The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ (다음 이야기 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’)
05:00
The
Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love,
Music and Dreams’
다음 이야기 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’
. Judul: The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
. Revised Romanization: da-eum
iyagi Hwaseong Akademi 'salang, eum-aggwa kkum'
. Hangul: 다음 이야기 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’
. Author:
shytUrtle
. Rate:
Serial/Straight
.
Cast
- Fujiwara Ayumu (藤原歩) aka Jung Jiyoo (정지유)
- YOWL
1. Kim Jaejoong (김재중)
2. Oh Wonbin (오원빈)
3. Lee Jaejin (이재진)
4. Kang Minhyuk (강민혁)
- Song Hyuri (송휴리)
- Kim Myungsoo (김명수)
- Jang Hanbyul (장한별) and all cast in Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ ver. 1
New Cast:
- Jung Shin Ae
- Trio Orenji High School:
1. Kim Hyerien
2. Han Sunyoung
3. Song Hami
- Kim Taerin
- Kim Changmi
- Etc…
- Fujiwara Ayumu (藤原歩) aka Jung Jiyoo (정지유)
- YOWL
1. Kim Jaejoong (김재중)
2. Oh Wonbin (오원빈)
3. Lee Jaejin (이재진)
4. Kang Minhyuk (강민혁)
- Song Hyuri (송휴리)
- Kim Myungsoo (김명수)
- Jang Hanbyul (장한별) and all cast in Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ ver. 1
New Cast:
- Jung Shin Ae
- Trio Orenji High School:
1. Kim Hyerien
2. Han Sunyoung
3. Song Hami
- Kim Taerin
- Kim Changmi
- Etc…
Cinta,
musik dan impian adalah tiga ritme yang mampu membuat manusia tetap bersemangat
dalam hidup. Cinta akan menunjukan jalan untuk meraih impian, dan musik
memberikan harapan dalam mengiringinya. Cinta menguatkanmu, musik
menginspirasimu dan impian akan memberimu ribuan harapan untuk tetap berjuang
dan hidup…
EPISODE #4
Memeluk
Ai selama beberapa detik. Jaejoong seolah tak ingin melepasnya.
“Kau
kemari, tiba-tiba, ada apa?” Tanya Ai.
“Kau
tidak suka aku kemari? Kau akan marah padaku?”
Ai
tersenyum, “Kita masuk.” Sambil berjalan memimpin.
Jaejoong
duduk di ruang tamu rooftop tempat Ai tinggal. Ia mengamati sekeliling dab
tersenyum. Ai kembali keluar setelah mengganti seragamnya. Ia kesulitan
membenahi kantung penyangga tangan kirinya. Jaejoong segera bangkit dari
duduknya dan membantu Ai membenahi kantung penyangga yang biasa tergantung di leher Ai. Jaejoong tak lupa juga membenahi
rambut panjang Ai yang terkepang dua. Ai menatap Jaejoong sedekat ini,
memperhatikan tiap lekuk wajah tampan pemuda itu. tak berubah, Jaejoong tetap
menawan seperti sebelumnya.
“Terima
kasih.” Ai menarik tubuhnya mundur selangkah.
“Pasti
ini sangat menyiksamu.”
“Aku
selalu membayangkan ini adalah gitar.”
“Gitar?
Hagh! Kau tetap saja gila, Ai. Kenapa kau kembali kemari? Bukankah Tuan Jung
sudah memboyongmu?”
“Mana
aku tahan hidup bagai di penjara itu?”
“Di
sana kau pasti mendapatkan perawatan lebih baik.”
“Kau
pikir Minki Oppa tak merawatku dengan baik?”
“Tapi
kau kan perempuan dan Minki Hyung…” Jaejoong tak melanjutkan ucapannya.
Ai
memukul pelan kepala Jaejoong. “Jangan berpikir macam-macam!” Jaejoong mengelus
kepalanya menyusul langkah Ai. “Ada Bibi Han dan Myeongran Onni yang
membantuku. Permohonan Appa dan mereka melakukannya dengan senang hati. Hah,
ini terlalu merepotkan.”
“Karenanya
kau jangan bandel. Kau harus cepat pulih, em?”
