Review Novel Muara Hati

04:10

Review Novel Muara Hati



Judul: Muara Hati
Penulis: Tim Novel Islami 2
Penerbit: Mandiri Jaya Malang (Mandiri Jaya Publishing)
Tahun terbit: Cetakan pertama, Agustus 2019
Jumlah halaman: 237 hlm, 14x20 cm
ISBN: 978-623-7277-92-7


Diva dancer muda yang tak pernah lepas dari gemerlap kota tiba-tiba ingin mencicipi dunia baru yang berkebalikan?

Dunia yang ditujukan hanya untuk beribadah tanpa memberi sedikit kesempatan untuk menari.

Akankah ia tercandui dunia baru?

Atau menyerah dan terbakar emosi atas tidak adanya apresiasi?

Baca selengkapnya perjalanan menemui jati diri Sang Diva Dancer-Keizia dari bagian perbagian yang akan menjungkirbalikkan persepsi dan pemikiran Anda selama ini.

Pertarungan psikis anak milenial dengan kata hati.

Jadilah saksi atas sebuah perjalanan ini.



Kei diva dancer yang tergabung dalam grup dance bernama Xaviera tiba-tiba memiliki keinginan untuk mondok usai nonton bareng film Negeri 5 Menara. Kedua rekannya, Yana dan Erina terkejut, namun akhirnya memberi dukungan. Kei mengutarakan keinginannya pada sang mama. Mama Kei pun senang dan menyetujui permintaan Kei dengan syarat sang mama yang mencari pondok pesantren untuk Kei. Tapi, keinginan Kei ditentang oleh kekasihnya, Devan. Beda pendapat itu berujung putusnya hubungan keduanya.

Patah hati, Kei semakin membulatkan tekad untuk mondok. Ia pun akhirnya pergi ke salah satu kota di Jawa Timur untuk mondok. Sayangnya pesantren yang menjadi tempatnya memperdalam ilmu agama tak seperti yang ia bayangkan. Kei ingin kabur, tapi tak bisa. Mau tak mau Kei pun tinggal di pondok pesantren itu. Ide gila Kei untuk mondok mempertemukannya dengan Gus Alif. Putra Romo Kyai yang tiba-tiba menggetarkan hatinya.


Novel ini benar-benar membuat saya merinding ketika membacanya. Kebanyakan novel yang saya temui dan saya baca berkisah tentang bad boy, tapi novel ini beda. Tokoh utamanya bad girl dengan rasa penasaran tinggi dan sedikit gila. Tapi justru kegilaan itu yang menuntunnya menuju jalan cahaya untuk lebih dekat mengenal Sang Pencipta.

Gilanya Kei si tokoh utama membuat saya geleng kepala. Udah masuk pondok masih aja bertingkah gila. Paling demen pas Kei nyelipin surat ke bilik Gus Alif. Cewek model opo kowe iki Kei! Wkwkwk. Kapok dah ditampar ama kata-kata Gus Alif.

Perjalanan hidup Kei membuat saya takjub. Dari pilihan nekat membawanya pada kehidupan yang lebih baik. Bacanya ke tampar juga sih. Sebagai sesama cewek, saya merasa ada sebagian diri saya dalam diri Kei termasuk bagian banyak dosa. Karenanya selama membaca perasaan saya pun ikut campur aduk.

"Aku berusaha tidak pernah jatuh cinta pada siapa pun kecuali calon istriku nanti. Bukan berarti aku tidak tertarik pada perempuan, tapi aku lebih menahan diriku untuk tidak dikuasi nafsu. Kau juga harus begitu Kei. Peliharalah diri dan hatimu. Peruntukkan hatimu pada calon suamimu nanti," ucap Gus Alif lagi.

Gus Alif bikin klepek-klepek! Apalagi di part buku-buku itu. Uwooo! So sweet!

Biar nggak penasaran silahkan dibaca sendiri yak! Kekeke.


Sekian ulasan dari saya. Maaf jika ada salah kata. Semoga bermanfaat dan selamat membaca.

Tempurung kura-kura, 05 Desember 2019.
- shytUrtle -

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews