The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ (다음 이야기 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’)
04:43
The
Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love,
Music and Dreams’
다음 이야기 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’
. Judul: The Next Story Of Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
. Revised Romanization: da-eum
iyagi Hwaseong Akademi 'salang, eum-aggwa kkum'
. Hangul: 다음 이야기 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’
. Author:
shytUrtle
. Rate:
Serial/Straight
.
Cast
- Fujiwara Ayumu (藤原歩) aka Jung Jiyoo (정지유)
- YOWL
1. Kim Jaejoong (김재중)
2. Oh Wonbin (오원빈)
3. Lee Jaejin (이재진)
4. Kang Minhyuk (강민혁)
- Song Hyuri (송휴리)
- Kim Myungsoo (김명수)
- Jang Hanbyul (장한별) and all cast in Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ ver. 1
New Cast:
- Jung Shin Ae
- Trio Orenji High School:
1. Kim Hyerien
2. Han Sunyoung
3. Song Hami
- Kim Taerin
- Kim Changmi
- Etc…
- Fujiwara Ayumu (藤原歩) aka Jung Jiyoo (정지유)
- YOWL
1. Kim Jaejoong (김재중)
2. Oh Wonbin (오원빈)
3. Lee Jaejin (이재진)
4. Kang Minhyuk (강민혁)
- Song Hyuri (송휴리)
- Kim Myungsoo (김명수)
- Jang Hanbyul (장한별) and all cast in Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’ ver. 1
New Cast:
- Jung Shin Ae
- Trio Orenji High School:
1. Kim Hyerien
2. Han Sunyoung
3. Song Hami
- Kim Taerin
- Kim Changmi
- Etc…
Cinta,
musik dan impian adalah tiga ritme yang mampu membuat manusia tetap bersemangat
dalam hidup. Cinta akan menunjukan jalan untuk meraih impian, dan musik
memberikan harapan dalam mengiringinya. Cinta menguatkanmu, musik
menginspirasimu dan impian akan memberimu ribuan harapan untuk tetap berjuang
dan hidup…
EPISODE
#1
Di
sudut ini, menatap hitamnya langit malam, semakin merasa terpuruk. Melihat dan
mendengar bingkai-bingkai kenangan ketika kita bersama. Entah perasaan apa ini.
Ada yang hilang. Sepertiga dari hidupku… pergi. Untuk pertama kalinya aku
merasa kesepian dan takut. Aku merasa kerdil dan rapuh. Inikah yang dulu juga
kalian rasakan ketika aku pergi? Kini aku sedang menuai karma dari apa yang
telah aku buat sebelumnya? Benarkah? Baiklah… aku akan menerimanya, harus
berusaha menerima bukan hanya mencoba. Baik-baiklah di sana, karena di sini aku
selalu mengawasi kalian.
***
Penonton berdesakan di depan panggung. Bergoyang dan tak
jarang tubuh mereka saling bertabrakan. Alunan musik rock and roll memenuhi
seluruh sudut gedung megah ini. Penuh semangat para pemain musik beraksi diatas
panggung. YOWL, Kim Jaejoong, Oh Wonbin, Lee Jaejin, Kang Minhyuk dan Fujiwara
Ayumu –Ai-. Gebukan drum Minhyuk, alunan bass Jaejin, dawai melody Wonbin,
dentingan keyboard Ai menyatu mengiringi vocal Jaejoong membawakan lagu
Dr.Stein-Helloween. Yowlism, fans fanatic YOWL bergoyang dan turut bernyanyi
penuh semangat memberi dukungan penampilan atraktif YOWL.
“Jiyoo… Jiyoo…” Samar-samar suara pria itu terdengar.
“Jiyoo-ya…” Suara itu semakin jelas terdengar di telinga Ai dan kali ini di
tambah goyangan di lengan kanan Ai. “Jiyoo, ayo bangun.”
Perlahan Ai bergerak, mulai membuka matanya. Bukan gedung
megah yang penuh sesak terisi Yowlism saat YOWL tampil beserta hingar bingar
musiknya. Ai terbangun dari tidurnya. “Oh, Oppa.” Ai segera duduk ketika
mendapati wajah Jinwoon begitu dekat dengannya. Jinwoon kembali menegakan
badannya. “Sejak kapan Oppa di sana?”
