¤ HWASEONG ACADEMY -Love, Music and Dreams- (화성 아카데미-사랑, 음악과 꿈-) ¤
07:18¤ HWASEONG ACADEMY -Love, Music and Dreams- (화성 아카데미-사랑, 음악과 꿈-) ¤
. Judul: Hwaseong Academy ‘Love, Music and Dreams’
. Revised Romanization: Hwaseong Akademi ’salang, eum-aggwa kkum’
. Hangul: 화성 아카데미’사랑, 음악과 꿈’
. Author: shytUrtle_yUi
. Rate: Serial/Straight
Episode #9
Hanbyul terdiam sejenak, lalu ia berlari kecil mengejar langkah Ai. Ia berjalan dibelakang Ai seperti sebelumnya. Seperti sebelumnya pula, dua makhluk ini saling diam. Ai tiba-tiba menghentikan langkahnya membuat Hanbyul hampir menabrak punggungnya. Hanbyul bingung dan Ai tiba-tiba mundur selangkah dan berhenti disamping kanan Hanbyul.
“Kau bukan bodyguard, jadi jangan berjalan dibelakang ku,” kata Ai. Hanbyul kembali dibuat tertegun. “Kau tidak paham maksud ku?”
“Ah, anee… bukan begitu,” Hanbyul masih saja canggung.
“Berjalan beriringan, paham tidak?”
“Oh, nee… arasho, arasho.”
“Kau takut padaku?” Ai mulai berjalan, begitu juga Hanbyul.
“Anee. Hanya heran, kenapa kau membantu ku.”
“Karena kau member Viceroy? Image Jeonggu Dong sudah cukup buruk, apa jadinya jika aku berbuat jahat padamu disini atau membiarkan mu tersesat disini? Jangan khawatir, tidak ada kompensasi buat ini.”
‘Dia tahu apa yang aku pikirkan?’ gumam Hanbyul dalam hati.
“Kita sampai.”
“Kamsahamnida sudah membantu ku.”
“Em.” Ai kemudian tersenyum tulus. Ai menunggu sampai mobil Hanbyul menghilang di tikungan. Ia kemudian pergi bersama ketiga anak buahnya.
-------
Kenapa dia bersikap begitu manis dan menolong ku? Fujiwara Ayumu, tidaklah mengerikan seperti ketika ia disekolah, sangat dingin dan misterius. Senyumnya itu… akh, kenapa aku jadi memikirkan gadis ini? Pasti aki tampak sangat bodoh didepannya tadi.
Ponsel Hanbyul berdering, membuyarkan semua kata dibenaknya.
“Ya, Hanbyul, kau dimana sekarang? Kami menunggu mu,” kata Byunghun diseberang sana.
“Aku segera menyusul,” kata Hanbyul yang kemudian menambah kecepatan mobilnya.
Hanbyul sampai di café tempat dimana member Viceroy yang lain menunggu. Minhwan segera melambaikan tangan sa’at Hanbyul memasuki café. “Ma’af terlambat,” Hanbyul duduk bergabung.
“Darimana saja kau?” Tanya Byunghun.
“Jeonggu Dong,” kata Hanbyul enteng.
“Jeonggu Dong??” Minhwan benar terkejut mendengarnya. “Tempat asal YOWL, apa yang kau lakukan disana?”
“Tidak terjadi sesuatu kan?” buru Byunghun.
“Han Myungran, charlady yang bekerja pada Hanbyul berasal dari Jeonggu Dong, aku yang membantunya mendapatkan itu,” terang Sunghyun.
“Kenapa dari Jeonggu Dong?” Tanya Minhwan.
“Kebetulan, mungkin.”
“Lalu kenapa kau kesana?” Tanya Byunghun lagi pada Hanbyul.
“Mengantar obat untuk Myungran Nuna, beberapa hari ini dia terlihat tidak baik namun memaksa bekerja.”
“Oh.”
“Lalu apa tempat itu benar mengerikan seperti sarang penyamun dalam dongeng?” sambung Minhwan.
“Em, tidak juga. Namun sedikit membingungkan, gang-gang itu. Untung saja ada seseorang yang memnbantuku.”
“Seseorang?” Myungsoo dengan tatapan curiganya.
“Nee.”
***
Liburan singkat dimusim semi berakhir sudah. Murid-murid Hwaseong Academy kembali berkatifitas. Beberapa siswi berkumpul didekat gerbang. Mereka segera berteriak histeris ketika keempat member YOWL datang. Fans YOWL mulai muncul disekolah walau jumlahnya tak banyak. Mereka mulai berani menunjukan diri di muka umum. Grup khusus YOWL yang didirikan di komunitas murid Hwaseong Academy juga mulai ramai pengunjung.
