Wisteria Land: Another Story of Hwaseong Academy
05:59
Wisteria
Land: Another Story of Hwaseong Academy
It's
about rainbow, love, hate, glory, loyalty, betrayal and destiny.......
. Judul: “Wisteria Land: Another Story of
Hwaseong Academy”
. Author: shytUrtle_yUi
. Rate: Serial/Straight/Fantasy-Romance.
. Cast:
-
Song Hyu Ri (송휴리)
-
Rosmary Magi
-
Han Su Ri (한수리)
-
Jung Shin Ae (정신애)
-
Song Ha Mi (송하미)
-
Lee Hye Rin (이혜린)
-
Park Sung Rin (박선린)
-
Song Joongki, L,Joe Teen Top, L Infinite, Jung
Daehyun B.A.P, Jo Jonghwan 100%, Baro B1A4, Jang Geunsuk, Yoo Seungho, Kim
Sunggyu Infinite, Choi Joonghun FT.Island, Cho Kyuhyun Super Junior, and many
other found it by read the FF.
...Ketika kau melihat pelangi, apa yang ada di
benakmu? Tujuh warnanya yang indah atau...? Di sini, Wisteria Land, kami
percaya jika pelangi adalah jelmaan sang Naga. Naga arif dan bijaksana yang
selalu mengawasi dan menjaga tanah Wisteria Land. Naga yang pada suatu waktu
muncul dengan keelokan wujudnya dengan tujuh warna pelangi. Apa kau juga
percaya akan hal ini...?
***
Land #34
Dokter cantik dan Hyuri
sama-sama terbelalak ketika pintu terbuka dan wanita yang sama persis dengan
Dokter cantik itu masuk. Hyuri ternganga. Ia kebingungan menatap Dokter cantik
yang berdiri tepat di samping kanannya, lalu menatap Dokter cantik yang baru
saja masuk ke dalam kamar sempit itu.
“Kalian
sudah sadar rupanya,” wanita yang sama persis dengan Dokter cantik yang berdiri
di samping Hyuri itu menyapa.
“Kak....
kau siapa?!” sedikit terbata Dokter cantik yang berdiri di samping kanan Hyuri
memberanikan diri bertanya.
Wanita
yang sama persis dengan Dokter cantik itu menyincingkan senyum. “Kalian benar
ingin tahu aku ini siapa? Yakin kalian tak akan mati berdiri jika tahu aku ini
sebenarnya siapa?” wanita itu menatap Dokter cantik yang berdiri di samping
Hyuri lalu menatap Hyuri. Ia kembali tersenyum lalu mengangkat tangan kanannya
dan melakukan satu kali petik jari. Asap mengepul menutupi pandangan Hyuri juga
Dokter cantik yang berdiri di sampingnya. Beberapa detik kemudian asap pun
hilang sepenuhnya dan wanita yang sebelumnya memiliki fisik sama persis dengan
Dokter cantik yang berdiri di samping Hyuri berubah menjadi Ratu Maesil.
“An...anda...”
Dokter cantik yang berdiri tepat di samping kanan Hyuri terbelalak. Ia benar
dibuat terkejut dengan munculnya Ratu Maesil.
“Apa
kabar Dokter Kim. Masih mengingatku?” sapa Ratu Maesil santai menanggapi
keterkejutan Dokter Kim.
Dokter
Kim—dokter cantik yang berdiri tepat di samping kanan Hyuri- mengerjapkan kedua
matanya. Ia masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Wanita yang berdiri
di dekat pintu itu tak lain adalah Ratu Maesil. Ratu yang kejam dan terkenal
sebagai penyihir terkuat di Wisteria Land. Tubuh Dokter Kim gemetaran hanya
dengan melihat Ratu Maesil.
“Ada
apa denganmu Dokter Kim? Kenapa kau menatapku dengan tatapan tegang itu? Apa
kau tak ingin membalas sapaanku? Tak ingin berterima kasih atas bantuanku? Hah!
Kau tahu, tugas ini benar-benar membosankan.”
“Yang...
Yang Mulia mengambilalih tugas dengan curang, pantaskah hamba berterima kasih atas
hal itu? Yang Mulia melakukan ini semua untuk menemukan Tuan Putri lebih dulu
dari istana?”
“Yang
Mulia?” batin Hyuri penasaran.
“Kenapa
kau menjadi begitu emosional dan sensitif Dokter Kim? Bukankah ini permainan
yang menarik?”
“Yang
Mulia! Ini benar-benar...” Dokter Kim hanya bisa menggelengkan kepala. Ia tak
mampu melanjutkan ucapannya.
Ratu
Maesil beralih melirik Hyuri. “Sepertinya gadis kecil itu tak mengenaliku.”
Dokter
Kim menoleh, ia mendapati Hyuri dalam ekspresi bingung. “Dia...” bisik Dokter
Kim pada Hyuri.
“Baiklah!”
potong Ratu Maesil. “Aku akan memperkenalkan diriku sekarang. Kau tak tahu aku,
Song Hyu Ri?” tanya Ratu Maesil kemudian mengeja nama Hyuri dengan pelan dan
jelas.
“Anda
tahu siapa saya?” tanya Hyuri semakin dibuat penasaran.
“Siapa
yang tak tahu kau? Leader dari Chrysaor yang berjuang demi kebajikan. Heum,
menarik! Jika kemanusiaan itu begitu mendarah daging pada dirimu. Sayangnya kau
terpisah jauh dengan mereka kini. Kris, Amber, JB dan Rap Monster. Apa kau tak
merindukan mereka?”
“Anda
pun tahu tentang teman-teman baikku?”
“Jangan
dengarkan dia!” bisik Dokter Kim dengan nada tegas pada Hyuri.
