Wisteria Land: Another Story of Hwaseong Academy
09:11
Wisteria
Land: Another Story of Hwaseong Academy
It's
about rainbow, love, hate, glory, loyalty, betrayal and destiny.......
. Judul: “Wisteria Land: Another Story of
Hwaseong Academy”
. Author: shytUrtle_yUi
. Rate: Serial/Straight/Fantasy-Romance.
. Cast:
-
Song Hyu Ri (송휴리)
-
Rosmary Magi
-
Han Su Ri (한수리)
-
Jung Shin Ae (정신애)
-
Song Ha Mi (송하미)
-
Lee Hye Rin (이혜린)
-
Park Sung Rin (박선린)
-
Song Joongki, L,Joe Teen Top, L Infinite, Jung
Daehyun B.A.P, Jo Jonghwan 100%, Baro B1A4, Jang Geunsuk, Yoo Seungho, Kim
Sunggyu Infinite, Choi Joonghun FT.Island, Cho Kyuhyun Super Junior, and many
other found it by read the FF.
...Ketika kau melihat pelangi, apa yang ada di
benakmu? Tujuh warnanya yang indah atau...? Di sini, Wisteria Land, kami
percaya jika pelangi adalah jelmaan sang Naga. Naga arif dan bijaksana yang
selalu mengawasi dan menjaga tanah Wisteria Land. Naga yang pada suatu waktu
muncul dengan keelokan wujudnya dengan tujuh warna pelangi. Apa kau juga
percaya akan hal ini...?
***
Land #31
Jonghwan dan L.Joe masih menatap
kekasih masing-masing, Suri dan Magi. Keduanya menjadi was-was usai mendengar
penjelasan Nichkhun. Jonghwan juga L.Joe sama-sama khawatir kalau-kalau Suri
dan Magi diincar laki-laki lain karena hari itu begitu banyak pemuda berkumpul
dibalik garis pembatas dengan wajah berseri-seri menatap para gadis yang sedang
mencuci rambut mereka. Jonghwan dan L.Joe sama-sama siaga menatap target
masing-masing. Saat garis pembatas sudah boleh dilewati, mereka akan bergegas menjemput
kekasih masing-masing.
Sungjeong
menyisir rambut panjang dan ikal milik Magi yang mulai kering. Kemudian ia
kembali menggelung rambut Magi dan menghiasinya dengan tusuk konde yang terbuat
dari akar Changpo. Sungjeong menggeleng pelan melihat Hyuri kesulitan merapikan
rambut Suri usai menyisirnya. Sungjeong menyikut dan menggeser Hyuri untuk
minggir lalu mengambil alih untuk merapikan rambut Suri. Hyuri mengerucutkan
bibirnya dan minggir, diam menatap Sungjeong yang mulai menata rambut Suri.
Karena rambut Suri belum sepenuhnya kering, Sungjeong mengambil sebagian rambut
Suri dan menggelungnya lalu menghiasinya dengan tusuk konde dari akar Changpo,
sedang sisanya ia biarkan panjang terurai. Victoria pun telah selesai merapikan
rambut Shin Ae. Hyuri tersenyum menatap kagum ketiga temannya yang terlihat
cantik dan anggun itu.
Joongki
yang sedari datang telah menatap Magi terlihat tak sabar ingin segera mendekati
dan menyapa gadis itu. Konsentrasi Joongki buyar ketika para gadis mulai
membubarkan diri dan para pria berebut mendekati gadis incaran masing-masing.
Joongki yang berusaha mendekati Magi kesulitan karena Magi berada jauh dari
jangkauannya. Di tambah pula desakan Ilwoo, Kyuhyun dan Geunsuk yang berusaha
melindunginya di tengah kerumunan massa itu.
Ketika
para gadis mulai membubarkan diri dan garis batas boleh dilewati, Jonghwan dan
L.Joe kompak menembus garis batas dan buru-buru mencapai tempat dimana Suri dan
Magi berada. Setelah berusaha keras menembus kerumunan, akhirnya Jonghwan dan
L.Joe sampai di tempat dimana Suri dan Magi berada. Dengan nafas terengah-engah
Jonghwan dan L.Joe saling menatap lalu sama-sama menyincingkan senyum penuh
kemenangan membuat Suri dan Magi heran menatap keduanya.
***
“Magi,
kau tak ingin kita ikut melakukan ritual ‘Menikah di bawah pohon Jujube’?
Sepertinya itu seru.” Tanya Suri saat berjalan bersama menuju lapangan di
samping Balai Agung Ambrosia dimana berbagai macam permainan digelar.
“Cukup
Nichkhun Oppa yang melakukannya. Dia kepala keluarga di rumah kita kan.” Jawab
Sungjeong.
“Rumah
kita??” bisik Suri yang segera tersenyum lebar dengan pipi bersemu pink.
“Nuna,
kakak dari Magi ya?” tanya Seungho
sambil menatap penasaran pada Sungjeong. Sedari awal bertemu Sungjeong, Seungho
terus mengamatinya. L.Joe yang berjalan di samping kanan Seungho diam dan
menyimak.
“Aku
kepala pelayan di rumah besar kami.” Jawab Sungjeong masih dengan singkat dan
nada tegas yang lebih diartikan sebagai nada ketus bagi para pendengarnya.
“Kepala
pelayan??” Seungho kembali mengamati Sungjeong yang berjalan dekat di depannya
dari atas ke bawah. L.Joe turut menatap penasaran pada Sungjeong.
“Sudah
jangan banyak tanya!” bisik Hyuri yang berjalan di samping kiri Seungho seraya
menyikut Seungho.
Seungho
meringis kesakitan karena sikutan Hyuri. ‘Apayo!’ protes Seungho tanpa suara
yang dihadiahi pelototan tajam Hyuri. Seungho kesal dan mengalihkan pandangan.