Junki terkejut ketika sampai di meja kerjanya. Sebuah rangkaian bunga, bukan tapi bunga dalam vas, bukan. Ah, apa ini? Junki tak paham. Tiga tangkai bunga daisy berwarna merah dan tujuh tangkai bunga seruni kuning, tampilannya semakin cantik di tambah dengan daun dan hiasan mirip akar atau kayu berwarna coklat itu ditata diatas media unik. Junki tak pernah melihat rangkaian bunga seperti ini sebelumnya.
“Pagi!” sapa Gahee. “Oh? Itu…” Gahee menunjuk bunga diatas meja Junki.
“Iya. Kau tahu ini apa?” Gahee mengamati rangkaian bunga itu. “Tidak ada nama pengirimnya, hanya kata You’re so beautifull.”
“Eum, menurut ku ini ikebana.”
“Ikebana?”
“Iya. Seni merangkai bunga dari Jepang.”
“Seni merangkai bunga dari Jepang??”
“Iya. Ini cantik sekali. Siapa yang mengirimnya untuk mu? Daisy merah? Itu berarti apa ya?” Gahee penasaran. “Sebentar,” Gahee membuka halaman demi halaman buku agenda hitam miliknya dan Junki setia menunggu. “Ah, ini dia! Arti dari bunga daisy merah, kecantikan yang tidak diketahui pemiliknya, cinta, tulus, sederhana, cinta yang jauh dari gairah yang berlebihan, cinta diam-diam? Omo, Junki, aku rasa ada yang benar-benar mengagumi dan bukan sekedar kagum.”
“Mm-mwo??”
-------
“Aaaaa, ini cantik sekali!!!” Yoojin senang bukan kepalang Ai membawakannya sebuah ikebana dua tangkai bunga daisy warna oranye yang di padu dengan seruni kuning, juga hiasan pemanis lainnya. “Indah sekali! Kau membuatnya sendiri?? Eh, artinya apa ini?”
“Daisy
oranye, kehangatan, sukacita,
semangat.”
“Woa! Daebak! Seperti hari ini yang penuh semangat,
untuk YOWL hehehe… oya, hari ini kau akan mendaftar club apa?”
“Entahlah. Belum ada rencana.”
“English conversation, ada Lee Junki disana.”
“Tidak mau terlalu mengejarnya, cukup dikelas saja.”
“Katanya cinta pada pandangan pertama, kenapa tidak
berusaha mendapatkannya?”
“Aku takut patah hati.”
“Mwo?? Kau punya rasa takut juga? Hehehe itu
terdengar sangat lucu, Ai chan. Oya, aka nada even besar dan perubahan besar,
jadi bersiaplah. Aku menguping pembicaraan beberapa orang pagi ini.”
“Detektif Kim Yoojin? Teman tidak tampak ku?? hoho…
ini akan jadi sangat keren.”
“Kau minta aku melakukan apa? Aku siap!”
“Ai!!!!!” Hyuri berlari lalu memeluk Ai yang baru
saja keluar dari kamar mandi.
“Kau ini kenapa?”
“Nenek menyukainya, ikebana itu, krisan kuning, ck,
sangat indah. Kau membuatnya sendiri? Ha? Ajari aku, ya ya ya…” rengek Hyuri
manja sambil melingkarkan tangannya di lengan Ai dan menggoyang lengan Ai.
-------
“Kita akan sangat sibuk hari ini,” Taemin baru memasuki
ruang Dewan Senior. “Kira-kira club apa yang paling banyak diminati?”
“Club Yowlism sudah ada di komunitas Hwaseong
Academy,” kata Daehyun yang sibuk menatap ponselnya.
“Pagi tadi sedikit heboh digerbang, gadis-gadis
itu…”
“Kau masuk apa? Prince? Atau Red Fire? Skydust? Atao
Yowlism?”
“Taemin World!” jawab Taemin kesal.
“Hari ini kita harus mengumpulkan seluruh anggota
Dewan Senior, rapat khusus untuk mebahas Hwaseong Festival.” Jieun baru
bergabung.
“Mendadak sekali?” Tanya Taemin.
“Apa ini tidak terlalu dini?” sambung Daehyun.
“Apa mungkin karena tahun ini adalah festival ke-50?”
terka Taemin.
“Entahlah. Bahkan menurut rumor diantara pengajar,
kali ini Nyonya Shin akan memantau langsung, termasuk kerja kita, tim panitia,”
terang Jieun.
