahut Jinwoon.
“Oh, Jinwoon. Kau disana? Kemarilah.” Panggil Jinyoung pada putra keduanya.
“Bukankah ini terlalu berlebihan? Dia hanya anak pungut, kenapa kalian sampai seperti itu padanya?”
“Jinwoon!” bentak Euichul. Jinwoon menatap Jinyoung lalu Euichul kemudian pergi. “Jinwoon!” panggil Euichul.
“Sudahlah!” tahan Jinyoung.
“Appa, sebaiknya kita katakan saja yang sebenarnya pada Jinwoon.”
“Apa kau yakin itu akan merubah keadaan dan membuatnya menyadari situasi ini? Biarkan saja, suatu sa’at ia akan tahu sendiri.”
-------

Ai fokus menatap monitor laptopnya. Ponselnya bordering tanda pesan masuk.

Kau tidak akan bisa bertahan seperti ini. Jangan merasa hebat dengan semua ulah mu itu! Sebaiknya kau berhati-hati!

Ai tersenyum kecil. Ia kembali menatap laptopnya.



-------TBC-------


kamsahamnida
.shytUrtle_yUi.
 

Fan Fiction FF

¤ HWASEONG ACADEMY -Love, Music and Dreams- (화성 아카데미-사랑, 음악과 꿈-) ¤

05:27

¤ HWASEONG ACADEMY -Love, Music and Dreams- (화성 아카데미-사랑, 음악과 꿈-) ¤

 


 


. Judul: Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
. Revised Romanization: Hwaseong Akademi ’salang, eum-aggwa kkum’
. Hangul: 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’
. Author: shytUrtle_yUi
. Rate: Serial/Straight

 Episode #3



Daehyun mengendap-endap mendekati Taemin yang tengah sibuk berkutat dengan laptopnya. “Taemin!!!” panggil Daehyun sambil memegang bahu sahabatnya itu.
“Omo!” Taemin tersentak kaget. “Daehyun! Kau ini!”
Daehyun terkekeh melihat ekspresi kaget Taemin. “Ma’af… ma’af…” kata Daehyun di sela tawanya. “Apa yang kau lakukan? Oh, YOWL?”
“Iya, YOWL. Kenapa?”
“Kau… tertarik pada mereka? Dewa Kegelapan itu?”
“Rumor tentang member kelima YOWL cukup menghebohkan murid-murid Hwaseong Academy, aku penasaran siapakah member kelima YOWL itu.”
“Dan kita lihat apa yang kau temukan.” Daehyun ikut menatap laptop Taemin.
“Tidak ada. Dalam akun resmi YOWL tidak ada foto asli member kelima. Coba lihat, semua hanya berisi gambar anime dan boneka, gothic.”
“Hitam, gelap, tapi bercahaya ckckck… Besok pasti akan sangat sibuk. Oh…” Daehyun membaca pesan singkat yang baru saja memasuki inbox-nya. “Taemin, aku pergi dulu.” Pamitnya.

Seorang pelayan mengantar Daehyun ketika ia sampai di rumah sepupunya, Jinwoon. Daehyun pun masuk ke kamar Jinwoon. “Hyung!” panggil Daehyun. “Oh, Sunbaenim.” Daehyun segera membungkuk memberi salam.
“Annyeong.” Sapa Joonghun –Choi Joonghun- yang sedang asik bermain game.
‘Kenapa Joonghun Sunbaenim ada disini juga? Lalu kenapa Jinwoon Hyung meminta ku kemari?’ gumam Daehyun dalam hati.
“Kau sudah datang.” Jinwoon memasuki kamarnya.
“Nee, Hyung. Ada apa meminta ku kemari?”
“Apa kau menemukan sesuatu?”
“Nee?? Tentang apa??”
Jinwoon tersenyum simpul dan terlihat kecewa.
***

Ai berdiri di depan gerbang Hwaseong Academy yang masih tertutup rapat. Hawa dingin pagi ini sama sekali tak mengusiknya hingga 10 menit berlalu. Kemudian seorang pria paruh baya muncul dan membuka pintu gerbang. Ai berjalan mendekat dan berhenti di dekat pria paruh yang telah membuka setengah dari gerbang.

