The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ (다음 이야기 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’)
20:14
The
Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love,
Music and Dreams’
다음 이야기 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’
. Judul: The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
. Revised Romanization: da-eum
iyagi Hwaseong Akademi 'salang, eum-aggwa kkum'
. Hangul: 다음 이야기 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’
. Author:
shytUrtle
. Rate:
Serial/Straight
.
Cast
- Fujiwara Ayumu (藤原歩) aka Jung Jiyoo (정지유)
- YOWL
1. Kim Jaejoong (김재중)
2. Oh Wonbin (오원빈)
3. Lee Jaejin (이재진)
4. Kang Minhyuk (강민혁)
- Song Hyuri (송휴리)
- Kim Myungsoo (김명수)
- Jang Hanbyul (장한별) and all cast in Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ ver. 1
New Cast:
- Jung Shin Ae
- Trio Orenji High School:
1. Kim Hyerien
2. Han Sunyoung
3. Song Hami
- Kim Taerin
- Kim Changmi
- Etc…
- Fujiwara Ayumu (藤原歩) aka Jung Jiyoo (정지유)
- YOWL
1. Kim Jaejoong (김재중)
2. Oh Wonbin (오원빈)
3. Lee Jaejin (이재진)
4. Kang Minhyuk (강민혁)
- Song Hyuri (송휴리)
- Kim Myungsoo (김명수)
- Jang Hanbyul (장한별) and all cast in Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ ver. 1
New Cast:
- Jung Shin Ae
- Trio Orenji High School:
1. Kim Hyerien
2. Han Sunyoung
3. Song Hami
- Kim Taerin
- Kim Changmi
- Etc…
Cinta,
musik dan impian adalah tiga ritme yang mampu membuat manusia tetap bersemangat
dalam hidup. Cinta akan menunjukan jalan untuk meraih impian, dan musik
memberikan harapan dalam mengiringinya. Cinta menguatkanmu, musik
menginspirasimu dan impian akan memberimu ribuan harapan untuk tetap berjuang
dan hidup…
EPISODE #7
Jinwoon
dan Daehyun pamit pergi. Ai tak berkomentar apapun dan tetap bungkam membuat
Jinwoon dan Daehyun menyerah. Selama ini Jinwoon dan Daehyun hanya tahu jika
Youngduk amat membenci YOWL. Munculnya foto itu, tentu saja membuat keduanya
terkejut dan penasaran pada apa yang terjadi sebenarnya.
“Setelah
aku keluar dari kantor Kepala Sekolah, Kim Youngduk sepertinya sudah
menungguku. Kemudian kami memilih kantin untuk mengobrol. Hanya sebentar. Ia
berterima kasih padaku juga meminta maaf, itu saja.”
“Kau
menyukai Lee Junki bukan?”
“Gawat
jika foto ini sampai ke tangan Jaejoong.”
“Jaejoong?
Kenapa?”
“Kim
Youngduk Songsaengnim, dia… dia… kakak tiri Kim Jaejoong.”
Minki
terkejut mendengarnya. Dari semua member YOWL, hanya tentang Jaejoong yang
Minki tak banyak tahu. Jaejoong adalah pemuda yang sangat tertutup tentang
pribadinya. Minki tak menyangka jika Jaejoong bisa senyaman ini pada Ai. “Tapi
kenapa foto ini justru di kirim pada Daehyun? Bukan padamu?”
“Itu
yang juga jadi pertanyaanku. Apa tujuannya?”
***
“Tidak
aka nada perubahan, baik kepanjangan dari YOWL atau nama fandom YOWL.” Minhyuk
tersenyum puas.
“Secepat
itukah dia berubah?” Tanya Jaejin. “Yang aku dengar tentang Ibu Presedir,
sungguh tak begitu baik. Menyerah seperti ini bukanlah sifatnya. Aku rasa ini
sedikit aneh.”
“Sikap
teliti Ai beralih padamu?” Minhyuk merangkul Jaejin.
