The White Prince and The Red Princess Part #4
06:19
The White Prince and The Red Princess.
* Cast:
- Lee Taemin SHINee as White Prince
- Choi Min Hee (reader) as Red Princess
- All SHINee and f(x) members.
Cinta adalah berat dan ringan, terang dan gelap, panas dan dingin, sakit dan senang, terbangun dan terjaga. Cinta adalah semuanya, kecuali apa arti dia yang sesungguhnya. - William Shakespeare, Romeo and Juliet.
* Cast:
- Lee Taemin SHINee as White Prince
- Choi Min Hee (reader) as Red Princess
- All SHINee and f(x) members.
Cinta adalah berat dan ringan, terang dan gelap, panas dan dingin, sakit dan senang, terbangun dan terjaga. Cinta adalah semuanya, kecuali apa arti dia yang sesungguhnya. - William Shakespeare, Romeo and Juliet.
Part #4
Taemin dan Jinki mengantar Minhee dan Krystal ke taman tempat kemaren mereka bertemu Kibum. Sebenarnya Taemin ingin mengantar sampai rumah Minhee, tapi gadis itu menolak.
"Terima kasih atas bantuan kalian." Krystal mengucap terima kasih dengan nada cepat seperti bagaimana ia biasa bicara pada Taemin.
"Krystal," tegur Minhee. "Maafkan Krystal-ku ini. Gaya bicaranya memang seperti itu."
"Makanya dia terkenal ketus!" sahut Taemin membuat Krystal menatapnya tajam dan Minhee tersenyum.
"Terima kasih atas bantuan Sunbaenim berdua." Minhee membungkukan badan.
"Nah, yang begini enak dilihat juga didengar." puji Taemin dengan senyum lebar menatap Minhee.
"Ya, Murid Terhukum! Ingat! Mulai besok kita akan berlatih dialog dan adegan, jadi sebaiknya malam ini kau belajar bagaimana berdialog dan berakting yang baik!" Krystal menggandeng tangan Minhee dan menuntunnya pergi.
"Blue Pearl itu mengerikan juga ya?" Jinki bergidik.
Taemin menyincingkan senyum. "Minhee-ku? Krystal-ku? Apa para gadis selalu begitu?" ucapnya sambil merangkul Jinki. "Jinki-ya, bantu aku malam ini."
"Ne??" Jinki menoleh, menatap Taemin dengan heran.
"Aku ingin tahu lebih banyak tentang siapa itu Red Princess. Jadi tunjukan padaku apa saja yang kau tahu. Ayo!" Taemin masih merangkul Jinki dan mengajaknya pergi.
***
Krystal menggigit bibir bawahnya, wajahnya menunjukan ekspresi khawatir. Saat ia sampai di kediaman Minhee, bukan hanya Minho yang menyambutnya tapi ada Tuan Choi juga yang menunggu di ruang tamu. Walau sudah memberikan penjelasan kenapa Minhee pulang telat, Krystal tetap merasa khawatir karena Tuan Choi bersikap dingin menanggapinya.
"Ada apa dengan ekspresimu itu, Krystal? Aku percaya pada apa yang kau katakan bahwa dua hari ini kalian sibuk mempersiapkan pertunjukan dan pernikahan kakak perempuan Kim Kibum. Aku tahu kau tidak pernah berbohong padaku, tapi yang aku sesalkan kenapa kalian baru mengatakannya sekarang? Tentang pernikahan kakak perempuan Kim Kibum. Dia adalah guru privat kalian, bagaimana aku bisa diam ketika satu-satunya saudara yang ia miliki menikah?" tutur Tuan Choi panjang lebar usai menyadari bagaimana ekspresi Krystal.
"Aboji masih bisa mengirimkan hadiah untuk mempelai kan? Kami memilih diam karena kami takut Aboji akan marah jika tahu kami membantu pernikahan Kim Bomi Eonni." Minhee gantian bicara memberi alasan.
"Hmm, baiklah. Minho, antar Krystal pulang lalu kirim beberapa bingkisan untuk Kim Bomi." perintah Tuan Choi pada Minho.
"Ajushi! Boleh aku menemani Minho Oppa memilih bingkisan dan mengantarnya? Aku khawatir Ajushi hanya basa-basi saja untuk menyenangkan hati kami." canda Krystal membuat tawa Tuan Choi pecah.
"Hahaha. Inilah Blue Pearl yang aku kenal. Ya ya, Minho pergilah bersama Krystal untuk membeli hadiah untuk Kim Bomi."
"Ne!" Minho pamit pergi. Krystal melambaikan tangan pada Minhee dan menyusul Minho.
Minhee membalas senyum lalu berjalan menuju tangga.
"Minhee-ya," panggil Tuan Choi menghentikan langkah Minhee. "Antara kau dan Kim Kibum, hubungan kalian normal saja kan? Hanya sebatas guru dan murid?"
"Em!" Minhee menganggukan kepala.
"Hah... baiklah. Sebaiknya kau istirahat sekarang."
Minhee mengangguk dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
***
Minhee melewati kamarnya dan menuju kamar yang berada di ujung lantai dua.