Ratu
Maesil menyeringai melihat tingkah Dokter Kim. “Aku tahu semua. Aku tahu semua
apa yang ingin aku tahu karena... karena akulah Ratu Maesil!”
Suara
tegas Ratu Maesil ketika memperkenalkan dirinya terdengar seperti petir yang
menggelegar begitu dekat di telinga Hyuri. Kedua mata Hyuri terbelalak
dibuatnya. Tubuhnya seketika terasa kaku karena takut. “Inikah Ratu Penyihir
itu?” gumamnya dalam hati.
“Iya.
Akulah Ratu Penyihir itu,” kata Ratu Maesil seolah menjawab pertanyaan di benak
Hyuri.
“Dia
tahu apa yang aku pikirkan?” tubuh Hyuri masih terasa kaku dan ia hanya bisa
bergumam dalam hati.
“Tentu
saj aku tahu,” lagi-lagi Ratu Maesil menjawab pertanyaan di benak Hyuri.
“Hentikan!”
Dokter Kim berdiri tepat di depan Hyuri. Seketika itu tubuh Hyuri yang kaku
kembali normal. Nafas Hyuri terengah-engah. “Kau baik-baik saja?” tanya Dokter
Kim yang hanya dijawab oleh anggukan kepala Hyuri. “Yang Mulia menyusup dalam
tim istana hari ini, menyamar menjadi saya dan mengambil tugas kami?”
“Harusnya
istana melibatkan aku dalam misi ini. Bukankah aku ini bibi dari keponakanku?
Dan pastilah aku yang paling mengenal keponakanku itu. Tapi Raja Muda itu
mengabaikan aku dan lebih Ketua Hollynim yang frustasi itu.”
“Yang
Mulia! Bagaimana Yang Mulia bisa menyebut diri Yang Mulia sebagai bibi dari
Yang Mulia Tuan Putri Lee Ahreum sedang selama ini Yang Mulia terus berusaha
memusnahkannya dari Wisteria Land ini?”
Ratu
Maesil mengangkat satu alisnya mendengar tuduhan Dokter Kim. “Apa kau punya
bukti, Dokter?” Ratu Maesil melirik Hyuri. “Aku sebenarnya sangatlah menyayangi
keponakanku. Hanya saja yang tak suka padaku menyebarkan berita buruk tentangku
itu.”
Dokter
Kim sedikit menoleh, turut memperhatikan Hyuri. “Demi Sang Naga! Jangan katakan
jika gadis ini adalah Yang Mulia Tuan Putri Ahreum yang hilang.”
Hyuri
terkejut mendengarnya. “Bukan! Aku bukan Putri Ahreum!” bantahnya menatap
Dokter Kim berharap dokter cantik itu mempercayainya. “Ini salah paham! Aku
berani bersumpah demi langit dan bumi. Aku bukanlah Putri Ahreum yang fenomenal
itu.”
“Fenomenal?
Hagh! Ini menggelikan,” Ratu Maesil dengan ekspresi mencibir. “Tentu saja kau
bukan. Tapi dengan kalung naga dan tato yang kaumiliki, itu sudah cukup untuk
menjadikan rakyat percaya jika kau adalah Putri Ahreum yang hilang.”
“Yang
Mulia!” sela Dokter Kim.
“Kalung
naga?? Kalung itu bukan milikku! Sungguh!” bantah Hyuri.
“Bukan
milikmu, tapi ada padamu. Apa kau mencurinya? Mencuri pusaka berharga milik
keluarga kerajaan hukumannya adalah... mati!” Ratu Maesil menegaskan pada kata
‘mati’.
Hyuri
tersentak kaget. Ancaman Ratu Maesil benar-benar membuatnya ketakutan. “Aku
tidak mencurinya... sungguh...” bantahnya membela diri.
“Mencurinya
atau tidak mencurinya kenyataannya kalung naga itu ada padamu kini. Jika aku
membawamu ke istana dengan tuduhan mencuri, maka penyiksaan kejam yang akan kau
terima. Para pendukung Putri Ahreum akan mengintrogasimu sehubungan dengan
kalung naga milik Putri Ahreum dan keberadaan Putri Ahreum. Tapi pihak yang
memihak padaku akan berusaha membuatmu mati. Bisa kau bayangkan bagaimana hidup
dalam penyikasaan seperti itu?”
Hyuri
gontai. Ia tahu betul bagaimana istana memperlakukan pember0ntak. Hyuri lemas
seketika mendengarnya.
“Yang
perlu kau lakukan hanyalah diam. Tanpa kau menjelaskannya, aku bisa mengetahui
semua yang ada dalam pikiranmu gadis ingusan. Diam dan ikuti aturan mainnya.”
“Aturan
main? Yang Mulia ingin menjadikan kami
boneka untuk menipu istana? Menggunakan gadis ini untuk menjadi Putri Ahreum
yang hilang dan memintaku membawanya ke dalam istana? Tidak. Aku tak mau
melakukannya!” tolak Dokter Kim.
Ratu
Maesil menyeringai. “Kau benar-benar cerdas Dokter Kim. Pikirkanlah baik-baik
tentang tawaranku ini. Di luar sana isu tentang kembali Putri Ahreum yang telah
ditemukan sudah ramai dibicarakan rakyat. Mengesampingkan aku yang lebih detail
mengetahui tentang Putri Ahreum adalah tindakan bodoh istana.”
“Ketua
Hollynim Jung Hyeyoung tak akan mendiamkan hal ini.”
“Aku
tahu. Tapi apa kau tak mengingat tentang putri semata wayangmu, Dokter Kim?”