“Tapi
inilah kenyataannya.” Sukjin tersenyum. “Kami telah mempersiapkan semua, untuk
debut kalian. Giatlah berlatih. Jangan kecewakan Yowlism dan orang yang
berjuang keras untuk kalian.”
“Warna
identitas kami hitam dan merah?” Tanya Jaejin yang masih serius dengan map di
tangannya.
“Aku
putih, kau biru bukan? Jika merah dan hitam, itu hanya Jaejoong dan Wonbin.
YOWL ada empat warna, tak bisakah itu menjadi warna identitas kami dan fans?”
Komentar Minhyuk.
“Akan
aku sampaikan usulmu. Aku pergi dulu.” Sukjin pamit.
“Kalian
menemuinya bukan?” Pertanyaan Jaejoong menghentikan langkah Sukjin.
“Konsep
ini, pernah ia katakan pada kami, sebelumnya.” Sambung Wonbin.
Sukjin
menghela nafas panjang dan kembali menatap keempat personil YOWL. “Berusalah,
berlatih dengan baik. Seperti yang aku katakan sebelumnya, jangan kecewakan
Yowlism dan orang yang telah berjuang keras untuk kalian.” Sukjin tersenyum
sebelum benar-benar pergi dari dorm YOWL.
Jaejin
dan Minhyuk menatap heran Jaejoong dan Wonbin yang terlihat berseri. Jaejoong
dan Wonbin menyadarinya dan kompak menatap Jaejin dan Minhyuk. “Dia berjanji
akan berkunjung dalam waktu dekat ini. Kita tunggu saja.” Jaejoong sambil
kemudian tersenyum lebar.
“Mereka
melibatkan Ai?” Jaejin masih tak percaya.
“Wanita
itu menyerah pada Ai??” Minhyuk pun senada.
“Karena
itu aku tak pernah meragukannya, walau ia tak bersama kita.” Wonbin tersenyum.
“Ayo
kita berlatih.” Jaejoong bangkit dari duduknya. “Aku bosan terkurung di sini
dan ingin segera kembali ke sekolah. Kalian tidak?”
“Tentu
saja!” Jaejin antusias di susul Minhyuk daan Wonbin bangkit dari tempat mereka
duduk.
***
Ai dan
Jinwoon berdiri berdampingan di atap sekolah. Menatap murid-murid di bawah
sana. “Kau mencurigai seseorang?” Tanya Jinwoon.
“Entahlah.
Hingga kini hanya terpikir, kenapa Daehyun?”
“Kau
tak menjawab pertanyaanku semalam dan hingga kini hanya terpikir, kenapa Kim
Youngduk Songsaengnim? Bagaimana bisa kau bersamanya dan dia.. dia memegang
tanganmu seperti itu??”
“Oppa
cemburu?”
“Mm-mwo??
Tentu saja tidak. Siapapun yang melihatnya pasti akan bertanya seperti yang aku
tanyakan padamu, karena…”
“Kim
Youngduk sangat membenci YOWL sebelumnya.” Potong Ai. “Sebenarnya banyak yang
berubah kagum sejak Hwaseong Festival kala itu, tapi aku kembali
mengacaukannya. Aku hanya minta maaf untuk skandal Viceroy dan sebaliknya, itu
saja.”
“Ok,
aku percaya. Lalu bagaimana menurut analisismu? Kenapa foto itu di kirim pada
Daehyun yang jelas tak berhubungan dekat dengan YOWL juga Viceroy.”
“Aku
tidak tahu. Belum menemukan sama sekali.”
“Tunggu.
Apa mungkin pelakunya tahu tentang kita? Kau, aku dan Daehyun. Kita saudara,
keluarga besar Jung.”
“Sempat
juga terpikir olehku, karenanya menjadi sangat rumit. Pertemuan kami itu
terjadi saat jam pelajaran berlangsung. Siapa yang bebas berkeliaran? Selain
aku dan… yang aku tahu gemar melarikan diri adalah Jang Hanbyul, namun tidaak
untuk hal seperti ini.”
