¤ Bilik shytUrtle - Kamis, 7 Februari 2013 ¤
04:55
¤ Kamis, 7 Februari 2013 ¤
Migrain, melumpuhkan sementara malam saya, hiks.
Pagi yang sedikit malas untuk bangun setelah semalam berusah memejamkan mata, bertahan tanpa bantuan obat dan berujung pada mimpi aneh. Eung, mimpi dalam mimpi. Seperti deja vu, rumah yang -hampir- sama. Namun kamar-kamar gelap dan kosong itu, apa? Maze!
Kesibukan, kurang lebih akan sama, prediksi saya demikian. Namun pada prakteknya, jauh berbeda. Melihat kerumunan itu, sejenak menjadi pusing dan telinga saya berdengung. Menggerakan jari-jari kaki agar titik keseimbangan tetap berada di tengah. Bagaimana mengatasinya? Rasa bingung yang terkadang berubah panik ketika melihat kerumunan orang. Dan anak-anak ini, semua ingin di dahulukan, tak ada yang mau mengalah. Huft... namun, mereka datang untuk memberi rezeki yang berlimpah bagi saya. Subhanallah.
Ketika mengerjakan sesuatu dan fokus pada hal tersebut, sering kali otak cancer saya menjadi blank pada hal lain di sekitar. Hanya saya yang melongo cengok ketika mereka, Kakak saya dan dua siswi SMP, tawa mereka membelah kesunyian toko. Ekspresi bingung memenuhi muka bulet saya.
"Apa sih, Kak? Apa tadi dia bilang? Kenapa pada ketawa se?" Buru saya penasaran. Terang saja, hanya saya yang tak paham pada 'apa yang membuat tawa mereka pecah'. Kejadian terakhir yang saya ingat di tengah konsentrasi saya pada mesin fotocopy adalah ada dua siswa yang mau fotocopy tapi di tinggal sebentar. Dan sempat mendengar protes dari salah satu siswi, "mbok boso, Rek." yang dalam Bahasa Indonesia berarti gunakan bahasa yang sopan. Ah, ketawa mereka sulit banget berhentinya ya? Ish, bikin saya makin penasaran.
"Apaan sih, Kak?" Desak saya pada Kakak perempuan saya yang mati-matian berusaha menghentikan tawanya.
"Kamu nggak denger?" Tanya Kakak saya dan saya segera menggeleng antusias.
"Ngomong apaan emang dia tadi?" Tanya saya lagi.
"Tak tinggal dulu ya sayang." Jawab Kakak singkat. Saya terdiam, nggak nyambung sebenarnya. "Kamu beneran nggak denger?"
"Kagak." Jawab saya geleng-geleng.
"Ya syukurlah."
"Eh, tapi itu anak kecil berani ngomong sayang sama Kakak? Ya ALLOH, masih cindil berani ngomong gitu?" Saya geleng-geleng kayak ayam lagi dugem. Dan saya ketawa paling akhir ketika semua telah diam.
What's a funny thing? He just say 'darling', oh that sound so funny. For my sister and two middle school girls. And me, late to understanding about it. Hahaha, I'm laughing my self.
Andai tadi tertawa bersama pasti lebih seru :D
Dan para Aremania juga Aremanita akan merayakan, menonton pertandingan Arema vs. Samarinda, maaf lupa nama club sepak bolanya ^...^v
Dan setelah ini akan berkutat dengan satu bak baju kotor, huft. Hwaiting, yUi! ^^9
Eum, sekian dan terima kasih.
Keep on fighting.
.shytUrtle.
tempurung kUra-kUra, 07 Februari 2013.
Migrain, melumpuhkan sementara malam saya, hiks.
Pagi yang sedikit malas untuk bangun setelah semalam berusah memejamkan mata, bertahan tanpa bantuan obat dan berujung pada mimpi aneh. Eung, mimpi dalam mimpi. Seperti deja vu, rumah yang -hampir- sama. Namun kamar-kamar gelap dan kosong itu, apa? Maze!
Kesibukan, kurang lebih akan sama, prediksi saya demikian. Namun pada prakteknya, jauh berbeda. Melihat kerumunan itu, sejenak menjadi pusing dan telinga saya berdengung. Menggerakan jari-jari kaki agar titik keseimbangan tetap berada di tengah. Bagaimana mengatasinya? Rasa bingung yang terkadang berubah panik ketika melihat kerumunan orang. Dan anak-anak ini, semua ingin di dahulukan, tak ada yang mau mengalah. Huft... namun, mereka datang untuk memberi rezeki yang berlimpah bagi saya. Subhanallah.
Ketika mengerjakan sesuatu dan fokus pada hal tersebut, sering kali otak cancer saya menjadi blank pada hal lain di sekitar. Hanya saya yang melongo cengok ketika mereka, Kakak saya dan dua siswi SMP, tawa mereka membelah kesunyian toko. Ekspresi bingung memenuhi muka bulet saya.
"Apa sih, Kak? Apa tadi dia bilang? Kenapa pada ketawa se?" Buru saya penasaran. Terang saja, hanya saya yang tak paham pada 'apa yang membuat tawa mereka pecah'. Kejadian terakhir yang saya ingat di tengah konsentrasi saya pada mesin fotocopy adalah ada dua siswa yang mau fotocopy tapi di tinggal sebentar. Dan sempat mendengar protes dari salah satu siswi, "mbok boso, Rek." yang dalam Bahasa Indonesia berarti gunakan bahasa yang sopan. Ah, ketawa mereka sulit banget berhentinya ya? Ish, bikin saya makin penasaran.
"Apaan sih, Kak?" Desak saya pada Kakak perempuan saya yang mati-matian berusaha menghentikan tawanya.
"Kamu nggak denger?" Tanya Kakak saya dan saya segera menggeleng antusias.
"Ngomong apaan emang dia tadi?" Tanya saya lagi.
"Tak tinggal dulu ya sayang." Jawab Kakak singkat. Saya terdiam, nggak nyambung sebenarnya. "Kamu beneran nggak denger?"
"Kagak." Jawab saya geleng-geleng.
"Ya syukurlah."
"Eh, tapi itu anak kecil berani ngomong sayang sama Kakak? Ya ALLOH, masih cindil berani ngomong gitu?" Saya geleng-geleng kayak ayam lagi dugem. Dan saya ketawa paling akhir ketika semua telah diam.
What's a funny thing? He just say 'darling', oh that sound so funny. For my sister and two middle school girls. And me, late to understanding about it. Hahaha, I'm laughing my self.
Andai tadi tertawa bersama pasti lebih seru :D
Dan para Aremania juga Aremanita akan merayakan, menonton pertandingan Arema vs. Samarinda, maaf lupa nama club sepak bolanya ^...^v
Dan setelah ini akan berkutat dengan satu bak baju kotor, huft. Hwaiting, yUi! ^^9
Eum, sekian dan terima kasih.
Keep on fighting.
.shytUrtle.
tempurung kUra-kUra, 07 Februari 2013.
0 comments