Dokter
Kim terbelalak. Ia tahu Ratu Maesil sedang mengancamnya dengan menjadikan putri
tunggal Dokter Kim sebagai taruhan. “Jangan sentuh putriku!”
“Harga
kesetiaan itu sangat mahal bukan? Tapi aku tak memintamu berkhianat. Anggap
saja tugasmu hari ini beres dan kau membawa Putri Ahreum kembali. Itu saja.
Maka putrimu dan gadis ingusan itu akan selamat. Jangan sampai kau mengalami
nasib yang sama seperti para sahabat dari Hollynim frustasi itu. Cha Sunmoo,
Lee Sungmin dan Kim Byunsoo, tiga Rowanim itu telah membayar mahal kesetiaan
mereka dengan nyawa mereka sendiri juga keluarga mereka. Apa kau ingin seperti
mereka?”
“Yang
Mulia...” Dokter Kim benar-benar geram. Ia berusaha keras menekan emosinya.
“Bawa
dia kembali ke istana. Akui sebagai Putri Ahreum. Raja dan Ratu akan percaya,
begitu juga rakyat. Lalu temui Hollynim Jung Hyeyoung yang cepat atau lambat
akan mengetahui jika gadis ini adalah Putri Ahreum palsu. Dan nikmatilah
permainannya.”
“Yang
Mulia...” tubuh Dokter Kim bergetar karena ia berperang melawan rasa takut dan
emosinya sendiri.
“Sebaiknya
kalian bersiap. Pesan bahwa kau telah menemukan Putri Ahreum yang hilang telah
diterima istana. Mereka pasti sedang menunggumu kini,” Ratu Maesik
menyincingkan senyum lalu keluar dari kamar itu.
Tubuh
Dokter Kim jatuh lemas terduduk di lantai. “Dokter! Dokter baik-baik saja?”
tanya Hyuri yang ikut duduk menangkap tubuh Dokter Kim.
“Aku
tak ingin hal buruk menimpa putriku, tapi aku pun tak ingin membantu Ratu
Maesil. Bagaimana ini? Bagaimana? Apa yang harus aku lakukan?” suara Dokter Kim
begitu lemah dengan tatapan kosongnya.
***
Hyuri
berusaha menghubungi Suri namun ponsel Suri terus tak aktif.
“Matikan
ponselmu!” perintah Dokter Kim dengan nada tegas.
“Ini
salah paham. Aku butuh bantuan teman-temanku. Aku bukanlah Putri Ahreum dan aku
tak mau menjadi Putri Ahreum. Aku butuh bantuan mereka.”
“Apa
kau bodoh? Kau pikir aku sudi membantunya? Lalu jika kau berhasil menghubungi
teman-temanmu apa kau yakin itu bisa membantumu? Jika kau terus menghubungi
teman-temanmu atau sanak saudaramu, itu semakin membuat mulus jalan Ratu
Maesil, mempermudah ia menjalankan rencananya.”
“Mempermudah??”
“Entah
bagaimana kalung naga itu bisa ada bersamamu dengan kebetulan tato yang
kaumiliki. Dua hal itu adalah ciri utama Putri Ahreum yang hilang. Baik pihak
pendukung atau lawan telah tahu tentang hal ini. Ratu Maesil tak berhasil
menemukan Putri Ahreum yang asli namun menemukanmu, jika ia berhasil melacak
panggilan ponselmu, ia akan menemukan orang-orang yang kau sayangi yang
nantinya akan ia jadikan sebagai senajat untuk mengancammu agar kau tetap
menjadi budaknya. Cukup lihatlah aku. Kau sendiri mendengarnya. Ratu Maesil
mengancamku dengan putri semata wayangku. Ambil pelajaran dari itu. Saat ini
yang bisa kita lakukan hanyalah menuruti kemauannya. Saat kita sampai di
istana, Hollynim Jung Hyeyoung pasti membantu kita. Percayalah padaku.”
“Ratu
Maesil akan menggunakan kebetulan ini untuk mencapai tujuannya?”
“Bukan
akan, tapi sudah dijalankan. Orang mempercayai apa yang dikatakan Ratu Maesil
bukan karena benar percaya, tapi karena takut. Kau paham maksudku kan?”
“Apa
pun yang ia katakan akan dipercaya dan Raja tak bisa berbuat apa-apa seperti
sebelumnya.”
“Iya.
Dan Putri Ahreum adalah gadis yang diramalkan sebagai malaikat kematian bagi
Ratu Maesil itulah kenapa Ratu Maesil berusaha membunuh Putri Ahreum. Aku mohon
padamu, mari bekerjasama untuk ini. Apa pun yang akan kita lakukan, kita akan
berakhir dengan kematian. Tapi apa kau tidak akan menyesal karena mati sia-sia
tanpa mengetahui siapa pemilik sebenarnya dari kalung naga yang ada padamu itu?
Atau... kau benar-benar mencuri kalung itu?”
“Tidak!
Demi langit dan bumi, aku tidak mencuri kalung ini!”
“Kalau
begitu bekerjasamalah denganku.”
“Aku
tak sengaja menemukan kalung dengan liontin naga yang melilit batu mulia
berwarna ungu kebiruan itu. Aku pun tak tahu siapa pemiliknya.”
“Bertahan.
Itu yang harus kita lakukan kini.”
“Mengikuti
rencana Ratu Maesil?”
“Terkadang
kita harus menjadi musuh untuk kelompok yang kita bela demi mendapatkan
kebenaran. Kau paham kan? Jika kita bertahan dan mengikuti permainan dengan
hati-hati, besar kemungkinan kita bisa menyelamatkan Putri Ahreum yang asli.
Dia pasti akan datang untuk menolong kita semua.”
