The White Prince and The Red Princess #12
06:20The White Prince and The Red Princess.
* Cast:
- Lee Taemin SHINee as White Prince
- Choi Min Hee (reader) as Red Princess
- All SHINee and f(x) members.
Cinta adalah berat dan ringan, terang dan gelap, panas dan dingin, sakit dan
senang, terbangun dan terjaga. Cinta adalah semuanya, kecuali apa arti dia yang
sesungguhnya. - William Shakespeare, Romeo and Juliet.
#12
Krystal mondar-mandir di depan
pintu salah satu ruangan di IGD rumah sakit tempat Minhee dirawat. Dalam
perjalanan menuju rumah sakit ia sudah menghubungi Minho dan memberitahukan
perihal kecelakaan yang dialami Minhee. Namun sudah satu jam berlalu sejak ia
tiba di rumah sakit, Minho belum juga muncul.
Krystal menghentikan langkahnya
dan melepas kuku jari yang selama mondar-mandir terus ia gigiti sendiri.
"Haruskah aku memberi tahu Lee Taemin?" gumamnya lirih.
"Krystal!" suara Minho membuyarkan lamunan Krystal.
"Oppa!"
Krystal mengangkat kepala dan menyambut Minho yang berlari menghampirinya.
"Bagaimana keadaan Minhee? Apa dia baik saja? Bagaimana hal buruk ini bisa
menimpanya? Ini salahku. Tak seharusnya aku membiarkannya pergi sendirian,"
Minho benar-benar panik.
"Oppa! Oppa tenanglah!" Krystal menggoyang
lengan Minho meminta pemuda itu untuk tenang. Ia menuntun Minho untuk duduk di
bangku yang tersedia di depan ruangan. "Apa Paman tahu?"
"Aku
belum memberi tahu beliau. Pagi ini beliau terbang ke Hongkong untuk urusan
bisnis. Aku rasa sebaiknya kita menunggu kepastian kabar Minhee saja.
Bagaimana?"
"Paman ke Hongkong? Berapa lama di sana?"
"Dua
minggu. Mungkin."
"Aku paham sekarang. Minhee merencanakan pernikahan
dengan Taemin Sunbaenim karena Paman Choi ke Hongkong. Anak ini!" gumam
Krystal dalam hati.
"Krystal," panggil Minho pada Krystal yang
terdiam.
"Iya?" Krystal tersadar dari lamunannya. "Oh, iya. Kita
tunggu perkembangan kabar Minhee saja."
Kembali hening di antara Krystal
dan Minho. Terlihat jelas di wajahnya jika Minho mengkhawatirkan Minhee. Sedang
Krystal sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia marah juga kagum pada kerjasama
antara Minhee dan Taemin. Minhee bahkan berani melangkah tanpa bertanya padanya
dahulu. Semua kejadian itu membuat Krystal kembali bertanya-tanya sedahsyat itu
kah kekuatan cinta?
Taemin telah sampai di rumahnya
sejak setengah jam yang lalu. Baru saja ia selesai mengobrol dengan Ibunya yang
esok akan terbang ke Singapura untuk urusan bisnis. Kini ia berada di kamarnya,
membaringkan tubuh sambil menunggu kabar dari Minhee. Sudah satu setengah jam
berlalu tapi Minhee belum juga membalas pesannya. Ia pun mulai gusar dan
mencoba menelfon Minhee namun ponsel gadis itu sedang tidak aktif. Taemin
menenangkan dirinya sendiri dengan berpikir Minhee lelah dan memilih istirahat.
"Krystal-ssi," Dokter
yang menangani Minhee keluar ruangan.
Krystal dan Minho bangkit dari duduknya
secara bersamaan dan bergegas menghampiri sang Dokter.
"Bagaimana keadaan
Minhee?" tanya Krystal dan Minho hampir bersamaan.
"Dia kakak
Minhee," Krystal menjelaskan tentang jati diri Minho. "Dokter Song
adalah Dokter keluargaku. Aku mempercayakan Minhee pada beliau,"
selanjutnya ia memperkenalkan Dokter tampan yang menangani Minhee pada Minho.
"Oh,
kakaknya Minhee. Senang bertemu denganmu. Aku Song Joongki," Dokter Song
mengulurkan tangan.
"Senang bertemu dengan Anda. Aku Choi Minho, kakak
Minhee," Minho menjabat tangan Joongki.
"Kau tak perlu khawatir.
Minhee tidak mengalami luka serius. Ini keajaiban. Hanya saja kemungkinan ada
trauma. Kita hanya perlu menunggunya sadar."
Minho mengangguk paham. Ia
lega mendengar Minhee tak menderita luka serius.
"Krystal, bisa kita
bicara sebentar? Ikutlah denganku," Joongki berjalan mendahului.
