The White Prince and The Red Princess #8
04:42The White Prince and The Red Princess.
* Cast:
- Lee Taemin SHINee as White Prince
- Choi Min Hee (reader) as Red Princess
- All SHINee and f(x) members.
Cinta adalah berat dan ringan, terang dan gelap, panas dan dingin, sakit dan
senang, terbangun dan terjaga. Cinta adalah semuanya, kecuali apa arti dia yang
sesungguhnya. - William Shakespeare, Romeo and Juliet.
#8
"Keindahan
itu tak ada yang abadi. Rasa manis pun tak selamanya manis. Makin dirasa muncul
kepahitan di dalamnya. Tapi itulah kehidupan. Ada pasang surut. Jika hanya
bahagia saja yang kau rasa, apa kau yakin hidupmu benar-benar menarik?
Kesedihan yang terus menerus pun akan menggerusmu. Lalu pilihannya, mati dalam
kebahagiaan atau dalam kesedihan? Sedang mati itu sendiri entah berarti duka
atau bahagia. Aku tak pernah memikirkan tentang kematian sebelumnya. Dan
bagiku, hidup hanyalah seperti ini. Rutinitas yang berulang-ulang. Tak jarang
itu membuatku bosan. Hidup, entah apa itu. Dan mati, aku pun tak tahu. Aku
menciptakan banyak skenario, tapi semua monoton. Kau juga merasakannya kan?
Lalu bagaimana jika aku memutuskan pensiun saja? Ah, tidak. Bukan pensiun, tapi
hiatus. Boleh kah? Keluar dari rutinitas ini dan mencari udara segar dengan
mencoba 'gaya hidup' yang lain. Lagi-lagi dihadapkan pada sebuah pilihan. Nah,
jika sudah begini apa yang harus aku lakukan? Bertahan di zona aman atau
melompati tembok penghalang untuk mencari suasana baru? Aku tidak sedang dalam
kondisi baik sekarang. Maafkan aku. Ini hanya racauan saja. Hanya
racauan."
Taemin
mengerutkan dahi membaca postingan yang baru saja dibuat Minhee di akun
pribadinya. Saat latihan bersama, sikap Minhee sama sekali tak berubah padanya.
Tetap ramah seperti sebelumnya. Gadis itu tak segan menyemangati ketika ia
melakukan kesalahan dialog atau akting.
"Merasa
sedikit kacau ya? Aku juga sih. Sebenarnya aku tak punya muka untuk bertemu
dengan Sunbaenim secara langsung seperti ini. Bagaimanapun juga aku ini putri
dari seorang pembunuh. Semalam aku mendengar semuanya dari Minho Oppa. Dan
walau ingin aku jelaskan semua itu hanya salah paham, aku rasa tak akan
berguna. Aku tetap putri seorang pembunuh dan musuh dari keluarga Lee. Tapi
dari dasar hatiku, aku minta maaf."
Taemin bergeming, duduk membelakangi
Minhee di basecamp.
"Juga terima kasih karena memberiku banyak kejutan di
waktu yang singkat ini. Aku merasa seperti gadis dalam drama," Minhee
tersenyum kecut. "Kisah kita mirip Romeo dan Juliet ya? Sepertinya Tuhan
tak mendengar permohonan Eonni, atau mungkin Eonni belum menyampaikan
permohonanku pada Tuhan. Ah, entahlah. Sunbaenim harus kuat bertahan di dalam
klub ini sampai pertunjukan selesai. Aku yakin Sunbaenim bisa."
"Kau
tidak curiga padaku?" Taemin yang masih duduk membelakangi Minhee
bersuara.
"Curiga??"
"Iya. Aku datang untuk balas dendam."
"Kita sama-sama tak tahu. Aku bisa melihat ekspresi kaget itu di wajah
Sunbaenim. Tapi untung saja semua terbongkar sebelum kita terjebur terlalu
dalam. Setidaknya sekarang kita bisa saling hati-hati, mulai sekarang..."
Taemin dan Minhee
kembali terdiam. Krystal masuk ke dalam basecamp, menjemput Minhee untuk pulang
bersama. Minhee pamit pada Taemin yang masih bertahan duduk membelakanginya.
Taemin menghela
napas usai mendengar pintu basecamp kembali tertutup. Ia bangkit dari duduknya,
menyambar tasnya lalu berjalan keluar basecamp.
***
Setelah kejadian
malam itu Taemin dan Minhee sama-sama membatasi diri. Keduanya hanya mengobrol
dalam dialog drama. Di luar itu sangat jarang bahkan cenderung tak pernah.