Ia kembali menemukan Shin Ae yang menggandeng Sukjin dan bergelayut manja di
lengan pria itu. “Hah! Takdirku...” keluh Seungho. “Arwah penasaran itu
benar-benar merepotkan dan merusak hariku.”
L.Joe
tersenyum dan menepuk pundak Seungho.
“Karenanya
kau jadi kesulitan mendekati Jung Shin Ae Sunbaenim. Mungkin hari ini takdirmu
memang denganku.” Hyuri merangkul Seungho.
“Mwoya!”
Seungho serta merta menyingkirkan lengan Hyuri yang merangkulnya. “Aku tak
yakin kau ini benar perempuan.”
“Mwo?!!”
Hyuri kembali melotot menatap Seungho. “Aku juga tak yakin kau ini apa benar
laki-laki.”
“Mwo??
Ya! Song Hyuri! Kau cari ribut denganku?!”
“Kau
berani?!” tantang Hyuri.
“Babo!”
Suri memukul kepala Seungho lalu Hyuri.
“Auw!
Ya! Han Suri!” protes Hyuri sembari mengelus kepalanya.
“Kau!”
Seungho menatap kesal Suri sambil mengusuk kepalanya.
“Kalian
seperti anak kecil saja! L.Joe Sunbaenim, temanku ini Yoo Seungho sangat
menyukai teman Sunbaenim, Jung Shin Ae Sunbaenim. Apakah L.Joe Sunbaeni,m
bersedia membantunya?” Suri menghentikan langkah diikuti Jonghwan, Hyuri,
Seungho dan L.Joe. “Dia pemuda yang baik dan sangat tergila-gila pada Jung Shin
Ae Sunbaenim. Apa hati L.Joe Sunbaenim tak tergerak untuk ingin membantunya?
Aku mohon bantu dia...” Suri menyatukan kedua tangannya dan memelas pada L.Joe.
“Han
Suri!” bisik Seungho protes.
L.Joe
tersenyum. “Tak bisakah mengalah sebentar saja pada Lizzy? Shin Ae sebenarnya
gadis yang berhati lembut walau sikapnya selalu dingin. Jika kau suka, jangan
lelah mengejarnya. Bersemangatlah.”
“Heum!
Dengarkan itu!” Suri sembari mendorong pelan Seungho. “Sepertinya dua hari ini
jodohmu memang bersama Song Hyuri.”
“Bersamaku?!”
Hyuri menuding hidungnya sendiri. “Tidak-tidak... aku sangat sibuk!” Hyuri
berjalan menyusul Magi dan Sungjeong.
L.Joe
tersenyum dan menyusul Hyuri. Jonghwan tersenyum, merangkul Suri dan berjalan
bersama menyusul Hyuri dan L.Joe. Seungho menggaruk frustasi kepala bagian
belakangnya dan menyusul teman-temannya.
***
Rombongan
Magi sampai di lapangan. Mereka berhenti di dekat area permainan ayunan.
Permainan yang diperuntukan bagi para gadis. Jika dahulu permainan ini
menggunakan pohon-pohon tinggi untuk mengikat ayunan, kini ayunan dibuat dengan
peralatan modern. Papan ayunan tergantung diantara dua penyangga berbentuk
segitiga yang terbuat dari besi dengan tinggi bervariasi. Yang bernyali besar
pasti memilih ayunan yang paling tinggi.
Magi
dan Shin Ae berdiri berdampingan menatap permainan ayunan. Senyum terkembang di
wajah keduanya menyertai tatapan kagum mereka. Beberapa saat kemudian keduanya
menoleh dan saling menatap lalu saling tersenyum satu sama lain.
L.Joe
sibuk dengan kameranya, sedang yang lain menunggu di pinggir area permainan
ayunan. Magi, Shin Ae dan Suri begitu antusias bermain ayunan. Hyuri
satu-satunya gadis yang tersisa dalam rombongan itu dan menunggu bersama para
pria. ‘Ayunan itu membuatku pusing!’ Begitu tolak Hyuri ketika Suri memaksanya
untuk bermain. Hyuri mendengus pelan memperhatikan J0nghwan dan Seungho yang
tersenyum melihat Suri dan Shin Ae bermain ayunan.
Joongki
yang diam-diam mengikuti rombongan Magi turut berhenti tak jauh dari area
permainan ayunan. Joongki memperhatikan Magi yang sedang asik bermain ayunan.
Melihat senyum lebar Magi, entah sadar atau tidak Joongki ikut tersenyum. Hanya
dengan memperhatikan Magi seperti itu wajah Joongki dibuat berseri hingga
bersemu pink.
Puas
bermain ayunan, rombongan Magi kembali melanjutkan perjalanan. Mereka mampir di
area jungkitan. Kali ini Hyuri turut bermain. Magi berpasangan dengan Shin Ae
dan Hyuri berpasangan dengan Suri bermain jungkitan. Joongki yang setia
membuntuti turut berhenti dan tak hentinya menatap Magi.
Berikutnya
rombongan Magi berhenti di area panahan. Di area ini baik laki-laki atau
perempuan boleh mencoba permainan panahan. Magi berbinar ingin segera mencoba
permainan panahan, namun Sungjeong menahannya. L.Joe, Jonghwan dan Seungho yang
di sekolah juga mendapat pelajaran memanah tergelitik untuk mencoba. Magi
cemberut karena Sungjeong melarangnya turut bermain panahan. Dengan malas ia
menatap L.Joe yang maju untuk berkompetisi bersama Jonghwan dan Seungho.
Menyisakan satu tempat di samping L.Joe. Pria penjaga arena panahan ini
menawarkan pada penonton adakah yang berminat mengisi satu tempat kosong itu.
“Aku...
aku ingin...” bisik Magi yang segera mendapat gertakan Sungjeong. Magi menunduk
dan mengerucutkan bibir tipisnya. Ia kesal pada Sungjeong.
“Baiklah.
Tak ada yang berminat? Kalau begitu...” pria penjaga arena panahan hendak
menutup kesempatan.
