Wisteria Land: Another Story of Hwaseong Academy

09:11

Wisteria Land: Another Story of Hwaseong Academy

It's about rainbow, love, hate, glory, loyalty, betrayal and destiny.......



. Judul: “Wisteria Land: Another Story of Hwaseong Academy”
. Author: shytUrtle_yUi
. Rate: Serial/Straight/Fantasy-Romance.
. Cast:
-                  Song Hyu Ri (송휴리)
-                  Rosmary Magi
-                  Han Su Ri (한수리)
-                  Jung Shin Ae (정신애)
-                  Song Ha Mi (송하미)
-                  Lee Hye Rin (이혜린)
-                  Park Sung Rin (박선린)
-                  Song Joongki, L,Joe Teen Top, L Infinite, Jung Daehyun B.A.P, Jo Jonghwan 100%, Baro B1A4, Jang Geunsuk, Yoo Seungho, Kim Sunggyu Infinite, Choi Joonghun FT.Island, Cho Kyuhyun Super Junior, and many other found it by read the FF.

...Ketika kau melihat pelangi, apa yang ada di benakmu? Tujuh warnanya yang indah atau...? Di sini, Wisteria Land, kami percaya jika pelangi adalah jelmaan sang Naga. Naga arif dan bijaksana yang selalu mengawasi dan menjaga tanah Wisteria Land. Naga yang pada suatu waktu muncul dengan keelokan wujudnya dengan tujuh warna pelangi. Apa kau juga percaya akan hal ini...?
***
   

Land #31


                Jonghwan dan L.Joe masih menatap kekasih masing-masing, Suri dan Magi. Keduanya menjadi was-was usai mendengar penjelasan Nichkhun. Jonghwan juga L.Joe sama-sama khawatir kalau-kalau Suri dan Magi diincar laki-laki lain karena hari itu begitu banyak pemuda berkumpul dibalik garis pembatas dengan wajah berseri-seri menatap para gadis yang sedang mencuci rambut mereka. Jonghwan dan L.Joe sama-sama siaga menatap target masing-masing. Saat garis pembatas sudah boleh dilewati, mereka akan bergegas menjemput kekasih masing-masing.

Sungjeong menyisir rambut panjang dan ikal milik Magi yang mulai kering. Kemudian ia kembali menggelung rambut Magi dan menghiasinya dengan tusuk konde yang terbuat dari akar Changpo. Sungjeong menggeleng pelan melihat Hyuri kesulitan merapikan rambut Suri usai menyisirnya. Sungjeong menyikut dan menggeser Hyuri untuk minggir lalu mengambil alih untuk merapikan rambut Suri. Hyuri mengerucutkan bibirnya dan minggir, diam menatap Sungjeong yang mulai menata rambut Suri. Karena rambut Suri belum sepenuhnya kering, Sungjeong mengambil sebagian rambut Suri dan menggelungnya lalu menghiasinya dengan tusuk konde dari akar Changpo, sedang sisanya ia biarkan panjang terurai. Victoria pun telah selesai merapikan rambut Shin Ae. Hyuri tersenyum menatap kagum ketiga temannya yang terlihat cantik dan anggun itu.

Joongki yang sedari datang telah menatap Magi terlihat tak sabar ingin segera mendekati dan menyapa gadis itu. Konsentrasi Joongki buyar ketika para gadis mulai membubarkan diri dan para pria berebut mendekati gadis incaran masing-masing. Joongki yang berusaha mendekati Magi kesulitan karena Magi berada jauh dari jangkauannya. Di tambah pula desakan Ilwoo, Kyuhyun dan Geunsuk yang berusaha melindunginya di tengah kerumunan massa itu.

Ketika para gadis mulai membubarkan diri dan garis batas boleh dilewati, Jonghwan dan L.Joe kompak menembus garis batas dan buru-buru mencapai tempat dimana Suri dan Magi berada. Setelah berusaha keras menembus kerumunan, akhirnya Jonghwan dan L.Joe sampai di tempat dimana Suri dan Magi berada. Dengan nafas terengah-engah Jonghwan dan L.Joe saling menatap lalu sama-sama menyincingkan senyum penuh kemenangan membuat Suri dan Magi heran menatap keduanya.
***

“Magi, kau tak ingin kita ikut melakukan ritual ‘Menikah di bawah pohon Jujube’? Sepertinya itu seru.” Tanya Suri saat berjalan bersama menuju lapangan di samping Balai Agung Ambrosia dimana berbagai macam permainan digelar.

“Cukup Nichkhun Oppa yang melakukannya. Dia kepala keluarga di rumah kita kan.” Jawab Sungjeong.

“Rumah kita??” bisik Suri yang segera tersenyum lebar dengan pipi bersemu pink.

“Nuna, kakak dari Magi ya?”  tanya Seungho sambil menatap penasaran pada Sungjeong. Sedari awal bertemu Sungjeong, Seungho terus mengamatinya. L.Joe yang berjalan di samping kanan Seungho diam dan menyimak.

“Aku kepala pelayan di rumah besar kami.” Jawab Sungjeong masih dengan singkat dan nada tegas yang lebih diartikan sebagai nada ketus bagi para pendengarnya.

“Kepala pelayan??” Seungho kembali mengamati Sungjeong yang berjalan dekat di depannya dari atas ke bawah. L.Joe turut menatap penasaran pada Sungjeong.

“Sudah jangan banyak tanya!” bisik Hyuri yang berjalan di samping kiri Seungho seraya menyikut Seungho.

Seungho meringis kesakitan karena sikutan Hyuri. ‘Apayo!’ protes Seungho tanpa suara yang dihadiahi pelototan tajam Hyuri. Seungho kesal dan mengalihkan pandangan. Ia kembali menemukan Shin Ae yang menggandeng Sukjin dan bergelayut manja di lengan pria itu. “Hah! Takdirku...” keluh Seungho. “Arwah penasaran itu benar-benar merepotkan dan merusak hariku.”

