Bilik shytUrtle

8th Anniversary - Miracle of Number 8.

06:08

8th Anniversary - Miracle of Number 8.



12 Oktober 2009 - 12 Oktober 2017.

Pengen nyanyiin lagu Never Have A Dream Come True nya S Club 7 di depan Lexi. Hahaha. Lebay banget sih lu, kura!

Tapi, beneran lho! Mimpiku perlahan mawujud jadi nyata setelah aku ketemu sama Lexi. Jadi, cucok kan kalau aku nyanyiin lagu itu di depan dia.

I've never had a dream come true.
Till the day that I found you.
Even though I pretend that I've moved on.
You'll always be my baby.
I never found the words to say.
You're the one I think about each day.
And I know no matter where life takes me to.
A part of me will always be with you.

Terserah lu dah, kura! Mau nyanyi di depan Lexi ya monggo. Tapi, udah ketemu belum Lexi nya?

Heuheuheu... Itu dia masalahnya. 15 bulan mencari, belum ada titik terang. Apakah rejeki ketemu dia cuman 15 bulan yang lalu aja? Di bengkel Cak Sutik. Lalu, kami tidak ada jodoh untuk bertemu lagi? Hanya ALLOH Yang Maha Tahu. Setidaknya usaha dan doa udah. Keputusan tetap Dia yang mutlak menentukan.

Udahan bahas Lexi nya. Lanjut bahas 8th anniversary lagi yuk!


Sebenarnya mimpiku udah jadi nyata sejak fan fiction book Now or Never lahir. Impian agar novel T bisa dibukukan pun udah terwujud. Kan dulu mimpinya pengen tulisannya diterbitin jadi buku. Dream come true! Now or Never lahir. Dan, pernah ngarep juga tulisan tangan dengan judul T jadi buku novel. Dream come true.

Mimpi yang belum jadi nyata sih ada karya yang diterbitin penerbit mayor. Hahaha. Tapi, sekarang mayor atau indie (self publishing) sama aja sih nurut aku. Tapi, tetep lah ada harapan semoga suatu saat ada tulisanku yang berjodoh di penerbit mayor. Aamiin...

Kalau kata Dedek, "Setiap naskah pasti ketemu jodohnya."

Mayor atau indie, kalau udah jodohnya ya nggak bakal ke mana.

Impian setelah punya buku, pastilah ngarep bukunya laku dijual. Ya kan? Walau ya tujuan nulis buat nuangin isi kepala. Kalau ada yang baca alhamdulillah, nggak ada juga nggak papa. Begitu jadi buku pun, kalau ada yang beli alhamdulillah. Nggak ada pun nggak papa. Tapi tetep aja ada terselip harapan, semoga bukuku laku. Semoga ada orang yang mau beli bukuku.

Nggak bisa dipungkiri. Aku pun ada ngarep kayak gitu. Tapi, aku cukup tahu diri. Lebih tepatnya minder sih. Hehehe. Nggak pede buat promoin karya.

Anak pertama Now or Never. Alhamdulillah ada yang beli. Saudara, teman, dan beberapa penghuni Sarang Clover.

Anak kedua Seoul Romance. Alhamdulillah ada yang beli juga. Bahkan, ada seseorang yang bernaung di penerbit yang sama yang tiba-tiba membeli buku yang kumpulan cerpen Korea itu. Dari lahirnya Seoul Romance ini, aku belajar bikin tanda tangan. Karena ada yang beli dan minta tanda tangan. Heuheuheu.

Anak ketiga T. Alhamdulillah ini nggak ada yang beli. Hahaha. Bukan apa sih, aku nggak promoin dia juga. Bahkan, rata-rata temen nggak ada yang tahu kalau udah lahiran anak ketiga. Kalau ada yang beli lewat web penerbit sih aku nggak tahu.

Anak keempat From ToppKlass To Toppdogg. Buku ini kan fans project, jadi sengaja nggak aku jual. Tapi, buku ini udah dikirim ke Korea sebagai hadiah untuk 1st anniversary nya ToppDogg. Sebenernya dulu ada yang mau beli. Tapi, karena harganya terlalu mahal menurutku untuk ukuran buku. Aku nggak ngadain PO. Padahal kalau mau sih lumayan peminatnya. Dan, bisa balik modal lah. Hahaha. Apaan dah ini, kura!