“Hah… it’s not a good idea!” keluh Daehyun. “Kita
akan terus di awasi, ck.”
-------
Byunghyun menyincingkan senyum melihat mms yang baru
memasuki inbox ponselnya. “Ada penemuan baru,” ucapnya.
“Iya?? Apa itu??” Minhwan penasaran.
“Tentang Fujiwara Ayumu itu?” terka Jungshin.
“Nee. Siapa lagi kalau bukan dia?” Byunghun
membenarkan.
“Kali ini apalagi?” Tanya Hanbyul.
“Skandal.”
“Skandal??” pekik Minhwan. “Aa, dengan siapa?”
Byunghun hanya menjawabnya dengan senyuman. Myungsoo meliriknya dan benar
dibuat penasaran, begitu juga Hanbyul.
-------
Ai menarik sebuah buku dari rak. Disa’at yang sama
seseorang juga menarik buku yang sama dari arah berlawanan. Ai memiringkan buku
dan mengintip siapakah yang berebut buku dengannya dari celah rak.
“Kau rupanya,” respon Ai datar, seperti yang
sudah-sudah.
“Annyeong The Wacky Way,” sapa Sunghyun lengkap
dengan senyum tulusnya. “Kau juga berminat pada buku ini?”
“Ambil saja,” Ai melepas pegangannya.
“Tunggu!” tahan Sunghyun sa’at Ai hendak melangkah.
“Sabtu malam, pasti kau yang menolong Hanbyul.”
“Hanya kebetulan. Dia menceritakannya?”
“Tidak semua. Hanya dugaan ku dan benar. Terima
kasih sudah membantunya.”
“Kenapa kau membawanya ke club? Sengaja ingin
melihat pertunjukan kami?”
“Oh, Myungsoo? Aku rasa kau sudah tahu jawabannya.
YOWL tahu akan hal itu?”
“Penampilan kalian terlalu menonjol disana. Kau
takut martabat Viceroy jatuh? YOWL tahu tentang mu, apa mereka membukanya di
depan rekan-rekan mu?”
“Anee, gomawo. Aku mengkhawatirkan teman-teman ku.”
“You don’t know me and I don’t know you. Let it’s
work like this.”
“But sooner or later, they will know about this, me,
you and YOWL.”
“You afraid about Byunghun? Let me take care of him,
then all will be fine.”
“Are you sure about it? Byunghun is not weak as you
look before.”
“I know, dia sedikit merepotkan. Lee Byunghun.”
“Ah, aku seperti musuh dalam selimut saja.”
“Berhenti saja dari sekarang,” kata Ai kemudian
berjalan pergi. Sunghyun tersenyum, menimbang buku ditangannya dan pergi.
***
Junki harus mengajar di kelas X-F. Ia lega melihat
bangku Ai masih kosong. Sejenak Junki berpikir picik, ia berharap Ai tidak akan
muncul untuk mengikuti pelajarannya.
Ai berjalan pelan sambil memeluk buku-buku yang baru
ia pinjam dari perpustakaan. Langkah Ai semakin lambat dan tangan kanannya
merapat pada tembok. Buku-buku dalam pelukan Ai jatuh seiring dengan jatuhnya
tubuh Ai terduduk di lantai. Ai menggigit bibirnya, meringis menahan sakit
sambil meremas perutnya. Mual dan kepala Ai terasa sangat berat diiringi dengan
nafasnya yang mulai sesak. Hanbyul yang tak sengaja lewat menemukan Ai. Ia
kager dan segera menghampiri Ai.
“Fujiwara, kau kenapa? Ya Tuhan, wajahmu pucat
sekali,” Hanbyul panik melihat wajah pucat Ai yang berkeringat.
“Aku baik-baik saja,” bisik Ai menahan sakit.
“Ayo!” Hanbyul tidak tahan melihatnya. Ia segera
menggendong Ai dan berlari membawa gadis itu menuju klinik sekolah.
Suasana tenang dan para murid serius mengikuti
pelajaran didalam kelas. Kosentrasi murid mulai terganggu oleh ribut para gadis
dilapangan olah raga. Para gadis histeris dan menjadi ribut melihat Hanbyul
berlari sambil menggendong seorang gadis. Suara gaduh itu mengganggu seluruh
ruang kelas X tak terkecuali X-F. Kibum yang juga mendengar keributan itu
menoleh dan bangku Ai masih kosong. Ia menatap Wooyoung lalu keduanya kompak
berdiri dan keluar kelas tanpa minta izin Junki terlebih dahulu. Bahkan
teriakan Junki diabaikan oleh keduanya.