“Aku!”
suara itu menahannya untuk melanjutkan ucapannya. Tatapan pria penjaga arena
panahan dan juga beberapa penonton termasuk Magi dan teman-temannya tertuju
pada pria yang sedang mengangkat tangan kanannya. Joongki yang segera menjadi
pusat perhatian itu berdehem dan menurunkan tangannya. “Aku yang akan mengisi
tempat kosong itu.” Tegas Joongki.
“Yang
Mulia...” bisik Kyuhyun khawatir dan menahan langkah Joongki.
“Jangan
khawatir.” Ilwoo mencegah Kyuhyun yang menahan langkah Joongki. “Hyungnim
sangat terlatih dalam hal ini.” Ilwoo tersenyum dan mempersilahkan Joongki
maju.
Joongki
tersenyum pada Magi yang menatapnya lalu berjalan maju dan melewati Magi
memasuki arena panahan.
Hyuri
mengerutkan kening melihat Joongki. Ia merasa tak asing dengan pemuda itu.
“Sepertinya aku pernah bertemu dengannya, tapi dimana...?” gumam Hyuri sendiri.
Joongki
sampai di arena panahan dan mendapatkan busur serta anak panahnya. Ia mengisi
tempat kosong yang berada tepat di samping kanan L.Joe. Jonghwan, Seungho dan
L.Joe kompak menoleh ke arah kanan dan menatap Joongki. Joongki tersenyum manis
dan menundukan kepala sebagai tanda sapaan pada tiga pemuda yang kompak menatapnya.
Melihat Joongki tersenyum manis dan menunduk sopan, Jonghwan, Seungho dan L.Joe
pun membalas senyum dan menundukan kepala.
“Mereka
terlihat seperti empat bangsawan yang sedang berkompetisi memanah.” Komentar
Suri melihat empat pemuda yang bersiap adu kebolehan memanah itu.
“Seungho,
Jonghwan dan L.Joe memang bangsawan, lalu pria itu siapa?” Shin Ae yang
tubuhnya sedang dirasuki Lizzy merespon komentar Suri. “Dia begitu bersinar
melebihi bangsawan.”
Penjaga
arena menjelaskan aturan main di arena panahan itu. Masing-masing peserta
diberi tiga anak panah bersama busur mereka. Pemanah pertama adalah yang berada
di ujung paling kiri yang kali ini di isi oleh Jonghwan dan berurutan sampai
giliran terakhir adalah Joongki. Empat pemuda itu telah melepas dua anak panah
masing-masing namun tak ada yang berhasil membidik titik pusat pada papan
sasaran yaitu titik yang paling kecil dan berada di tengah papan sasaran.
Penjaga arena meminta empat pemuda yang sedang berkompetisi itu memanfaatkan
satu anak panah mereka yang tersisa. Jonghwan kembali memulai, namun ia tak
berhasil membidik titik pusat pada papan sasaran, begitu juga Seungho dan
L.Joe. Tiba pada giliran Joongki kembali. Joongki menghela napas. Ia menoleh
sejenak sebelum kembali mengangkat busurnya. Joongki kembali menatap Magi yang
berdiri diantara para penonton dan turut menatapnya. Joongki tersenyum dan
kembali menghadap papan sasaran yang berada lumayan jauh di hadapannya. Joongki
mengangkat busurnya dan menarik tali busur mulai membidik titik paling tengah
pada papan sasaran. Jonghwan, Seungho dan L.Joe menoleh dan menatapnya.
“Akan
aku tunjukan padamu. Inilah diriku yang sebenarnya.” Bisik Joongki dalam hati
lalu melepas tali busur yang dipegangnya. Anak panah Joongki melesat di udara
dan menancap tepat pada titik pusat pada papan sasaran.
Penonton
bersorak atas keberhasilan Joongki. Penjaga arena memeberi Joongki selamat
karena dialah peserta pertama yang berhasil membidik titik pusat pada papan
sasaran. Joongki adalah orang pertama yang meraih nilai tertinggi.
Melihat
kemenangan Joongki atas Jonghwan, Seungho dan L.Joe membuat hati Magi dongkol.
Ia benar-benar tak terima atas kekalahan kedua sahabat dan kekasihnya itu.
Tanpa berbicara Magi langsung maju, mengambil sebuah busur dan satu anak panah.
“Nona!”
teriakan Sungjeong diabaikan Magi. “Demi Sang Penguasa Alam! Apa yang akan
dilakukannya di sana?? Hah! Kenapa ia tak bisa menahan dirinya seperti itu??”
“Jangan
khawatir Sunbaenim.” Suri merangkul Sungjeong. “Kita tahu bagaimana dia kan?”
“Dia
akan menembus titik pusat itu. Aku yakin. Seperti kala itu di lapangan indoor
sekolah. Aku melihatnya!” Shin Ae antusias.
“Sepertinya
Magi tak terima pada kekalahan ini.” Hyuri menggeleng pelan.
Magi
berhenti jarak satu lengan di samping kiri Joongki. L.Joe menatapnya, namun
tetap bertahan di tempat ia berdiri. Jonghwan yang penasaran mendekati Seungho
lalu keduanya mendekati L.Joe. Magi tersenyum pada Seungho, Jonghwan dan L.Joe
lalu menoleh dan menatap Joongki. Magi menunduk memberi salam pada Joongki.
Joongki yang sempat dibuat syok karena Magi tiba-tiba berjalan mendekat padanya
itu tersenyum kaku dan menundukan kepala membalas salam Magi.
“Pasti
menyenangkan menjadi pemecah rekor panahan ini. Jika Anda tak keberatan,
izinkan saya untuk mencoba.” Magi mengutarakan maksud kenapa ia maju ke tengah
arena.
Joongki
tersenyum. Ia kagum pada keberanian Magi. “Sepertinya kau tak terima akan
kekalahan ketiga rekanmu itu.”
“Teman-temanku??
Anda tahu?? Hagh! Jadi benar dugaanku. Sedari tadi Anda membuntuti rombongan
kami kan?” tuduh Magi langsung.