L.Joe tersenyum dan menepuk pundak Seungho.

“Karenanya kau jadi kesulitan mendekati Jung Shin Ae Sunbaenim. Mungkin hari ini takdirmu memang denganku.” Hyuri merangkul Seungho.

“Mwoya!” Seungho serta merta menyingkirkan lengan Hyuri yang merangkulnya. “Aku tak yakin kau ini benar perempuan.”

“Mwo?!!” Hyuri kembali melotot menatap Seungho. “Aku juga tak yakin kau ini apa benar laki-laki.”

“Mwo?? Ya! Song Hyuri! Kau cari ribut denganku?!”

“Kau berani?!” tantang Hyuri.

“Babo!” Suri memukul kepala Seungho lalu Hyuri.

“Auw! Ya! Han Suri!” protes Hyuri sembari mengelus kepalanya.

“Kau!” Seungho menatap kesal Suri sambil mengusuk kepalanya.

“Kalian seperti anak kecil saja! L.Joe Sunbaenim, temanku ini Yoo Seungho sangat menyukai teman Sunbaenim, Jung Shin Ae Sunbaenim. Apakah L.Joe Sunbaeni,m bersedia membantunya?” Suri menghentikan langkah diikuti Jonghwan, Hyuri, Seungho dan L.Joe. “Dia pemuda yang baik dan sangat tergila-gila pada Jung Shin Ae Sunbaenim. Apa hati L.Joe Sunbaenim tak tergerak untuk ingin membantunya? Aku mohon bantu dia...” Suri menyatukan kedua tangannya dan memelas pada L.Joe.

“Han Suri!” bisik Seungho protes.

L.Joe tersenyum. “Tak bisakah mengalah sebentar saja pada Lizzy? Shin Ae sebenarnya gadis yang berhati lembut walau sikapnya selalu dingin. Jika kau suka, jangan lelah mengejarnya. Bersemangatlah.”

“Heum! Dengarkan itu!” Suri sembari mendorong pelan Seungho. “Sepertinya dua hari ini jodohmu memang bersama Song Hyuri.”

“Bersamaku?!” Hyuri menuding hidungnya sendiri. “Tidak-tidak... aku sangat sibuk!” Hyuri berjalan menyusul Magi dan Sungjeong.

L.Joe tersenyum dan menyusul Hyuri. Jonghwan tersenyum, merangkul Suri dan berjalan bersama menyusul Hyuri dan L.Joe. Seungho menggaruk frustasi kepala bagian belakangnya dan menyusul teman-temannya.
***


Rombongan Magi sampai di lapangan. Mereka berhenti di dekat area permainan ayunan. Permainan yang diperuntukan bagi para gadis. Jika dahulu permainan ini menggunakan pohon-pohon tinggi untuk mengikat ayunan, kini ayunan dibuat dengan peralatan modern. Papan ayunan tergantung diantara dua penyangga berbentuk segitiga yang terbuat dari besi dengan tinggi bervariasi. Yang bernyali besar pasti memilih ayunan yang paling tinggi.

Magi dan Shin Ae berdiri berdampingan menatap permainan ayunan. Senyum terkembang di wajah keduanya menyertai tatapan kagum mereka. Beberapa saat kemudian keduanya menoleh dan saling menatap lalu saling tersenyum satu sama lain.

L.Joe sibuk dengan kameranya, sedang yang lain menunggu di pinggir area permainan ayunan. Magi, Shin Ae dan Suri begitu antusias bermain ayunan. Hyuri satu-satunya gadis yang tersisa dalam rombongan itu dan menunggu bersama para pria. ‘Ayunan itu membuatku pusing!’ Begitu tolak Hyuri ketika Suri memaksanya untuk bermain. Hyuri mendengus pelan memperhatikan J0nghwan dan Seungho yang tersenyum melihat Suri dan Shin Ae bermain ayunan.

Joongki yang diam-diam mengikuti rombongan Magi turut berhenti tak jauh dari area permainan ayunan. Joongki memperhatikan Magi yang sedang asik bermain ayunan. Melihat senyum lebar Magi, entah sadar atau tidak Joongki ikut tersenyum. Hanya dengan memperhatikan Magi seperti itu wajah Joongki dibuat berseri hingga bersemu pink.

Puas bermain ayunan, rombongan Magi kembali melanjutkan perjalanan. Mereka mampir di area jungkitan. Kali ini Hyuri turut bermain. Magi berpasangan dengan Shin Ae dan Hyuri berpasangan dengan Suri bermain jungkitan. Joongki yang setia membuntuti turut berhenti dan tak hentinya menatap Magi.

Berikutnya rombongan Magi berhenti di area panahan. Di area ini baik laki-laki atau perempuan boleh mencoba permainan panahan. Magi berbinar ingin segera mencoba permainan panahan, namun Sungjeong menahannya. L.Joe, Jonghwan dan Seungho yang di sekolah juga mendapat pelajaran memanah tergelitik untuk mencoba. Magi cemberut karena Sungjeong melarangnya turut bermain panahan. Dengan malas ia menatap L.Joe yang maju untuk berkompetisi bersama Jonghwan dan Seungho. Menyisakan satu tempat di samping L.Joe. Pria penjaga arena panahan ini menawarkan pada penonton adakah yang berminat mengisi satu tempat kosong itu.

“Aku... aku ingin...” bisik Magi yang segera mendapat gertakan Sungjeong. Magi menunduk dan mengerucutkan bibir tipisnya. Ia kesal pada Sungjeong.

“Baiklah. Tak ada yang berminat? Kalau begitu...” pria penjaga arena panahan hendak menutup kesempatan.