"Annyeong Eonni, aku pulang!" kata Minhee saat membuka pintu kamar dan memasukinya. "Oh! Belum dinyalakan ya?" ia bergegas menuju meja--yang lebih pantas disebut sebagai altar- dan segera menyalakan satu biji dupa beraroma Lotus.
Senyum manis terkembang di wajah Minhee ketika menatap foto gadis cantik yang terpajang di atas meja tepat di belakang dupa yang menyala. Harum semerbak aroma bunga Lotus mulai memenuhi kamar bernuansa pastel itu.
"Hari ini aku menjadi pengiring mempelai wanita. Pernikahannya berlangsung khidmat. Kau benar Eonni, hubungan yang didasari oleh rasa suka sama suka dan cinta itu terlihat lebih manis. Tadi aku merasa merinding setiap kali melihat Kim Bomi Eonni dan suaminya. Aku membayangkan apakah demikian pernikahan yang Eonni jalani tiga tahun yang lalu?" Minhee berbicara pada foto gadis cantik yang terpajang di atas meja di belakang dupa yang menyala. "Eonni jangan hanya diam saja mengawasi aku dari sana. Tolong katakan pada Tuhan agar menciptakan kisah cinta yang romantis pula untukku. Kisah cinta yang akan dikenang banyak orang, seperti kisah cintamu Eonni. Tapi bisakah kisah cintaku kelak tak begitu rumit dan tak berakhir tragis?"
***
"Yang aku dengar, ia membutuhkan kecupan dari lelaki yang mencintainya setulus hati untuk bisa terlepas dari kutukan itu. Iya, sebuah kecupan." Krystal dengan suara menyerupai nenek-nenek berbicara lirih, sedikit berbisik sambil berjalan mengitari Taemin yang berdiri tepat di hadapan Minhee yang berdiri diam bak patung.
"Se-sebuah kecupan?" Taemin terbata.
"Ya! Murid Terhukum!" suara Krystal kembali normal. "Bukan begitu dialognya! Semalam kau tidak mempelajarinya ya?!"
"Krystal," tegur Minhee. "Ini pengalaman pertama baginya. Maklumilah."
"Bukankah kemaren aku sudah bilang kalau hari ini tidak hanya latihan dialog tapi juga adegannya. Begini, aku suka bagaimana ekspresimu itu Murid Terhukum, tapi jangan sampai karena terlalu serius berakting kau sampai lupa dialognya!"
"Maaf," kata Taemin lirih. "Lalu, apakah aku harus benar-benar menciumnya?" sambil menuding Minhee.
"Jika aku mengatakan iya, apa kau bersedia melakukannya?"
Taemin melotot mendengar ungkapan Krystal. "Aku..."
"Sunbaenim tahu bagaimana trik agar kita terlihat seperti benar berciuman kan?" sela Minhee. "Seperti ini," ia mempraktekannya dengan mencium Krystal. Minhee mencium bagian bawah pipi mendekati bibir Krystal.
Taemin makin terbelalak melihat Minhee tak canggung mencium Krystal di depan umum seperti itu. "Jangan-jangan benar gosip itu. Mereka lesbian," batinnya. "Ah, tidak mungkin!" sambil menggelengkan kepala keras-keras.
Victoria tersenyum melihat bagaimana Minhee dan Krystal bekerja sama mengajari Taemin berakting. Disaat yang sama Junki datang menghampiri Victoria.
"Oh, Sonsaengnim!" Victoria segera memberi salam.
"Bagaimana latihannya?" Junki turut memperhatikan jalannya latihan. "Dia masih suka membuat masalah?"
"Begitulah. Tapi Minhee dan Krystal bisa mengatasinya. Sonsaengnim bisa melihatnya sendiri kan?"
"Maaf merepotkanmu."
"Karena ada Minhee dan Krystal tugasku jadi tak begitu berat. Lee Taemin itu hanya mau belajar pada Minhee, sesuai perintah Sonsaengnim."
"Mempertemukan White Prince dengan Red Princess bukan ide buruk ya ternyata."
"Oh! Sonsaengnim!" Krystal yang baru menyadari kehadiran Junki menghambur mendekati Junki. Minhee dan Taemin menyusul di belakangnya.
"Terima kasih untuk kerja keras kalian." sambut Junki.
"Terima kasih juga telah mengirim Murid Terhukum ini kepada kami," Krystal melirik Taemin. "Aku jadi bisa belajar untuk jadi lebih sabar."
Tawa Junki pecah mendengar ungkapan Krystal.
Seorang pengantar makanan masuk dan membawa ayam goreng untuk anak-anak klub teater.
"Wah, siapa yang traktir?" tanya Amber sambil menerima dua kardus besar berisi ayam goreng panas.
"Aku!" jawab Taemin. "Aku dengar anak klub teater suka makan ayam goreng," Taemin melirik Minhee, "jadi aku pesan ayam goreng untuk kita makan bersama-sama. Kalian suka pedas kan? Ayo, kita makan!" sambil duduk bersila di lantai dan tersenyum pada Minhee.