Anak kelima AWAKE. Buku based on true story yang aku janjikan untuk penghuni Sarang Clover. Prosesnya sempet tertunda karena aku hiatus dan kemudian jatuh sakit. Lalu di tengah perjuangan melawan sakit, alhamdulillah bisa menyelesaikan buku ini. Alhamdulillah laku juga. Banyak buat giveaway juga bukunya. Hehehe.

Anak keenam Cintaku Bersemi di Kios Bensin. Jujur nih ya, anak yang nggak direncanakan kelahirannya ini ternyata bawa hoki. Kenapa nggak direncanakan? Aku udah sering bahas deh. Intinya emang awalnya naskah nggak ada rencana buat dicetak jadi buku. Tapi, akhirnya dia lahir juga ke dunia. Dan, dia emang best seller sih di antara saudaranya. Bahkan, dia bisa mengangkat pamor AWAKE juga. Laku dijual sepaket juga. Bahkan, sampai ada yang rela beli dua buku AWAKE. Iya, satu orang beli dua buku AWAKE. Daebak!!!

Sekali lagi, my dreams come true. Punya buku dan ada yang beli.

Dulu, sewaktu masih aktif nulis fan fiction. Sebelum hiatus dan kehilangan banyak pembaca. Hiks! Komentar reader adalah penghargaan tertinggi. Entah itu berupa kritikan atau pujian, tetap saja jadi penyemangat untuk terus menulis.

Dapat komentar reader adalah impian ketika aktif nulis fan fiction di Facebook. Alhamdulillah dapat. Dream come true juga, kan? Yang mengejutkan adalah ketika ada silent rider yang tiba-tiba menunjukkan keberadaannya. Feel amazing banget kalau nemu yang kayak gitu. Hehehe.

Ketika punya buku, impiannya nambah lagi. Dasar manusia ya. Nggak ada puasnya. Hehehe. Tapi, menurutku ini proses. Dan, kayaknya setiap penulis punya impian itu. Apakah itu?

Saat bukumu laku, ada yang beli dan mau baca bukumu. Akan timbul keinginan, kapan ya ada orang nulis kutipan di bukuku? Atau, kapan ya ada orang yang mau me-review bukuku?

Ada yang kayak gitu? Hayo yang demen nulis ngaku! Hehehe.

Dulu sering banget bikin status pakek kata-kata di fanfic atau di buku karya sendiri. Ketika bukunya laku, muncul dah keinginan dan harapan kayak di atas.

My dreams came true, when I found you.
I found you, my miracle...

Itu ngutip liriknya Angels Brought Me Here punya Guy Sebastian. Hehehe. Yap! Lagi-lagi my dreams come true. Ada yang update status pakai kata-kata di novel Cintaku di Kios Bensin. Dan, ada yang buat review novel Cintaku di Kios Bensin.

Lexi!!! Aku benar-benar ingin memelukmu! Mengucapkan terima kasih padamu. Tuhan mengirimkan keajaiban padaku lewat kamu.

Ojan yang bikin status pakek kata-kata di dalam novel Cintaku Bersemi di Kios Bensin. Sampai disimpen kayak gini. Hehehe.


Arazh yang bikin review novel Cintaku Bersemi di Kios Bensin. Baca di sini review-nya.  Arazh juga editin foto bukunya. Daebak!!! Amazing!!! Aku merasa jadi penulis yang sebenarnya. Hehehe. Alay banget ya ini kura.



Hal lain yang turut menjadi my dreams come true adalah orang-orang yang jatuh hati atau ngefans sama tokoh dalam novel. Nia misalnya, dia ngaku ngefans banget sama Bagong. Lucu kan? Padahal rata-rata reader jatuh hati ke Lexi. Eh, Nia malah ke Bagong. Kak Riska juga gitu. Endors novel Cintaku Bersemi di Kios Bensin dan seorang penulis mayor ini jatuh hati ke Bagong juga.

Ada juga Napsiah. Ada saudaranya yang ikut baca novel Cintaku Bersemi di Kios Bensin. Lalu saudaranya itu bilang, kalau punya anak ntar, anaknya mau dikasih nama Lexi.

Nggak ada yang ngefans Tia gitu ya? Hahaha. Reader rata-rata cewek. Jarang kan cewek ngefans sama tokoh cewek. Kebanyakan dibikin baper sama Lexi tuh. Thata juga dibikin baper tuh. Sampai-sampai pengen punya temen anak trail. Untungnya keturutan. Arazh juga. Jadi penasaran sama trail rider dan dunianya. Hehehe. Semua terjangkit Lexi virus. Hahaha.