“Aku!” suara itu menahannya untuk melanjutkan ucapannya. Tatapan pria penjaga arena panahan dan juga beberapa penonton termasuk Magi dan teman-temannya tertuju pada pria yang sedang mengangkat tangan kanannya. Joongki yang segera menjadi pusat perhatian itu berdehem dan menurunkan tangannya. “Aku yang akan mengisi tempat kosong itu.” Tegas Joongki.

“Yang Mulia...” bisik Kyuhyun khawatir dan menahan langkah Joongki.

“Jangan khawatir.” Ilwoo mencegah Kyuhyun yang menahan langkah Joongki. “Hyungnim sangat terlatih dalam hal ini.” Ilwoo tersenyum dan mempersilahkan Joongki maju.

Joongki tersenyum pada Magi yang menatapnya lalu berjalan maju dan melewati Magi memasuki arena panahan.

Hyuri mengerutkan kening melihat Joongki. Ia merasa tak asing dengan pemuda itu. “Sepertinya aku pernah bertemu dengannya, tapi dimana...?” gumam Hyuri sendiri.

Joongki sampai di arena panahan dan mendapatkan busur serta anak panahnya. Ia mengisi tempat kosong yang berada tepat di samping kanan L.Joe. Jonghwan, Seungho dan L.Joe kompak menoleh ke arah kanan dan menatap Joongki. Joongki tersenyum manis dan menundukan kepala sebagai tanda sapaan pada tiga pemuda yang kompak menatapnya. Melihat Joongki tersenyum manis dan menunduk sopan, Jonghwan, Seungho dan L.Joe pun membalas senyum dan menundukan kepala.

“Mereka terlihat seperti empat bangsawan yang sedang berkompetisi memanah.” Komentar Suri melihat empat pemuda yang bersiap adu kebolehan memanah itu.

“Seungho, Jonghwan dan L.Joe memang bangsawan, lalu pria itu siapa?” Shin Ae yang tubuhnya sedang dirasuki Lizzy merespon komentar Suri. “Dia begitu bersinar melebihi bangsawan.”

Penjaga arena menjelaskan aturan main di arena panahan itu. Masing-masing peserta diberi tiga anak panah bersama busur mereka. Pemanah pertama adalah yang berada di ujung paling kiri yang kali ini di isi oleh Jonghwan dan berurutan sampai giliran terakhir adalah Joongki. Empat pemuda itu telah melepas dua anak panah masing-masing namun tak ada yang berhasil membidik titik pusat pada papan sasaran yaitu titik yang paling kecil dan berada di tengah papan sasaran. Penjaga arena meminta empat pemuda yang sedang berkompetisi itu memanfaatkan satu anak panah mereka yang tersisa. Jonghwan kembali memulai, namun ia tak berhasil membidik titik pusat pada papan sasaran, begitu juga Seungho dan L.Joe. Tiba pada giliran Joongki kembali. Joongki menghela napas. Ia menoleh sejenak sebelum kembali mengangkat busurnya. Joongki kembali menatap Magi yang berdiri diantara para penonton dan turut menatapnya. Joongki tersenyum dan kembali menghadap papan sasaran yang berada lumayan jauh di hadapannya. Joongki mengangkat busurnya dan menarik tali busur mulai membidik titik paling tengah pada papan sasaran. Jonghwan, Seungho dan L.Joe menoleh dan menatapnya.

“Akan aku tunjukan padamu. Inilah diriku yang sebenarnya.” Bisik Joongki dalam hati lalu melepas tali busur yang dipegangnya. Anak panah Joongki melesat di udara dan menancap tepat pada titik pusat pada papan sasaran.

Penonton bersorak atas keberhasilan Joongki. Penjaga arena memeberi Joongki selamat karena dialah peserta pertama yang berhasil membidik titik pusat pada papan sasaran. Joongki adalah orang pertama yang meraih nilai tertinggi.

Melihat kemenangan Joongki atas Jonghwan, Seungho dan L.Joe membuat hati Magi dongkol. Ia benar-benar tak terima atas kekalahan kedua sahabat dan kekasihnya itu. Tanpa berbicara Magi langsung maju, mengambil sebuah busur dan satu anak panah.

“Nona!” teriakan Sungjeong diabaikan Magi. “Demi Sang Penguasa Alam! Apa yang akan dilakukannya di sana?? Hah! Kenapa ia tak bisa menahan dirinya seperti itu??”

“Jangan khawatir Sunbaenim.” Suri merangkul Sungjeong. “Kita tahu bagaimana dia kan?”

“Dia akan menembus titik pusat itu. Aku yakin. Seperti kala itu di lapangan indoor sekolah. Aku melihatnya!” Shin Ae antusias.

“Sepertinya Magi tak terima pada kekalahan ini.” Hyuri menggeleng pelan.

Magi berhenti jarak satu lengan di samping kiri Joongki. L.Joe menatapnya, namun tetap bertahan di tempat ia berdiri. Jonghwan yang penasaran mendekati Seungho lalu keduanya mendekati L.Joe. Magi tersenyum pada Seungho, Jonghwan dan L.Joe lalu menoleh dan menatap Joongki. Magi menunduk memberi salam pada Joongki. Joongki yang sempat dibuat syok karena Magi tiba-tiba berjalan mendekat padanya itu tersenyum kaku dan menundukan kepala membalas salam Magi.

“Pasti menyenangkan menjadi pemecah rekor panahan ini. Jika Anda tak keberatan, izinkan saya untuk mencoba.” Magi mengutarakan maksud kenapa ia maju ke tengah arena.

Joongki tersenyum. Ia kagum pada keberanian Magi. “Sepertinya kau tak terima akan kekalahan ketiga rekanmu itu.”

“Teman-temanku?? Anda tahu?? Hagh! Jadi benar dugaanku. Sedari tadi Anda membuntuti rombongan kami kan?” tuduh Magi langsung.

