Fan Fiction "Mate - Accidentally In Love" Part #8 - Part #10 (Ending)
04:39
Fan Fiction "Mate - Accidentally In Love"
Ok,
call me crazy, call me blind. Ah, I really dunno why I'm going mad to Keyoung
Couple lately. After write "Mate - Loving You", now I'm writing
"Mate - Accidentally In Love". Key is everywhere and I can't deny him
(?). So let me write my imagination here. Thank you. Happy reading ^^v "Mate - Accidentally In Love"
God have own way to bring you to your love.
. Main cast:
- Kim Kibum (Key SHINee)
- Lee Youngie (reader)
- SHINee member: Lee Jinki, Kim Jonghyun, Choi Minho, Lee Taemin.
. Genre: Straight/Romance
. Author: shytUrtle
Tuhan selalu punya cara sendiri untuk menautkan dua hati dalam satu ikatan cinta.
#8
Youngie terperanjat ketika Kibum tiba-tiba mencium bibirnya. Serta merta Youngie mendorong dada Kibum hingga pemuda itu sedikit menjauh darinya.
"Ya! Kim Kibum! Beraninya kau!" Youngie marah bersungut-sungut.
Kibum menyeringai, menyentuh bibirnya dan menatap Youngie dengan tatapan genit membuat Youngie merasa ngeri melihatnya.
"Kau calon istriku, wajar kan jika aku mencumbumu," kata Kibum enteng.
"Pervert!" Youngie melayangkan pukulan ke perut Kibum.
"Aw!" pekik Kibum terjatuh dan memegang perutnya. Youngie melipat tangan dan bersikap cuek. Kibum masih terbaring di lantai, menekuk kedua kakinya, merengkuk dengan kedua tangan memegangi perutnya berguling ke kanan dan ke kiri. Youngie berusaha mengabaikannya namun sepertinya Kibum benar-benar kesakitan. Khawatir Youngie pun jongkok menghampiri Kibum.
"Apa benar sakit? Ha?" tanya Youngie khawatir melihat Kibum kesakitan. Kibum hanya menganggukan kepala mengiyakan. "Mianhae. Aku tak bermaksud menyakitimu. Yang mana yang sakit?" Youngie duduk di atas lantai di samping Kibum. Kibum menunjuk perutnya dengan tangan kanannya, masih terlihat kesakitan. "Mianhae... jongmal mianhae... akan aku buatkan air hangat untuk mengompresnya." Youngie hendak bangkit dari duduknya namun Kibum menahannya.
"Di sini saja," pinta Kibum menahan Youngie.
"Tapi kau kesakitan. Ini salahku." Youngie merasa bersalah melihat Kibum masih kesakitan. "Apakah pukulanku benar keras hingga membuatmu sekarat seperti ini? Biarkan aku membuat air hangat dalam botol untuk mengompres perutmu. Jika tak mereda, kita ke dokter."
"Begini lebih baik," Kibum meletakan kepalanya di atas pangkuan Youngie. Ia meraih tangan kanan Youngie dan meletakannya di atas dadanya. "Setelah ini pasti lebih baik," Kibum memejamkan mata.
Youngie diam. Membiarkan Kibum tidur bersandar dalam pangkuannya. Di tatapnya wajah Kibum yang terbaring memejamkan mata lekat-lekat. Di amatinya detail lekuk wajah Kibum. Dia memang tampan dan sempurna. Kibum juga memiliki kulit yang bagus. Putih dan lembut. Youngie tersenyum sendiri. Pantas Sori begitu mengidolakan pria ini, batinnya. Tapi sampai detik ini Youngie masih dibuat tak percaya jika pria yang dipilih neneknya sebagai calon pendamping hidupnya adalah Kibum. Pria ini begitu bersinar dan sempurna, bagaimana Youngie bisa bertahan di sampingnya?
"Kau bungkam setelah aku mengatakan bahwa bosmu menyukaimu," Kibum kembali bicara membuat Youngie tersadar dari lamunannya. "Aku memanggilmu namun kau bergeming. Hingga dua kali. Kau ini seperti putri dalam negeri dongeng saja ya. Harus dicium pangeran dulu baru bisa sadar kembali."
Youngie tersipu mendengarnya. "Mianhae. Apa masih sakit?"
Kibum bangkit dan duduk dekat di hadapan Youngie. Di pandanginya wajah Youngie yang berada cukup dekat di depannya. Kibum pun tersenyum. "Lupakan Taemin, karena kau sudah punya aku di sini."
Youngie terbelalak mendengarnya. Apakah Kibum tahu apa yang aku pikirkan? Gumam Youngie dalam hati.
"Bukankah ia tak membalas cintamu, jadi sudahi saja. Lupakan dia. Memiliki aku yang mencintaimu apa tidak cukup?"
Lagi-lagi mata bulat Youngie terbelalak mendengar ungkapan Kibum. "Kau... mencintaiku? Bagaimana mungkin? Kita baru tiga haru saja bertemu. Aku rasa tidak mungkin kau secepat itu jatuh cinta... padaku." Youngie lirih pada kata 'padaku'.
"Pria hanya butuh waktu delapan detik untuk jatuh cinta. Dalam tiga hari itu entah sejak kapan aku mulai menyukaimu. Aku rasa sejak pertama aku melihatmu tertidur di lantai. Gadis ini polos sekali," Kibum membelai lembut pipi kiri Youngie. "Mari kita sama-sama belajar untuk saling mencintai. Kau mau kan?"
Youngie tiba-tiba merasakan sesak di dadanya mendengar permintaan Kibum. "Kibum-aa, aku..."
"Tak bisa melupakan Taemin?" potong Kibum. Youngie membalas tatapan Kibum dengan sendu. "It's ok. Itu kenapa aku memintamu untuk belajar saling mencintai. Biarkan waktu yang membantu kita."
"Bukan itu tapi..."
Kibum kembali mencium bibir Youngie. "Hari ini cukup melelahkan. Sebaiknya kita istirahat," kata Kibum usai melepas kecupannya. Ia kemudian bangkit dari duduknya dan mengulurkan tangan pada Youngie.
Youngie masih duduk di lantai. Ia mendongakan kepala menatap Kibum yang berdiri mengulurkan tangan padanya. Lampu yang berada di belakang kepala Kibum membuat pemuda itu tampak bersinar bahkan Youngie tak bisa melihat wajah Kibum karena kilaunya. Youngie kembali redup. Bisakah ia bertahan di sisi Kibum?
"Youngie!" panggil Kibum langsung membuyarkan lamunan Youngie.
Youngie tersenyum dan meraih tangan Kibum yang kemudian membantunya berdiri. "Kau begitu bersinar, apa menurutmu aku bisa bertahan di sisimu?" tanya Youngie saat ia sudah berdiri di depan Kibum.
"Kau bunga yang banyak disukai kumbang, apa menurutmu aku bisa bertahan disisimu?"
Youngie melebarkan kedua matanya mendengar pertanyaan balik dari Kibum. Kibum tersenyum melihatnya.
"Sudah. Tidur sana! Semoga kau dapat pencerahan saat bangun esok." perintah Kibum.
"Pencerahan? Ah, kau ini. Oya, perutmu sudah tak sakit lagi? Maafkan aku."
"Kau ini kasar sekali. Jujur pukulanmu itu menyakitkan. Kau terbiasa bertindak kasar seperti itu?"
"Mianhae. Baiklah, sebaiknya kita tidur dan semoga esok kita benar-benar mendapatkan pencerahan."
"Aku sudah mendapatkan pencerahan yang aku butuhkan. Baiklah, aku tidur!" Kibum berjalan memasuki kamarnya.
Youngie menatap punggung Kibum yang berjalan pergi meninggalkannya. Ia mendesah pelan ketika Kibum telah memasuki kamarnya.
***
Hampir semalaman Youngie terjaga. Menjelang subuh ia tertidur dan karenanya Youngie terlambat bangun. Ia terbangun pukul 06.30 pagi. Buru-buru Youngie menuruni ranjang dan keluar kamar. Betapa terkejutnya ia ketika melihat Kibum sudah sibuk di dapur sepagi itu.
"Pagi! Bagaimana? Tidurmu nyenyak?" sapa Kibum saat Youngie muncul.
"Sepertinya baru saja terpejam, tapi tiba-tiba sudah pukul 06.30 pagi. Aku tak mendengar alarmku."
"Lekas bersihkan dirimu lalu kita sarapan." Kibum masih sibuk mempersiapkan sarapan.
Usai membersihkan diri Youngie duduk bergabung dengan Kibum untuk sarapan. Ada beberapa menu yang di dominasi sayuran tersaji di atas meja. Benar-benar menggoda selera hingga Youngie menelan ludah melihatnya.
"Semua ini kau yang masak?" tanya Youngie masih mengamati menu yang tersaji di meja.
"Memangnya ada orang lain? Aku bangun pagi-pagi demi mempersiapkan semua ini. Lekas makan! Oya, aku senang dengan bagaimana caramu mengisi kulkas. Buah dan sayuran memang yang terbaik." Kibum tersenyum kemudian menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Youngie turut mengambil menu yang menarik seleranya dan mulai makan. Youngie terkejut ketika mulai mengunyah makanan yang di masak Kibum untuk sarapan. Rasanya benar-benar enak.
"Bagaimana? Enak?" tanya Kibum yang menyadari ekspresi Youngie. Gadis itu tersenyum dan mengangguk membuat Kibum tersenyum bangga. "Makan yang banyak, nanti kita sama-sama berangkat kerja. Aku akan mengantarmu."
"Kau akan mengantarku??"
"Nee. Bukankah kemaren aku sudah berjanji pada nenek bahwa aku akan menjaga dan merawatmu dengan baik. Lagi pula aku ingin tahu tempat kerjamu. Boleh kan?"
Usai sarapan Youngie membantu Kibum untuk mencuci peralatan makan dan memasak. Selanjutnya keduanya bersiap untuk berangkat kerja.
Usai memilih beberapa baju, akhirnya Kibum selesai bersiap. Ia keluar kamar dan ternyata Youngie sudah duduk menunggunya. Kibum mengamati Youngie yang duduk menunggu sembari memainkan ponselnya.
"Ya, Lee Youngie! Kau pergi bekerja dengan cara seperti itu?" Kibum menggerakan tangan kanannya mengoreksi penampilan Youngie dari atas ke bawah.
"Ne." jawab Youngie santai.
"Iya tak apa dengan flanel, T-shirt, celana jeans dan sepatu itu, tapi make up?" Kibum menggerakan tangan kanannya dari bawah dagu melengkung ke arah atas mengikuti lekuk wajahnya.
"Pelembab sudah cukup."
"Ck!" Kibum meletakan tas jinjingnya dan segera menarik Youngie agar bangkit dari duduknya.
"Ya! Mwoya!" Youngie berontak namun Kibum tetap menariknya. Memaksanya untuk berdiri. "Kibum-aa!" Youngie masih berontak ketika Kibum mendorong punggungnya, memaksanya masuk ke dalam kamar Kibum.
"Make up itu penting bagi cewek!" Kibum mendudukan Youngie di kursi di kamarnya.
"Kau bilang tak perlu cantik untuk menjadi menarik dan disukai! Aku tak perlu pakai make up!"
"Masa iya calon istri Kim Kibum the Almighty Key tampilannya seperti ini? Kau harus dirias!"