Ai
tersenyum getir. Walau ia lekas pulih, itu tak akan membuat keadaan seperti
dulu lagi. Ai tak akan bisa kembali bersama Jaejoong dan YOWL.
“Para
pembangkang itu, mereka…” Jaejoong ragu.
“Karena
itu kau kemari? Siapa yang memberi tahu kalian?”
“Hwaseong
Academy Community. Aku terkejut melihat kiriman di sana dan… kemari.”
Ai
tersenyum lebih tulus. Ia lega mendapati Jaejoong masih mengkhawatirkannya
bahkan rela meninggalkan dorm YOWL hanya untuk menemuinya. “Kau tidak perlu
megkhawatirkan hal itu. Kami akan mengurus mereka.”
“Bagaimana
Viceroy bisa terlibat?”
“Kebetulan
yang mencelakai mereka.”
“Pasti
tidak akan mudah seyelah ini.”
“Kau
tidak perlu khawatir. Kami akan mengurusnya, em?”
Jaejoong
mengangguk seolah iya mengiyakan walau sebenarnya ia masih benar khawatir.
Kemudian Jaejoong teringat pada Junhyung. “Kau, apakah mereka telah
menceritakan semua? Memberi tahu padamu tentang semua?”
“Em?
Mereka? Mengatakan semua?” Ai dengan ekspresi tak paham.
***
Ai
menemani Jaejoong. Pemuda tampan itu membawa dua tas palstik yang penuh dengan
belanjaan di kedua tangannya sedang Ai membawa satu tas plastic, membantu
Jaejoong. Wajah Jaejoong juga Ai terlihat bahagia. Keduanya berjalan beriringan
menuju rumah mungil Jaejoong di Jeonggu Dong. Saat sampai di depan pintu,
Jaejoong segera mengetuk pintu. Ketukan pertama tidak ada respon. Jaejoong
mengulanginya, mengetuk pintu untuk yang kedua kali. Masih tak ada jawaban.
Jaejoong hendak mengetuk pintu kembali namun daun pintu bergerak terbuka.
Jaejoong makin lebar mengembangkan senyumnya.
“Op-oppa??”
Mata sipit gadis manis itu melebar melihat Jaejoong muncul di hadapannya. Kim
Taerin seolah tak percaya melihat sang kakak ada di depannya kini.
“Aku
pulang!!!” Seru Jaejoong penuh semangat. “Kau tidak senang?”
“Ah,
bukan begitu Oppa. Ayo masuk.” Taerin membuka pintu lebih lebar. Jaejoong masuk
begitu juga Ai.
“Apa
kau baik-baik saja? Apa ada yang menganggumu? Bagaimana di sekolah? Apa maih ada
yang suka jahil padamu?” jaejoong langsung memberondong Taerin dengan
pertanyaan.
“Semua
baik saja.” Jawab Taerin malas-malasan. “Kenapa Oppa kemari? Bukankah jadwal
YOWL sangat padat?”
“Hanya
rindu pada Jeonggu Dong-ku ini.”
“Yang
lain?”
“Tetap
tinggal.”
“Rindu
Jeonggu Dong? Tiba-tiba sekali.” Taerin kemudian melirik Ai yang masih
menatapnya datar. “Banyak hal yang terjadi secara tiba-tiba dan membawa Oppa
kembali, benar bukan? Tapi tidak denganku. Oppa bisa percaya padaku, jangan
khawatir.”
Ponsel
Ai berdering, tanda sebuah pesan masuk. “Aku harus pergi.” Pamit Ai.
“Kemana?”
Tahan Jaejoong.
“Basecamp.”
“Mau
aku temani?” Jaejoong turut bangkit dari duduknya.
“Akan
menyusahkan jika banyak mata yang melihatmu. Aku pergi.”
Jaejoong
masih menatap Ai hingga gadis itu menghilang di balik pintu. Taerin masih
bertahan di tempat ia duduk dan menatap Jaejoong.
“Hah,
dia sama sekali tak berubah.” Keluh Jaejoong kembali duduk. “Kehebohan kembali
terjadi di sekolah, bahkan setelah kami pergi.”
“Viceroy
dan ex member YOWL, ini menjadi menarik perhatian beberapa dari mereka.”
“Diam-diam
kau memperhatikannya?”