“Semalaman
kau tidur di balkon kamarmu?” Jinwoon balik bertanya.
“Nee??”
Ai kemudian mengamati sekitar. “Ah, maaf. Aku tertidur semalam.”
Jinwoon
menggelengkan kepala sambil membereskan barang-barang milik Ai. “Jangan di
ulangi lagi. Aku tak mau sakitmu makin parah.”
“Aku
baik saja Oppa. Hanya ini saja.” Ai kembali menatap tangan kirinya yang masih
terbungkus gips.
“Sarapan
sudah siap.”
“Nee.
Sebentar lagi aku menyusul.”
Ai
membasuh wajahnya lalu menatap bayangan dirinya di cermin. Tangan kirinya masih
terbalut gips. Kecelakaan itu masih menyisakan luka. Tak hanya pada fisik Aia,
namun juga batinnya. Ai tertunduk. Teringat perpisahan bersama YOWL tiga hari
yang lalu. Masih merasakannya, sejak perpisahan itu. YOWL yang harus masuk
asrama Caliptra Seta Entertainment untuk memulai pendidikan mereka sebelum
resmi debut nanti. Ai kembali mengangkat kepala, menatap bayangannya. Ia
tersenyum getir, meninggalkan kesedihan itu dalam cermin di kamar mandi.
Keluarga
Jung berkumpul di ruang makan. Ai berjalan mendekat dan segera di sambut hangat
oleh Hyunjung –Go Hyunjung- sang mama. Jung Jinyoung, kepala keluarga Jung
tersenyum manis menyambut putri bungsunya. Jinwoon mempersiapkan kursidan
membantu Ai duduk. Sedang Euichul sibuk memotong roti menjadi potongan-potongan
kecil untuk Ai. Sejak pindah ke rumah besar ini tiga hari yang lalu, Ai
mendapatkan perlakuan ini dari kedua kakaknya, Euichul dan Jinwoon. Keduanya
tak mau kalah dari Jinyoung dan Hyunjung, kedua orang tua mereka, untuk
memanjakan Ai.
“Kau
terlihat murung pagi ini. Apa terjadi sesuatu?” Jinyoung memulai obrolan di
ruang makan pagi ini. “Kami sudah menyiapkan home schooling untukmu dan juga
Dokter yang akan merawatmu secara intensif.”
“Nee??”
Ai segera menatap Jinyoung.
“Kenapa?
Kau tidak suka?”
“Maaf.
Aku tidak mau.” Tolak Ai tanpa basa-basi. “Akan sangat emmbosankan jika aku
tidak ke sekolah. Appa jangan khawatir. Aku baik-baik saja.”
“Jinwoon
tidak akan bisa menjagamu dengan baik di sekolah. Jadi lebih baik kau setujui
saja program home schooling ini.” Kata Euichul.
“Hyung!”
Protes Jinwoon. “Aku bisa menjaga Jiyoo dengan baik. Hanya saja Hyung tahu
sendiri kan bagaimana dia?”
Ai
tersenyum melihat keluarganya. “Apa kau yakin kau akan baik saja saat kembali
ke sekolah?” Hyunjung masih khawatir.
“Pasti
Omma, jangan khawatir.” Ai tersenyum tulus meyakinkan. “Appa, boleh aku minta
sesuatu?”
“Em?
Apa itu?” Jinyoung menaruh perhatian pada Ai.
“Bolehkah,
Dokter Song merawatku?”
“Dokter
Song??”
“Dokter
Hwaseong Academy. Jiyoo lumayan akrab, itu yang aku tahu.” Jawab Jinwoon.
Jinyoung
mengangguk paham. “Jika Dokter Song setujum, kenapa tidak? Appa akan
mengurusnya untukmu. Tapi, apakah kau yakin akan kembali ke sekolah? Secepat
ini?”
“Sudah
terlalu lama aku cuti. Aku bisa mati karena bosan. Appa, Omma, tolong jangan
khawatir. Di sana ada Wooyoung juga Kibum bersamaku.”
