The White Prince and The Red Princess.
* Cast:
- Lee Taemin SHINee as White Prince
- Choi Min Hee (reader) as Red Princess
- All SHINee and f(x) members.
Cinta adalah berat dan ringan, terang dan gelap, panas dan dingin, sakit dan
senang, terbangun dan terjaga. Cinta adalah semuanya, kecuali apa arti dia yang
sesungguhnya. - William Shakespeare, Romeo and Juliet.
#5
Minhee bangkit
dari duduknya dan berlari menuju pintu. Krystal menyusul di belakangnya. Minhee
membuka pintu dan menengok keluar. Ia menemukan Taemin berjalan menjauhi
basecamp.
"Sunbaenim!"
panggil Minhee. "Apakah Sunbaenim yang membanting pintu?" sambil
mengejar langkah Taemin. "Apa ada masalah?"
Taemin
menghentikan langkah tepat disaat Minhee tiba dekat di belakangnya. Krystal
berhenti di ambang pintu dan mengawasi dari sana. Minhee menatap punggung
Taemin yang berdiri membelakanginya. Krystal mengawasinya dengan cemas.
"Jika sudah
datang kenapa pergi lagi? Dan jika sudah datang namun tak ingin berlatih,
kenapa pergi dengan membanting pintu?" tanya Minhee pada Taemin yang masih
bertahan membelakanginya.
"Minhee-ya!
Biarkan saja dia pergi jika hari ini tak mau berlatih!" seru Krystal yang masih
bertahan di ambang pintu.
"Apa kami
membuat kesalahan hingga membuat Sunbaenim marah dan membanting pintu?"
Minhee mengabaikan seruan Krystal dan tetap menuntut jawaban Taemin.
Taemin menghela
napas panjang dan berbalik menghadap Minhee. Diraihnya tangan kanan Minhee dan
menyeret gadis itu untuk pergi bersamanya.
"Ya!"
teriak Krystal sambil bergerak mulai mengejar.
"Kau tunggu
di sana!" Taemin menuding Krystal untuk tetap tinggal lengkap dengan
tatapan yang benar membuat takut siapa saja yang menerimanya.
Bukan Krystal
namanya jika ia tunduk pada bentakan orang lain. Tak mematuhi peringatan
Taemin, ia tetap berjalan mendekat. "Apa-apaan ini?!" sambil memegang
tangan kiri Minhee. "Memangnya kau siapa ingin membawanya pergi dengan
paksa seperti ini, ha?!"
"Ada hal yang
ingin aku tanyakan padanya. Hanya padanya!
"Tadi kau
menguping ya?" Krystal memiringkan kepala menatap Taemin. "Kau
mendengar pengakuan Minhee dan kau marah lalu karena itu kau pergi sambil
membanting pintu. Aku benar kan?"
Pegangan tangan
Taemin pada tangan kanan Minhee merenggang. Minhee menatap Taemin dan merasa
bersalah. Pada akhirnya Taemin melepas genggamannya pada tangan Minhee. Krystal
melihatnya dan menggeleng pelan.
"Jadi begitu
saja ya? Kau menyerah? Tak ingin mendengar penjelasan Minhee? Ternyata kau tak
setangguh yang aku kira. Bagaimana aku bisa mempercayakan Minhee-ku padamu?
Baru begini saja kau sudah mundur. Bukankah tadi kau menyeretnya pergi untuk
meminta penjelasan darinya? Kenapa sekarang malah melepasnya? Aku menahanmu
hanya untuk mengatakan, tak ada tempat yang aman untuk membicarakan masalah
kalian kecuali basecamp. Ada banyak mata dan telinga tersembunyi yang diam-diam
memperhatikan kalian. Itu cukup berbahaya. Masuklah. Bicarakan baik-baik. Aku
akan berjaga di sini. Masih ada waktu lima belas menit sebelum yang lain
datang. Manfaatkan dengan baik." Krystal melepas pegangannya pada tangan
kiri Minhee.
Taemin tertegun.
Krystal membantunya? Apa gadis itu sedang mabuk?
"Kenapa kau
diam saja?" Krystal kembali angkuh, berdiri melipat tangan di dada.
"Aku ini cepat berubah pikiran..."
"Tolong bantu
kami." potong Taemin seraya meraih tangan Minhee dan buru-buru menuntunnya
kembali masuk ke basecamp.