“Paman terlambat 10 menit dari jadwal. Aku berdiri disana selama 15 menit.” Ai dengan wajah tanpa ekspresinya, datar.
Lee Moonsik mengerjapkan kedua matanya. Ia masih memegang daun pintu gerbang dan menatap heran pada siswi di hadapannya. “Harusnya gerbang di buka 15 menit lebih awal dari jadwal yang di tentukan.” Imbuh Ai yang kemudian berjalan masuk.
“Ck! Siapa dia?! Ini juga sudah pagi. Omo! Apa dia Nona Cucu Ibu Presedir??” gumam Moonsik sendiri.

Ai berjalan menuju bangunan utama sekolah. Para petugas kebersihan sekolah menatapnya heran. Siapakah gadis itu? Kenapa ia berangkat sepagi ini? Ai tersenyum kecil menyadari hal itu dan tetap berjalan dengan tenang. Ai memasuki koridor dan berhenti di depan denah sekolah.
“Tetap saja kalah dari mu.” Kibum baru sampai 10 menit kemudian. Ia berdiri di samping kanan Ai ikut memperhatikan denah sekolah.
“Toilet perempuan kelas X terletak di pojok.” Tunjuk Ai.
“Ish! Kenapa kau selalu mempermasalahkan hal itu? Kau tidak pernah berubah Ai. Dimana-mana memang seperti itu bukan tata letak toilet? Pada umumnya.”
Jieun berlari kecil memasuki sekolah. Buku di tangannya jatuh ketika ia memasuki koridor utama. Ia memungut buku-buku itu dan menoleh kea rah kiri. Jieun selesai memungut buku-bukunya namun masih jongkok memperhatikan dua murid yang berangkat lebih awal darinya di hari pertama sekolah. Kibum menoleh dan menatap gadis yang sedang jongkok dan melihat kepadanya. Kibum dan Jieun saling memandang.
“Ayo!” Ai berjalan pergi. Kibum segera mengikuti langkah Ai.
“Pagi sekali mereka?” gumam Jieun sambil kembali berdiri.
Kibum berjalan di samping kiri Ai, menemani gadis itu berkeliling lantai dasar yang di khususkan untuk murid kelas X. Selesai untuk lantai dasar, Ai menaiki tangga menuju lantai dua untuk kelas XI. Inilah tujuan Ai berangkat pagi-pagi, untuk berkeliling sekolah.
“Ai, jangan katakan kau juga ingin melihat ke tingkat tiga.” Kibum mencoba mencegah Ai yang bersiap menaiki tangga.
“Aku harus memeriksa semuanya!” Ai mengabaikan Kibum dan tetap naik menuju lantai tiga.

Minki berdiri melipat tangan, tersenyum dan mengangguk. “Ck! Apa ini menjadi tradisi baginya di hari pertama sekolah?” gerutu Jaejoong.
“Ingat! Kalian jangan mencarinya!” kata Minki.
“Nee? Kenapa Hyung?” Tanya Jaejoong.
“Ck! Anak ini! Masak begitu saja kau tidak paham?!” cela Minhyuk. “Kontroversi tentang member kelima YOWL bergabung dalam Hwaseong Academy masih ramai di bicarakan, hari ini Ai pasti akan sangat di buru dan jika kita ada bersamanya tidak akan jadi kejutan lagi, tau!”
“Ah! Aku paham hehehe…”
“Ai ingin bermain-main, karenanya kita harus menjaga jarak?” komentar Jaejin. “Umm, ini pasti akan menyenangkan.”
“Benar! Karena itu jangan melakukan tindakan yang terlalu menonjol, kalian paham?” Tanya Minki.
“Araso. Hyung, kami pergi!” pamit Jaejoong di ikuti Minhyuk dan Jaejin. “Apa pribadi Ai terbentuk mengikuti dia?” bisik Jaejoong yang segera mendapat hadiah sikutan Minhyuk. “Dugaan ku benar kan??”
“Wonbin sudah menunggu di sekolah.” Jaejin membaca pesan di ponselnya.

