The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ (다음 이야기 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’)
05:45
The
Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love,
Music and Dreams’
다음 이야기 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’
. Judul: The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
. Revised Romanization: da-eum
iyagi Hwaseong Akademi 'salang, eum-aggwa kkum'
. Hangul: 다음 이야기 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’
. Author:
shytUrtle
. Rate:
Serial/Straight
.
Cast
- Fujiwara Ayumu (藤原歩) aka Jung Jiyoo (정지유)
- YOWL
1. Kim Jaejoong (김재중)
2. Oh Wonbin (오원빈)
3. Lee Jaejin (이재진)
4. Kang Minhyuk (강민혁)
- Song Hyuri (송휴리)
- Kim Myungsoo (김명수)
- Jang Hanbyul (장한별) and all cast in Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ ver. 1
New Cast:
- Jung Shin Ae
- Trio Orenji High School:
1. Kim Hyerien
2. Han Sunyoung
3. Song Hami
- Kim Taerin
- Kim Changmi
- Etc…
- Fujiwara Ayumu (藤原歩) aka Jung Jiyoo (정지유)
- YOWL
1. Kim Jaejoong (김재중)
2. Oh Wonbin (오원빈)
3. Lee Jaejin (이재진)
4. Kang Minhyuk (강민혁)
- Song Hyuri (송휴리)
- Kim Myungsoo (김명수)
- Jang Hanbyul (장한별) and all cast in Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ ver. 1
New Cast:
- Jung Shin Ae
- Trio Orenji High School:
1. Kim Hyerien
2. Han Sunyoung
3. Song Hami
- Kim Taerin
- Kim Changmi
- Etc…
Cinta,
musik dan impian adalah tiga ritme yang mampu membuat manusia tetap bersemangat
dalam hidup. Cinta akan menunjukan jalan untuk meraih impian, dan musik
memberikan harapan dalam mengiringinya. Cinta menguatkanmu, musik
menginspirasimu dan impian akan memberimu ribuan harapan untuk tetap berjuang
dan hidup…
EPISODE #5
Keempat
member YOWL memenuhi penggilan Presiden Direktur Caliptra Seta Entertainment,
Kim Taehee. Keempatnya menunggu di ruangan Taehee. 10 menit menunggu, akhirnya
Kim Taehee muncul juga. Tanpa basa-basi, Taehee langsung menjelaskan maksud
pertemuan kali ini. Kemudian Sukjin membagikan map warna biru kepada
masing-masing member YOWL.
“Kontrak
dan sedikit perubahan untuk persiapan debut YOWL. Tolong pelajari baik-baik.”
Tutup Taehee.
“Maaf?
Perubahan?” Jaejoong sebelum membuka map di tangannya.
“Em.
YOWL akan berevolusi, lahir menjadi YOWL yang baru dengan formasi baru, berempat.
Pelajari uraiannya dalam map itu.”
“Perubahan?
Maaf Ibu Presedir, apakah tidak bisa kita membawa Ai kembali bersama YOWL?”
Tanya Jaejin dengan lugunya.
“Apa??
Apa kau bercanda?? Aku dengar teman kalian Ai, satu tangannya cidera dan belum
pulih. Apa kau pikir debut YOWL adalah main-main?”
“Saya
pernah membaca tentang fakta beberapa musisi, ada yang mengisahkan jika debut
mereka tertunda karena permasalahan salah satu member, untuk YOWL tidak bisakah
demikian?”
Taehee
tersenyum mendengarnya. “Solidaritas yang patut di acungi jempol.” Taehee
kemudian menatap satu per satu member YOWL. “Perlu kalian tahu, semua ini
adalah keputusan Fujiwara Ayumu. Staf ku mengatakan gadis itu datang dan
membuat permohonan agar YOWL tak di diskualifikasi saat malam final karena
hanya tampil berempat dan ia membawa pembaruan profil YOWL. Melihat kualitas
YOWL dan para pendukungnya, kami mengabulkan permohonan Fujiwara Ayumu yang
menyatakan mundur dari YOWL. Prediksinya benar, kalian, YOWL menang. Dan inilah
kalian yang sekarang, YOWL dengan formasi berempat. Jangan berpikir kami
menutup mata dan telinga tentang kalian karena kami mengawasi semua. Bahkan
tentang percekcokan fans pendukung YOWL dan Fujiwara Ayumu, kami sudah
mengetahuinya. Kami akan mengatasinya. Tugas kalian hanyalah mempersiapkan diri
untuk debut.”
