MENYELAMI PALUNG HATI
00:55Assalamualaikum...
Annyeong,Shi-Gui....
malam ini shytUrtle mau publish ff yang kemaren diikutin lomba n kagak menang hehe berhubung banyak yang penasaran #lebe jadi saya memutuskan publish ff ini.
mohon kritik dan sarannya ya......
MENYELAMI PALUNG HATI
. Genre: Romance/straight/oneshot
. Author: shyturtle
. Main cast:
- Reader as Park Hyunyoung (Park Yoohee)
- Uknow Yunho TVXQ as Jung Yunho
- Onew SHINee as Lee Jinki
. Other Cast:
- Gahee After School as Park Gahee
- CL 2NE1 as Lee Chaerin
. Cameo:
- Yonghwa CN.Blue as Jung Yonghwa
- Gyuri KARA as Park Gyuri
MENYELAMI PALUNG HATI
“Jangan pernah berharap cinta akan menjadi milik Mu bila Kau tak pernah memperjuangkannya”
Aku terus bermain-main dengan angan-angan Ku sendiri. Rasa kagum dan cinta ini masih Ku pendam dalam-dalam,tak bisa Aku ungkapkan. Mencintainya sangat beresiko dan membutuhkan keberanian. Ini baru pertama kali Aku rasakan,jatuh cinta yang begini sangat pada seorang pria. Jika boleh jujur,Aku belum pernah pacaran sebelumnya. Bukannya tidak ada yang menyukai Aku,tapi Aku sangat perfeksionis urusan cinta sebut saja terlalu pemilih dan selalu menuntut sesuatu yang sempurna meski Aku sadar tidak ada yang sempurna di dunia ini,setidaknya sempurna di mata Ku.
Senyum Ku terkembang usai sosok itu muncul meski hanya sekilas. Dia adalah Jung Yunho,pemuda yang sangat tak asing lagi bagi Ku. Kami tinggal di satu komplek yang sama sejak Ia pindah ke kota ini. Aku masih ingat,waktu itu Aku masih duduk di bangku kelas 1 SMA. Dia pemuda yang tampan,namun sedikit angkuh. Angkuh?? Tidak,bukan hanya angkuh tapi juga sangat sombong. Maklum,Ia berasal dari keluarga yang lumayan berada dan berwajah tampan juga berpostur tubuh sangat sempurna. Tapi,Aku sangat menbencinya. Aku sering merasa kesal karenanya dan Aku sangat sangat membencinya. Tapi,semua berubah dan dunia terbalik. Hanya karena satu senyuman,Aku pun luluh dan Aku merasa Aku telah jatuh cinta padanya…ya,pada Jung Yunho si Pemuda Angkuh dan Sombong yang dulu sangat Aku benci. Benci berubah jadi cinta dan bukan cinta yang biasa,Aku benar-benar tergila-gila pada Yunho. Aku seolah kehilangan akal sehat Ku. Jung Yunho telah memenuhi pikiran dan ruang di hati Ku. Apakah Dia tahu jika disini Aku selalu menatapnya dari balik jendela kamar Ku?? Bahwa Aku selalu berharap Akulah gadis yang akan Ia datangi dan mendengar kata “Aku mencintai Mu” keluar dari bibirnya. Jung Yunho…
* * *
“Tuan Kim selaku pemimpin perusahaan ini terus memantau perkembangan “Menuju Palung Hati” dan Beliau merasa senang melihat antusias para pembaca,berita bagusnya Beliau berniat mengangakat Mu menjadi penulis tetap tapi dengan syarat Kau harus bisa mempertahankan rating tulisan Mu kalau bisa justru menaikkannya”. Wanita tegas dan cantik ini adalah Park Gahee. Beliau adalah pemimpin redaksi sebuah majalah lokal di kota Daegu. Beliau adalah atasan Ku,seorang wanita yang Aku idolakan. “Apa kau sanggup?”. Aku tergiur,tapi apa Aku bisa melakukannya? “Park Hyunyoung?!!!”
