¤ HWASEONG ACADEMY -Love, Music and Dreams- (화성 아카데미-사랑, 음악과 꿈-) ¤
05:18¤ HWASEONG ACADEMY -Love, Music and Dreams- (화성 아카데미-사랑, 음악과 꿈-) ¤
. Judul: Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
. Revised Romanization: Hwaseong Akademi ’salang, eum-aggwa kkum’
. Hangul: 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’
. Author: shytUrtle_yUi
. Rate: Serial/Straight
Episode
#19
Wonbin
dan Jaejoong tiba di toilet perempuan kelas X. Keduanya langsung masuk ke dalam
toilet, namun tidak ada siapa-siapa di sana hingga membuat bulu kuduk Wonbin
dan Jaejoong berdiri. YOWL menyebar mencari Ai di tempat gadis itu biasa
berada, namun Ai tak ada di semua tempat itu. Bahkan Ai juga mematikan
ponselnya.
“Bagaimana
ini?” tanya Wooyoung.
“Sebaiknya
Tuan Besar pulang. Aku bisa menjamin, Jiyoo baik-baik saja. Dia biasa seperti
ini. Jika perasaannya sudah kembali tenang, dia pasti akan kembali.” Minki
menenangkan Jinyoung yang ikut panik.
“Hah…”
Jinyoung menghela nafas panjang. “Baiklah. Di banding kami, kau memang paling
mengerti bagaimana Jiyoo. Aku pergi.”
“Nee.
Saya akan segera memberi kabar jika Jiyoo kembali.”
Euichul
menepuk pundak Minki dan ikut pergi bersama Jinyoung dan Hyunjung. Jinwoon juga
ikut pamit. Viceroy juga menyempatkan diri menyapa YOWL sebelum mereka pergi.
“Hah…
kenapa Nona Fujiwara tiba-tiba menghilang?” gumam Moonsik yang ikut membantu
mencari Ai.
Gahee
yang mendengar berita tentang Ai ikut merasa bersalah. Ia memberitahukan hal
ini pada Junki yang sudah pulang lebih dahulu. Junki merasa bersalah dan ikut di
buat panik. Ia berusaha menelfon Ai namun ponsel gadis itu tidak aktif.
Hyuri
mendekati Jaejoong. Melihat Jaejoong sangat khawatir, Hyuri ikut sedih. Hyuri
menyentuh pundak Jaejoong. “Aku pamit pulang.”
“Oh,
nee.” Jaejoong menunjukan senyum terbaiknya.
“Jangan
khawatir. Bukankah kau pernah bilang, Ai biasa seperti ini. Aku yakin dia
baik-baik saja di mana pun ia berada.”
“Kenapa
dia tiba-tiba pergi?”
“Yang
aku dengar dari Gahee Songsaengnim, tadi Ai menemuinya dan di sana mereka
bertemu Junki Songsaengnim.”
“Lee
Junki Songsaengnim? Apa mungkin Ai pergi bersamanya?”
“Lee
Junki Songsaengnim memperkenalkan tunangannya pada Ai.”
“Akhirnya
terjadi juga.” Komentar Wonbin. Ia kemudian bergabung dengan Hyuri dan
Jaejoong. “Akhirnya Ai mengetahui kenyataan ini.”
“Hah…
dia pasti sangat sedih sekarang,” sesal Jaejoong.
“Walau
demikian tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali menunggu.” Wonbin menepuk
bahu Jaejoong. “Ayo kita pulang.”
-------
Hanbyul
membawa Ai ke rumahnya. Ai mengamati seluruh sudut rumah Hanbyul. Rumah
minimalis ini masih terkesan mewah. Hanbyul tersenyum melihat ekspresi Ai.
“Ayo
kita pergi!” ajak Hanbyul.
“Kemana?”
Hanbyul
tersenyum dan menggandeng tangan Ai. Hanbyul membawa Ai keluar, ke lapangan
basket outdoor yang letaknya tak jauh dari rumah Hanbyul. Ai diam melihat
Hanbyul yang sibuk memainkan bola basket di tangannya. Hanbyul kemudian
melemparkan bola itu pada Ai. Dengan sigap Ai menangkap bola itu.
“Sa’at
aku merasa tidak baik, perasaan ku kacau, aku selalu kemari dan bermain basket.
Kau mau coba?”
“Aku
tidak bisa main basket.” Tolak Ai sambil melempar kembali bola pada Hanbyul.
“Kau
bohong! Aku pernah melihat permainan mu di sekolah, bahkan aku memotretnya.
Ayolah!” Hanbyul kembali melempar bola pada Ai.
“Aku
tidak bisa.” Ai melempar bola kembali pada Hanbyul.
“Kau
bisa!” Hanbyul melempar bola kembali pada Ai.
Saling
lempar bola terjadi hingga beberapa kali. Ai tersenyum dan akhirnya bermain
basket bersama Hanbyul. Suasana yang tadinya hening berubah gaduh karena
Hanbyul. Ia tak segan berteriak heboh ketika Ai berhasil memasukan bola ke
dalam ring. Lelah bermain, keduanya berbaring di atas lantai lapangan basket
menatap langit malam.
“Ya,
kau merasa baik sekarang?” tanya Hanbyul.
“Ini
tak sebaik duel tapi lumayan, gomawo.”
“Jadi
malam itu perasaan mu sedang buruk? Sa’at kau katakan kau usai berduel?”
Ai
kembali duduk dan teringat sa’at Hanbyul datang untuk memberikan apel ranum
padanya. “Malam itu, aku baik saja. Sudah lama aku ingin duel dengan Bibi Han,
kebetulan malam itu ada kesempatan.”