Keempat
member YOWL terdiam. “Sebaiknya kalian pelajari dahulu isi perjanjian untuk
kontrak dan sedikit perubahan YOWL. Kami akan segera mengirim surat undangan
untuk orang tua kalian.” Imbuh Taehee.
“Orang
tua??” Tanya Jaejoong.
“Iya.
Karena kalian masih berstatus murid SMA dan masih berada dalam tanggung jawab
orang tua kalian, maka untuk penandatanganan kontrak, kami juga membutuhkan
persetujuan orang tua masing-masing dari kalian. Ini prosedur kami. Ada
pertanyaan? Jika tidak ada, tolong pelajari kontrak kita dan segera isi data
lengkap kalian. Setelah itu kita bersama-sama menandatangani kontrak beserta
orang tua kalian. Jika benar tidak ada pertanyaan, kalian bisa pergi.”
Keempat
member YOWL keluar dari ruangan Taehee. Taehee merebahkan tubuhnya di kursi dan
menghela nafas. “Kali ini aku membenarkan Hyerin. Membawa YOWL sebagai pemenang
tanpa adanya Ai Fujiwara Ayumu bukanlah hal yang mudah. Anak-anak ini… mereka
benar berbakat, akan tetapi mampukah aku membawa mereka ke puncak? Perubahan
itu, apakah mereka akan terima? Bagaimana menurut Paman?”
“Pemuda
Jeonggu Dong, Nona pernah mendengar semua cerita tentang mereka? YOWL?”
“Em??
Cerita?? Jeonggu Dong… aku tak begitu tahu.”
“Jeonggu
Dong di kenal sebagai kampung preman, berandalan dan penjahat. Nona mendapatkan
YOWL dari tempat mengerikan itu, tentu tidak akan mudah membawa mereka pada
puncak. Perubahan itu… saya rasa tidak akan mudah. Jika mereka menolak, apakah
Nona akan memaksa?”
“Paman
benar. Lalu haruskah aku mengikuti saran Hyerin? YOWL memiliki banyak pendukung
bahkan sebelum mereka debut, tapi itu ketika mereka berlima. Hah… sebesar itu
kah pengaruh Fujiwara Ayumu bagi YOWL dan para pendukung mereka?”
“Ai
adalah pendiri YOWL. Dia yang memberi nama dan menyusun konsep YOWL. Nona
Hyerin adalah Yowlism, saya yakin Nona Hyerin banyak tahu tentang YOWL.”
“Yowlism?”
“Bahkan
Nona tidak tahu nama fans dari YOWL? Jika Nona tak mengenal siapa itu YOWL dan
bagaimana mereka, apakah mungkin Nona bisa merubah mereka? Saran Nona Hyerin,
apapun itu, saya mendukungnya.”
Taehee
diam sejenak memikirkan ucapan Sukjin. “Mungkin ini bisa membantu.” Sukjin
memberikan secarik kertas pada Taehee. “Nona Hyerin memberikan ini ketika kami
bertemu beberapa hari yang lalu. Onni tak akan mendengarku, tapi tidak dengan
Paman. Begitu yang Nona Hyerin katakan.”
Taehee
segera mengunjungi alamat website yang di tinggalkan Hyerin pada secarik kertas
yang di titipkan pada Sukjin. Taehee benar di buat terpesona oleh akun resmi
YOWL ini. Mereka terlihat profesioanal bahkan sebelum debut secara resmi di
bawah naungan agensi mayor. Penataan yang kreatif dan sistematis setara
official website musisi terkenal.
“YOWL
memakai karakter anime, namun kenapa mereka memakai gambar-gambar ini? Jika
bisa menggambar karakter mereka sendiri, ini akan lebih bagus.” Komentar
Taehee.
“Ini
karena Ai bisa mengkhayalkannya namun tak bisa memvisualisasikannya. Ai selalu
mengeluhkan, andai aku bisa menggambar, dalam beberapa postingannya.”
“Paman
banyak tahu.”
“Saya
termasuk pengagum YOWL.”
“Ish.”