Hanbyul membaringkan tubuh Ai diruang perawatan
klinik sekolah dan mundur untuk mengatur nafasnya yang terengah-engah. Ai masih
meringis menahan sakit dan ia duduk.
“Kau bisa mati Jang Hanbyul,” kata Ai yang sudah
duduk dipinggir ranjang.
“Tenanglah, aku ini atlet basket,” Hanbyul masih
terengah-engah. “Lagi pula, lelaki macam apa yang tega meninggalkan seorang
gadis kesakitan? Kau yang bisa mati.”
“Aku punya Sembilan nyawa, jadi aku tidak akan mati
semudah itu.”
“Ish! Kau, kucing? Cat women? Begini masih bisa
bercanda. Aku akan memanggil Dokter.” Ai memandang punggung Hanbyul yang
berdiri membelakanginya.
“Aku disini!” kata Dokter tampan yang tiba-tiba
muncul dari balik pintu. Hanbyul juga Ai sama-sama terkejut. “Ah, aku
mengagetkan kalian? Ma’af jika itu benar. Aku Song Joongki, dokter piket hari
ini,” Joongki memperkenalkan diri. “Oh, jadi ini Fujiwara Ayumu itu?”
“Nee? Dokter tahu saya?”
“Setelah pertunjukan sabtu kemarin, YOWL muncul
kepermukaan, siapa yang tidak tahu?” Joongki melirik Hanbyul. “Kita lihat, kau
sakiy apa,” Joongki hendak memeriksa Ai.
“Tunggu! Dokter, aku baik-baik saja, ok? Ini hanya
masalah… wanita.”
“Em?? Wajah mu pucat sekali, biar aku periksa.”
“Tunggu!!” Ai melirik Hanbyul. Joongki paham akan
hal itu.
“Bisa kau tinggalkan kami?” pinta Joongki pada
Hanbyul.
-------
“Hanbyul, dia pasti sudah gila!” umpat Soojung. “Apa
dia sadar akan tindakannya ini??”
“Menurut ku, Hanbyul melakukan tindakan benar. Apa
salahnya menolong seseorang?” Jieun bersuara.
“Walau itu seorang YOWL?”
“YOWL? Kenapa? Mereka juga manusia dan murid
Hwaseong Academy, sama seperti kita.”
“Ya! Lee Ji Eun!” bentak Gyuri. “Kau sadar akan
ucapan mu itu?”
“Iya, aku sadar.”
“Kau!” Soojung geram.
“Soojung~aa! Geumanhae!” cegah Yiyoung.
“Cepat sekali?” gumam Chaerin yang sedari tadi fokus
menatap monitor tab ditangannya.
Hanya selang 15 menit dan peristiwa Hanbyul
menggendong Ai langsung ramai dibicarakan dalam Hwaseong Academy Community, lengkap
dengan foto-foto mereka. Seluruh murid Hwaseong Academy wajib bergabung grup
ini dan hampir keseluruhan member adalah pengguna aktif. Sedikit posting baru
pasti akan langsung diperhatikan.
Hanbyul menangkap atmosfer tak bersahabat ketika ia
memasuki ruang latihan. Byunghun, Minhwan, Sunghyun, Jungshin dan Myungsoo,
mereka menatap Hanbyul. Hanbyul merasa diadili. Hanbyul telah memprediksikan
hal ini dan ia telah mempersiapkan diri sejak ia meninggalkan klinik sekolah.
“Kalian boleh marah padaku, ma’afkan aku,” kata
Hanbyul setelah duduk bergabung.
“Itu sangat laki-laki,” komentar Jungshin.
“Apa kalian akan marah pada Hanbyul hanya karena dia
menolong Fujiwara? Karena Fujiwara member YOWL?” Tanya Sunghyun.
“Pagi ini Byunghyun bicara tentang skandal, inikah
skandal itu?” Minhwan mengajukan pertanyaan lain.
“Ya! Itu skandal lain! Aku sendiri tidak menduga ini
akan terjadi,” Byunghun menatap heran pada Hanbyul.
“Fujiwara menolong ku sa’at aku tersesat di Hongdae,
melihatnya kesakitan seperti tadi, ma’af aku tidak bisa membiarkannya,” terang
Hanbyul. “Jika begini, aku tak merasa punya hutang budi lagi padanya.”
“Semoga benar seperti itu yang terjadi,” komentar
Myungsoo sinis.
-------
Hyuri ada bersama Kibum dan Wooyoung dikamar tempat
Ai beristirahat. Ai sudah terlihat lebih baik. Joongki kembali masuk sambil
membawa buku yang ditinggalkan Ai.