"Kau mau aku berias untuk pria lain? Ok. Baiklah. Biarkan aku berias!" Youngie merebut alat rias di tangan Kibum. "Aku rasa Taemin akan suka!"
"Ya!" Kibum merebut kembali alat make up-nya. Youngie tersenyum puas. "Kita berangkat!" Kibum kembali menuntun Youngie keluar kamarnya.
Kibum menghentikan langkahnya saat sampai di luar rooftop. Ia menatap serius pada Youngie.
"Ingat! Kau adalah milikku! Jangan macam-macam dengan Taemin!" ancam Kibum kemudian kembali menuntun Youngie.
Jinki melihat Kibum dan Youngie menuruni tangga bersama.
"Selamat pagi, Lee Jinki-ssi!" sapa Kibum renyah.
Youngie yang berjalan di belakang Kibum tersenyum menyapa. Jinki balas tersenyum membuat Kibum kesal.
"Dia tunanganku!" Kibum menegaskan batasan antara Youngie dan Jinki. Kemudian ia pergi untuk mengambil mobiknya yang terparkir.
Ada rasa canggung di antara Jinki dan Youngie pagi itu. Padahal sebelumnya keduanya terlihat baik.
"Maaf. Mungkin ini aneh bagimu Jinki-ssi, tapi begini kenyataannya. Aku saja masih dibuat tak percaya jika Kibum adalah pria yang dipilih nenekku untuk dijodohkan denganku. Nenek Kibum telah meninggal dan nenekku kemari untuk melanjutkan wasiat perjodohan itu. Semalam baru aku ketahui semuanya."
Jinki tersenyum tulus. "Gwaenchannayo. Rupanya kau tahu jika aku menyukaimu ya?"
"Mwo??" Youngie terkejut mendengar pengakuan jujur Jinki. "Jadi benar yang dikatakan Kibum? Misi itu..." gumam Youngie dalam hati.
"Kenapa gadis yang baik itu selalu ditakdirkan bertemu denganku ketika mereka sudah memiliki pasangan? Kadang aku berpikir Tuhan benar tak adil padaku."
"Jinki-ssi, tolong jangan berkata seperti itu. Tuhan selalu menyanyangi umat-Nya. Suatu saat Tuhan pasti akan mempertemukanmu dengan gadis impianmu. Dan kalian akan diikat dalam benang merah Tuhan."
Jinki tersenyum tersipu. "Terima kasih Youngie-ssi."
Bunyi klakson menyela obrolan keduanya. Jinki dan Youngie kompak menoleh. Kibum yang sudah duduk di balik kemudi di dalam mobil mewahnya memberi isyarat agar Youngie cepat masuk. Youngie pamit pada Jinki kemudian berlari menuju mobil Kibum dan memasukinya. Jinki menghela napas menatap mobil Kibum yang melaju pelan membawa Youngie pergi.
***
Kibum memulai obrolan tentang Jinki dan seperti sebelumnya Youngie pun berbicara jujur di depan Kibum.
"Nah, benar kan yang aku bilang! Nyonya Lee punya misi dan ternyata Jinki juga suka padamu!" Kibum merasa bangga analisisnya benar.
"Ada apa sih dengan kalian? Bagaimana kalian jatuh hati pada gadis asing yang baru kalian temui?"
"Bukankah semalam sudah aku katakan jika lelaki hanya butuh waktu delapan detik untuk jatuh cinta."
"Konyol!"
"Kau pada Taemin, apa bukan seperti itu?"
"Aku... aku suka saja padanya pada pandangan pertama. Lalu ya begitulah."
"Nah! Kau malah lebih parah. Suka pada pandangan pertama. Pada dasarnya kita sama kan? Hanya beda versi."
"Terserah kau sajalah."
Kibum tersenyum karena Youngie mengaku kalah. "Kau itu selalu begitu ya?"
"Begitu bagaimana?"
"Suka terbuka dan bicara jujur pada orang asing. Buktinya kau lancar saja cerita soal Taemin padaku."
"Tidak. Bukan seperti itu. Aku tak pernah membagi kisah itu pada orang lain. Waktu itu, iya sesak dan ada kau. Aku berpikir seperti curhat fans pada idola. Aku bisa cerita padamu karena selanjutnya, menurutku, kita tak akan bertemu lagi dan apa yang aku ceritakan tak akan benar membekas di ingatanmu. Kalaupun membekas tak akan jadi masalah karena setelah kau pergi dari rooftop kita tak akan saling kenal lagi. Tapi semalam..."
"Ternyata aku adalah calon suamimu. Hahaha Tuhan itu memang keren. Penuh kejutan. Mungkin jika kau cerita kau sudah punya pacar..."
"Apa yang akan kau lakukan?" potong Youngie.
"Kau sendiri mau apa?" lagi-lagi Kibum balik bertanya.
"Menawarkan kerjasama mungkin. Bagaimana denganmu?"
"Aku akan tetap seperti ini karena kau milikku jadi tak akan aku lepaskan."
"Walau kau tak suka?"
"Nyatanya aku suka padamu. Jadi walau seandainya kau sudah pacaran dengan Taemin atau bosmu, aku akan merebutmu dari mereka."
"Dasar psiko!"
Kibum terkekeh mendengarnya.
***
Mobil Kibum tiba di plataran parkir distro tempat Youngie bekerja. Ada tiga pria berdiri di depan pintu masuk. Melihat ekspresi Youngie, Kibum bisa menebak jika salah satu dari mereka adalah Taemin. Karena harus fokus untuk memarkirkan mobilnya, Kibum tak bisa membagi konsentrasi untuk mengikuti kemana arah tatapan Youngie terfokus. Kibum hanya tahu tiga pria itu berhenti mengobrol dan segera fokus memperhatikan mobilnya. Salah satu pria--yang postur tubuhnya paling pendek-berusaha melihat ke dalam mobil. Sepertinya ia benar penasaran pada siapa yang berada di dalam mobil mewah itu.
"Kita turun!" Kibum melepas sabuk pengamannya.
"Kau ikut turun??"
"Iyalah. Aku harus menyingkirkan pesaingku yang lain."
"Kibum..."
"Ayo turun!"
Youngie yang biasanya tukang berontak hanya bisa diam dan menuruti perintah Kibum.
Jonghyun--pria dengan postur tubuh paling pendek di antara tiga pria yang berdiri di dekat pintu masuk distro-tersenyum lebar ketika melihat Youngie muncul keluar dari dalam mobil. Taemin yang berdiri di samping kiri Jonghyun mengerutkan dahi melihat Youngie keluar dari mobil mewah. Yang ia tahu selama ini Youngie pergi kemana-mana menggunakan transportasi umum tapi hari ini Youngie muncul dengan mobil mewah. Itu sangat aneh dan mencurigakan bagi Taemin. Minho yang berdiri di samping kanan Jonghyun turut menatap curiga ke arah Youngie. Ia pun penasaran kenapa hari ini Youngie kembali dengan menaiki mobil mewah usai menghilang selama tiga hari. Ketiganya dibuat heran dan semakin penuh tanya ketika seorang pria turun dari mobil kemudian menemani Youngie berjalan menuju ke arah di mana mereka berkumpul.
Youngie terperanjat ketika Kibum tiba-tiba mencium bibirnya. Serta merta Youngie mendorong dada Kibum hingga pemuda itu sedikit menjauh darinya.
"Ya! Kim Kibum! Beraninya kau!" Youngie marah bersungut-sungut.
Kibum menyeringai, menyentuh bibirnya dan menatap Youngie dengan tatapan genit membuat Youngie merasa ngeri melihatnya.
"Kau calon istriku, wajar kan jika aku mencumbumu," kata Kibum enteng.
"Pervert!" Youngie melayangkan pukulan ke perut Kibum.
"Aw!" pekik Kibum terjatuh dan memegang perutnya. Youngie melipat tangan dan bersikap cuek. Kibum masih terbaring di lantai, menekuk kedua kakinya, merengkuk dengan kedua tangan memegangi perutnya berguling ke kanan dan ke kiri. Youngie berusaha mengabaikannya namun sepertinya Kibum benar-benar kesakitan. Khawatir Youngie pun jongkok menghampiri Kibum.
"Apa benar sakit? Ha?" tanya Youngie khawatir melihat Kibum kesakitan. Kibum hanya menganggukan kepala mengiyakan. "Mianhae. Aku tak bermaksud menyakitimu. Yang mana yang sakit?" Youngie duduk di atas lantai di samping Kibum. Kibum menunjuk perutnya dengan tangan kanannya, masih terlihat kesakitan. "Mianhae... jongmal mianhae... akan aku buatkan air hangat untuk mengompresnya." Youngie hendak bangkit dari duduknya namun Kibum menahannya.
"Di sini saja," pinta Kibum menahan Youngie.
"Tapi kau kesakitan. Ini salahku." Youngie merasa bersalah melihat Kibum masih kesakitan. "Apakah pukulanku benar keras hingga membuatmu sekarat seperti ini? Biarkan aku membuat air hangat dalam botol untuk mengompres perutmu. Jika tak mereda, kita ke dokter."
"Begini lebih baik," Kibum meletakan kepalanya di atas pangkuan Youngie. Ia meraih tangan kanan Youngie dan meletakannya di atas dadanya. "Setelah ini pasti lebih baik," Kibum memejamkan mata.
Youngie diam. Membiarkan Kibum tidur bersandar dalam pangkuannya. Di tatapnya wajah Kibum yang terbaring memejamkan mata lekat-lekat. Di amatinya detail lekuk wajah Kibum. Dia memang tampan dan sempurna. Kibum juga memiliki kulit yang bagus. Putih dan lembut. Youngie tersenyum sendiri. Pantas Sori begitu mengidolakan pria ini, batinnya. Tapi sampai detik ini Youngie masih dibuat tak percaya jika pria yang dipilih neneknya sebagai calon pendamping hidupnya adalah Kibum. Pria ini begitu bersinar dan sempurna, bagaimana Youngie bisa bertahan di sampingnya?
"Kau bungkam setelah aku mengatakan bahwa bosmu menyukaimu," Kibum kembali bicara membuat Youngie tersadar dari lamunannya. "Aku memanggilmu namun kau bergeming. Hingga dua kali. Kau ini seperti putri dalam negeri dongeng saja ya. Harus dicium pangeran dulu baru bisa sadar kembali."
Youngie tersipu mendengarnya. "Mianhae. Apa masih sakit?"
Kibum bangkit dan duduk dekat di hadapan Youngie. Di pandanginya wajah Youngie yang berada cukup dekat di depannya. Kibum pun tersenyum. "Lupakan Taemin, karena kau sudah punya aku di sini."
Youngie terbelalak mendengarnya. Apakah Kibum tahu apa yang aku pikirkan? Gumam Youngie dalam hati.
"Bukankah ia tak membalas cintamu, jadi sudahi saja. Lupakan dia. Memiliki aku yang mencintaimu apa tidak cukup?"
Lagi-lagi mata bulat Youngie terbelalak mendengar ungkapan Kibum. "Kau... mencintaiku? Bagaimana mungkin? Kita baru tiga haru saja bertemu. Aku rasa tidak mungkin kau secepat itu jatuh cinta... padaku." Youngie lirih pada kata 'padaku'.