Joongki terbelalak sejenak menatap Magi dan syok atas tuduhan langsung Magi. Joongki segera mengembangkan senyum di wajahnya. “Di area ini semua tampak saling membuntuti karena berjalan di belakang satu sama lain. Bagaimana kau bisa menuduhku membuntutimu dan teman-temanmu seperti itu?”

“Itu benar. Mungkin akuyang salah. Tapi aku benar-benar ingin mencobanya. Menggugurkan gelar Anda sebagai orang pertama yang meraih poin tertinggi dari kompetisi panahan hari ini. Jadi Anda memberiku izin atau tidak?” Magi mulai mempersiapkan busur dan anak panahnya. “Bukankah menguntit itu perbuatan ilegal menurut hukum di negeri ini?” Magi sembari mengangkat busurnya dan menarik tali busur mulai membidik papan sasaran dimana tadi Joongki juga membidik papan sasaran itu. “Jika dilaporkan dan pelakunya terbukti  menguntit maka ia bisa dikenakan sangsi hukuman tiga bulan penjara.” Magi melepas tali busur di tangannya. Anak panah yang dilepaskan Magi melesat cepat di udara lalu membelah anak panah yang sebelumnya dilepaskan Joongki. Sama persis seperti yang ia lakukan pada anak panah yang dilepaskan Bora kala itu di gedung olah raga indoor sekolah.

Joongki dan penonton dibuat ternganga oleh tindakan Magi. Geunsuk mendesah melihat Magi mengulangi perbuatannya lagi. Magi menyincingan senyum dan meninggalkan Joongki yang berdiri tertegun.

“Hyungnim!” Kyuhyun berlari menghampiri Joongki setelah Magi dan teman-temannya pergi dari arena panahan. “Hyungnim baik-baik saja?”

“Aneh! Kenapa Shin Ae seolah benar-benar tak mengenali kita?” gumam Ilwoo heran melihat reaksi Shin Ae ketika melewati dirinya, Kyuhyun dan Geunsuk sebelum pergi dari arena panahan.

“Tubuhnya memang Shin Ae, tapi jiwa yang mengisi tubuh itu bukanlah Shin Ae.” Jawab Geunsuk sembari berjalan menyusul Kyuhyun.

“Mwo?? Ya! Geunsuk! Apa maksudmu?” Ilwoo menyusul Geunsuk.
***

“Seperti yang aku katakan tadi, jangan sampai Nichkhun Hyung tahu perihal apa yang dilakukan Nona di arena panahan tadi. Nichkhun Hyung pasti akan marah besar dibuatnya dan aku khawatir Nichkhun Hyung akan melarang Nona keluar dan membatalkan semua rencana Nona. Jadi aku mohon jadikan ini rahasia kita.” Sungjeong memohon di depan Hyuri dan Suri yang membantunya menyiapkan makan malam di dapur.

“Kami bisa saja tutup mulut, tapi bagaimana kalau tadi atau besok Nichkhun Sunbaenim mendengar tentang tindakan Magi itu dari orang-orang?” tanya Suri. “Itu mungkin saja terjadi kan? Kita tidak tahu apakah usai melakukan ritual menikah di bawah pohon Jujube, Nichkhun Sunbaenim langsung menunggu di mobil atau ke lapangan.”

“Ada Victoria Noona bersamanya, aku rasa mereka tak ke lapangan. Setahuku Victoria Noona tak suka berjalan-jalan di tempat ramai dan terik seperti itu.” Sungjeong terlihat ragu.

“Semoga memang tak ke lapangan.” bisik Hyuri berharap.

“Amin.” Suri mengamini.

“Mari kita makan!” Baro datang ke dapur sembari merangkul Myungsoo membuat Hyuri, Sungjeong dan Suri yang tadinya berkumpul saling mendekat langsung berpencar dan sibuk mencari sesuatu untuk dikerjakan. Baro dan Myungsoo menatap ketiganya heran. “Apa... kami mengejutkan kalian??” tanya Baro penasaran.

“Hari ini kalian bertanding Ssireum?? Siapa pemenangnya?” tanya Suri sembari meletakan panci berisi sup hangat di meja makan.

“Ah! Iya! Kami membuat arena sendiri dan main sendiri.” Baro duduk di bangkunya. “Tadinya aku mau memang, tapi ternyata Myungsoo sangat kuat.”

“Dan kau kalah?” Suri menanggapi Baro yang antusias bercerita.

“Bukan  kalah. Bukan  begitu.”

“Lalu??”

Sungjeong dan Hyuri tersenyum lega karena Suri berhasil mengalihkan kecurigaan Baro.
***

Joongki tersenyum menatap langit malam dari teras penginapan sederhana tempat ia dan ketiga pengawalnya menginap. Kejadian siang tadi ketika Magi tiba-tiba menghampirinya dan secara terus terang menuduhnya kembali muncul dalam ingatan Joongki. Terkejut juga senang, itulah yang dirasakan Joongki siang tadi. Sensasi itu masih bisa rasakan hingga malam tiba.

“Hah... Demi Sang Penguasa Alam. Dia benar-benar telah merasuki pikiran dan hatiku. Dia tak hanya cantik, namun juga jeli dan pemberani. Siapa sebenarnya gadis itu?” Joongki berbicaraa sendiri masih dengan kepala mendongak menatap langit.

Tiba-tiba terdengar suara burung gagak di udara. Jo0ngki terperangah kaget hingga bangkit dari duduknya. Selama ini gagak selalu muncul di langit istana sebelum Ratu Maesil muncul. Joongki menelan ludah dan siaga sembari mengamati langit malam berusaha mencari sumber suara burung gagak berasal. Joongki yang gusar sedikit bernapas lega melihat Ilwoo, Kyuhyun dan Geunsuk datang.