Krystal
menatap Minho yang segera mengangguk. Ia pun segera menyusul Joongki.
Krystal berada di ruangan Joongki.
Secangkir kopi hangat mengepul di hadapannya. Kepalanya tertunduk di hadapan
Joongki yang duduk berseberangan dengannya.
"Hah..." Joongki
menghela napas usai mendengar penjelasan Krystal. "Jadi kau sudah
tahu?"
"Iya. Maafkan aku Dokter. Karena alasan itu pula aku memilih
membawa Minhee ke rumah sakit ini dan meminta Dokter Song yang menanganinya.
Ini keajaiban. Saat kami tiba Dokter sedang berjaga di IGD. Aku rasa kali ini
Tuhan mendukung kami."
"Tuhan mendukung kalian? Jadi temanmu juga
ingin tetap menjaga janinnya?"
"Iya."
"Sebenarnya apa yang
kalian rencanakan?"
"Jika aku katakan semuanya, apakah Dokter Song
bersedia membantu hingga akhir?"
"Kenapa aku harus ikut campur?"
"Karena hanya Dokter Song yang bisa aku percaya untuk menjaga Minhee dan
janinnya."
Joongki diam sejenak. Ia menimbang-nimbang permintaan Krystal.
"Katakan apa yang sebenarnya terjadi. Jika tindakan kalian benar, aku
janji akan membantu kalian hingga akhir."
Senyum lebar terkembang di wajah
Krystal. Ia pun segera menceritakan semua yang terjadi pada Joongki.
***
Karena semalam Minhee tak membalas
pesan yang ia kirim, Taemin memutuskan menemui kekasihnya itu di sekolah. Ia
sengaja berangkat lebih awal untuk mengimbangi kebiasaan Minhee.
Murid-murid yang mulai berdatangan
menatap aneh pada Taemin yang berdiri di dekat gerbang. Taemin tak peduli dan
tetap dengan sabar menunggu kedatangan Minhee. Tapi di mana gadis itu? Kenapa
hingga sesiang ini dia belum juga muncul?
"Di sini kau rupanya,"
Jinki yang baru sampai di sekolah langsung menghampiri Taemin. "Menunggu
Minhee?"
"Em," jawab Taemin singkat sembari menganggukan kepala.
"Belum datang? Tumben? Biasanya dia tiba di sekolah pagi-pagi kan?"
"Iya. Entah kenapa sejak semalam perasaanku tidak enak. Saat menemani Omma
minum teh bersama, cangkirku tiba-tiba pecah."
"Oya??"
"Itu... pertanda buruk kan?"
"Mmm, jangan berpikir yang
aneh-aneh. Nah, itu Blue Pearl!" Jinki menuding Krystal yang baru turun
dari mobil. "Tahan dirimu!" ia menahan Taemin yang buru-buru akan
berlari menuju Krystal. "Kita masuk," sambil merangkul Taemin
berjalan ke dalam area sekolah.
"Kau tidak tahu?" Taemin
dengan raut kecewa kembali mengulangi pertanyaannya.
"Em," Krystal
mengangguk. "Semalam kami berniat membeli beberapa barang, tapi Minhee
tiba-tiba minta pulang. Mungkin dia sedikit tak enak badan. Wanita jika sedang
hamil katanya memang begitu."
"Sampai ponselnya pun tak
diaktifkan?"
"Itu juga yang membuatku kesal," Krystal menunjukan
ekspresi kesal.
"Ibuku pagi ini terbang ke Singapura."
"Oya?" Krystal menoleh menatap Taemin yang berdiri tak jauh di
samping kanannya. "Sunbaenim tahu jika Paman Choi ke Hongkong?"
"Iya. Minhee memberitahuku. Karenanya kami merencanakan pernikahan
itu."
"Oh, kebetulan yang brilian. Aku merasa Tuhan mendukung kita
kali ini."
"Jadi kita akan melanjutkannya?" sela Jinki. "Kau sudah meminta bantuan Kim Kibum?"
"Oh, itu. Gampang
sih," Krystal menyibakan rambutnya yang ia biarkan terurai begitu saja.
"Nanti sepulang sekolah aku akan menemui Minhee. Sunbaenim tak perlu
khawatir. Aku jamin Minhee dan juga janinnya akan baik-baik saja. Aku permisi
ke kelas dahulu," Krystal pamit dan pergi meninggalkan Taemin dan Jinki.
Jinki menepuk bahu Taemin sebagai isyarat agar Taemin tak resah lagi akan
keadaan Minhee.
Sementara itu di rumah sakit
Minhee telah dipindahkan di ruang rawat inap. Joongki berdiri di samping
ranjang, menatap Minhee yang masih terbaring tak sadarkan diri. Ia menghela
napas setelah mengamati gadis itu selama beberapa saat.