Hwaseong Academy kembali memulai rutinitasnya. Murid senior dan murid baru berbaur. Daehyun berdiri di pinggir gerbang mengamati satu per satu murid yang memasuki sekolah.
“Daehyun? Apa yang kau lakukan disini?” sapa Taemin. “Kau… menunggu seseorang?”
“Aa, aku hanya menunggu Jinwoon Hyung hehehe…”
“Oh. Baiklah, aku masuk dulu!”
“Nee. Sampai jumpa lagi di kelas. Huft…” Daehyun lega Taemin tidak mengintrogasi dirinya. Ia pun kembali memperhatikan murid-murid yang memasuki sekolah. Pandangan Daehyun terhenti di arah seberang. Baru ia sadari jika Wonbin berdiri disana dan menatap lurus padanya. Tatapan dingin dan tajam Wonbin sukses membuat Daehyun salah tingkah dan langsung membuang pandangannya ke segala arah menghindari tatapan Wonbin yang seolah mengadilinya itu.
Jaejoong mengejutkan Wonbin namun seperti biasa ekspresi Wonbin tetap datar membuat Jaejoong sedikit kecewa, selalu demikian. Keempat member YOWL ini berkumpul di dekat gerbang dan sedikit menyita perhatian murid-murid lain. Yiyoung datang bersama Soojung. Jaejoong tak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung menyapa. Seperti yang sudah terjadi tempo hari, Jaejoong di acuhkan. Jaejoong tak lepas menjadi bahan olokan Minhyuk dan Jaejin sesudahnya. Viceroy tiba tak lama kemudian. Myungsoo menghentikan langkahnya dan di ikuti oleh lima member Viceroy. Kedua kubu ini sempat menatap satu sama lain, kemudian Viceroy pergi lebih dahulu.
“Sepertinya akan semakin memanas.” Komentar Joonghun yang melihat keluar jendela dari lantai III tempat kelasnya berada. “YOWL dan Viceroy.”
Jinwoon menghela nafas. “Orang-orang yang selalu merepotkan.”
“Kenapa orang-orang biasa itu bisa menjadi sangat menyita perhatian?”
“Nee??” Jinwoon menoleh dan menatap Joonghun.
“YOWL. Karena mereka berbeda meskipun mereka orang biasa. Lalu, jika kembali memanas, kau akan mendukung siapa? YOWL atau Viceroy?”
“Kau sendiri?”
“Ess, ini sulit! Siapa yang menarik perhatian ku, aku akan mendukung mereka, sepenuhnya.”

Dewan Senior mengumpulkan murid baru di dalam aula pertemuan yang mampu menampung seluruh murid Hwaseong Academy beserta para staf. Taemin membuka acara, kemudian Son Hyun Joo selaku Kepala Sekolah maju memberikan sambutan. Usai menyampaikan pidato singkatnya, Hyunjoo menyerahkan tanggung jawab kepada Dewan Senior. Hyunjoo dan staf pengajar meninggalkan aula. Viceroy dan Red Venus minus Jieun memasuki aula. Tak lama kemudian keempat member YOWL menyusul masuk. Taemin kembali maju, ia memperkenalkan tentang sekolah dan segala seluk beluk Hwaseong Academy. Joonghun dan Jinwoon masuk ketika Taemin memulai sesi perkenalan. Taemin membawa daftar nama murid baru dari delapan kelas yang sudah di tentukan. Taemin menyebut nama acak dari tiap kelas. Murid yang di sebutkan namanya segera berdiri dan memperkenalkan diri. Taemin sampai pada daftar nama kelas X-F. ia mengamati nama dari atas ke bawah dan jari telunjuk Taemin berhenti di nomer absen tujuh.
“Fu-ji-wa-ra Ayu-mu?” panggil Taemin. Murid baru mulai ribut karena mendengar nama Jepang yang di sebutkan Taemin.
Dewan Senior, Viceroy, Red Venus, Jinwoon dan Joonghun memperhatikan murid baru. Mereka penasaran siapakah yang akan berdiri memperkenalkan diri sebagai Fujiwara Ayumu. Hanya YOWL yang terlihat tenang. Di sa’at murid baru ribut dan para senior di liputi penasaran tiba-tiba seseorang mengangkat tangan. Seperti di komando, semua mata langsung tertuju pada seseorang itu.
“Ma’af…” kata Kibum terbata. “Dia, tidak disini.” Wooyoung yang duduk disamping Kibum langsung menunduk dan menutup wajahnya. Sedangkan keempat member YOWL sontak tertawa.