“Ish!
Bagaimana bisa kau mencurigai kekasihmu sendiri?? Itu tidak mungkin. Aku tak
banyak tahu tentang para pembangkang, hanya temanku sendiri Choi Joonghun, tapi
tak mungkin itu dia. Walau ia sangat tertarik padamu dan YOWL.”
Ai dan
Jiwoon berjalan menuruni tangga. Lagi-lagi suatu kebetulan. Junhyung sedang
berjalan menaiki tangga. Langkah Ai terhenti, begitu juga Junhyung. Keduanya
saling menatap membuat Jinwoon heran. Ai kembali mengepalkan tangan kanannya.
Junhyung menunduk dan berjalan melewati Ai dan Jinwoon. Ai menuduk, menekan
emosinya. Jinwoon menyentuh lengan Ai dan menatapnya. Ai segera tersenyum lebar
dan kembali berjalan.
-------
Ai
bergabung bersama Hyuri, Kibum dan Wooyoung di taman sekolah. Hyuri dan Kibum
asik ngobrol, sedang Ai duduk diam memperhatikan sekitar dan Wooyoung sesekali
menatap Ai. Apakah pelaku itu ada di antara murid-murid ini? Apakah masih
berhubungan dengan Yong Junhyung? Pertanyaan itu berputar-putar di dalam otak
Ai. Hyuri memberi isyarat pada Kibum agar menatap Ai dan Wooyoung.
“Kalian,
ada apa sebenarnya?” Tanya Kibum.
“Aku,
aku hanya memperhatikan Nona. Nona, apakah terjadi sesuatu?” Wooyoung bertanya
pada Ai.
“Ai,
apa arti tatapanmu itu?” Sambung Hyuri.
“Fujiwara!”
Byunghun tersenyum lebar berlari kecil mendekat. Di belakangnya Minhwan
menyusul. “Ada apa? Ada masalah lagi?” Tanya Byunghun menyadari ekspresi Ai.
Ai
memperhatikan Daehyun, Taemin dan Jieun. “Apa mereka sangat berpengaruh?” Gumam
Ai membuat yang lain turut melihat kemana mata Ai memandang. “Daehyun, apa dia
begitu menarik perhatian?”
“Kau
ini biacara apa, Fujiwara?” Byunghun tak paham dan Ai kembali bungkam.
-------
“Menatap
pada Daehyun, Taemin dan Jieun sedemikian rupa lalu, bergumam, apa mereka
sangat berpengaruh? Membuat kami penasaran, dan kembali bergumam, Daehyun, apa
dia begitu menarik perhatian?” Tutup Byunghun.
“Setelah
itu Fujiwara memilih bungkam.” Imbuh Minhwan. “Apa mereka punya masalah?”
“Aku
rasa tidak. Selama di sini, Jiyoo hanya bermasalah dengan kita.” Sanggah
Hanbyul.
“Dia
itu gemar sekali berteka-teki. Bagaimana kau bisa tahan dengannya?” Tanya
Byunghun.
“Kau
sendiri, bagaimana bisa kau kagum padanya?” Hanbyul balik bertanya.
“Aku??
Kagum?? Tidak, itu tidak benar.” Bantah Byunghun.
“Tatapanmu
tak bisa berbohong, Lee Byunghun.”
“Kau
cemburu?!!”
“Kalian
ribut sekali!” Myungsoo kesal. “Aku akan mencoba bertanya pada Jieun. Mungkin
saja dia tahu sesuatu.”
“Kenapa
kalian jadi begitu perhatian padanya?” Tanya Sunghyun. “Seolah ingin sekali
melindungi Ai.”
“Kau
yang lebih dulu mengenalnya, apa kau juga tak ingin melindunginya? Tak ada lagi
YOWL di sini.” Kata Byunghun.
“Aku
tak sedekat itu dengannya. Yang aku tahu, dia tak suka di kasihani.”