“Mau
tak mau. Bagaimana tidak? Lingkungan yang sama. Teman-temanku tak hentinya
membicarakan hal ini.”
“Mereka
pasti juga membicarakan oppa-mu yang tampan ini, benar kan?”
Taerin
menyunggingkan senyum di wajahnya. “Iya, tampan, namun menyedihkan.” Olok
Taerin.
Jaejoong
tersenyum menatap ekspresi Taerin. “Taerin~aa.”
“Ne?”
“Kau
tak perlu khawatir lagi tentang impian dan masa depanmu. Oppa akan bekerja
keras untukmu.”
“Oppa…”
***
Ai,
Wooyoung, Youngbae dan Kibum duduk berkumpul membahas tentang skandal baru yang
kini ramai di bicarakan di dalam Hwaseong Academy Community. Tidak hanya para
murid, staf sekolah pun mulai ambil bagian. Minki terlambat dan segera duduk
bergabung dengan kuartet ini.
“Byunghun
dan Hanbyul telah mengkonfirmasi. Mereka mengatakan orang tua mereka tak
terlalu ambil pusing tentang hal ini. Beruntung mereka tak tinggal di Korea.”
Terang Wooyoung.
“Masalah
pada Myungsoo dan Minhwan, kita di minta tak mengkhawatirkannya, tapi pihak
sekolah. Yang aku dengar, kau terancam di keluarkan dari sekolah.” Ungkap Kibum
lesu. “Di tambah percekcokan Yowlism di akun resmi kita.”
Suasana
kembali hening. Semua, keempat pemuda itu menatap Ai. ai kemudian menghela nafas
panjang. “Aku akan menutupnya.” Ungkap Ai.
“Mwo??”
Mulut Kibum membulat. “Menutupnya?? Aku masih sanggup menjalankan tugas merawat
akun kita.”
“Aku
percaya tentang itu. YOWL akan menapaki jalan mereka sendiri. Cepat atau
lambat, akun itu akan di tinggalkan karena adanya akun resmi dari Caliptra Seta
Entertainment. Aku khawatir, akun kita akan menimbulkan masalah. YOWL harus
memantabkan langkah mereka dan meinggalkan masa lalu bersama kita.”
“Bagaimana
dengan Yowlism? Sebelum YOWL terkenal, akun itulah yang menyatukan kita, YOWL
dan Yowlism.”
“Kau
pikir Jaejoong, Wonbin, Jaejin dan Minhyuk akan setuju?” Tanya Minki. “Skandal
ini membuatmu tak bisa berpikir jernih. Sebaiknya kau istirahat.”
“Iya.
Aku setuju dengan usul Minki Hyung.” Yongbae ikut bicara. “Sebaiknya Nona tak
sekolah dahulu hingga masalah reda.”
“Aku
tidak mau lari.”
“Tapi
ini terlalu beresiko Nona.”
“Mungkin
benar, tapi janganlah terlalu berpikir buruk tentang ini.” Minki kembali
bicara. “Selama Wooyoung dan Kibum ada di samping Jiyoo, aku rasa semua akan
baik-baik saja. Memang tidak akan mudah. Mungkin para pendukung Viceroy akan
bertindak nekat, tapi bersembunyi juga bukan ide baik. Aku yakin putri Jeonggu
Dong ini mampu menghadapi kenyataan. Tapi aku juga ingin ia bersikap munafik
jika ia benar tak sanggup. Jadi, aku bisa menjaminnya, Jung Jiyoo?”
“Aku
tak sekuat itu Oppa, tapi bersama kalian, aku pasti sanggup melewatinya.” Ai
tersenyum menenangkan.
Kibum
merangku Ai. “Kita akan menghadapinya bersama-sama,” bisiknya.
***
“Bagaimana
Ai? dia terluka? Parah kah??” Sambut Jaejin saat Jaejoong kembali.
“Sangat
baik.”
“Huft…
syukurlah. Aku benar cemas seharian ini.”
“Tampaknya
saja, aku yakin dia sedang tak baik kini.” Sanggah Minhyuk. “ Ia melibatkan
Viceroy dalam tawuran itu, bagaimana Ai bisa tenang?”
“Kau
benar. Lalu apa yang bisa kita perbuat? Kau punya ide?” Jaejoong balik
bertanya. Semua terdiam. Hening.