Krystal
menyincingkan senyum dan beralih duduk di bangku yang berada di dekat pintu
masuk basecamp.
***
Beberapa detik
berlalu sejak Taemin membawa Minhee masuk ke dalam basecamp, tetap hening di
antara keduanya yang duduk berdampingan di atas lantai. Sesekali Taemin melirik
Minhee yang duduk bersimpuh di samping kirinya. Kepala Minhee tertunduk dan
kedua tangannya sibuk membuka-buka halaman buku yang ia pangku. Taemin
tersenyum dibuatnya.
"Tadi itu
maaf.." Taemin memulai obrolan. "Aku hanya tak ingin terlambat lagi,
tapi ketika sampai ada kau dan Krystal. Kalian asik mengobrol sampai tak
menyadari aku masuk."
"Kalau pintu
basecamp tidak di kunci berarti ada seseorang di dalamnya kan?" Minhee
masih membuka-buka halaman buku di pangkuannya. Tidak mengalihkan pandangan
pada Taemin yang menatapnya.
"Aku tahu aku
salah. Aku kan sudah minta maaf.”
Minhee menutup
bukunya dan menoleh. Ia bertemu pandang dengan Taemin yang menatapnya dengan
tatapan teduh. Rupanya emosi pemuda tampan itu telah mereda. Bahkan Minhee bisa
melihat senyum samar pada wajah Taemin. "Kenapa Anime Prince Who Life in
Real ini bisa jatuh hati padaku?" ucap Minhee sambil menatap Taemin
lekat-lekat. "Kau lebih pantas bersanding dengan Krsytal. Dia bak putri
cantik dalam dongeng. Kalian serasi."
"Apa ini
artinya kau menolakku? Kenapa tidak kau katakan dari awal jika kau menyukai Kim
Kibum? Bukankah aku pernah bertanya tentang itu padamu."
"Jika waktu
itu aku mengatakan yang sebenarnya, apa yang akan Sunbaenim lakukan? Mundur?
Cinta bertepuk sebelah tangan atau kasih tak sampai adalah aib bagi gadis tenar
sepertiku. Membuka aib pada seseorang yang sedang penasaran berat padaku akan
membuat keelokan cerita jadi hilang. Aku tak mau itu terjadi."
"Jadi aku ini
hanya bahan percobaanmu?"
"Tak menyangka
jika aku sejahat itu ya?"
"Aku tidak
percaya jika kau benar-benar mempermainkan aku."
"White
Prince. Ketampanannya memang luar biasa, seperti tokoh dalam anime. Iya, dia
memang cowok anime yang hidup di dunia nyata. Kepribadiannya pun seperti tokoh
utama pria dalam drama kebanyakan. Kaya, tampan dan pintar. Dia pantas jadi
terkenal di sekolahnya."
"Kau bahkan
tahu banyak tentangku. Apa ungkapanmu kala itu juga hanya skenario yang sengaja
kau buat? Aku masih mencari jawaban tentang itu semua? Hagh! Aku benar merasa
dipermainkan." Taemin menggeleng pelan dan mengalihkan padangan.
Minhee tersenyum
melihatnya, "Kenapa aku?" masih menatap Taemin yang tak lagi
menatapnya. "Apa bersikap dingin itu jadi menarik perhatian Sunbaenim?
Jika kita bertemu saat Lee Junki Sonsaengnim mengirim Sunbaenim kemari apa akan
tetap sama ceritanya?"
"Jangan tanya
kenapa, kenapa dan seandainya terus! Tuhan sudah menggariskan kejadiannya
seperti ini jadi ya seperti inilah kenyataanya. Aku tak tahu kenapa kau dan tak
tahu juga bagaimana jika bertemu bukan di perpustakaan. Aku hanya tahu sejak
melihatmu pertama kali di perpustakaan, aku suka padamu. Semakin hari rasa itu
semakin menggebu. Aku... tidak bisa menghindar lagi." Taemin kembali
menatap Minhee. Tatapannya bertemu pandang dengan Minhee.
Minhee menghela
napas dan mengalihkan pandangannya. "Mianhae. Sunbaenim harus mendengar
semuanya. Itu pasti sangat menyakitkan. Kasian si daun pintu jadi korban."