Hanbyul
ikut duduk. “Myeongran Nuna bilang, kau tiba-tiba datang dan menantang Bibi Han
duel. Nuna bilang, kau terlihat sangat buruk malam itu.”
“Ya!
Jang Hanbyul! Kau…” Ai menoleh menatap kesal Hanbyul namun pemuda itu malah
tersenyum manis.
“Nee.
Aku adalah sasaeng fans Wacky Way Of YOWL, Ai. Dan malam ini, aku menemukan mu
menangis di toilet. Ini takdir. Kita memang di takdirkan bersama. Kau pantang
menangis di depan orang, apa ini artinya, kau menyerah pada ku?”
“Mwo??
Ish! Aku menangis karena aku terlampau senang, pertunjukan YOWL sukses. Dan kau
tiba-tiba membuka pintu toilet. Tidak sopan sekali! Itu kan toilet wanita!
Sasaeng fans, jangan-jangan kau ini… suka mengintip.”
“Aku
tidak separah itu!”
Ai
tersenyum kecil dan kembali diam. Hanbyul pun sama terdiam. Perlahan ia menoleh
dan memperhatikan Ai. Hanbyul kembali tersenyum.
“Wae?”
Ai menoleh dan lurus menatap Hanbyul.
“Anee.”
Hanbyul kembali tersenyum.
“Aku
haus.”
“Kita
pulang.” Hanbyul berdiri dan mengulurkan tangan.
Ai
menatap Hanbyul yang berdiri di depannya. Hanbyul terlihat bersinar dengan
adanya background lampu di belakangnya. Bukannya meraih tangan Hanbyul, Ai
malah meraih ponsel di sakunya dan memotret Hanbyul.
“Ya!
Kenapa kau malah memotret ku?!”
Ai
bangkit dan menunjukan ponselnya, “seperti bintang sebenarnya.”
“Ya!
Itu… itu jelek sekali.” Hanbyul mengejar Ai.
“Kau
memang jelek.”
“Aku
tampan.”
“Menurut?”
“Menurut
mu.” Hanbyul berhenti tepat di depan Ai membuat gadis itu berhenti mendadak.
“Bagaimana menurut mu?”
“Aku
haus.” Ai berjalan melewati Hanbyul. Hanbyul menggaruk kepalanya dan mengejar
Ai.
-------
Ai
berjalan pelan memasuki basecamp. Ia terkejut melihat semua member YOWL bersama
Wooyoung, Minki dan Kibum menunggunya di sana. Jaejoong langsung menghampiri Ai
dan mengamati gadis itu dari atas ke bawah. Ai menepis kekhawatiran
rekan-rekannya dan meyakinkan jika ia baik-baik saja. Wonbin dan Jaejoong yang
mengetahui perihal pertemuan Junki dan Ai memilih diam. Mereka tahu, Ai tak
suka jika hal yang tak ingin bagi di usik.
Minki
dan Ai berjalan pulang bersama. Keduanya saling diam sepanjang perjalanan
hingga sampai di rumah.
“Akhirnya
terjadi juga bukan?” kata Minki sa’at Ai hendak memasuki kamarnya. Ai menatap
Minki dengan mata lelahnya. Minki tersenyum, “istirahatlah. Lebih cepat kau
tahu itu lebih baik. Walau sakit, setidaknya itu tak terlalu berlarut-larut.
Ma’af aku mendukung keputusan Lee Junki.”
“Aku
mau tidur.” Ai masuk ke dalam kamarnya. Ai menghela nafas dan bersandar pada
daun pintu. Ai berjalan mendekati ranjang dan merebahkan tubuh lelahnya. Ia
menghela nafas panjang dan berusaha memejamkan mata.
***
Hari
senin. Junki memasuki kelas X-F. Ia melihat bangku Ai kosong. Junki di rundung
rasa bersalah. Ingin sekali ia bertanya pada Kibum juga Wooyoung, tapi Junki
menahan diri. Moonsik menggelengkan kepala melihat Ai tidur di atas ranjangnya.
Ia membiarkan Ai dan memilih kembali ke pos penjaga.
Ai
terbangun dan ia di buat terkejut dengan keberadaan Wonbin di sana. Wonbin
sudah duduk di dekat ranjang. Wonbin tersenyum manis menyambut Ai yang baru
membuka mata.
“Kau
disini.” Sapa Ai.
“Pujian
terus datang untuk YOWL, banyak yang bersimpati dan kau malah asik tidur di
sini.”
Ai
menguap. “Tugas ku sudah selesai. Terserah mereka mau apa.”
Wonbin
dan Ai berjalan bersama. Murid-murid yang berpapasan melihat keduanya dengan
tatapan sinis. Beberapa siswi yang berkumpul saling berbisik. Ai tidak tahan di
buatnya. Ia menghentikan langkahnya dan menghampiri kumpulan para gadis itu dan
menatapnya tajam.
“Sudahlah.”
Wonbin merangkul Ai pergi.
“Ini
yang kau sebut pujian?”
“Aku
sendiri heran. Apa yang sebenarnya terjadi. Kita cari yang lain.”
Di
tengah-tengah ramainya pujian dan sanjungan datang untuk YOWL dalam Hwaseong
Academy, tiba-tiba muncul foto Jinwoon sedang memeluk Ai. Setelah foto-foto Ai
bersama Hanbyul, Byunghun dan Minhwan, kini muncul foto Ai dan Jinwoon dengan
pose yang lebih mengejutkan publik Hwaseong Academy. Mereka terlihat sedang
berpelukan dalam foto itu. Komentar berisi makian dan rasa tidak terima dari
fans Stardust segera memenuhi kiriman foto itu. Tidak cukup di sana, dalam
dunia nyata Ai tak lepas dari cemoohan gadis-gadis pendukung Stardust yang tak
rela idolanya juga di sentuh oleh Ai. Beberapa dari mereka sengaja menemui Ai
dan tak segan mengancamnya.