"Gadis yang malang. Tetaplah
kuat. Aku yakin kali ini Tuhan akan berpihak padamu," Joongki mengelus
lengan Minhee.
"Oh, Dokter," sapa Minho saat memasuki ruangan.
Joongki tersenyum menyambut Minho. "Ku dengar Tuan Choi sedang berada di
Hongkong."
"Iya. Karenanya aku dilema. Menurut Dokter haruskah aku
memberitahu Paman?"
"Aku sendiri tak bisa memastikan kapan Minhee
akan sadar. Resiko dari lebih baik memberitahu atau tidak, tentu Anda yang
lebih tahu. Maaf aku tak bisa memberi pendapat. Tapi jika urusan di Hongkong
benar-benar penting sebaiknya biarkan saja beliau menyelesaikannya."
Minho
menghela napas dan mengangguk.
"Ajaklah dia mengobrol," Joongki
melirik Minhee yang terbaring di ranjang. "Dukungan dari orang-orang yang
ia cintai akan mempercepat proses kesembuhannya. Fisiknya tak ada masalah,
tapi..."
"Tapi kenapa Dokter?"
"Tidak. Tidak apa-apa,"
Joongki menepuk bahu Minho sebelum berjalan keluar ruangan.
Minho menatap Joongki hingga
Dokter itu menghilang di balik pintu. Ia berbalik dan memerhatikan Minhee yang
masih terbaring tak sadarkan diri. Tatapannya meredup dan lagi-lagi ia
menyesali kelalaiannya. Bunyi dering ponsel membuyarkan lamunannya. Ia pun
segera keluar untuk menerima panggilan itu.
"Halo?" sapa Minho
dengan nada datar dan tenang.
"Hyung, pelaku sudah ditemukan dan anggota
menggila," suara di seberang sana terdengar terburu-buru.
"Apa??
Sudah dipastikan jika benar dia adalah pelaku?"
"Iya, Hyung. Plat
nomer motor sesuai dengan yang disebutkan sopir pribadi Nona Krsytal."
"Baiklah. Aku segera ke sana. Tolong tenangkan.anggota."
"Kau di
sini rupanya," sapa Joongki saat Minho mengakhiri obrolan di telefon.
"Iya, Dokter. Apa ada masalah?"
"Tidak. Tapi ada yang ingin aku
bicarakan denganmu. Bisa ikut ke ruanganku?"
Minho diam sejenak. Ia terlihat
ragu, namun akhirnya ia mengangguk dan mengikuti langkah Joongki.
***
Jam sekolah berakhir. Taemin
berjalan tergesa-gesa menuju basecamp teater untuk menemui Krystal. Ketika
sampai ia hanya menemukan Amber di sana.
"Ia sedikit tak enak badan
dan izin pulang sebelum jam sekolah usai. Begitu yang aku dengar dari teman
sekelasnya. Aku sebenarnya juga ada perlu dengan Krystal," Amber
menjelaskan apa yang ia tahu tentang Krystal pada Taemin.
"Ini aneh,"
gumam Taemin.
"Aneh?" Amber tak paham.
"Minhee tak masuk sekolah
dan Krystal tiba-tiba minta izin pulang sebelum jam sekolah usai. Apa mereka
menyembunyikan sesuatu?"
"Entahlah. Mereka berdua sangat sulit
ditebak."
Taemin mengangguk lalu pergi begitu saja meninggalkan Amber yang
masih terlihat bingung.
Di tempat parkir Jinki menunggu
Taemin. Ada Luna di sampingnya yang langsung berhambur menyambut ketika Taemin
muncul.
"Dari mana saja kau?"
tanya Luna yang sudah berjalan di samping kiri Taemin.
"Jinki, kau antar
Luna pulang. Aku ada urusan," Taemin mengabaikan pertanyaan Luna dan
langsung memberi perintah pada Jinki.
"Kau mau ke mana?" tanya Luna
mendesak ingin tahu.
Jinki memegang bahu Luna dan berkata, "Kita
pergi."
Jinki dan Luna membiarkan Taemin
yang entah ingin pergi ke mana tanpa ditemani keduanya.
"Kau membiarkan
dia pergi begitu saja?" protes Luna pada Jinki.
"Dia sedikit suntuk
karena..."
"Red Princess kan?" potong Luna. "Aku tak
melihatnya di sekolah seharian ini."
"Em. Iya."
"Ada apa
sebenarnya? Hubungan mereka ketahuan?"
"Kau tahu tentang Taemin dan Minhee??"
Jinki melotot kaget.
Luna menghela napas dan memiringkan kepala. "Kita
berteman sejak SD dan kau tetap saja tak berubah. Aku rasa akulah yang paling
mengenal kalian berdua. Aku tahu Taemin dan Minhee pacaran. Dan aku suka hal
itu terjadi. Tapi aku juga khawatir karena... ya kau tahulah alasannya
apa."
