Review bacaan dan tontonan

Review Film Korea No Mercy (2019)

03:40


Review Film Korea No Mercy (2019)




Profile

Movie: No Mercy (English title) / Older Sister (literal title)
Revised romanization: Eonni
Hangul: 언니
Director: Im Kyung-Taek
Writer: Kim Min, Im Kyung-Taek
Producer: Nam Kwon-Woo, Jung Suk-Hyun
Cinematographer: Oh Jong-Hyun, Nam Jin-A
Release Date: January 1, 2019
Runtime: 92 min.
Genre: Female-Action
Distributor: JNC Media Group / TCO
Language: Korean
Country: South Korea

Plot Synopsis by AsianWiki Staff ©

Since her parents died, In-Ae (Lee Si-Young) and her younger sister Eun-Hye (Park Se-Wan) have lived together by themselves. The two sisters rely on each other, but, one day, Eun-Hye disappears. Older sister In-Ae struggles to find Eun-Hye and seeks to take revenge on those responsible for her sisters disappearance.

Sejak kedua orang tuanya meninggal, In Ae (Lee Si Young) dan adik perempuannya Eun Hye (Park Se Wan) hidup bersama. Keduanya saling bergantung satu sama lain. Suatu hari, Eun Hye menghilang. In Ae berjuang untuk menemukan Eun Hye dan berusaha balas dendam pada siapa saja yang bertanggung jawab atas hilangnya saudara perempuannya.

Membaca ringkasan singkatnya saya sudah merinding. Film ini berkisah tentang seorang kakak yang berusaha mati-matian melindungi adiknya. Lebay ya? Baca sinopsisnya aja udah merinding. Big no! Saya bisa merasakan bagaimana seorang kakak menyayangi dan melindungi adiknya. Saya bukan di posisi si kakak, tapi adik. Jadi, saya pernah mengalami bagaimana kakak perempuan saya berusaha membantu dan melindungi saya ketika saya tertimpa masalah. Film ini sudah bikin saya penasaran sejak saya membaca sinopsisnya.

No Mercy (Eonni/언니) menceritakan tentang kehidupan dua bersaudara bernama Park In Ae dan Park Eun Hye. Sejak kedua orang tuanya meninggal, In Ae hidup berdua dengan Eun Hye.

Film di buka dengan adegan seorang wanita yang mengenakan baju merah dan sepatu hak tinggi warna merah masuk ke dalam sebuah bengkel mobil.  Saat memasuki bengkel, ia menemukan dan menyeret palu besar (seperti yang ada dalam poster) sambil terus berjalan masuk. Ia sampai pada sebuah mobil yang dibenahi. Seorang pria ada di bawah mobil itu. Wanita berbaju merah itu bertanya, apakah pemilik bengkel itu ada. Ketika orang yang sedang membenahi mobil itu menjawab bahwa dirinya lah sang pemilik bengkel, wanita berbaju merah itu langsung menyerangnya dengan palu yang ia bawa.

Sadis! Yap, itu lah kesan pertama yang saya dapat. Ini film kayaknya bakalan dihiasi dengan darah-darah bercucuran. Prediksi terlalu dini setelah menonton adegan pembuka.

Adegan berganti dengan munculnya sosok wanita cantik yang baru saja keluar dari penjara. Park In Ae akhirnya bisa merasakan kembali kebebasannya setelah di penjara. Sampai pada adegan ini, lagi-lagi saya membuat prediksi dini. Oh, kayaknya ini film alurnya bakalan maju mundur. Jadi, diceritain pas udah bebas, lalu nanti perlahan diceritakan kenapa dia bisa di penjara. Maksudnya begini, cerita bakalan diisi sama penyesalan tokoh utama yang kemudian menceritakan kisah hidupnya di masa lalu; kenapa dia sampai di penjara. Semacam itu lah.

Bebas dari penjara, In Ae membeli banyak barang. Lalu, ketika ia berjalan sambil membaca secarik kertas—awalnya saya kira itu adalah secarik kertas berisi alamat, tapi tidak ada penjelasan lebih lanjut—, tiba-tiba muncul sesosok gadis yang mengenakan seragam SMA menghambur memeluknya. Gadis itu memanggilnya, "Eonni!"