“Aku
juga akan menjaganya.” Jinwoon tersenyum lebar.
“Hah.
Baiklah. Berangkatlah bersama Jinwoon pagi ini.” Jinyoung akhirnya menyerah,
begitu juga Hyunjung dan Euichul.
“Kau
harus benar-benar menjaga Jiyoo.” Euichul menegaskan pada Jinwoon.
“Nee,
Hyung.”
Ai tak
bisa menolak lagi. Pagi ini ia sudah melakukan banyak protes. Akhirnya ia
berangkat ke sekolah bersama Jinwoon.
***
Hwaseong
Academy menjalankan aktifitasnya. Seperti biasa. Murid-murid, penjaga gerbang
dan staf pengajar melakukan kebiasaan ini seperti sebelumnya. Oh, tidak. Ada
sedikit perubahan. Sedikit saja. Poster YOWL, Jaejoong, Wonbin, Jaejin dan
Minhyuk terpampang di majalah dinding sekolah lengkap dengan artikel yang
membahas tentang mereka. YOWL adalah bintang baru Hwaseong Academy.
“Ya,
Kibum~aa!” Yoseob –Yang Yoseob- merangkul Kibum yang tengah duduk melamun
menatap keluar jendela kelasnya. “Fujiwara, kami sangat ingin menjenguknya. Apa
siang ini kau bisa membawa kami ke Jeonggu Dong? Ke rumah Fujiwara.”
“Ai
tidak ada di Jeonggu Dong.” Jawab Kibum –Kim Kibum (Key)- malas-malasan.
“Tidak
ada??”
“Dia
ada di suatu tempat yang dia taak ingin kalian bahkan aku datang ke sana.
Maaf.”
“Dia
itu, selalu saja rumit.” Sahut Hongki yang kemudian duduk di samping Yoseob.
“Tapi, Fujiwara akan kembali ke sekolah kan?”
“Tentu
saja. Ai ingin segera kembali ke sekolah. Itu yang terakhir aku terima pesan
singkatnya.”
“Aku
sedikit mengkhawatirkan Fujiwara. Setelah kecelakaan itu dan perginya YOWL
tanpa dirinya. Ini tidak akan mudah baginya. Bagaimanapun juga, Fujiwara
tetaplah seorang anak perempuan.”
“Ish!
Perhatian sekali pada Fujiwara.” Hongki memukul pelan pundak Yoseob.
“Terima
kasih turut merasakan hal itu. Mohon dukungan bagi Ai. Tapi tak perlu
mengungkapkan langsung padanya. Hah, kalian paham kan bagaimana Ai?” Kata Kibum
yang di setujui anggukan kepala Yoseob juga Hongki.
--------
“Bagaimana
keadaan Ai?” Sunghyun –Woo Sunghyun (Kevin UKISS)- menghampiri Hanbyul yang
duduk sendiri di kelas.
“Tiga
hari ini, sejak ia tinggal bersama keluarga Jung, belum ada balasan dari semua
pesan yang aku kirim. Bahkan ia tak mau menerima panggilanku.” Hanbyul –Jang
Hanbyul- lesu.
“Pantas
kau terlihat begini kacau. Ya, Jang Hanbyul, kau benar menyukai gadis ini?”
“Em?”
Hanbyul menoleh, menatap heran Sunghyun.
“Kau
ingin tetap berada di sisinya? Fujiwara Ayumu?”
“Kenapa
tiba-tiba kau menanyakan hal ini?”
“Ai
bukanlah gadis seperti gadis kebanyakan. Kau tahu bagaimana orang menyebutnya
bukan? Gadis aneh dan sebagainya. Ia berbeda dan menurutku tidak akan mudah
untuk bisa bertahan di sisinya.”
“Kau
meragukan aku?”
“Entahlah.
Hanya saja kau harus tahan pada sikap-sikapnya.”
“Hah…
dia itu memang sangat sulit di jangkau. Gadisku ini, apa bisa aku menjaganya
dengan baik?”
“Semua
heboh tentang YOWL.” Minhwan –Choi Minhwan- masuk bersama ke kelas bersama
Byunghun, Jungshin dan Myungsoo.