“Hal
yang akan membuatnya marah adalah sesuatu yang berhubungan dengan YOWL. Tatapan
Fujiwara itu adalah tatapan menyelidik. Sepertinya memang telah terjadi
sesuatu, entah apa itu.” Jungshin ikut urun pendapat.
“Tapi
kenapa pada Daehyun? Setahuku Daehyun sangat mengidolakan Fujiwara.” Gumam
Minhwan.
***
Ai
menunjukan foto dirinya bersama Youngduk yang di kirimkan kepada Daehyun pada
Kibum, Wooyoung dan Yongbae. Kibum paling terkejut melihatnya. “Kim Kibum,
jangan bertanya bagaimana ini bisa terjadi.” Cegah Ai saat mulut Kibum terbuka.
“Dan kenapa foto ini di kirim pada Daehyun. Aku tak tahu kenapa, dan aku harap
kalian bisa bantu.”
“Jika
Nona tak punya hubungan khusus dengan Kim Youngduk Songsaengnim, apa yang di
khawatirkan? Nona orang tenar, harusnya kebal dengan hal semacam ini.” Komentar
Wooyoung.
“Tetap
saja, yang jadi pertanyaanku, kenapa kau dan Kim YoungdukSongsaengnim ada di
foto ini? Dan kenapa di kirim pada Jung Daehyun?” Ucap Kibum heran.
“Masalahnya…”
“Annyeong!!!”
Shin Ae memasuki basecamp. Tetap seperti itu dengan nada riang dan senyum
lebar. Ai tak melanjutkan ucapannya.
“Akan
ku bereskan dia.” Yongbae bangkit dari duduknya.
“Jangan!”
Cegah Ai. “Biarkan saja dia bergabung.”
Shin Ae
mendekat. “Apa aku mengganggu?”
“Kebetulan
sekali, duduklah. Kami sedang berunding.” Sambut Ai.
“Aku
hanya ingin menyampaikan sesuatu.”
“Apa
itu? Cepat katakan, kami sangat sibuk.” Desak Yongbae.
“Mereka…
mereka meminta aku menyampaikan ini, mereka tidak akan tinggal diam jika Nona
tetap mengotak-atik Jeonggu Dong. Cukup YOWL, dan setelah ini Jeonggu Dong
adalah milik mereka, jangan di sentuh lagi.” Ekpresi mereka berubah masam usai
mendengar pesan yang di sampaikan Shin Ae. “Para pembangkang itu, aku rasa kali
ini tak sekedar ancaman. Mereka berjanji akan membuat Nona hidup tenang dalam
Hwaseong Academy jika Nona mau lepas tangan dari Jeonggu Dong.”
“Nona,
aku rasa inilah waktunya untuk menerima tawaran Choi Seunghyun –T.O.P.- Hyung.”
Saran Yongbae.
Semua
menatap Ai. Ai menghela nafas dan menyandarkan punggung pada kursi.
-------
Ai
duduk diam di teras. Memikirkan masalah-masalah yang belakangan ini beruntun
menghampirinya. Terasa akan meledak karena semua itu. Minki baru sampai, namun
Ai tak menyadarinya. Minki duduk di hadapan Ai, tersenyum menatap gadis itu dan
diam menunggu.
“Oh!
oppa??” Ai baru menyadari keberadaan Minki beberapa detik kemudian.
“Ancaman
para pembangkang itu, aku sudah dengar. Kau takut?”
“Apa
yang aku lakukan salah? Eung, tidak salah, tapi ini impian yang terlalu tinggi
untuk ku gapai, benar demikian kan Oppa?”
“Tujuan
mulia selalu tak pernah berjalan mulus pada awalnya. Beberapa orang merasa
frustasi ketika tak mampu meraih apa yang mereka harapkan. Apa kau akan
menyerah sampai di sini? Sungguh kau ingin menyerah?” Minki menatap Ai begitu
sebaliknya. “Kau benar ingin menyerah Jung Jiyoo?? Kau punya kekuatan, tapi
kenapa kau ragu? Ini bukan hal yang muluk-muluk. Kau hanya ingin anak-anak
Jeonggu Dong tak lagi di cap sebagai berandalan, anak preman, anak penjahat.