Minhee sembari menatap ke arah lantai namun tatapannya menerawang entah kemana.
"Hagh!"
Taemin tersenyum mendengarnya.
"Bohong jika
Krystal mengatakan banyak pemuda yang menyukaiku di sekolah. Umumnya mereka
hanya melihat Krystal dan aku hanya setelahnya."
"Aku rasa kau
yang berbohong. Fans kalian menatap kalian sama. Sejajar. Sebagai dua gadis
yang sempurna."
"Eum. Memang
begitu."
Taemin merasa
gemas melihat tingkah Minhee.
"Di saat aku
kalang kabut dengan perasaanku pada Kibum Oppa, tiba-tiba Sunbaenim datang. Aku
sempat berpikir picik untuk mengambil kesempatan itu agar aku bisa mengalihkan
perasaanku dari Kibum Oppa, tapi..."
Suasana mendadak
hening di antara Minhee dan Taemin. Minhee diam tak melanjutkan ucapannya dan
menundukan kepala. Taemin juga diam, mengamati Minhee.
"Kalau begitu
mari bekerja sama!" ucap Taemin tiba-tiba memecah kebisuan.
Minhee mengangkat
kepala dan menatap tak paham pada Taemin. Senyum terkembang di wajah tampan
Taemin.
"Kau ingin
mengalihkan perasaanmu kan? Dan aku tak bisa menghindar lagi, jadi mari kita
bekerja sama. Aku akan membantumu mengalihkan perasaanmu dan kau bantu aku
untuk mencari jawaban atas apa yang aku rasa padamu. Bagaimana?"
***
Taemin paham jika
pilihan ia tawarkan pada Minhee akan melukainya jika pada akhirnya Minhee tak
bisa berpaling dari Kibum. Tapi hanya jalan itu yang bisa membuat Minhee tetap
nyaman berada di sisinya setelah ia mengetahui aib--kasih tak sampai atau cinta
bertepuk sebelah tangan- gadis itu. Lagi pula Taemin punya keyakinan ia akan
berhasil membuat Minhee berpaling padanya.
Taemin semakin
gencar mencari tahu tentang Minhee. Malamnya ia habiskan untuk membaca apa saja
yang ada dalam blog Red Princess. Selain kisah-kisah romantis, Taemin tak
menemukan sesuatu yang berhubungan dengan pribadi Minhee. Ia memeriksa ulang
blog Red Princess dan menemukan link yang membawanya ke akun Twitter pribadi
Minhee.
Walau akun Twitter
Minhee tak lindungi, namun Taemin tak memiliki akun pribadi di Twitter. Ia
hanya bisa melihat apa saja yang ada dalam akun Minhee namun tak bisa
berinteraksi dengannya. Foto dan video bersama Krystal memenuhi akun Minhee.
Gadis itu pun selalu ramah menanggapi mention para pendukungnya.
Taemin menjatuhkan
tubuhnya di ranjang. Ia terdiam menatap langit-langit kamarnya. "Apa yang
bisa aku lakukan untuk membuatnya jatuh hati padaku?" gumamnya dalam hati.
***
Hari pertama
setelah kemaren Taemin menawarkan kerjasama pada Minhee. Entah kenapa merasa ia
gugup ketika berjalan menuju basecamp klub teater untuk latihan. Ketika sampai,
pintu basecamp tak terkunci. Ia teringat pada apa yang dikatakan Minhee kemaren
dan tersenyum sambil membuka pintu memasuki basecamp.
"Annyeong..."
sapa Taemin ketika memasuki basecamp namun tak ada yang merespon ucapan
salamnya. Ia pun melanjutkan berjalan masuk.
Taemin
menghentikan langkahnya ketika sampai di ruang utama basecamp. Ada Minhee di
sana. Headset bertengger di kedua telinga Minhee yang sedang berlatih menari
sendiri. Taemin tersenyum dan berjalan mendekat. Minhee terkejut ketika
menyadari kehadiran Taemin. Segera ia lepas headset di kedua telinganya lalu
membungkuk pada Taemin.