Joongki
terbelalak sejenak menatap Magi dan syok atas tuduhan langsung Magi. Joongki
segera mengembangkan senyum di wajahnya. “Di area ini semua tampak saling
membuntuti karena berjalan di belakang satu sama lain. Bagaimana kau bisa
menuduhku membuntutimu dan teman-temanmu seperti itu?”
“Itu
benar. Mungkin akuyang salah. Tapi aku benar-benar ingin mencobanya.
Menggugurkan gelar Anda sebagai orang pertama yang meraih poin tertinggi dari
kompetisi panahan hari ini. Jadi Anda memberiku izin atau tidak?” Magi mulai
mempersiapkan busur dan anak panahnya. “Bukankah menguntit itu perbuatan ilegal
menurut hukum di negeri ini?” Magi sembari mengangkat busurnya dan menarik tali
busur mulai membidik papan sasaran dimana tadi Joongki juga membidik papan
sasaran itu. “Jika dilaporkan dan pelakunya terbukti menguntit maka ia bisa dikenakan sangsi
hukuman tiga bulan penjara.” Magi melepas tali busur di tangannya. Anak panah
yang dilepaskan Magi melesat cepat di udara lalu membelah anak panah yang
sebelumnya dilepaskan Joongki. Sama persis seperti yang ia lakukan pada anak
panah yang dilepaskan Bora kala itu di gedung olah raga indoor sekolah.
Joongki
dan penonton dibuat ternganga oleh tindakan Magi. Geunsuk mendesah melihat Magi
mengulangi perbuatannya lagi. Magi menyincingan senyum dan meninggalkan Joongki
yang berdiri tertegun.
“Hyungnim!”
Kyuhyun berlari menghampiri Joongki setelah Magi dan teman-temannya pergi dari
arena panahan. “Hyungnim baik-baik saja?”
“Aneh!
Kenapa Shin Ae seolah benar-benar tak mengenali kita?” gumam Ilwoo heran
melihat reaksi Shin Ae ketika melewati dirinya, Kyuhyun dan Geunsuk sebelum
pergi dari arena panahan.
“Tubuhnya
memang Shin Ae, tapi jiwa yang mengisi tubuh itu bukanlah Shin Ae.” Jawab
Geunsuk sembari berjalan menyusul Kyuhyun.
“Mwo??
Ya! Geunsuk! Apa maksudmu?” Ilwoo menyusul Geunsuk.
***
“Seperti
yang aku katakan tadi, jangan sampai Nichkhun Hyung tahu perihal apa yang
dilakukan Nona di arena panahan tadi. Nichkhun Hyung pasti akan marah besar
dibuatnya dan aku khawatir Nichkhun Hyung akan melarang Nona keluar dan
membatalkan semua rencana Nona. Jadi aku mohon jadikan ini rahasia kita.”
Sungjeong memohon di depan Hyuri dan Suri yang membantunya menyiapkan makan
malam di dapur.
“Kami
bisa saja tutup mulut, tapi bagaimana kalau tadi atau besok Nichkhun Sunbaenim
mendengar tentang tindakan Magi itu dari orang-orang?” tanya Suri. “Itu mungkin
saja terjadi kan? Kita tidak tahu apakah usai melakukan ritual menikah di bawah
pohon Jujube, Nichkhun Sunbaenim langsung menunggu di mobil atau ke lapangan.”
“Ada
Victoria Noona bersamanya, aku rasa mereka tak ke lapangan. Setahuku Victoria
Noona tak suka berjalan-jalan di tempat ramai dan terik seperti itu.” Sungjeong
terlihat ragu.
“Semoga
memang tak ke lapangan.” bisik Hyuri berharap.
“Amin.”
Suri mengamini.
“Mari
kita makan!” Baro datang ke dapur sembari merangkul Myungsoo membuat Hyuri,
Sungjeong dan Suri yang tadinya berkumpul saling mendekat langsung berpencar
dan sibuk mencari sesuatu untuk dikerjakan. Baro dan Myungsoo menatap ketiganya
heran. “Apa... kami mengejutkan kalian??” tanya Baro penasaran.
“Hari
ini kalian bertanding Ssireum?? Siapa pemenangnya?” tanya Suri sembari
meletakan panci berisi sup hangat di meja makan.
“Ah!
Iya! Kami membuat arena sendiri dan main sendiri.” Baro duduk di bangkunya.
“Tadinya aku mau memang, tapi ternyata Myungsoo sangat kuat.”
“Dan
kau kalah?” Suri menanggapi Baro yang antusias bercerita.
“Bukan kalah. Bukan
begitu.”
“Lalu??”
Sungjeong
dan Hyuri tersenyum lega karena Suri berhasil mengalihkan kecurigaan Baro.
***
Joongki
tersenyum menatap langit malam dari teras penginapan sederhana tempat ia dan
ketiga pengawalnya menginap. Kejadian siang tadi ketika Magi tiba-tiba
menghampirinya dan secara terus terang menuduhnya kembali muncul dalam ingatan
Joongki. Terkejut juga senang, itulah yang dirasakan Joongki siang tadi.
Sensasi itu masih bisa rasakan hingga malam tiba.
“Hah...
Demi Sang Penguasa Alam. Dia benar-benar telah merasuki pikiran dan hatiku. Dia
tak hanya cantik, namun juga jeli dan pemberani. Siapa sebenarnya gadis itu?”
Joongki berbicaraa sendiri masih dengan kepala mendongak menatap langit.
Tiba-tiba
terdengar suara burung gagak di udara. Jo0ngki terperangah kaget hingga bangkit
dari duduknya. Selama ini gagak selalu muncul di langit istana sebelum Ratu
Maesil muncul. Joongki menelan ludah dan siaga sembari mengamati langit malam
berusaha mencari sumber suara burung gagak berasal. Joongki yang gusar sedikit
bernapas lega melihat Ilwoo, Kyuhyun dan Geunsuk datang.