Aku Park Hyunyoung,gadis sederhana berusia 20tahun. Di komplek tempat Aku tinggal,Aku di kenal sebagai gadis pendiam dan sopan,seorang pengangguran lulusan SMA yang kini membantu home industri kue kering milik orang tua Ku.tidak ada yang tahu jika hampir satu tahun ini Aku menjadi penulis lepas sebuah majalah lokal Daegu. Aku jarang bergaul dan hanya punya satu teman baik Lee Chaerin di lingkungan ini. Kami sangat dekat dan pada Chaerin,Aku selalu berkeluh kesah.
“Menyelami Palung Hati” adalah cerita bersambung yang sedang di minati pembaca,mungkin jadi di minati karena cerita ini di angkat dari kisah nyata,ya kisah Ku sendiri tapi mungkin juga karena ceritanya yang simple,entahlah. Aku merebahkan tubuh lelah Ku di ranjang dan memandang langit-langit kamar. Yunho benar-benar telah meracuni pikiran Ku,karena Dia “Menyelami Palung Hati” ini lahir,tapi kenapa Dia tiba-tiba pergi? Jung Yunho...
* * *
“Apa?!!! Hyunyoung!! Kau serius dengan ucapan Mu??? Kau gila,benar-benar gila!!” cela Chaerin. “Kau pikir mudah apa??? menyamar dan masuk dalam keluarga Jung???”
“Kalau tidak di coba tidak akan pernah tahu dan tidak akan mendapat kepastian” rengek Ku sambil terus mengekor di belakang Chaerin.
“Hey!!! Kau bicara soal tulisan Mu atau soal hubungan Mu dengan Yunho???”
“Keduannya”
“Astaga…” Chaerin memegang keningnya “Hyunyoung,dimana otak waras Mu?? Kau tahu kan bagaimana citra keluarga Jung itu di sini? Harusnya Kau sadar kalau Yunho itu sudah meninggalkan Mu,dua malam romantis itu tidak berarti bagi Yunho,Mereka semua itu gila dan tak punya perasaan jadi untuk apa Kau masih berharap pada Yunho?? Kau itu cantik dan baik pasti masih banyak pria yang mau menjadi pacar Mu! Berhentilah bertindak bodoh seperti ini! Sudah cukup Kau di sakiti! Aku tidak mau lagi melihat Kau menangis karena Yunho!!!”
“Chaerin~aa,Aku mohon,sekali lagi bantu Aku,setelah ini Aku janji tidak akan berharap lagi,please…..”
Semua ucapan Chaerin benar adanya,Aku sudah gila dan hilang akal sehat,tapi Aku hanya ingin mencari kepastian karena Aku lelah terus menunggu seperti ini. Aku mengatur sebuah skenario penyamaran untuk masuk dalam Keluarga Jung. Akhirnya Chaerin menyerah dan mau membantu Ku menjalankan ide gila ini. Aku sadar ini tidak akan mudah dan ada resiko besar yang menunggu Ku. Aku nekat mengambil jalan ini,karena Aku ingin mendapat kepastian dari Jung Yunho,cinta pertama Ku yang tak kembali.
* * *
Rencana mulai di jalankan. Tahap awal berhasil di lewati. Park Gyuri,teman kuliah Chaerin sudah mendapat lampu hijau. Paman Jung bersedia menerima Park Yoohee,saudara sepupu Gyuri yang datang dari Seoul untuk kos di rumahnya. Aku berubah menjadi gadis cupu berambut lurus hitam panjang dan berponi lengkap dengan kaca mata,bukan gadis pendiam dan agak tomboy berambut coklat sebahu lagi.
Lagi-lagi benar yang di ucapkan Chaerin. Aku tidak berani berkata sejujur itu pada Ibu. Aku ingat,masih segar di otak Ku kala itu dan juga senyum itu. Ini pertama kalinya Aku dekat dengan laki-laki dan Aku mempunyai rasa itu. Rasa yang tak Aku miliki sebelumnya pada teman-teman lelaki Ku. Aku tahu Ibu juga merasakan hal itu meski Aku tak mengatakannya secara langsung. Ibu sempat mengutarakan keberatannya jika Aku dekat dengan Yunho,tapi melihat Aku begitu yakin dan bahagia waktu itu,Beliau pun luluh dan beralih mendukung hubungan Kami. Itu pun berubah ketika tiba-tiba Yunho pergi menjauh tanpa alas an usai 2 minggu Kami menjalin hubungan dekat itu.