“Apa terjadi sesuatu?” sambut Joongki. “Kalian mendengarnya kan? Apakah Ratu Maesil juga berada di Ambrosia?”

“Yang Mulia juga mendengarnya?” Kyuhyun balik bertanya.

“Nee. Suara burung gagak itu selalu membuatku merinding dan was-was akan kedatangan Ratu Maesil. Apa ada tanda-tanda Ratu Maesil di sini?”

“Sepertinya hanya mengawasi, namun yang sebenarnya tak di sini.” Geunsuk menatap langit malam. Mengawasi langit di atas penginapan. “Jika berani mengacaukan ritual suci di tanah yang merupakan pusat tonggak sejarah Wisteria Land adalah sama artinya dengan bunuh diri. Sepertinya Ratu Maesil masih menghargai prinsip ini.” Geunsuk kembali menatap Joongki.

“Beruntung Ratu Maesil masih menghormati prinsip ini. Mungkin karena Ratu Maesil masih keturunan sah Raja negeri ini, jadi jauh di dasar hatinya masih memegang teguh prinsip-prinsip dasar negeri ini. Tapi sayang awan hitam itu lebih berkuasa pada dirinya.” Ilwoo sembari mengelus-elus dagunya.

“Sebaiknya Yang Mulia istirahat. Besok akan sangat sibuk. Kami akan bergantian berjaga.” Saran Kyuhyun.

“Nee.” Joongki mengangguk paham lalu pamit masuk ke dalam kamarnya.

“Aku akan berjaga lebih dulu. Kalian istirahatlah.” Perintah Kyuhyun pada Ilwoo dan Geunsuk.

“Aku akan mengambil waktu sepertiga malam terakhir.” Geunsuk meminta bagiannya.

“Baiklah. Aku yang kedua.” Ilwoo setuju, kemudian pergi bersama Geunsuk meninggalkan Kyuhyun untuk berjaga.

Kyuhyun melihat langit malam, menghela napas lalu duduk di teras penginapan.
***

Pagi-pagi sudah ribut di ruang tunggu Snapdragon di club Golden Rod. Ada canda tawa terdengar dari dalam ruang tunggu itu. Ruangan dimana Sungjeong mulai merias satu per satu teman Magi untuk persiapan karnaval bunga. Dimulai dari Sungrin, lalu Suri dan terakhir Hyuri. Magi yang sedang menunggu giliran untuk dirias membantu teman-temannya untuk mengenakan kostum masing-masing. Magi tersenyum puas melihat ketiga temannya telah cantik dengan riasan dan balutan kostum untuk mengikuti karnaval bunga.

“Mimpiku... jadi nyata. Peri musim semi, peri musim panas dan peri musim dingin.” Lagi-lagi Magi tersenyum bangga menatap ketiga rekannya.

“Sekarang giliran Nona.” Sela Sungjeong. “Jaesuk Ajushi telah menyiapkan tempat untuk kalian, jadi tolong tinggalkan ruangan ini sekarang.” Pinta Sungjeong pada Sungrin, Hyuri dan Suri.

“Nee, Sunbaenim. Magi, kami menunggumu!” bisik Suri antusias sebelum keluar dari ruang tunggu Snapdragon.

Magi tersenyum dan mengangguk.

Setelah Sungrin, Suri dan Hyuri keluar, terdengar suara pintu terkunci dari dalam ruang tunggu Snapdragon.

“Sunbaenim itu... sepertinya sangat melindungi Magi. Seolah ada rahasia dari Magi yang harus ia tutup rapat-rapat. Apa di tempat tinggal kalian dia juga begitu?” Sungrin penasaran.

“Begitulah dia. Terkadang sikapnya sangat keterlaluan menurutku.” Jawab Suri. “Oh, Sunbaenim.” Suri terkejut lalu membungkuk memberi salam ketika Nichkhun tiba-tiba muncul menghadang langkah mereka. Hyuri dan Sungrin turut membungkuk memberi salam pada Nichkhun.

Nichkhun mengamati tiga teman Magi yang berdiri di hadapannya. Ia menyincingkan senyum kecil di bibirnya. Senyum bangga atas kerja keras Sungjeong. Tatapan Nichkhun terhenti pada Sungrin. “Bisakah kau pergi sendiri ke ruang utama club?” pinta Nichkhun pada Sungrin.

“Nee??” Sungrin menatap tak paham pada Nichkun.

“Hanya ada satu lorong di sini yang akan membawamu ke sana. Yonghwa dan yang lain sudah menunggu di sana.”

“Oh, nee.” Sungrin menatap Suri lalu Hyuri kemudian pergi.

Suri dan Hyuri menatap tak paham pada Nichkhun yang berdiri membelakangi keduanya. Nichkhun menatap Sungrin memastikan gadis itu benar-benar pergi. Setelah Sungrin cukup jauh pergi, Nichkhun kembali menghadap Suri dan Hyuri.

“Kalian ikut aku!” ajak Nichkhun yang langsung berjalan mendahului memimpin Suri dan Hyuri.

Walau penasaran dan bertanya-tanya ada apa sebenarnya, Suri dan Hyuri hanya diam mengikuti Nichkhun.
***

Nichkhun, Suri dan Hyuri tiba di depan gudang penyimpanan bahan makanan dan minuman club Golden Rod. Nichkhun membuka pintu gudang dan meminta Suri dan Hyuri masuk ke dalam gudang.

“Sunbaenim, apa maksud dari semua ini?” Suri akhirnya buka mulut. Ia tak tahan lagi memendam penasaran dan pertanyaan atas sikap Nichkhun.