Karena tak seluruhnya demikian. Kenapa tak kau gunakan kekuatan itu? Kenapa kau
ragu pada dirimu sendiri? Aku rasa kau sendiri sudah tahu, sebelum kau membuat
orang lain yakin padamu, kau harus membuat dirimu sendiri yakin akan dirimu.”
“Apa
aku mampu?”
“Selama
kita masih bernapas, harapan itu masih ada dan menunggu untuk kita raih. Jika
kau lelah, kau bisa gunakan tubuhku. Apa yang kau tunggu? Kepakan sayapmu dan
terbanglah.”
“Terima
kasih, Oppa.” Air mata Ai runtuh, meluncur pelan menuruni pipi putihnya. Minki
bangkit dari duduknya, mengusap air mata Ai kemudian memeluk gadis itu.
***
Ai dan
Minki berjalan menuruni tangga. Keduanya siap untuk pergi bersama. Saat sampai
di ujung tangga. Langkah keduanya terhenti melihat mobil Hanbyul mendekat dan
berhenti tepat di depan mereka. Hanbyul, Hyuri dan Myungsoo keluar dari dalam
mobil.
“Kalian
akan pergi?” Tanya Hyuri.
“Hanya
ke florist.” Minki mendahului Ai membuat gadis itu menatapnya heran. “Kalian
datang untuk menjemput Ai?”
“Boleh
aku mengajak Ai pergi?”
“Eum,
tentu saja.”
“Oppa.”
Protes Ai.
“Bersenang-senanglah.”
Minki tersenyum tulus.
“Tapi
Oppa.”
“Masih
banyak waktu, kita lakukan lain kali. Kau butuh menyegarkan diri dan pikiranmu,
pergilah. Bawa dia bersenang-senang.” Minki mendorong Ai lebih dekat pada
Hanbyul.
“Oppa
pergi saja dengan kami.” Ajak Hyuri.
“Aku
harus ke florist, lalu ada sedikit urusan di tempat lain. Pergilah dan
bersenang-senang. Jika ada satu gadis lagi di sini, aku maau ikut double date
kalian.” Canda Minki.
Akhirnya
Ai pergi bersama Hanbyul, Hyuri dan Myungsoo, meninggalkan Minki sendiri. Minki
menghela nafas menatap mobil Hanbyul yang melaju, menjauh. Minki tersenyum dan
berjalan pergi.
“Kalian
merusak rencanaku.” Ai yang sedari tadi diam angkat bicara.
“Kau
pergi dengan Minki Hyung karena sesuatu yang penting?” Hanbyul sambil fokus
mengemudi.
“Nenek
tak memberiku izin pergi, tanpamu. Maaf.” Sesal Hyuri.
“Nyonya
Shin sudah kembali? Pantas kau bebas. Bagaimana kesehatan Nyonya Shin?”
“Membaik.
Semua ini juga karena Joongki Oppa. Nenek juga ingin bertemu denganmu.”
“Fujiwara,
bagaimana jika nantinya kau benar di keluarkan dari sekolah?” Canda Myungsoo.
“Sedari
awal, tempatku adalah Jeonggu Dong. YOWL dan Viceror sudah berdamai. Tak ada
yang aku khawatirkan lagi jika aku harus pergi dari Hwaseong Academy, aku
siap.”
“Lalu
bagaimana denganku?” Tanya Hyuri.