"Ayam goreng makanan favorit Red Princess," kata Krystal sembari duduk bersama Minhee bergabung dalam lingkaran para anggota. "Jangan-jangan semalam kau tidak menghafal dialog tapi berburu segala sesuatu tentang Red Princess."
"Bukankah kau yang memintaku untuk lebih banyak tahu tentang Red Princess?" balas Taemin. "Aku melakukannya dengan baik kan?"
"Ish!" Krystal mencibir dan Taemin tersenyum penuh kemenangan.
***
Semakin hari Taemin semakin nyaman berada di antara anggota klub teater. Tak hanya berlatih, ia juga membantu anggota untuk membuat perlengkapan pertunjukan. Omelan Krystal lama-lama terdengar biasa di telinganya. Minhee juga menjadi lebih banyak mengajaknya ngobrol di kala luang.
"Jadi Kim Kibum itu guru les privatmu ya? Tadinya aku pikir dia pacarmu," Taemin memulai obrolan saat ia hanya ada bersama Minhee di salah satu sudut basecamp untuk mengerjakan kostum.
"Kau seperti Aboji saja. Kibum Oppa adalah figur oppa yang baik. Itu saja. Hubungan kami normal saja kok."
"Ayahmu juga curiga kau pacaran dengan Kim Kibum? Wah, berarti dugaanku benar. Keakraban kalian itu patut dipertanyakan."
"Hey! Ada Krystal juga di antara kami."
"Oh, jangan-jangan gosip lesbian itu benar. Wah... wah..."
"Sudah sejauh itu ya? Mencari informasi tentang kami?"
"Tentangmu saja, bukan kami."
"Tapi di mana ada Red Princess, di situ pula Blue Pearl berada."
"Eum, benar juga. Bahkan saat ini kalian jadi model iklan untuk tema back to school kan?"
"Krystal mau menerima tawaran iklan itu jika aku ikut. Mereka setuju, aku tak bisa menolaknya. Aku tak mau Krystal kehilangan kesempatan itu."
"Toh kalian memang terlihat baik bersama. Jadi jika aku ingin berpacaran denganmu, apa aku harus memacari Krystal juga?"
Minhee terkejut. Ia menghentikan gerakan tangannya dari menjahit kostum, mengangkat kepala menatap Taemin.
Taemin tersenyum geli melihat ekspresi Minhee. "Aku bercanda. Wah, ekspresimu itu... apa kau mulai menyukaiku?"
Minhee tersenyum dan kembali menjahit kostum di tangannya.
"Minhee-ya, apa pesonaku sama sekali tak bekerja padamu? Dari awal bertemu kau sangat dingin padaku. Kau ini lesbian atau benar suka pada Kim Kibum sih? Atau kau sudah punya pacar? Maksudku pria lain."
Minhee kembali menghentikan gerak tangannya dan menatap Taemin. "Sunbaenim sangat mempesona, semua gadis tahu itu. Tapi untuk menjadi suka pada seseorang tidak hanya butuh pesona saja kan? Jujur sampai saat ini aku masih bertanya-tanya apakah benar Sunbaenim menyukai aku. Apa yang Sunbaenim sukai dariku? Atau jangan-jangan Sunbaenim hanya penasaran padaku karena sikap datarku. Aku masih mencari jawaban tentang itu semua."
Taemin tersenyum manis. "Syukurlah. Aku lega karena dibalik sikap datarmu itu, kau masih memberi sedikit perhatian padaku. Kau ingat apa yang terjadi di gereja saat kita mempersiapkan pesta pernikahan Kim Bomi Nuna? Debaran jantung yang seperti itu baru pertama kali aku rasakan saat aku berada dekat denganmu. Terserah kau percaya atau tidak, tapi itu pertama kalinya aku merasa tertarik dan menyukai seorang gadis. Aku pun terus bertanya pada diriku sendiri, ini hanya rasa penasaran atau rasa suka yang sebenarnya. Kalau begitu mari kita sama-sama mencari jawabannya. Biarkan sang waktu yang menuntun kita pada kebenaran karena dialah wujud tangan Tuhan yang menyampaikan keajaiban-Nya."
Minhee tersenyum mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Taemin. Ia sering menggunakan kalimat itu untuk mengakhiri tulisan-tulisan dalam blog pribadinya.
Taemin membalas senyum. "Aku akan menunggu." tutupnya.
***
"Karena ini surga kita. Di sini kita bak putri dari kerajaan yang kita bangun sendiri. Kau paham kan? Itu kenapa aku menolak untuk bergabung dalam klub dance juga musik. Di sana banyak saingannya."
"Tapi kau berbakat."
"Hey! Aku tak akan meninggalkan Red Princess-ku ini sendirian. Aku mau bergabung jika kau juga bergabung. Bagaimana?"
"Aku tak begitu baik dalam menari."
"Nah, aku pun sama."