“Ya,
Hanbyul-ya. Bagaimana keadaan Fujiwara?” Tanya Byunghun –Lee Byunghun (L.Joe)-.
“Myungsoo tak tahu, begitu yang di katakan Hyuri bukan?” Myungsoo segera
mengangguk membenarkan.
“Dia
akan kembali ke sekolah bukan? Hyuri juga khawatir tentang hal ini.” Sambung
Myungsoo –Kim Myungsoo (L Infinite)-
“Melihat
ekspresimu, apa terjadi hal buruk?” Jungshin –Lee Jungshin- tak kalah
penasaran. Sejenak suasana menjadi hening. Keempat member Viceroy ini menatap
Hanbyul.
“Sudah
tiga hari ini, sejak Ai pindah ke rumah keluarga Jung, Hanbyul tak mendapatkan
kabar Ai.” Sunghyun memecah kebisuan. Kelima kemudian menatap Hanbyul yang
terdiam.
-------
Daehyun
–Jung Daehyun- berjalan dengan langkah penuh percaya diri. Ia tersenyum bangga
ketika melewati majalah dinding sekolah. Ia bangga poster YOWL terpampang di
majalah dinding sekolah. Hal ini mengingatkannya pada kejayaan Stardust kala
itu.
“Kau
lihat! Apa yang aku katakan akhirnya terbukti juga. YOWL pasti akan menjadi
bintang besar. Jiyoo Fujiwara bahkan
melebihi Jinwoon Hyung bersama Stardust.” Ungkap Daehyun.
“Fujiwara
Ayumu? Jung Jinwoon? Kenapa kau membandingan mereka? Dan sampai hari ini kau
masih menyebut Fujiwara Ayumu dengan Jiyoo Fujiwara.” Komentar Taemin –Lee
Taemin-.
“Ah,
tidak ada. Aku sangat mengagumi Jiyoo Fujiwara, maksudku Ai, Fujiwara Ayumu,
dan Jinwoon Hyung adalah sepupuku yang juga memiliki band di sekolah ini,
Stardust. Menurutku prestasi YOWL lebih mengejutkan dari Stardust. Yah, mereka
memang sama-sama hebat.”
“Aneh
rasanya melihat YOWL hanya dengan empat member. Pada akhirnya mereka akan pergi
tanpa Fujiwara Ayumu, Ai, pendiri YOWL itu sendiri.” Jieun –Lee Jieun (IU)-
ikut berkomentar. “Bagaimana kabar Fujiwara?” Ia seolah bertanya pada dirinya
sendiri dan berjalan pergi.
“Benar
yang di katakan Jieun, tanpa adanya Jiyoo Fujiwara di sana, YOWL terlihat
aneh.” Daehyun mendadak murung.
“Kau
ini sebenarnya pendukung siapa?” Tanya Taemin membuat Daehyun mengangkat kepala
dan menatapnya heran. “Yang aku dengar setelah kemenangan YOWL tanpa Fujiwara,
Yowlism pecah. Pendukung setia Fujiwara dan YOWL berempat.”
“Ah,
benarkah? Aku tak tahu tentang itu.”
Taemin
menggeleng lalu kembali berjalan sementara Daehyun mengomel dan mengejarnya.
-------
“YOWL
benar-benar meraung sekarang, dan raungan mereka memenuhi semua tempat.
Sekolah, dunia di luar sana dan dunia maya. Mereka yang telah tenar di jalanan
bahkan sebelum mereka debut, semakin menjadi-jadi saja.” Chaerin –Lee Chaerin
(CL)- menggeleng heran.
“Bahkan
sekolah ini… hah!” Gyuri –Park Gyuri- terlihat kesal.
“Kalian
tak suka?” Tanya Jieun. “Um, itu memang hak kalian.” Imbuh Jieun sebelum yang
lain memberi jawaban.
“Yiyoung,
dia dimana?” Tanya Soojung –Jung Soojung (Krystal)-. “Aku tak melihatnya sejak
aku datang.”