“Sebaiknya kalian kembali ke kelas. Aku yakin
setelah ini member YOWL pasti akan kemari. Klinik tidak boleh terlalu padat
pengunjung dan ribut, sama halnya dengan perpustakaan, em?” kata Joongki.
“Oppa, hanya Ai yang dirawat disini,” protes Hyuri.
“Nona Song Hyuri, panggil aku Dokter Song. Ini
sekolah!”
“Hih! Oppa menggelikan!” Hyuri melipat tangan, kesal
pada sikap sepupunya itu.
“Lekas pergi! Fujiwara juga butuh istirahat!” usir
Joongki.
“Arasho! Arasho! Oppa, tolong jaga Ai untuk ku,”
kata Hyuri sebelum pergi meninggalkan kamar Ai bersama Kibum dan Wooyoung.
“Anak itu. Nyonya Shin terlalu memanjakannya. Cucu
perempuan satu-satunya keluarga Shin, terlahir dari putri bungsu Nyonya Shin,
Shin Hyunjin. Bibi Shin menikah dengan kakak dari ayah ku,” terang Joongki
namun seperti biasa Ai bereaksi datar. “Hanbyul menitipkan ini,” Joongki
meletakan buku di meja.
“Kamsahamnida,” Ai menundukan kepala.
“Berterima kasihlah pada Hanbyul. Murid-murid pasti
gila karena skandal ini.”
“Skandal?? Dokter Song terlalu berlebihan.”
“Bagaimana Princess dan Prince menyikapi hal ini?
Lalu Yowlism?” Ai hanya tersenyum. “Kau ini pelit sekali ya.” Joongki sedikit
kesal pada reaksi Ai. “Sebaiknya kau memulai hidup teratur dan mengatasi
masalah ini. Jika dibiarkan bisa berakibat fatal.”
“Ini masalah umum para gadis.”
“Bukan itu, tapi…” Joongki tak melanjutkan ketika
terdengar bunyi ketukan pintu, “ah, itu pasti member YOWL. Masuklah!” panggil
Joongki. “Oh, Hyung??” Joongki kaget.
Ai mengangkat kepala dan betapa terkejutnya ia
melihat siapa yang datang. Itu Lee Junki, iya Lee Junki yang muncul bukan empat
member YOWL. Semburat rona pink segera memenuhi seluruh wajah Ai. Ia tertunduk
dan jantungnya berdetub tak karuan. Ai benar dibuat nervous oleh kehadiran
Junki. Tangan Ai sampai berkeringat dan ruangan itu terasa panas baginya.
“Bagaimana keadaannya? Apa benar Fujiwara pingsan?”
Tanya Junki.
“Ah, mereka itu berlebihan. Dia sudah mulai baik
sekarang,” terang Joongki. “Baiklah, aku pergi,” Joongki pamit.
‘Dokter Song, jangan pergi!’ batin Ai namun tak
berguna, Joongki telah keluar dan menutup pintu. ‘Be calm Ai. Ini hanya ilusi!’
“Benar sudah merasa lebih baik?” Junki duduk dikursi
disamping ranjang.
“Nee. Terima kasih sudah menjenguk.”
“Rangkaian bunga itu, kau yang mengirimnya?”
“Ikebana itu, selamat menyambut datangnya musim
semi,” Ai tersenyum manis. Junki turut tersenyum dan sangat manis bagi Ai yang
dibuat tenang melihatnya.
“Kau sendiri yang membuatnya?”
“Nee. Promosi untuk Morning Glory Florist, Bapak
bisa mendapatkannya disana,” canda Ai menutupi rasa gugupnya.
“Wah, aku tidak menyangka kau sendiri yang
membuatnya, gadis seperti mu.. ah, ma’af.”
“Itu wajar. Bapak bukan yang pertama tidak
mempercayai hal ini. Memalukan jika aku tidak bisa merangkai bunga.”
“Karena kau memiliki nama Jepang? Setiap gadis
Jepang harus bisa ikebana?”
“Karena aku terlahir dari wanita perangkai bunga,”
kenang Ai. Dan melihat ekspresi itu Junki ikut merasa sedih.
“Beliau pasti wanita yang sangat cantik, seperti
mu,” puji Junki berniat menghibur Ai.
Ai tersenyum kecil. “Mendiang Ibu memang cantik,”
ungkapnya.
“Mendiang?”
“Nee. Ibu meninggal sa’at melahirkan aku dan aku
hanya tahu dari foto.” Ai sendiri tak paham kenapa ia bisa begini jujur didepan
Junki. Apakah benar ini karena cinta?