Taehee tertawa kecil mendengarnya. “Jadi informasi itu kalian peroleh dari
sini? Kenapa akun sebagus ini akan di tutup? Melihatnya, aku jadi penasaran
pada sosok Fujiwara Ayumu. Di sini tak ada satupun foto Fujiwara Ayumu. Kenapa
ia selalu memakai karakter anime? Walau bersanding dengan foto-foto asli member
YOWL yang lain? Orang hanya akan tahu siapa itu Ai hanya jika mereka
menyaksikan YOWL secara live. Hah… membingungkan! Paman, bisakah Paman membuat
pertemuan untuk kami? Aku dan Fujiwara Ayumu.”
“Saya
punya seorang teman di Jeonggu Dong. Saya akan meminta bantuannya.”
“Tolong
segera atur pertemuan kami ini sebelum YOWL memberontak.”
Sukjin
tersenyum lebar. “Baik, Nona.”
***
“Youth?
Dia ingin merubah Yowlism menjadi Youth?? Dan coba lihat, YOWL, YOWL akan ia
rubah menjadi… apa maksud dari kata-kata ini?? Hah! Dia itu benar-benar.”
Minhyuk kesal.
“Ibu
Presedir menggabungkan beberapa bahasa.” Komentar Wonbin.
“Coba
kau baca, aneh bukan? YOWL tetaplah Young, Ordinary, Wild and Lovely. Titik! Ai
menyusun konsep YOWL dengan susah payah dan dia akan emngacaukannya dengan
susunan aneh ini?? ya, Jaejoong~aa, apa kau akan diam saja??”
“Jika
Ai ada di sini, ini tak akan terjadi.” Gumam Jaejin.
“Seperti
yang aku katakan temp hari, Ai lebih pantas menjadi leader YOWL.” Minhyuk
sambil melirik Jaejoong yang diam menundukan kepala.
“Aku
akan menemui Ai dan membicarakan hal ini dengannya. Kau benar Minhyuk, bahkan
sampai sekarang, aku taak bisa menjadi leader yang baik untuk YOWL.” Suasana
menjadi hening setelah Jaejoong bicara. Minhyuk saling melempar pandangan
dengan Wonbin dan Jaejin.
“Bukan
begitu maksudku Jaejoong…” Minhyuk merasa bersalah melihat ekspresi Jaejoong.
“Ai
adalah pendiri YOWL. Walau ia sendiri yang memilih mundur, aku tetap ingin ia
berada bersama kita, membawa YOWL ke puncak.”
“Apakah
itu mungkin?”
“Entahlah.
Tapi kita harus mencobanya, bagaimana?” Semua diam menatap Jaejoong lalu
mengangguk.
“Ya,
apa kalian paham arti dari kata-kata ini?” Tanya Jaejin dengan ekspresi lucunya
membuat ketiga member YOWL lainnya tersenyum geli.
***
Bangku
Ai kembali kosong. Ia ke sekolah namun lagi-lagi tak mengikuti pelajaran di
kelas. Hyunjoo kembali mengumpulkan Dewan Guru saat jam istirahat untuk
membahas skandal besar yang melibatkan Ai, empat member Viceroy dan Hyuri.
Senada dengan Red Venus dan Stardust, Viceroy adalah kebanggaan Hwaseong
Academy. Skandal ini tentu memunculkan teguran dan protes pada pihak sekolah.
Beberapa menuntut Ai dan siswa yang berasal dari Jeonggu Dong di keluarkan dari
Hwaseong Academy. Mereka khawatir keberadaan anak-anak Jeonggu Dong di dalam
Hwaseong Academy nantinya akan menimbulkan banyak masalah baru untuk
murid-murid yang lain. Protes yang berasal dari wali murid ini juga beralasan
jika mereka mengkhawatirkan keselamatan putra dan putri mereka yang bersekolah
di Hwaseong Academy.
Hyuri
terlihat lesu. Hampir menangis ia masih duduk di depan Joongki di klinik
sekolah. Hyuri menceritkan semua pada Joongki. Tentang larangan dan ancaman
Nyonya Song, ibu Hyuri. Nyonya Song melarang Hyuri bergaul dengan Ai. Bahkan
Nyonya Song mengancam akan mengawal Hyuri dengan bodyguard jika Hyuri masih
berhubungan dengan Ai dan juga mengancam memindahkan Hyuri dari Hwaseong
Academy. Hyuri tak ingin menjauhi Ai hanya karena tawuran itu. Selama ini Hyuri
selalu merasa kesepian. Memutuskan untuk mendekati Ai dan YOWL bukan hal mudah.