"Pria hanya butuh waktu delapan detik untuk jatuh cinta. Dalam tiga hari itu entah sejak kapan aku mulai menyukaimu. Aku rasa sejak pertama aku melihatmu tertidur di lantai. Gadis ini polos sekali," Kibum membelai lembut pipi kiri Youngie. "Mari kita sama-sama belajar untuk saling mencintai. Kau mau kan?"
Youngie tiba-tiba merasakan sesak di dadanya mendengar permintaan Kibum. "Kibum-aa, aku..."
"Tak bisa melupakan Taemin?" potong Kibum. Youngie membalas tatapan Kibum dengan sendu. "It's ok. Itu kenapa aku memintamu untuk belajar saling mencintai. Biarkan waktu yang membantu kita."
"Bukan itu tapi..."
Kibum kembali mencium bibir Youngie. "Hari ini cukup melelahkan. Sebaiknya kita istirahat," kata Kibum usai melepas kecupannya. Ia kemudian bangkit dari duduknya dan mengulurkan tangan pada Youngie.
Youngie masih duduk di lantai. Ia mendongakan kepala menatap Kibum yang berdiri mengulurkan tangan padanya. Lampu yang berada di belakang kepala Kibum membuat pemuda itu tampak bersinar bahkan Youngie tak bisa melihat wajah Kibum karena kilaunya. Youngie kembali redup. Bisakah ia bertahan di sisi Kibum?
"Youngie!" panggil Kibum langsung membuyarkan lamunan Youngie.
Youngie tersenyum dan meraih tangan Kibum yang kemudian membantunya berdiri. "Kau begitu bersinar, apa menurutmu aku bisa bertahan di sisimu?" tanya Youngie saat ia sudah berdiri di depan Kibum.
"Kau bunga yang banyak disukai kumbang, apa menurutmu aku bisa bertahan disisimu?"
Youngie melebarkan kedua matanya mendengar pertanyaan balik dari Kibum. Kibum tersenyum melihatnya.
"Sudah. Tidur sana! Semoga kau dapat pencerahan saat bangun esok." perintah Kibum.
"Pencerahan? Ah, kau ini. Oya, perutmu sudah tak sakit lagi? Maafkan aku."
"Kau ini kasar sekali. Jujur pukulanmu itu menyakitkan. Kau terbiasa bertindak kasar seperti itu?"
"Mianhae. Baiklah, sebaiknya kita tidur dan semoga esok kita benar-benar mendapatkan pencerahan."
"Aku sudah mendapatkan pencerahan yang aku butuhkan. Baiklah, aku tidur!" Kibum berjalan memasuki kamarnya.
Youngie menatap punggung Kibum yang berjalan pergi meninggalkannya. Ia mendesah pelan ketika Kibum telah memasuki kamarnya.
***
Hampir semalaman Youngie terjaga. Menjelang subuh ia tertidur dan karenanya Youngie terlambat bangun. Ia terbangun pukul 06.30 pagi. Buru-buru Youngie menuruni ranjang dan keluar kamar. Betapa terkejutnya ia ketika melihat Kibum sudah sibuk di dapur sepagi itu.
"Pagi! Bagaimana? Tidurmu nyenyak?" sapa Kibum saat Youngie muncul.
"Sepertinya baru saja terpejam, tapi tiba-tiba sudah pukul 06.30 pagi. Aku tak mendengar alarmku."
"Lekas bersihkan dirimu lalu kita sarapan." Kibum masih sibuk mempersiapkan sarapan.
Usai membersihkan diri Youngie duduk bergabung dengan Kibum untuk sarapan. Ada beberapa menu yang di dominasi sayuran tersaji di atas meja. Benar-benar menggoda selera hingga Youngie menelan ludah melihatnya.
"Semua ini kau yang masak?" tanya Youngie masih mengamati menu yang tersaji di meja.
"Memangnya ada orang lain? Aku bangun pagi-pagi demi mempersiapkan semua ini. Lekas makan! Oya, aku senang dengan bagaimana caramu mengisi kulkas. Buah dan sayuran memang yang terbaik." Kibum tersenyum kemudian menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Youngie turut mengambil menu yang menarik seleranya dan mulai makan. Youngie terkejut ketika mulai mengunyah makanan yang di masak Kibum untuk sarapan. Rasanya benar-benar enak.
"Bagaimana? Enak?" tanya Kibum yang menyadari ekspresi Youngie. Gadis itu tersenyum dan mengangguk membuat Kibum tersenyum bangga. "Makan yang banyak, nanti kita sama-sama berangkat kerja. Aku akan mengantarmu."
"Kau akan mengantarku??"
"Nee. Bukankah kemaren aku sudah berjanji pada nenek bahwa aku akan menjaga dan merawatmu dengan baik. Lagi pula aku ingin tahu tempat kerjamu. Boleh kan?"
Usai sarapan Youngie membantu Kibum untuk mencuci peralatan makan dan memasak. Selanjutnya keduanya bersiap untuk berangkat kerja.
Usai memilih beberapa baju, akhirnya Kibum selesai bersiap. Ia keluar kamar dan ternyata Youngie sudah duduk menunggunya. Kibum mengamati Youngie yang duduk menunggu sembari memainkan ponselnya.
"Ya, Lee Youngie! Kau pergi bekerja dengan cara seperti itu?" Kibum menggerakan tangan kanannya mengoreksi penampilan Youngie dari atas ke bawah.
"Ne." jawab Youngie santai.
"Iya tak apa dengan flanel, T-shirt, celana jeans dan sepatu itu, tapi make up?" Kibum menggerakan tangan kanannya dari bawah dagu melengkung ke arah atas mengikuti lekuk wajahnya.
"Pelembab sudah cukup."
"Ck!" Kibum meletakan tas jinjingnya dan segera menarik Youngie agar bangkit dari duduknya.
"Ya! Mwoya!" Youngie berontak namun Kibum tetap menariknya. Memaksanya untuk berdiri. "Kibum-aa!" Youngie masih berontak ketika Kibum mendorong punggungnya, memaksanya masuk ke dalam kamar Kibum.
"Make up itu penting bagi cewek!" Kibum mendudukan Youngie di kursi di kamarnya.
"Kau bilang tak perlu cantik untuk menjadi menarik dan disukai! Aku tak perlu pakai make up!"
"Masa iya calon istri Kim Kibum the Almighty Key tampilannya seperti ini? Kau harus dirias!"
"Kau mau aku berias untuk pria lain? Ok. Baiklah. Biarkan aku berias!" Youngie merebut alat rias di tangan Kibum. "Aku rasa Taemin akan suka!"
"Ya!" Kibum merebut kembali alat make up-nya. Youngie tersenyum puas. "Kita berangkat!" Kibum kembali menuntun Youngie keluar kamarnya.
Kibum menghentikan langkahnya saat sampai di luar rooftop. Ia menatap serius pada Youngie.
"Ingat! Kau adalah milikku! Jangan macam-macam dengan Taemin!" ancam Kibum kemudian kembali menuntun Youngie.
Jinki melihat Kibum dan Youngie menuruni tangga bersama.
"Selamat pagi, Lee Jinki-ssi!" sapa Kibum renyah.
Youngie yang berjalan di belakang Kibum tersenyum menyapa. Jinki balas tersenyum membuat Kibum kesal.
"Dia tunanganku!" Kibum menegaskan batasan antara Youngie dan Jinki. Kemudian ia pergi untuk mengambil mobiknya yang terparkir.
Ada rasa canggung di antara Jinki dan Youngie pagi itu. Padahal sebelumnya keduanya terlihat baik.
"Maaf. Mungkin ini aneh bagimu Jinki-ssi, tapi begini kenyataannya. Aku saja masih dibuat tak percaya jika Kibum adalah pria yang dipilih nenekku untuk dijodohkan denganku. Nenek Kibum telah meninggal dan nenekku kemari untuk melanjutkan wasiat perjodohan itu. Semalam baru aku ketahui semuanya."
Jinki tersenyum tulus. "Gwaenchannayo. Rupanya kau tahu jika aku menyukaimu ya?"
"Mwo??" Youngie terkejut mendengar pengakuan jujur Jinki. "Jadi benar yang dikatakan Kibum? Misi itu..." gumam Youngie dalam hati.
"Kenapa gadis yang baik itu selalu ditakdirkan bertemu denganku ketika mereka sudah memiliki pasangan? Kadang aku berpikir Tuhan benar tak adil padaku."
"Jinki-ssi, tolong jangan berkata seperti itu. Tuhan selalu menyanyangi umat-Nya. Suatu saat Tuhan pasti akan mempertemukanmu dengan gadis impianmu. Dan kalian akan diikat dalam benang merah Tuhan."
Jinki tersenyum tersipu. "Terima kasih Youngie-ssi."
Bunyi klakson menyela obrolan keduanya. Jinki dan Youngie kompak menoleh. Kibum yang sudah duduk di balik kemudi di dalam mobil mewahnya memberi isyarat agar Youngie cepat masuk. Youngie pamit pada Jinki kemudian berlari menuju mobil Kibum dan memasukinya. Jinki menghela napas menatap mobil Kibum yang melaju pelan membawa Youngie pergi.
***
Kibum memulai obrolan tentang Jinki dan seperti sebelumnya Youngie pun berbicara jujur di depan Kibum.
"Nah, benar kan yang aku bilang! Nyonya Lee punya misi dan ternyata Jinki juga suka padamu!" Kibum merasa bangga analisisnya benar.
"Ada apa sih dengan kalian? Bagaimana kalian jatuh hati pada gadis asing yang baru kalian temui?"
"Bukankah semalam sudah aku katakan jika lelaki hanya butuh waktu delapan detik untuk jatuh cinta."
"Konyol!"
"Kau pada Taemin, apa bukan seperti itu?"
"Aku... aku suka saja padanya pada pandangan pertama. Lalu ya begitulah."
"Nah! Kau malah lebih parah. Suka pada pandangan pertama. Pada dasarnya kita sama kan? Hanya beda versi."
"Terserah kau sajalah."
Kibum tersenyum karena Youngie mengaku kalah. "Kau itu selalu begitu ya?"
"Begitu bagaimana?"
"Suka terbuka dan bicara jujur pada orang asing. Buktinya kau lancar saja cerita soal Taemin padaku."
"Tidak. Bukan seperti itu. Aku tak pernah membagi kisah itu pada orang lain. Waktu itu, iya sesak dan ada kau. Aku berpikir seperti curhat fans pada idola. Aku bisa cerita padamu karena selanjutnya, menurutku, kita tak akan bertemu lagi dan apa yang aku ceritakan tak akan benar membekas di ingatanmu. Kalaupun membekas tak akan jadi masalah karena setelah kau pergi dari rooftop kita tak akan saling kenal lagi. Tapi semalam..."
"Ternyata aku adalah calon suamimu. Hahaha Tuhan itu memang keren. Penuh kejutan. Mungkin jika kau cerita kau sudah punya pacar..."
"Apa yang akan kau lakukan?" potong Youngie.
"Kau sendiri mau apa?" lagi-lagi Kibum balik bertanya.
"Menawarkan kerjasama mungkin. Bagaimana denganmu?"
"Aku akan tetap seperti ini karena kau milikku jadi tak akan aku lepaskan."
"Walau kau tak suka?"
"Nyatanya aku suka padamu. Jadi walau seandainya kau sudah pacaran dengan Taemin atau bosmu, aku akan merebutmu dari mereka."
"Dasar psiko!"
Kibum terkekeh mendengarnya.
