¤ Bilik shytUrtle - Istana (Bukan) Untuk Sang Putri ¤
02:45tempurung kUra-kUra, 21.12.2012
Beberapa tahun yang lalu Raja dan Ratu membangun istana megah ini.
Beberapa tahun yang lalu ketika anak semata wayang mereka, Putri, sedang
menderita sakit yang tak kunjung sembuh. Bukan karena Putri. Raja dan
Ratu membangun istana baru karena Ratu merasa istana terdahulu terlalu
kecil dan membuat hidupnya terasa sesak. Istana baru di tengah usaha
menyembuhkan Putri.
Pembangunan istana hampir selesai ketika Putri sembuh dari sakitnya.
Setelah berbulan-bulan hanya terbaring di kamarnya, akhirnya Putri bisa
kembali menghirup udara segar di luar istana. Ia berjalan-jalan
menengok pembangunan istana baru. Putri penasaran dan di temani Bibi
penjaganya, Putri melangkahkan tubuh kurusnya untuk melihat calon istana
barunya. Melihat puluhan pekerja dan bangunan megah itu, Putri
terkesima. Istana yang besar dan indah. Ia tak sabar ingin melihat
istana itu 100% selesai. Putri ingin segera tinggal di sana, di istana
barunya.
Sempurna! Istana megah dan indah itu selesai. Raja memboyong
keluarga dan seluruh punggawanya ke istana baru. Hunian yang benar-benar
sempurna. Putri tak kalah bahagia. Ia mendapatkan kamar impiannya
lengkap dengan taman bunga di depan kamar itu. Setiap pagi, ketika
terbangun dan membuka jendela, bunga-bunga cantik nan wangi itu selalu
menyambut Putri. Putri sangat bahagia dan merasa hidupnya sempurna.
Seiring berjalannya waktu, zaman pun berubah. Raja dan Ratu makin
terkenal, makin kaya. Kondisi dalam istana pun turut berubah. Raja dan
Ratu yang dulu mengagungkan cinta, kasih sayang, saling mengerti dan
toleransi, kini hanya mengagungkan uang. Uang, kedudukan dan kekayaan
berganti menjadi tolok ukur mereka. Apapun harus menghasilkan uang. Tak
ada toleransi dan saling mengerti. Tak ada privasi dan saling
menghargai. Demokrasi itu tak ada lagi. Istana yang tampak megah di
luar, terasa begitu suram di dalam.
Putri tak demikian. Ia tak terbawa arus. Taman bunga tak ada lagi.
Bahkan ia pun tak punya privasi. Siapapun bebas menginjak satu-satunya
sudut yang menjadi ruang pribadinya dalam istana itu. Tak jarang Putri
menangisi keadaan ini. Ia rindu pada Raja dan Ratu yang dulu. Ratu yang
begitu sabar dan penyayang. Ratu yang murah hati dan gemar beramal.
Semua tak ada lagi. Bahkan rakyat pun berpendapat sama, Raja dan Ratu
telah berubah. Sering mereka mengeluh pada Putri tentang jeri payah
mereka yang tak di hargai. Miris. Putri tak kuasa menghadapi itu semua.
Ingin ia berbuat adil namun itu takkan cukup dalam kuasa yang ia miliki.
Putri tinggal dalam istananya sendiri namun terasing. Ia tak lain
bagai tamu yang menumpang dalam istana megah itu. Putri tak mengharapkan
Pangeran datang menjemputnya dan membebaskannya dalam lingkaran hidup
yang benar-benar tak ia sukai belakangan ini. Sungguh, Putri tak butuh
itu. Ia berusaha menikmatinya, walau tak jarang itu menyakitinya dan
membuatnya menitikan air mata. Putri rindu keadaan dahulu, ketika uang
tak menduduki posisi sebagai 'Maha Raja' dalam istana. Walau ia tahu, ia
hanya mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin.
Lalu untuk apa Putri tetap bertahan di dalamnya jika istana itu bukan untuk Putri?
.shytUrtle.
0 comments