“Kita
semua tahu persis bagaimana Ai.” Wonbin memecah kebisuan. “Walau sulit, aku
yakin, dia pasti bisa melewatinya.”
***
Ai
duduk diam di ujung panggung, melamun. Pikirannya penuh dan kacau. Semua
bercampur aduk di dalam sana. Ai kembali menghela nafas panjang. Shin Ae tiba
dengan senyum lebar khas miliknya. Namun atmosfer tak nyaman itu justru
menyambutnya. Shin Ae menatap Ai yang duduk sendiri di ujung panggung. Kemudian
ia celingukan mencari Yongbae. Setelah menemukan pemuda itu, Shin Ae segera
menghampiri dan mengintrogasi Yongbae.
Tak
lama kemudian Hyuri datang bersama Jieun dan keenam member Viceroy, Myungsoo,
Hanbyul, Byunghun, Minhwan, Jungshin dan Sunghyun. Ai terkejut melihat
rombongan yang datang secara tiba-tiba tanpa memberitahunya terlebih dahulu
ini. Byunghun yang tampak membawa kardus di tangannya lebih dulu menghampiri
Ai.
“Kalian
kemari?” Ai masih tampak bingung.
“Em.
Aku bawa ini, entah kau suka atau tidak.” Kata Byunghun menunjukan kardus di
tangannya.
“Apa
itu?”
Byunghun
tersenyum lebar lalu membuka tutup kardus itu. Tart black forest dengan ukuran
besar itu benar-benar menggoda selera. “Kau ulang tahun?” Tanya Ai lagi.
“Apa
harus menunggu ada yang ulang tahun untuk menikmati tart?” Byunghun balik
bertanya.
“Anee.
Lalu, ada perayaan lain kah?”
“Hatiku
sangat bahagia. Es, ini untuk merayakannya. Aku tak tahu apa yang kau suka,
vampire, jadi aku beli ini. Kau suka tidak?”
“Apanya
yang patut di rayakan? Masalah kalian tak akan berhenti sampai di sini. Mungkin
saja kedua orang tua kalian mengatakan tak masalah, tapi belum tentu dalam hati
benar demikian bukan? Lalu bagaimana dengan Myungsoo dan Minhwan? Hyuri?”
“Aku
sendiri tak percaya, tapi Appa justru bangga aku terlibat tawuran itu. Appa
bangga karena anaknya ini benar adalah anak laki-laki yang berani maju untuk
melindungi wanita. Appa dulu pernah mengalami yang lebih parah.” Terang
Minhwan. “Aku bahkan mendapat hadiah dari Appa.” Imbuhnya sambil tersenyum
bangga sedang Ai justru menatapnya heran.
“Umma
sempat syok ketika mendengar berita tawuran ini, begitu juga Appa yang sempat
marah padaku. Kemudian mereka memakluminya setelah aku menjelaskan kronologi
kejadian hari itu. Sempat memintaku untuk menjauhimu, tapi aku menolak karena
ini hidupku bukan hidup mereka. Sekarang kau tak perlu khawatir lagi, semua
padaku sudah beres.” Myungsoo tersenyum manis.
Ai
beralih menatap Hyuri. Gadis itu tampak kelincutan. Kemudian Hyuri tersenyum.
“Jika ada masalah padaku, tak mungkin aku bisa kemari hari ini.” Ungkapnya.
“Semua
adalah proses. Jika tak mengenalmu, mungkin kami tak akan mengalami pengalaman
ini dan selamanya akan menjadi pecundang yang hanya bisa mengandalkan kehebatan
orang tua kami. Peristiwa itu mengajarkan kami banyak hal, benarkan?” Byunghun
menatap ketiga rekannya yang segera mengangguk. Memang benar kau akan di
pojokan dalam hal ini, tapi kami tak akan membiarkan hal itu. Kita hadapi
sama-sama, em?”
“Viceroy
sudah memberikan konfirmasi di komunitas sekolah. Dan aku perhatikan, tak
sedikit yang mendukungmu. Jadi jangan berkecil hati Fujiwara.” Jieun turut
memberi dukungan.
Ai
mengangguk pelan. “Terima kasih. Ini sedikit membuatku lega.”