Taemin tersenyum sendiri bertahan menguping obrolan Krystal dan Minhee yang tak menyadari kehadirannya di basecamp. Ia berharap kedua gadis itu membahas tentang dirinya. Berharap Minhee mengutarakan apa pun tentangnya. Sikap Minhee cukup membuat Taemin yakin jika gadis itu sebenarnya juga menyukainya walau tak pernah mengakui secara lisan.
"Jadi Ajushi masih suka bertanya tentang hubunganmu dengan Kibum Oppa?" Krystal kembali bicara. Taemin mengerutkan dahi mendengar nama Kibum disebut.
"Ne. Saat kau pulang usai kita menghadiri prosesi pernikahan Bomi Eonni, Aboji juga kembali menanyakan tentang hal itu. Hubunganmu dengan Kim Kibum adalah hubungan yang sewajarnya saja kan? Hanya sebatas guru dan murid saja? Lama-lama aku takut Aboji akan memecat Kibum Oppa. Aku tidak mau guru privat lain."
"Pasti kecurigaan Ajushi semakin menjadi karena belakangan ini aku jarang mengikuti les."
"Ne. Semalam Aboji bertahan di perpustakaan dengan alasan ingin membaca beberapa buku. Itu hanya alasan untuk mengawasi kami. Apa yang harus aku lakukan?"
Ekspresi Taemin yang sebelumnya berseri-seri berubah merengut. Ia curiga Minhee menyukai Kibum akan tetapi ayahnya tak merestui itu. Atau Minhee dan Kibum sudah menjalin hubungan lebih dari sekedar guru privat dan murid yang tak restui sang ayah.
"Rasa khawatir Ajushi berlebihan. Padahal aku juga sudah memberi penjelasan. Kalau sampai Kibum Oppa dipecat, aku akan demo di depan kantor Ajushi." ancam Krystal.
"Kau serius?"
"Ne! Kibum Oppa pemuda yang baik. Bertanggung jawab dalam tugasnya dan tak pernah memanfaatkan kita. Zaman sekarang susah lho mencari guru privat sebaik itu. Kesannya konyol juga jika Ajushi tiba-tiba memecat Kibum Oppa tanpa alasan. Oppa tak pernah berbuat salah selama mengajar kan? Masa iya Ajushi akan beralasan aku khawatir anakku jatuh hati padamu karenanya sebaiknya kau berhenti sekarang dan pergi jauh-jauh dari anakkku. Aih, memangnya anak gadisnya tipe mudah jatuh hati apa?"
Minhee dan Taemin sama-sama tersenyum mendengar ocehan Krystal.
"Kalau dipikir-pikir kau itu sama paranoidnya dengan Ajushi. Kau takut Ajushi memecat Kibum Oppa karena kecurigaannya yang cukup berdasar karena melihat kau begitu dekat dan baik pada Kibum Oppa, sedang Ajushi takut kau jatuh hati pada Kibum Oppa dan mengulang kelamnya peristiwa tiga tahun yang lalu."
Suasana berubah hening usai Krystal mengutarakan pendapatnya. Minhee tak bersuara menanggapi ocehan Krystal seperti sebelumnya. Dalam persembunyianya bibir Taemin bergerak tanpa mengeluarkan suara mengulang kata 'dan mengulang kelamnya peristiwa tiga tahun yang lalu' yang di ungkapkan Krystal.
"Oh my dear! Maafkan aku. Aku tak bermaksud mengungkit luka itu," terdengar Krystal meminta maaf pada Minhee. "Aku hanya mengutarakan analisisku saja. Tolong maafkan aku."
"It's ok! Memang bisa ditebak jika itu adalah dasar kekhawatiran Aboji."
"Sekarang jujur padaku, sebenarnya kau suka Kibum Oppa apa tidak? Ayo jawab jujur. Jangan buat aku menaruh kecurigaan yang sama dengan Ajushi."
"Awalnya iya."
Deg!
Jantung Taemin terasa mau lepas karena berdetub kencang sepersekian detik mendengar pengakuan jujur Minhee.
"Oh my God! Jadi benar kau sempat menyukainya? Kenapa dia? Di SMP dulu banyak pemuda keren yang menyukaimu kan?"
"Kau sendiri kenapa menyukai Minho Oppa sedang banyak pemuda yang juga menyukaimu?"
"Itu... ah, Minhee..." suara Krystal terdengar manja.
"Aku pun tak tahu kenapa. Tapi... aku cukup tahu diri dan hanya berani memendam rasa suka itu."
Taemin menjatuhkan punggungnya menimpa tembok mendengar pengakuan jujur Minhee tentang perasaannya pada Kibum.
"Walau bersedia memanggilku tanpa sebutan 'Nona', tapi Kibum Oppa tetap memperlakukan aku sebagai 'Nona' baginya. Aku majikan dan dia bawahan. Kadang aku jadi salah mengartikan jika tiba-tiba muncul kekakuan di antara kami saat kau tak ada. Apakah Kibum Oppa juga mempunyai perasaan yang sama denganku namun hanya bisa memendamnya saja?" imbuh Minhee membuat Taemin semakin merasakan sakit.
"Kadang aku juga berpikir demikian melihat dari bagaimana ia bersikap padamu. Minhee-ku sayang, kenapa harus begini rumit?"