“Bagaimana
jika tidak? Rakyat menderita dan ia tetap bersembunyi. Apa Dokter bisa percaya
pada orang seperti itu?”
“Dan
seandainya kau adalah Putri Ahreum yang sangat mengenali bibinya yaitu Ratu
Maesil, apa kau yakin kau tak akan melakukan seperti apa yang dilakukan Putri
Ahreum sekarang?”
Hyuri
terdiam.
“Ratu
Maesil adalah musuh yang sangat kuat. Walau Putri Ahreum ditakdirkan sebagai
malaikat maut bagi Ratu Maesil, tapi beliau tak terlahir instan dengan kekuatan
super seperti dalam film kebanyakan. Aku yakin kau paham maksudku. Sebaiknya
kita bersiap. Aku janji akan membantumu,”
Hyuri
terdiam dengan wajah pucat. Ia merasa hidupnya benar-benar berakhir kini.
***
“Hah!
Kenapa ponsel Suri tidak aktif?” gerutu Jonghwan sambil kemudian kembali
mencoba menelfon Suri.
“Kekacauan
apalagi ini? Hyuri diseret empat pengawal istana dan kini Magi, Suri dan
Sungrin menghilang. Apa mereka pergi untuk menolong Hyuri? Omo! Ini konyol!”
Seungho dengan ekspresi khawatir.
“Ya!
Kau pikir Suri sebodoh itu apa? Dan apa kau pikir Sungrin akan membiarkan Magi
dan Suri bertindak nekat?” Jonghwan menatap kesal pada Seungho.
“Iya
juga sih,” Seungho menggaruk kepalanya.
“Kalian
menemukan Magi?” L.Joe menghampiri Jonghwan dan Seungho.
“Mereka
meninggalkan sekolah,” jawab Seungho.
“Dan
ponsel Suri tidak aktif,” sambung Jonghwan sambil mengakhiri panggilan dalam
ponselnya. “Aku tak punya nomer ponsel Magi juga Sungrin,” imbuhnya.
“Aku
pun sama,” Seungho mengamini.
“Hah...
di mana kita harus mencarinya?” L.Joe menatap Jonghwan lalu Seungho yang
sama-sama menggelengkan kepala usai mendengar pertanyaan L.Joe. “Apa mungki
mereka ada di Club Golden Rod?”
“Aku
menduga mereka pergi menyelamatkan Hyuri,” Seungho dengan nada ragu sambil
menatap L.Joe, Jonghwan lalu kembali menatap L.Joe lagi.
“Menyelamatkan
Hyuri??” L.Joe dengan ekspresi tak paham.
“Lupakan.
Seungho hanya dibuat berpikir kacau karena kabar Hyuri diseret empat pengawal
istana. Menurutku Magi, Suri dan Sungrin kabur karena khawatir akan mengalami
nasib yang sama dengan Hyuri. Bukankah itu masuk akal.”
L.Joe
terdiam sedikit menundukan kepala. Seungho bingung, menatap L.Joe lalu
Jonghwan.
“Sebaiknya
kalian segera pergi,” Geunsuk menghentikan langkahnya mendekati Seungho,
Jonghwan dan L.Joe.
“Hyung??”
Seungho kaget mendapati Geunsuk tiba-tiba menemuinya.
“Selama
ini kalian dekat dengan Trio Maehwa, sebaiknya kalian diam dan segera pulang,”
saran Geunsuk. “Dan menunggu,” imbuhnya.
“Hyung,
ada apa sebenarnya?” tanya Seungho panik. “Aku dengar pengawal istana menyeret
paksa Song Hyuri, apa yang sebenarnya terjadi?”
Geunsuk
menghela napas dan pergi begitu saja meninggalkan Seungho, Jonghwan dan L.Joe
dalam kebingungan. Shin Ae muncul. Ia tampak tergesa-gesa pergi meninggalkan
sekolah. Bahkan ia tak menyapa L.Joe yang ada bersama Jonghwan dan Seungho.
L.Joe mengerutkan dahi melihat Shin Ae yang terburu-buru meninggalkan sekolah.
“Ada
apa dengan orang-orang itu?” gumam Seungho lirih.
“Jadi
benar desas-desus itu?” dua siswi berjalan sambil ngobrol.
Perhatian
Seungho, Jonghwan dan L.Joe tertuju pada dua siswi yang berjalan pelan
beriringan sambil mengobrol itu.
“Belum
pasti. Tapi pihak Kastil Basil telah mengumumkannya. Ah, ini seperti mimpi.”
“Kau
percaya pada rumor itu?”
“Bagaimanapun
juga Ratu Maesil adalah orang dalam. Beliau pasti tahu betul seluk-beluk
keluarga mendiang raja terdahulu.”
“Aku
tak percaya jika Song Hyuri salah satu dari Trio Maehwa itu orangnya.”
“Bukankah
rumor itu telah ramai dibicarakan sebelumnya? Terlebih usai adanya fenomena
cincin pelangi matahari kala itu.”
“Benar
juga, tapi tetap saja aku tak percaya jika Song Hyuri adalah Putri Ahreum yang
hilang.”
Seungho,
Jonghwan dan L.Joe terkejut mendengarnya. Ketiganya saling melempar pandangan
yang mengisyaratkan pertanyaan yang sama. Song Hyuri adalah Putri Ahreum yang
hilang?
“Tapi
aku tak akan percaya sebelum istana mengeluarkan keputusan resmi.”
“Kau
benar. Kita hanya bisa menunggu.”
Dua
siswi itu berjalan cepat meninggalkan sekolah dan juga Seungho, Jonghwan dan
L.Joe yang berdiri termangu.
“Song
Hyuri... adalah Putri Ahreum yang hilang??” L.Joe menatap Seungho lalu
Jonghwan.