Yiyoung
–Noh Yiyoung (E-Young)- duduk sendiri di taman sekolah dan memainkan ponsel di
tangannya. YOWL tidak hanya memenuhi sekolah ini, tapi seluruh Seoul. Begitu
menurut Yiyoung. Sejenak ia kembali teringat wajah Jaejoong. Pemuda yang pernah
mati-matian mengejarnya namun Yiyoung selalu mengabaikannya. Kemudian Yiyoung
teringat ekspresi pemuda itu ketika Jaejoong mengantar Junhyung yang babak
belur padanya. Ada perasaan aneh yang Yiyoung rasakan belakangan ini.
***
Jam pelajaran
berlangsung. Moonsik –Lee Moonsik- sang penjaga gerbang sekaligus penjaga sekolah
kembali ke kediamannya sejenak untuk mengambil air minum. Moonsik sangat
terkejut melihat seseorang tengah berbaring di ranjangnya. Moonsik perlahan
bergerak mendekat. Selama ini yang secara diam-diam suka tidur di rumah mungil
Moonsik hanyalah Ai, Fujiwara Ayumu. Namun bukankah gadis itu sedang sakit?
Moonsik terbelalak kemudian mengerjapkan kedua matanya. Ia tak percaya pada apa
yang di lihatnya.
“Nona
Fujiwara?” Bisik Moonsik. “Darimana ia masuk??” Masih keheranan.
Tubuh
Ai bergerak. Gadis itu terbangun. Moonsik sedikit menjauh. Ai tersenyum ketika
membuka mata dan mendapati Moonsik sedang mengamatinya. “Annyeong…” Sapa Ai.
“Non-nona,
ini benar-benar kau? Nona Fujiwara Ayumu?”
“Paman
tidak punya kipas angin? Panas sekali di sini.”
“Bagaimana
Nona bisa sampai di sini?? Aku tak melihat Nona memasuki gerbang.”
“Jalan
yang pernah di tunjukan Jaejin padaku.”
“Nona
melompat pagar?? Dengan satu tangan seperti ini??”
“Paman
aku haus.”
Moonsik
masih menatap heran Ai. Benarkah gadis ini melompat pagar? Dengan satu tangan
masih terbungkus gips ini? Moonsik tak bisa membayangkannya, tapi kenyataan
menjawabnya. Di sinilah Ai sekarang berada.
“Nona
tidak ke kelas?”
“Aku
malas.”
“Lalu
untuk apa Nona ke sekolah?”
“Aku
bosan dan tidak bisa kabur dari rumah besar itu.”
“Rumah
besar??”
“Paman.
Apa hari ini Dokter Song ada di klinik?”
-------
Joongki
–Song Joongki- fokus di balik kemudi. Ia menoleh, kembali menatap Ai. Lagi-lagi
Joongki menggelengkan kepala. “Kau mau kita pergi kemana? Ah, kau ini
merepotkan saja.”
“Aku
hanya minta bertemu tapi Dokter malah mengajakku pergi.” Jawab Ai santai.
“Jika
tidak mau kenapa kau tidak menolaknya?”
“Siapa
yang tiba-tiba panik.”
“Jadi
ini salahku??”
“Kita
akan kemana?”
“Hah!
Kau ini! Ke rumahku!”
“Rumah
Dokter Song?”
“Kau
mau ke Jeonggu Dong??”
“Ya
sudah, ke rumah Dokter Song saja.”
Joongki
membawa Ai ke rumahnya. Rumah mungil dengan desain unik yang langsung membuat
Ai tersenyum ketika menatapnya. Ini pertama kalinya Ai berkunjung ke rumah
Joongki. Ai sudah di sambut suasana nyaman dan bersahabat. Ai tersenyum
menemukan tanaman hias yang ia hadiahkan pada Joongki tumbuh dengan baik di
sana.
“Kau
bisa tinggal sampai jam sekolah usai.” Kata Joongki.
“Bagaimana
jika kekasih Dokter kemari dan menemukan aku?”
“Kekasih?
Kau adalah wanita asing pertama yang aku ajak kemari. Sebelumnya hanya Hyuri
yang sering kemari.”
“Ish!
Benarkah??” Goda Ai. “Tadi aku meminta Paman Moonsik menemui Dokter, karena ada
hal yang ingin aku sampaikan. Tapi Dokter malah buru-buru menarikku pergi.”