"Tapi tak mengapa. Begini juga lebih baik. Setidaknya aku masih bisa berada dekat dengannya."
Taemin menegakan tubuhnya dan berjalan menuju pintu, membukanya dan menutupnya dengan keras usai ia keluar dari basecamp membuat Minhee dan Krystal terkejut mendengar suara pintu dibanting.
------- TBC --------
.shytUrtle.
Taemin dan Jinki mengantar Minhee dan Krystal ke taman tempat kemaren mereka bertemu Kibum. Sebenarnya Taemin ingin mengantar sampai rumah Minhee, tapi gadis itu menolak.
"Terima kasih atas bantuan kalian." Krystal mengucap terima kasih dengan nada cepat seperti bagaimana ia biasa bicara pada Taemin.
"Krystal," tegur Minhee. "Maafkan Krystal-ku ini. Gaya bicaranya memang seperti itu."
"Makanya dia terkenal ketus!" sahut Taemin membuat Krystal menatapnya tajam dan Minhee tersenyum.
"Terima kasih atas bantuan Sunbaenim berdua." Minhee membungkukan badan.
"Nah, yang begini enak dilihat juga didengar." puji Taemin dengan senyum lebar menatap Minhee.
"Ya, Murid Terhukum! Ingat! Mulai besok kita akan berlatih dialog dan adegan, jadi sebaiknya malam ini kau belajar bagaimana berdialog dan berakting yang baik!" Krystal menggandeng tangan Minhee dan menuntunnya pergi.
"Blue Pearl itu mengerikan juga ya?" Jinki bergidik.
Taemin menyincingkan senyum. "Minhee-ku? Krystal-ku? Apa para gadis selalu begitu?" ucapnya sambil merangkul Jinki. "Jinki-ya, bantu aku malam ini."
"Ne??" Jinki menoleh, menatap Taemin dengan heran.
"Aku ingin tahu lebih banyak tentang siapa itu Red Princess. Jadi tunjukan padaku apa saja yang kau tahu. Ayo!" Taemin masih merangkul Jinki dan mengajaknya pergi.
***
Krystal menggigit bibir bawahnya, wajahnya menunjukan ekspresi khawatir. Saat ia sampai di kediaman Minhee, bukan hanya Minho yang menyambutnya tapi ada Tuan Choi juga yang menunggu di ruang tamu. Walau sudah memberikan penjelasan kenapa Minhee pulang telat, Krystal tetap merasa khawatir karena Tuan Choi bersikap dingin menanggapinya.
"Ada apa dengan ekspresimu itu, Krystal? Aku percaya pada apa yang kau katakan bahwa dua hari ini kalian sibuk mempersiapkan pertunjukan dan pernikahan kakak perempuan Kim Kibum. Aku tahu kau tidak pernah berbohong padaku, tapi yang aku sesalkan kenapa kalian baru mengatakannya sekarang? Tentang pernikahan kakak perempuan Kim Kibum. Dia adalah guru privat kalian, bagaimana aku bisa diam ketika satu-satunya saudara yang ia miliki menikah?" tutur Tuan Choi panjang lebar usai menyadari bagaimana ekspresi Krystal.
"Aboji masih bisa mengirimkan hadiah untuk mempelai kan? Kami memilih diam karena kami takut Aboji akan marah jika tahu kami membantu pernikahan Kim Bomi Eonni." Minhee gantian bicara memberi alasan.
"Hmm, baiklah. Minho, antar Krystal pulang lalu kirim beberapa bingkisan untuk Kim Bomi." perintah Tuan Choi pada Minho.
"Ajushi! Boleh aku menemani Minho Oppa memilih bingkisan dan mengantarnya? Aku khawatir Ajushi hanya basa-basi saja untuk menyenangkan hati kami." canda Krystal membuat tawa Tuan Choi pecah.
"Hahaha. Inilah Blue Pearl yang aku kenal. Ya ya, Minho pergilah bersama Krystal untuk membeli hadiah untuk Kim Bomi."
"Ne!" Minho pamit pergi. Krystal melambaikan tangan pada Minhee dan menyusul Minho.
Minhee membalas senyum lalu berjalan menuju tangga.
"Minhee-ya," panggil Tuan Choi menghentikan langkah Minhee. "Antara kau dan Kim Kibum, hubungan kalian normal saja kan? Hanya sebatas guru dan murid?"
"Em!" Minhee menganggukan kepala.
"Hah... baiklah. Sebaiknya kau istirahat sekarang."
Minhee mengangguk dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
***
Minhee melewati kamarnya dan menuju kamar yang berada di ujung lantai dua.
"Annyeong Eonni, aku pulang!" kata Minhee saat membuka pintu kamar dan memasukinya. "Oh! Belum dinyalakan ya?" ia bergegas menuju meja--yang lebih pantas disebut sebagai altar- dan segera menyalakan satu biji dupa beraroma Lotus.
