BLACK NOTE
04:07
BLACK NOTE
“Percayai mimpimu, ikuti petunjuknya dan
temukan kebenaran.”
Di dunia ini begitu banyak misteri. Hitam dan
putih, maya dan nyata bersanding. Tentang kebenaran bukanlah hal mudah untuk di
temukan. Saat alam sadar tak lagi bisa menuntunmu, akankah kau mempercayai
mimpi-mimpimu dan meyakininya sebagai petunjuk?
***
“Catatan suram Negeri Elsdon. Tentang peristiwa 17 tahun
yang lalu. Ketika Raja Leroy Casey berkuasa. Ozora, seseorang dengan kekuatan
luar biasa itu menyerbu Elsdon. Ozora yang haus kekuasaan ini telah menakhlukan
beberapa negeri. Menjadikan budak setiap negeri jajahannya. Elsdon tak luput
menjadi sasaran Ozora. Elsdon, negeri yang terkenal makmur, surga dunia. Negeri
yang menjadi incaran para penguasa tamak yang haus kekuasaan luas. Pasukan
istana dan rakyat bersatu, berjuang bersama melawan pasukan Ozora. Hitam dan
putih bertarung, memperebutkan dan mempertahankan. Korban berjatuhan. Raja
Leroy dan seluruh keluarganya turut berjuang, hingga akhir. Duel antara Raja
Leroy dan Ozora berhasil membuat Ozora terluka parah dan menarik pasukannya
mundur. Namun duel itu juga mengakibatkan Raja Leroy tak bisa melawan maut.
Raja Leroy gugur dalam duel. Ratu Annora yang turut berperang pun bernasib
sama. Demikian juga Putri Adara dan Pangeran Huga. Mereka semua gugur dalam
pertempuran.” Devin Dolores, pengurus perpustakaan istana menuturkan kisah
suram itu pada putri tunggalnya. “Ketika kami sampai di kamar si bungsu,
ranjang kecil itu telah terbakar hangus. Kami tidak bisa menyelamatkan bayi mungil
itu dari kekejaman Ozora.” Kepala Devin tertunduk penuh sesal.
Gadis cantik ini duduk tenang berhadapan dengan Devin.
Neva Fredelina. “Aku paham sekarang. Raja Landry Carney naik tahta setelah Raja
Leroy Casey dan seluruh keluarganya terbunuh. Kenapa Ayah tak membuat catatan
resminya?” Tanya gadis berambut sebahu ini.
“Raja Landry Carney memimpin negeri kita ini tanpa
penobatan resmi selama dua tahun lamanya. Pedeta Agung Istana terdahulu
menyatakan keyakinannya jika Si Bungsu Casey masih hidup. Raja Landry
mempercayainya. Beliau terus mencari keberadaan Putri Belle Berly Casey. Namun
nihil. Pasukan kepercayaan yang sengaja di bentuk telah menyisir seluruh
wilayah Elsdon, namun tak menemukan hasil.
Dua tahun berkuasa tanpa penobatan resmi dan dua tahun mencari
keberadaan Putri Belle Casey. Setengah tahun kemudian para Tetua mendesak Raja
Landry agar naik tahta. Penobatan pun digelar. Masih menyimpan keyakinan
tentang Putri Belle Casey, sampai detik ini Raja Landry tak berhenti mencari
keberadaan keturunan terakhir Raja Leroy ini, secara diam-diam.”
“Bagaimana menurut Ayah? Apakah Ayah juga meyakini hal
itu?”
Devin menutup buku tebal di hadapannya. “Sebelum wafat
Raja Leroy berpesan agar kita selalu waspada. Ozora tidak mundur untuk
mengalah, namun untuk menyusun kekuatan baru. Suatu saat, Ozora pasti kembali
untuk merebut Elsdon. Ozora mengucapkan sumpah itu ketika Raja Leroy berhasil
menebas tangan kiri Ozora.”
“Jadi ini bukan sekedar cerita turun temurun saja? Ozora
benar masih ada dan hidup di luar sana?”
“Kenapa ada wajib militer? Raja Landry benar-benar ingin
melawan Ozora ketika ia kembali merebut Elsdon. Bukan hanya para prajurit, tapi
kita semua, harus mempersiapkan diri sebelum Ozora datang kembali.”
***
Perang. Neva berdiri di tengah-tengah kekacauan itu. Pertarungan
dan korban yang berjatuhan. Ini kehancuran Elsdon? Neva tak kuasa melihatnya
namun hanya tertegun di tempat ia berdiri. Sosok mengerikan itu menemukan Neva.
Tatapannya bengis, lalu berjalan mendekati Neva. Monster bertubuh kekar, perut
buncit dan wajah menyerupai babi, memiliki gigi tajam dan telinga runcing
seperti telinga kelelawar ini menyeret gada besar di tangan kanannya. Neva
menyadari keberadaan monster itu namun ia tak bisa beranjak. Monster itu
mengangkat gada di tangannya ketika semakin dekat dengan Neva. Neva terbelalak
namun terlihat pasrah, tetap diam di tempat ia berdiri. Sebuah anak panah
melesat dan mendarat tepat di jantung monster. Monster itu roboh jarak dua
langkah dari tempat Neva berdiri. Neva yang masih syok segera menoleh. Neva
melihat ksatria yang berdiri diatas punggung seekor rajawali raksasa yang
melayang di udara. Neva tak bisa melihat dengan jelas wajah ksatria itu karena
tertutup tangan yang masih mengangkat busur. Neva hanya bisa mengenali jika
ksatria dengan kostum serba hitam itu adalah seorang wanita.