“Kau
benar tampak kacau Fujiwara. Ini tak pernah aku lihat sebelumnya.” Ungkap
Minhwan.
“Isu
tentang kau akan di keluarkan dari sekolah, walau ramai di bicarakan, namun
prosesnya tak akan semudah itu.” Sunghyun ikut bicara.
“Aku
sama sekali tak khawatir tentang itu. Dari awal aku tak berminat tentang
sekolah. Jika saja kalian tak mempersulit YOWL, aku tak akan masuk Hwaseong
Academy dan repot-repot meladeni permainan kalian. Tapi, takdir membawaku pada
jalan ini, jadi aku nikmati saja.” Ai mengembangkan senyum di wajah lesunya.
“Kapan
kita makan kue ini?” Sela Byunghun bersamaan dengan kembalinya Shin Ae dan
Yongbae. “Nona-nona, bisa kah kalian membantuku memotong kue ini?” Pinta
Byunghun.
“Oh,
dengan senang hati.” Shin Ae mengambil alih kardus di tangan Byunghun.
“Boleh
aku bantu?” Pinta Jieun.
“Tentu
saja. Ayo, ikut aku.”
Hyuri
dan Jieun mengikuti Shin Ae. Ai tersenyum melihat keduanya. “Menurutmu, besok,
apa yang akan terjadi?” Tanya Jungshin.
“Entahlah.
Mungkin bullying. Princess dan Prince bisa jadi sangat mengerikan.”
“Yowlism
pasti tidak akan diam.” Sahut Byunghun. “Lagi pula, menurutku, mereka akan
berpikir ulang jika ingin menyerang seorang Fujiwara Ayumu, walau ia sedang
terluka kini.”
“Kau
takut?” Tanya Sunghyun.
“Hanya
sedikit gugup.”
“Harusnya
kau katakan tidak. Bagaimana jika salah satu dari kami adalah penghianat?” Goda
Hanbyul. “Hah… aku hanya terus berpikir, siapa yang mengambil foto-foto itu?”
Minhwan
tiba-tiba memukul drum yang biasa di mainkan Minhyuk. “Teman-teman, kalian tak
ingin mencobanya? Milik YOWL ini?” Tanya Minhwan.
Jungshin
dan Sunghyun menyusul ke atas panggung dan mulai mengotak-atik bass dan gitar.
Byunghun tersenyum lalu menyusul ketiga rekannya. “Keyboard milik Fujiwara
Ayumu.” Ucapnya sambil mulai memainkan tuts-tuts keyboard. “Boleh kami
memainkannya?” Tanya Byunghun pada Ai.
“Alat
murahan itu?” Ai balik bertanya.
“Bass
ini limited edition bukan? Aku tak mendapatkannya. Beruntung sekali Lee
Jaejin.” Ungkap Jungshin.
“Myungsoo-ya!
Hanbyul! Cepat naik!” Panggil Minhwan.
Keenam
member Viceroy terlihat sedang berunding diatas panggung saat Jieun, Hyuri dan
Shin Ae kembali. “Eh? Ada kalian?” Kibum dan Wooyoung tampak terkejut melihat
rombongan yang di bawa Hyuri. “Mereka mau tampil?” Tanya Kibum pada Hyuri dan
gadis itu segera mengangkat kedua bahunya. Kibum buru-buru menyiapkan
handycam-nya.
Setelah
perundingan selesai, keenam member Viceroy ini siap di balik alat musik
masing-masing. “For you, my best friend.” Kata Myungsoo sebelum memulai
pertunjukan Viceroy.
Viceroy
tampil membawakan lagu milik Good Charlotte-We Believe di markas besar YOWL,
diatas singgasana YOWL. Hyuri merangkul Ai dan semua terlihat menikmati
pertunjukan itu. Usai pertunjukan, semua duduk berkumpul diatas panggung
menikmati black forest pemberian Byunghun. Terlihat sangat akrab dan hangat.