"Iya. Permusuhan keluarga mereka yang entah dimulai sejak
kapan. Sepertinya sejak kita semua belum lahir," Jinki berubah lesu.
"Perasaanku tidak enak."
"Em?" Jinki menatap Luna.
"Entahlah. Kau coba pergi susul Taemin. Dia pasti belum jauh. Buntuti dia.
Sungguh perasaanku sangat tidak enak."
"Lalu bagaimana
denganmu?"
"Aku terbiasa pulang sendiri dengan naik bus. Sana! Lekas
susul Taemin."
Jinki mengangguk, segera mengenakan helmnya dan melajukan
motor menyusul Taemin.
"Semoga tak terjadi apa-apa..." Luna menghela
napas dan berjalan meninggalkan area parkir di sekolah.
***
Krystal duduk di samping ranjang
Minhee. Sepanjang waktu di sekolah ia tak bisa konsentrasi belajar karena terus
memikirkan kondisi Minhee.
"Ya, Minhee-ya! Sebenarnya
apa maumu? Kau ingin menyusahkanku? Kenapa kau malah asik-asikan tidur di sini
dan..." Krystal tak melanjutkan ucapannya. Butiran bening yang keluar dari
matanya meluncur pelan melewati pipinya yang mulus. Ia menangis.
Krystal tak tega melihat Minhee
terbaring lemah dan tak sadarkan diri seperti itu.
"Sampai kapan kau akan
seperti ini Choi Minhee? Bukankah kau ingin menikah? Kau tahu kita tak punya
banyak waktu, tapi... tapi kenapa kau malah tidur pulas seperti ini. Apa yang
harus aku katakan pada Murid Terhukum kekasihmu itu?" Krystal kembali
berucap di tengah isak tangisnya. "Aku mohon bangunlah. Dan aku... aku
akan benar-benar membantumu untuk mewujudkan pernikahnmu dengan Lee Taemin
Sunbaenim. Jadi aku mohon bangunlah..."
Kepala Krystal tertunduk dan ia
menangis tersedu di samping ranjang Minhee.
Selama satu jam Krystal tinggal di
dalam kamar Minhee. Saat keluar, ia menemukan Minho sudah berdiri menyandarkan
punggung di dekat pintu masuk.
"Oppa. Oppa sudah kembali?" sapa
Krystal yang hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh Minho. "Aku tak
tahan di sekolah. Kepikiran Minhee terus. Jadi aku minta izin pulang lebih
awal. Apa Dokter Song mengatakan sesuatu pada Oppa saat aku pergi
"Iya."
"Apa itu?" Krystal antusias.
Minho menghela napas
panjang dan menegakan punggungnya lalu mengubah posisinya lurus menghadap
Krystal. "Pernikahan. Pernikahan Choi Minhe dan... Lee Taemin?"
Krystal terkejut mendengarnya. "Op-oppa..."
"Ada apa
sebenarnya?"
Krystal menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya.
"Apa maksud pertanyaan Oppa?"
"Aku mendengar apa yang kau
katakan pada Minhee."
Kedua mata sipit Krystal terbelalak mendengar
pengakuan Minho. "Aku..." Ponsel Krystal berdering, menyela
obrolannya dengan Minho.
Minho menatap ponsel di tangan Krystal dan memberi
kesempatan pada gadis itu untuk menerima panggilan di ponselnya.
Krystal menelan ludah melihat nama
yang muncul di layar ponselnya. Lee Taemin. Nama itu muncul di layar ponselnya.
Ia pun ragu harus menerima panggilan itu atau mengabaikannya.
"Aku ingin bertemu dengan Lee
Taemin," suara berat Minho mengalihkan perhatian Krystal dari layar
ponselnya.
Krystal terdiam dan fokus menatap Minho.
"Aku tahu siapa dia.
Kau mengatakan pernikahan impian Minhee bersama Taemin. Aku ingin mendengar
penjelasan kalian berdua tentang hal itu."
"Apa aku bisa percaya
Oppa?" suara Krystal bergetar.
"Apa aku pernah berkhianat pada
kalian?" Minho balik bertanya.
Krystal diam selama beberapa detik lalu
perlahan mengangkat tangan dan menerima panggilan dari Taemin.
Taemin terlihat gusar. Ia berjalan
mondar-mandir di sebuah taman yang sepi pengunjung di hari yang mulai beranjak
malam itu. Dari kejauhan, Jinki mengendap-endap. Bersembunyi dan mengawasi
Taemin.
Taemin menghentikan gerak kakinya
ketika ia melihat Krystal datang. Senyum di wajahnya sirna ketika ia menyadari
Krystal tak datang sendiri namun ada Minho yang menemaninya.
------- TBC --------
.shytUrtle.
0 comments