“Neva. Neva. Neva.” Suara laki-laki terdengar di telinga
Neva, semakin jelas. “Neva. Neva. Neva.” Kali ini Neva juga merasakan sentuhan
yang menggoyang lengan kananya. Perlahan Neva membuka mata. Ia terbangun.
“Edsel??” Neva sambil mengucek matanya. Neva menguap dan mengamati sekitar. Ia
tertidur di perpustakaan.
“Mimpi buruk lagi?” Tanya pemuda tampan berambut pirang,
panjang dan bergelombang ini. Edsel Yodha Jarvis. Prajurit muda, teman baik
Neva. Neva mengangguk. “Kali ini apa?” Edsel penasaran.
“Masih sama. Peperangan, korban
berjatuhan, kehancuran Elsdon. Tapi kali ini ada monster yang hampir
menyerangku. Mengerikan sekali. Tubuhnya seukuran manusia, tapi besar dan
kekar. Wajahnya seperti babi, gigi-gigi tajam, telinga runcing dan membawa gada
besar.”
“Orc. Aku membangunkanmu dan kau selamat dari serangan
itu?”
“Anak panah itu menembus jantungnya. Anak panah yang
berasal dari seorang ksatria yang berdiri diatas punggung rajawali raksasa.”
“Kau melihat Apuila? Rajawali raksasa itu? Dia pasti
bukan ksatria biasa.”
“Ini pertama kali aku melihatnya.” Kenang Neva. “Untuk
apa kau kemari?”
“Tuan Putri mencarimu.”
“Oh, Edsel. Kau kemari?” Sapa Devin.
“Selamat siang Paman Devin. Aku datang untuk menjemput
Neva, Tuan Putri mencarinya. Seharian ini Tuan Putri sibuk sendiri,
mempersiapkan semua kebutuhan untuk masuk asrama lusa nanti.”
“Ah, aku lupa jika kalian akan masuk asrama Parama
Academy lusa nanti. Parama Academy yang terbaik. Aku yakin kalian akan kerasan
menempuh pendidikan di sana. Itu akan sangat menyenangkan. Percayalah.”
“Ayah, aku pergi.” Neva merapikan buku-bukunya lalu pergi
bersama Edsel. Sepanjang perjalanan Edsel tak hentinya mengoceh, menceritakan
betapa sibuknya Tuan Putri hari ini. Edsel turut dibuat pusing oleh persiapan
ini. Edsel, Neva dan Putri Yocelyn tumbuh bersama sejak kecil. Mereka
bersahabat. Putri Yocelyn memaksa masuk Parama Academy mengikuti Neva. Putri
Yocelyn tak ingin menempuh pendidikan di sekolah kerajaan layaknya sang kakak
Pangeran Alden yang juga menempuh pendidikan di Parama Academy. Raja Landry tak
bisa menolak dan akhirnya meminta Edsel untuk turut bersekolah di Parama
Academy, untuk menjaga Putri Yocelyn.
Neva berdiri diam, melipat tangan melihat Putri Yocelyn
Bryna Carney. Putri cantik itu tak hanya sibuk menyiapkan barang-barangnya,
namun juga terus mengomel sendiri.
“Selesai!” Seru Putri Yocelyn riang. “Hari ini Edsel akan
memimpin pasukan untuk membawa semua ini ke asrama.”
“Tuan Putri, ini berlebihan. Semua ini hanya akan membuat
bilik kita penuh. Walau Parama Academy yang terbaik, namun tidak ada fasilitas
istimewa untuk Tuan Putri. Kita semua akan menempati bilik yang sama dan
berbagi dengan murid lainnya.”
“Aku tahu. Ini semua adalah kebutuhanku, karena aku
perempuan yang sesungguhnya, tak sepertimu.” Putri Yocelyn menyindir Neva yang
sedikit tomboy. Neva hanya bisa diam menatap Putri Yocelyn.
***
Seekor burung gagak meluncur turun dan berubah wujud
menjadi pria yang gagah. “Hamba kembali, Tuanku.” Vegard segera berlutut
setelah wujudnya berubah menjadi manusia.
Pria berpostur tinggi dan gagah dengan kostum serba hitam
ini menoleh dari menatap keluar jendela. Rambut panjangnya yang berwarna putih
keseluruhan, ia biarkan terurai. Ia beralih duduk dalam singgasananya. Kursi
berwarna merah darah dengan ornamen tengkorak hitam di sekelilingnya. Kedua
bola matanya yang berwarna hitam keseluruhan menatap lurus Vegard yang berlutut
menudukan kepala di depannya. “Kau mendapatkan hal baru?” Suara berat membuat merinding
siapapun yang mendengarnya. Ozora duduk menunggu hasil laporan Vegard.
“Elsdon semakin giat memperbaiki sistim pertahanan mereka
Tuanku. Setiap tahunnya, pihak militer kerajaan memberikan pelatihan militer
pada rakyat biasa. Beberapa ksatria wanita juga terlihat mengajarkan bagaimana
mempertahankan diri pada wanita dan anak-anak.”
“Menarik.
Mereka mempersiapkan sambutan hangat untukku. Aku percayakan semua padamu,
Panglimaku.”
“Kehormatan tertinggi bagi hamba Tuanku.”
Ozora kembali berdiri dan menatap keluar jendela dari
menara tempat ia tinggal. “Sebentar lagi…” Bisik Ozora menyeringai.
***
----TBC----
.shytUrtle.
0 comments