¤ FF TVXQ.JYJ,SHINee,2PM - TRIANGLE ¤

06:01

¤ T.R.I.A.N.G.L.E ¤





* Cast:

- Girls On Top ---> Lee Youngie/Yui Kagemiya,Jung Heebyul,Song Hyuri,Park Chaebin,Kim Hyejin/Moon Hyeoseo.

- TVXQ.JYJ,SHINee,2PM



* Genre: Serial/Straight/Horor-Fantasy



* Daftar Istilah:

- Hallow: makhluk 1/2 siluman atau darah campuran.

- Hyõnin: para pejabat tinggi pemegang pemerintahan dalam Utopia.

- Hon: golongan roh gentayangan.

- Saviour: golongan manusia ksatria pembasmi Viper yang tergabung dalam Utopia.

- Utopia: tempat berkumpulnya para ksatria pembasmi.

- Valour: golongan ksatria dari kaum Yowl.

- Viper: siluman golongan hitam yang menggunakan kekuatan goblin dan bertransformasi menjadi makhluk abadi penghisap darah (vampir)

- Voracious: siluman yang telah terinfeksi racun Viper dan menjadi monster yang selalu haus darah dan pemakan daging dan merupakan budak kaum Viper.

- Yowl: golongan siluman putih.









Episode #12







Kibum berjalan sedikit limbung ketika keluar dari kamar Youngie. Ia terlihat berusaha keras menahan air matanya agar tidak jatuh. Tiga langkah berjalan,Kibum kembali menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan kembali menatap pintu kamar Youngie yang sedikit terbuka. Dari celah itu terlìhat Youngie masih duduk dalam posisinya sama ketika Kibum memutuskan keluar dari kamar itu. Mimik sendu dan tatapan kosong,melìhatnya air mata Kibum pun meleleh.







"Kak Youngie..." Kibum menatap Youngie memelas "...Kak Youngie,katakan...katakan apa yang sebenarnya..." menggoyang lengan kiri Youngie "...Aku mohon..."



"Iya! Aku adalah Viper!". Seketika itu Kibum merasa lemas. Perlahan Ia melepas genggamannya pada lengan Youngie. "Apa yang di katakan Junsu...semuanya benar. Aku-lah Viper yang menggigit dan menghisap darah Mu...". Tubuh Kibum gemetar dan benar-benar melepas tangannya dari lengan Youngie. Matanya terasa panas karena berusaha keras menahan air mata itu agar tak jatuh. Nafasnya terasa terhenti seketika itu juga. "...malam itu Aku sangat takut..." kenang Youngie "...Aku takut kehilangan Kim Kibum...ma'afkan Aku...Kau memang pantas membenci Ku" menatap Kibum dengan tatapan sendunya. Kibum marah dan menatap Youngie penuh kebencian seraya bangkit dari duduknya dan berjalan keluar. "Perlu Kau tahu!" seru Youngie dan Kibum menghentikan langkahnya "meskipun Kau membenci Ku,Aku tidak akan melepaskan Mu!". Kibum mengabaikannya dan berjalan keluar. "setidaknya sampai Kau benar-benar siap untuk hidup sendiri di luar sana" suara Youngie lirih hampir tak terdengar.







Kibum mengusap air matanya dan sa'at Ia berbalik Ia di kejutkan oleh kehadiran Wooyoung yang sudah berdiri melipat tangan menatapnya.







Kibum sudah duduk di atas atap Kastil Yóng. Ia duduk memeluk lututnya dan terlihat masih marah. Wooyoung berdiri jarak satu langkah dari tempat Kibum. Angin yang berhembus agak kencang malam itu terlihat tak mengusik keduanya.



"Terima kasih masih mau mendengar Ku meski Kau marah" Wooyoung memulai obrolan namun Kibum tetap diam tak bergeming. "Aku bertemu Youngie di tahun 2003 setahun sebelum keberangkatannya ke Utopia sebagai Ksatria Valour..." melirik Kibum yang terlihat mengacuhkannya. Wooyoung menyincingkan senyumnya "...tidak banyak yang Aku tahu tentangnya. Aku hanya tahu Youngie adalah Hallow yang juga berasal dari Desa Koyangi,Kami sebangsa dan yang paling mengejutkan...Dia Putri Hyônin Lee...hah~ sepertinya ini tidak berguna..."