***
Mobil Kibum tiba di plataran parkir distro tempat Youngie bekerja. Ada tiga pria berdiri di depan pintu masuk. Melihat ekspresi Youngie, Kibum bisa menebak jika salah satu dari mereka adalah Taemin. Karena harus fokus untuk memarkirkan mobilnya, Kibum tak bisa membagi konsentrasi untuk mengikuti kemana arah tatapan Youngie terfokus. Kibum hanya tahu tiga pria itu berhenti mengobrol dan segera fokus memperhatikan mobilnya. Salah satu pria--yang postur tubuhnya paling pendek-berusaha melihat ke dalam mobil. Sepertinya ia benar penasaran pada siapa yang berada di dalam mobil mewah itu.
"Kita turun!" Kibum melepas sabuk pengamannya.
"Kau ikut turun??"
"Iyalah. Aku harus menyingkirkan pesaingku yang lain."
"Kibum..."
"Ayo turun!"
Youngie yang biasanya tukang berontak hanya bisa diam dan menuruti perintah Kibum.
Jonghyun--pria dengan postur tubuh paling pendek di antara tiga pria yang berdiri di dekat pintu masuk distro-tersenyum lebar ketika melihat Youngie muncul keluar dari dalam mobil. Taemin yang berdiri di samping kiri Jonghyun mengerutkan dahi melihat Youngie keluar dari mobil mewah. Yang ia tahu selama ini Youngie pergi kemana-mana menggunakan transportasi umum tapi hari ini Youngie muncul dengan mobil mewah. Itu sangat aneh dan mencurigakan bagi Taemin. Minho yang berdiri di samping kanan Jonghyun turut menatap curiga ke arah Youngie. Ia pun penasaran kenapa hari ini Youngie kembali dengan menaiki mobil mewah usai menghilang selama tiga hari. Ketiganya dibuat heran dan semakin penuh tanya ketika seorang pria turun dari mobil kemudian menemani Youngie berjalan menuju ke arah di mana mereka berkumpul.
#9
Youngie tersenyum saat sampai di depan Minho, Jonghyun dan Taemin.
"Akhirnya kau kembali," sambut Jonghyun yang kemudian memperhatikan Kibum yang berdiri di samping kanan Youngie. "Omo! Kau kan Kim Kibum dari Almighty Key?!" tuding Jonghyun pada Kibum. "Astaga! Kau menemukannya? Fakta itu. Desain! Itu... Youngie!"
Kibum terkejut juga bingung mendengarnya. Ia berpikir hanya Youngie dan Sori yang tahu perihal sabotase desain milik Youngie, tapi pemuda itu juga tahu. Apa Youngie menceritakan hal itu pada bos dan kedua temannya itu juga.
"Aku, Youngie dan Sori adalah teman satu angkatan. Kala itu aku yang meminta Youngie untuk ikut audisi yang kau buat. Sayang takdir tak mengizinkan ia menjadi desainer Almighty Key." Jonghyun menjawab pertanyaan yang muncul dalam benak Kibum. "Jadi kau sudah tahu ya? Sampai mengantar Youngie kemari apa untuk merekurt-nya menjadi desainer Almighty Key?" buru Jonghyun yang diliputi rasa penasaran.
Kibum tersenyum manis. "Dua hari yang lalu aku baru mengetahuinya tanpa sengaja, tapi bukan karena itu aku datang kemari. Aku kemari untuk mengantar Youngie, calon istriku." Terang Kibum.
"Mwo??" pekik Jonghyun kaget. Minho dan Taemin turut menunjukan ekspresi terkejut mendengar penjelasan Kimbum. "Calon istri?? Bagaimana bisa??"
"Ne. Semalam keluarga kami saling bertemu, Lee Youngie," Kibum merangkul Youngie, "adalah gadis yang dipilih mendiang nenekku untuk di jodohkan denganku. Tiga hari kemaren kami mempersiapkan pertemuan resmi semalam."
Minho, Jonghyun dan Taemin kompak menatap Kibum lalu Youngie. "Aku pernah dengar tentang itu. Saat kami baru lulus SMA. Aku tak menyangka pria itu kau," Jonghyun menggelengkan kepala tak percaya jika pria yang dijodohkan dengan Youngie adalah Kim Kibum pemilik brand kenamaan Almighty Key. "Youngie!" Jonghyun menarik Youngie dekat padanya. "Sori tahu akan hal ini?" Youngie pun menggeleng.
"Baiklah, Jagiya." Kibum kembali bicara menyita perhatian. "Aku pergi. Hubungi aku saat kau pulang." Kibum tersenyum manis pada Youngie lalu berpamitan pada ketiga teman Youngie dan pergi.
Youngie menghela napas setelah mobil Kibum melaju pergi. Ia berbalik menghadap bos dan kedua rekannya. Taemin menghela napas dan permisi untuk masuk lebih dulu. Youngie menatap Taemin yang berjalan melewatinya. Sejenak ia menyesali keputusannya yang menurut saja pada Kibum yang meminta mengantarnya. Kibum benar-benar ingin menyingkirkan Taemin yang ia anggap sebagai pesaing dan sepertinya itu berhasil.
"Akhirnya apa yang pernah disampaikan Jonghyun terbukti juga." suara Minho mengalihkan perhatian Youngie dari menatap Taemin.
"Maaf?" tanya Youngie sedikit memiringkan kepala menatap Minho.
"Aku pernah mengatakan pada Bos kalau kau bukannya mengabaikan Bos, tapi kau takut menyakiti Bos jika kau menerima cintanya karena sebenarnya kau sudah dijodohkan. Bos tak percaya dan bersedia menunggumu. Hari ini Bos baru percaya sepertinya." Jonghyun menjelaskan maksud ungkapan Minho.
"Kau ini! Selalu saja banyak bicara sana-sini!" tegur Youngie. "Dan membocorkan banyak rahasia!" imbuhnya.
"Aku hanya memberitahukan kenyataan agar tak ada yang terluka." Sanggah Jonghyun membela diri.
"Bagaimana perasaanmu?" tanya Minho.
"Jujur sih kacau. Nenek yang menyutujui permintaannya untuk mengantarku pagi ini." Youngie berubah lesu.
"Dia memang psikopat." Jonghyun menggelengkan kepalanya.
"Kau jangan menakut-nakuti Youngie begitu," Minho merangkul Jonghyun kemudian pura-pura memitingnya. "Jangan jadi sungkan padaku." Imbuh Minho.
"Kamsahamnida." Youngie membungkuk sopan.
"Ya! Tunggu apalagi? Susul Taemin dan jelaskan padanya. Sepertinya dia yang paling terluka." Saran Jonghyun.
"Mwo??" mulut Youngie membulat.
"Apa perlu aku menggendongmu padanya?!" ancam Jonghyun membuat Youngie buru-buru memasuki distro milik Minho.
Minho kembali pura-pura memiting Jonghyun. Jonghyun mengusuk dada Minho sambil berbisik agar Minho kuat karena dibuat patah hati sepagi ini. Minho semakin dalam merengkuh Jonghyun membuat pemuda itu meronta pura-pura kesakitan.
***
Youngie menemukan Taemin di taman kecil di samping dapur distro. Di sinilah ia biasa menghabiskan waktu istirahat--yang seringnya hanya dengan Taemin saja-bersama rekan-rekan kerjanya. Taemin duduk sendiri di bangku taman. Youngie menghampirinya dan duduk di samping kiri Taemin. Keduanya terdiam.
"Aku..." Youngie dan Taemin bersamaan.
Youngie tersenyum, "Kau saja. Katakan ada apa?"
"Tidak. Kau saja." Tolak Taemin.
"Wah, kenapa jadi begini canggung ya?" Youngie mengusuk tengkuknya sendiri karena kikuk.
Taemin turut salah tingkah.
"Aku minta maaf." kata Youngie cepat.
"Untuk apa?" Taemin masih enggan menatap Youngie yang duduk di sampingnya.
Youngie menoleh dan menatap Taemin lekat-lekat. Ia kemudian tersenyum. Dari sikap Taemin ia paham sekarang. Sebenarnya Taemin memendam perasaan yang sama dengannya.
"Sebenarnya... kau menyukaiku ya?" tuduh Youngie serta merta.
Taemin langsung menoleh mendengarnya. Tatapannya bertemu dengan tatapan Youngie membuat wajah Taemin bersemu merah. Taemin buru-buru mengalihkan pandangannya. Tiba-tiba ia merasakan panas di sekujur tubuhnya.
Youngie kembali tersenyum dan mengalihkan pandangan lurus ke depan. "Maaf ya. Bercandaku keterlaluan."
"Nggak kok. Iya, maksudku maaf. Tapi... iya benar aku menyukaimu. Aku terlalu takut mengakuinya dan lambat." Akhirnya Taemin mengakui perasaannya.
"Eh? Jadi benar?" Youngie memiringkan kepala kembali menatap Taemin.
"Aku sempat tanya pada Jonghyun apa kau punya pacar. Kata Jonghyun, setahu dia kau tak punya pacar, tapi kau sudah dijodohkan sejak lulus SMA. Tahu-tahu saat Bos Minho bertugas di sini, dia juga menyukaimu. Tapi melihat penolakanmu, aku berpikir pasti kau menyukai pria yang dijodohkan denganmu."
"Wah, salah paham ya. Padahal baru semalam rahasianya terbongkar." Youngie kembali menatap lurus ke depan.
Taemin menoleh dan menatap Youngie lekat-lekat. Baru ia sadari jika Youngie juga menyimpan perasaan suka padanya setelah ia mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut Youngie. Taemin tersenyum kecut dan turut menatap lurus ke depan.
"Jika ada kesempatan kedua bagi kita, apa kau mau menerima cintaku, Lee Youngie?" kata Taemin dengan tatapan lurus ke depan.
Youngie terperanjat mendengarnya. Tiba-tiba ia merasa punggungnya kaku. Bahkan ia tak berani menoleh untuk menatap Taemin. Selanjutnya suasana berubah hening di antara Youngie dan Taemin.
***
Kibum menunggu Sori di ruangannya. Ia telah berpesan pada Songeun agar gadis itu memberi tahu Sori untuk segera menemuinya saat Sori tiba. Setengah jam berlalu Sori belum juga muncul. Kibum berubah gusar. Ia pernah mendapat laporan bahwa Sori sering ngaret alias terlambat datang, tapi Kibum memakluminya. Di antara semua rekan kerjanya, rumah Sori paling jauh jadi Kibum memaklumi hal itu. Tapi ada sedikit rasa jengkel muncul di dada Kibum usai ia mengetahui perihal desain Youngie yang dicuri dan dimanfaatkan untuk mendapatkan posisi desainer di Almighty Key oleh Sori. Jika seandainya Youngie bukanlah calon istri Kibum, ia pun akan merasakan jengkel itu karena Kibum benci ketidakjujuran. Rasa jengkel itu semakin menjadi karena korbannya adalah Youngie. Gadis yang tak hanya ia sukai namun juga calon istrinya.
Limabelas menit kemudian terdengar suara ketukan pintu. Kibum berseru mempersilahkan masuk. Pintu ruang kerja Kibum mulai terbuka dan dengan kepala sedikit tertunduk Sori masuk.
"Maaf, saya terlambat." Sori segera meminta maaf setelah berdiri di depan meja kerja "Duduklah!" perintah Kibum.