In Ae pun senang bisa berkumpul kembali dengan adiknya Park Eun Hye. Mereka pulang ke rumah bersama, makan bersama, dan tidur bersama. In Ae membelikan Eun Hye sebuah hadiah berupa jepit rambut. Ia mengatakan ingin mengajak Eun Hye mengunjung papa dan mama mereka nanti. Tapi, Eun Hye merengek minta pergi esok hari. Ketika In Ae mengatakan ia harus sekolah, Eun Hye mengatakan ia benci sekolah. In Ae membujuk Eun Hye agar tetap berangkat ke sekolah. Keduanya pun kemudian terlelap.

Keesokan harinya, In Ae menemukan sebuah kardus yang berisi sepatu merah. Ada surat dari Eun Hye di dalamnya. Eun Hye senang In Ae kembali. Karena itu, Eun Hye membelikan In Ae gaun dan sepatu warna merah sebagai hadiah. Eun Hye menulis jika ia membeli hadiah itu dengan menggunakan jatah bulanan yang diberi In Ae. In Ae pun terharu.

Di sekolah Eun Hye mengalami bullying. Sosok Eun Hye ini sebenarnya tidak normal. Apa ya, hampir idiot. Seperti itu lah. Karenanya, di sekolah ia di bully oleh tiga siswi nakal. Sepulang sekolah, tiga siswi nakal itu mengajak Eun Hye pergi. Walau Eun Hye menolak, mereka tetap memaksa. Salah satu teman sekelas Eun Hye melihat kejadian itu. Tapi, ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong Eun Hye.

Tiga siswi nakal itu mengajak Eun Hye ke tempat karaoke. Di sana Eun Hye dipaksa berganti pakaian, lalu bersama tiga pemuda berandalan, Eun Hye dimanfaatkan untuk memeras lekaki hidung belang. Jadi, Eun Hye digunakan sebagai umpan seolah-olah dia siswi SMA yang menjajakan dirinya. Ketika sudah memasuki kamar hotel, Eun Hye selalu minta izin ke kamar mandi. Dari sanalah ia mengirim pesan pada tiga pemuda berandalan, lalu tiga pemuda itu menerobos masuk ke dalam kamar. Pura-pura menolong Eun Hye dan memeras para lelaki hidung belang yang hendak memperkosa Eun Hye.

Di rumah, In Ae menunggu dengan cemas. Ia berusaha menghubungi Eun Hye, tapi adiknya tidak menerima panggilannya. Ia berusaha mencari keberadaan Eun Hye, namun nihil. Keesokan harinya, In Ae hendak pergi ke sekolah Eun Hye. Sadar jika ia mengenakan baju yang terlalu kasual, sebelum pergi ia pun menggantinya dengan baju merah pemberian Eun Hye lengkap dengan sepatunya.

In Ae yang cantik dan elegan pun ke sekolah. Tapi, ia tak menemukan Eun Hye di kelasnya. Teman Eun Hye yang hari sebelumnya melihat Eun Hye dipaksa pergi bersama tiga siswi nakal menyadari kehadiran In Ae.

In Ae pun menemui guru dan mengadukan jika Eun Hye semalam tidak pulang. Namun, guru tersebut tidak memberi respon In Ae dengan baik. Bahkan guru itu menyalahkan In Ae karena menyekolahoan Eun Hye di sekolah biasa; sekolah umum untuk orang normal.

Ketika In Ae akan pergi, teman Eun Hye mengejarnya. Ia menunjukan video ketika ketiga siswi nakal melucuti pakaian Eun Hye di ruang karaoke. In Ae marah. Ia pun membuntuti tiga siswi nakal demi mencari petunjuk keberadaan adiknya.