Moonsik kesal. Ia tak tahu harus berkata apalagi agar gadis ini pergi dari kediamannya. Ai melirik Moonsik lalu tersenyum manis. “Aku akan pergi setelah mereka selesai.” Terang Ai.
“Bukankah seharusnya Nona mengikuti presentasi itu agar Nona lebih mengenal sekolah ini?”
“Aku sudah melakukannya dan cerita tentang sekolah ini sudah memenuhi hari-hari ku, sampai penuh. Duduk di sana, sangat membosankan. Apa Paman kesal pada ku karena peristiwa tadi pagi?”
“Aa, tidak. Hanya sedikit terkejut saja. jadi benar Nona adalah cucu Nyonya Shin?”
“Nenek 75 tahun itu?”
“Non-na?? Menyebut Beliau, Nenek 75 tahun itu??”
“Aku Fujiwara Ayumu, apa ada unsur yang sama dengan Nyonya Shin Min Gi?”
“Fu-fu-ji-wa-ra Ay-yu-mu??”
“Ai, panggil saja aku Ai. Berhenti memanggil ku Nona, aku tidak suka panggilan itu, ok?” Moonsik mengangguk paham. “Paman, aku suka tempat ini dan ini akan menjadi sarang baru ku.”
“Apa?? Sarang??”
-------
“Dia benar-benar menikmati permainan ini.” Minhyuk tersenyum dan menggeleng pelan.
“Menurut kalian, apakah Viceroy sudah menduga hal ini? Member kelima YOWL adalah… Ai??” Tanya Jaejin.
“Itu bukan hal yang sulit.” Jawab Wonbin.
“Sobat, menurut kalian siapa yang menyebarkan rumor itu? Member kelima YOWL bergabung dalam Hwaseong Academy?” Tanya Jaejoong.
“Kibum??” Jawab Jaejin.

Kibum memegang tangan Wooyoung. “Tempat ini sudah ada pemiliknya!” cegah Kibum.
“Benarkah? Aku melihatnya masih kosong!” Wooyoung bersikeras ingin duduk di bangku nomer dua dari belakang dan dekat jendela itu. Ai muncul, menerobos Wooyoung dan Kibum lalu duduk di kursi yang di perebutkan dua pemuda itu. Kibum tersenyum mencibir pada Wooyoung karena merasa menang dari pemuda itu.
“Kemana saja kau?” Tanya Kibum yang sudah duduk di kursi tepat di depan Ai. “Dewan Senior memanggil nama mu, suasana jadi gaduh dan aku terpaksa mengangkat tangan dan mengatakan kau tidak di tempat.”
Ai tersenyum, “arigatou gozaimasu.”
Wooyoung yang duduk tepat di belakang Ai terus memperhatikan Ai dan Kibum. Ia berusaha mendengar obrolan dua teman sekelasnya itu. Ai menyadarkan punggung pada sandaran kursi agar lebih dekat pada Wooyoung.
“Moshi! Moshi! Teisatsu-san!” sapa Ai pada Wooyoung. (Teisatsu 偵察 = pengintai)
Mata sipit Wooyoung melebar mendengarnya. “Mm-mwo??”
“Kau sudah tertangkap! Sebaiknya kau tidak jauh-jauh dari ku.”
“Ap-apa maksud mu??”
Kibum terlihat bingung melihat Ai dan Wooyoung. Dia terus memperhatikan kedua makhluk yang tiba-tiba terlihat seperti sudah saling mengenal sebelumnya. Ai memutar badan dan menghadap Wooyoung. Ai tersenyum kecil, lebih tepatnya mencibir.
“Teisatsu! Mata-mata! Pengintai!” bisik Ai.
“Mm-mwo??!!!”
“Ck! Berlebihan sekali ekspresi mu itu! Jung Eui Chul, dia mengirim mu bukan?”
“Iya, itu benar! Tapi, aku bukan mata-mata. Dan Nona adalah orang yang harus aku lindungi.”
Ai tersenyum dan kembali menghadap Kibum. “Kau mengenalnya?” Tanya Kibum.
“Dia orang kita.”
“Oh.” Kibum mengangguk namun masih mengamati Wooyoung.
-------
Viceroy berkumpul di studio musik sekolah. Minhwan asik menggebuk drum dan Jungshin memainkan bass. Sunghyun duduk berhadapan dengan Myungsoo dan memetik gitar akustiknya. Hanbyul duduk di samping Myungsoo dengan telinga tertutup headphone. Byunghun yang duduk di samping Sunghyun sibuk mencorat-coret kertas di meja.
“Got it!” Byunghun tersenyum bangga. “Fujiwara Ayumu, gadis itu member kelima YOWL.” Semua menaruh perhatian pada Byunghun menghentikan aktifitas masing-masing. “Ai di ambil dari kata Ayumu, Ay. Ai () itu cinta dalam bahasa Jepang. Aku yakin Fujiwara Ayumu adalah member kelima YOWL.”
“Tidak ada pendukung YOWL di sini? Kita butuh memastikannya.” Minhwan sangsi.
“Ish! Anak ini! Kau lihat profil Ai di akun resmi YOWL? Identik dengan Jepang, foto-foto anime dan boneka-boneka yang ia gunakan…”
“Gothic.” Sahut Sunghyun.
“Lalu seperti apa gadis bernama Fujiwara Ayumu itu?” Tanya Hanbyul.