Ragu-ragu Sori pun duduk di kursi kosong di hadapan Kibum. Ia memberanikan diri mengangkat kepala dan bertanya, "Bos mencari saya sepagi ini, ada apa?" Sori menangkap raut muka serius di wajah Kibum yang biasa terlihat santai di setiap kesempatan. "Oh, jangan-jangan masalah klien itu lagi ya?" Sori berusaha rileks mengusir rasa tegang yang menyelimuti tubuhnya. Tatapan Kibum membuatnya merasa teradili.
"Sebelumnya maaf, aku telah menguping pembicaraanmu dengan Youngie kala itu di karaoke." ungkap Kibum tanpa basa-basi.
DEG! Tubuh Sori membeku. Tiba-tiba ia merasakan semua otot tubuhnya kaku. Ia tak bisa bergerak. Bahkan sejenak ia lupa apakah ia masih bernapas atau tidak. Rahasianya terbongkar. Refleks otak Sori berpikir jika ini adalah akhir. Akhir dari karirnya.
"Kau terkejut sekali rupanya. Aku sengaja memintamu kemari karena aku tak mau kau salah paham pada Youngie. Sebenarnya malam itu dia memaksa untuk pergi yang belakangan aku pahami adalah untuk menghindarimu, tapi aku menahannya. Dia susah payah membantuku menyiapkan pesta kejutan untukmu karena itu aku ingin memperkenalkan ia padamu. Maaf, aku rasa itu menjadi hadiah ulang tahun terburukmu. Aku benar-benar minta maaf untuk kecelakaan ini."
Sori bungkam menundukan kepala, masih duduk di hadapan Kibum.
"Kau bertanya-tanya bagaimana aku dan Youngie bisa berpacaran kan? Sebagai temannya yang juga seangkatan dengan Jonghyun, aku rasa kau juga tahu satu rahasia Youngie bahwa ia telah dijodohkan oleh neneknya. Kau tahu juga tentang perjodohan itu kan?" Kibum sedikit menurunkan kepala untuk bisa melihat wajah Sori yang tertunduk. "Iya, pria itu adalah aku. Pria yang dijodohkan dengan Youngie adalah aku!" Kibum menegaskan membuat Sori tertunduk semakin dalam.
"Lalu... Bos ingin memecatku?" suara Sori lirih dan bergetar.
"Tadinya aku marah karena kau tahu kan jika aku benci pada orang yang tidak jujur. Aku juga sudah mengatakan hal ini pada Youngie, jika aku menguping kalian. Youngie memintaku agar memaafkanmu dan membiarkanmu tetap berada di sini. Karena bekerja di sini adalah impianmu."
Suasana berubah hening di ruangan Kibum. Kibum menghela napas.
"Sebaiknya kau minta maaf pada Youngie. Ia memilih untuk memaafkanmu, aku pun tak punya pilihan kecuali melakukan hal yang sama. Saranku, temuilah Youngie juga Jonghyun. Sepertinya Jonghyun yang paling kesal atas tindakanmu. Pagi ini ketika aku mengantar Youngie, dia mengira aku pergi mengantar Youngie untuk membawanya kemari. Lucu juga pemuda itu," Kibum tersenyum geli dan menggelengkan kepala mengingat bagaimana Jonghyun menyambutnya. "Sahabat yang baik adalah harta yang tak ternilai, kau telah memilikinya. Apa benar kau ingin melepasnya begitu saja? Manusia membuat kesalahan itu wajar dan meminta maaf adalah hal yang paling mulia yang hanya orang berjiwa besar yang bisa melakukannya. Semoga kekhilafanmu tak membutakan dirimu hingga kau tega membuang sahabat-sahabat baikmu. Ini saranku saja sih. Pilihan tetap ada di tanganmu." Kibum masih menatap lurus Sori yang duduk tertunduk di hadapannya.
***
Hari yang cukup berat bagi Youngie. Sejak Taemin jujur mengakui perasaannya tadi pagi, Youngie menjadi canggung di depan Taemin. Begitu pula sebaliknya. Taemin juga jadi canggung jika harus berhadapan dengan Youngie. Sikap keduanya membuat Minho dan Jonghyun turut merasa tak nyaman. Bersyukur hari ini pelanggan ramai berdatangan membantu Youngie untuk bisa lari dari lingkaran yang menahannya bersama Taemin. Youngie lebih banyak membantu melayani pelanggan daripada duduk bersama mendiskusikan desain dengan Taemin dan Jonghyun. Ketika jam pulang tiba, Youngie merasa lega. Akhirnya ia akan terbebas dari distro yang seharian ini cukup membuatnya tak nyaman.
Youngie menyangklet tas punggungnya dan bersiap pulang. Ia meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku. Jonghyun merangkulnya, keduanya berbincang. Minho datang bergabung ikut mengobrol. Terakhir Taemin yang masih canggung pada Youngie ikut bergabung. Keempatnya akan pergi makan malam bersama memenuhi ajakan Minho. Usai ngobrol sejenak, mereka berempat pun keluar distro secara bergantian. Youngie, Jonghyun dan Taemin menunggu Minho yang sibuk mengunci pintu sambil mengobrol. Mobil Kibum muncul menyita perhatian. Youngie mendesah pelan dan Taemin merengut. Mobil Kibum berhenti. Minho yang baru bergabung turut menatap mobil Kibum. Keempatnya berdiri di depan distro dan menunggu. Mata Youngie terbelalak melihat Kibum keluar dari mobilnya tidak sendirian.
"Itu kan??" tuding Jonghyun dengan ekspresi sama terkejutnya dengan Youngie.
Youngie tersenyum saat sampai di depan Minho, Jonghyun dan Taemin.
"Akhirnya kau kembali," sambut Jonghyun yang kemudian memperhatikan Kibum yang berdiri di samping kanan Youngie. "Omo! Kau kan Kim Kibum dari Almighty Key?!" tuding Jonghyun pada Kibum. "Astaga! Kau menemukannya? Fakta itu. Desain! Itu... Youngie!"
Kibum terkejut juga bingung mendengarnya. Ia berpikir hanya Youngie dan Sori yang tahu perihal sabotase desain milik Youngie, tapi pemuda itu juga tahu. Apa Youngie menceritakan hal itu pada bos dan kedua temannya itu juga.
"Aku, Youngie dan Sori adalah teman satu angkatan. Kala itu aku yang meminta Youngie untuk ikut audisi yang kau buat. Sayang takdir tak mengizinkan ia menjadi desainer Almighty Key." Jonghyun menjawab pertanyaan yang muncul dalam benak Kibum. "Jadi kau sudah tahu ya? Sampai mengantar Youngie kemari apa untuk merekurt-nya menjadi desainer Almighty Key?" buru Jonghyun yang diliputi rasa penasaran.
Kibum tersenyum manis. "Dua hari yang lalu aku baru mengetahuinya tanpa sengaja, tapi bukan karena itu aku datang kemari. Aku kemari untuk mengantar Youngie, calon istriku." Terang Kibum.
"Mwo??" pekik Jonghyun kaget. Minho dan Taemin turut menunjukan ekspresi terkejut mendengar penjelasan Kimbum. "Calon istri?? Bagaimana bisa??"
"Ne. Semalam keluarga kami saling bertemu, Lee Youngie," Kibum merangkul Youngie, "adalah gadis yang dipilih mendiang nenekku untuk di jodohkan denganku. Tiga hari kemaren kami mempersiapkan pertemuan resmi semalam."
Minho, Jonghyun dan Taemin kompak menatap Kibum lalu Youngie. "Aku pernah dengar tentang itu. Saat kami baru lulus SMA. Aku tak menyangka pria itu kau," Jonghyun menggelengkan kepala tak percaya jika pria yang dijodohkan dengan Youngie adalah Kim Kibum pemilik brand kenamaan Almighty Key. "Youngie!" Jonghyun menarik Youngie dekat padanya. "Sori tahu akan hal ini?" Youngie pun menggeleng.
"Baiklah, Jagiya." Kibum kembali bicara menyita perhatian. "Aku pergi. Hubungi aku saat kau pulang." Kibum tersenyum manis pada Youngie lalu berpamitan pada ketiga teman Youngie dan pergi.
Youngie menghela napas setelah mobil Kibum melaju pergi. Ia berbalik menghadap bos dan kedua rekannya. Taemin menghela napas dan permisi untuk masuk lebih dulu. Youngie menatap Taemin yang berjalan melewatinya. Sejenak ia menyesali keputusannya yang menurut saja pada Kibum yang meminta mengantarnya. Kibum benar-benar ingin menyingkirkan Taemin yang ia anggap sebagai pesaing dan sepertinya itu berhasil.
"Akhirnya apa yang pernah disampaikan Jonghyun terbukti juga." suara Minho mengalihkan perhatian Youngie dari menatap Taemin.
"Maaf?" tanya Youngie sedikit memiringkan kepala menatap Minho.
"Aku pernah mengatakan pada Bos kalau kau bukannya mengabaikan Bos, tapi kau takut menyakiti Bos jika kau menerima cintanya karena sebenarnya kau sudah dijodohkan. Bos tak percaya dan bersedia menunggumu. Hari ini Bos baru percaya sepertinya." Jonghyun menjelaskan maksud ungkapan Minho.
"Kau ini! Selalu saja banyak bicara sana-sini!" tegur Youngie. "Dan membocorkan banyak rahasia!" imbuhnya.
"Aku hanya memberitahukan kenyataan agar tak ada yang terluka." Sanggah Jonghyun membela diri.
"Bagaimana perasaanmu?" tanya Minho.
"Jujur sih kacau. Nenek yang menyutujui permintaannya untuk mengantarku pagi ini." Youngie berubah lesu.
"Dia memang psikopat." Jonghyun menggelengkan kepalanya.
"Kau jangan menakut-nakuti Youngie begitu," Minho merangkul Jonghyun kemudian pura-pura memitingnya. "Jangan jadi sungkan padaku." Imbuh Minho.
"Kamsahamnida." Youngie membungkuk sopan.
"Ya! Tunggu apalagi? Susul Taemin dan jelaskan padanya. Sepertinya dia yang paling terluka." Saran Jonghyun.
"Mwo??" mulut Youngie membulat.
"Apa perlu aku menggendongmu padanya?!" ancam Jonghyun membuat Youngie buru-buru memasuki distro milik Minho.
Minho kembali pura-pura memiting Jonghyun. Jonghyun mengusuk dada Minho sambil berbisik agar Minho kuat karena dibuat patah hati sepagi ini. Minho semakin dalam merengkuh Jonghyun membuat pemuda itu meronta pura-pura kesakitan.
***
Youngie menemukan Taemin di taman kecil di samping dapur distro. Di sinilah ia biasa menghabiskan waktu istirahat--yang seringnya hanya dengan Taemin saja-bersama rekan-rekan kerjanya. Taemin duduk sendiri di bangku taman. Youngie menghampirinya dan duduk di samping kiri Taemin. Keduanya terdiam.
"Aku..." Youngie dan Taemin bersamaan.
Youngie tersenyum, "Kau saja. Katakan ada apa?"
"Tidak. Kau saja." Tolak Taemin.
"Wah, kenapa jadi begini canggung ya?" Youngie mengusuk tengkuknya sendiri karena kikuk.
Taemin turut salah tingkah.
"Aku minta maaf." kata Youngie cepat.
"Untuk apa?" Taemin masih enggan menatap Youngie yang duduk di sampingnya.