Jinwoon
merasa bersalah atas adanya skandal ini. Ia ingin mengatakan pada semua jika Ai
adalah adiknya namun Ai melarangnya. Ai berjanji pada Jinwoon bahwa ia akan
menyelesaikan ini semua. Ai tidak siap jika seluruh murid nantinya tahu jika ia
adalah saudara satu ayah dengan Jinwoon. Ai juga tak sanggup untuk menjawab
pertanyaan yang pasti muncul sesudah pengakuan Jinwoon. Bersyukur Ai bisa
meyakinkan Jinwoon hingga pemuda itu mengurungkan niatnya. Hanbyul juga shock
melihat foto Jinwoon memeluk Ai. Namun ia memilih diam dan menunggu penjelasan
lamgsung dari Ai.
Ai
berjalan sendirian dan terlihat sangat pucat. Gyuri, Chaerin dan Soojung
tiba-tiba mencegatnya. Ai menatap ketiga member Red Venus itu dengan malas.
“Apa
maksud dari semua ini?! Setelah Hanbyul, Byunghun dan Minhwan, lalu sekarang?!
Ada apa antara kau dan Jinwoon Sunbaenim?” tandas Gyuri.
“Itu..
tak seperti yang kalian pikirkan.”
“Apa
ini cara mu untuk membalas sakit hati Jaejoong pada Yiyoung? Karena Yiyoung
menyukai Jinwoon Sunbaenim?” sambung Chaerin.
“Mwo??
Noh Yiyoung.. dia… menyukai Jung Jinwoon??”
“Selama
ini Jaejoong mengerjar Yiyoung namun Yiyoung tak menggubrisnya. Kau tahu
kenapa? Iya, Jaejoong tak sepadan untuk Yiyoung dan Yiyoung, dia menyukai
Jinwoon Sunbaenim.” Terang Soojung.
“Itu
bukan urusan ku.” Ai menerobos tiga member Red Venus itu namun Chaerin menahan
Ai hingga membuat Ai jatuh terduduk di hadapan tiga member Red Venus.
“Ai??”
Hyuri akhirnya menemukan Ai setelah ia berputar-putar. Hyuri segera menghampiri
Ai dan membantunya berdiri. “Ada apa ini? Apa yang kalian lakukan pada Ai?
Kalian melakukan bully?” Hyuri menatap ketiga member Red Venus penuh amarah.
“Song
Hyuri, ini tidak seperti yang kau kira. Sungguh.” Bantah Chaerin.
“Jadi,
seperti inikah sosok Red Venus yang sebenarnya? Menyesal aku telah memuji kalian
sebagai dewi.”
“Sudah
aku katakan ini tidak seperti yang kau pikirkan!” Chaerin dengan nada meninggi.
“Ada
apa ini?” Byunghun yang tak sengaja melintas menyela. Jungshin, Minhwan dan
Hanbyul juga turut mendekat. Byunghun memperhatikan Ai. wajah gadis itu sangat
pucat dan ia menunduk.
“Tidak
terjadi apa-apa, sungguh.” Gyuri meyakinkan.
“Ai!!”
Hyuri menjerit panik ketika tubuh Ai tiba-tiba tergulai lemas menimpa dirinya.
Ai pingsan. Hyuri sampai ikut jatuh terduduk karena tak kuat menahan berat
tubuh Ai.
Ketiga
member Red Venus melotot kaget melihatnya. Byunghun menghampiri Hyuri dan Ai.
Baik Byunghun dan Hyuri, keduanya menepuk pipi Ai berusaha membuat gadis itu
sadar kembali. Hanbyul melewati ketiganya kemudian mengangkat tubuh Ai dan
menggendongnya ke klinik sekolah.
-------
“Benarkah
Ai baik-baik saja? Oppa sudah memeriksanya dengan teliti? Oppa…” rengek Hyuri.
“Fujiwara
hanya kelelahan. Persiapan menghadapi Hwaseong Festival cukup membuatnya
stress. Itu benar-benar menyita tenaga dan pikiran. Kembalilah ke kelas. Aku
akan menjaganya.”
Hyuri
menatap Hanbyul. “Baiklah. Aku pergi.” Hyuri pun pamit dan berjalan pergi. “Oh!
Wooyoung. Kibum. Kalian akan menjenguk Ai?” sa’at Hyuri keluar dari klinik.
“Bagaimana
keadaan Nona?” Wooyoung benar khawatir.
“Ai
hanya kelelahan dan dia sedang istirahat sekarang. Tenang saja. Joongki Oppa
pasti merawat Ai dengan baik.”
“Baiklah.
Ayo kita kembali ke kelas.” Ajak Kibum.
Hanbyul
masih bertahan duduk di kursi di samping ranjang Ai. Ia setia menunggu. Joongki
masuk ke kamar tempat Ai di rawat.
“Sebaiknya
kau kembali ke kelas.” Hanbyul terlihat enggan. “Kau bisa kembali sa’at
Fujiwara sadar nanti.” Hanbyul pun bangkit dari duduknya. “Ya. Jang Hanbyul.”
“Nee??”
Hanbyul menaruh perhatian pada Joongki.
“Ini
bukan sekedar kebetulan kan? Kau dan Fujiwara. Apa kau menyukainya?”