“Apa
terjadi sesuatu?” sambut Joongki. “Kalian mendengarnya kan? Apakah Ratu Maesil
juga berada di Ambrosia?”
“Yang
Mulia juga mendengarnya?” Kyuhyun balik bertanya.
“Nee.
Suara burung gagak itu selalu membuatku merinding dan was-was akan kedatangan
Ratu Maesil. Apa ada tanda-tanda Ratu Maesil di sini?”
“Sepertinya
hanya mengawasi, namun yang sebenarnya tak di sini.” Geunsuk menatap langit
malam. Mengawasi langit di atas penginapan. “Jika berani mengacaukan ritual
suci di tanah yang merupakan pusat tonggak sejarah Wisteria Land adalah sama
artinya dengan bunuh diri. Sepertinya Ratu Maesil masih menghargai prinsip
ini.” Geunsuk kembali menatap Joongki.
“Beruntung
Ratu Maesil masih menghormati prinsip ini. Mungkin karena Ratu Maesil masih
keturunan sah Raja negeri ini, jadi jauh di dasar hatinya masih memegang teguh
prinsip-prinsip dasar negeri ini. Tapi sayang awan hitam itu lebih berkuasa
pada dirinya.” Ilwoo sembari mengelus-elus dagunya.
“Sebaiknya
Yang Mulia istirahat. Besok akan sangat sibuk. Kami akan bergantian berjaga.”
Saran Kyuhyun.
“Nee.”
Joongki mengangguk paham lalu pamit masuk ke dalam kamarnya.
“Aku
akan berjaga lebih dulu. Kalian istirahatlah.” Perintah Kyuhyun pada Ilwoo dan
Geunsuk.
“Aku
akan mengambil waktu sepertiga malam terakhir.” Geunsuk meminta bagiannya.
“Baiklah.
Aku yang kedua.” Ilwoo setuju, kemudian pergi bersama Geunsuk meninggalkan
Kyuhyun untuk berjaga.
Kyuhyun
melihat langit malam, menghela napas lalu duduk di teras penginapan.
***
Pagi-pagi
sudah ribut di ruang tunggu Snapdragon di club Golden Rod. Ada canda tawa
terdengar dari dalam ruang tunggu itu. Ruangan dimana Sungjeong mulai merias
satu per satu teman Magi untuk persiapan karnaval bunga. Dimulai dari Sungrin,
lalu Suri dan terakhir Hyuri. Magi yang sedang menunggu giliran untuk dirias
membantu teman-temannya untuk mengenakan kostum masing-masing. Magi tersenyum
puas melihat ketiga temannya telah cantik dengan riasan dan balutan kostum
untuk mengikuti karnaval bunga.
“Mimpiku...
jadi nyata. Peri musim semi, peri musim panas dan peri musim dingin.” Lagi-lagi
Magi tersenyum bangga menatap ketiga rekannya.
“Sekarang
giliran Nona.” Sela Sungjeong. “Jaesuk Ajushi telah menyiapkan tempat untuk
kalian, jadi tolong tinggalkan ruangan ini sekarang.” Pinta Sungjeong pada
Sungrin, Hyuri dan Suri.
“Nee,
Sunbaenim. Magi, kami menunggumu!” bisik Suri antusias sebelum keluar dari
ruang tunggu Snapdragon.
Magi
tersenyum dan mengangguk.
Setelah
Sungrin, Suri dan Hyuri keluar, terdengar suara pintu terkunci dari dalam ruang
tunggu Snapdragon.
“Sunbaenim
itu... sepertinya sangat melindungi Magi. Seolah ada rahasia dari Magi yang
harus ia tutup rapat-rapat. Apa di tempat tinggal kalian dia juga begitu?”
Sungrin penasaran.
“Begitulah
dia. Terkadang sikapnya sangat keterlaluan menurutku.” Jawab Suri. “Oh,
Sunbaenim.” Suri terkejut lalu membungkuk memberi salam ketika Nichkhun
tiba-tiba muncul menghadang langkah mereka. Hyuri dan Sungrin turut membungkuk
memberi salam pada Nichkhun.
Nichkhun
mengamati tiga teman Magi yang berdiri di hadapannya. Ia menyincingkan senyum
kecil di bibirnya. Senyum bangga atas kerja keras Sungjeong. Tatapan Nichkhun
terhenti pada Sungrin. “Bisakah kau pergi sendiri ke ruang utama club?” pinta
Nichkhun pada Sungrin.
“Nee??”
Sungrin menatap tak paham pada Nichkun.
“Hanya
ada satu lorong di sini yang akan membawamu ke sana. Yonghwa dan yang lain
sudah menunggu di sana.”
“Oh,
nee.” Sungrin menatap Suri lalu Hyuri kemudian pergi.
Suri
dan Hyuri menatap tak paham pada Nichkhun yang berdiri membelakangi keduanya.
Nichkhun menatap Sungrin memastikan gadis itu benar-benar pergi. Setelah
Sungrin cukup jauh pergi, Nichkhun kembali menghadap Suri dan Hyuri.
“Kalian
ikut aku!” ajak Nichkhun yang langsung berjalan mendahului memimpin Suri dan
Hyuri.
Walau
penasaran dan bertanya-tanya ada apa sebenarnya, Suri dan Hyuri hanya diam
mengikuti Nichkhun.
***
Nichkhun,
Suri dan Hyuri tiba di depan gudang penyimpanan bahan makanan dan minuman club
Golden Rod. Nichkhun membuka pintu gudang dan meminta Suri dan Hyuri masuk ke
dalam gudang.
“Sunbaenim,
apa maksud dari semua ini?” Suri akhirnya buka mulut. Ia tak tahan lagi
memendam penasaran dan pertanyaan atas sikap Nichkhun.
“Hah!
Aku juga tak percaya aku rela melakukan hal ini. Kalian akan tahu setelah kalian
masuk ke dalam sana. Setelah selesai, lekaslah bergabung dengan kami di ruang
utama.” Nichkhun pergi meninggalkan Suri dan Hyuri yang berdiri mematung di
depan pintu gudang.