Ini yang namanya maksa. Hehehe. Di anniversary ke delapan kemarin, aku bikin giveaway. Ada satu buku AWAKE dan Cintaku Bersemi di Kios Bensin buat pemenang. Kenapa maksa? Karena aku bikin syarat buat dapetin buku itu. Postingan aslinya di sini

Halo!
Selamat pagi shi-gUi and all lovely people :-D

Udah tanggal 5 ya. Jadi, saya mau nepatin janji saya buat bikin giveaway. Yap! Ada dua anak saya yang mau saya bagikan. Hayo! Siapa yang mau adopsi?

Ada anak kelima saya yang bernama AWAKE. Semua kisah dalam buku AWAKE ini adalah kisah nyata. Genre-nya horor ya.

Dan, ada anak keenam yang namanya Cintaku Bersemi di Kios Bensin. Yang ini genre romance. Kisah tentang seorang trail rider dan kpopers. Kisah ini terinspirasi dari kisah nyata lho!

Karena giveaway ini dalam rangka memperingati anniversary debut saya jadi penulis di Facebook yang ke 8 (2009 - 2017) pada 12 Oktober nanti. Giveaway dimulai pada 05 Oktober 2017 - 12 Oktober 2017 ya.

Aturan mainnya, bikin ucapan selamat untuk anniversary ke 8. Ini kok kesannya maksa ya? Hahaha. Ucapannya boleh dalam bentuk gambar, tulisan, atau video. Kirimkan ucapannya di kolom komentar pada postingan ini. Sertakan buku mana yang pengen diadopsi plus alasan kenapa pengen adopsi buku itu.

Silahkan yang minat ikut. Hehehe. Gratis dan tidak dipungut biaya. Walau nanti pemenangnya luar kota, ongkos kirim tidak di tanggung pemenang. Ada dua buku buat dua orang pemenang. Jadi, tunggu apalagi :-D

Selamat berjuang :-)
. shytUrtle .


Dan, dari hasil pemaksaan itu. Aku pun dapat ucapan Happy Anniversary. Hore!!! Pemalakannya sukses. Hahaha. Ini nih hasil pemalakanku. Keren-keren kan!

Ucapan dari Kak Liana Safitri


Prime Eonni juga ikutan
Ini ucapan dari Prime Eonni


Dree juga ikutan.
Ucapan dari Dree

Ini dari Ojan


 

Kak Riskaninda juga ikutan!






Dari Nophy

Seseorang yang tidak ada dalam daftar teman, tapi turut memberi ucapan. Terima kasih.

Finda juga ikutan! Dia ini yang gambar sketsa wajah Lexi.


Bahkan dapat kejutan sketsa Lexi yang hidup dari Finda! Daebak!!



Dari pemalakan itu, terpilih lah dua orang pemenang. Itu ada juri yang milih. Aku andil dalam pemilihan pemenang. Tapi, keputusan tetap dewan juri yang buat.


Aku mendapatkan banyak keajaiban dari Tuhan di anniversary ku yang ke delapan ini. Sejak pertemuan singkat dengan trail rider yang sampai sekarang aku panggil sebagai Lexi. Aku berhasil menulis hanya dalam waktu sepuluh hari. Lalu, jadi novel dan best seller. Amazing! Daebak! Lexi, jjang!

Aku menemukan teman-teman baru dari dunia trail rider di Facebook. Mas Edo yang mau secara suka rela jadi narasumber. Mas Azka dan Mas Comenk yang juga mau secara suka rela jadi narasumber. Mas Irfan dan mas-mas trail rider lainnya.

Oya, Sam Qodar yang membantu dalam proses pencarian Lexi. Sketsa Lexi sampai di share di grup trail. Dan, aku dikenalkan pada dua orang top, orang papan atas dalam dunia trail rider yaitu Sam David Andromeda dan Sam Dick Doank. Terima kasih Sam David yang udah bantu pos gambar sketsa di grup KTOI Chapter Malang. Terima kasih semuanya.

Walau sampai sekarang belum ada titik terang. Aku sangat berterima kasih atas semua bantuan dalam proses pencarian Lexi. Maaf, aku sangat merepotkan kalian.

Anniversary ke delapan yang juga merupakan awal kebangkitan dari keterpurukan. Ya, aku sempat hiatus dari dunia menulis. Karenanya, aku menjadi tumpul dan kehilangan banyak pembaca. AWAKE adalah buku pertama yang terbit setelah aku vakum. Dia udah kelar ditulis tangan. Tapi, belum sempat diketik. Ketika kondisiku mulai membaik di akhir 2015. Aku pun bergegas menyelesaikannya. Awal 2016 alhamdulillah AWAKE lahir.