***
Suri,
Magi dan Sungrin berhenti di taman bermain di dekat Jalan Elder Flower di mana
Magi biasa menggelar pertunjukan. Sepanjang perjalanan menuju taman itu
ketiganya terus mendengar obrolan orang-orang tentang isu yang baru saja
beredar di masyarakat. Kabar tentang pengumuman Kastil Basil yang menyatakan
bahwa Putri Ahreum yang hilang telah ditemukan. Bahkan pihak Ratu Maesil telah
menyatakan Song Hyuri, murid salah satu murid SMA Maehwa yang ditransfer ke
Hwaseong Academy adalah Putri Ahreum yang hilang.
“Kalian
ingat pesanku? Matikan ponsel kalian. Bukan tak mungkin di sana Hyuri mencoba
menghubungi kalian. Ini berbahaya. Kita harus berhati-hati sampai semua ini
jelas. Melalui Hyuri, mereka bisa melacak keberadaan kalian. Baik itu istana
atau Kastil Basil,” Sungrin kembali mengingatkan Suri dan Magi. “Aku harap, esok
kalian tak membolos. Itu akan terlalu menonjol.”
“Jangan
khawatir. Kami pasti ke sekolah,” Magi yang terlihat lebih tenang itu tersenyum
manis.
Sungrin
tersenyum lega. “Kita berpisah di sini. Besok kembali kita hadapi
bersama-sama.”
“Tenang.
Urusan akting, aku rasa kami jagonya,” Suri menyanggupi.
“Terima
kasih. Semoga kita bisa bertahan dan segera menemukan jalan keluar. Genderang
perang telah ditabuh. Maafkan aku karena menyeret kalian dalam masalah ini,”
Magi kembali membungkukkan badan.
“Yang...”
“Ssh!”
Sungrin segera membentak Suri yang hampir memanggil Magi dengan sebutan ‘Yang
Mulia’.
“Mian...”
bisik Suri lirih.
“Park
Sungrin, sebaiknya kau juga berhati-hati. Sejak kau dekat kami, kau pun menjadi
sorotan.”
“Saya
paham,” Sungrin kembali tersenyum menatap Magi. Ada guratan bahagia di wajah
Sungrin setiap kali ia menatap Magi. “Jangan khawatirkan saya.”
“Kau
pun jangan khawatirkan kami. Sama seperti kita yang terus bertanya-tanya, aku
yakin Bibi juga demikian.”
Sungrin
mengangguk paham. “Saya pergi dulu,” Sungrin pun pamit dan pergi lebih dulu.
“Sekarang...
kita bagaimana?” tanya Suri dengan lesu.
***
Sungjeong
yang terus mengamati dari balik tirai jendela di lantai dua Kastil Asphodel
bergegas turun ketika melihat Magi dan Suri berjalan di halaman. Sungjeong
berlari kecil menuruni tangga. Saat ia sampai di tangga bawah, ia menmukan Baro
dan Myungsoo yang muncul dari arah berbeda. Ketiganya bertemu di tangga
terbawah, saling melempar pandangan. Ekspresi Sungjeong dan Baro terlihat
panik, sedang Myungsoo tetap seperti biasa, datar.
Magi
dan Suri kaget ketika membuka pintu. Mereka menemukan Baro, Sungjeong dan
Myungsoo berada tepat di depan pintu yang terbuka. Baro, Sungjeong, Myungsoo
berhadapan dengan Magi dan Suri. Kedua kubu ini sama-sama terdiam.
“Kau
sudah pulang rupanya,” Nichkhun yang berjalan menuruni tangga membuyarkan
konsentrasi kedua kubu yang segera menatapnya.
Tatapan
sendu Magi mengikuti setiap gerak Nichkhun menuruni tangga. Magi siap menerima
amarah Nichkhun.
“Hyung...”
Nichkhun
mengangkat tangan kanannya, tanda menahan Sungjeong yang menyambutnya agar diam
tak melanjutkan perkataannya. Baro dan Myungsoo minggir, memberi jalan Nickhun
untuk mendekati Magi. Walau tak menundukan kepala, Magi tak kuasa menatap
Nichkhun. Ia salah dan ia takut karena telah membuat kesalahan itu. Nichkhun
kembali mengangkat tangan kanannya ketika Suri hendak bicara. Suasana begitu
hening. Semua mata tertuju pada Magi.
“Kau
pasti lelah. Sebaiknya kau istirahat,” suara Nichkhun begitu lembut ketika ia
berbicara di depan Magi.
Magi
mengangkat kepala. Ia menatap Nichkhun yang tersenyum lembut padanya. “Oppa...”
bisik Magi seiring dengan jatuhnya air mata di pipinya.
Nichkhun
tersenyum dan mengusap air mata Magi. “Bisa melihatmu kembali ke kastil ini
dengan selamat, aku sangat lega dan senang. Pasti kau sangat lelah.
Istirahatlah.”
“Tidak.
Ada hal penting yang harus aku jelaskan pada kalian. Aku rasa kalian tahu itu
apa. Dan karena itulah kalian ada di sini menyambutku kan?” Magi menatap satu
per satu anggota keluarganya dalam Kasti Asphodel.
“Kau
yakin tak ingin istirhat dulu?” tanya Nichkhun lembut yang segera dijawab
dengan gelengan kepala antusias Magi. “Hah... kalau begitu, ayo kita ke ruang
keluarga dan katakan semua yang ingin kau katakan pada kami.”
***
“Begitulah
kejadiannya,” Magi menutup penjelasannya. “Sepenuhnya ini salahku. Aku yang
ceroboh. Hyuri hanya korban dari kecerobohanku.”
“Jadi...