“Nee??”
“Pria
bisa jadi lemah karena wanita, begitu juga sebaliknya. Apakah itu kau?”
“Maksud
Dokter Song… Ai menjadi lemah karena pria? Ah, jika itu benar pasti bukan aku
orangnya.”
“Em.
Aku pun berpikir demikian. Lalu apa itu Jung Jinwoon? Hah, anak bandel ini
selalu membuat ku pusing.”
“Dokter
Song, sepertinya sangat memperhatikan Fujiwara.”
“Sebaiknya
kau segera kembali ke kelas. Aku tahu kau memang ahli melarikan diri sa’at jam
pelajaran. Aku tidak mau kau ketahuan berada di sini dan kena detensi.”
Hanbyul
tersenyum tulus dan pamit pergi. Joongki kemudian menghampiri Ai yang masih tak
sadarkan diri. Ia tersenyum dan menggelengkan kepala.
***
Joongki
mengantar Ai pulang sebelum jam sekolah berakhir. Ai diam dan menurut saja pada
Joongki.
“Sebaiknya
kau istirahat di rumah untuk beberapa hari ke depan. Sekolah tampaknya kurang
bersahabat bagi mu. Aku akan mengurus surat ijinnya untuk mu.”
“Nee.”
“Nee??”
Ai
menoleh menatap Joongki. “Nee. Wae??”
“Fujiwara
Ayumu berubah jadi penurut pada ku?”
Ai
mengembangkan senyum di wajah lesunya. “Hanya sedikit lelah jadi pemberontak,
jadi aku ambil saja cuti itu.”
“Cuti??
Ish!”
“Dokter
Song, bisa tolong antar aku ke florist saja?”
“Florist?”
“Nee.
Minki Oppa ada di sana, aku akan sangat bosan berada sendirian di rumah.”
Joongki
mengantar Ai ke florist dan ia mampir sebentar. Joongki melihat koleksi bunga
dan tanaman hias mini dalam pot yang di jual di toko bunga milik Ai.
“Terima
kasih dan ma’af selalu merepotkan Dokter,” sapa Minki.
“Aku
melihatnya sa’at bazar, menurut ku Fujiwara lebih baik cocok dalam bidang ini
daripada mengelus gitar di atas panggung. Tapi dia itu sangat bandel bukan?”
keduanya tersenyum bersama.
“Ai
kembali dengan membawa tanaman hias mini dalam pot yang sudah ia bungkus rapi
dalam plastik lengkap dengan hiasan pita. “Untuk Dokter Song yang sabar dan
baik pada ku, kamsahamnida.” Ai memberikan tanaman cantik itu.
“Untuk
ku? Oh, gomawo. Ini cantik sekali dan hmm… aroma terapi? Menenangkan.”
Ai dan
Minki mengantar Joongki keluar. Keduanya menatap mobil Joongki yang berjalan
semakin jauh dan hilang dari jangkauan pandang keduanya. Ai menghela nafas
panjang.
“Kita
pulang.” Ajak Minki.
“Oppa
jangan khawatir. Aku baik-baik saja.” Ai mengembangkan senyum terbaiknya.
“Kalau
baik, kenapa sampai pingsan dan di pulangkan lebih awal?”
“Hah…
ada begitu banyak pria tampan di sekitar ku, rasanya aneh ketika aku merasa
sakit karena satu pria asing ini.”
“Pria
asing? Siapa? Jang Hanbyul?”
“Oppa!”
Ai menatap kesal Minki.
“Reaksi
apel pemberian Hanbyul.”
“Oppa!!!”
Minki
terkekeh. “Arasho. Arasho. Lee Junki kan?”
“Nee.
Dia sudah punya tunangan.”
“Lalu?”
“Lalu?”
“Itu
baik untuk mu. Kau tidak perlu mengejarnya lagi. Kau ingat komentar Hyuri? Ai,
kau itu kenapa menyukai orang tua?”
“Ck!
Junki Songsaengnim tidak setua itu Oppa.”
“Itu
hal wajar. Di usianya sekarang, tidak mungkin Lee Junki mau membuang waktu
dengan gadis ingusan seperti mu.”
“Oppa!
Aku bukan gadis kecil lagi!” Ai sewot dan menatap seberang jalan. Tiba-tiba
Hanbyul muncul di sana. Hanbyul tersenyum manis dan melambaikan tangan pada Ai.
Ai mengerjapkan kedua matanya lalu kembali menatap seberang jalan. Di sana
sepi, tak ada siapa pun. “Hah… aku pasti sudah gila sekarang.”
“Nee??”
Minki khawatir melihat Ai memegang kepalanya. “Masih pusing??”
-------
“Ai
tidak ada di ruang kesehatan!” Jaejoong panik menemui teman-temannya. Jaejin
dan Minhyuk menatap kesal pada Jaejoong.
“Kemana
saja kau?” tanya Minhyuk.
“Joongki
Oppa mengantar Ai pulang lebih dulu. Ai kelelahan dan butuh istirahat. Joongki
Oppa juga memberinya cuti beberapa hari.” Terang Hyuri.
“Aku
heran kenapa Ai jadi begini lemah?” keluh Kibum.
“Itu
wajar karena Hwaseong Festival dan segala masalah yang mengiringinya, hingga
hari ini.” jawab Jaejin.
“Kenapa
Jinwoon tidak mengambil tindakan dan meluruskan kesalahpahaman ini?” tanya
Jaejoong.
“Ai
menolaknya.” Jawab Wonbin. “Ai tidak siap jika nantinya seluruh sekolah tahu
tentang kenyataan antara Ai dan Jinwoon.”