-------
Mereka,
Hanbyul-Ai, Myungsoo-Hyuri sampai di Idea. Hyuri yang memilih lokasi ini untuk
double date mereka kali ini. Kawasan senada dengan Hongdae. Area belanja
terbuka, restoran, tempat hiburan juga kehidupan malam yang beragam. Hyuri
melingkarkan tangannya pada lengan Myungsoo. Dua sejoli ini terlihat mesra dan
berseri menyusuri jalanan Idea. Di belakang mereka, Hanbyul dan Ai berjalan
berdampingan. Menyusuri jalanan ini, melihat Myungsoo dan Hyuri, Hanbyul merasa
sedikit iri. Ai terlampau acuh padanya. Hanbyul meraih tangan kanan Ai dan
menggenggamnya erat. Hanbyul tersenyum
puas ketika Ai menoleh menatapnya. Hanbyul mengerlingkan mata pada Ai. Ai hanya
bisa tersenyum dan menggeleng pelan.
Dengan
satu tangan masih terbungkus gips, Ai memilih diam. Hanya menemani Hanbyul,
Hyuri dan Myungsoo bermain. Merasa bosan, Ai memilih duduk di bangku kosong di
pojok arena game zone. Sendiri di tengah keramaian, angan Ai melayang ke masa
lalu. Ia teringat pada YOWL. Seperti menonton film, adegan ketika Ai
bersenang-senang dengan YOWL tergambar jelas di depannya. Di tempat yang sama,
game zone, Ai bersama Jaejoong, Kibum, Jaejin, Minhyuk dan Wonbin menghabiskan
waktu, bermain bersama mencoba berbagai permainan. Dan ketika Jaejoong berhasil
mendapatkan satu-satunya boneka babi biru dalam box permainan boneka. Babi
biru? Ingatan Ai terhenti di sana.
“Hey..”
Bisik Hanbyul lembut sudah membungkuk di depan Ai. Mata bulat Ai melebar.
Hanbyul begini dekat di depannya. Wajah Ai segera bersemu merah. “Kau melamun
daan tersenyum, apa yang kau pikirkan?” Tanya Hanbyul.
“Ai!!!
Lihat!!!” Hyuri menunjukan boneka di tangannya. “Myungsoo mendapatkannya,
untukku. Dia sangat hebat dalam beberapa permainan.” Hyuri memberi Myungsoo
sebuah kecupan di pipi. Ai hanya tersenyum. “Aku lapar, kita makan ya…” Rengek
Hyuri kemudian.
Tak
puas bermain di arena game zone, Hyuri membawa rombongan ini ke tempat karaoke.
Menyewa tempat VIP, bersenang-senang di sana. Hanbyul dan Myungsoo duet bersama
Hanbyul menyanyikan ‘SNSD-Kissing You’ lengkap dengan tarian mereka yang
mencoba menirukan bagaimana SNSD bernyanyi sambil menari. Bahkan Hanbyul juga
menyanyikan ‘SNSD-Gennie’ dan menari di depan ketiga temannya sukses membuat
Hyuri terbahak dan Ai tersenyum geli. Hanbyul merasa puas malihat Ai tersenyum
demikian.
Hyuri
ambil bagian. Awalnya Hyuri ingin bergaya ‘gila’ seperti Hanbyul menyanyikan
‘Selena Gomez-Love You Like A Love Song’, namun Hyuri tak bisa melakukannya.
Hyuri kembali memeriksa daftar lagu, kemudian ia memilih untuk menyanyikan
‘Frente-Bizarre Love Triangle’. Myungsoo menatap kagum Hyuri. Senyum terus
terkembang di wajah Myungsoo ketika ia menatap Hyuri yang sedang bernyanyi.
Hyuri kembali duduk dan menutup wajah dengan kedua tangannya. Hyuri malu, ia
merasa suaranya sangat buruk ketika bernyanyi, selalu demikian walau Ai
mengatakan Hyuri memiliki suara yang merdu.
“Now,
is your turn, Fujiwara Ayumu.” Tunjuk Myungsoo. “Kau tak ingin bernyanyi?”
Hyuri
dan Hanbyul diam, menatap Ai. “Aku rasa Jiyoo tak ingin bernyanyi.” Hanbyul
menengahi.