Beberapa
detik setelah Nichkhun pergi, Hyuri dan Suri masih berdiri mematung di depan
pintu gudang yang sedikit terbuka. Keduanya terdiam lalu saling menatap.
“Apa
kau akan masuk?” tanya Suri.
“Aku
ragu.” Hyuri kembali menatap pintu gudang yang sedikit terbuka. “Tapi aku
penasaran ada apa di dalam sana.”
Hyuri
dan Suri kembali diam. Hyuri masih mengamati pintu gudang yang sedikit terbuka.
Ia mengintip ke dalam. Suri diam dan berpikir.
“Aku
tahu!” ucap Suri tiba-tiba mengejutkan Hyuri yang bertindak sangat hati-hati
mengintip ke dalam gudang.
“Mwoya!
Kau mengejutkanku saja.”
“Baro!”
“Baro??”
“Nee.
Aku yakin di dalam ada Baro dan Myungsoo Sunbaenim.”
“Myungsoo??”
Suri
mengangguk. Lalu keduanya bergegas memasuki gudang. Dugaan Suri benar. Di dalam
gudang sudah duduk menunggu Baro dan
Myungsoo. Dua pemuda itu segera bangkit dari duduknya ketika Suri dan Hyuri
masuk. Baro dan Myungsoo terkesima melihat penampilan Suri dan Hyuri. Suri yang
cantik dan anggun dalam balutan gaun berwarna hijau sedang Hyuri dalam balutan
kostum berwarna ungu.
“Bagaimana
kalian kemari di hari yang terang ini? Kalian baik-baik saja?” tanya Suri
membuyarkan kekhusyukan Baro dan Myungsoo.
“Sungjeong
mendesain baju untuk kami agar kami bisa aman keluar di siang hari.” Terang
Baro.
“Jubah
lengkap dengan penutup kepala itu? Apa Myungsoo Sunbaenim baik-baik saja?” Suri
menatap khawatir Myungsoo yang segera mengangguk meyakinkan Suri jika ia
baik-baik saja.
“Kacamata
hitam itu lumayan membantu Myungsoo.” Jawab Baro.
“Syukurlah.”
Suri lega. “Kalian melakukan ini semua demi melihat kami?”
“Demi
melihat Nona.” Jawab Myungsoo dengan cepat dan tegas. Hyuri sedikit cemberut
mendengarnya.
“Dan
tentu saja kalian.” Sambung Baro. “Akhirnya impian Nona tercapai. Terima kasih
Song Hyuri dan Han Suri.” Baro menundukan kepala. “Andai sinar matahari itu tak
menyiksa kami, kami ingin keluar untuk melihat kalian. Cahaya yang terlalu
terang akan membahayakan kami. Tapi sempat melihat kalian mengenakan kostum dan
riasan ini, kami sudah senang.”
Suri
dan Hyuri menatap iba pada Baro dan Myungsoo.
“Kami
akan menunggu. Setelah pesta usai, kita bisa pulang sama-sama kan?” tanya Baro.
“Nee.”
Suri tersenyum dan mengangguk.
Baro
tersenyum lega sedang Myungsoo diam namun masih memperhatikan Hyuri.
***
Clovis:
Yonghwa, Dongwoo, Seunghyun dan Hyoseok duduk bersama Sungrin dan Hyuri. Suri
menemani Seungho dan Jonghwan yang baru saja sampai bersama Shin Ae, Sukjin dan
L.Joe. Kelimanya duduk melingkari satu meja dan mengobrol. Shin Ae yang
tubuhnya masih dirasuki Lizzy kembali bertingkah aktif yang membuat Seungho tak
hentinya menghela napas kesal. L.Joe yang duduk bersama Shin Ae dan yang lain
terlihat tak fokus pada obrolan karena sibuk memeriksa kameranya. Di meja yang
lain terlihat Nichkhun sedang mengobrol bersama Jaesuk.
“Sepertinya
semua telah siap.” Suara Sungjeong menyita perhatian. Semua menatap ke arah
sumber suara dimana Sungjeong berjalan mendekat dengan Magi di samping kirinya.
Tak
hanya L.Joe yang dibuat terpesona oleh penampilan Magi hari ini. Yonghwa yang
menjadi pasangan Magi juga member Clovis yang lain pun menunjukan ekspresi
penuh kekaguman ketika menatap Magi yang dibalut kostum peri musim gugur.
“Iya.
Semua telah siap. Mobil hias pun sudah siap.” Jaesuk bangkit dari duduknya
disusul Nichkhun.
“Kalau
begitu kami akan berangkat lebih dulu dan menunggu kalian di sana.” Jonghwan
pamit.
“Nee.
Sampai bertemu di garis finish.” Suri melepas Jonghwan pergi.
L.Joe
menatap Magi sejenak lalu tersenyum dan pergi bersama Jonghwan, Shin Ae,
Seungho dan Sukjin.
“Jaesuk
Ajushi akan mengemudikan mobil untuk Sungrin. Nichkhun Oppa untukku. Baro untuk
mobil Suri dan Myungsoo ditemani Sungjeong Oppa untuk Hyuri.” Magi membagi
tugas.
“Baro
dan Myungsoo Sunbaenim akan mengemudikan mobil??” Suri menatap tak percaya pada
Magi. Ia kemudian menatap Yonghwa, Dongwoo, Seunghyun dan Hyoseok yang terlihat
santai. “Magi?!”
“Sebelum
mengambil keputusan ini, kami telah mengadakan uji coba. Jadi kau tak perlu
menunjukan ekspresi berlebihan seperti itu.” Jawab Nichkhun.
“Mianhae.”
Suri segera menunduk.