Suara derap langkah beberapa kaki. Semakin mendekat.
Brak! Jaejoong membuka pintu kamar tempat Ai berada. Tanpa permisi Jaejoong
langsung mendekati Ai dan memegang kedua lengan gadis itu, mengamatinya.
“Kau baik-baik saja? Apa yang sakit? Apa benar kau
pingsan?” Jaejoong sangat khawatir. Junki sampai berdiri dari tempat ia duduk.
***
Ai berjalan melipat tangan. Ia cemberut dan terlihat
benar kesal. Jaejoong, Wonbin, Minhyuk, Jaejin dan Kibum berjalan dibelakangnya
sa’at pulang sekolah.
“Ai, apa kau baik saja?” Minhyuk memberanikan diri
bertanya.
“Bagaimana kalau kita mampir ke kedai ramen diujung
gang?” usul Jaejin. “Kau pasti lapar.”
Ai menghentikan langkah mendadak. Jaejoong hampir
menabraknya dan yang lain turut berhenti. Ai membalikan badan, melihat kelima
rekannya. Ai menghela nafas lalu pergi mendahului dengan langkah cepat.
“Dia itu kenapa?” gumam Kibum.
“Ini gara-gara dia!” Minhyuk mendorong Jaejoong.
“Kenapa aku?” protes Jaejoong.
“Sobat, menurut kalian, mungkinkah Ai benar telah
jatuh cinta pada Lee Junki Songsaengnim?” Tanya Wonbin yang masih menatap
punggung Ai.
“Mwo???” pekik Jaejoong, Minhyuk dan Jaejin kompak.
“Ess, aku juga menangkap aura yang sama,” komentar Kibum.
“Ya! Kalian berdua ini bicara apa?” Jaejoong
terlihat benar tak terima. Wonbin menghela nafas dan kembali berjalan disusul
Kibum. “Ck! Anak-anak itu.”
“Benarkah Ai begitu?” Tanya Jaejin.
“Hah, ayo pulang!” Minhyuk merangkul Jaejin.
Menyebalkan!
Kenapa mereka tiba-tiba muncul? Jaejoong! Dia itu selalu saja berlebihan.
Bagaimana kalau Junki Songsaengnim salah paham? Andai mereka tidak muncul pasti
aku bisa berlama-lama berdua dengan Junki Songsaengnim.
Ai menghentikan langkahnya melihat mobil sedan putih
itu telah terparkir didepan tangga menuju tempat tinggalnya. Ai kembali
menghela nafas dan memutar langkah. Buru-buru ia pergi menuju basecamp. Yongbae
kaget melihat Ai datang masih mengenakan seragam sekolahnya. Melihat ekspresi
Ai, Yongbae tak berani bertanya.
“Jika ada yang mencari ku, katakan aku tidak
disini,” kata Ai kemudian masuk ke ruangan berukuran sedang yang lebih mirip
kamar tempat dimana ia atau member YOWL yang lain istirahat. Ai duduk bersila,
menghela nafas panjang, melipat tangan dan memejamkan mata meredam
kekesalannya.
Minki mempertemukan Euichul dengan keempat member
YOWL juga Kibum. Euichul masih mengkhawatirkan Ai, namun tidak ada yang bisa ia
lakukan kecuali menuruti perkataan Minki juga teman-teman Ai yaitu pergi.
Jinyoung tak cukup mendengarkan penjelasan Euichul
dan meminta Wooyoung datang. Wooyoung menceritakan apa yang terjadi pada Ai
juga penjelasan Joongki. Ia merasa sedikit lega mendengarnya dan sedikit
tenang.
Jinwoon pergi usai menguping percakapan Jinyoung,
Euichul dan Wooyoung. Ia masih saja kesal dengan kondisi ini, namun ia juga
selalu penasaran segala sesuatu tentang Ai, termasuk kejadian hari ini. Ia
meraih ponselnya.
From
Daehyun: Hyung, ada kabar tentang Jiyoo Fujiwara? Apa dia baik saja?
“Hagh!” umpat Jinwoon kesal.
-------
“Apa ada yang kemari?” Ai keluar setelah dua jam
mengurung diri.
“Iya, namun tidak memaksa untuk bertemu Nona,” jawab
Yongbae.
“Mereka siapa yang kau maksud?”
“Minki Hyung dan member YOWL.”
“Ada yang lain?”
“Tidak ada.”
“Baiklah, aku akan pulang sekarang.”