“Tidak ada foto asli, hanya foto anime dan boneka?” Soojung fokus pada tab di tangannya bersama Gyuri.
“Hitam, gelap, gothic. Apa dia benar-benar sesat?” komentar Gyuri.
“Fujiwara Ayumu??” celetuk Chaerin.
“Fujiwara Ayumu?” Tanya Soojung.
“Ada apa dengan Fujiwara Ayumu?” sambung Gyuri.
“SMS Byunghun!” Chaerin menunjukan ponselnya. “Ai tak lain adalah murid baru bernama Fujiwara Ayumu.”
“Apa Byunghun sudah membuktikannya?” Tanya Yiyoung.
“Aa, kita kurang jeli. Aku rasa pendapat Byunghun benar jika Ai adalah Fujiwara Ayumu.” Kata Soojung. “Ai adalah bahasa Jepang dari cinta. Ayumu, Ay adalah Ai. Masuk akal bukan? Ai di sebut-sebut sebagai berkah berkelimpahan, cinta.”
“Wah, itu benar!” Chaerin setuju pada penjelasan Soojung.
“Lalu, seperti apa Fujiwara Ayumu itu?” Tanya Yiyoung, lagi.
-------
“Kau kenapa?” Tanya Taemin pada Daehyun.
“Aniya.”
Taemin menghela nafas dan beralih pada Jieun. “Jieun, apa Red Venus akan ikut andil jika peresteruan YOWL dan Viceroy kembali memanas?”
Jieun rupanya tak mendengar pertanyaan Taemin karena kedua telinganya tertutup headset. Daehyun segera menyikut Jieun. “Nee?? Ada apa??” Tanya Jieun sambil melepas headsetnya. “Ma’af…” Jieun dengan wajah menyesal.
“Red Venus ada di antara Viceroy dan YOWL dan sepertinya babak baru akan di mulai…”
“Aku tidak tertarik!” Potong Jieun. “Sebenarnya hanya Yiyoung yang berada di tengah Jaejoong dan Myungsoo, bukan Red Venus. Apa untungnya juga ikut andil?”
“Dia itu! Ck!” Daehyun tiba-tiba berdecak kesal membuat Taemin dan Jieun kompak menatapnya. “Oh, ma’af. Itu bukan kalian. Aku harus pergi!” Daehyun bergegas meninggalkan kantor Dewan Senior.
Daehyun berjalan sendiri menyusuri koridor sekolah. Ia menangkap sekelebatan sosok Jinwoon dan mengejarnya. “Hyung!” Daehyun merangkul Jinwoon yang tetap bersikap dingin padanya. “Hyung sudah bertemu dengannya?”
“Aku tidak pergi untuk mencarinya dan bertindak bodoh seperti yang kau lakukan pagi ini di depan gerbang.”
“Hyung tidak ingin bertemu dengannya? Kenapa Hyung mencari tahu tentang dia namun sekarang tak ingin melihatnya?”
“Jangan berpura-pura peduli!” Jinwoon menghentikan langkahnya, begitu juga Daehyun. “sebenarnya, kau ini berdiri di pihak siapa?”
“Nee?? Aku??”
“Datanglah ke kelas X-F jika kau ingin bertemu langsung dengannya!” Jinwoon melangkah pergi.
“Hyung! Ah, aku bingung pada orang itu!”
***
Ai sibuk memotong apel merah dan Minki menyantap menu makan malamnya. “Bagaimana hari pertama mu di sekolah?” Tanya Minki.
“Sekolah selalu saja seperti itu, monoton dan membosankan. Hah, bagaimana bisa aku memutuskan untuk mengambil jalan ini?” Ai menyuapkan sepotong apel ke dalam mulutnya.