"Tarian itu,
aku juga belum hafal. Bagaimana kalau kita berlatih bersama?" ucap Taemin
sembari mengulurkan tangan kanannya
Minhee mengangguk
dan mencabut headset yang masih menempel di ponselnya. Musik pun mulai
terdengar mengisi basecamp. Minhee berdiri di depan Taemin dan tersenyum. Saat
musik berhenti, ia meraih uluran tangan Taemin. Ketika musik kembali terdengar,
keduanya mulai menari.
Taemin juga Minhee
sama-sama terdiam hingga pertengahan latihan. Keduanya menari dengan luwes dan
tak melakukan kesalahan sedikit pun.
"Jujur aku
bingung harus bagaimana." Taemin memulai obrolan sambil terus menari.
"Bingung
harus bagaimana?" tanya Minhee yang tak paham maksud dari ungkapan Taemin.
"Apa yang
harus aku lakukan untuk bisa membuatmu menyukai aku? Menaruh bunga diam-diam di
meja atau menyelipkan surat cinta ke loker, kau sudah sering mendapatkannya.
Susah ya kalau menyukai cewek terkenal itu. Atau aku harus jadi guru les
seperti Kim Kibum? Aku bisa kok. Asal jangan pelajaran sastra saja. Kalau
sastra gantian kau yang jadi guru lesnya ya."
Minhee tersenyum mendengarnya.
"Jangan hanya
tersenyum. Ayo beri tahu aku, apa yang harus aku lakukan agar kau bisa
menyukaiku? Ah, tidak-tidak. Apa yang harus aku lakukan agar kau bahagia?
Begini, orang tenar sepertimu dan juga sepertiku kadang merasa tak bahagia juga
kan? Jadi bagaimana agar aku bisa..."
"Sikap
Sunbaenim yang seperti ini yang menarik perhatianku." potong Minhee.
Taemin
menghentikan gerakan tubuhnya ketika mendengar ungkapan Minhee. Ia berada
begitu dekat di depan Minhee, bahkan tangan kirinya masih melingkar di pinggang
gadis itu dan tangan kanannya masih memegang tangan kiri Minhee.
"Kenapa White
Prince yang terkenal angkuh itu bisa bertindak bodoh di depan gadis yang tidak
ia kenal? Meminta bantuannya untuk mengerjakan tugas sastra, tanpa basa-basi
atau canggung. Aku bertanya-tanya apakah itu sosoknya yang sebenarnya? Lalu
kenapa tiba-tiba ia bilang ia suka aku? Dan ia jadi banyak meracau ketika di
depanku. Sebenarnya kau telah membuatku banyak tersenyum sendiri sejak pertama
kita bertemu. Hanya dengan mengingat kembali momen saat kita bersama, aku
dibuat tersenyum sendiri. Apa itu artinya bahagia?" Minhee mengangkat
kepala menatap Taemin yang berdiri dekat di depannya. Pandangannya bertemu dengan
tatapan Taemin yang teduh.
Diam dan saling
memandang terjadi di antara Taemin dan Minhee selama beberapa detik. Lalu Minhee
tiba-tiba tersenyum manis.
"Ekspresi
seperti ini yang aku inginkan di ending nanti. Sunbaenim bisa kan
melakukannya?" ucap Minhee renyah. Ia melepaskan diri dari Taemin.
"Dialog, Sunbaenim sudah bagus, dance tak diragukan, tapi pada ekspresi
masih ada kekurangan. Canggung dan kaku. Apalagi untuk adegan mesra,"
Minhee mondar-mandir di depan Taemin yang berdiri mematung menatapnya.
"Kita masih punya waktu. Aku harap Sunbaenim bisa memperbaikinya,"
sambil menghentikan langkah dan kembali menghadap Taemin yang terlihat kesal.
"Kenapa ekspresi Sunbaenim berubah... kesal?" saat menyadari
bagaimana Taemin menatapnya.
"Aku rasa apa
yang dikatakan Krystal benar adanya, aku ini boneka mainan bagi kalian. Kau
ini... benar-benar membuatku bingung. Apa maksudnya semua itu?"
Minhee berjalan
mendekat dan berhenti dekat tepat di depan Taemin. Tangan kanannya terangkat,
kemudian ia letakan telapak tangannya di dada Taemin tepat di mana posisi
jantung berada. Ia pun tersenyum pada Taemin yang menatapnya dengan kedua mata
melebar.
"Minhee-ya!