Senyum manis terkembang di wajah Minhee ketika menatap foto gadis cantik yang terpajang di atas meja tepat di belakang dupa yang menyala. Harum semerbak aroma bunga Lotus mulai memenuhi kamar bernuansa pastel itu.
"Hari ini aku menjadi pengiring mempelai wanita. Pernikahannya berlangsung khidmat. Kau benar Eonni, hubungan yang didasari oleh rasa suka sama suka dan cinta itu terlihat lebih manis. Tadi aku merasa merinding setiap kali melihat Kim Bomi Eonni dan suaminya. Aku membayangkan apakah demikian pernikahan yang Eonni jalani tiga tahun yang lalu?" Minhee berbicara pada foto gadis cantik yang terpajang di atas meja di belakang dupa yang menyala. "Eonni jangan hanya diam saja mengawasi aku dari sana. Tolong katakan pada Tuhan agar menciptakan kisah cinta yang romantis pula untukku. Kisah cinta yang akan dikenang banyak orang, seperti kisah cintamu Eonni. Tapi bisakah kisah cintaku kelak tak begitu rumit dan tak berakhir tragis?"
***
"Yang aku dengar, ia membutuhkan kecupan dari lelaki yang mencintainya setulus hati untuk bisa terlepas dari kutukan itu. Iya, sebuah kecupan." Krystal dengan suara menyerupai nenek-nenek berbicara lirih, sedikit berbisik sambil berjalan mengitari Taemin yang berdiri tepat di hadapan Minhee yang berdiri diam bak patung.
"Se-sebuah kecupan?" Taemin terbata.
"Ya! Murid Terhukum!" suara Krystal kembali normal. "Bukan begitu dialognya! Semalam kau tidak mempelajarinya ya?!"
"Krystal," tegur Minhee. "Ini pengalaman pertama baginya. Maklumilah."
"Bukankah kemaren aku sudah bilang kalau hari ini tidak hanya latihan dialog tapi juga adegannya. Begini, aku suka bagaimana ekspresimu itu Murid Terhukum, tapi jangan sampai karena terlalu serius berakting kau sampai lupa dialognya!"
"Maaf," kata Taemin lirih. "Lalu, apakah aku harus benar-benar menciumnya?" sambil menuding Minhee.
"Jika aku mengatakan iya, apa kau bersedia melakukannya?"
Taemin melotot mendengar ungkapan Krystal. "Aku..."
"Sunbaenim tahu bagaimana trik agar kita terlihat seperti benar berciuman kan?" sela Minhee. "Seperti ini," ia mempraktekannya dengan mencium Krystal. Minhee mencium bagian bawah pipi mendekati bibir Krystal.
Taemin makin terbelalak melihat Minhee tak canggung mencium Krystal di depan umum seperti itu. "Jangan-jangan benar gosip itu. Mereka lesbian," batinnya. "Ah, tidak mungkin!" sambil menggelengkan kepala keras-keras.
Victoria tersenyum melihat bagaimana Minhee dan Krystal bekerja sama mengajari Taemin berakting. Disaat yang sama Junki datang menghampiri Victoria.
"Oh, Sonsaengnim!" Victoria segera memberi salam.
"Bagaimana latihannya?" Junki turut memperhatikan jalannya latihan. "Dia masih suka membuat masalah?"
"Begitulah. Tapi Minhee dan Krystal bisa mengatasinya. Sonsaengnim bisa melihatnya sendiri kan?"
"Maaf merepotkanmu."
"Karena ada Minhee dan Krystal tugasku jadi tak begitu berat. Lee Taemin itu hanya mau belajar pada Minhee, sesuai perintah Sonsaengnim."
"Mempertemukan White Prince dengan Red Princess bukan ide buruk ya ternyata."
"Oh! Sonsaengnim!" Krystal yang baru menyadari kehadiran Junki menghambur mendekati Junki. Minhee dan Taemin menyusul di belakangnya.
"Terima kasih untuk kerja keras kalian." sambut Junki.
"Terima kasih juga telah mengirim Murid Terhukum ini kepada kami," Krystal melirik Taemin. "Aku jadi bisa belajar untuk jadi lebih sabar."
Tawa Junki pecah mendengar ungkapan Krystal.
Seorang pengantar makanan masuk dan membawa ayam goreng untuk anak-anak klub teater.
"Wah, siapa yang traktir?" tanya Amber sambil menerima dua kardus besar berisi ayam goreng panas.
"Aku!" jawab Taemin. "Aku dengar anak klub teater suka makan ayam goreng," Taemin melirik Minhee, "jadi aku pesan ayam goreng untuk kita makan bersama-sama. Kalian suka pedas kan? Ayo, kita makan!" sambil duduk bersila di lantai dan tersenyum pada Minhee.
"Ayam goreng makanan favorit Red Princess," kata Krystal sembari duduk bersama Minhee bergabung dalam lingkaran para anggota. "Jangan-jangan semalam kau tidak menghafal dialog tapi berburu segala sesuatu tentang Red Princess."
"Bukankah kau yang memintaku untuk lebih banyak tahu tentang Red Princess?" balas Taemin. "Aku melakukannya dengan baik kan?"