Kondisiku masih naik-turun dan aku belum aktif menulis. Hingga pada Juli 2016 aku ketemu trail rider yang aku sebut Lexi itu. Dari sana aku mulai bangkit lagi. Mulai aktif menulis. Dan dengan harapan bisa bertemu kembali dengannya lagi, aku pun jadi semangat untuk sembuh dari anxie atau gangguan kecemasan.

Alhamdulillah aku pun sembuh dari anxie. Di tahun 2017 semakin aktif menulis. Melakukan perjalanan dan menuliskannya. Aku mendapatkan kehidupanku kembali yang sempat hilang dari akhir 2013 sampai 2015. Aku merass hidup kembali.

Di tahun ini mulai aktif ikut lomba-lomba lagi. Baik di penerbit mayor atau indie. Alhamdulillah salah satu cerpen lolos menjadi novel terpilih yang akan dibukukan. Satu novel masih diikutkan lomba dan menunggu pengumuman. Akan ikut satu lomba novel lagi di penerbit mayor. Dan, inshaa ALLOH anak ketujuh akan lahir juga akhir tahun ini.

Cerpen yang lolos di LovRinz
 

Oya, Cintaku Bersemi di Kios Bensin juga bisa dibeli di Play Book lho!Untuk AWAKE menyusul ya. Hehehe.

Yang mau beli novel Cintaku Bersemi di Kios Bensin di Play Book, buka aja di sini

Lahirnya novel Cintaku Bersemi di Kios Bensin bisa mengangkat kakaknya si AWAKE untuk naik cetak lagi. CBKB sendiri cetak sebanyak dua kali. Walau jumlahnya tak seberapa, tapi bagiku itu sudah luar biasa dan boleh dikatakan best seller. Hehehe.

Dari penjualan novel CBKB juga impian jalan-jalan bersama keluarga besar ziarah ke wali lima terwujud. Walau tidak 100% uang dari hasil penjualan novel CBKB. Tapi, penyumbang terbanyak adalah dari hasil penjualan novel CBKB di periode pertama promosinya. Amazing banget!

Terima kasih, Tuhan. Untuk semua keajaiban yang Engkau kirim padaku di tahun ke delapan dari debutku. Tolong tetap bimbing aku di jalan-Mu. Limpahi aku dengan berkah berupa ide-ide. Agar aku tetap bisa berkarya. Agar karya-karya itu memberi manfaat bagiku, dan bagi siapa saja yang membacanya.

Terima kasih shi-gUi dan lovely people yang selalu ada untukku. Dan, untuk semuanya yang mungkin tak tersebutkan di sini. Aku ucapkan terima kasih.

Ada satu keinginanku. Ingin bikin buku pengalaman tentang GERD dan Anxiety yang aku alami. Lalu, buku itu diberikan secara Cuma-Cuma kepada siapa aja yang membutuhkan. Bismillah… ngumpulin dana dulu. Semoga bisa segera direalisasikan.

Keep on fighting!
Keep on writing!

Tempurung kura-kura, 28 Oktober 2017.
. shytUrtle .

Creepy Story

It's Our Creepy Story: Salah Paham.

04:09



It's Our Creepy Story: Salah Paham.

Hello! Kurayui is back! Hehehe. Lama ya ngga nulis cerita creepy. Dulu pakek cermis ya judulnya. Sekarang sepakat kita ganti dengan It's Our Creepy Story aja deh ya. Kan masih di Sarang Clover. Siapa tahu ntar bisa jadi buku lagi. Aamiin...

Lama juga kayaknya nggak nulis tentang creepy story. Bahan ramuannya ada. Cuman, as you know lah. Kadang nggak boleh atau nggak dapat ijin buat dipublikasikan. Kali ini, masih tentang Wuni dan Tunjung. Hehehe.

Wuni si pembawa hantu (?) dan Tunjung si pengusir hantu (??) Kok berasa keren ya? Hahaha. Abaikan. Emang jadi pembawa hantu itu keren??? Pengusir tuh keren. Kalau pembawa, serem dong!


Sejak pindah ke bilik yang sekarang, alhamdulillah aku hampir nggak pernah mengalami tindihen. Hampir nggak pernah lho ya! Bukan nggak pernah sama sekali. Artinya, pada saat tertentu biasanya hampir mengalami tindihen.