Dan ketika Hyuri mendapatkan mereka, kini Hyuri harus menjauh hanya karena
tawuran itu. Hyuri menolaknya namun juga takut pada ancaman Nyonya Song. Bukan
tentang bodyguard atau pindah sekolah, namun ancaman Nyonya Song yang akan
mendukung keputusan wali murid untuk mengeluarkan Ai dari sekolah.
Kibum
mengakhiri panggilan dan menggeleng. Wooyoung menghela nafas. Keduanya tak
menemukan Ai di rumah Moonsik, taman belakang sekolah juga klinik dan toilet
siswi kelas X. Keduanya kemudian menuju atap sekolah. Kibum dan Wooyoung
menemukan Jinwoon di sana namun tanpa Ai. Ketiganya kemudian duduk bersama dan
terlihat lesu.
Keenam
member Viceroy duduk di bawah pohon di tepi danau di taman belakang sekolah.
Mereka tak lolos dari perlakuan itu. Tatapan yang benar membuat tak nyaman
lengkap dengan saling berbisik satu sama lain itu. Untuk pertama kalinya
Viceroy merasa terasing di sekolah. Soojung, Chaerin dan Gyuri hanya menatap
keenam member Viceroy dari kejauhan. Mereka masih dibuat tak percaya oleh
terlibatnya empat member Viceroy dalam tawuran dengan preman Jeonggu Dong.
“Atmosfer
hari ini, benar-benar tak nyaman.” Taemin berdiri di depan kantor Dewan Senior.
“Jiyoo
Fujiwara menghilang.” Daehyun fokus pada ponselnya.
“Menghilang??”
Tanya Jieun.
“Mereka
tak menemukan Jiyoo Fujiwara di semua tempat ia biasa berada di sekolah ini.
Dimana dia? Ponselnya pun mati. Apa dia baik-baik saja?”
“Jika
dia merasa baik, Fujiwara tak akan menghilang.” Komentar Taemin kesal.
“Bantu
aku mencarinya.”
“Kemana??”
Taemin melotot.
***
Ai
menggeliat dan terbangun dari tidurnya. Ia duduk dan menguap, mengumpulkan sisa
nyawanya. Ai mengamati ruangan kecil itu. Tempat persembunyian yang sempurna.
Jika tempat ini nantinya juga di temukan oleh yang lain, Ai berpikir untuk
menjadikan gudang lembab berhantu itu untuk melarikan diri. Siapa yang berani
mendekati gudang itu? Tapi merasa ragu. Walau ia dan Minki pernah masuk kesana,
tapi menjadikan gudang itu sebagai tempat persembunyian baru, tentu bukanlah
ide yang baik. Makhluk halus penghuni gudang itu tak seramah Kim Yoojin. Tak
mungkin ia mau berbagi tempat dengan Ai. ai kembali menghela nafas. Ai kembali
mengamati ruangan kecil itu, tak ada jam dinding di sana. Ai menatap ponselnya
yang sengaja ia matikan. Ragu untuk menyalakannya kembali. Tiba-tiba terdengar
suara ketukan pintu. Ai kembali was-was.
“Kau
sudah bangun? Ini aku…”
Ai
mengenali suara itu dan bergegas membuka pintu. Byunghun segera masuk dan kembali
menutup pintu. “Kau tidur?” Tanya Byunghun mengamati Ai. Ai mengangguk
membenarkan. “Kau bisa tahan begini lama di sini.”
“Bagaimana
di luar?”
“Kau
mematikan ponselmu?” Ai kembali mengangguk. “Semua mencarimu.”
“Mereka
mencurigaimu?”
“Tentu
saja tidak. Mereka menggila. Ini pertama kalinya kami merasa terasing.”
“Bukankah
ini seru?” Ai tersenyum manis.
“Ya.
Bagaimana bisa kau setenang ini? Kau terancam di tendang keluar dari sekolah
ini.”
“Dari
dulu aku tak berminat sekolah. Jika harus pergi, tak masalah. Aku akan
mengundurkan diri.”
