Review Film Negeri 5 Menara
07:19
Review Film Negeri
5 Menara
Mengutip dari Wikipedia
Negeri 5 Menara adalah sebuah film garapan Kompas Gramedia
production bersama Million Pictures yang merupakan adaptasi dari novel karya
Ahmad Fuadi berjudul Negeri 5 Menara. Skenario ditulis oleh Salman Aristo yang
juga penulis naskah film Ayat-Ayat Cinta, Laskar Pelangi, Sang Penari.
Disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman film ini mengambil lokasi syuting di
Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur, Sumatra Barat, Bandung,
hingga London. Film ini dirilis pada 1 Maret 2012.
Pemeran dan Tokoh
Ikang Fawzi Kyai Rais
Lulu Tobing Amak
David Chalik Ayah
Donny Alamsyah Ustad Salman
Ariyo Wahab Alif dewasa
Gazza Zubizareta Alif remaja
Billy Sandy Baso remaja
Ernest Samudra Said remaja
Rizki Ramdani Atang remaja
Jiofani Lubis Raja remaja
Aris Putra Dulmajid remaja
Eriska Rein Sarah
Andhika Pratama Fahmi (Santri senior)
Mario Irwinsyah Iskandar (Santri senior)
Sakurta Ginting Randai
Sinopsis
Alif (Gazza Zubizareta) adalah seorang anak sederhana yang
baru saja lulus SMP di Maninjau. Bersama sahabatnya Randai (Sakurta Ginting),
Alif ingin melanjutkan SMA di kota Bandung dan kemudian masuk ke Kampus
idamannya, ITB. Namun mimpi tinggal mimpi ketika Amaknya (Lulu Tobing)
menginginkan Alif untuk masuk ke Pondok Madani, sebuah pesantren di sudut
Ponorogo, jawa Timur. Walau pada awalnya Alif tidak mau, akhirnya Alif memenuhi
pinta orang tuanya, walau dengan setengah hati.
Saat Alif tiba di Pondok Madani bersama Ayah (David Chalik),
hatinya makin remuk. Tempat itu benar-benar makin ‘kampungan’ dan mirip penjara
di matanya. Ditambah lagi dengan keharusan mundur setahun untuk kelas adaptasi.
Alif menguatkan hati untuk mencoba menjalankan setidaknya tahun pertama di
Pondok Madani ini.
Awalnya, Alif lebih sering menyendiri. Namun, seiring
berjalannya waktu, Alif mulai bersahabat dengan teman-teman satu kamarnya,
yaitu Baso (Billy Sandy) dari Gowa, Atang (Rizky Ramdani) dari Bandung, Said
(Ernest Samudera) dari Surabaya, Raja (Jiofani Lubis) dari Medan, dan Dulmajid
(Aris Putra) dari Madura. Mereka berenam selalu berkumpul di menara masjid dan
menamakan diri mereka Sahibul Menara alias para pemilik menara.
Saya nonton film ini karena untuk mengerjakan
sebuah proyek menulis. Kebetulan inspirasinya dibuat dari film Negeri 5 Menara.
Karena belum pernah nonton pun belum pernah membaca bukunya, saya pun
mengharuskan diri saya sendiri untuk menonton film ini. Alhamdulillah kok di
Youtube ada.
Film ini berkisah tentang Alif yang
baru saja lulus SMP. Dia ingin melanjutkan sekolah ke Bandung bersama
sahabatnya Randai. Karena keduanya ingin kuliah di ITB. Sayangnya Ibu Alif
sudah memiliki rencana untuk memasukan Alif ke pondok pesantren di Jawa Timur.
Dengan berat hati Alif pun pergi. Di antar sang ayah, Alif pergi dari Maninjau
ke Ponorogo.
Setibanya di pondok Alif bertemu
Baso, calon santri sama seperti dirinya yang sedang membaca Al Qur'an.
Setelah lulus tes, Alif jadi satu kamar sama Baso. Di sana dia juga ketemu
Said, Atang, Raja, Dulmajid. Mereka pun berteman.
Film ini mengisahkan bagaimana
perjuangan Alif melawan dirinya sendiri yang masih belum bisa menerima
keputusan Amaknya yang memasukan dia ke pesantren. Dia pengen ke Bandung,
sekolah di sana dan nantinya kuliah di ITB seperti impiannya.
Dari film ini saya belajar, bahwa
sekeras apa pun manusia berusaha, kalau Tuhan tidak berkehendak maka tidak akan
terwujud usahanya. Dan, Tuhan selalu mempunyai cara unik untuk membimbing
makhluk-Nya pada apa yang paling dibutuhkan makhluk-Nya. Intinya, Tuhan akan
ngasih kita apa yang kita butuhkan. Bukan, yang kita minta. Kalau di film ini,
Alif akhirnya menemukan bakat dalam dirinya. Bakat itu lah yang membawa dia
akhirnya bisa keliling dunia. Keren banget, kan!
Dari film ini juga saya jadi tahu
kehidupan di pondok itu kayak gimana. Kebetulan ini pondoknya pondok modern.
Kyai pengasuhnya funky-funky. Tetep ya, ada yang sabar dan kayak temen. Tapi,
ada yang killer. Kayak di dunia nyata, kan?
Kalau pondokannya kayak pondokannya
Alif, saya rasa siapa saja bisa kerasan tinggal dan menuntut ilmu di sana. Bisa
jadi motivasi buat yang pengen mondok nih. Hehehe.
Terima kasih buat kakak-kakak di
grup yang udah kasih tahu saya tentang film ini.
Tempurung
kura-kura, 29 Maret 2019.
- shytUrtle -
0 comments