“Ess...
sulit juga membagi kebahagiaan untuk kita semua. Semoga semua makhluk benar
berbahagia hari ini.” Magi mengungkap harapannya. “Dan jangan menunjukan
ekspresi seolah kau satu-satunya orang yang tak paham dengan situasi ini.” Magi
merangku Sungrin yang diam namun tampak bingung.
“Ah,
mian...” Sungrin tersenyum sungkan.
“Ayo
kita berangkat!” Yonghwa mengulurkan tangan pada Magi. Magi melingkarkan
tangannya di lengan kiri Yonghwa dan berjalan lebih dulu.
Tim
club Golden Rod pun berangkat siap mengikuti karnaval bunga.
***
Jalan
utama kota Ambrosia dipadati penonton yang ingin menyaksikan iring-irngan
karnaval bunga. Mulai dari jalan di dekat tempat pemberangkatan sampai jalan di
dekat garis finish ramai dipadati penonton. Diantara kerumunan tampak Sunggyu,
Hami, Joonghoon dan Hyerin turut berdiri menunggu para peserta karnaval bunga
melintas. Di seberang jalan tak jauh dari kelompok Hami berada, tampak Joongki
dan ketiga pengawalnya berdiri diantara kerumunan massa.
Satu
per satu mobil peserta karnaval bunga melintas di rute karnaval pada jalan
utama kota Ambrosia. Mobil-mobil berhiaskan bunga-bunga berjalan pelan
memanjakan mata para penonton yang berkerumun di sisi kanan dan kiri jalan
utama kota Ambrosia. Mobil dari tim Club Golden Rod pun muncul. Paling depan
ada mobil peri musim semi dimana di atas mobil itu berdiri Sungrin dan Hyoseok
yang memerankan tokoh sepasang peri musim semi. Keduanya dibalut kostum serba
putih di atas mobil yang dihiasi bunga-bunga khas musim semi. Mobil kedua
bertemakan musim panas. Mobil dimana Suri dan Seunghyun berada di atasnya
memerankan tokoh sepasang peri musim panas. Keduanya dibalut kostum berwarna
hijau berdiri di atas mobil yang dihiasi bunga-bunga khas musim panas. Mobil
ketiga bertemakan musim gugur dimana Magi dan Yonghwa berdiri di atasnya berperan
sebagai sepasang peri musim gugur. Keduanya dibalut kostum berwarna coklat khas
musim gugur dan berada di atas mobil yang dihiasi bunga-bunga khas musim gugur.
Paling belakang mobil dimana Hyuri dan
Dongwoo berada sebagai sepasang peri musim dingin. Mobil yang dihiasi
bunga-bunga khas musim dingin dan sepasang tokoh peri musim dingin dengan
kostum ungu yang diperankan Hyuri dan Dongwoo. Mereka tersenyum dan melambaikan
tangan pada penonton yang berkerumun di sisi kanan dan kiri jalan utama yang
menjadi rute karnaval bunga.
Joongki
terkesima tak mengedipkan mata menatap Magi ketika mobil Magi melintas di
depannya. Kyuhyun pun terpesona ketika mobil yang ditumpangi Sungrin melintas
di depannya.
“Itu...
Magi dan kawan-kawannya??” tuding Hyerin.
Hami
tersenyum kagum. “Mereka keren, bukan?” pujinya.
L.Joe
tersenyum puas seraya menurunkan kameranya usai membidik beberapa pose Magi
yang sedang beraksi di atas mobil hias.
“Mereka
keren! Aku tak mengira Hyuri bisa secantik itu.” Komentar Shin Ae riang.
Selanjutnya
mobil para peserta karnaval dikumpulkan di lapangan di dekat Balai Agung
Ambrosia yang merupakan finish dari rute karnaval. Di sini para penonton diberi
kesempatan untuk kembali melihat keindahan mobil hias dan berfoto bersama para
peserta karnaval.
“Aku
ingin berfoto denganmu.” Joongki menghampiri Magi yang baru saja selesai
meladeni permintaan foto bersama oleh seorang gadis kecil.
“Anda
lagi??” Magi menatap Joongki dari atas ke bawah. “Melihat Anda kembali muncul,
entah kenapa saya menjadi sangat yakin jika Anda benar sedang menguntit kami.”
“Hagh!”
Joongki tersenyum mendengar tuduhan Magi kembali. “Benar sekali. Aku sedang
menguntitmu.”
Mata
bulat Magi melebar mendengarnya. “Jadi benar Anda menguntit kami?”
“Tidak.
Aku hanya menguntitmu, bukan kalian. Alasanku sampai rela jauh-jauh pergi
kemari dan meninggalkan pekerjaanku adalah kamu, Nona Butterfly Bronze
Snapdragon.”
Magi
kembali dibuat terkejut oleh pengakuan Joongki. Bahkan pemuda yang berdiri di
depannya itu tahu nama kebesaran Magi saat berada di panggung club Golden Rod
bersama Snapdragon.
“Hah...
aku jadi tak berminat lagi untuk berfoto. Nona Kupu-kupu, sampai jumpa besok.”
Joongki berbisik dekat di telinga Magi ketika mengucap kata ‘sampai jumpa
besok’. Joongki tersenyum manis dan pergi meninggalkan Magi yang berdiri
mematung dibekap oleh rasa penasaran.
***
Magi
mengamati kembali penampilannya di depan cermin. Ia menatap bayangannya di
dalam cermin besar di dalam kamarnya. Tiba-tiba adegan ketika ia bertemu
Joongki di lapangan kemarin usai karnaval bunga kembali muncul dalam ingatan
Magi.
“Orang
itu...” gumam Magi. “Awas jika nanti muncul lagi!” Magi melirik, melihat
bayangannya di cermin lalu berjalan keluar.
Magi
menemui teman-temannya yang telah menunggu di lantai bawah. Hyuri, Suri, Baro,
Myungsoo, Sungjeong dan Nichkhun ada di sana.
“Kalian
benar tak mau ikut?” Magi kembali bertanya pada Baro dan Myungsoo.