“Ya.
Kau sadar akan ucapanmu?!”
Ai
kembali tersenyum. “Alasanku masuk ke sekolah ini adalah YOWL. Semua sudah
selesai. Mungkin memang sudah saatnya aku pergi. YOWL akan baik di sana dan
Yoojin…” Ai diam sejenak, “Yoojin juga pergi.” Byunghun menatap Ai yang duduk
di samping kirinya. “Aku tak punya alasan lagi untuk tinggal. Jika memang harus
pergi, aku akan pergi.” Imbuh Ai.
“Kau
tidak punya alasan? Bagaimana dengan kami? Bagaimana Myungsoo, Minhwan,
Hanbyul, Hyuri dan aku??”
Pagi
ini ketika Ai melarikan diri dan hendak menuju gudang berhantu, tanpa sengaja
ia bertemu Byunghun. Byunghun mencegah Ai dan mendengar alasan Ai kabur dari
kelas, Byunghun kemudian menawarkan tempat persembunyiannya pada Ai. Walau tak
mengikuti club atletik, Byunghun kenal baik dengan Pembina club atletik.
Byunghun mendapat duplikat kunci ruang kecil tempat Pembina club atletik
beristirahat. Di sanalah Byunghun biasa bersembunyi jika malas mengikuti
pelajaran.
“Mianhae…”
Bisik Ai.
“Em??
Untuk apa??”
“Maksudku,
terima kasih.” Byunghun menatap heran Ai. “Terima kasih meu berbagi tempat ini,
denganku. Melakukan hal ini, pasti kau merasa jadi penghianat bagi yang lain.
Mereka menggila mencariku dan kau harus berpura-pura tak tahu.”
“Bukankah
ini seru?” Byunghun menirukan Ai lengkap dengan tersenyum manis. “Tak apa. Kau
bisa memakai ruangan ini saat kau mau. Aku akan menggandakan kuncinya, satu
untukmu.”
“Kau
serius mau berbagi denganku?”
“Ini
terpaksa.” Byunghun sambil mengusuk tengkuknya.
“Aku
pergi.” Ai bangkit dari duduknya.
“kau
yakin sudah merasa baik?”
“Di
sini, sedikit pengab, apalagi untuk berdua. Kau pakai saja.”
“Tunggu!”
“Em?”
“Ponselmu.”
“Thank
you.” Ai kembali tersenyum lalu meninggalkan Byunghun.
Byunghun
tersenyum lalu menghela nafas dan merebahkan tubuhnya di ranjang. Ia kembali
tersenyum sendiri sambil menatap langit-langit.
-------
Ai
menudukan kepala berjalan pelan menyusuri koridor yang sepi. Mau kemana lagi?
Jam pulang sekolah masih lama dan ia malas masuk kelas. Ai tiba-tiba tersenyum
sendiri. Ternyata selain Hanbyul, member Viceroy yang lain juga gemar melarikan
diri saat jam pelaajaran yaitu Byunghun. Byunghun, dulu Jaejoong sering
menyebutnya dengan julukan ‘Pangeran Warna-warni’ karena Byunghun paling sering
mengecat rambutnya dan berganti-ganti warna. Byunghun yang juga pernah
menantangnya duel dan kalah. Ai kembali tersenyum sambil menggeleng pelan.
“Fujiwara
Ayumu!” Suara itu menghentikan langkah Ai. Ai membalikan badan dan betapa
terkejutnya ia mendapati Park Shi Hoo sudah berdiri di belakangnya.
“Song-songsaengnim.”
“Ikut
aku. Kepala Sekolah ingin bertemu denganmu.”
“Iye,
Songsaengnim.” Ai berjalan mendekat lalu mengikuti langkah Shihoo.
“Kemana
saja kau seharian ini? Kenapa hobi sekali menghilang saat jam pelajaran? Aku
tahu nilaimu memang tak pernah mengecewakan tapi…” Hyunjoo –Son Hyunjoo-
kembali menggeleng, “bahkan setelah Jaejoong, Wonbin, Jaejin dan Minhyuk pergi,
sekolah ini tetap saja mendapatkan masalah dari Jeonggu Dong.”
“Maaf?