“Hyuri
sudah bernyanyi, kau tak ingin bernyanyi untuk… Hanbyul?” Myungsoo tak mau
menyerah.
“Sepertinya
Ai benar tak ingin menyanyi, jangan memaksanya.” Hyuri turut bicara. Ia khawatir
Ai akan marah.
Ai
bangkit dari duduknya dan memeriksa daftar lagu. Hanbyul, Hyuri dan Myungsoo
menatapnya. “Kau tidak akan menyanyikan lagu rock di sini kan?” Myungsoo
kembali bicara. Ai sama sekali tak menjawab. Ai memilih satu lagu, siap
bernyanyi dan duduk di gagang (?) sofa. Ai kembali tersenyum dan intro lagu
‘After School-Someone Is You’ mulai terdengar. Ai menyanyikan lagu slow itu
dengan apik. Hanbyul tersenyum terus menatap Ai. Hyuri menyandarkan kepala di
bahu Myungsoo yang kemudian merangkulnya.
***
Hanbyul
membawa Ai untuk mengantar Hyuri dan Myungsoo. Kemudian Hanbyul mengantar Ai
pulang kembali ke Jeonggu Dong. Ai dan Hanbyul berdiri berhadapan, saling diam.
Hanbyul menatap Ai yang juga menatapnya, ia kemudian tersenyum.
“Maaf
jika perjalanan kali ini benar membuatmu tak nyaman. Aku rasa lain kali, kita
pergi sendiri, berdua saja, kau mau kan?” Ajak Hanbyul dan Ai menjawabnya
dengan senyuman di sertai anggukan kepala. Hanbyul kembali diam. “Jujur, aku
senang melihat senyummu, tadi saat di tempat karaoke. Itu… sangat jarang,
sepertinya sangat mahal sekali untuk kau tunjukan.”
Ai
kembali tersenyum geli. “Kau membuatku gila, Jang Hanbyul.” Hanbyul segera
tersipu mendengarnya. “Aku bahagia, setiap kali bersamamu, sungguh. Terima
kasih.” Rasa panas memenuhi kedua mata Ai. “Kau tidak akan pergi seperti yang
lain kan?” Ai menatap Hanbyul dengan tatapan sendunya. “Maafkan aku…” Ai
tertunduk mengusap air matanya.
Hanbyul
mendekat pada Ai dan mencium bibir merah Ai.
-------
Ai
berhenti di ujung tangga teratas, menyentuh bibirnya dan berbalik menatap mobil
Hanbyul yang melaju pergi. Ai kembali berjalan dan memasuki rumah. “Aku
pulang!” Seru Ai tak bersemangat.
“Ada
apa dengan ekspresimu itu?” Sambut Minki.
“Idae,
game zone, karaoke.”
“Eum,
aku paham. Dulu kalian sering melakukannya, kau, Kibum dan… YOWL. Kembali
merasa kehilangan?”
Ai
mengangguk. “Sulit sekali menetralkannya.
“Semua
butuh proses. Jika kau lawan, itu akan semakin menyiksamu. Biarkan saja
mengalir, bersama waktu. Jangan melawannya dan itu akan membuatmu kuat.”
“Hah…
pada akhirnya aku kembali pada cinta pertamaku. Oppa tak hanya membuatku luluh,
Oppa juga selalu menenangkanku. Terima kasih.”
“Anytime.”
Ai
tersenyum geli. “Oya, Oppa ingat boneka babi biru kecil milikku?”
“Em??”
Minki berusaha mengingatnya. “Ada begitu banyak boneka yang di berikan fans
padamu. Yang mana yang kau maksud?”
“Itu
pemberian Jaejoong, bukan fans.”
“Ah,
menurutku dia termasuk fanboy dari Fujiwara Ai Ayumu. Jaejoong pernah memberimu
boneka?”
***
Hyerien
datang bersama seorang temannya. Keduanya melihat YOWL yang sedang berlatih di
dalam studio Caliptra Seta Entertainment. Hyerien membawa temannya menemui YOWL
ketika latihan usai.