“Gadis
bodoh!”
“Kenyataan
apa?” tanya Hyuri.
“Kau
tidak tahu?” tanya Minhyuk dan Hyuri menggeleng. “Hah.. aku rasa kau pantas
untuk tahu sekarang. Ai dan Jinwoon, mereka saudara satu ayah.”
“Mm-mwo??”
mulut Hyuri membulat.
“Panjang
ceritanya, tapi memang kenyataannya demikian. Ai dan Jinwoon adalah saudara
satu ayah.” Jaejin mendukung penjelasan Minhyuk.
“Jalan
hidup Ai, rumit sekali?” keluh Hyuri dan tatapannya terhenti pada Red Venus.
Hyuri menatap sinis pada Red Venus.
“Ya!
Jaejoong~aa! Itu Noh Yiyoung!” Tunjuk Jaejin.
“Kau
benar cinta mati pada Noh Yiyoung??” tanya Hyuri mengejutkan Jaejoong.
“Nee??
Itu…”
“Perlu
kau tahu. Sa’at aku menemukan Ai, dia sedang jatuh terduduk di depan Red Venus
Chaerin, Soojung dan Gyuri.” Semua terkejut mendengarnya. “Aku tidak tahu apa
yang sebenarnya terjadi, tapi mereka berubah panik ketika aku tiba, lalu Ai
pingsan. Aku ragu, apa benar Noh Yiyoung sepolos itu?”
“Ternyata
gadis cantik, kaya dan terkenal itu selalu mengerikan,” Minhyuk menggelengkan
kepala.
“Dan
lagi-lagi Jang Hanbyul menolong Ai. Ada apa dengan mereka?” Jaejin seolah
bertanya pada dirinya sendiri.
Jaejoong
menatap Hyuri. Hyuri balik menatapnya. Keduanya sama-sama diam. Lalu keenam member
Viceroy menghampiri kelompol YOWL.
“Bagaimana
kondisi Fujiwara? Aku dengar Dokter Song mengantarnya pulang lebih dulu.” Sapa
Byunghun.
“Apa
urusan kalian menanyakan hal ini?” Jaejoong sinis.
“Kalian
pasti sudah menerima undangan dari Dewan Senior. Kami harap tim YOWL juga
datang.” Sela Sunghyun. “Semoga Ai lekas sembuh,” Sunghyun menepuk pundak
Jaejoong.
Viceroy
pulang lebih dulu. Myungsoo dan Hyuri sempat saling memandang. Hanbyul menyapa
Hyuri hanya dengan senyumnya. Hyuri pun membalas senyum.
-------
“Pesta?”
tanya Ai.
“Dewan
Senior mengadakan pesta pembubaran panitia Hwaseong Festival dan mengundang
para pengisi acara, termasuk kita. Tim rahasia kita juga menyanggupi untuk
hadir.” Jawab Minhyuk. “Kita akan datang bersama kan?”
“Aku
off.”
“Ya!
Tidak bisakah kau hadir bersama kami sejenak walau kau tak suka pesta?” pinta
Jaejin.
Ai
kembali merebahkan tubuhnya membelakangi Minhyuk dan Jaejin yang datang
menjenguknya. Minhyuk dan Jaejin saling menyikut.
“Baiklah.
Kami pergi. Lekas sembuh, Ai.” Minhyuk pamit. Tidak ada jawaban dari Ai.
Minhyuk dan Jaejin segera keluar dari kamar Ai.
Ai
bimbang. Haruskah ia tetap datang? Bagaimana jika Junki juga datang? Jika
sendiri tak masalah. Bagaimana jika Junki datang bersama wanita cantik dan
anggun bernama Lee Young Ah itu? Lagi pula Ai tidak begitu suka pesta. Ai pun
menggulung diri dalam selimutnya.
***
Hyuri
terlihat sangat cantik dalam balutan mini dress warna ungu selututnya. Myungsoo
benar di buat terpesona sa’at Hyuri memasuki gedung tempat pesta di gelar.
Jaejoong menyambut Hyuri dan menggandeng gadis itu masuk untuk bergabung dengan
YOWL dan timnya. Myungsoo menekuk muka dan hanya mengawasi dari kejauhan saja.
“Kau
tidak datang ke pesta?” tanya Minki pada Ai.
“Ini
pertama kalinya, aku merasa menjadi pengecut dalam hidup ku. Aku benar-benar
tidak punya nyali untuk melangkahkan kaki ku ke sana.”
“Itu
manusiawi, wajar. Tapi pertanyaannya, sampai kapan kau akan menghindar?
Menghindar, adalah keahlian dan kebiasaan Jung Jiyoo yang paling aku benci.
Pesta itu hanya untuk murid bukan? Aku rasa tidak ada guru di sana. Ah, atau
kau takut bertemu Jang Hanbyul?”
“Oppa!
Selalu saja menyebut nama itu.”
“Jang
Hanbyul?”
“Oppa-ya!!!”
“Hehehe…
ada urusan yang harus aku selesaikan, mungkin aku akan pulang agak larut. Kau
tak mengapa di rumah sendiri?”
“Kugjungmayo,
aku baik saja. Oppa pergi saja dan selesaikan urusan Oppa pelan-pelan.” Ai
tersenyum lebar.
“Baiklah.
Aku percaya pada mu. Aku pergi.” Minki mengelus kepala Ai dan pergi.
“Huft…”
Ai menghela nafas. Lalu ia kembali fokus pada laptopnya.