Mobil Gyuri hanya lewat di depan rumah Ku dan berhenti di depan rumah Keluarga Jung yang berjarak 7 rumah dari rumah Ku. Hanya ada Paman dan Bibi Jung juga Jung Yonghwa yang menyambut kedatangan Ku di hari minggu pagi itu. Kini Aku adalah Park Yoohee,gadis dari Seoul,seorang mahasiswi tingkat akhir Seoul University yang juga seorang penulis. Aku menggambarkan Yoohee penulis sukses dengan kehidupan yang sempurna di hadapan Keluarga Jung. Aku tahu sedikit tentang keluarga ini,tentang Yonghwa dan Yunho yang sebenarnya adalah saudara tiri,tentang rumor bisnis terlarang yang Mereka lakukan. Aku tidak peduli tentang itu semua karena Aku hanya peduli pada Yunho. Yunho yang menurut Ku bodoh dengan memilih tinggal di Daegu bersama Ibu tirinya daripada menemani Ibu kandungnya di Gwangju. Padahal di rumah ini Ia harus berbagi dengan Lee Jinki saudaranya sepupunya. Keluarga ini kaya atau hanya bergaya ala orang kaya? Rumah kecil ini makin terasa sempit dengan hadirnya Yoohee. Tapi inilah perjuangan Ku untuk menyelami palung hati mencari kepastian cinta.
Jantung Ku berdetak tak karuan hingga membuat tubuh Ku gemetaran sa’at Bibi Jung memperkenalkan Aku pada Yunho dan Jinki sore hari itu. Bukan tanpa alasan Aku juga gugup menghadapi Jinki,Dia dan Chaerin lah yang membantu Kami (Aku dan Yunho) waktu itu. Jinki lumayan mengenal Ku jadi Aku harus benar-benar hati-hati sekarang. Aku benar-benar sendirian dan merasa asing dilingkungan Ku sendiri. Jung Yunho,apakah Kau tahu semua ini Aku lakukan untuk Mu?
* * *
“Halo,Yoohee” sapa Jinki sembari duduk di hadapan Ku. ”Bibi memberi tahu Ku sejak kemarin Kau belum makan,kenapa? Pasti tidak gampang beradaptasi,Daegu tak semewah Seoul,Aku benar kan?”. Aku hanya tersenyum menanggapinya. “Jauh-jauh kemari hanya untuk mencari ide?”. Sudah Ku duga Dia akan menanyakan hal itu.
“Observasi kasus apa di tempat seperti ini?” Yunho tiba-tiba bergabung. Jantung Ku kembali berdetak kencang dan mungkin Aku tampak sedikit pucat sekarang. “Kau mahasiswi jurusan seni sastra kan?”
“Itu hanya alasan Ku saja” celetuk Ku yang segera mendapat tatapan heran kedua pemuda itu,”Sebenarnya ini adalah perjalanan menyelami palung hati untuk mencari kepastian cinta”. Keduanya tampak kebingungan,Aku pun tersenyum “Aku bercanda! Sebenarnya Aku sedang kehabisan ide untuk menyelesaikan novel Ku,sudah beberapa tempat Aku kunjungi tapi tetap saja Aku belum bisa menemukan penyelesaiannya,Gyuri mengusulkan tempat ini jadi Aku pikir tidak ada salahnya di coba”
“Kota ini memang punya banyak tempat indah,Aku jamin Kau akan betah dan segera mendapatkan inspirasi” sahut Jinki dengan yakinnya.
“Tentu saja,karena yang Aku cari sudah ada di sini”
* * *
Chaerin terus memantau Ku hingga seminggu waktu berjalan. Penyamaran Ku sukses,tapi Aku belum juga bisa ngobrol berdua saja dengan Yunho. Dia jarang ikut berkumpul untuk ngobrol bersama,benar-benar pribadi yang terutup. Aku hanya mendapat sepenggal-sepenggal tentangnya dari Jinki juga Bibi Jung. Di sini Aku justru menjadi lebih akrab dengan Jinki. Aku paham alasan Bibi Jung tak begitu menyukai Yunho,melihat wajah Yunho sama saja seperti melihta wajah Istri kedua Paman Jung,ini tak adil bagi Yunho tapi beginilah adanya. Jinki memberikan ulasan lain,tampaknya Ia begitu dekat dengan Yunho. Yunho banyak curhat padanya dan Aku pun tahu alasan kenapa Ia memilih tinggal disini bersama Ibu tirinya. Ibu kandung Yunho berada di Cina dan Yunho tetap tinggal membaktikan hidupnya pada Sang Ibu tiri berharap Bibi Jung bisa mema’afkan Ibunya yang telah menjadi madu dalam pernikahannya bersama Paman Jung. Alasan ini membuat Ku berpikir Yunho sangat bodoh telah menempatkan dirinya dalam posisi ini,membiarkan dirinya terus di sakit dan seolah tak punya harga diri. Dia bisa saja pergi menyusul Ibunya bukan? Dasar bodoh!!!
“Apa yang Kau lakukan di atas sana?!” seru Yunho membangunkan Aku dari lamunan. “Aku naik ya!!” dan segera memanjat pohon kemudian duduk di samping Ku. “Wah,Aku tidak pernah tahu kalau disini begitu nyaman” sambil tersenyum menatap Ku. Senyuman inilah yang selalu Aku rindukan dan akhirnya Ku lihat lagi sedekat ini.
“Coklat” sambil menyodorkan coklat di tangan Ku. “Sa’at merasa tidak baik,makan coklat bisa membuat Ku bahagia”. Yunho tersenyum sembari mengambil sepotong coklat dari tangan Ku. “Hampir dua minggu tapi masih nihil,susah sekali” keluh Ku. “Yunho~ssi,apa kau pernah jatuh cinta? Menurut pandangan Mu cinta itu apa?”. Bibir Yunho merapat berhenti mengunyah coklat dalam mulutnya. “Bagi Ku cinta itu hal yang rumit dan benar-benar menyita waktu,tenaga dan pikiran. Cinta benar-benar membutakan dan membuat gila,Kau setuju tidak?”
“Aku tidak tahu cinta itu apa”
“Tidak mungkin orang seperti Mu tidak tahu apa itu cinta” goda ku. “Orang setampan Jung Yunho pasti di sukai banyak gadis dan tidak mungkin kesepian”
“Aku menyukai gadis memakai logika bukan rasa jadi Aku tidak tahu apa itu cinta”
Yah,jawabannya masih sama seperti waktu itu. Aku tahu memang sejak dulu gadis-gadislah yang mengejarnya dan Dia tak pernah menyia-nyiakan hal itu. Apa pantas Dia di sebut lelaki? Bagaimana mungkin seorang lelaki bersikap seperti itu? Pengecut!
Bukan masalah bagi Ku melanjutkan penyamaran ini. Jati diri Ku masih aman. Usai menyerahkan naskah,Aku memutuskan jalan-jalan sejenak melepas topeng dan kepenatan selama 2 minggu hidup seatap dengan Yunho sebagai Yoohee. Chaerin menunggu Ku di bioskop,Kami akan nonton hari ini sambil melepas rindu. Entah memang kebetulan atau bagaimana,Kami bertemu Yunho dan Jinki di bioskop. Chaerin tak mau membuang kesempatan,apalagi film yang akan Kami tonton sama. Hal ini membawa Ku pada memori 6 bulan yang lalu dan Aku terus tersenyum sama seperti waktu itu ketika mengenangnya.
* * *
Suasana di luar terdengar gaduh,meski sudah memasang headset tetap saja tidak dapat focus mengetik tulisan Ku. Aku haus dan memutuskan keluar kamar untuk minum. Adik laki-laki Paman Jung datang bersama teman-temannya dan Mereka pesta,mabuk bersama. Aku kesal melihatnya,tapi Aku tak punya hak untuk marah,ini bukan tempat ku. Aku bergegas kembali dan betapa kagetnya Aku mendapati Yunho sudah berada di dalam kamar duduk menatap laptop Ku.
“Apa yang Kau lakukan di dalam kamar Ku?!!! Lancang sekali Kau membuka isi laptop Ku!!!” bentak Ku antara marah dan panik. Yunho menatap Ku tajam. Aku tahu,tamatlah Aku! “Yunho~ssi!!!” masih berusaha tenang. Yunho bangkit dari duduknya dan mendorong Ku sampai merapat tembok. Dia sedikit mabuk dan mata merahnya menatap Ku penuh amarah. Aku pasrah. Rahasia Ku terbongkar sudah. Game over!!!
Aku terjaga. Aku terus menangis menyesali kecerobohan Ku. Aku menghujat diri Ku sendiri. Andai tadi siang Aku tidak keluar kamar,andai taidi siang Aku mengunci kamar ketika Aku keluar,andai andai dan andai. Tapi Aku tidak dapat memutar waktu,semua telah terjadi. Aku harus siap menerima resikonya esok.
Mata Ku terasa pedas usai menangis semalaman. Kepala Ku pusing dan Aku tidak dapat berpikir jernih lagi dan ingin saja menghilang dari rumah ini. Pikiran Ku makin kacau ketika Jinki tiba-tiba mengetuk pintu kamar Ku. Segera Ku usap sisa air mata dan berusaha mencerahkan wajah Ku sebelum membuka pintu. “Iya,Aku sudah bangun! Keras sekali mengetuknya,apa Kau ingin mengusir Ku?” Aku berusaha bersikap seperti biasa.
“Yoohee…mata Mu…Kau,menangis???”
Teh krisan hangat buatan Jinki lumayan menenangkan Ku. Semalam Yunho pergi dan belum kembali hingga pagi ini,Aku lega tapi juga khawatir bercampur aduk jadi satu. “Boleh Aku Tanya sesuatu?” tanya Ku sedikit mengagetkan Jinki yang sedari tadi tampak mengamati Ku,Ia pun mengangguk mengiykan. “Apa Aku mengingatkan Mu pada seseorang? Apa Kau pernah berpikir Kita ini seperti sudah mengenal lama tapi tidak tahu apa maksud dari semua ini?”
“Bicara mu berputar-putar,Aku tidak paham,sungguh…” Aku hanya tersenyum malas. “Tapi terkadang Aku merasa Kita seperti sudah saling mengenal lama”. Astaga,Jinki Dia benar-benar membuat Ku ingin tertawa. “Sepertinya,Kau sudah mengenal Kami semua sebelum Kau datang ke rumah ini,kadang Aku bertanya sendiri sebenarnya Park Yoohee itu siapa?”. Jika Kau tahu siapa Aku,pasti Kau akan membenci Ku,Aku yakin itu.
* * *
Semua masih sama,sejenak Aku merasa lega tapi juga khawatir dan merasa bersalah. Jahat sekali Aku telah menipu keluarga ini. Yunho menghilang,sudah seminggu bahkan Aku tidak dapat menghubunginya begitu juga Jinki. Aku menterah,tidak ada lagi alas an untuk tinggal. Aku memutuskan untuk pergi. Jinki,sebenarnya Aku masih ingin tinggal lama disini dan pergi ke tempat indah yang Kau janjikan tapi,Aku tidak bisa,Aku sudah kalah.
Aku mengemasi barang-barang Ku,besok Gyuri akan menjemput ku. Malam ini semua pergi. “Penipu! Aku pikir Kau sudah pergi,ternyata masih bertahan juga!” Yunho tiba-tiba muncul sudah berdiri di depan pintu kamar Ku. Aku membisu,benar-benar tak bisa berkata apa-apa. “Puas kau menjadikan keluarga Ku sebagai obyek tulisan Mu!! Wajah Mu saja tampaknya lugu dan pendiam,ternyata hati Mu benar-benar busuk!!”
“Apa Kau bilang?!! Busuk??? Apa Kau sadar akan ucapan Mu!! Kau pikir tidak ada alasan Aku melakukan hal ini?? Mungkin benar Aku penipu,bermuka dua dan berhati busuk. Perlu Kau tahu,Aku melakukan ini semua hanya untuk mengatakan terima kasih,pada Mu”. Yunho sedikit tersentak mendengarnya. “Aku tahu ini gila,Aku benar-benar kehilangan akal sehat Ku karena Kau Jubg Yunho! Aku nekat melakukan ini,tapi ini bukan salah Mu,Aku saja yang bodoh menempatkan diri Ku pada posisi ini,Aku terlalu percaya diri bahwa waktu itu Kau…Kau benar-benar mencintai Aku”. Air mata Ku meleleh,”Aku telah jatuh cinta pada Mud an terlalu berharap semua akan berjalan baik,Kau tahu…betapa bahagianya Aku ketika Kita berdua duduk bersama di bawah sinar bulan dan taburan bintang malam itu,Kau buatkan Aku api unggun…sangat romantis,dua malam yang romantis”. Yunho diam mematung. “Aku datang hanya ingin bilang,trima kasih atas semua itu. Terima kasih atas senyum yang Kau beri dan cerita yang Kau bagi,setidaknya selama dua minggu dan dua malam romantis,Aku merasa Aku mempunyai seorang kekasih. Aku sangat bahagia tapi juga amat sakit sa’at Kau tiba-tiba pergi tak kembali tanpa memberi kata selamat tinggal pada Ku,sejak sa’at itu Aku terus menunggu hingga akhirnya Aku di sini. Ma’afkan Aku,karena telah lancang mencintai Mu”
* * *
“Sudah merasa lebih baik?” Gahee mengulurkan tangan dan memberi Ku tissue.
“Ma’af Saya gagal”
“Tidak! Kau sudah menemukan apa yang Kau cari dan di sinilah tempat Mu sekarang,Aku harap ini lebih membuat Mu bahagia”
“Iya,Aku kehilangan seorang yang Aku cintai,tapi Aku mendapat banyak sahabat dan rasa simpati,ini keajaiban”
“Kau telah mendapatkan semuanya Hyunyoung. Kau tahu,Aku benar kagum pada diri Mu yang gila ini. Kalau Aku ada di posisi Mu belum tentu Aku berani mengambil langkah nekat seperti itu,mungkin benar kata Bintang kesepian,wajah Mu saja yang lugu tapi sebenarnya Kau benar-benar gila”. Aku tersipu di buatnya. “Kau tidak kalah,Kau lah pemenangnya Park Hyunyoung”
“Aku tidak tahu,tapi Aku merasa amat lega itu saja. Aku terlalu naïf berharap bisa menjadi bulan sabit untuknya Bintang Kesepian,berharap dapat menghancurkan tembok keangkuhan itu”
* * *
“Bukan keangkuhan dan semua perlakuan itu yang membuat Ku menitikan air mata,tapi tatapan teduh seorang ibu yang merasa ikut tersakiti membuat air mata Ku tumpah. Aku tidak dapat membendungnya. Rasa yang kubiarkan tumbuh subur dalam hati Ku telah membunuh Ku dan menghancurkan ku. Kau Sang Bintang Kesepian telah mengajarkan Aku tentang apa itu cinta,cemburu dan patah hati. Indah dan sakitnya sebuah penantian. Keharuan hati ketika kepastian itu muncul menyapa Ku. Aku telah melewati semua dan sampai di titik ini. Kehadiran Mu mewujudkan secuil mimpi indah Ku. Terima kasih. Jika indah itu semu,setidaknya Aku bahagia meski hanya fatamorgana”
_THE END_
_shytUrtle_
0 comments