Pencarian pun dimulai. Informasi pertama yang diperoleh In Ae adalah dari salah satu siswi nakal yang membawa Eun Hye. Salah satu siswi membawa Eun Hye pada pemuda berandalan yang memanfaatkan Eun Hye semalam. Dari sana petunjuk mulai di dapat. Ternyata, kamar terakhir yang disebutkan Eun Hye membawa petaka bagi tiga pemuda itu. Pria hidung belang yang membawa Eun Hye ternyata seorang penjahat yang gemar menjual perempuan. Kesal karena ditipu, pria itu membawa Eun Hye pergi bersamanya untuk dijual.

In Ae pun melanjutkan pencariannya. Dari pemuda berandalan ke informan lainnya. In Ae berhasil menemukan Ha Sang Man, pria hidung belang yang membawa Eun Hye. Sayangnya Ha Sang Man sudah menjual Eun Hye pada  CEO Jung. Kalau di sini bisa disebut mucikari lah. Atau CEO perdagangan manusia.

Dari Ha Sang Man, ke CEO Jung. Informasi terakhir yang dikantongi In Ae adalah Eun Hye dibawa pria berjas yang telah memberi jaminan uang untuk Eun Hye. In Ae pun berusaha melacaknya.

Di tempat lain, pria berjas bernama Han Jung Woo (Lee Joon Hyuk) membawa Eun Hye bersamanya. Ketika ia berhenti di sebuah rest area untuk membali makanan, Eun Hye kabur. Jung Woo menghentikan bus yang hendak meninggalkan rest area. Ia menemukan Eun Hye di dalam bus. Walau Eun Hye meronta meminta tolong, penumpang bus tak berani bertindak karena Jung Woo mengatakan gadis itu adiknya yang sedang sakit. Jung Woo pun membawa Eun Hye pergi. Walau Eun Hye merengek dengan mengatakan, tidak mau dibawa ke ajushi jahat itu. Jung Woo tetap membawanya pergi.

Dalam pencariannya, setelah mengantongi informasi dari CEO Jung, In Ae menemukan fakta-fakta mengejutkan. Asisten CEO Jung mengatakan jika Eun Hye menghubungi sebuah minimarket. In Ae menuju ke sana. Di sinilah fakta mengejutkan itu mulai terbongkar. Eun Hye yang pengunjung setia mini market itu ternyata mengalami pelecehan seksual dari pria tua pemilik minimarket. In Ae marah dan menghajar pemilik minimarket habis-habisan.

Dari informasi pemilik minimarket, In Ae menuju studio foto. Di sana ia menemukan foto Eun Hye. Ia bertanya pada pemilik studio apa dia kenal gadis dalam foto itu. Tapi, si pemilik studio berbelit-belit. In Ae pun langsung menghajarnya. Dari studio foto, In Ae pergi ke bengkel—ini yang disajikan sebagai adegan pembuka. Dari pemilik bengkel lah In Ae mulai menemukan titik terang.

Sadis dan kejam memang. Pemilik minimarket yang pertama memperkosa Eun Hye. Ia memberitahu hal itu pada pemilik studio dan pemilik bengkel. Pemilik studio dan pemilik bengkel pun melakukan hal yang sama. Sedang terhubungnya Eun Hye dengan tersangka utama adalah karena faktor tidak sengaja.

Tersangka utama menemukan celana dalam Eun Hye dalam mobilnya usai mobil itu ditaruh di bengkel. Pemilik bengkel memperkosa Eun Hye di dalam mobil tersangka utama. Dari sanalah tersangka utama bertemu Eun Hye dan justru turut memperkosa Eun Hye. Jung Woo ternyata adalah tangan kanan dari tersangka utama.

Teka-teki itu pun terpecahkan. Sebenarnya tidak digambarkan dengan jelas. Kita harus menggabungkan petunjuk itu sendiri. Ini pendapat saya setelah menonton keseluruhan film ini. Jadi, In Ae di penjara karena kasus penyerangan pada Park Young Choon/tersangka utama yang bertemu dengan Eun Hye dengan tidak sengaja. Setelah bebas, di malam nahas saat Eun Hye hilang dan Eun Hye menghubungi pemilik minimarket, peristiwa itu membawa tersangka utama/Park Young Choon  kembali bertemu dengan Eun Hye. Karena masih dendam, Park Young Choon meminta Jung Woo membawa Eun Hye demi memancing In Ae.