Beda sama di bilik lama dulu. Tidur siang pun bisa tindihen kalau di bilik lama. Kamar tidurku yang lama benar-benar creepy. Maklum, nggak pernah kena sinar matahari soalnya.

Nah beberapa waktu lalu, tiba-tiba aku hampir tindihen. Lagi enak-enaknya tidur, tiba-tiba napas sesak. Leher kayak kecekik. Pas buka mata, aku lihat ada sosok berdiri tepat di depanku.

Kaget, pasti. Sosoknya itu, yang aku lihat ya, rambutnya hitam panjang. Tapi, kepalanya itu muter. Ngadep ke belakang. Jadi, aku lihat punggungnya. Tapi, itu muka ngadep ke aku. Melototin aku. Kepalanya muter 180° derajat ya namanya kalau kayak gitu.

Kaget dan panik, aku lempar dia pakek guling. Gulingnya jatuh ke lantai, dia nyaman aja dalam posisi itu. Bergeming masih pelototin aku.

Ayat Kursi, lupa. Mau baca mantra, yang keluar malah Surat Al Ikhlas. Ya udah baca itu sampai kelar. Itu lupa sama mantranya tiba-tiba. Mantra yang berupa senjata yang hanya boleh dipakek kalau pas kepepet aja. Lha ini kepepet malah lupa sama mantranya.

Kelar baca Al Ikhlas tiga kali, dianya masih anteng dalam posisinya. Aku yang masih dalam posisi terbaring pun makin dibuat gusar. Terus berusaha mengingat mantra. Alhamdulillah akhirnya inget juga dan segera merapalkan mantra itu.

Sosok itu hilang. Meninggalkan aku yang terengah-engah sendirian di dalam tempurung kura-kura. Fiuh... lega akhirnya sosok itu pergi juga. Aku memungut guling yang tergeletak di lantai. Lalu menata bantal, dan berusaha tidur lagi. Ayat Kursi lancar aja kebaca. Kenapa tadi pas ketakutan malah lupa? Ampun!!!


Keesokan harinya, sambil rumatan nyambi kirim pesan WhatsApp ke Tunjung. Curcol tentang kejadian semalam. Maksa Tunjung buat tengok markas. Aku khawatir aja sosok semalem itu masih ada di markas.

Alhamdulillah, sore harinya Tunjung beneran sambangin markas. Langsung dah aku mengulangi curcolanku di WhatsApp. Kurang afdol aja rasanya kalau nggak diceritain secara lisan. Hehehe.

Seperti yang kuduga, itu makhluk masih ada di markas. Yew! Panik lah. Nggak mau kalau ntar malem didatengi lagi. Ya dia emang ada di sekitar kami, tapi kalau sampai mawujud kayak semalem kan serem.

Aku memberondong Tunjung dengan banyak pertanyaan standar macam: dia asalnya dari mana, ikut aku sejak kapan, dan kenapa ikut aku. Satu lagi, wujudnya kayak apa. Kata Tunjung, dia nggak ikut tapi dia sengaja datang berkunjung karena penasaran ke aku.

What?? Penasaran?? Ke aku?? Bisa kalian bayangin nggak? Dipenasaranin sama makhluk halus trus disamperin sampai dia nampak wujud kayak gitu. Serem!!!

Aku jadi penasaran juga dong! Ketemu aku di mana dan kok bisa dia nyampek markas.

"Bisa aja lah. Lawong dia nggak terbatas ruang dan waktu. Mau ke mana aja, suka-suka dia!" Jawab Tunjung.
"Maksudnya, kok bisa langsung nemuin aku? Padahal dia nggak ikut pas pertama ketemu aku. Apa dari bauku mungkin? Hehehe."
"Baumu yang kecut itu a?"
"Ya ALLOH! Bauku wangi, tau!"
"Kan udah dibilang karena dia nggak terbatas ruang dan waktu, jadi ya gampang lah mau ke mana aja. Apalagi hanya buat nemuin seorang kamu."
"Yawes apa pun itu! Ngapain pakek acara penasaran sama aku coba? Udah! Suruh dia pergi aja, bisa? Ngapain juga dia di sini."
Itu kita bahasnya sehabis Maghrib. Dan, tiba-tiba ekspresi Tunjung berubah. Kayak orang kesakitan.
"Minggir! Aku butuh tempat! Buat netralisir." Kata Tunjung. Ia kemudian duduk berselonjor di atas lantai ruang tengah markas.
Aku? Mondar-mandir agak jauhan. Nonton Tunjung.
"Gara-gara umak ini!" Cerca Tunjung padaku.
"Kok gara-gara aku sih?" Protesku.
"Umak nyuruh dia pergi. Dia marah ke aku. Kayak, ngapain kamu ikut campur urusan orang."
"Waduh! Sekarang gimana?"
Tunjung kembali diam. Sesekali ia memejamkan mata.
Aku masih jalan mondar-mandir di depannya.
"Itu sandalmu lepasen!" Perintah Tunjung tiba-tiba.
Aku pun buru-buru melepas sandalku. Lalu duduk diam, kembali menunggu. Beberapa saat kemudian, Tunjung terlihat rileks. Kembali memainkan ponselnya.
"Gimana, Njung?" Tanyaku penasaran.
"Jangan sekarang. Dia masih di sini."