Junki yang memperhatikan keduanya merasa iba, namun ia tak berani mengambil
resiko dengan membantu keduanya.
Hari-hari yang
berat bagi Taemin dan Minhee itu akan segera berakhir. Hari yang ditentukan
sebagai hari digelarnya festival sekolah telah tiba. Hari ini club teater akan
menampilkan pertunjukan yang telah mereka siapkan untuk mengisi panggung
festival sekolah.
Tidak hanya wali
murid atau kerabat siswa yang menghadiri festival sekolah. Murid dari sekolah
lain yang telah mendaftar sebelumnya pun terlihat berkeliaran.
Panitia mencatat
peningkatan tajam pengunjung dari sekolah lain yang hadir tahun ini. Mereka
menyimpulkan peningkatan itu dikarenakan keberadaan Red Princess dan Blue Pearl
di sekolah mereka. Apalagi pertunjukan kali ini Red Princess yang ambil bagian
sebagai pemeran utama. Sudah pasti para fans penasaran pada akting Red Princess
yang sebelumnya hanya aktif sebagai orang di belakang layar saja.
Taemin berjalan
dengan angkuh menuju gedung panggung utama. Sesekali ia melirik sekitar dan
menemukan banyak murid dari sekolah lain sudah berkumpul menunggu pertunjukan
dimulai. Rata-rata membawa banner dengan tulisan dukungan untuk Red Princess.
Taemin menyincingkan senyum mencibir melihatnya.
"Ya ampun,
Lee Taemin! Dari mana saja kau hingga baru sampai?" sambut Victoria saat
Taemin tiba di tenda club teater di belakang panggung. "Lekas ganti
bajumu!" menyerahkan kostum milik Taemin lalu kembali sibuk dengan anggota
yang lain.
Taemin mengamati sekeliling tenda. Ia mencari Minhee, namun gadis
itu tak terlihat di sana.
"Bilik gantinya di sana," Amber menunjuk
salah sudut tenda yang tertutup kelambu. "Sebaiknya kau lekas ganti baju
karena kau harus di make up juga."
"Make up??" pekik Taemin.
"Iya. Semua pemain harus di make up agar tak terlihat pucat di atas
panggung. Cepat ganti kostummu!"
Taemin selesai
dengan kostum dan make up-nya. Ia mengamati penampilannya di depan cermin.
Mengenakan kostum pangeran khas abad pertengahan membuat Taemin terlihat
seperti White Prince dari negeri dongeng. Ia tersenyum sendiri. Senyum di
wajahnya sirna dan berganti ekspresi kaget ketika ia melihat bayangain Minhee
dalam cermin.
Minhee tersenyum
dan berjalan mendekati Taemin. "Kostum itu cocok sekali untuk Sunbaenim.
Terlihat seperti pangeran dari negeri dongeng. Blue Pearl pandai sekali memilih
kostum untuk Sunbaenim. Aku harap Sunbaenim tak merasa gugup. Ah, tak mungkin
gugup karena tampil di atas panggung bukan yang pertama bagi Sunbaenim."
suara Minhee terdengar ringan dan ceria.
"Kau terlihat cantik..."
pujian itu keluar begitu saja dari mulut Taemin yang masih menatap kagum Minhee
yang berdiri di depannya.
Minhee yang mengenakan gaun khas abad pertengahan
berwarna merah dengan rambut tergelung rapi itu tersipu. "Terima
kasih."
"White Prince and Red Princess!" Krystal membuat Taemin
dan Minhee kompak menoleh. "They are real!" imbuhnya dengan tangan
masih memegang ponsel membidik Taemin dan Minhee.
"Krystal,
hentikan!" pinta Minhee.
"Tak bisakah kalian sedikit merapat?"
Krystal yang mengenakan jubah hitam lengkap dengan riasan wajah bak penyihir
renta mengabaikan protes Minhee.
Taemin tiba-tiba merangkul Minhee dan
menariknya agar berdiri lebih dekat padanya. Minhee terkejut hingga mengangkat
kepala menatap Taemin.
"Fans kita meminta foto, masa iya kau tak mau
memberikan fans service yang baik untuknya?" Taemin menggerakan kepala
menuding Krystal.
Minhee tersenyum dan menjadi lebih rileks. Krystal
mengabadikan White Prince dan Red Princess dalam beberapa kali jepretan.
Pertunjukan demi
pertunjukan disajikan di atas panggung hingga tiba giliran club teater unjuk
kebolehan. Taemin mondar-mandir di belakang panggung. Ia merasa gugup.