Han Suri dan Park Sungrin telah mengetahui jati diri Rosmary Magi yang
sebenarnya?” Nichkhun menatap Suri.
Suri
dibuat risih karenanya. “Tolong maafkan kami. Tapi Sunbaenim sekalian tak perlu
khawatir. Aku dan Sungrin adalah pendukung Yang Mulia Tuan Putri Ahreum.”
“Terima
kasih telah membantu Yang Mulia. Begitu melihat berita itu muncul di televisi,
kami panik. Tapi kami tak tahu harus berbuat apa,” Sungjeong berterima kasih
atas bantuan Suri. “Apa yang kami khwatirkan terjadi juga. Bagaimana ramalan
itu bisa begini benar? Demi Sang Penguasa Alam...” Sungjeong menggeleng pelan.
“Maafkan
aku Yang Mulia. Ketika nama Song Hyuri disebut, aku sempat berpikir ia telah
mencuri kalung Yang Mulia. Maafkan aku Kim Myungsoo,” Baro meminta maaf atas
pikiran piciknya pada Hyuri.
“Ini
hanya salah paham. Dan Bibi Maesil memanfaatkan kesalahpahaman itu bahkan telah
membuat pengumuman resmi tentang ini. Aku rasa istana akan kembali mengiyakan
pernyataan Bibi Maesil dan menjadikan Hyuri boneka untuk menemukan aku,” Magi
kembali mengulang kekhawatirannya tentang keselamatan Hyuri.
“Gadis
itu memiliki semuanya dalam otaknya. Memori bersama Yang Mulia. Cepat atau
lambat Ratu Maesil pasti akan berhasil membacanya. Terlebih selama ini, kita
tak mengajarkan sedikitpun bagaimana cara menghadapi Ratu Maesil pada Song
Hyuri juga Han Suri. Aku tak menyangka maksud dari kata-kata dalam ramalan itu
adalah kejadian yang serumit ini,” Nichkhun turut mengutarakan pendapatnya.
“Inilah
takdir, kita tidak bisa menolaknya. Yang Mulia tak biasanya melepas kalung naga
itu, tapi hari ini Yang Mulia tiba-tiba melepasnya bahkan sampai tertinggal di
kamar mandi siswi. Takdir...” Baro lirih pada kata takdir. “Apa sebaiknya esok
Yang Mulia tak ke sekolah dahulu?”
“Jika
Rosmary Magi dan Han Suri tiba-tiba menghilang setelah peristiwa hari ini, itu
akan terlalu mencolok. Tak apa tentang pemikiran teman-teman di sekolah Yang
Mulia, tapi bagaimana dengan para mata-mata?” Sungjeong balik bertanya pada
Baro. “Selama Ratu Maesil membutuhkannya, aku yakin Song Hyuri aman. Andai
sebelumnya kita lebih terbuka pada mereka...”
“Ini
salahku juga. Aku terlalu protektif, egois akan keberadaan dan keselamatan Yang
Mulia,” sesal Nichkhun. “Tapi semua telah terjadi, bahkan Ratu Maesil telah
mengibarkan bendera perang dengan berani mengumumkan bahwa Song Hyuri lah Putri
Ahreum yang hilang. Kita butuh rencana untuk menghadapi ini semua,” Nichkhun
kembali menatap Magi. “Apakah Yang Mulia akan terus menundukan kepala seperti
itu?”
“Takdir
ini... aku telah menyeret Hyuri dalam masalah besar,” Magi benar menyesal.
“Itu
benar adanya, tapi apakah Yang Mulia hanya akan terus menyesalinya dan
menundukan kepala seperti itu? Ini bukan bendera peringatan lagi, melainkan
bendera peperangan. Jika Yang Mulia meragu, bagaimana Yang Mulia bisa
menyelamatkan Song Hyuri? Di sana Song Hyuri pun ketakutan, bahkan lebih dari
apa yang Yang Mulia rasakan. Song Hyuri telah berkorban dan apakah Yang Mulia
hanya akan terus menyesali tindakan ceroboh Yang Mulia?”
Suasana
kembali hening di ruang keluarga di dalam Kastil Asphodel. Yang terdengar
hanyalah bunyi denting jam raksasa yang berdiri kokoh di salah satu sudut ruang
keluarga itu.
***
Iring-iringan
mobil yang membawa Hyuri tiba di istana. Hyuri keluar dai dalam mobil dan
menatap betapa megahnya bangunan istana Wisteria Land. Dokter Kim yang baru
keluar dari mobil berdiri di samping kanan Hyuri. Keduanya sama-sama menatap
bangunan istana yang berdiri angkuh di depan mereka. Hyuri mendesah pelan. Ia
benar-benar gugup. Ingin rasanya ia berlari menjauh dari istana itu. Tiba-tiba
Dokter Kim meraih tangan kiri Hyuri dan menggenggamnya erat. Hyuri menoleh,
terkejut menatap Dokter Kim. Dokter Kim tersenyum tulus dan mengangguk. Hyuri
membalas senyum. Walau genggaman tangan Dokter Kim tak mengurangi rasa gugup
Hyuri, setidaknya Hyuri tak merasa sendiri dalam situasi itu. Dokter Kim
mendampingi Hyuri memasuki istana menuju Balai Agung Kerajaan.
Hyuri
terbelalak ketika pintu Balai Agung Kerajaan terbuka. Para Rowanim, Hollynim
dan Raja beserta keluarganya telah menunggunya di dalam Balai Agung Kerajaan.
Semua berdiri telah berdiri, siap menyambut Hyuri untuk memasuki ruangan megah
itu.