“Hah! Aku juga tak percaya aku rela melakukan hal ini. Kalian akan tahu setelah kalian masuk ke dalam sana. Setelah selesai, lekaslah bergabung dengan kami di ruang utama.” Nichkhun pergi meninggalkan Suri dan Hyuri yang berdiri mematung di depan pintu gudang.

Beberapa detik setelah Nichkhun pergi, Hyuri dan Suri masih berdiri mematung di depan pintu gudang yang sedikit terbuka. Keduanya terdiam lalu saling menatap.

“Apa kau akan masuk?” tanya Suri.

“Aku ragu.” Hyuri kembali menatap pintu gudang yang sedikit terbuka. “Tapi aku penasaran ada apa di dalam sana.”

Hyuri dan Suri kembali diam. Hyuri masih mengamati pintu gudang yang sedikit terbuka. Ia mengintip ke dalam. Suri diam dan berpikir.

“Aku tahu!” ucap Suri tiba-tiba mengejutkan Hyuri yang bertindak sangat hati-hati mengintip ke dalam gudang.

“Mwoya! Kau mengejutkanku saja.”

“Baro!”

“Baro??”

“Nee. Aku yakin di dalam ada Baro dan Myungsoo Sunbaenim.”

“Myungsoo??”

Suri mengangguk. Lalu keduanya bergegas memasuki gudang. Dugaan Suri benar. Di dalam gudang sudah  duduk menunggu Baro dan Myungsoo. Dua pemuda itu segera bangkit dari duduknya ketika Suri dan Hyuri masuk. Baro dan Myungsoo terkesima melihat penampilan Suri dan Hyuri. Suri yang cantik dan anggun dalam balutan gaun berwarna hijau sedang Hyuri dalam balutan kostum berwarna ungu.

“Bagaimana kalian kemari di hari yang terang ini? Kalian baik-baik saja?” tanya Suri membuyarkan kekhusyukan Baro dan Myungsoo.

“Sungjeong mendesain baju untuk kami agar kami bisa aman keluar di siang hari.” Terang Baro.

“Jubah lengkap dengan penutup kepala itu? Apa Myungsoo Sunbaenim baik-baik saja?” Suri menatap khawatir Myungsoo yang segera mengangguk meyakinkan Suri jika ia baik-baik saja.

“Kacamata hitam itu lumayan membantu Myungsoo.” Jawab Baro.

“Syukurlah.” Suri lega. “Kalian melakukan ini semua demi melihat kami?”

“Demi melihat Nona.” Jawab Myungsoo dengan cepat dan tegas. Hyuri sedikit cemberut mendengarnya.

“Dan tentu saja kalian.” Sambung Baro. “Akhirnya impian Nona tercapai. Terima kasih Song Hyuri dan Han Suri.” Baro menundukan kepala. “Andai sinar matahari itu tak menyiksa kami, kami ingin keluar untuk melihat kalian. Cahaya yang terlalu terang akan membahayakan kami. Tapi sempat melihat kalian mengenakan kostum dan riasan ini, kami sudah senang.”

Suri dan Hyuri menatap iba pada Baro dan Myungsoo.

“Kami akan menunggu. Setelah pesta usai, kita bisa pulang sama-sama kan?” tanya Baro.

“Nee.” Suri tersenyum dan mengangguk.

Baro tersenyum lega sedang Myungsoo diam namun masih memperhatikan Hyuri.
***

Clovis: Yonghwa, Dongwoo, Seunghyun dan Hyoseok duduk bersama Sungrin dan Hyuri. Suri menemani Seungho dan Jonghwan yang baru saja sampai bersama Shin Ae, Sukjin dan L.Joe. Kelimanya duduk melingkari satu meja dan mengobrol. Shin Ae yang tubuhnya masih dirasuki Lizzy kembali bertingkah aktif yang membuat Seungho tak hentinya menghela napas kesal. L.Joe yang duduk bersama Shin Ae dan yang lain terlihat tak fokus pada obrolan karena sibuk memeriksa kameranya. Di meja yang lain terlihat Nichkhun sedang mengobrol bersama Jaesuk.

“Sepertinya semua telah siap.” Suara Sungjeong menyita perhatian. Semua menatap ke arah sumber suara dimana Sungjeong berjalan mendekat dengan Magi di samping kirinya.

Tak hanya L.Joe yang dibuat terpesona oleh penampilan Magi hari ini. Yonghwa yang menjadi pasangan Magi juga member Clovis yang lain pun menunjukan ekspresi penuh kekaguman ketika menatap Magi yang dibalut kostum peri musim gugur.

“Iya. Semua telah siap. Mobil hias pun sudah siap.” Jaesuk bangkit dari duduknya disusul Nichkhun.

“Kalau begitu kami akan berangkat lebih dulu dan menunggu kalian di sana.” Jonghwan pamit.

“Nee. Sampai bertemu di garis finish.” Suri melepas Jonghwan pergi.

L.Joe menatap Magi sejenak lalu tersenyum dan pergi bersama Jonghwan, Shin Ae, Seungho dan Sukjin.

“Jaesuk Ajushi akan mengemudikan mobil untuk Sungrin. Nichkhun Oppa untukku. Baro untuk mobil Suri dan Myungsoo ditemani Sungjeong Oppa untuk Hyuri.” Magi membagi tugas.

“Baro dan Myungsoo Sunbaenim akan mengemudikan mobil??” Suri menatap tak percaya pada Magi. Ia kemudian menatap Yonghwa, Dongwoo, Seunghyun dan Hyoseok yang terlihat santai. “Magi?!”

“Sebelum mengambil keputusan ini, kami telah mengadakan uji coba. Jadi kau tak perlu menunjukan ekspresi berlebihan seperti itu.” Jawab Nichkhun.

“Mianhae.” Suri segera menunduk.

“Ess... sulit juga membagi kebahagiaan untuk kita semua. Semoga semua makhluk benar berbahagia hari ini.” Magi mengungkap harapannya. “Dan jangan menunjukan ekspresi seolah kau satu-satunya orang yang tak paham dengan situasi ini.” Magi merangku Sungrin yang diam namun tampak bingung.

“Ah, mian...” Sungrin tersenyum sungkan.

“Ayo kita berangkat!” Yonghwa mengulurkan tangan pada Magi. Magi melingkarkan tangannya di lengan kiri Yonghwa dan berjalan lebih dulu.

Tim club Golden Rod pun berangkat siap mengikuti karnaval bunga.
***

Jalan utama kota Ambrosia dipadati penonton yang ingin menyaksikan iring-irngan karnaval bunga. Mulai dari jalan di dekat tempat pemberangkatan sampai jalan di dekat garis finish ramai dipadati penonton. Diantara kerumunan tampak Sunggyu, Hami, Joonghoon dan Hyerin turut berdiri menunggu para peserta karnaval bunga melintas. Di seberang jalan tak jauh dari kelompok Hami berada, tampak Joongki dan ketiga pengawalnya berdiri diantara kerumunan massa.

Satu per satu mobil peserta karnaval bunga melintas di rute karnaval pada jalan utama kota Ambrosia. Mobil-mobil berhiaskan bunga-bunga berjalan pelan memanjakan mata para penonton yang berkerumun di sisi kanan dan kiri jalan utama kota Ambrosia. Mobil dari tim Club Golden Rod pun muncul. Paling depan ada mobil peri musim semi dimana di atas mobil itu berdiri Sungrin dan Hyoseok yang memerankan tokoh sepasang peri musim semi. Keduanya dibalut kostum serba putih di atas mobil yang dihiasi bunga-bunga khas musim semi. Mobil kedua bertemakan musim panas. Mobil dimana Suri dan Seunghyun berada di atasnya memerankan tokoh sepasang peri musim panas. Keduanya dibalut kostum berwarna hijau berdiri di atas mobil yang dihiasi bunga-bunga khas musim panas. Mobil ketiga bertemakan musim gugur dimana Magi dan Yonghwa berdiri di atasnya berperan sebagai sepasang peri musim gugur. Keduanya dibalut kostum berwarna coklat khas musim gugur dan berada di atas mobil yang dihiasi bunga-bunga khas musim gugur. Paling belakang  mobil dimana Hyuri dan Dongwoo berada sebagai sepasang peri musim dingin. Mobil yang dihiasi bunga-bunga khas musim dingin dan sepasang tokoh peri musim dingin dengan kostum ungu yang diperankan Hyuri dan Dongwoo. Mereka tersenyum dan melambaikan tangan pada penonton yang berkerumun di sisi kanan dan kiri jalan utama yang menjadi rute karnaval bunga.

Joongki terkesima tak mengedipkan mata menatap Magi ketika mobil Magi melintas di depannya. Kyuhyun pun terpesona ketika mobil yang ditumpangi Sungrin melintas di depannya.

“Itu... Magi dan kawan-kawannya??” tuding Hyerin.

Hami tersenyum kagum. “Mereka keren, bukan?” pujinya.


L.Joe tersenyum puas seraya menurunkan kameranya usai membidik beberapa pose Magi yang sedang beraksi di atas mobil hias.

“Mereka keren! Aku tak mengira Hyuri bisa secantik itu.” Komentar Shin Ae riang.


Selanjutnya mobil para peserta karnaval dikumpulkan di lapangan di dekat Balai Agung Ambrosia yang merupakan finish dari rute karnaval. Di sini para penonton diberi kesempatan untuk kembali melihat keindahan mobil hias dan berfoto bersama para peserta karnaval.

“Aku ingin berfoto denganmu.” Joongki menghampiri Magi yang baru saja selesai meladeni permintaan foto bersama oleh seorang gadis kecil.

“Anda lagi??” Magi menatap Joongki dari atas ke bawah. “Melihat Anda kembali muncul, entah kenapa saya menjadi sangat yakin jika Anda benar sedang menguntit kami.”

“Hagh!” Joongki tersenyum mendengar tuduhan Magi kembali. “Benar sekali. Aku sedang menguntitmu.”

Mata bulat Magi melebar mendengarnya. “Jadi benar Anda menguntit kami?”

“Tidak. Aku hanya menguntitmu, bukan kalian. Alasanku sampai rela jauh-jauh pergi kemari dan meninggalkan pekerjaanku adalah kamu, Nona Butterfly Bronze Snapdragon.”

Magi kembali dibuat terkejut oleh pengakuan Joongki. Bahkan pemuda yang berdiri di depannya itu tahu nama kebesaran Magi saat berada di panggung club Golden Rod bersama Snapdragon.

“Hah... aku jadi tak berminat lagi untuk berfoto. Nona Kupu-kupu, sampai jumpa besok.” Joongki berbisik dekat di telinga Magi ketika mengucap kata ‘sampai jumpa besok’. Joongki tersenyum manis dan pergi meninggalkan Magi yang berdiri mematung dibekap oleh rasa penasaran.
***

Magi mengamati kembali penampilannya di depan cermin. Ia menatap bayangannya di dalam cermin besar di dalam kamarnya. Tiba-tiba adegan ketika ia bertemu Joongki di lapangan kemarin usai karnaval bunga kembali muncul dalam ingatan Magi.

“Orang itu...” gumam Magi. “Awas jika nanti muncul lagi!” Magi melirik, melihat bayangannya di cermin lalu berjalan keluar.

Magi menemui teman-temannya yang telah menunggu di lantai bawah. Hyuri, Suri, Baro, Myungsoo, Sungjeong dan Nichkhun ada di sana.

“Kalian benar tak mau ikut?” Magi kembali bertanya pada Baro dan Myungsoo.