***
Kali ini ikebana mawar ungu yang menghiasi meja
Junki. Diluar sana murid-murid meributkan skandal Viceroy Hanbyul dan YOWL Ai,
dan pagi ini Junki kembali mendapat kiriman ikebana.
“Wah, lagi?” sapa Gahee.
“Mawar ungu, apa artinya kali ini?”
“Ah, manis sekali,” Gahee berseri.
“Ah, manis sekali?”
“Ck! Mawar ungu, artinya cinta pada pandangan
pertama! Ah, kau punya secret admire sekarang? Ini membuatku iri.”
Junki masih tertegun. ‘Cinta pada pandangan
pertama?’ batinnya mulai khawatir.
-------
“Bagaimana jika aku mengirim bunga untuknya?”
Jaejoong sambil terus menatap Yiyoung. “Hah… bidadari ini, benar-benar indah.”
“Kenapa baru terpikirkan sekarang?” Tanya Jaejin.
“Setelah mengetahui Ai mengirim ikebana untuk Junki
Songsaengnim pastinya,” jawab Minhyuk.
“Ssh! Pelankan suaramu! Itu berbahaya untuk Ai. Kau
tahu, dia mengirimnya secara diam-diam,” Jaejoong melirihkan suaranya.
“Wonbin~aa!” Jaejoong merangkul Wonbin.
“Aku tidak mau! Katakan sendiri pada Ai dan jujurlah
itu untuk Yiyoung,” tolak Wonbin sebelum Jaejoong mengutarakan maksud hatinya.
“Ck! Kau ini tidak setia kawan sekali.” Jaejoong
melepas rangkulan tangannya. Minhyuk dan Jaejin cekikikan melihatnya.
-------
Ai menghentikan langkahnya dan membalikan badannya
menatap kesal Wooyoung yang terus membuntutinya. “Teisatsu-san, apa kau tidak
lelah terus mengekor seperti ini?!”
“Ma’af jika
membuat Nona tidak nyaman . Tapi aku harus melakukannya. Tuan Besar memintaku
untuk lebih intensif menjaga Nona setelah kelalaian waktu itu.”
“Itu konyol! Hah!” Junki lewat dan Ai segera
menurunkan tangan dari pinggangnya. Ai tersenyum namun Junki terlihat kikuk dan
berlalu begitu saja. “Huft… tidak bekerja sempurna,” Ai berjalan menunduk
menuju toilet. Wooyoung tak bisa mengikutinya kesana.
-------
“Skandal itu dan sekarang? Hah, ini merepotkan,
selalu merepotkan,” keluh Taemin. Jieun hanya diam walau ia juga terlihat
lelah.
“Aha! Aku puny ide!” kata Daehyun tiba-tiba.
“Hwaseong Festival bisa jadi ajang pertempuran, secara resmi dan besar.”
“Ya! Kau mau memanfa’atkan even ini?”
“Apa kau yakin bisa?” Tanya Jieun.
“YOWL juga patut diakui, mereka juga band berbakat
yang dimiliki Hwaseong Academy. Eh, tunggu! Kau itu dipihak siapa?” Daehyun
menuding Jieun.
“Netral! Aku adalah Dewan Senior disini.”
“Ok! Dengarkan rencanaku baik-baik.”
-------
“Terlalu frontal? Ah, tidak, rata-rata gadis Seoul
juga begitu,’’ komentar Yoojin. “Mungkin saja Junki Sonsaengnim belum siap
untuk menerima kejutan-kejutan ini. Mawar ungu apa artinya?”
“Cinta pada pandangan pertama.”
“Mwo???”
Hanbyul duduk diatas meja dan menatap keluar
jendela. Diluar sana Ai tiba-tiba muncul dan Wooyoung masih mengekor
dibelakangnya. Ai terlihat kesal, ia berjalan lalu berhenti, menoleh dan
kembali berjalan lagi. Hanbyul tersenyum melihatnya.
“Sebaiknya kau berhati-hati,” Myungsoo duduk dimeja
dekat Hanbyul.
“Kau takut aku menyukai Fujiwara? Atau kau lebih
dahulu menyukai Fujiwara?”
“Hagh! Kau pikir aku sudah gila dan kehilangan akal
sehat ku? Dia itu YOWL.”
“Dan dia seorang gadis. Bertentangan dan penuh
tantangan, aku tidak yakin kau tidak tertarik. Salah satu kelemahan pria adalah
wanita.”
“Jadi pandanglah dia sebagai YOWL, bukan sebagai
seorang gadis.” Sunghyun menyela. “ Mengejutkan, ternyata member kelima YOWL
adalah perempuan.”
“Apa yang dilakukan Byunghun?” tuding Hanbyul keluar
jendela.