Krystal pingsan!" terdengar suara murid laki-laki memanggil Minhee dari
luar. Minhee menarik tangannya dan segera berlari keluar meninggalkan Taemin
sendiri dalam basecamp.
Taemin tersenyum
getir. Lagi-lagi ia dibuat tak paham atas sikap Minhee. Suara musik dari ponsel
Minhee yang tertinggal terdengar kembali di telinga Taemin membuat pemuda itu
kembali menyadari jika ponsel itu masih memutar musik yang mengiringi tariannya
bersama Minhee beberapa menit yang lalu. Ia berjalan mendekati ponsel Minhee
yang tertinggal di meja dan mengambilnya. Ia matikan musik yang masih terputar
dan mengembalikan tampilan ponsel ke beranda.
Senyum terkembang
di wajah Taemin ketika ia melihat wallpaper ponsel Minhee. Bukan foto selfie
Minhee dan Krystal atau foto Kibum hasil curian Minhee yang menjadi wallpaper
seperti yang ia duga. Gambar dua sejoli berpelukan dengan warna hitam putih
sebagai wallpaper yang menghiasi ponsel Minhee.
Senyum getir terkembang
di wajah tampan Taemin. Ia mendesah pelan dan mengalihkan pandangannya dari
menatap ponsel Minhee. Di genggamnya erat ponsel berwarna hitam itu sambil
berjalan keluar meninggalkan basecamp.
***
Perasaan Taemin
campur aduk tak karuan usai menerima perlakuan Minhee dan tanpa sengaja
menemukan gambar wallpaper di ponsel gadis itu yang masih bersamanya kini.
Karena Krystal pingsan dan Minhee memilih menemani sahabat karibnya itu,
latihan diliburkan. Saat Taemin menyusulnya ke UKS, Minhee dan Krystal sudah
tak berada di sana. Mau tak mau Taemin harus membawa ponsel Minhee bersamanya
karena ia tak percaya jika harus menitipkan ponsel itu pada anggota klub sastra
yang lain atau pada Victoria.
Kesal yang lebih
mendominasi, tapi ada penasaran juga. Penasaran ingin mengotak-atik ponsel
gadis yang ia taksir untuk sekedar mencari tahu rahasia apa saja yang tersimpan
dalam smartphone itu. Anehnya ponsel itu sepi-sepi saja sejak ada bersamanya.
Bukankah Minhee si Red Princess itu terkenal? Pasti ada banyak interaksi lewat
smartphone itu, tapi kenapa sepi-sepi saja?
Tak tahan dengan
rasa campur aduk tak karuan yang menyelimutinya, Taemin meraih ponsel yang ia
biarkan tergeletak di atas kasur itu dan membawanya pergi. Ia berniat
mengembalikan ponsel itu pada si empunya.
Cukup mudah bagi
Taemin untuk menemukan kediaman Minhee berdasarkan petunjuk salah satu anggota
klub teater. Rumah yang sangat besar dan mewah. Pintu gerbang raksasa dan empat
orang penjaga yang berada di sisi kanan dan kiri pada bagian dalam. Hal itu yang
berhasil di tangkap Taemin ketika ia melajukan motornya melewati bagian depan
rumah Minhee.
"Dia benar
seorang putri yang tinggal di dalam kastil," batin Taemin yang
menghentikan motornya jauh dari sisi depan rumah Minhee. "Pasti ada banyak
cc tv dan dia sangat dilindungi. Bagaimana aku bisa menemuinya?" masih
berbicara dalam hati sambil mengamati tembok yang menjulang cukup tinggi di
hadapannya
Taemin duduk di
atas motornya yang terpakir di seberang jalan. Ia diam memikirkan bagaimana
cara untuk bisa masuk ke dalam rumah mewah itu tanpa dicurigai para penjaga
pintu gerbang.
Perhatian Taemin
yang tengah asik berpikir teralihkan ketika ia melihat seseorang muncul dari
balik tembok. Sosok itu muncul dan duduk di atas tembok kemudian dengan mudah
menuruni tembok dengan bantuan seutas tali. Taemin bangkit dari duduknya dan
mulai was-was mengamati sosok yang baru saja keluar dari rumah Minhee dengan
cara tak wajar itu.
"Apakah dia
itu... pencuri??" tanya Taemin dalam hati.
------- TBC
--------
.shytUrtle.