Apa Anda tidak salah mengatakan demikian? Menurut informasi yang saya peroleh,
murid-murid tak lagi mendapat gangguan berupa di target oleh preman-preman itu
sejak Jaejoong, Wonbin, Jaejin dan Minhyuk masuk ke sekolah ini. Tolong jangan
memperkeruh situasi. Masalah ini tak ada hubungannya dengan mereka berempat.”
“Kau
bahkan berani mengatakan hal itu di depanku?”
“Saya
hanya mengoreksi pernyataan Bapak yang menurut saya kurang tepat. Maaf jika
menjadikan Bapak tak berkenan.”
“Apa
kau bisa mempertanggung jawabkan semua ini?”
“Jujur
ini di luar kemampuan saya. Saya sudah mendengar semua, termasuk protes itu.
Ini bukan salah seluruh anak Jeonggu Dong. Ini hanya salah saya. Jika dengan
mengeluarkan saya dapat menyelesaikan masalah, lakukan saja, saya akan terima.
Akan tetapi saya mohon, jangan perlakukan ini pada yang lain. Mereka tidak
bersalah.”
“Sebenarnya…
aku sempat membanggakanmu, setelah melihat pertunjukan YOWL pada Hwaseong
Festival, tapi kenapa kau mengacaukan semua?”
Ai
tersenyum, “saya tak ingin Anda mencoba memahaminya. Namun demikianlah yang
terjadi, maaf.”
Hyunjoo
kembali diam, menatap Ai. Mengeluarkan gadis ini dari sekolah tentu bukanlah
hal mudah. Ketika rumor itu muncul, terjadi pro dan kontra. Walau banyak yang
mendukung sekolah untuk mengeluarkan Ai, namun tak sedikit pula pembelaan yang
muncul. Ai termasuk dalam jajaran siswi berprestasi walau ia jarang aktif di
kelas. Di tambah pula usai penampilannya bersama tim YOWL dalam Hwaseong
Festival, Ai sukses menarik pada simpati positif. Di tambah pula Nyonya Shin
Min Gi, pendiri Hwaseong Academy juga sangat menyayangi Ai. Walau kini Nyonya
Shin sedang tak berada di Korea, Hyunjoo tetap saja tak bisa bertindak gegabah.
Butuh alasan yang lebih kuat jika ingin mengeluarkan Ai dari sekolah.
“Fujiwara.”
Kim Youngduk (Kim Jay TRAX) sengaja menunggu Ai keluar dari ruang kepala
sekolah.
“Songsaengnim?”
Youngduk
dan Ai duduk di kantin. Ai terlihat lesu duduk diam di depan Youngduk. “Aku
tahu ini saat yang kurang tepat, tapi aku ingin mengucapkan terima kasih
padamu.” Youngduk memulai.
“Terima
kasih? Untuk apa?”
“Kau
membawa Jaejoong pada impiannya. Ini sedikit memalukan. Aku, kakaknya sendiri
tak mampu menolongnya, tapi kau? Kau telah mewujudkan langkah awal Jaejoong
menuju impiannya.”
“Maaf?
Songsaengnim mengatakan… kakak??”
Youngduk
menunduk, lalu menghela nafas. “Ini memang memalukan, maafkan aku.”
“Bukan
padaku, harusnya Songsaengnim mengatakan ini pada Jaejoong. Dan kemenangan itu
adalah karena kerja keras YOWL, bukan aku.”
“YOWL
tidak akan pernah ada, tidak akan sampai pada titik ini, tanpamu. Ini adalah
kerja kerasmu, Fujiwara. Melihatmu di sini, aku turut merasa sedih.”
“Terima
kasih atas simpatinya. Songsaengnim mengatakan ini karena takut nantinya aku di
keluarkan?”
“Maafkan
atas sikapku sebelumnya, pada kalian.”
“Aku
yang seharusnya minta maaf karena menyeret Viceroy dalam masalah ini. Maafkan
aku, Songsaengnim.” Ai menundukan kepala. Ai kembali menatap Youngduk, begitu
sebaliknya. “Entah Songsaengnim menyetujuinya atau tidak, ketika Myungsoo
menyatakan Viceroy mengakui keberadaan YOWL dan kemudian memilih berbaikan
dengan YOWL. Aku pribadi senang melihat mereka akur. Sekarang kenyataannya, aku
adalah satu-satunya berandalan Jeonggu Dong yang tersisa dan menyeret Viceroy
dalam masalah. Maafkan aku, maaf…”
Youngduk
tersenyum. “Ada kalanya mereka harus mencoba hal-hal seperi itu. Mereka masih
muda, hal semacam itu wajar terjadi di usia seperti kalian.”