Pesta
di mulai. Taemin selaku perwaklian Dewan Senior membuka acara dan memberikan
sambutan singkatnya. Jaejoong terus menatap pintu masuk. Ia berharap Ai akan
tiba-tiba muncul memberikan kejutan untuk tim YOWL, namun sepertinya itu tidak
mungkin.
“Sebentar
lagi YOWL harus tampil, ya? Kalian YOWL, yang meraih hasil penilaian
tertinggi.” Daehyun menghampiri YOWL.
“Bagaimana
kami tampil? Ai tak disini.” Kata Minhyuk.
“Jiyoo
Fujiwara tidak datang?”
“Vampir
itu anti pesta. Egois sekali kali ini.” jawab Jaejin. “Sepertinya dia
benar-benar tidak akan muncul.”
“Kami
akan tampil berempat. Ai benar-benar butuh istirahat.” Wonbin menengahi.
“Baiklah.”
Daehyun kemudian pergi.
“Song
Hyuri.” Jaejoong tiba-tiba memegang pundak Hyuri.
“Nee??”
“Ayo
kita buat kejutan. Kita akan menampilkannya sekarang.”
“Mm-mwo??”
“Ah,
iya! YOWL featuring Song Hyuri, itu keren!” Jaejin setuju.
“Yakinlah.
Kau pasti bisa. Ayolah, bantu kami lagi.” pinta Minhyuk.
“Tapi
aku…”
“Kaja!”
Wonbin menggandeng Hyuri.
Tim
YOWL bertepuk tangan. Hyebyul, Himchan, Chaebin, Sunggyu, Jaeki, Luhan dan
Sehun berkumpul bersama. Tim YOWL yang lain juga menghadiri pesta. Hanya Ai
yang absen. Myungsoo kaget melihat Hyuri ikut naik ke atas panggung. Hyuri
terlihat gugup namun Jaejoong terus memberi dukungan padanya. YOWL tampil membawakan lagu ‘THE CRANBERRIES-
Ode To My Family’.
“Fujiwara
tidak datang?” tanya Byunghun melihat Hyuri naik ke atas panggung menggantikan
Ai. “Song Hyuri menggantikannya?”
“Eum,
tidak ada Fujiwara.” Minhwan mengamati tim YOWL. “Mungkin dia masih sakit.”
“Dia
bisa sakit juga?”
“Dokter
Song memberinya cuti setelah ia pingsan,” terang Sunghyun.
Jungshin
menggelengkan kepala melihat Hanbyul yang sibuk dengan ponselnya. Ia lalu
memperhatikan Myungsoo yang tak berkedip menatap panggung. Jungshin tersenyum
kemudian. Menatap Hyuri, entah sadar atau tidak, Myungsoo tersenyum kemudian.
Ia benar di buat terpesona oleh gadis itu. Gadis yang sempat membuatnya kacau
dengan sikap misterius dan sulit di tebaknya itu.
Ai
menyangklet tas gitar di punggungnya. Ia tersenyum usai menempelkan memo kecil
di pintu kamar Minki. Ai pun pergi.
-------
“Kau
mau kemana?” tanya Hyuri pada Hanbyul yang akan meninggalkan area pesta.
“Menemui
Ai. Dia tak membalas pesan ku juga tak
menerima panggilan ku. Aku khawatir terjadi sesuatu padanya.”
“Aku
ikut.”
“Ayo.”
“Kalian
akan pergi?” tanya Myungsoo.
“Kami
akan mencari Ai.” jawab Hyuri.
“Terjadi
sesuatu padanya?”
“Entahlah,
tapi aku mengkhawatirkannya.” Jawab Hanbyul.
“Kita
pergi bersama.”
“Mwo??”
Hyuri kaget melihat Myungsoo bergabung.
“Aku
yakin dia sedang di Hongdae sekarang. Aku tahu tempat ia biasa berada.”
“Baiklah.
Kita pergi bersama.” Hanbyul setuju dan ketiganya pergi bersama meninggalkan
tempat pesta.
Yiyoung
berdiri di tempat melihat Hanbyul, Myungsoo dan Hyuri yang buru-buru
meninggalkan tempat pesta. Jinwoon juga Ai sama-sama tak menghadiri pesta malam
ini. Yiyoung benci melihat keakraban dua member Viceroy dan Song Hyuri itu juga
kenyataan tak hadirnya Jinwoon dan Ai yang menimbulkan rumor baru.
“Kenapa
kau disini?” Yong Junhyung menghampiri Yiyoung.
“Oh,
Oppa. Baru kembali dari toilet.”
“Ayo.”
“Nee.”
Keduanya kembali ke area pesta.
Ai
sampai di Hongdae. Ia berhenti di tempat favoritnya dan mulai mempersiapkan
pertunjukannya. Ai mulai menggenjreng gitarnya memainkan intro lagu ‘Best I
Ever Had-Vertical Horizon’. Ai menggenjreng gitar dan bernyanyi menikmati
pertunjukan solo jalanannya.
Jaejoong
berkeliling namun tak menemukan Hyuri. Ia kaget ketika Yiyoug tiba-tiba sudah
berdiri di belakangnya. Jaejoong diam menatap Yiyoung yang berjalan mendekat
padanya.
“Selamat
atas kesuksesan YOWL. Pertarungan itu, aku rasa kalian yang pantas di sebut
pemenang.”
“Oh,
gomawo.” Jaejoong sedikit salah tingkah.
“Benarkah
itu semua ide dari Fujiwara Ayumu?”
“Nee,
kurae. Itu semua, konsepnya juga patner kami, Ai yang menentukan.” Jaejoong
berubah antusias ketika bercerita tentang Ai.
Yiyoung
tersenyum kecil, senyum kecewa. “Kau mencari Song Hyuri?”