Youngie menoleh dan menatap Taemin lekat-lekat. Ia kemudian tersenyum. Dari sikap Taemin ia paham sekarang. Sebenarnya Taemin memendam perasaan yang sama dengannya.
"Sebenarnya... kau menyukaiku ya?" tuduh Youngie serta merta.
Taemin langsung menoleh mendengarnya. Tatapannya bertemu dengan tatapan Youngie membuat wajah Taemin bersemu merah. Taemin buru-buru mengalihkan pandangannya. Tiba-tiba ia merasakan panas di sekujur tubuhnya.
Youngie kembali tersenyum dan mengalihkan pandangan lurus ke depan. "Maaf ya. Bercandaku keterlaluan."
"Nggak kok. Iya, maksudku maaf. Tapi... iya benar aku menyukaimu. Aku terlalu takut mengakuinya dan lambat." Akhirnya Taemin mengakui perasaannya.
"Eh? Jadi benar?" Youngie memiringkan kepala kembali menatap Taemin.
"Aku sempat tanya pada Jonghyun apa kau punya pacar. Kata Jonghyun, setahu dia kau tak punya pacar, tapi kau sudah dijodohkan sejak lulus SMA. Tahu-tahu saat Bos Minho bertugas di sini, dia juga menyukaimu. Tapi melihat penolakanmu, aku berpikir pasti kau menyukai pria yang dijodohkan denganmu."
"Wah, salah paham ya. Padahal baru semalam rahasianya terbongkar." Youngie kembali menatap lurus ke depan.
Taemin menoleh dan menatap Youngie lekat-lekat. Baru ia sadari jika Youngie juga menyimpan perasaan suka padanya setelah ia mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut Youngie. Taemin tersenyum kecut dan turut menatap lurus ke depan.
"Jika ada kesempatan kedua bagi kita, apa kau mau menerima cintaku, Lee Youngie?" kata Taemin dengan tatapan lurus ke depan.
Youngie terperanjat mendengarnya. Tiba-tiba ia merasa punggungnya kaku. Bahkan ia tak berani menoleh untuk menatap Taemin. Selanjutnya suasana berubah hening di antara Youngie dan Taemin.
***
Kibum menunggu Sori di ruangannya. Ia telah berpesan pada Songeun agar gadis itu memberi tahu Sori untuk segera menemuinya saat Sori tiba. Setengah jam berlalu Sori belum juga muncul. Kibum berubah gusar. Ia pernah mendapat laporan bahwa Sori sering ngaret alias terlambat datang, tapi Kibum memakluminya. Di antara semua rekan kerjanya, rumah Sori paling jauh jadi Kibum memaklumi hal itu. Tapi ada sedikit rasa jengkel muncul di dada Kibum usai ia mengetahui perihal desain Youngie yang dicuri dan dimanfaatkan untuk mendapatkan posisi desainer di Almighty Key oleh Sori. Jika seandainya Youngie bukanlah calon istri Kibum, ia pun akan merasakan jengkel itu karena Kibum benci ketidakjujuran. Rasa jengkel itu semakin menjadi karena korbannya adalah Youngie. Gadis yang tak hanya ia sukai namun juga calon istrinya.
Limabelas menit kemudian terdengar suara ketukan pintu. Kibum berseru mempersilahkan masuk. Pintu ruang kerja Kibum mulai terbuka dan dengan kepala sedikit tertunduk Sori masuk.
"Maaf, saya terlambat." Sori segera meminta maaf setelah berdiri di depan meja kerja "Duduklah!" perintah Kibum.
Ragu-ragu Sori pun duduk di kursi kosong di hadapan Kibum. Ia memberanikan diri mengangkat kepala dan bertanya, "Bos mencari saya sepagi ini, ada apa?" Sori menangkap raut muka serius di wajah Kibum yang biasa terlihat santai di setiap kesempatan. "Oh, jangan-jangan masalah klien itu lagi ya?" Sori berusaha rileks mengusir rasa tegang yang menyelimuti tubuhnya. Tatapan Kibum membuatnya merasa teradili.
"Sebelumnya maaf, aku telah menguping pembicaraanmu dengan Youngie kala itu di karaoke." ungkap Kibum tanpa basa-basi.
DEG! Tubuh Sori membeku. Tiba-tiba ia merasakan semua otot tubuhnya kaku. Ia tak bisa bergerak. Bahkan sejenak ia lupa apakah ia masih bernapas atau tidak. Rahasianya terbongkar. Refleks otak Sori berpikir jika ini adalah akhir. Akhir dari karirnya.
"Kau terkejut sekali rupanya. Aku sengaja memintamu kemari karena aku tak mau kau salah paham pada Youngie. Sebenarnya malam itu dia memaksa untuk pergi yang belakangan aku pahami adalah untuk menghindarimu, tapi aku menahannya. Dia susah payah membantuku menyiapkan pesta kejutan untukmu karena itu aku ingin memperkenalkan ia padamu. Maaf, aku rasa itu menjadi hadiah ulang tahun terburukmu. Aku benar-benar minta maaf untuk kecelakaan ini."
Sori bungkam menundukan kepala, masih duduk di hadapan Kibum.
"Kau bertanya-tanya bagaimana aku dan Youngie bisa berpacaran kan? Sebagai temannya yang juga seangkatan dengan Jonghyun, aku rasa kau juga tahu satu rahasia Youngie bahwa ia telah dijodohkan oleh neneknya. Kau tahu juga tentang perjodohan itu kan?" Kibum sedikit menurunkan kepala untuk bisa melihat wajah Sori yang tertunduk. "Iya, pria itu adalah aku. Pria yang dijodohkan dengan Youngie adalah aku!" Kibum menegaskan membuat Sori tertunduk semakin dalam.
"Lalu... Bos ingin memecatku?" suara Sori lirih dan bergetar.
"Tadinya aku marah karena kau tahu kan jika aku benci pada orang yang tidak jujur. Aku juga sudah mengatakan hal ini pada Youngie, jika aku menguping kalian. Youngie memintaku agar memaafkanmu dan membiarkanmu tetap berada di sini. Karena bekerja di sini adalah impianmu."
Suasana berubah hening di ruangan Kibum. Kibum menghela napas.
"Sebaiknya kau minta maaf pada Youngie. Ia memilih untuk memaafkanmu, aku pun tak punya pilihan kecuali melakukan hal yang sama. Saranku, temuilah Youngie juga Jonghyun. Sepertinya Jonghyun yang paling kesal atas tindakanmu. Pagi ini ketika aku mengantar Youngie, dia mengira aku pergi mengantar Youngie untuk membawanya kemari. Lucu juga pemuda itu," Kibum tersenyum geli dan menggelengkan kepala mengingat bagaimana Jonghyun menyambutnya. "Sahabat yang baik adalah harta yang tak ternilai, kau telah memilikinya. Apa benar kau ingin melepasnya begitu saja? Manusia membuat kesalahan itu wajar dan meminta maaf adalah hal yang paling mulia yang hanya orang berjiwa besar yang bisa melakukannya. Semoga kekhilafanmu tak membutakan dirimu hingga kau tega membuang sahabat-sahabat baikmu. Ini saranku saja sih. Pilihan tetap ada di tanganmu." Kibum masih menatap lurus Sori yang duduk tertunduk di hadapannya.
***
Hari yang cukup berat bagi Youngie. Sejak Taemin jujur mengakui perasaannya tadi pagi, Youngie menjadi canggung di depan Taemin. Begitu pula sebaliknya. Taemin juga jadi canggung jika harus berhadapan dengan Youngie. Sikap keduanya membuat Minho dan Jonghyun turut merasa tak nyaman. Bersyukur hari ini pelanggan ramai berdatangan membantu Youngie untuk bisa lari dari lingkaran yang menahannya bersama Taemin. Youngie lebih banyak membantu melayani pelanggan daripada duduk bersama mendiskusikan desain dengan Taemin dan Jonghyun. Ketika jam pulang tiba, Youngie merasa lega. Akhirnya ia akan terbebas dari distro yang seharian ini cukup membuatnya tak nyaman.
Youngie menyangklet tas punggungnya dan bersiap pulang. Ia meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku. Jonghyun merangkulnya, keduanya berbincang. Minho datang bergabung ikut mengobrol. Terakhir Taemin yang masih canggung pada Youngie ikut bergabung. Keempatnya akan pergi makan malam bersama memenuhi ajakan Minho. Usai ngobrol sejenak, mereka berempat pun keluar distro secara bergantian. Youngie, Jonghyun dan Taemin menunggu Minho yang sibuk mengunci pintu sambil mengobrol. Mobil Kibum muncul menyita perhatian. Youngie mendesah pelan dan Taemin merengut. Mobil Kibum berhenti. Minho yang baru bergabung turut menatap mobil Kibum. Keempatnya berdiri di depan distro dan menunggu. Mata Youngie terbelalak melihat Kibum keluar dari mobilnya tidak sendirian.
"Itu kan??" tuding Jonghyun dengan ekspresi sama terkejutnya dengan Youngie.
#10
Youngie dan Jonghyun sama-sama terkejut melihat Kibum dan Sori keluar dari mobil. Jonghyun melepas tangan kanannya yang merangkul Youngie. Kibum berdiri di hadapan Youngie sedang Sori berdiri di sampingnya.
"Kenapa kau membawanya kemari?" tanya Jonghyun pada Kibum sembari menuding Sori.
"Kalian selalu berkumpul seperti ini sebelum pulang?" Kibum balik bertanya.
"Hari ini aku ingin mentraktir rekan-rekanku makan malam." jawab Minho yang sudah bergabung, berdiri di samping Taemin.
"Oh, makan malam. Boleh kami ikut?" tanya Kibum ingin bergabung.
"Kami? Kau dan gadis itu maksudnya?" Minho balik bertanya.
"Dia itu Moon Sori. Temanku dan Youngie semasa SMA." Jonghyun menjelaskan siapa gadis yang berdiri di dekat Kibum.
"Temanmu dan Youngie?"
"Iya. Dia adalah desainer Almighty Key." ekspresi Jonghyun berubah kesal. "Bos, aku rasa lebih baik lain kali saja kita makan malam. Saat benar-benar bisa pergi dengan satu tim kita saja."
"Aku setuju!" Taemin angkat bicara mendukung Jonghyun.
"Loh kok? Bukannya lebih baik makan malam dengan teman lama? Itung-itung reuni." Minho tetap ingin pergi.
"Teman lama? Hagh! Dia itu penghianat. Musuh dalam selimut!" Jonghyun seolah jijik pada Sori.
"Penghianat?? Musuh dalam selimut??" Minho bingung.
"Bos maafkan aku..."
"Ini salahku!" belum selesai Youngie bicara Kibum sudah memotongnya. "Sori ingin minta maaf, tapi tak punya nyali untuk datang sendiri. Karenanya aku menawarkan untuk datang bersama sekalian menjemput Youngie pulang. Maaf, harusnya aku menelfon dahulu agar tak merusak rencana kalian." Kibum membungkukan badan.
"Ini bukan salah Bos, tapi salahku." Sori ikut bicara.
"Apa pun itu jadi kacau kalau ada kau!" tuduh Jonghyun kesal.
"Jonghyun!" tegur Youngie.
"Sebaiknya kalian bicarakan di dalam saja," sela Minho menawarkan tempat untuk berunding. "Di sini kita bisa jadi pusat perhatian."