“Nona
Hyerien kemari.” Kata Sukjin pada keempat member YOWL. “Dia ingin bertemu
dengan kalian. Bersikaplah baik padanya.” Jaejoong terlihat kesal. “Nona Kim
Hyerien adalah adik dari Ibu Presedir.”
‘Adik Ibu Presedir?’ Batin
Jaejoong lengkap dengan ekspresi kagetnya.
Sukjin
pamit pergi, meinggalkan YOWL dan Hyerien. “Kalian terlihat semakin baik, walau
tanpa Ai.” Hyerien duduk memulai obrolan. “Dia ini temanku, Han Sunyoung. Dia
juga Yowlism, sama sepertiku.”
“Wah,
Nona Kim Hyerien juga Yowlism??” Sambut Minhyuk antusias. “Salam kenal.”
“Panggil
saja Hyerien. Kita seumuran bukan?”
“Kalian
sekolah di Orenji Highschool??” Jaejin mengamati seragam yang di kenakan
Hyerien dan Sunyoung.
“Iya.
Apakah terlalu mencolok? Kami mengambil jurusan film, Sunyoung ballerina
kebanggaan sekolah kami.”
“Tidak
demikian. Hyerien selalu berlebihan. Dia itu sutradara muda kebanggaan Orenji
Highschool, sungguh.” Sunyoung menimpali.
“Wah,
kalian benar-benar keren!!!” Puji Minhyuk.
‘Keren? Mereka datang untuk pamer. Orenji
Highschool satu level diatas Hwaseong Academy.’ Gerutu
Jaejoong dalam hati.
“Kalian
juga keren.” Balas Hyerien.
“Kalian
berdua Yowlism, siapa yang paling kalian suka di antara kami?” Tanya Jaejin
penasaran.
“Sunyoung
sangat mengagumi The Onyx of YOWL, Oh Wonbin. Tapi dia juga mengagumi
kekompakan The Luminous Kang Minhyuk dan Lee Jaejin. Baginya, kalian sama-sama
lucu dan bersinar. Pasangan yang kompak.” Jaejin juga Minhyuk sama-sama
tersipu.
“Lalu
bagaimana dengan Nona Kim Hyerien sendiri?” Tanya Minhyuk.
“The
Wacky Way Of YOWL, tapi sayang dia tak di sini lagi.”
Seketika
suasana menjadi hening. “Dia masih di sini, bersama kami.” Kata Jaejoong.
“Walau kami ada di tempat yang berbeda, namun hati kami satu.”
Hyerien
menyincingkan senyum. “Aku suka pada kepercayaan dirimu itu. Kau yang di anggap
paling bertanggung jawab atas YOWL kini. Mampukah kau? Atau kau malah akan
membuatk Ai kami kecewa? Kim Jae Joong?” Jaejoong sedikit emosi mendengarnya.
“Hagh! Menguasai dirimu sendiri kau tak mampu, bagaimana kau akan mampu
mempimpin membermu? Tanpa Ai.
-------
Jaejoong
membanting kesal tubuhnya di sofa saat sampai di dorm. “Ibu Presedir kehingan
berat badan gara-gara kita??” Jaejin yang menyusul duduk kemudian. “Sungguh,
itu berlebihan.”
“Sebenarnya
apa tujuannya menemui kita?” Imbuh Minhyuk.
“Politik
perusahaan? Mungkin?” Tebak Jaejin.
“Dia
itu, membuatku kesal sejak pertemuan pertama kami.” Jaejoong turut bicara.
“Kalian
sudah pernah bertemu sebelumnya?” Jaejin penasaran.
Ding-dong!
Terdengar bunyi bel. “Aku saja.” Wonbin bangkit dari duduknya untuk membuka
pintu. Wonbin membuka pintu dan berdiri tertegun di depan pintu yang terbuka.
---TBC---
shytUrtle
0 comments