Ampun!!! Jadi, dia nggak mau pergi???


Besoknya Tunjung main ke markas lagi. Udah nggak sabar pengen tahu ceritanya. Aku langsung memberondong dia dengan pertanyaan tentang peristiwa kemarin.

"Jadi dia itu apa ya, salah paham gitu ke kamu." Tunjung memulai penjelasan.
"Salah paham gimana?"
"Dia kira kamu bisa lihat dia. Soalnya pas dia ketemu kamu, katanya kamu liatin dia terus."
"Yelah! Liatin dia gimana coba? Emang dia tinggalnya di mana?"
"Di pohon besar yang ada akar-akarnya gitu."
"Semua pohon ada akarnya, Njung."
"Ya tau! Itu pohon gede yang akarnya kelihatan sampai luar."
Aku diam sejenak. "Ah ya! Inget aku! Jadi, dia tinggalnya di situ?"
"Iya. Jagain stempel katanya."
"Wow!"
"Katanya kamu liatin dia terus. Pas dia tanya, kamu bisa lihat aku? Kata dia, kamu anggukin kepala. Makanya dia yakin kamu bisa lihat dia. Dia penasaran kamu siapa, kok bisa lihat dia. Makanya dia ke sini buat ketemu kamu."
"Ya ampun."
"Aku bilang kamu nggak bisa lihat makhluk astral. Cuman kadang bisa ngrasain keberadaan mereka. Dia protes, kok kamu bisa lihat dia pas malam itu. Aku bilang, manusia dalam kondisi antara sadar dan nggak kadang emang jadi bisa lihat makhluk astral kayak dia. Baru lah dia paham kalau kamu nggak bisa lihat dia. Semalem aku minta kamu lepas sandal, karena dia kan marah tuh. Dia berusaha nempel ke siapa aja yang bisa ditempeli. Dirasuki. Kalau kaki kita nyentuh bumi kan nggak bisa."
"Ya ampun. Salah paham begitu, tho ceritanya. Trus, apa dia nggak papa pas aku bacain mantra pengusir?"
"Palingan mental dia. Tapi, dia kayak sempleh gitu lengannya."
"Duh! Masa gara-gara mantra itu? Maafin aku ya siapa pun kamu. Habisnya aku kaget dan takut. Jadi, langsung baca mantra itu deh. Maaf ya..."
"Atau mungkin emang penampilannya kayak gitu ya?"
"Entahlah. Trus, tadi pagi-pagi kenapa kamu nyuruh aku nyalain dupa tiga biji di pojok bilik lama?"
"Dia mau pergi kalau dikasih sangu."
"Jadi, dupa itu sangunya?"
"Iya. Besok nyalain lagi ya. Tiga biji di tempat yang sama."


Jadi makhkuk astral itu salah paham tho. Dikira aku bisa lihat dia. Padahal ya, pas di TKP itu aku nggak lihat dia. Tapi, emang aku menghadap ke arah pohon besar itu. Aku anggukin kepala, karena waktu itu aku lagi ngobrol sama temenku. Nggak tahunya malah jadi salah paham. Heuheuheu.

Untung saja ada Tunjung yang bisa jadi jembatan komunikasi. Jadi kesalahpahaman itu bisa diluruskan.

Salah paham sama sesama manusia bisa diajak ngobrol langsung buat lurusin salah pahamnya. Kalau sama makhkuk tak kasat mata kayak gitu kan susah. Alhamdulillah bisa dijelasin, bisa dilurusin. Alhamdulillah juga aku nggak sampai migren dan nggak harus minum air degan ijo. Hehehe.

Maaf jika ada salah kata. Terima kasih buat yang udah mau mampir dan baca.


Based on true story.
Tempurung kura-kura, 25 Oktober 2017.
. shytUrtle .

Search This Blog

Total Pageviews