“Menjadi
tak wajar karena mereka Viceroy, bukan YOWL.”
“Setiap
peristiwa memunculkan sudut pandang yang berbeda, itulah warna kehidupan.”
Youngduk meraih tangan kanan Ai, menggenggamnya membuat Ai sedikit terkejut.
“Kau harus kuat Fujiwara Ayumu. Bukan demi dirimu sendiri saja, tapi juga demi
orang-orang yang menyayangimu dan menaruh harapan besar padamu, em?” Youngduk
tersenyum manis.
***
“Kau
benar-benar membuatku gila! Kemana saja kau? Apa yang di katakan Kepala Sekolah
padamu? Mengancam mengeluarkan kita dari sekolah?” Buru Kibum. “Jika kau di
keluarkan, aku juga akan mengundurkan diri.”
“Aku
juga.” Sambung Wooyoung.
“Kalian
berlebihan sekali. Semua baik-baik saja, jangan khawatir.”
“Jangan
khawatir! Kau mau berkorban lagi?” Protes Kibum. Ketiganya kemudian melihat ke
arah Hyuri yang terlihat terburu-buru meninggalkan sekolah tanpa menyapa
mereka. “Dia bersikap aneh hari ini.”
“Sama
sekali tak mendekati kami.” Sambung Wooyoung lagi. “Aku yakin terjadi sesuatu
pada Song Hyuri.”
“Itu
pasti karena tawuran itu. Perlahan tapi pasti, kita akan kembali terasing
seperti dulu. Berandalan Jeonggu Dong yang tersisa.” Kata Ai masih menatap
Hyuri.
“Kau
akan melepas Hyuri begitu saja?” Tanya Kibum.
“Jika
ini benar pilihannya, apa yang bisa kita perbuat?”
“Jiyoo,
kau baik saja?” Jinwoon datang menyela.
“Oppa,
aku baik saja.” Ai tersenyum manis.
“Seharian
ini kau menghilang, itu membuatku khawatir, apalagi kau tak ada di semua tempat
dimana kau biasa berada.”
“Aku
bosan di kelas, itu membuatku mengantuk, karenanya aku memilih pergi. Banyak
celah di sekolah ini yang Oppa juga Kibum dan Wooyoung tak tahu.” Ai kembali
tersenyum.
Gyuri,
Chaerin, dan Soojung berjalan pulang bersama. Ketiganya menatap Ai dan Jinwoon
yang terlihat akrab. Tatapan curiga dan sedikit memicing. Tak lama kemudian
menyusul di belakang mereka Yiyoung dan Junhyung. Ekpresi Ai berubah ketika ia
melihat Junhyung. Ai telah mengetahui semuanya. Pengendara misterius itu adalah
Yong Junhyung. Orang yang menyebabkan Ai terjatuh dari motornya hingga tangan
kirinya retak adalah Yong Junhyung. Ai mengepalkan tangan kanannya, benar-benar
berusaha menekan emosinya. Di dalam sana berbisik agar Ai mendekati Junhyung
dan menghajar pemuda itu, namun Ai berusaha meredam gemuruh itu.
“Fujiwara!”
Byunghun berlari menghampiri di susul Hanbyul dan member Viceroy yang lain.
“Kau
baik-baik saja?” Tanya Hanbyul sangat mengkhawatirkan Ai. Ai hanya tersenyum
dan mengangguk.
“Kali
ini kau sembunyi dimana?” Tanya Minhwan.
“Rumah
tikus.” Jawab Ai membuat mata Minhwan membulat karena terkejut dan yang lain
segera menertawakannya.
“Kau
dimana Hyuri?” Tanya Myungsoo.
“Hyuri
sudah pulang. Tampaknya ia buru-buru.” Jawab Kibum.
“Sekolah
sangat aneh hari ini. Kalian merasakannya juga?” Tanya Minhwan.
“Mungkin
kalian juga harus menghindari kami, darai sekarang.” Saran Wooyoung.