“Kemarin benar-benar menyenangkan. Hari ini lebih baik kami istirahat. Benarkan?” Baro merangkul Myungsoo yang segera mengangguk. “Lihat betapa pucatnya Myungsoo. Dia butuh banyak istirahat.”

“Baiklah. Istirahatlah. Kami berangkat.” Sungjeong pamit dan berjalan memimpin.

“Song Hyuri!” Myungsoo meraih tangan kiri Hyuri, menahan langkah Hyuri. Hyuri menghentikan langkahnya dan menatap Myungsoo. “Jangan ragu-ragu untuk menerbangkan layang-layang ungu itu, em?”

Hyuri tersenyum manis dan mengangguk. Myungsoo membalas senyum dan melepas genggaman tangannya pada lengan Hyuri. Hyuri pun berjalan keluar menyusul yang lain.
***

Tanggal 5 Mei, puncak perayaan Festival Gardenia pun digelar. Rakyat Ambrosia memadati sisi kiri dan kanan jalan utama kota Ambrosia. Hari ini para Mudang (dukun) Ambrosia di bawah pimpinan Mudang tertua akan menggelar upacara di kuil Laurel kuil tertua di Ambrosia. Upacara digelar untuk menyambut berkah dari langit. Usai menggelar upacara di kuil Laurel, para Mudang akan turun ke jalan di sepanjang jalan dari kuil Laurel dan berakhir di lapangan di samping Balai Agung Ambrosia yang letaknya tak begitu jauh, berjalan kaki sambil memainkan alat musik, menari dan bernyanyi melantukan pujian-pujian untuk Dewa dan Dewi pelindung Ambrosia. Di lapangan akan digelar Festival Layang-layang merupakan simbol penyambutan berkah dari langit. Selain itu berbagai pertunjukan pun digelar di lapangan seperti tari topeng tradisional khas Ambrosia yang menceritakan sejarah kota Ambrosia dan Wisteria Land yang konon lahir dari Ambrosia. Malam harinya akan digelar Festival Lampion dan pertunjukan seni musik dan tarian tradisional.
***

“Selamat pagi, Yeobo.” Sapa Magi saat menghampiri L.Joe yang sudah menunggunya.

L.Joe membalikan badan, terbelalak menatap Magi. Ia tak percaya Magi memanggilnya ‘Yeobo’. Tatapan L.Joe berubah kagum ketika ia menatap Magi dari atas ke bawah. Magi mengenakan Hanbok pemberian L.Joe lengkap dengan jepitan rambut kupu-kupu dan pita pemberian L.Joe. Hanbok dengan Jeogori berwarna pink lembut dengan motif bunga dan daun serta pita berwarna ungu kebiruan dan Chima berwarna oranye dengan aksen bunga pada bagian atas itu terlihat sangat cocok dikenakan Magi. L.Joe tersenyum puas. Akhirnya Magi mau mengenakan barang-barang pemberiannya.

Jonghwan tersenyum menyambut Suri yang terlihat anggun dan cantik dalam balutan Hanbok perpaduan warna putih dan hijau. Seungho berdiri di samping Shin Ae yang hari itu mengenakan Hanbok perpaduan warna hijau tua dan merah. Hyuri yang mengenakan Hanbok pink menghampiri Seungho dan Shin Ae.

“Ya! Song Hyuri, kau benar terlihat cantik seperti ini. Benar-benar terlihat seperti seorang gadis. Darimana kau mendapatkan rambut panjang itu?” goda Seungho pada Hyuri.

“Jangan coba merayuku!” jawab Hyuri ketus.

“Mwo?? Merayumu?? Aigoo...”

“Annyeong...” Sungrin menghampiri kerumunan Magi. Sungrin baru sampai dan terlihat cantik walau ia berdandan sederhana dalam balutan Hanbok perpaduan Jeogori oranye dan Chima pink.


Di sisi lain, diantara kerumunan massa tampak Sunggyu dan Joonghoon menemani Hami dan Hyerin. Hami terlihat anggun dalam balutan Hanbok perpaduan Jeogori putih dan Chima biru. Sedang Hyerin terlihat glamor dalam balutan Hanbok perpaduan Jeogori berwarna kuning dan chima berwarna oranye.

Joongki dan ketiga pengawalnya juga membaur diantara rakyat yang berkumpul di tepi jalan utama turut menyaksikan arak-arakan Mudang dan perwakilan rakyat Ambrosia. Di barisan belakang dari para Mudang, perwakilan rakyat Ambrosia turut dalam arak-arakan. Mereka turut menari dengan memanggul sebuah kerucut besar yang dibuat dari hasil sawah dan ladang seperti padi, jagung, sayuran dan buah. Ada pula yang memakai kostum hewan ternak seperti kerbau turut menari pada barisan akhir rombongan Mudang Ambrosia.
***

Arak-arakan berakhir di lapangan. Di sanalah kegiatan perayaan dipusatkan. Magi terpisah dari kelompoknya beberapa saat setelah tiba di lapangan. Ia celingukan diantaraa kerumuman massa mencari keberadaan teman-temannya sambil membawa layang-layang di tangannya.

Magi menghentikan langkahnya ketika bertemu Joongki di tengah kerumunan. Keduanya sama-sama terkejut. Joongki memperhatikan Magi yang membawa layang-layang di tangannya.

“Kau tak punya pasangan untuk memainkan layang-layang itu? Maukah kau memainkan layang-layang itu bersamaku?” Joongki bertanya tanpa basa-basi membuat Magi melongo menatapnya.
***

-------TBC--------

Keep on Fighting
                shytUrtle


konsep karnaval fairy season


Magi visual Hanbok



Hyuri visual hanbok

Suri visual hanbok


Sungrin visual hanbok

Shin Ae visual hanbok

Hami visual hanbok

Hyerin visual hanbok


kamsahamnida ^_^

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews