¤ Bilik shytUrtle – Monday Story "Sensasi Naik Bus Ksatria Harry Potter" dan “Creepy Friday Night” ¤
05:27
¤ Bilik shytUrtle – Monday Story "Sensasi Naik Bus Ksatria Harry
Potter" dan “Creepy Friday Night” ¤
Senin yang sibuk dan panas di tengah badan yang serasa remuk dan ngantuk. Arrrgh
(۳ ˚Д˚)۳ THIS IS AN I HATE MONDAY VIRUS!!! Gotta go go go!!!
Harusnya
ini masuk CERMIS, karena ada berbau... mistis gitu, tapi tangan saya nggak
sabar nunggu hari Kamis buat nulis kisah ini. Alhamdulillah akhirnya setelah
menunggu selama beberapa hari, akhirnya tadi saya dapet izin dari narasumber
buat nulis kisah ini. Sebelumnya maaf, saya nulis kisah ini tanpa ada niatan
pamer atau apalah yang berbau sok unjuk kelebihan atau pamer atau mengumbar
sensasi dan sejenisnya dan lain-lain. Saya hanya ingin berbagi kisah yang
alhamdulillah saya dapet dari narasumber langsung dan menurut saya kisah ini
subhanallah banget. Saya rasa kisah ini layak dibaca siapa saja. Jadi sekali
lagi maaf sebelumnya atas kesengajaan memposting kisah ini dengan tujuan hanya
ingin berbagi cerita.
Bismillahirohmanirohim.
Mari kita mulai.
Kamis 20 Maret 2014 kemarin salah satu penghuni Sarang Clover yang terkenal paling abnormal si Tunjung nekat backpacker sendirian ke makam Sunan Ampel. Ini sih kali kedua dia backpacker sendirian ke sana. Saya pengen ikut tapi izin nggak masuk kerja rada susah di tempat saya. Walhasil saya merelakan (?) Tunjung ngotek (perjalanan naik angkutan umum) ke Surabaya tepatnya ke makam Sunan Ampel. Malem hari sempet ngobrol dan Tunjung minta tolong di anterin ke Tumpang besok (Kamis) pagi-pagi sekali. Saya pun menyanggupi iya mau mengantar Tunjung ke Tumpang.
Kamis
pukul 05.15 pagi saya jemput Tunjung dan pukul 06.30 kami berangkat menuju
Tumpang dengan mengendarai si Jagiya (motor item tua punya Emak saya kekeke~)
Saat nyampek rumah usai nganter Tunjung, hujan turun di Kamis pagi itu.
Subhanallah, alhamdulillah.
Kerja
di Kamis yang mendung dan gerimis. Sesekali sambil SMS-an sama Tunjung.
"Kamu
nitip apa?" tanya Tunjung di SMS.
"Apa
ya... baju, gelang ogah ah. Oh itu aja, Roti Mariam. Kan katanya roti itu cuman
ada di Sunan Ampel dan katanya rasanya wuenak pol. Aku penasaran. Beliin itu
aja deh."
"Ok."
Nggak
ada SMS lagi dan saya manyun lagi di toko. Tiba-tiba menjelang dzuhur kepala
saya di sebelah kanan sakit tak tertahankan. Ya ALLOH ini Mr.Migraine kenapa
tiba-tiba datang menyerang. Nggak bawa obat dan mencoba bertahan mengabaikan
rasa sakit yang sumpah na'udubilah saya nggak mau ngrasain lagi setelah pertama
kali ngrasain dulu sampai tefar on the bed. Tapi kenyataannya Kamis kemaren si
Mr.Migraine kembali menclok di kepala saya. MasyaALLOH sakitnya. Akhirnya jam
dua siang saya minta izin pulang. Sumpah nggak kuat. Kaya mau pingsun aja di
tempat. Pulang nyampek rumah langsung tefar on the bed menikmati rasa sayange
rasa sakitnye dari Mr.Migraine yang asik dancing-dancing Mirotic di kepala
saya. Subhanallah. Mata saya sampek nggak kuat dibuat melek hiks hiks hiks 。・°°・(>_<)・°°・。
Rebahan
dan memejamkan namun tak bisa tertidur karena serangan bertubi-tubi dari
Mr.Migraine.
Pukul...
lupa tepatnya, yang pasti habis Ashar si Tunjung SMS, dia bilang dia
udah ada di Tumpang minta di jemput. Saya kaget. "Cepet bener nie anak
udah nyampek Tumpang," batin saya keheranan. Berhubung kepala migraine
gamau kompromi, akhirnya saya minta Tunjung ngojek aja. Saya nggak berani ambil
resiko nyetir motor dengan mata kanan merem dan kepala berat. Walhasil entah
bagaimana nasib Tunjung nyampek rumahnya kekeke~
Makin sore nggak makin reda malah makin parah
migrainenya. Kalo dibuat bobok dengan posisi miring ke kanan, subhanallah ajib
rasa sakitnya. Mata kaya mau mencolot dari tempatnya. Menjelang Maghrib makin
nggak karuan. Dan pas adzan Maghrib rasa sakit itu makin menjadi. Parah. Nggak
cuman di kepala sebelah kanan tapi rata ke seluruh kepala. Saya cuman bisa
mlungker di atas kasur dengan dua tangan memegang kepala. Adzan Maghrib maksa
bangun, alhamdulillah minum air putih plus antalgin lalu rebahan lagi. I have
no idea kecuali neguk antalgin. Rasa sakitnya hampir sama kaya pas saya di
Jogja muter-muter Malioboro buat nyari Gudeg pesenan Ibu. Saat itu nggak ada
obat migraine yang saya bawa, walhasil saya nguntal (nelen) antalgin sebutir.
Alhamdulillah waktu itu--waktu di Jogja- migraine saya langsung reda beberapa
menit kemudian. Hari itu saya menaruh harapan yang sama, semoga setelah nelen
antalgin migraine di kepala saya ilang. Limabelas menit berlalu hasilnya...
nihil. Kepala saya masih sakit nyo~
。・°°・(>_<)・°°・。
Maksain diri buat makan. Dengan harapan habis makan
bisa minum antalgin lagi dan sakit kepala saya bisa ilang. Sehabis makan
Tunjung dateng, bawain obat migraine sambil cengar-cengir. Saya heran, saya
pesen Roti Mariam kok malah dapet obat migraine sebutir doang.
"Aku kalo migren minum itu, manjur
obatnya." kata Tunjung menjawab tatapan curiga saya.
"Dosis tinggi ini pasti. Ogah, ah! Aku minum antalgin
lagi aja bentar lagi."
"Antalgin lagi. Kamu udah kecanduan antalgin
tuh."
"Biarin. Yang penting sakit ilang. Eh tapi
nggak papa wes. Ntar kalo nggak reda juga, aku minum dah ini obat. Kalo kena
antalgin udah reda ya nggak." saya simpan obat migraine pemberian Tunjung.
"Trus, Roti Mariamnya mana?" saya nagih pesanan saya.
"Nah itu dia. Aku ngalamin kejadian aneh
tadi."
Saya makin bingung natap Tunjung. Ini anak ditanya
A jawabnya B. Apa dia sengaja mau bikin migraine saya makin parah?
"Aneh gimana? Ah, bilang aja kamu lupa. Atau
parahnya kamu males." tuduh saya seenak jidat lebar Yoochun pada Tunjung.
Sebenernya mah si migraine yang bikin saya emosi.
"Aku tadi udah beli 20ribu, udah aku masukin
tas juga. Tapi pas aku liat di mikrolet tadi udah nggak ada." Tunjung
memberi penjelasan. Membela diri.
"Jadi ketinggalan gitu rotinya?" saya
masih dengan nada dan pandangan mengadili.
Ya ampun kejem banget saya yah. Cuman urusan Roti
Mariam aja udah kaya ngintrogasi penjahat kelas ulet bulu aja. Tapi Tunjung itu
emang sering ninggalin barang di penjual setelah membeli dan membayarnya. Jadi
wajar dong saya punya pikiran jelek begitu. Tunjung lupa dan meninggalkan roti
itu di tempat penjual roti.
"Aku pulang nggak naik bus." kata Tunjung
dengan ekpresi serius.
"Nggak naik bus naik apa? Kereta? Taksi?"
jawab saya sok tahu.
"Nggak."
"Nah trus?? Dapet tebengan??"
"Nggak."
"Ih ini anak nggak mulu."
"Entah aku naik apa, aku rasa aku nembus ruang
waktu."
"He?!!" sejenak sakit kepala saya hilang
karena kaget mendengar pengakuan Tunjung. "Nembus ruang waktu
gimana??" saya merapat lebih dekat pada Tunjung. Penasaran.
"Nggak tahu juga."
"Lah. Kamu ini bagaimana se?" saya
menggaruk kepala. Bingung sama Tunjung.
"Saya tadi di pasar tapi pas keluar tiba-tiba
udah ada di depan Indomart apa Alfamart itu yang di Blimbing."
"He???"
"Iya serius! Tadi kan aku sms kamu, aku bilang
masih ngantri roti."
"Nggak ada sms itu dari kamu."
"Masa??"
"Iya. Tadi aku tuh jalan sambil sms-in kamu di
pasar. Tapi pas aku nyadar, aku udah ada di depan Alfamart atau Indomart itu
yang di Blimbing. Kamu tahu kan?"
"Tahu tahu." saya manggut-manggut. "Wah,
jangan-jangan kamu naik bus sesatria."
"Bus apa?"
"Itu bus yang di Harry Potter yang bisa
mengempis."
Lalu saya kirim WA ke Haris, nanya nama bus yang di
Harry Potter itu apa namanya. Kalo bus Sesatria mah nama bus bikinan Haris di
parodi Hardy Poker yang dia buat. Ternyata nama Sesatria ala Haris lebih
diinget otak cancer saya daripada bus Ksatria ala JK.Rowling kekeke~
"Jadi usai beli roti, aku masukin rotinya ke
tas. Trus aku jalan dan ada bapak-bapak yang suka minta-minta uang itu nyegat
dan minta air trus aku beliin si bapak itu. Airnya aku bawa, aku jalan sambil
sms-in kamu eh pas nyadar aku udah ada di depan Alfamart apa Indomart di
Blimbing itu. Badanku seketika lemes. Aku kaya nggak bertulang. Badanku rasanya
nggak enak. Sakit semua. Dan aku clingak-clinguk di sana. Lalu aku liat jalan
raya, perhatiin angkot putih yang lewat, ngucek mata. Ini bukan ilusi. Bukan
mimpi. Angkot itu beneran TA, Tumpang-Arjosari. Makin lemes aku." Tunjung
menjelaskan kronologi kejadian.
"Kamu inget orangnya?"
"Inget. Nah ini aquanya aku bawa."
Tunjung nuding aqua botol 1 liter yang ia letakan di atas meja.
Saya nelen ludah lihat aqua itu.
"Aku tinggal di sini ya aquanya. Kasih ke Ibu.
Sapa tahu bisa jadi tombo buat Ibu."
Saya ngangguk-nggangguk. Dan migraine saya hilang
seketika itu. Entah karena certia Tunjung atau karena reaksi antalgin atau
karena keduanya. Saya memilih tak begadang. Memilih tidur lebih cepat.
Esok harinya saya masih teringat kisah yang
dituturkan Tunjung semalam. Apa benar Tunjung naik bus Ksatria? Nembus ruang
waktu? Percaya atau tidak, namun itu benar terjadi. Subhanallah. Hanya ALLOH
Yang Maha Tahu Segalanya.
Creepy Friday Night.
Kisah Tunjung masih terniang-niang di kepala saya.
Saya pengen nulis kisah unik dan ajaib itu, tapi Tunjung melarang. "Jangan
dulu, biar lerem dulu," begitu cegahnya waktu saya minta izin buat nulis
kisah unik dia. Saya pun manut. Nurut. Karena Kamis malam saya tefar dihajar
migraine, saya nggak bisa ngetik. Walhasil Jum'at malam saya harus ngebut
ngetik Land #25 dari FF Wisteria Land yang harus publish Sabtu malam esok hari
Jum'at malam niat ngetik. Sambil nyambi download video MNET meet and greet
ToppDogg, saya ngetik tapi lebih banyak keganggu sama kerusuhan di twitter (╯• ε •╰)
Tiba-tiba Prime Onni kirim WA dan juga tag distatus
cerita tentang adanya fenomena ganjil yang terjadi di lingkungan tempat ia
tinggal. Fenomena aneh itu berupa ditemukannya dua kali anak kucing mati
dipenggal dan hanya menyisakan kepalanya saja. Badan anak kucing itu raif tak
berbekas. Tidak ada darah tercecer, tidak ada bekas tulang-belulang. Hanya
menyisakan kepala dengan bekas luka seperti dipenggal dengan benda tajam.
Obrolan via WA di Jum'at menjelang tengah malam itu pun berubah horor. Prime
Onni penasaran, masa iya ada ritual ilmu hitam yang pakek badan anak kucing.
Menerima tag dan pesan WA itu, saya jadi ikutan penasaran. I'm curious about
this. Setahu saya nggak ada ritual pemujaan atau sejenisnya pakek badan anak
kucing. Yang saya tahu itu pakek darah kucing hitam, anjing hitam, ular hitam
atau gagak. Dan di film Xena The Warrior Princess ada satu ritual yang pakek
acara minum darah kuda hitam. Saya sendiri pernah bikin FF horor "Hyesong
Highschool-The Moaning Behind The Wall" dimana di dalamnya ada ritual
pembangkitan yang menggunakan darah kucing hitam. Kalau pakek badan anak kucing
malah baru tahu diri WA dan tag status Prime Onni.
Penasaran saya pun nanya Mbah Google, tapi tidak
ada jawaban tentang itu. Ternyata Prime Onni juga udah nanya ke Mbah Google dan
nemu artikel yang menjelaskan jika bulu kucing yang di keringkan bisa dijadikan
jimat buat orang yang gemar main judi. Biar menangan kalo maen judi. Kalo
analisis awal dari saya, itu anak kucing dimakan induknya sendiri karena anak kucingnya
cowok. Tapi bekas luka rapi seolah digorok benda tajam pada kepala anak kucing
yang tertinggal mematahkan alibi saya. Masa iya anak kucingnya dibunuh
psikopat? Aigo... pikiran apa ini??
Obrolan berlanjut tapi tiba-tiba Prime Onni pamit
undur. Ngantuk katanya. Yasudah saya melek sendirian lagi semakin mendekati
tengah malam. Tiba-tiba di kamar saya bau orang lagi goreng kopi. Wangi...
bener. Saya bergidik. Setahu saya kalo tiba-tiba bau kopi itu berarti... ada
makhluk astral yang datang di sekitar kita. Saya makin merinding ketika nanya
Mbah Google. "Kalau Malam-malam Mencium Aroma Kopi Pertanda Apa?"
Artikel yang muncul membenarkan dugaan saya, tapi saya tak membuka satupun
artikel itu. Keringetan. Merinding. Aroma kopi digoreng itu makin mewangi memenuhi
kamar saya. Tiba-tiba Tunjung kirim WA. Dia ngeluh perutnya sakit.
"Kamar gua bau orang goreng kopi. Wangi
banget. Ada apa ini?" jawaban saya melencong dari pesan WA yang dikirim
Tunjung.
"Hiiiii." balas Tunjung singkat.
"Anjir. Ada apaan ini? Ada yang datang
kan?"
"Kamu mending bau kopi, nah ini dikamarku
malah ada cewek manggil 'Mbak... Mbak... Mbak...' gitu berulang-ulang."
"Kamfret, lu! Ini bau kopi berati apaan yang
datang ke kamar gua???"
"Enduwes."
Saya hening. Natap layar Young. 'Enduwes' adalah
plesetan dari 'Gendruwes' alias 'Genderuwo'. Mendadak kacau. Ide yang tertata
rapi di kepala buyar berlarian entah kemana. Bulu kuduk saya berdiri. Saya
merinding disco tapi ga sampek joged-joged geleng-geleng sendiri di kamar.
Sumpeh saya (rada) ketakutan. Jum'at Wage menjelang tengah malam dan kamar
tiba-tiba full bau orang goreng kopi dengan kondisi lagi 'landing moon'. Ough!
So komplit!
"Helep mi, Njung!" saya bales pesan WA
Tunjung.
"Yaudah ntar lampu jangan dimatiin kan
beres."
"Ane lagi dapet, Njung."
"Na makanya itu jangan matiin lampu
utama."
Hening. Lewat tengah malam setelah download-an
kelar, saya membaringkan badan sambil natap langit-langit kamar yang ijo. Lampu
utama nyala kencar-kencar. Apakah garam dibawah ranjang saya udah nggak manjur
jadi penangkal? Huaaaaa... saya nggak bisa tidur. Matiin lampu utama. Nyalain
lagi. Dan akhirnya saya tertidur setelah usaha keras dengan lampu utama masih
menyala terang hingga pagi tiba.
Sekian
dan terima kasih. Mohon maaf sebesar-besarnya jika ada kalimat yang kurang
berkenan dalam tulisan ini.
-shytUrtle_yUi-
tempurung kUra-kUra, 24 Maret
2014.
shytUrtle
0 comments