“Seharian ini kau sibuk melarikan diri, apa itu benar?”
“Aku hanya sedang menyusun strategi.”
“Ish! Strategi??”
“Em! Dan aku berhasil menangkap teisatsu yang mereka kirim.”
“Tei-sat-su??”
“Em! Mata-mata, Euichul Oppa. Menangkapnya di hari pertama sekolah, hebat bukan?”
“Itu bukan mata-mata, tapi bodyguard. Mereka melakukannya karena mereka sayang pada mu.”
“Sayang?? Apa itu istilah lain untuk pembatasan kebebasan? Aku hanya gadis biasa, bukan putrid raja, jadi apa gunanya mengirim bodyguard ke sekolah? Mereka itu kekanak-kanakan sekali.”
“Jung Ji Yoo! Setiap orang tua pasti ingin melindungi anaknya dan melakukan yang terbaik untuk itu. Apa kau tidak lelah terus melarikan diri seperti ini?”
“Aku tidak melarikan diri. Inilah hidup ku dan aku bukanlah anak kecil lagi. Aku sudah punya Oppa disini, bagi ku itu sudah cukup dan aku bahagia dengan jalan hidup ini.”
“Sampai kapan?”
“Em? Mungkin selamanya atau jika salah satu dari kami lelah dan mengaku kalah.”
“Kau ini benar-benar kepala batu!”
“Makanlah Oppa, makan.” Ai tersenyum manis.
-------
YOWL berlatih di studio mini milik mereka. Jaejoong menyanyikan lagu Pieces yang di populerkan SUM 41 dengan apik di iringi permainan musik keempat rekannya. Kelima remaja ini sangat apik membawakan lagu tersebut.
“Besok aku akan menagih janji Myungsoo.” Kata Jaejoong usai latihan. Ai mengambil lollipop di tasnya dan menghamburkannya di meja. “Apa ini??”
“Berhenti merokok dan hidup sehat!” Ai memasukan lollipop ke dalam mulutnya.
“Woa! Ini baik untuk mu, Jaejoong.” Jaejin mengambil satu buah lollipop.
“Dia makin parah sa’at kau pergi!” Minhyuk ikut mengambil satu dan menuding Jaejoong. “Sepertinya dia memang tidak bisa tanpa mu Ai.”
“Ish!” Jaejoong melempar satu buah lollipop pada Minhyuk. “Ai, jangan percaya padanya! Aku sudah menguranginya.”
“Bagaimana tanpa Ai?” goda Jaejin.
“Anak-anak ini!!”
“Janji Myungsoo? YOWL boleh tampil dalam even sekolah dengan lima member jika semua member adalah murid Hwaseong Academy?” Tanya Ai dan Jaejoong mengangguk. “Kenapa terburu-buru? Kau yakin ingin tampil di sekolah itu?”
“Kau sudah resmi menjadi murid Hwaseong Academy, sudah sa’atnya mereka tahu siapa itu YOWL.”
“Em? Hagh! Rileks, pelan-pelan saja. Jangan terburu-buru, maka mereka akan datang sendiri dan menyerah pada mu.”
“Ai, daebak!” Minhyuk memberikan dua jempolnya untuk Ai.
“Hah, terserah kau saja. Oya, apa kalian tahu siapa yang menyebarkan rumor member kelima YOWL masuk Hwaseong Academy?”
“Sudah ku katakan sebelumnya, aku menduga itu ulah Kibum.” Terang Jaejin.