Teriakan fans
yang menyambut Minhee ketika gadis itu naik ke atas panggung untuk memulai
pertunjukan benar-benar membuatnya bergidik.
Minhee yang baru
menuruni panggung menemukan Taemin sedang mondar-mandir dengan wajah cemas. Ia
memiringkan kepala mengamati Taemin. Masa iya pangeran itu gugup? Batin Minhee
yang segera berjalan mendekati Taemin.
"Sunbaenim,
apa semuanya baik-baik saja?" tanya Minhee saat sampai pada Taemin.
Taemin
menghentikan langkahnya dan berdiri berhadapan dengan Minhee. Ia tak bisa
menyembunyikan kegugupannya. "Eng... anu..."
Minhee meletakan telapak
tangan kanannya di dada Taemin membuat pemuda itu terhenyak. Minhee tersenyum
tulus. Senyum yang amat manis.
"Semua akan baik-baik saja, em?" bisik
Minhee menenangkan.
Senyuman tulus yang manis dan bisikan lembut yang diberikan
Minhee membuat rasa gugup yang sebelumnya bergemuruh di dada Taemin perlahan
redam.
Minhee mulai menarik tangannya yang terulur dan menyentuh dada Taemin.
Menyadari hal itu Taemin menarik Minhee dan merengkuh gadis itu dalam
pelukannya.
"Seperti sebelumnya... sebentar saja..." bisik Taemin
dekat di telinga Minhee.
Seolah mendapat
kekuatan baru, Taemin melangkah penuh percaya diri menaiki panggung. Ia
tersenyum manis ketika penonton bersorak menyambutnya. Dengan lancar ia
membawakan perannya di atas pentas. Semangatnya semakin berkobar ketika Minhee
kembali menaiki panggung.
Adegan demi
adegan, dialog, tarian ditampilkan dengan apik dan minus kesalahan oleh seluruh
pelakon drama dari klub teater. Penonton dibuat tertawa oleh adegan lucu yang
disajikan dan ikut berkeluh ketika berganti adegan yang cukup tak menyenangkan.
Mereka terbawa arus drama.
Tampak Minho dan
Kibum duduk berdampingan di kursi penonton. Jaejin ada bersama Jinki dan Luna
yang juga ikut menonton pertunjukan. Junki dan Victoria menonton dari sisi
kanan panggung.
Jantung Taemin
berdetub kencang ketika ia berada dekat di depan Minhee yang diam berakting
menjadi patung. Adegan ini adalah adengan tersulit selama latihan. Ia harus
melakukannya dengan sempurna agar terlihat nyata seolah ia benar-benar mencium
bibir Minhee. Ragu-ragu ia menyentuh wajah Minhee dengan tangan kanannya dan
tangan kirinya mendarat di pundak kanan Minhee. Taemin menundukan kepala dan
menjatuhkan bibirnya di atas bibir Minhee.
Minhee pun dibuat
terkejut karena Taemin benar-benar menciumnya. Namun ia tak boleh menunjukan
kegugupan itu. Saat Taemin berdiri membelakanginya, Minhee berjalan mendekat
dan memeluk pemuda itu dari belakang sebagai rangkaian adegan yang harus mereka
sajikan.
Penonton
bersorak. Histeris. "Lihat! Mereka seperti benar-benar berciuman. Dan
sekarang mereka berpelukan!" komentar seorang gadis yang duduk tepat di
samping kanan Kibum. "Beruntung sekali pemuda itu bisa memeluk Red
Princess," komentar lain terucap dari pemuda yang duduk di belakang Minho.
"Tahun depan aku akan bergabung dengan klub teater. Aku harus di terima di
sekolah ini," komentar pemuda lainnya membuat Kibum dan Minho sama-sama
tersenyum.
Victoria bertepuk
tangan antusias ketika pertunjukan selesai. Ia mengusap air mata yang meluncur
cepat menuruni pipinya. Junki terut bertepuk tangan dengan senyum puas menatap
panggung.
Para pelakon
drama saling bergandegan di atas panggung kemudian membungkukan badan di
hadapan penonton yang segera mendapat sambutan tepuk tangan meriah.
***
"Itu lebih
meriah dari yang aku dapatkan. Ah, aku menyesal memberikan peran itu pada
Minhee. Tapi belum tentu aku bisa berlakon sebaik itu. Hari ini aku benar-benar
bahagia," tutup Krystal penuh semangat mengungkap perasaannya usai
pertunjukan.
"Blue Pearl sangat apik memerankan tokoh Sang Waktu.
Bagaimana suaramu bisa mirip seperti suara nenek-nenek?" komentar salah
satu siswi anggota klub.
"Ah, terima kasih." Krystal tersipu.
"Aku senang juga karena banyak yang meminta foto bersama usai pertunjukan.
Aku merasa ikut terkenal," salah satu siswa anggota klub berseri-seri.
"Kau memang terkenal sekarang. Berbanggalah akan hal itu," Krsytal
menimpali bermaksud membersarkan hati teman seperjuangannya.
"Ini karena
kalian. Lihat! Kita banyak mendapat karangan bunga, kue dan permen dukungan dari
fans kalian," Amber ikut bicara.
"Kebanyakan dari fans Red Princess.
Sepertinya penampilannya di depan layar benar-benar di tunggu ya," satu
siswi anggota klub menimpali.
Semua menatap ke
arah Taemin ketika pemuda itu tiba di basecamp dan turut duduk bergabung di
atas lantai.
"Ya, White
Prince, di mana Minhee?" tanya Krystal.
"Em?? Bukankah ia bersama
kalian?" Taemin balik bertanya.
"Dia yang terakhir tinggal di samping
panggung bersamamu kan?" Amber balik bertanya pada Taemin.
"Sudah tak
ada anggota klub di sana, makanya aku kemari. Akan aku cari dia," Taemin
bangkit dari duduknya.
Bersamaan dengan itu Minhee memasuki basecamp bersama
Victoria dan Junki.
"Ah, itu dia," Krystal menghela napas lega.
"Anak-anak! Aku punya berita bagus!" Victoria dengan wajah berseri.
Taemin kembali duduk di atas lantai bersama anggota klub teater menaruh
perhatian penuh. Sejenak ia mengalihkan pandangan menatap Minhee yang berdiri
di samping Junki. Gadis itu acuh.
"Pertunjukan hari ini sukses besar. Aku
senang sekali. Terima kasih atas kerja keras kalian," Victoria
membungkukan badan. "Aku berniat menggelar pesta khusus untuk kita dan
para penggemar kalian yang beruntung."
"Pesta??" sela Amber.
"Iya. Ini keinginanku sejak lama." Victoria membenarkan.
"Dengan
para penggemar kami??"
"Begini Amber," Victoria mendekat lalu
duduk di atas lantai bergabung dengan anggota klub yang lain, "ada banyak
penggemar klub teater setelah Blue Pearl dan Red Princess bergabung. Aduh maaf,
efek dari pertunjukan hari ini aku jadi merasa sangat tenar. Kalian tahu, saat
kalian meninggalkan panggung, ada banyak murid yang bertanya apa kita tak
membuka pendaftaran anggota baru di klub."
"Itu karena ada dia!"
Krystal menuding Taemin.
"Pokoknya kalian semua membuatku berbunga-bunga hari
ini. Dan aku tak akan sanggup jika hanya sendirian dan harus mengasuh banyak
anak di klub ini. Lalu keinginan lamaku muncul, membuat pesta setelah
pertunjukan sukses digelar. Nah, aku ingin meminta persetujuan kalian untuk
itu. Bagaimana?"
"Maaf, aku tidak bisa mencernanya. Penggemar
kita?" Amber memiringkan kepala dengan menunjukan ekspresi tak paham.
"Akan disediakan beberapa undangan khusus bagi non anggota yang berniat
menghadiri pesta," Minhee memberi penjelasan. "Tapi khusus murid
sekolah ini saja."
"Oh, begitu." Amber mengangguk-anggukan
kepala.
"Lalu jenis pesta seperti apa yang ingin Eonni gelar?" tanya
Krystal.
"Pesta kostum atau pesta topeng," jawab Victoria tersenyum
lebar membuat semua anggota melongo menatapnya.
Anggota klub
teater meninggalkan basecamp dengan wajah berseri. Mereka tak perlu khawatir
lagi soal kostum apa yang akan mereka gunakan untuk datang ke pesta karena
Minhee telah memberi mereka kesempatan gratis untuk memilih kostum di tempat
persewaan miliknya.
Taemin tersenyum
melihat bagaimana ekspresi teman-temannya ketika meninggalkan basecamp.
"Kau bisa
tahan kan? Sampai pesta usai?" tanya Amber.
"Victoria Nuna membuatnya
untuk kita, jika aku pergi itu akan melukainya," Taemin meyakinkan bahwa
ia kan tinggal di klub teater sampai pesta selesai digelar.
"Baguslah.