Jadi gini, di malam Eun Hye menghubungi pemilik minimarket, pemiliki minimarket menghubungi pemilik studio. Pemilik studio menghubungi pemilik bengkel. Karena sama-sama tidak punya uang, pemilik bengkel menghubungi Park Young Choon.

Rumit ya? Iya. Kayak menyusuri labirin aja. Kalau nggak jeli, bisa salah jalan dan tersesat. Hehehe.

Film ini nggak ada santai-santainya. Tapi, dibilang tegang dari awal pun tidak. Sebut saja serius sepanjang film. Yang ada selama nonton bikin ngelus dada karena nyesek liat nasib Eun Hye yang malang. Hanya karena dia adalah remaja cantik dengan keterbelakangan mental, ia dilecehkan sana-sini. Sedang sang kakak dikungkung rasa bersalah karena merasa nggak becus mengurus dan melindungi sang adik.

Seseorang yang sangat sayang pada seseorang hingga ingin melindunginya dengan sekuat tenaga selalu punya kekuatan dari rasa cinta dan sayang itu. Ketika ia melihat orang yang disayanginya terluka, ia bisa marah dan apa pun yang menghalanginya akan ia tebas habis. Begitulah sosok In Ae. Dia adalah kakak yang tangguh. Sosok wanita tangguh. In Ae ini bisa bela diri. Itu kenapa dia percaya diri mencari In Ae sendiri. Bukan maunya dia main hakim sendiri. Ia sudah berusaha menghubungi polisi. Tapi, ia hadapkan pada prosedur yang rumit. Karena itu ia memutuskan untuk bertindak sendiri. Menegakan keadilan untuk adik kesayangannya.

Suka banget sama sosok In Ae yang hangat saat memperlakukan Eun Hye. Tapi, bisa berubah keji bak psikopat saat mengeksekusi orang-orang yang berbuat jahat pada Eun Hye. Saya suka ekspresi datar dan tatapan dinginnya.

Ngomong-ngomong, saya suka Lee Si Young Eonni sejak nonton Lookout (The Guardian). Drama yang saya tahu dari Key. Saya pernah bikin review-nya. Karakter In Ae yang diperankan Lee Si Young Eonni di film No Mercy ini hampir sama seperti karakter Jo Soo Ji dalam drama Lookout. Sama-sama wanita tangguh yang teraniaya dan memutuskan mencari keadilan sendiri. Saya senang bisa melihat adegan Lee Si Young Eonni naik motor gede. Gagah banget. Saya curiga, jangan-jangan Eonni satu ini emang bisa bela diri.

Selain ada Lee Si Young Eonni, di film ini ada Lee Joon Hyuk Oppa. Siapa dia? Yang udah nonton Are You Human Too? pasti tahu. Yap, dia yang memerankan tokoh Sekretaris Ji Young Hoon dalam drama Are You Human Too? Dalam film ini Oppa keluarnya bentar doang. Tapi, karakter yang dia perankan cukup penting. Sedih karena akhirnya karakter yang diperankan Joon Hyuk Oppa akhirnya mati. Jung Woo akhirnya membelot dan menentang Park Young Choon. Sayangnya ia ketahuan dan dibunuh. Saya suka sama karakter jahat yang kemudian berubah baik kayak Jung Woo. Sampai-sampai saya protes, kenapa dia harus mati sih?

Film ini saya rekomendasikan untuk ditonton. Terutama bagi pecinta film aksi dan thriller. Sisterhood-nya kerasa banget. Cewek-cewek yang deket sama kakak atau adiknya bisa baper kalau nonton film ini.

Terima kasih buat Clara karena sudah merekomendasikan film ini ke saya. Maaf kalau review-nya mengecewakan. Hehehe. Film ini keren banget.

Film ini tidak untuk ditonton dengan anak-anak karena mengandung banyak adegan kekerasan!

Sekian review dari saya. Maaf jika ada salah kata. Terima kasih.
 

Untuk review film lainnya bisa cek di sini



Tempurung kura-kura, 25 Februari 2019.
- shytUrtle -

Search This Blog

Total Pageviews