***
Minho dan Taemin duduk di kursi kasir sambil menikmati kopi hangat menunggu Kibum, Youngie, Jonghyun dan Sori yang berkumpul di ruang desain.
"Kau tampak canggung di depan Youngie seharian ini," Minho memulai obrolan. "Sebenarnya ada apa di antara kalian?"
"Hanya syok dia datang dengan calon suaminya." jawab Taemin malas-malasan.
"Karena kau juga suka dia kan?"
Taemin tersedak mendengat pertanyaan Minho saat meneguk kopinya. Minho tersenyum melihatnya.
"Yah. Dan aku ini pengecut. Tak seberani Bos untuk menyatakan apa yang Bos rasakan padanya." Taemin membenarkan sekaligus mengakui kebodohannya.
"Tadinya aku pikir Youngie menolakku karena dia menyukaimu dan kalian benar ada sesuatu."
"Kok begitu?"
"Walau Youngie ramah pada siapa saja, tapi ekspresi berbinar itu hanya saat dia menatapmu. Masa iya kau tidak menyadarinya?"
"Aku hanya merasa... tak mungkin dia jatuh hati padaku. Ia tak mungkin melanggar janji pada neneknya. Youngie sangat menyayangi neneknya. Kata Jonghyun ia setuju akan perjodohan itu karena ia melihat neneknya begitu bahagia. Intinya dia patuh dan karena itu dia benar-benar menjaga perasaan untuk tidak jatuh hati pada pria lain."
"Jonghyun juga mengatakan hal itu padaku."
Minho dan Taemin sama-sama meneguk kopi di cup masing-masing.
"Kenapa kita bisa menyukai gadis yang sama?" tanya Minho.
"Dan merasa sakit hati di hari yang sama pula?" Taemin menambahkan. Keduanya kemudian tertawa bersama. Tawa perih untuk diri mereka masing-masing.
***
"Nah, nafsu makanku sudah kembali. Bos, sebaiknya malam ini saja kita makan malam!" usul Jonghyun saat mereka semua sudah berada di luar distro.
"Benar ingin pergi makan malam bersama?" tanya Minho.
"Iya. Aku lapar!" Jonghyun mengusuk perutnya.
"Karena hari ini Youngie dan Jonghyun memaafkan aku dan... ah, aku sangat bahagia sekali malam ini. Bolehkah aku mentraktir kalian?" usul Sori.
"Kau yakin? Makanku kan banyak dan kau selalu protes akan hal itu. Sekarang apa tak jadi masalah?" Jonghyun menyipitkan mata melirik Sori.
"Makan sampai perutmu meledak pun tak mengapa. Mau ya? Ayo pergi makan malam bersama. Aku traktir." Sori memohon.
"Aku sih mau saja. Bagaimana dengan Bos? Taemin? Youngie? Dan... Kim Kibum?"
Sori merasa senang karena semua bersedia pergi makan malam menerima traktirannya. Selama makan malam, Jonghyun lebih mendominasi obrolan. Ia menceritakan masa-masa SMA-nya bersama Youngie dan Sori. Dari hal konyol hingga mengharukan Jonghyun bongkar semua. Bahkan keburukan Youngie dan Sori yang ia tahu pun ia beberkan. Dari ocehan Jonghyun, Minho dan Taemin jadi tahu jika Youngie mengetahui bahwa ia di jodohkan ketika Youngie lulus SMP. Sejak saat itu Youngie memilih untuk tak punya komitmen khusus dengan laki-laki. Padahal sebelumnya, menurut Jonghyun, Youngie ingin punya pacar saat SMA. Walau banyak teman juga kakak senior yang menyatakan cinta pada Youngie, gadis itu menolaknya. "Seperti ada ganjalan yang tidak mengenakan di hati, entah kenapa," Jonghyun menirukan pengakuan Youngie jika di tanya kenapa ia menolak pria yang menyatakan cinta padanya. Taemin tersenyum getir mendengarnya. Sedang Kibum tersenyum bangga.
Kibum pun tak mau kalah menceritakan bagaimana proses ia bertemu dengan Youngie secara tidak sengaja. Youngie sempat merasa khawatir. Tapi kemudian ia merasa lega karena Kibum tak menceritakan detail ketidaksengajaan yang mereka alami.
Jonghyun menyambut heboh pengakuan Kibum. Ia berkomentar saling sahut dengan Sori. Taemin yang awalnya merasa tak nyaman dalam makan malam itu karena duduk berhadapan dengan Youngie yang disanding Kibum akhirnya bisa melebur dalam hangatnya obrolan.
***
Kibum yang baru bangun dari tidurnya tak menemukan Youngie di dalam rooftop. Usai mencuci muka, ia pun keluar untuk menikmati sinar matahari pagi. Kibum tersenyum lebar saat menemukan Youngie berdiri di depan papan tempat polibek-polibek berisi benih sayuran berada.
"Pagi!" sapa Kibum menghampiri Youngie.
"Pagi." jawab Youngie lengkap dengan senyum manisnya.
"Bagaimana tidurmu? Lelap?"
"Aku terlalu banyak makan semalam. Kenyang sekali hingga tidur nyenyak dan bangun agak terlambat."
"One cheating day it's OK! Lagi pula Sori sangat senang semalam."
"Em. Gomawo telah memberinya kesempatan kedua."
"Kau yakin mau membantunya dari balik layar dan membiarkan dia tetap berjaya di Almighty Key?"
"Asal dia mau bayar, it's OK!"
"Ah, kau ini!" keduanya tertawa bersama. "Oya, apa yang kau lakukan di sini?"
"Lihat! Benih yang kita semai mulai tumbuh. Ternyata kau berbakat juga ya dalan berkebun."
"Sudah kubilanga aku ini multi talenta," Kibum maju memeriksa polibek miliknya. "Senangnya melihat mereka mulai bertumbuh." Kibum tersenyum puas dan kembali ke hadapan Youngie. "Lalu... benih cinta yang aku tanam di hatimu, apakah mulai tumbuh? Kau lihat sendiri kan kalau aku ini sangat ahli."
"Ish!" Youngie tersenyum geli mendengarnya.
"Pasti sudah tumbuh."
"Yakin sekali."
"Bahkan kau sudah membuka lahan di hatimu dan menjaganya sampai saat aku benar-benar tiba."
"Ish! Percaya diri sekali.
"
"Jonghyun membongkar semuanya semalam. Jangan katakan jika semua itu bohong."
Youngie tersenyum dan duduk di bangku di depan rootop. Ia tersenyum menatap matahari pagi.
"Hangat sekali." gumam Youngie.
"Youngie!" Kibum duduk di samping Youngie. "Apa kau jatuh hati padaku bahkan jauh sebelum kita bertemu? Kenapa kau menolak pria-pria itu?"
"Ingin tahu sekali." Youngie masih dengan mata terpejam menikmati hangatnya sinar mentari pagi.
"Lalu hanya kebetulan saja? Bagaimana jika itu bukan aku? Apa kau juga akan bersikap demikian?"
"Entahalah."
"Eum, jujur ya. Sebenarnya mendiang Nenek memberiku fotomu. Awalnya aku biasa saja waktu melihatnya."
"Foto??" Youngie memiringkan kepala menatap Kibum.
"Iya. Foto saat kau lulus SMP. Aduh, apa ya. Aku pikir masa gadis ini yang akan dijodohkan denganku. Tapi saat melihatmu secara langsung, rasanya berbeda."
"Ah, kau curang!"
"Bukan aku, tapi mendiang Nenek. Kau, nenekmu apa tak memberikan bocoran sedikit pun?" Youngie hanya tersenyum sambil kembali menatap sinar mentari pagi. "Ya! Lee Youngie!" Kibum menepuk pelan lengan kanan Youngie.
"Awalnya Nenek bungkam. Tapi ketika aku menceritakan perihal desainku dan Sori, Nenek menjadi amat terkejut. Lalu Nenek menceritakan semuanya. Aku sempat tak percaya. Kim Kibum pemilik Almighty Key? Dia pemuda yang akan dijodohkan denganku? Aku merasa ada yang salah. Itu tak mungkin. Karena penasaran aku mulai mencari tahu tentangmu. Menonton videomu di Youtube dan membaca banyak hal tentangmu yang ada di internet."
"Nah? Jadi itu bukan temanmu tapi kau sendiri?"
Youngie mengangguk.
"Ih, kau juga curang! Lalu karena itu kau jadi suka?"
"Aku berpikir kau akan menolakku mentah-mentah."
"Jadi karena itu kau berpaling pada Taemin?"
"Aih! Bukan begitu! Aku memang suka pada Taemin, tapi ya seperti yang kau tahu dari apa yang dikatakan Jonghyun semalam, begitu juga yang aku rasakan."
"Wah, kau ini kasihan sekali ya. Sudah cinta bertepuk sebelah tangan di tambah takut ditolak mentah-mentah."
"Eh! Bukan bertepuk sebelah tangan ya!"
"Lalu apa? Sama-sama suka tapi sama-sama takut menyatakannya? Aih, itu lebih parah. Mending aku, suka ya langsung bilang suka."
Sejenak suasana berubah hening. Hanya suara desiran angin di pagi musim panas yang menderu di sekitar Kibum dan Youngie. Kibum meraih tangan kanan Youngie dan menggenggamnya.
"Aku rasa Tuhan telah mengaitkan benang merah pada kita. Ini keajaiban bukan? Cinta dan bagaimana jalan Tuhan meniupkannya ke dalam hati tiap makhluk-Nya. Tuhan selalu memberikan cerita unik pada setiap pasangan. Kita pun menjadi salah satu bagian dari cerita unik itu. Lee Youngie, aku ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu dan belajar untuk membagi segala rasa yang ada padamu juga padaku. Mau kah kau?"
"Aku harus menyiapkan sarapan!" Youngie menarik tangannya dan bangkit dari duduknya. "Begini ya. Kau jadi terlihat konyol kalau sok romantis begitu!" olok Youngie.
"Hey??"
Youngie menjulurkan lidah dan berlari memasuki rooftop. Kibum mengejarnya. Kemudian terdengar suara canda dua sejoli dari dalam rooftop.
------- THE END --------
.shytUrtle.
Youngie dan Jonghyun sama-sama terkejut melihat Kibum dan Sori keluar dari mobil. Jonghyun melepas tangan kanannya yang merangkul Youngie. Kibum berdiri di hadapan Youngie sedang Sori berdiri di sampingnya.
"Kenapa kau membawanya kemari?" tanya Jonghyun pada Kibum sembari menuding Sori.
"Kalian selalu berkumpul seperti ini sebelum pulang?" Kibum balik bertanya.
"Hari ini aku ingin mentraktir rekan-rekanku makan malam." jawab Minho yang sudah bergabung, berdiri di samping Taemin.
"Oh, makan malam. Boleh kami ikut?" tanya Kibum ingin bergabung.
"Kami? Kau dan gadis itu maksudnya?" Minho balik bertanya.
"Dia itu Moon Sori. Temanku dan Youngie semasa SMA." Jonghyun menjelaskan siapa gadis yang berdiri di dekat Kibum.
"Temanmu dan Youngie?"
"Iya. Dia adalah desainer Almighty Key." ekspresi Jonghyun berubah kesal. "Bos, aku rasa lebih baik lain kali saja kita makan malam. Saat benar-benar bisa pergi dengan satu tim kita saja."