Terima kasih," Amber menepuk bahu Taemin lalu pergi.
Minhee dan
Krystal keluar bersama. Minhee menunduk dan tersenyum pada Taemin sedang
Krystal bersikap acuh. Keduanya berjalan meninggalkan basecamp. Victoria
muncul, berlari kecil mengejar Krsytal dan Minhee. Rupanya ia tak menyadari
keberadaan Taemin yang berdiri di dekat pintu basecamp dan tersenyum sembari
menggeleng pelan melihat tingkahnya.
"Ini akan
jadi kesempatan terakhirmu," Junki yang terakhir keluar basecamp.
Taemin
membalikan badan. "Oh, Hyung."
"Aku melihatmu memeluknya di
belakang panggung. Semoga hanya aku."
"Aku sangat gugup dan
memeluknya membuatku tenang."
"Kau benar-benar jatuh hati
padanya?"
"Iya. Tapi aku tahu bagaimana posisi kami. Seteleh pesta
usai, semua akan kembali normal."
"Aku percaya padamu." Junki
menepuk pelan pundak Taemin sebelum pergi.
"Huft..." Taemin menghela
napas lalu menyusul langkah Junki.
***
Taemin menatap
sang Ibu dengan datar. Ia tak tahu jika ketenaran Red Princess akan membawa
berita tentang pertunjukannya di sekolah begitu cepat sampai ke telinga Nyonya
Lee.
Junki yang juga
berada di sana sudah memberi penjelasan, namun sepertinya Nyonya Lee tak puas.
Ia menuntut Taemin untuk memberi penjelasan. Terlebih tentang foto Taemin
sedang memeluk Minhee di belakang panggung.
"Aku memang
jatuh cinta pada pandangan pertama pada Choi Minhee dan aku memeluknya karena
aku merasa gugup. Itu membuatku tenang. Maafkan aku, Eomma." Taemin
menutup penjelasannya.
"Maaf??" Nyonya Lee tak puas dengan penjelasan
dan permintaan maaf Taemin.
"Setelah pesta usai, semua akan selesai.
Maafkan aku Eomma karena membuatmu kecewa."
"Hah... aku harap kau
menepati ucapanmu."
Ayah Minhee pun
telah mengetahui perihal peran yang di peroleh putrinya di teater sekolah. Ia
syok mendapati putrinya harus beradu akting dengan putra keluarga Lee yang
sudah lama bermusuhan dengannya. Ia pun mendapat foto yang sama dengan yang di
dapat Nyonya Lee. Foto Taemin dan Minhee berpelukan di belakang panggung.
"Aku
melakukannya hanya untuk menenangkannya. Appa tak perlu khawatir tentang foto
itu," Minhee berusaha menenangkan sang Ayah.
"Jika semua teman
lelakimu merasa gugup di awal pertunjukan mereka, apa kau juga akan memeluk
mereka?!"
"Jika itu bisa menenangkan mereka, tentu saja aku akan
melakukannya."
"Choi Minhee!!"
"Appa, itu pertunjukanku.
Aku yang menulis naskahnya, menulis dialognya, memilih musiknya dan aku yang
menjadi pemeran utamanya. Aku tak mau pertunjukan perdanaku kacau hanya
gara-gara lawan mainku terlalu gugup. Ayolah, Appa. Jangan bersikap
kekanak-kanakan begini."
"Jika begini, aku pikir lebih baik kau jatuh
hati pada Kim Kibum itu daripada..."
"Sudah, Appa." potong
Minhee. "Aku lelah sekali hari ini. Dan aku sangat rindu pada Eonni. Aku
akan menenangkan diri di kamarnya," Minhee bangkit dari duduknya.
"Maafkan aku, Appa..." bisiknya ketika melewati Tuan Choi.
Minhee sampai di
kamar mendiang sang kakak. Ia menjatuhkan tubuh lelahnya di atas kasur, diam
menatap langit-langit kamar. Ponselnya berdering tanda pesan masuk dalam Kakao
Talk. Ia meraihnya dengan malas dan membukanya.
"Gorgeous!
Both of you look like a real prince and princess! I love it much!" Tulis
Krystal menyertai foto yang ia kirim.
Minhee tersenyum
getir melihat foto dirinya bersama Taemin yang baru saja dikirim Krystal. Senyum
Taemin yang tulus terlihat begitu manis di mata Minhee. Ia terlihat semakin
tampan dengan senyum di wajahnya. Minhee melemparkan ponselnya dan
menenggelamkan wajah ke dalam bantal.
------- TBC
--------
.shytUrtle.
0 comments