“Nee.
Kau tahu dia dimana?”
“Aku
melihatnya pergi bersama Kim Myungsoo dan Jang Hanbyul.”
“Mwo??”
“Aku
tak sengaja melihat mereka. Mereka keluar bersama.”
Jaejoong
menundukan kepala. “Kemana mereka?” bisiknya.
Yiyoung
maju dua langkah lebih dekat pada Jaejoong membuat Jaejoong heran. “Kim
Jaejoong, boleh aku tahu apa hubungan antara Fujiwara dan Jung Jinwoon Sunbae?”
“Nee??”
“Foto-foto
mereka, mustahil jika kau tidak tahu ada hubungan antara Fujiwara dan Jinwoon
Sunbae.”
“Hagh!
Selama ini kau mengacuhkan aku, lalu sekarang kau menemui aku hanya untuk
bertanya tentang ini?”
“Ma’af
bukannya aku mengacuhkan mu, hanya saja aku merasa tidak nyaman pada semua
tindakan mu.”
“Aku
minta ma’af tentang itu. Kau ingin tahu apa hubungan Ai dan Jung Jinwoon?”
“Nee.”
“Mereka
punya hubungan yang sangat khusus, hubungan lebih dari yang kalian duga. Hanya
itu yang bisa aku katakan. Bukan hak ku untuk menjawab lebih dari ini, ma’af.”
Yiyoung
tampak kecewa. “Nee, gwaenchana. Gomawo.”
“Kau
tertarik pada skandal itu? Ai dan Jinwoon?”
“Aniya.
Hanya merasa aneh saja. Stardust tak ada hubungannya dengan YOWL tapi bagaimana
Fujiwara bisa bersama Jinwoon?”
“Hagh!
Jadi kau berpikir benar tentang rumor skandal Ai dan member Viceroy adalah tak-tik
kami?”
“Bu-bukan
begitu…”
“Hagh!”
Jaejoong meninggalkan Yiyoung begitu saja.
Yiyoung
terdiam di tempat ia berdiri. Kini pemuda yang dahulu sangat menggila padanya
juga bersikap dingin padanya.
Jaejoong
berjalan cepat meninggalkan Yiyoung. Ia heran kenapa jantungnya tak lagi
berdetub kencang? Padahal ia bicara dengan jarak sedekat itu dengan Yiyoung.
Dan bukan senang yang di rasa Jaejoong sekarang, melainkan kesal.
Penonton
bertepuk tangan ketika pertunjukan Ai selesai. Satu per satu dari mereka memberikan
uang sebelum pergi. Ai kembali merapikan gitarnya. Malam ini ia hanya tampil
membawakan satu lagu dan penonton menerimanya. Ai merasa kondisinya belum pulih
penuh namun ia jenuh dan memaksa pergi. Ai baru menyadari jika tiga penonton
yang tersisa adalah Myungsoo, Hyuri dan Hanbyul.
“Kalian.”
sapa Ai santai sambil merapikan tas gitarnya. “Sejak kapan kalian di sana?” Ai
sudah menyangklet tas gitar di punggungnya. Ia berjalan mendekati Myungsoo,
Hyuri dan Hanbyul. Ai tersenyum melihat Hyuri. “Sempurna! Kau cantik sekali
malam ini. Pestanya telah berakhir?”
Hanbyul
menghela nafas kesal. “Ya! Fujiwara.” Ai menoleh dan menatap Hanbyul yang
menatapnya kesal.
“Aku
tidak tertarik pada pesta itu. Aku sudah baikan dan merasa bosan di rumah,
Minki Oppa pergi, semua pergi, karenanya aku kemari.” Terang Ai.
“Bukankah Dokter Song meminta mu untuk
istirahat, kenapa kau malah berkeliaran di sini? Kau disini sendirian?
Orang-orang di tempat pesta menggila karena kau juga Jinwoon Sunbae tak datang.
Sebagian dari mereka berpikir kalian pergi untuk berkencan.”
“Mwo??
Ish! Tugas ku untuk istirahat sudah selesai, aku bosan dan aku kemari untuk
mengusir rasa itu. Kau atau orang-orang di pesta yang berpikir aku berkencan
dengan Jinwoon Oppa?”
“Op-oppa?
Kau bahkan memanggil Jinwoon Sunbae, oppa?”
“Nee,
Jinwoon Oppa, wae??”
Hyuri
dan Myungsoo diam menatap dua makhluk yang sedang bertengkar ini, bukan tapi
berdebat. Ai dan Hanbyul.
“Oppa??
Hubungan kalian sedekat itu hingga kau memanggilnya oppa?”
“Nee.
Jinwoon Oppa… kenapa kau terlihat tak senang? Jinwoon Oppa…” Ai tak bisa
melanjutkan kata-katanya.
“Jinwoon
Sunbaenim adalah kakak Ai, mereka saudara sedarah.” Sahut Hyuri.
“Mwo??”
mulut Hanbyul membulat tak percaya mendengarnya. Ia menatap Hyuri lalu Ai.
Myungsoo pun sama terkejut dan menatap Ai beraharap gadis itu memberi
penjelasan.
“Huft…
benar. Aku dan Jung Jinwoon, kami saudara satu ayah.” Mendengar jawaban Ai
Hanbyul dan Myungsoo makin di buat ternganga. “Panjang ceritanya. Hidup ku
terlalu complicated dan aku rasa walau aku ceritakan, kalian tidak akan paham.”
“Ya!
Kau pikir kami bodoh hingga tidak bisa menela’ah cerita jalan hidup mu?” protes
Myungsoo.