***
“Maaf,
aku tidak setuju!” Tolak Shin Ae. “Apa begitu bermasalah sampai harus menutup
akun resmi YOWL yang telah berdiri bahkan sebelum YOWL terkenal seperti
sekarang? Official site belum di rilis sampai detik ini, mungkin menunggu debut
resmi YOWL di bawah naungan Caliptra Seta Entertainment. Ayolah Nona. Nona
jangan egois! Pikirkan Yowlism! Lagi pula, apa masalah sebenarnya? Banyak fans
yang mendirikan web atau fan page untuk idola mereka walau idola mereka sudah
memiliki official site. Akun ini sudah ada sejak YOWL resmi di bentuk, tanpa
akun ini, YOWL tak akan seperti sekarang. Tanpa akun ini, YOWL tak akan
menemukan Yowlism. Ayolah Nona, jangan menjadi begini putus asa. Menutup akun
resmi YOWL yang sudah ada sejak YOWL belum tenar dan menjadi anak jalanan, berandalan,
tidak akan menyelesaikan masalah. YOWL tak akan memungkiri masa lalu mereka,
darimana mereka berasal dan Yowlism akan mendukung hal itu. Percayalah. Dan aku
yakin, member YOWL tak akan setuju jika mendengar hal ini. Aku yakin jika Nona
memaksa melakukannya, ini akan menimbulkan masalah baru. YOWL sudah cukup
tersiksa pergi tanpa Nona, lalu jika Nona menutup akun kita, apa ini tidak akan
membuat YOWL, Kim Jaejoong, Oh Wonbin, Lee Jaejin dan Kang Minhyuk merasa
terbuang?”
Kibum,
Wooyoung dan Yongbae diam menatap Shin Ae lalu Ai. “Kalau Nona memaksa menutup
akun YOWL, maka aku akan membuat kekacauan dimana-mana. Aku akan membuat web
pendukung antis dan web pengacau lainnya! Fan page pendukung Fujiwara ‘Ai’
Ayumu ex member YOWL dan antis YOWL.” Ancam Shin Ae kesal. “Sadarkah Nona jika
itu hanyalah tindakan putus asa? Nona menyesali kecelakaan itu dan ingin lari
dari kenyataan. Kenyataan bahwa Nona tak bisa bersama mereka lagi, YOWL. Baik
Nona juga YOWL, kalian merasakan hal yang sama. Dan ini tak akan berakhir
sampai kalian menyadari kenyataan dan menerimannya. Nasib adalah milik kita,
tapi tidak dengan takdir.”
“Kau
benar.” Ai kemudian bersuara. “Semua yang kau katakan benar adanya. Aku putus
asa. Aku tak sanggup mengahadapi kenyataan dan ingin lari. Aku menyesali
kecelakaan itu. Aku putus asa menghadapi ini semua.” Tidak hanya Shin Ae yang
merasa bersalah melihat ekspresi Ai dan mendengar pengakuannya. Kibum, Wooyoung
dan Yongbae juga merasakan hal yang sama. “Aku merasa tidak sanggup berada di
titik ini, sendiri…” Ai dengan kepala tertunduk.
Semua
masih diam. Yongbae, Kibum, Wooyoung dan Shin Ae saling melempar pandangan.
Saling menunjuk untuk menenangkan Ai. Bagi Kibum, ini pertama kalinya ia
melihat Ai begini sedih dan putus asa. Kibum bisa melihat air mata tertahan
itu.
“Sendiri?
Lalu kami ini apa?” Shin Ae memecah kebisuan. “Di Jeonggu Dong ini apakah hanya
ada Kim Jaejoong, Oh Wonbin, Lee Jaejin dan Kang Minhyuk? Lalu bagaimana dengan
Lee Minki Oppa? Kim Kibum? Apa mereka tidak berarti bagi Nona? Jika aku dan
Yongbae Oppa atau Kibum tak mengapa, tapi Minki Oppa? Jika memang itu semua tak
berarti bagi Nona, ya sudah. Berhenti saja. Aku pikir julukan Putri Jeonggu
Dong itu memang cocok untuk Nona, tapi aku salah. Seorang putri tak akan
membiarkan rakyatnya terlantar hanya karena urusan pribadinya. YOWL tidak ada
lagi, iya benar mereka tak di sini lagi. Tapi perlu Nona ketahui, yang
berpengaruh di sini bukanlah YOWL, tapi Nona. Tanyakan pada Dong Yongbae ini,
siapa yang selalu membuat kacau rencana yang ia buat? Fujiwara Ayumu. Lalu para
pembangkang itu, apa yanag membuat mereka membangkang? Rencana Fujiwara Ayumu
tentang Jeonggu Dong, mereka takut akan hal itu dan membangkang. YOWL bukan
apa-apa, itu hanya salah satu bagian dari Nona. YOWL hanyalah salah satu
pendamping Nona, yang memperkuat posisi Nona. Dalam sebuah kerajaan, pergantian
parlemen itu biasa. Kadang kala akan semakin memperkuat, kadang kala
memperlemah. Aku mohon jangan kecewakan kami dengan keputusasaan Nona ini. Nona
tidak sendiri. Ada kami di sini, untuk Nona.”