"Ish!" Krystal mencibir dan Taemin tersenyum penuh kemenangan.
***
Semakin hari Taemin semakin nyaman berada di antara anggota klub teater. Tak hanya berlatih, ia juga membantu anggota untuk membuat perlengkapan pertunjukan. Omelan Krystal lama-lama terdengar biasa di telinganya. Minhee juga menjadi lebih banyak mengajaknya ngobrol di kala luang.
"Jadi Kim Kibum itu guru les privatmu ya? Tadinya aku pikir dia pacarmu," Taemin memulai obrolan saat ia hanya ada bersama Minhee di salah satu sudut basecamp untuk mengerjakan kostum.
"Kau seperti Aboji saja. Kibum Oppa adalah figur oppa yang baik. Itu saja. Hubungan kami normal saja kok."
"Ayahmu juga curiga kau pacaran dengan Kim Kibum? Wah, berarti dugaanku benar. Keakraban kalian itu patut dipertanyakan."
"Hey! Ada Krystal juga di antara kami."
"Oh, jangan-jangan gosip lesbian itu benar. Wah... wah..."
"Sudah sejauh itu ya? Mencari informasi tentang kami?"
"Tentangmu saja, bukan kami."
"Tapi di mana ada Red Princess, di situ pula Blue Pearl berada."
"Eum, benar juga. Bahkan saat ini kalian jadi model iklan untuk tema back to school kan?"
"Krystal mau menerima tawaran iklan itu jika aku ikut. Mereka setuju, aku tak bisa menolaknya. Aku tak mau Krystal kehilangan kesempatan itu."
"Toh kalian memang terlihat baik bersama. Jadi jika aku ingin berpacaran denganmu, apa aku harus memacari Krystal juga?"
Minhee terkejut. Ia menghentikan gerakan tangannya dari menjahit kostum, mengangkat kepala menatap Taemin.
Taemin tersenyum geli melihat ekspresi Minhee. "Aku bercanda. Wah, ekspresimu itu... apa kau mulai menyukaiku?"
Minhee tersenyum dan kembali menjahit kostum di tangannya.
"Minhee-ya, apa pesonaku sama sekali tak bekerja padamu? Dari awal bertemu kau sangat dingin padaku. Kau ini lesbian atau benar suka pada Kim Kibum sih? Atau kau sudah punya pacar? Maksudku pria lain."
Minhee kembali menghentikan gerak tangannya dan menatap Taemin. "Sunbaenim sangat mempesona, semua gadis tahu itu. Tapi untuk menjadi suka pada seseorang tidak hanya butuh pesona saja kan? Jujur sampai saat ini aku masih bertanya-tanya apakah benar Sunbaenim menyukai aku. Apa yang Sunbaenim sukai dariku? Atau jangan-jangan Sunbaenim hanya penasaran padaku karena sikap datarku. Aku masih mencari jawaban tentang itu semua."
Taemin tersenyum manis. "Syukurlah. Aku lega karena dibalik sikap datarmu itu, kau masih memberi sedikit perhatian padaku. Kau ingat apa yang terjadi di gereja saat kita mempersiapkan pesta pernikahan Kim Bomi Nuna? Debaran jantung yang seperti itu baru pertama kali aku rasakan saat aku berada dekat denganmu. Terserah kau percaya atau tidak, tapi itu pertama kalinya aku merasa tertarik dan menyukai seorang gadis. Aku pun terus bertanya pada diriku sendiri, ini hanya rasa penasaran atau rasa suka yang sebenarnya. Kalau begitu mari kita sama-sama mencari jawabannya. Biarkan sang waktu yang menuntun kita pada kebenaran karena dialah wujud tangan Tuhan yang menyampaikan keajaiban-Nya."
Minhee tersenyum mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Taemin. Ia sering menggunakan kalimat itu untuk mengakhiri tulisan-tulisan dalam blog pribadinya.
Taemin membalas senyum. "Aku akan menunggu." tutupnya.
***
"Karena ini surga kita. Di sini kita bak putri dari kerajaan yang kita bangun sendiri. Kau paham kan? Itu kenapa aku menolak untuk bergabung dalam klub dance juga musik. Di sana banyak saingannya."
"Tapi kau berbakat."
"Hey! Aku tak akan meninggalkan Red Princess-ku ini sendirian. Aku mau bergabung jika kau juga bergabung. Bagaimana?"
"Aku tak begitu baik dalam menari."
"Nah, aku pun sama."
Taemin tersenyum sendiri bertahan menguping obrolan Krystal dan Minhee yang tak menyadari kehadirannya di basecamp. Ia berharap kedua gadis itu membahas tentang dirinya. Berharap Minhee mengutarakan apa pun tentangnya. Sikap Minhee cukup membuat Taemin yakin jika gadis itu sebenarnya juga menyukainya walau tak pernah mengakui secara lisan.
"Jadi Ajushi masih suka bertanya tentang hubunganmu dengan Kibum Oppa?" Krystal kembali bicara. Taemin mengerutkan dahi mendengar nama Kibum disebut.