“Aku dengar kau juga jago bekelahi,” Byunghun sudah
mencegat Ai dan Wooyoung. Wooyoung siaga berdiri disamping kanan Ai yang tetap
tenang menghadapi Byunghun yang menghadangnta bersama Minhwan.
“Kau mencoba menggoda Hanbyul?” sambung Minhwan.
“Kita duel,” tantang Byunghun.
“Lelaki menantang duel perempuan? Sunbae bercanda?”
Tanya Wooyoung. “Jika ingin duel, lawan aku saja.”
“Yang aku dengar dia adalah putri Jeonggu Dong,
pasti sangat jagoan dalam urusan berkelahi juga. Dia dan preman-preman itu.”
“Ada apa ini?” Jaejoong datang bersama ketiga member
YOWL dan Kibum yang telah mengirim pesan lebih dulu padanya. Bersamaan dengan
itu ketiga member Viceroy, Myungsoo, Hanbyul dan Sunghyun juga bergabung.
“Viceroy dan YOWL kembali bertarung!” seru seorang
siswa sambil berlari. Jungshin menyimpan kamera ditangannya, menghela nafas dan
bangkit dari duduknya. Jungshin baru tiba dan kedua kubu ini sudah saling
berhadapan siap menyerang satu sama lain.
Chaerin, Soojung, Yiyoung dan Gyuri turut melihat
dua kubu ini dari jarak aman. Daehyun berlari sekencang ia bisa. Taemin dan
Jieun menyusul dibelakangnya. Daehyun menerombol kerumunan dan berhenti
diantara Viceroy dan YOWL. Semua dibuat ternganga oleh tindakan Daehyun.
“Geumanhae!” kata Daehyun disela nafasnya yang
terengah-engah. “Jebal, geumanhae…”
“Wow! Wakil Dewan Senior datang melerai?” komentar
Byunghun. “Minggir! Ini bukan urusan mu!”
“Kalian ini, selalu merepotkan saja! Hwaseong
Academy bukan sekolah preman!”
“Sebaiknya kau minggir Jung Daehyun,” Jaejoong
memperingatkan.
“Taemin! Lakukan sesuatu!” Jieun panik.
“Tenanglah. Daehyun pasti bisa mengatasinya.”
Joonghun tersenyum melihat keluar jendela, “adik mu
berulah lagi. Lihat, kali ini Jung Daehyun turun tangan.”
Jinwoon yang sibuk dengan game ditangannya langsung
berdiri dan menatap keluar jendela. “Daehyun, bodoh! Apa yang dia lakukan?!”
Jinwoon hendak keluar namun Joonghun menahannya.
“Kau tertarik bergabung?” Tanya Jonghyun –Kim
Jonghyun SHINee-.
“Taruhan! Kalian menjagokan siapa?” Tanya Sungyeol
–Lee Sunggyeol Infinite-. “Aku YOWL.”
“Kau Yowlism?” Tanya Jonghyun.
“Kala itu siapa yang membuat Byunghun babak belur
hingga masuk rumah sakit? Kim Jaejoong. Kubu YOWL lebih unggul dalam hal ini.”
“Dasar gila! Ya, Jinwoon~aa, tenanglah.”
“Tapi Daehyun.”
“Daehyun atau Fujiwara?” Tanya Joonghun.
“Nee?? Fujiwara??” Tanya Jonghyun.
“Kau lupa siapa yang kita buntuti kala itu? Akh,
babo!” Sungyeol memukul pelan kepala Jonghyun.
Daehyun menunjukan kertas ditangannya. “Berhenti
menggunakan cara ini! Bersainglah secara legal! Ini adalah surat keputusan
tentang Hwaseong Festival tahun ini. Ibu Presedir turun tangan sendiri
mengawasi Hwaseong Festival ke-50 ini. Jika masing-masing dari kalian merasa
hebat, maka aku menantang kalian, Viceroy juga YOWL untuk bertarung secara
resmi, secara kreatifitas. Kami Dewan Senior, akan melibatkan kalian berdua
untuk turut andil dalam pertunjukan Hwaseong Festival tahun ini. Apa kalian
sanggup menerima tantanganku ini?” Daehyun menatap kubu Viceroy lalu YOWL.
“Dengan senang hati,” Ai maju selangkah membuat kubu
YOWL kompak menatapnya heran.
Myungsoo turut maju. Ia berhenti didekat Daehyun,
“aku terima tantangan ini,” ucapnya lurus menatap Ai.
-------TBC--------
matur suwun
shytUrtle_yUi
0 comments