Ai
makin di buat terharu mendengar ocehan Shin Ae. Buliran air mata itu akhirnya
lolos dari benteng pertahanan Ai dan meluncur pelan menuruni pipi pucat Ai.
“Pantang bagiku menangis di depan umum, tapi kau menumbangkannya, Jung Shin
Ae.”
Suara
Ai lirih. Shin Ae tersenyum, turut menitikan air mata. “Maaf. Aku terlalu
banyak bicara.” Shin Ae mengusap air matanya.
Kibum
juga tak kuasa menahan haru. Ia satu-satunya pria yang menangis di sana. Ia
tersenyum di tengah tangisnya. “Apa yang dikatakan Shin Ae benar adanya. Kami
memang tak sekuat Kim Jaejoong, tak sebijaksana Oh Wonbin, tak mampu melucu
hingga membuatmu tertawa seperti Lee Jaejin dan tak mempesona Kang Minhyuk,
tapi kami akan melalukan yang terbaik, bersamamu.”
Air
mata Ai mengucur semakin deras. Ia mengembangkan senyumnya. “Gomawo… jongmal
gomawoyo…”
Kibum
memeluk Ai, membiarkan gadis itu menangis dalam pelukannya. Minki yang telah
berada di sana tanpa di sadari kelimanya tersenyum dan menahan air mata
harunya.
“Lalu,
apa rencana kita selanjutnya?” Tanya Minki seraya berjalan mendekat. “Akan kita
namakan apa tempat ini?”
Ai
buru-buru mengusap air matanya. “Kalau urusan musik, aku angkat tangan.” Kata
Shin Ae.
“Aku
akan lebih serius belajar merangkai bunga.” Sambung Yongbae. “Ah, bagaimana
jika House of Love? Sarangui jib? Seperti kata Nona, tebarkanlah cinta, baik
itu pada musuhmu. Jika nantinya Jeonggu Dong di penuhi cinta, ah… betapa
indahnya. Tak aka nada lagi istilah kampung preman, penjahat, berandalan.”
“Kingdom
of love? Kita harus menata ulang kerajaan kita ini.” Imbuh Shin Ae.
“Masalah
nama, serahkan saja pada Ai.” Komentar Kibum.
“Tapi
masih ada yang kalian sembunyikan dariku.” Kata Ai kembali membuat semua
terdiam. “Apa yang kalian tahu dan aku tak tahu?”
“Maaf,
aku tak paham maksud Nona.” Jawab Shin Ae.
“Tidak
ada yang kami sembunyikan darimu, sungguh.” Kibum meyakinkan.
“Ada.
Apa yang kalian dan YOWL tahu namun aku tak tahu.” Kibum kembali berpikir,
begitu juga Wooyoung, Yongbae, Minki juga Shin Ae. “Tentang kecelakaan itu. Apa
yang belum kalian katakan padaku?”
“Oh,
itu.” Wooyoung langsung paham. “Maaf. Awalnya kami ingin mengatakannya namun…
Nona tahu sendiri, setelah peristiwa itu, kita begitu sibuk dan…”
“Harusnya
kita menjebloskan pemuda itu ke penjara.” Potong Yongbae berubah emosi. “Ini
percobaan pembunuhan!”
“Jadi
kalian tahu siapa pengendara motor itu?”
“Itu…”
Yongbae menatap Kibum, Wooyoung dan Minki.