"Ne. Saat kau pulang usai kita menghadiri prosesi pernikahan Bomi Eonni, Aboji juga kembali menanyakan tentang hal itu. Hubunganmu dengan Kim Kibum adalah hubungan yang sewajarnya saja kan? Hanya sebatas guru dan murid saja? Lama-lama aku takut Aboji akan memecat Kibum Oppa. Aku tidak mau guru privat lain."
"Pasti kecurigaan Ajushi semakin menjadi karena belakangan ini aku jarang mengikuti les."
"Ne. Semalam Aboji bertahan di perpustakaan dengan alasan ingin membaca beberapa buku. Itu hanya alasan untuk mengawasi kami. Apa yang harus aku lakukan?"
Ekspresi Taemin yang sebelumnya berseri-seri berubah merengut. Ia curiga Minhee menyukai Kibum akan tetapi ayahnya tak merestui itu. Atau Minhee dan Kibum sudah menjalin hubungan lebih dari sekedar guru privat dan murid yang tak restui sang ayah.
"Rasa khawatir Ajushi berlebihan. Padahal aku juga sudah memberi penjelasan. Kalau sampai Kibum Oppa dipecat, aku akan demo di depan kantor Ajushi." ancam Krystal.
"Kau serius?"
"Ne! Kibum Oppa pemuda yang baik. Bertanggung jawab dalam tugasnya dan tak pernah memanfaatkan kita. Zaman sekarang susah lho mencari guru privat sebaik itu. Kesannya konyol juga jika Ajushi tiba-tiba memecat Kibum Oppa tanpa alasan. Oppa tak pernah berbuat salah selama mengajar kan? Masa iya Ajushi akan beralasan aku khawatir anakku jatuh hati padamu karenanya sebaiknya kau berhenti sekarang dan pergi jauh-jauh dari anakkku. Aih, memangnya anak gadisnya tipe mudah jatuh hati apa?"
Minhee dan Taemin sama-sama tersenyum mendengar ocehan Krystal.
"Kalau dipikir-pikir kau itu sama paranoidnya dengan Ajushi. Kau takut Ajushi memecat Kibum Oppa karena kecurigaannya yang cukup berdasar karena melihat kau begitu dekat dan baik pada Kibum Oppa, sedang Ajushi takut kau jatuh hati pada Kibum Oppa dan mengulang kelamnya peristiwa tiga tahun yang lalu."
Suasana berubah hening usai Krystal mengutarakan pendapatnya. Minhee tak bersuara menanggapi ocehan Krystal seperti sebelumnya. Dalam persembunyianya bibir Taemin bergerak tanpa mengeluarkan suara mengulang kata 'dan mengulang kelamnya peristiwa tiga tahun yang lalu' yang di ungkapkan Krystal.
"Oh my dear! Maafkan aku. Aku tak bermaksud mengungkit luka itu," terdengar Krystal meminta maaf pada Minhee. "Aku hanya mengutarakan analisisku saja. Tolong maafkan aku."
"It's ok! Memang bisa ditebak jika itu adalah dasar kekhawatiran Aboji."
"Sekarang jujur padaku, sebenarnya kau suka Kibum Oppa apa tidak? Ayo jawab jujur. Jangan buat aku menaruh kecurigaan yang sama dengan Ajushi."
"Awalnya iya."
Deg!
Jantung Taemin terasa mau lepas karena berdetub kencang sepersekian detik mendengar pengakuan jujur Minhee.
"Oh my God! Jadi benar kau sempat menyukainya? Kenapa dia? Di SMP dulu banyak pemuda keren yang menyukaimu kan?"
"Kau sendiri kenapa menyukai Minho Oppa sedang banyak pemuda yang juga menyukaimu?"
"Itu... ah, Minhee..." suara Krystal terdengar manja.
"Aku pun tak tahu kenapa. Tapi... aku cukup tahu diri dan hanya berani memendam rasa suka itu."
Taemin menjatuhkan punggungnya menimpa tembok mendengar pengakuan jujur Minhee tentang perasaannya pada Kibum.
"Walau bersedia memanggilku tanpa sebutan 'Nona', tapi Kibum Oppa tetap memperlakukan aku sebagai 'Nona' baginya. Aku majikan dan dia bawahan. Kadang aku jadi salah mengartikan jika tiba-tiba muncul kekakuan di antara kami saat kau tak ada. Apakah Kibum Oppa juga mempunyai perasaan yang sama denganku namun hanya bisa memendamnya saja?" imbuh Minhee membuat Taemin semakin merasakan sakit.
"Kadang aku juga berpikir demikian melihat dari bagaimana ia bersikap padamu. Minhee-ku sayang, kenapa harus begini rumit?"
"Tapi tak mengapa. Begini juga lebih baik. Setidaknya aku masih bisa berada dekat dengannya."
Taemin menegakan tubuhnya dan berjalan menuju pintu, membukanya dan menutupnya dengan keras usai ia keluar dari basecamp membuat Minhee dan Krystal terkejut mendengar suara pintu dibanting.
------- TBC --------
.shytUrtle.
0 comments