Joongki
yang duduk di atas singgasananya sempat terkejut melihat Hyuri ketika pintu
Balai Agung Kerajaan terbuka. Ia tak menyangka gadis yang beberapa kali ia
temui di luar sana adalah Putri Ahreum yang hilang. Joongki tersenyum menatap
Hyuri yang berjalan mendekati singgasananya dengan kepala tertunduk.
***
Suri
memasuki kamarnya. Kamar di mana biasa ia tidur dan berbagi bersama Hyuri.
Terasa begitu hening di dalam kamar itu. Suri menatap ranjang di mana Hyuri biasa
tidur. Suri kembali mendesah. Menghela napas panjang.
“Apa
sebaiknya aku mengemasi barang-barang Hyuri? Cepat atau lambat Hyuri pasti akan
mengambil barang-barang miliknya karena mungkin saja barang-barang ini sangat
berarti baginya. Dan jika itu terjadi, besar kemungkinan utusan istana yang
akan diberi titah untuk mengambil barang-barang Hyuri ini. Itu bahaya. Istana
tak boleh menemukan kastil ini. Itu berbahaya untuk Magi,” Suri berbicara
sendiri.
Beberapa
detik setelah terdiam sejenak menimbang keinginannya, Suri segera mencari tas
ransel milik Hyuri dan mengemasi barang-barang Hyuri. Ketika Suri sibuk
mengemasi barang-barang Hyuri, terdengar suara ketukan pintu. “Masuklah! Pintu
tidak dikunci!” seru Suri mempersilahkan sang pengetuk pintu untuk masuk.
Sungjeong
yang datang dengan membawa satu mug teh hangat untuk Suri terkejut melihat Suri
sibuk berkemas. “Kau berkemas? Kau akan pergi?” tanya Sungjeong langsung.
“Bukan
aku, tapi Hyuri. Ini barang-barang Hyuri,” Suri menegakan badannya dan berdiri di
depan Sungjeong. “Sunbaenim kemari?”
Sungjeong
mengulurkan mug berisi teh hangat di tangannya pada Suri.
“Untukku?”
tanya Suri dan Sungjeong hanya mengangguk menjawabnya. “Ah, terima kasih,
Sunbaenim,” tanpa curiga Suri langsung menerima mug itu dan meneguk isinya.
“Emm... ini nikmat sekali. Sungjeong Sunbaenim yang terbaik,” puji Suri.
“Kenapa
mengemasi barang Hyuri?”
“Oh,
ini. Cepat atau lambat pasti akan datang pasukan istana untuk mengambil
barang-barang Hyuri. Walau terlihat tak berharga, bukan berarti barang-barang
ini tak berrarti bagi Hyuri. Jadi aku berpikir untuk mengemasinya, lalu aku
akan menitipkannya ke Lee Junho pemilik Swallow DVD’s rental tempat Hyuri
bekerja. Aku akan mengirim pesan pada Hyuri tentang keberadaan barang-barang
ini lalu kembali mematikan ponselku. Aku rasa inilah bagaimana jalan menjaga
Tuan Putri dan kastil ini.”
Sungjeong
terdiam menatap barang-barang Hyuri yang telah dirapikan Suri. Sungjeong
mendesah pelan. “Maafkan kami,” ucapnya lirih.
“Tak
perlu meminta maaf. Walau aku tahu ini tak akan mudah, tapi aku sangat senang
bisa bertemu Putri Ahreum yang asli. Aku akan tetap berada disisinya dan
membelanya,” Suri tersenyum manis.
Sungjeong
menatap Suri dan tersenyum. “Terima kasih,” ucapnya berbisik.
Suri
tersenyum dan menganggukan kepala.
***
Hyuri
tertunduk, duduk bersama Joongki, Ratu Kyeongmi dan Hami. Joongki dan Hami
sama-sama mengembangkan senyum di wajahnya saat menatap Hyuri.
“Setelah
sekian lama, akhirnya Yang Mulia kembali ke dalam istana ini. Maafkan kami
karena membawa Yang Mulia dengan cara yang tidak nyaman ini. Mohon maafkan
kelalaian kami ini,” Ratu Kyeongmi memulai pembicaraan.
Hyuri
tak berani mengangkat kepala. Ia hanya menganggukan kepalanya dengan pelan
sebagai respon dari pernyataan Ratu Kyeongmi.
“Dua
kali bertemu tapi aku tak mengenali Yang Mulia. Aku menyesalkan hal itu. Bahkan
kita sempat bermain layang-layang bersama saat Festival Gardenia digelar.
Maafkan aku karena tak mengenali Yang Mulia,” Joongki menyambung obrolan.
Lagi-lagi
Hyuri hanya menganggukan kepala.
“Aku
tahu sekarang. Kenapa aku begitu tertarik pada Trio Maehwa, itu karena Putri
Ahreum ada di antara mereka,” Hami masih dengan senyum di wajahnya memerhatikan
Hyuri. “Jangan kaku begitu Onni, santai saja. Kita ini keluarga, jadi Onni
jangan bersikap kaku begitu. Ada aku di sini. Aku akan membantu Onni, em?”
Hyuri
kembali mengangguk. Kali ini dengan kepala terangkat. Ia menatap Hami, Joongki
lalu Ratu Kyeongmi.
“Kami
tengah mempersiapkan istana timur untuk Yang Mulia,Istana Magnolia, istana di
mana dahulu Yang Mulia tinggal bersama mendiang Ratu Dayoon. Apa Yang Mulia
keberatan?” tanya Ratu Kyeongmi.
“An-animnida,”
Hyuri menggeleng pelan.
Ratu
Kyeongmi tersenyum lega. “Setelah Yang Mulia beristirahat, kita akan kembali
membicarakan ini semua.”
Wajah
Hyuri kembali tegang mendengarnya. Dengan ekspresi kaku itu, Hyuri hanya bisa
mengangguk.