***
Ai
duduk menatap bayangannya dalam cermin. Ekspresi sedih itu kembali muncul. Ai
kembali menundukan kepala. Minki masuk tanpa mengetuk pintu karena pintu kamar
Ai terbuka. Ia kemudian menyisir rambut ikal panjang Ai, membuat gadis itu
sedikit terkejut.
“Ingin
menangis lagi?” Tanya Minki. Ai tersenyum dan menggeleng pelan. Minki membalas
senyum kemudian mengepang rambut Ai menjadi dua seperti keseharian gadis itu.
“Oppa
seperti ibu dan ayah bagiku. Nantinya siapa gadis beruntung yang akan
mendapatkan Oppaku ini?”
“Kau
berpikir tentang itu atau hal lain? Aku yakin kau memikirkan hal lain pagi ini.
Apa sebaiknya kau tak ke sekolah hari ini? Pagi ini Tuan Jung juga Tuan Muda
Jung Euichul sudah dua kali menelfon.”
“Mungkin
aku akan bertahan di klinik, bersama Dokter Song. Tidak ada Yoojin lagi di
toilet, aku mulai bosan.”
“Terserah
kau saja. Kau yang paling tahu apa yang terbaik untukmu.” Minki selesai
mendandani Ai.
Ai
tersenyum menyambut Kibum, Wooyoung dan Shin Ae. Shin Ae menyambut Ai dengan
senyum manisnya. Mereka kemudian berjalan bersama, berangkat ke sekolah. Minki
tersenyum melihat mereka. Mereka sampai di depan gerbang sekolah yanag masih
tertutup. Shin Ae menatap kagum sekolah itu dan Ai menyadari hal itu.
“Ya,
Jung Shin Ae. Kau mengatakan padaku jika kau bukan hanya penguntit setia Ai,
tapi kau juga mempelajari apa yang ia lakukan. Benarkah?” Kibum terdengar
menantang.
“Iya
benar. Kau meragukan aku?”
“Kau
lihat pagar di depan kita ini? Kau tahu apa yang pernah Ai lakukan padanya?”
“Aku
mengetahui semua. Bahkan ketika Nona melompat pagar dengan bantuan satu
tangannya.”
“Bisa
kau buktikan padaku?” Kibum menggerkan kepalanya ke arah gerbang.
“Jung
Shin Ae. Abaikan saja Kibum ini.” Sela Wooyoung.
Shin Ae
mengabaikan Wooyoung dan mundur beberapa langkah. “Kau lihat ini, Kim Kibum!”
Shin Ae siap unjuk kebolehan. Ia berlari dan menapakan kaki kananya pada tembok
di samping gerbang, kemudian tubuh mungilnya melayang di udara melewati gerbang
yang masih tertutup rapat. Shin Ae mendarat sempurna di seberang gerbang.
Minhwan
dan Byunghun yang turut menyaksikan hal itu benar-benar di buat ternganga.
Bahkan Minhwan segera bertepuk tangan untuk Shin Ae. Moonsik tersenyum dan
menggeleng kemudian membuka gerbang.
“Lihat??”
Shin Ae saat kembali bergabung.
“Wah,
Jung Shin Ae. Itu tadi, keren sekali!” Minhwan memberikan dua jempolnya membuat
Shin Ae tersipu.
“Gerakan
yang sempurna.” Puji Ai.
“Karena
Nona gurunya.” Shin Ae membalas pujian itu.
“Fujiwara??
Benarkah??” Byunghun penasaran.
“Jika
sudah pulih, minta saja Nona melakukannya.”
“Terima
kasih sudah menemaniku. Aku masuk.” Pamit Ai diikuti Kibum, Wooyoung dan
Byunghun.
“Nona Badung,
tadi itu, indah sekali.” Puji Minhwan kembali. “Kau terlihat seperti
kupu-kupu.”
“Kupu-kupu?
Itu gerakan kucing. Lompatan kucing seperti itu.”
“Apapun
itu, kau terlihat keren.”
“Eh??
Nona Badung??”
“Sampai
jumpa lagi!” Seru Minhwan berlari memasuki sekolah.
Shin Ae
tersenyum lalu kembali menatap bangunan megah Hwaseong Academy dan menghela
nafas. “Paman, aku pergi. Tolong jaga Nona untukku ya.” Pamit Shin Ae pada
Moonsik.
shytUrtle
0 comments