“Kalian
kenapa kemari?” Ai balik bertanya mengabaikan pertanyaan Myungsoo.
“Dia
mengkhawatirkan mu,” sela Hyuri sambil menunjuk Hanbyul.
“Lalu
kau?” tatapan Ai benar-benar mengadili Myungsoo.
“Hanbyul
terus mengkhawatirkan mu dan aku melihat ia akan pergi bersama Hanbyul. Aku
yakin kau di Hongdae dan aku mengantar mereka kemari karena aku tahu kau pasti
disini. Tempat dimana kau biasa menggelar pertunjukan.”
Ai
menatap Myungsoo lebih dalam, “apa ini? Intuisi seorang fans?”
“Intuisi
fans??”
“Lupakan.
Song Hyuri, kau mau jalan-jalan berkeliling Hongdae?”
“Tentu
saja aku mau!” Hyuri antusias.
“Dasar
anak rumahan. Kim Myungsoo, kau bisa jadi pemandu kami?”
“Nee??”
“Kau
tahu banyak tentang Hongdae? Jadilah pemandu kami.”
“Nee??
Aam, aku hanya tahu restoran Omma ku.” Myungsoo malu-malu.
Ai
tersenyum menyincing. “Kau sama payahnya dengan Hyuri. Pasangan yang klop.”
“Mwo??”
“Ayo
jalan.” Ai berjalan memimpin.
Hanbyul
–Ai dan Myungsoo-Hyuri berjalan-jalan berkeliling Hongdae. Ini seperti double
date dadakan. Ai mengajak ketiganya jajanan jalanan. Mereka bahkan sempat makan
malam bersama. Dalam momen itu Ai memenuhi permintaan Hanbyul, ia menceritakan
tentang dirinya dan Jinwoon. Melihat Hyuri berjalan menyilangkan tangan,
Myungsoo melepas jasnya dan memakaikannya pada Hyuri. Hyuri kaget menerima
perlakuan Myungsoo dan merasa sungkan. Myungsoo tersenyum tulus dan memberi
isyarat agar Hyuri tetap memakai jasnya. Hyuri pun tersenyum membenahi jas
Myungsoo.
-------
Myungsoo
mengantar Hyuri pulang.
“Gomawo.”
Hyuri melepas jas milik Myungsoo dan hendak turun.
“Song
Hyuri.” Tahan Myungsoo.
“Nee??”
“Setelah
ini, apa kita bisa tetap berteman?”
“Kau
ingin berteman dengan ku?”
“Nee.
Aku telah melepas seseorang karena keangkuhan ku, kini aku tidak mau mengulangi
kesalahan ku lagi. Jadi bisakah kita berteman dan melanjutkan hubungan baik
ini?”
“Orang
yang kau maksud adalah Ai kan? Hagh! Cepat sekali berpindah? Aku khawatir kau
sedang mabuk sekarang . Pikirkan ulang ucapan mu. Gomawo sudah mengantar ku
pulang.”
Myungsoo
meraih tangan Hyuri dan menarik gadis itu. Kemudian Myungsoo mencium bibir
merah Hyuri.
-------
Hanbyul
dan Ai berdiri berhadapan. “Pulanglah. Gomawo sudah mengantar ku.”
Hanbyul
meletakan tangan kanannya di kening Ai. “Sudah tidak demam.”
“Nee.
Besok aku akan kembali sekolah. Masa hibernasi ku sudah habis.” Keduanya
tersenyum bersama.
“Boleh
aku memanggil mu, Jiyoo? Setelah kau menceritakan semuanya, aku rasa nama Jung
Jiyoo lebih cocok untuk mu.”
“Itu
nama rahasia. Hanya keluarga Jung dan Minki Oppa yang memanggil ku demikian.
Minki Oppa hanya memanggil ku Jiyoo jika kami sedang berdua atau sa’at bersama
member YOWL saja.”
“Pantas
saja Daehyun selalu memanggil mu Jiyoo Fujiwara.”
“Anak
itu. Dia bisa jadi sangat menyusahkan. Tapi dia yang paling semangat menyatukan
aku dan Jinwoon Oppa.” Ai tersenyum mengenangnya.
Hanbyul
tersenyum melihat ekspresi Ai. “Terima kasih sudah percaya aku.”
“Aku
rasa cepat atau lambat akan ketahuan juga jika aku dan Jinwoon Oppa ada;ah
saudara satu ayah.”
“Itu
tidak buruk kan? Setidaknya mereka tidak akan menuduh mu macam-macam dengan
Jinwoon Sunbae.” Keduanya terdiam. “Baiklah, aku pergi.”
Ai
mengangguk. Hanbyul mulai melangkah membelakangi Ai. Hanbyul tiba-tiba kembali
dan mencium kening Ai selama beberapa detik. Mata bulat Ai melebar. Ia tak
menyangka jika Hanbyul akan menciumnya seperti ini.
Jaejoong
yang menunggu Ai dan bertahan di tempat persembunyiannya melihat semua kejadian
antara Ai dan Hanbyul. Jaejoong berdiri mematung melihat Hanbyul mencium kening
Ai. Seketika itu tubuh Jaejoong terasa panas. Tangannya mengepal dan gemetar
karena menahan emosi.
Hanbyul
melepas kecupannya dan tersenyum menatap Ai yang tak bisa menyembunyikan rasa
shocknya. “Good night and dream of me tonight.” Hanbyul lebih dekat pada Ai.
“Saranghae…” bisiknya. Hanbyul kembali tersenyum dan pergi meninggalkan Ai yang
berdiri mematung menatapnya.
-------TBC-------
matur suwun ^_^
0 comments