“Ehem!
Aku pikir kau benar-benar ingin pergi.”
“Aku
tidak ingin Dokter lain merawatku. Selama ini aku benci pada Dokter, semua
Dokter bahkan kata Dokter. Tapi, aku merasa nyaman saat Dokter Song merawatku.
Jadi… bisakah Dokter Song merawatku? Seperti sebelumnya.”
Joongki
terdiam. Ia terlihat sedikit terkejut. Joongki menatap Ai begitu sebaliknya.
Joongki kemudian tersenyum manis. “Tentu saja. Bukankah aku sudah janji
padamu.” Keduanya kemudian tersenyum bersama.
***
Hyuri
–Song Hyuri- bertemu Kibum dan Wooyoung di perempatan koridor. Ketiganya
berhenti di sana. Mereka mendapatkan sms dari Joongki yang meminta mereka
menunggu di sana.
“Kalian
berkumpul di sini? Ada apa?” Tanya Byunghun yang lewat bersama Minhwan, Hanbyul
dan Myungsoo.
“Joongki
Oppa meminta kami kemari. Tapi sepertinya semua sudah pergi.” Jawab Hyuri.
“Sepertinya
kami yang terakhir.” Kata Minhwan.
“Kita
tunggu sebentar saja. Dokter Song biasanya pulang paling akhir bukan?” Kata
Wooyoung –Jang Wooyoung-.
Hyuri
mengangguk setuju, begitu juga Kibum. Bahkan keempat member Viceroy, Myungsoo,
Hanbyul, Byunghun dan Minhwan juga turut bertahan. 10 menit berlalu namun belum
ada tanda-tanda kemunculan Dokter Song. Hyuri mulai gusar dan mencoba menelfon
Joongki namun ponsel Joongki tak aktif. Hyuri makin kesal di buatnya.
“Apa yang kalian lakukan berkumpul di sini?”
Terdengar suara yang amat tak asing itu. Semua membalikan
badan. Ai sudah berdiri di sana lengkap dengan senyumnya. Hyuri terlebih
Hanbyul benar di buat terkejut melihat Ai. Hyuri bergegas mendekat dan memeluk
Ai.
“Kau di sini?” Hyuri benar tak percaya.
“Kau mengundang mereka?” Ai balik bertanya.
“Jadi sms itu… kau??”
“Kau di sekolah tapi kau tak masuk kelas.” Protes Kibum
kesal.
“Senang melihatmu kembali.” Sapa Byunghun.
“Maaf membuat kalian menunggu. Aku melihat kebetulan itu,
kenapa kalian bertahan?” Ai kemudian menatap Hanbyul yang terlihat sumringah.
“Kita pulang!”
“Tunggu! Kita pulang??” Tanya Kibum.
“Susah payah aku membujuk Jinwoon Oppa. Aku seperti
tahanan saja. Hidup di sana… hah! Aku rindu Jeonggu Dong.”
“Bagaimana jika Tuan Besar marah pada Tuan Muda Jung
Jinwoon?” Wooyoung khawatir.
“Itu tidak akan terjadi. Atau aku akan bunuh diri.”
“Eh??” Hanbyul tiba-tiba memegang tangan kanan Ai. Gadis
itu tersenyum meringis.
“Aku ikut bersamamu ke Jeonggu Dong. Setidaknya sampai
para bodyguard itu membawamu kembali ke rumah keluarga Jung. Ya, ya…” Rengek
Hyuri.
“Bagaimana kalau kita pergi bersama-sama?” Usul Byunghun.
“Pasti menyenangkan bukan?”
Mereka
berjalan bersama meninggalkan sekolah menuju Jeonggu Dong yang jaraknya bisa di
tempuh dengan berjalan kaki dari sekolah. Langkah rombongan ini tiba-tiba
terhenti. Ada segerombolan orang yang sengaja mencegat mereka. Satu orang yang
sepertinya menjadi pemimpin mereka dan tujuh orang anak buahnya. Ai mengerutkan
dahi. Ia mengenal orang-orang ini. Preman yang gemar menarget anak sekolah dan
belakangan telah di kalahkan YOWL.