“Wonbin!” Minhyuk menuding Wonbin yang segera menggeleng.
“Itu aku!” jawab Ai dan semua kompak menatapnya. “Butuh pemanasan sebelum perang yang sesungguhnya dan ini manjur, pengunjung akun resmi kita membludak dan Viceroy mendapatkan apa yang mereka inginkan. Adil bukan?”
“Ai benar-benar hebat! Viceroy dengan mudah mendapatkan mu. Hah! Permainan yang licik. Kau serigala sebenarnya!” komentar Minhyuk.
“Pagi tadi Daehyun terus berdiri di gerbang, mengamati murid-murid, aku rasa dia menunggu mu. Apa dia menemui mu, Ai?” Wonbin bersuara juga.
“Jung Dae Hyun?? Untuk apa dia mencari Ai??” Tanya Minhyuk.
“Dia keluarga Jung, bodoh!” cela Jaejin.
“Dia tidak datang mencari ku. Aku hanya menangkap teisatsu yang di kirim Euichul Oppa.” Jawab Ai.
“Teisatsu?? Bodyguard??” Tanya Wonbin.
“Mereka juga mengirimnya ke sekolah? Ada berapa orang?” Tanya Jaejin.
“Mereka itu berlebihan sekali.” Komentar Minhyuk.
“Sampai kapan kau akan terus melarikan diri?” Tanya Jaejoong.
“Kita harus segera mengemasi barang-barang kita!” Ai bangkit dari duduknya. “Besok sore tempat ini harus di kosongkan.”
“Kita bisa menggunakan garasi rumah ku seperti dulu.” Minhyuk ikut berdiri.
“Aku tidak mau!” tolak Ai.
“Nee?? Wae??”
“Ai benar! Aku tidak mau kita di demo lagi dan di anggap mengganggu ketenangan. Tetangga mu itu mengerikan.” Jaejin mendukung Ai.
“Lalu bagaimana?” Tanya Minhyuk.
“Gedung milik Bibi Han, aku pasti akan mendapatkannya!” Ai penuh keyakinan.
“Mwo??” Jaejoong, Minhyuk dan Jaejin kompak.
“Bibi Han? Kau jangan bercanda!” Wonbin juga kaget mendengarnya.
“Tidak. Kalian tahu jika aku menginginkan tempat itu sejak lama dan sekarang waktunya.”
“Kau tahu siapa Bibi Han itu?” Tanya Minhyuk.
“Tentu saja aku tahu. Aku tumbuh berkembang di Jeonggu Dong, aneh jika aku tak tahu siapa wanita hebat itu.”
“Dasar gila!” cela Wonbin.
“Dari dulu aku memang gila. Ayo kita bereskan!”
Jaejoong tersenyum melihat Ai. “Aku senang dia kembali, dan YOWL akan baik-baik saja karena memiliki Ai.”
“Ya! Ayo bantu kami!” panggil Jaejin yang sudah sibuk berkemas bersama Ai dan Wonbin.
“Ma’af aku terlambat.” Kibum berlari masuk.
“Aiya! Kau ini manajer macam apa? Ha? Ayo, kita selesaikan!” Minhyuk merangkul Kibum dan bergabung bersama Ai, Jaejin dan Wonbin.
Jaejoong tersenyum melihat teman-temannya. “Aku bahagia, sangat bahagia. Aku ingin selamanya seperti ini, bersama mereka. Aku cinta kalian, Sobat.” Gumam Jaejoong lalu ia ikut bergabung untuk mengemasi barang-barang YOWL.


-------TBC--------


.shytUrtle_yUi.

 

Search This Blog

Total Pageviews