“Karena
kalian berandalan Jeonggu Dong yang tersisa?” Komentar Byunghun. “Abaikan
ocehan tak bermutu itu! Mereka hanya orang-orang picik yang menilai sesuatu
hanya dari satu sisi saja. Andai mereka mau membuka halaman berikutnya, tak
hanya menilai dari sampulnya saja.”
“Nona!!!”
Panggil Shin Ae lantang dari gerbang.
Spontan
Minhwan tersenyum lebar dan membalas lambaian tangan Shin Ae. Mendapati bukan
Ai yang merespon, Shin Ae segera menurunkan tangan dan sedikit cemberut.
***
Jinyoung
memanggil Jinwoon. Ia terlihat marah, sangat marah namun berusaha menahan
emosinya usai mendengar penuturan Jinwoon.
“Jiyoo
berpesan agar Appa tak mengkhawatirkan tentang ini.”
“Adikmu
sedang menghadapi masalah besar, bagaimana aku bisa tenang??”
“Ini
salahku Appa. Aku tak bisa menjaga Jiyoo dengan baik. Maafkan aku.”
“Kau
berani berdiri di sisi Jiyoo sekarang, bahkan saat banyak mata menatap kalian,
itu luar biasa.” Euichul menepuk bahu Jinwoon.
“Apa
sebaiknyaa kita memindahkan Jiyoo saja?” Usul Hyunjung.
“Jangan
Umma. Jiyoo tak akan setuju. Ia bahkan mengatakan, jangan sampai Appa turun
tangan, apalagi sampai membuka status Jiyoo. Jika itu terjadi, ia akan sangat
marah.” Cegah Jinwoon.
“Keras
kepala sekali. Kenapa ia harus menuruni ini dariku?” Keluh Jinyoung.
“Appa
adalah mantan preman merupakan rahasia umum, jika Appa muncul sekarang, itu
akan mempersulit Jiyoo. Anak mantan preman dan besar di Jeonggu Dong, bisa Appa
bayangkan efeknya?” Euichul menengahi.
“Hah…
benar juga…”
-------
Euichul
menyusul Jinwoon yang pergi ke kamar Ai. “Apa yang kau pikirkan?” Euichul
menghampiri Jinwoon yang tampak melamun di balkon.
“Sama
seperti sebelumnya, aku iri pada gadis itu, Fujiwara Ayumu.”
“Iri??”
“Dia
anak gadis, tapi ia bebas hidup di luar sana. Tuhan memberinya kesempatan untuk
menjalani beratnya hidup di luar tanpa ayah, tanpa ibu. Aku tidak mendapatkan
kesempatan itu, sebagai laki-laki, aku merasa iri.”
“Jika
kau mendapatkan kesempatan itu, apa kau sanggup?” Euichul kemudian merangkul
Jinwoon. “Tuhan tak memberimu kesempatan mengalami apa yang Jiyoo alami, tapi
Tuhan memberimu kesempatan untukmu berada di dekatnya. Aku rasa kau tahu
maksudnya. Untuk saling menguatkan. Kau tidak perlu iri, karena Tuhan juga
memberimu kesempatan untuk belajar.”
Jinwoon
tersenyum daan mengangguk.
***
Ai dan
Minki baru pulang dari florist. Keduanya terkejut mendapati Yoo Jaesuk sudah
duduk menunggu di teras rooftop. Tidak sendiri, namun bersama seseorang yang
sangat asing bagi Ai juga Minki.
“Paman
Jaesuk.”
“Ai,
Minki.” Sapa Jaesuk –Yoo Jaesuk-. “Aku sengaja menunggu kalian dan membawanya
kemari. Dia ingin bertemu denganmu Ai. Dia ini temanku, Ji Sukjin Hyung.”
“Ji Suk
Jin?” Tanya Ai sambil mengamati pria berkacamata itu.
“Nee,
annyeonghaseyo. Aku Ji Sukjin, perwakilan yang di kirim Caliptra Seta
Entertainment. Senang bisa bertemu dan bertatap muka dengan Anda, Nona Fujiwara
Ayumu.” Sukjin memperkenalkan diri.
Ai juga
Minki tampak terkejut mendengar nama Caliptra Seta Entertainment di sebut.
---TBC---
shytUrtle
0 comments