“Mereka
kembali.” Bisik Kibum sedikit khawatir. Hanya ada Wooyoung di sini.
“Siapa
mereka?” Tanya Wooyoung berbisik.
“Para
pembangkang.” Jawab Ai.
“Lihat
siapa mereka? Oh, gadis ini… Fujirawa Ayumu itu? Hey, ada apa dengan tanganmu?
Kemana keempat anak buahmu itu?” Kata leader dari kelompok preman ini mengejek.
“Kalian
membuat kekacauan lagi di sini?” Tanya Ai datar.
“YOWL
sudah pergi. Kami bosan dan ingin bermain-main. Kau keberatan?”
“Bukankah
kalian berjanji untuk berhenti membuat kekacauan di sini.”
“Benarkah?
Kapan itu? Ya, sebaiknya kau tak ikut campur urusan kami lagi! Kau sudah
berakhir, Fujiwara Ayumu.”
“Kalian
yang akan berakhir.”
“Apa??
Apa aku tidak salah dengar?? Ok. Ayo kita lihat. Siapa yang akan berakhir.”
Kelompok
itu menyebar. Mengepung Ai dan teman-temannya. Sadar akan di serang, Wooyoung
dan Byunghun segera membuat perlindungan. Myungsoo dan Hanbyul juga melakukan hal
yang sama.
“Byunghun-aa,
apa kau bisa di andalkan?” Tanya Wooyoung.
“Aku
tak pernah berkelahi dengan cara seperti ini.”
“Aish!
Ya, Kibum-aa, kau lindungi Nona.”
“Nee??
Kita serang mereka bersama-sama, Minhwan, kau bawa Hyuri dan Nona keluar dari
lingkaran ini, bantu Kibum. Kau paham?”
“Nee,
nee… arasho.” Suara Minhwan bergetar.
“Lee
Byunghun, Jang Hanbyul, Kim Myungsoo, aku butuh bantuan kalian.” Byunghun,
Hanbyul dan Myungsoo mengangguk paham.
Perkelahian
tak bisa di hindari. Rencana awal Wooyoung berhasil. Minhwan berhasil mendorong
Ai, Kibum dan Hyuri keluar kepungan. Ai membawa Hyuri yang ketakutan menjauh.
Sementara Kibum yang turut di belakangnya berusaha menelfon Minki juga Yongbae,
meminta bantuan.
“Kau
jaga Hyuri.” Kata Ai tiba-tiba.
“Nee??
Ya!! Aish!!” Kibum makin panik melihat Ai maju.
“Kibum.
Lakukan sesuatu!” Hyuri ketakutan.
Ai ikut
dalam perkelahian. Ia tak bisa diam melihat teman-temannya berkelahi melawaan
preman-preman yang notabene punya masalah dengannya, YOWL. Wooyoung kualahan.
Byunghun yang nyata-nyata jago taekwondo tak bisa di andalkan. Myungsoo,
Minhwan dan Hanbyul apalagi. Mereka mulai tumbang satu per satu.
Berusaha
membantu rekan-rekannya dan melakukan perlawanan dengan satu tangan bukanlah
ide bagus. Ai yang sudah down dari awal menyadari posisinya sekarang jatuh
terduduk. Pojok bibirnya berdarah karena tamparan dari leader kelompok preman
itu. Ai kembali melihat Hanbyul, Minhwan dan Myungsoo yang terkapar, babak
belur. Ketakutan itu semakin erat memeluknya.
Pertahanan
Wooyoung dan Byunghun roboh karena konsentrasi mereka terganggu mendengar
teriakan Hyuri yang panik melihat Ai jatuh terduduk di depan leader kelompok
preman itu. Preman-preman itu mengambil kesempatan dan menghajar Byunghun juga
Wooyoung habis-habisan. Hanbyul, Myungsoo dan Minhwan merayap. Mengumpulkan
sisa tenaga mereka untuk mendekaat dan menolong Ai.
Gemetar.
Ai merasakan hal itu pada tangannya. Jantungnya berdetub tak karuan. Ai
merasakan ketakutan yang amat sangat melihat pria ini berdiri tegap di
hadapannya.
shytUrtle
0 comments