“Kemarin
benar-benar menyenangkan. Hari ini lebih baik kami istirahat. Benarkan?” Baro
merangkul Myungsoo yang segera mengangguk. “Lihat betapa pucatnya Myungsoo. Dia
butuh banyak istirahat.”
“Baiklah.
Istirahatlah. Kami berangkat.” Sungjeong pamit dan berjalan memimpin.
“Song
Hyuri!” Myungsoo meraih tangan kiri Hyuri, menahan langkah Hyuri. Hyuri
menghentikan langkahnya dan menatap Myungsoo. “Jangan ragu-ragu untuk
menerbangkan layang-layang ungu itu, em?”
Hyuri
tersenyum manis dan mengangguk. Myungsoo membalas senyum dan melepas genggaman
tangannya pada lengan Hyuri. Hyuri pun berjalan keluar menyusul yang lain.
***
Tanggal
5 Mei, puncak perayaan Festival Gardenia pun digelar. Rakyat Ambrosia memadati
sisi kiri dan kanan jalan utama kota Ambrosia. Hari ini para Mudang (dukun)
Ambrosia di bawah pimpinan Mudang tertua akan menggelar upacara di kuil Laurel
kuil tertua di Ambrosia. Upacara digelar untuk menyambut berkah dari langit.
Usai menggelar upacara di kuil Laurel, para Mudang akan turun ke jalan di
sepanjang jalan dari kuil Laurel dan berakhir di lapangan di samping Balai
Agung Ambrosia yang letaknya tak begitu jauh, berjalan kaki sambil memainkan
alat musik, menari dan bernyanyi melantukan pujian-pujian untuk Dewa dan Dewi
pelindung Ambrosia. Di lapangan akan digelar Festival Layang-layang merupakan
simbol penyambutan berkah dari langit. Selain itu berbagai pertunjukan pun
digelar di lapangan seperti tari topeng tradisional khas Ambrosia yang
menceritakan sejarah kota Ambrosia dan Wisteria Land yang konon lahir dari
Ambrosia. Malam harinya akan digelar Festival Lampion dan pertunjukan seni
musik dan tarian tradisional.
***
“Selamat
pagi, Yeobo.” Sapa Magi saat menghampiri L.Joe yang sudah menunggunya.
L.Joe
membalikan badan, terbelalak menatap Magi. Ia tak percaya Magi memanggilnya
‘Yeobo’. Tatapan L.Joe berubah kagum ketika ia menatap Magi dari atas ke bawah.
Magi mengenakan Hanbok pemberian L.Joe lengkap dengan jepitan rambut kupu-kupu
dan pita pemberian L.Joe. Hanbok dengan Jeogori berwarna pink lembut dengan
motif bunga dan daun serta pita berwarna ungu kebiruan dan Chima berwarna
oranye dengan aksen bunga pada bagian atas itu terlihat sangat cocok dikenakan
Magi. L.Joe tersenyum puas. Akhirnya Magi mau mengenakan barang-barang
pemberiannya.
Jonghwan
tersenyum menyambut Suri yang terlihat anggun dan cantik dalam balutan Hanbok
perpaduan warna putih dan hijau. Seungho berdiri di samping Shin Ae yang hari
itu mengenakan Hanbok perpaduan warna hijau tua dan merah. Hyuri yang
mengenakan Hanbok pink menghampiri Seungho dan Shin Ae.
“Ya!
Song Hyuri, kau benar terlihat cantik seperti ini. Benar-benar terlihat seperti
seorang gadis. Darimana kau mendapatkan rambut panjang itu?” goda Seungho pada
Hyuri.
“Jangan
coba merayuku!” jawab Hyuri ketus.
“Mwo??
Merayumu?? Aigoo...”
“Annyeong...”
Sungrin menghampiri kerumunan Magi. Sungrin baru sampai dan terlihat cantik
walau ia berdandan sederhana dalam balutan Hanbok perpaduan Jeogori oranye dan
Chima pink.
Di
sisi lain, diantara kerumunan massa tampak Sunggyu dan Joonghoon menemani Hami
dan Hyerin. Hami terlihat anggun dalam balutan Hanbok perpaduan Jeogori putih
dan Chima biru. Sedang Hyerin terlihat glamor dalam balutan Hanbok perpaduan
Jeogori berwarna kuning dan chima berwarna oranye.
Joongki
dan ketiga pengawalnya juga membaur diantara rakyat yang berkumpul di tepi
jalan utama turut menyaksikan arak-arakan Mudang dan perwakilan rakyat
Ambrosia. Di barisan belakang dari para Mudang, perwakilan rakyat Ambrosia
turut dalam arak-arakan. Mereka turut menari dengan memanggul sebuah kerucut
besar yang dibuat dari hasil sawah dan ladang seperti padi, jagung, sayuran dan
buah. Ada pula yang memakai kostum hewan ternak seperti kerbau turut menari
pada barisan akhir rombongan Mudang Ambrosia.
***
Arak-arakan
berakhir di lapangan. Di sanalah kegiatan perayaan dipusatkan. Magi terpisah
dari kelompoknya beberapa saat setelah tiba di lapangan. Ia celingukan
diantaraa kerumuman massa mencari keberadaan teman-temannya sambil membawa
layang-layang di tangannya.
Magi
menghentikan langkahnya ketika bertemu Joongki di tengah kerumunan. Keduanya
sama-sama terkejut. Joongki memperhatikan Magi yang membawa layang-layang di
tangannya.
“Kau
tak punya pasangan untuk memainkan layang-layang itu? Maukah kau memainkan
layang-layang itu bersamaku?” Joongki bertanya tanpa basa-basi membuat Magi
melongo menatapnya.
***
-------TBC--------
Keep on Fighting
shytUrtle
konsep karnaval fairy season
Magi visual Hanbok
Hyuri visual hanbok
Suri visual hanbok
Sungrin visual hanbok
Shin Ae visual hanbok
Hami visual hanbok
Hyerin visual hanbok
kamsahamnida ^_^
0 comments