"Aku setuju!" Taemin angkat bicara mendukung Jonghyun.
"Loh kok? Bukannya lebih baik makan malam dengan teman lama? Itung-itung reuni." Minho tetap ingin pergi.
"Teman lama? Hagh! Dia itu penghianat. Musuh dalam selimut!" Jonghyun seolah jijik pada Sori.
"Penghianat?? Musuh dalam selimut??" Minho bingung.
"Bos maafkan aku..."
"Ini salahku!" belum selesai Youngie bicara Kibum sudah memotongnya. "Sori ingin minta maaf, tapi tak punya nyali untuk datang sendiri. Karenanya aku menawarkan untuk datang bersama sekalian menjemput Youngie pulang. Maaf, harusnya aku menelfon dahulu agar tak merusak rencana kalian." Kibum membungkukan badan.
"Ini bukan salah Bos, tapi salahku." Sori ikut bicara.
"Apa pun itu jadi kacau kalau ada kau!" tuduh Jonghyun kesal.
"Jonghyun!" tegur Youngie.
"Sebaiknya kalian bicarakan di dalam saja," sela Minho menawarkan tempat untuk berunding. "Di sini kita bisa jadi pusat perhatian."
***
Minho dan Taemin duduk di kursi kasir sambil menikmati kopi hangat menunggu Kibum, Youngie, Jonghyun dan Sori yang berkumpul di ruang desain.
"Kau tampak canggung di depan Youngie seharian ini," Minho memulai obrolan. "Sebenarnya ada apa di antara kalian?"
"Hanya syok dia datang dengan calon suaminya." jawab Taemin malas-malasan.
"Karena kau juga suka dia kan?"
Taemin tersedak mendengat pertanyaan Minho saat meneguk kopinya. Minho tersenyum melihatnya.
"Yah. Dan aku ini pengecut. Tak seberani Bos untuk menyatakan apa yang Bos rasakan padanya." Taemin membenarkan sekaligus mengakui kebodohannya.
"Tadinya aku pikir Youngie menolakku karena dia menyukaimu dan kalian benar ada sesuatu."
"Kok begitu?"
"Walau Youngie ramah pada siapa saja, tapi ekspresi berbinar itu hanya saat dia menatapmu. Masa iya kau tidak menyadarinya?"
"Aku hanya merasa... tak mungkin dia jatuh hati padaku. Ia tak mungkin melanggar janji pada neneknya. Youngie sangat menyayangi neneknya. Kata Jonghyun ia setuju akan perjodohan itu karena ia melihat neneknya begitu bahagia. Intinya dia patuh dan karena itu dia benar-benar menjaga perasaan untuk tidak jatuh hati pada pria lain."
"Jonghyun juga mengatakan hal itu padaku."
Minho dan Taemin sama-sama meneguk kopi di cup masing-masing.
"Kenapa kita bisa menyukai gadis yang sama?" tanya Minho.
"Dan merasa sakit hati di hari yang sama pula?" Taemin menambahkan. Keduanya kemudian tertawa bersama. Tawa perih untuk diri mereka masing-masing.
***
"Nah, nafsu makanku sudah kembali. Bos, sebaiknya malam ini saja kita makan malam!" usul Jonghyun saat mereka semua sudah berada di luar distro.
"Benar ingin pergi makan malam bersama?" tanya Minho.
"Iya. Aku lapar!" Jonghyun mengusuk perutnya.
"Karena hari ini Youngie dan Jonghyun memaafkan aku dan... ah, aku sangat bahagia sekali malam ini. Bolehkah aku mentraktir kalian?" usul Sori.
"Kau yakin? Makanku kan banyak dan kau selalu protes akan hal itu. Sekarang apa tak jadi masalah?" Jonghyun menyipitkan mata melirik Sori.
"Makan sampai perutmu meledak pun tak mengapa. Mau ya? Ayo pergi makan malam bersama. Aku traktir." Sori memohon.
"Aku sih mau saja. Bagaimana dengan Bos? Taemin? Youngie? Dan... Kim Kibum?"
Sori merasa senang karena semua bersedia pergi makan malam menerima traktirannya. Selama makan malam, Jonghyun lebih mendominasi obrolan. Ia menceritakan masa-masa SMA-nya bersama Youngie dan Sori. Dari hal konyol hingga mengharukan Jonghyun bongkar semua. Bahkan keburukan Youngie dan Sori yang ia tahu pun ia beberkan. Dari ocehan Jonghyun, Minho dan Taemin jadi tahu jika Youngie mengetahui bahwa ia di jodohkan ketika Youngie lulus SMP. Sejak saat itu Youngie memilih untuk tak punya komitmen khusus dengan laki-laki. Padahal sebelumnya, menurut Jonghyun, Youngie ingin punya pacar saat SMA. Walau banyak teman juga kakak senior yang menyatakan cinta pada Youngie, gadis itu menolaknya. "Seperti ada ganjalan yang tidak mengenakan di hati, entah kenapa," Jonghyun menirukan pengakuan Youngie jika di tanya kenapa ia menolak pria yang menyatakan cinta padanya. Taemin tersenyum getir mendengarnya. Sedang Kibum tersenyum bangga.
Kibum pun tak mau kalah menceritakan bagaimana proses ia bertemu dengan Youngie secara tidak sengaja. Youngie sempat merasa khawatir. Tapi kemudian ia merasa lega karena Kibum tak menceritakan detail ketidaksengajaan yang mereka alami.
Jonghyun menyambut heboh pengakuan Kibum. Ia berkomentar saling sahut dengan Sori. Taemin yang awalnya merasa tak nyaman dalam makan malam itu karena duduk berhadapan dengan Youngie yang disanding Kibum akhirnya bisa melebur dalam hangatnya obrolan.
***
Kibum yang baru bangun dari tidurnya tak menemukan Youngie di dalam rooftop. Usai mencuci muka, ia pun keluar untuk menikmati sinar matahari pagi. Kibum tersenyum lebar saat menemukan Youngie berdiri di depan papan tempat polibek-polibek berisi benih sayuran berada.
"Pagi!" sapa Kibum menghampiri Youngie.
"Pagi." jawab Youngie lengkap dengan senyum manisnya.
"Bagaimana tidurmu? Lelap?"
"Aku terlalu banyak makan semalam. Kenyang sekali hingga tidur nyenyak dan bangun agak terlambat."
"One cheating day it's OK! Lagi pula Sori sangat senang semalam."
"Em. Gomawo telah memberinya kesempatan kedua."
"Kau yakin mau membantunya dari balik layar dan membiarkan dia tetap berjaya di Almighty Key?"
"Asal dia mau bayar, it's OK!"
"Ah, kau ini!" keduanya tertawa bersama. "Oya, apa yang kau lakukan di sini?"
"Lihat! Benih yang kita semai mulai tumbuh. Ternyata kau berbakat juga ya dalan berkebun."
"Sudah kubilanga aku ini multi talenta," Kibum maju memeriksa polibek miliknya. "Senangnya melihat mereka mulai bertumbuh." Kibum tersenyum puas dan kembali ke hadapan Youngie. "Lalu... benih cinta yang aku tanam di hatimu, apakah mulai tumbuh? Kau lihat sendiri kan kalau aku ini sangat ahli."
"Ish!" Youngie tersenyum geli mendengarnya.
"Pasti sudah tumbuh."
"Yakin sekali."
"Bahkan kau sudah membuka lahan di hatimu dan menjaganya sampai saat aku benar-benar tiba."
"Ish! Percaya diri sekali.
"
"Jonghyun membongkar semuanya semalam. Jangan katakan jika semua itu bohong."
Youngie tersenyum dan duduk di bangku di depan rootop. Ia tersenyum menatap matahari pagi.
"Hangat sekali." gumam Youngie.
"Youngie!" Kibum duduk di samping Youngie. "Apa kau jatuh hati padaku bahkan jauh sebelum kita bertemu? Kenapa kau menolak pria-pria itu?"
"Ingin tahu sekali." Youngie masih dengan mata terpejam menikmati hangatnya sinar mentari pagi.
"Lalu hanya kebetulan saja? Bagaimana jika itu bukan aku? Apa kau juga akan bersikap demikian?"
"Entahalah."
"Eum, jujur ya. Sebenarnya mendiang Nenek memberiku fotomu. Awalnya aku biasa saja waktu melihatnya."
"Foto??" Youngie memiringkan kepala menatap Kibum.
"Iya. Foto saat kau lulus SMP. Aduh, apa ya. Aku pikir masa gadis ini yang akan dijodohkan denganku. Tapi saat melihatmu secara langsung, rasanya berbeda."
"Ah, kau curang!"
"Bukan aku, tapi mendiang Nenek. Kau, nenekmu apa tak memberikan bocoran sedikit pun?" Youngie hanya tersenyum sambil kembali menatap sinar mentari pagi. "Ya! Lee Youngie!" Kibum menepuk pelan lengan kanan Youngie.
"Awalnya Nenek bungkam. Tapi ketika aku menceritakan perihal desainku dan Sori, Nenek menjadi amat terkejut. Lalu Nenek menceritakan semuanya. Aku sempat tak percaya. Kim Kibum pemilik Almighty Key? Dia pemuda yang akan dijodohkan denganku? Aku merasa ada yang salah. Itu tak mungkin. Karena penasaran aku mulai mencari tahu tentangmu. Menonton videomu di Youtube dan membaca banyak hal tentangmu yang ada di internet."
"Nah? Jadi itu bukan temanmu tapi kau sendiri?"
Youngie mengangguk.
"Ih, kau juga curang! Lalu karena itu kau jadi suka?"
"Aku berpikir kau akan menolakku mentah-mentah."
"Jadi karena itu kau berpaling pada Taemin?"
"Aih! Bukan begitu! Aku memang suka pada Taemin, tapi ya seperti yang kau tahu dari apa yang dikatakan Jonghyun semalam, begitu juga yang aku rasakan."
"Wah, kau ini kasihan sekali ya. Sudah cinta bertepuk sebelah tangan di tambah takut ditolak mentah-mentah."
"Eh! Bukan bertepuk sebelah tangan ya!"
"Lalu apa? Sama-sama suka tapi sama-sama takut menyatakannya? Aih, itu lebih parah. Mending aku, suka ya langsung bilang suka."
Sejenak suasana berubah hening. Hanya suara desiran angin di pagi musim panas yang menderu di sekitar Kibum dan Youngie. Kibum meraih tangan kanan Youngie dan menggenggamnya.
"Aku rasa Tuhan telah mengaitkan benang merah pada kita. Ini keajaiban bukan? Cinta dan bagaimana jalan Tuhan meniupkannya ke dalam hati tiap makhluk-Nya. Tuhan selalu memberikan cerita unik pada setiap pasangan. Kita pun menjadi salah satu bagian dari cerita unik itu. Lee Youngie, aku ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu dan belajar untuk membagi segala rasa yang ada padamu juga padaku. Mau kah kau?"
"Aku harus menyiapkan sarapan!" Youngie menarik tangannya dan bangkit dari duduknya. "Begini ya. Kau jadi terlihat konyol kalau sok romantis begitu!" olok Youngie.
"Hey??"
Youngie menjulurkan lidah dan berlari memasuki rooftop. Kibum mengejarnya. Kemudian terdengar suara canda dua sejoli dari dalam rooftop.
------- THE END --------
.shytUrtle.
0 comments