***
Suri
mengikuti langkah Sungjeong yang tiba-tiba mengajaknya pergi. Binar itu
terpancar di wajah Suri. Ia terlihat senang karena Sungjeong membawanya ke
sayap kanan Kastil Asphodel. Bagian kastil yang membuatnya sangat penasaran
sejak ia datang menginjakan kaki di dalam kastil ini.
Sayap
kanan jauh berbeda dengan sayap kiri yang selalu terkesan redup. Di sepanjang
koridor menuju sayap kanan, lampu-lampu dengan cahaya kuning terletak di tembok
dengan jarak yang cukup dekat hingga lorong itu begitu terang. Jauh berbeda
dengan sayap kiri yang temaram. Lukisan yang tergantung di koridor pun membuat
Suri mengembangkan senyum di wajah ayunya.
“Sepertinya
Yang Mulia Tuan Putri tak ingin menundanya lagi. Beliau ingin mengobrol
denganmu sepertinya,” Sungjeong kembali bicara setelah cukup lama diam.
“Kenapa
sayap kanan begitu terang?” tanya Suri.
“Yang
Mulia Tuan Putri takut kegelapan, karena sayap kanan dibuat selalu terang
seperti ini.”
“Yang
Mulia takut gelap?”
“Nee.
Kemungkinan itu karena trauma masa kecil yang dialami Yang Mulia. Kecelakaan
mobil yang turut menyeretnya masuk ke dalam sungai yang gelap. Sempat menjalani
terapi, Yang Mulia bisa mengatasinya perlahan. Tapi untuk masalah kegelapan ini
cukup sulit sepertinya.”
“Seperti
saat itu, saat kita menuju Balai Agung Ambrosia. Tuan Putri bukannya mabuk
darat, tapi sebenarnya ia melawan rasa takutnya duduk di dalam mobil. Karenanya
beliau terlihat pucat, kan?”
“Nee.”
“Dalam
perjalanan menuju Juniper Botanical Garden pun demikian. Tuan Putri tak mau duduk di dekat jendela dan
memilih tidur saat bus mulai melaju. Alasannya pun sama, mabuk darat.”
“Kau
perhatian sekali.”
“Hehehe.
Kebetulan saja. Dan aku senang karena aku memperhatikan orang yang benar. Semua
yang dijalani oleh Tuan Putri dan kalian yang terkena kutukan pastilah sangat
berat. Aku benar merasa sangat bahagia bisa bertemu kalian.”
Sungjeong
tersenyum mendengarnya. “Hanya dengan menemukan satu fakta, aku rasa kini kau
tahu siapa kami. Setelah sempat terpisah karena usaha Ratu Maesil untuk
membunuh Yang Mulia Tuan Putri, akhirnya tiga tahun yang lalu kami bertemu
kembali dan berkumpul di sini. Sangat sulit bagi kami ketika Yang Mulia meminta
kami memanggilnya Nona dan Nichkhun Hyung harus memperlakukannya selayaknya
adik ketika kalian datang. Aku rasa malam ini Tuan Putri akan mengajakmu
mengobrol panjang.”
“Ini
membuatku gugup. Sungguh.”
Sungjeong
tersenyum mendengar pengakuan Suri.
***
Hyuri
tiba di istana timur. Bagunan yang juga tak kalah megah dan disebut sebagai
Istana Magnolia. Menurut penjelasan Ratu Kyeongmi, di istana inilah dahulu
Putri Ahreum kecil tinggal bersama mendiang Ratu Dayoon, ibu kandung Putri
Ahreum.
Memang
tak semegah bangunan istana utama, namun Istana Magnolia memiliki fasilitas
mewah dan lengkap, sama dengan istana utama. Hanya saja lokasinya tak seluas
istana utama. Bagai mimpi bagi Hyuri karena malam ini ia berada di dalam
kediaman pribadi Putri Ahreum.
Saat
sedang berkeliling menikmati indahnya istana Magnolia, Hyuri dikejutkan dengan
kedatangan seorang dayang yang menemuinya.
“Ketua
Hollynim Jung Hyeyoung ingin bertemu dengan Yang Mulia. Beliau sudah menunggu
di depan,” Dayang itu menyampaikan maksud kedatangannya menemui Hyuri.
“Ketua
Hollynim Jung Hyeyoung?” Hyuri kemudian teringat perkataan DokterKim bahwa
Hollynim Jung Hyeyoung lah yang bisa membantunya. “Izinkan beliau masuk.”
“Baik,
Yang Mulia,” Dayang itu pamit untuk mempersilahkan Hollynim Jung Hyeyoung
masuk.
Tak
lama kemudian Hollynim Jung Hyeyoung masuk. Hyuri terpesona melihat wanita
cantik dan anggun yang berjalan menuju padanya itu. Hyeyoung memberi salam dan
Hyuri mempersilahkan ia duduk. Hyuri meminta semua dayang yang menemaninya
untuk pergi. Hyuri paham kedatangan Hollynim Jung Hyeyoung pastilah untuk
membicarakan hal penting tentang status palsu Hyuri sebagai Putri Ahreum yang
hilang.
Hyeyoung
menghela napas melihat Hyuri yang duduk tertunduk di hadapannya. “Jadi begitu
kronologi kejadiannya?”
“Iya?”
Hyuri mengangkat kepala mendengar pertanyaan Hyeyoung.
“Lalu
siapakah pemilik sebenarnya dari kalung naga yang ada padamu itu?”
Hyuri
terbelalak. Ia tak menduga Hyeyoung begitu blak-blakan tanpa basa-basi langsung
mengadilinya.
***
-------TBC--------
Keep on Fighting
shytUrtle
0 comments