"Bagaimana bisa seorang Hallow berubah menjadi Viper?" suara Kibum berhasil menghentikan langkah Wooyoung. "Aku ingin tahu...Aku akui Aku sangat marah mengetahui kenyataan ini tapi...Aku benar-benar tidak bisa membencinya"



Wooyoung berbalik kemudian duduk di samping Kibum. "Kenapa tidak bisa membencinya? Dia bukan siapa-siapa bagi Mu". Kibum menoleh dan menatap tajam Wooyoung. "Aigo~ Kau ingin menakuti Aku? Hahaha... Kau pasti tahu peristiwa peledakan gereja di tahun 2004"



"Iya,Kak Junsu salah satu Saviour yang bertugas malam itu"



"Malam itu...bulan purnama penuh dan tidak seharusnya Aku melepaskan Youngie"



"Melepaskan Kak Youngie?"



"Iya" Wooyoung mendongak menatap langit malam yang sedikit tertutup awan hitam. "Dulu Aku selalu merasa sedih jika malam bulan purnama tiba karena itu berarti Aku harus mengikat Youngie hingga malam berakhir" terlihat guratan kesedihan di wajah Wooyoung.



"Karena Kak Youngie akan berubah wujud dan sulit di kendalikan..."



"Iya. Malam itu...Dia terlihat baik. Youngie terus merengek agar Aku melepas ikatannya. Dia tahu sesuatu yang buruk akan terjadi malam itu. Aku menyerah,karena Aku pikir Youngie sudah lebih baik dari sebelumnya. Aku melepaskan rentetan mantra pada tali yang mengikat Youngie lalu pergi menyusul kelompok Kami. Sa'at itu...sedikit kacau. Situasi Kami terjepit. Youngie masuk ke gereja terlebìh dahulu tanpa Aku..."









*flash back*



Youngie berhasil masuk ke dalam gereja dan menyusup di antara kayu langit-langit gereja. Di bawah sana tampak Ratu Black Widow Go Hyunjung telah menyelesaikan ritualnya. Bola hitam sebesar bola pingpong berwarna hitam dan bercahaya sedikit keunguan itu melayang indah di atas tangan kanan Hyunjung. Sepasang mata kucing Youngie menangkap sosok Yeonmi,Minchi dan Songeun yang mengendap-endap kemudian mengacaukan ritual itu. Youngie mengamati kedua tangannya,Ia hampir berubah wujud dan sebentar lagi tengah malam. Tidak ada waktu lagi. Youngie melepas topengnya dan melayang turun dari tempat persembunyiannya bergabung dalam pertempuran.



"Dia kemari" bisik Minchi yang sudah beradu punggung dengan Songeun.



"Mungkin Dia berhasil melarikan diri" jawab Songeun masih siaga bersiap kembali bertempur.



"Dari ikatan mantra pengendali itu?"



"Kita pikirkan nanti!". Keduanya kembali maju dan bertarung melawan para Viper yang mengepung keduanya.



Yeonmi menghunuskan pedangnya dan berhasil membunuh Viper yang menyerangnya. "Youngie..." bisiknya menyadari kehadiran sosok asing itu.





Youngie telah berubah wujud. Muncul dua telinga kucing di antara rambutnya. Kuku-kuku jarinya memanjang,begitu juga gigi taringnya. Kedua bola mata Youngie berubah menjadi mata kucing. Youngie menunjukkan wujud aslinya sebagai Hallow. Ia menyeringai dan layaknya kucing liar menyerang para Viper.



Jumlah yang tidak sepadan,namun Yeonmi,Minchi dan Songeun tak mau menyerah meski Mereka telah terjepit. Hyunjung terlihat tenang memperhatikan situasi itu kemudian memberi isyarat agar Jaejoong maju.





Yeonmi menyadari hal itu. "Bola kristalnya!" serunya "Aaa!!!" pedang Changmin berhasil melukainya. "Jangan sampai Dia menelan kristal itu!" tambahnya seraya mencoba bangkit kembali dan melawan Changmin.



Minchi berusaha menghalau Viper dan memberi ruang Songeun untuk maju menggagalkan Jaejoong. Songeun berhasil lolos namun Taecyeon menghadangnya. Youngie juga mendengar peringatan Yeonmi. Ia segera melompat di antara kepala-kepala Viper yang berusaha menangkapnya. Youngie melemparkan sarung pedangnya lurus ke arah Hyunjung. Ujung sarung pedang itu tepat mengenai jantung Hyunjung dan mendorong wanita cantik itu kembali masuk dalam peti matinya. Youngie mendarat tepat di depan peti mati Hyunjung dan langsung menguncinya. Pandangannya mencari sosok Jaejoong yang berhasil membawa mutiara hitam yang di ciptakan Ratu Black Widow. Jaejoong berdiri di atas altar merentangkan kedua tangannya. Di tangan kanannya mutiara hitam itu berada. Minchi menyerang Jaejoong. Youngie menyeringai lalu melompat dan mengayunkan pedangnya. Youngie mendarat indah dan membuka genggaman tangan kirinya. Ia tersenyum lebar berhasil merebut mutiara hitam itu. Jaejoong meronta kesakitan karena telapak tangan kanannya putus akibat tebasan pedang Youngie.





"Yie! Kerja yang bagus!" seru Minchi. Ia tak menyandari jika Jaejoong telah kembali berdiri di belakangnya.



"MINCHI AWAS!" seru Songeun.



Terlambat! Jaejoong menarik tubuh Minchi dan dengan cepat menggigit lalu menghisap darah gadis itu.



"TIDAAAAAK!!!" Songeun hendak menolong namun Ia lengah dan Taecyeon berhasil menebas tubuh mungilnya. Songeun roboh bersimbah darah.



Changmin melempar Yeonmi hingga gadis itu terpental jauh. Yeonmi berusaha bangkit. Ia melihat ke arah Songeun. Gadis itu sekarat dan dengan beringas Taecyeon menggigit leher Songeun. Setelah menghisap habis darah gadis itu,Taecyeon menggeletakan mayat Songeun begitu saja. Jaejoong menyingkirkan mayat Minchi. Ia berjalan mendekati Youngie bersama Changmin dan Taecyeon. Youngie mempertahankan mutiara hitam di tangan kirinya dan tangan kanannya memperat menggenggam pedang. Ia sadar tidak akan mampu melawan Taecyeon,Changmin dan Jaejoong secara bersamaan. Youngie terjepit dan tiba-tiba saja Ia menelan mutiara hitam di tangan kirinya. Jaejoong meraung marah dan menendang tubuh Youngie hingga gadis itu terpental dan tersungkur. Dinding yang di tabrak Youngie retak. Yeonmi terluka parah,tulang rusuknya patah namun Ia berusaha bangkit untuk menyelamatkan Youngie. Gadis itu tidak bergerak sama sekali,sementara itu Changmin dan Taecyeon berjalan semakin dekat pada Youngie. Yeonmi panik. Dua rekannya telah tewas dan kini dua panglima Viper itu sepertinya akan melakukan hal yang sama pada Youngie. Yeonmi menitikan air mata kemudian memejamkan mata dan meledakkan dirinya hingga menghancurkan seluruh bangunan gereja.



*end of flash back*







Wooyoung memejamkan matanya tak kuasa mengingat peristiwa tragis itu. Usai merasa lebih tenang Ia kembali membuka mata. "Hah...sa'at tersadar kembali...Aku sudah berada dalam sebuah kamar. Youngie terlihat sangat baik dan tersenyum lebar menyambut Ku..." kembali diam seolah mengatur emosinya "...lalu Aku melihat Dia menangis sambil terus meracau jika kematian semua orang yang Ia sayangi adalah karenanya...Youngie meminta Ku pergi karena Ia takut jika nantinya Aku akan bernasib sama seperti yang lain...Aku menolak,karena di dunia ini hanya Dia yang Aku miliki..."



Kibum diam seribu bahasa. Ada rasa sedih tapi juga marah.



"sejak menelan mutiara hitam itu Youngie mengalami beberapa keanehan. Lidahnya mati rasa pada semua makanan dan menjadi tak terkendali jika mencium bau darah...ada darah Viper mengalir dalam tubuhnya...bukan hanya itu...mimpi buruk selalu menghantuinya hingga Ia selalu memilih terjaga. 4 tahun Ia bersembunyi dan belajar mengendalikan dirinya di bawah bimbingan Tuan Ken Kagemiya. Sebelum Kami pindah ke Ibu Kota Changgong,Tuan Ken merubah nama Youngie menjadi Yui...Yui Kagemiya cucu perempuan Ken Kagemiya..." Wooyoung bangkit dari duduknya. "Dia bukan Viper tapi hanya setengah Viper dan Hallow...Youngie mempertahankan Mu malam itu karena Ia menyayangi Mu..." lalu merubah wujudnya menjadi kucing hitam. "Tenang saja. Jika Kau benci,Dia pasti akan melepas Mu tapi setelah Kau mampu berburu dan melindungi diri Mu sendiri. Dunia kegelapan itu sangat kejam" kucing hitam itu melompat turun.

***











Heebyul resmi mengundurkan diri dari Hyesông Academy dan juga keluar dari kediaman Keluarga Hyônin Jung. Yoomi berhasil meredam Yunho agar membiarkan Heebyul pergi. Yoomi tidak bisa menghalangi keinginan Heebyul dan memilih diam membiarkan Sang Adik menentukan jalan hidupnya sendiri.



Heebyul menyewa sebuah apartemen kelas menengah. Meski murah meriah tapi Ia merasa cocok dan menurutnya ini lebih baik daripada menumpang hidup pada Victoria.



"Hah...untung saja apartemen Ku di lantai 2" Heebyul meletakkan kardus di lantai. "OK! Byul! Kau pasti bisa hidup mandiri tanpa bantuan Jung Yunho dan Jung Yoomi! SEMANGAT!!!"







Di luar sana kampanye calon presiden masih gencar di gelar. Yoochun mendapat dukungan dari banyak pihak. Bahkan beberapa pihak mengusulkan agar prosesi penobatan Yoochun sebagai Presiden Utopia segera di laksanakan secepatnya.







"Annyeong..." Heebyul kembali membesuk Hyeoseo sore itu. "Oh...Hyuri??" kaget melihat Hyuri sudah duduk di samping ranjang Hyeoseo.



"Annyeong..." Hyuri memberi salam "Aku baru sampai"



"Akrab sekali sepertinya" Heebyul sibuk menata lily kuning yang Ia bawa.



"Apa tidak sebaliknya?" Hyuri justru merasa heran melihat Heebyul tanpa sungkan mengganti bunga dalam vas di kamar Hyeoseo tanpa sungkan.



"Hanya mengganti bunga dalam vas,itu biasakan?" Heebyul duduk di samping Hyuri "Aku tidak pernah Kalian akrab seperti ini sebelumnya"



"Aku pernah bertemu Nona Song di toko permen milik Minkyung dan Nona Song merekomendasikan permen yang tepat pada Ku" Hyeoseo menjelaskan "lalu Aku melihat Nona Song di kantin Hyesõng Academy...dunia ini sempit sekali ya..."



"Emmm" Heebyul menganggukkan kepala.



"Nona Song datang untuk pamit apa Kau juga begitu? Aku dengar Kau berencana mundur dari akademi"



"Iya... Aku tidak akan mampu bertahan di sana tanpa teman-teman Ku Kelompok 41" Heebyul menundukkan kepala dan suasana di kamar Hyeoseo jadi hening sejenak. "Eh?? Kau juga pamit??" seraya menepuk pundak Hyuri.



"Aku tidak akan mengambil paruh waktu Ku lagi di kantin akademi" jawab Hyuri"



"Pengunduran diri masal" celetuk Hyeoseo "tapi Aku tidak mau menyalahkan Mereka yang mengundurkan diri karena perjuangan tidak hanya di tempuh dengan menjadi Saviour,itu hanya formalitas saja,iya kan?" tersenyum manis pada Heebyul dan Hyuri.





Kamar Hyeoseo kembali hening usai Heebyul dan Hyuri pergi. Hyeoseo menatap lily kuning pemberian Heebyul yang tertata rapi di dalam vas. "Jadi...semuanya pergi? Tidak bisakah Kau bertahan bersama Ku seperti dulu...Byul~aa...Aku rindu sa'at-sa'at Kita bersama waktu itu...Aku sangat ingin memeluk Mu tapi..." air mata Hyeoseo meluncur pelan menuruni pipinya "...ma'afkan Aku..."







"Apa maksudnya kembali ke semula?" Hyuri menghentikan langkahnya benar tak paham maksud ucapan Heebyul.



Heebyul menghentikan langkahnya lalu berbalik dan mendongak menatap jendela kamar Hyeoseo. "Iya... kembali ke titik awal di mana Aku...Kau...Kak Hyeoseo...Hyesõng Academy...Kita semua tidak saling mengenal..."



"Apa??"



"Aku benci hubungan seperti itu dan Aku benci kehilangan...Aku sudah muak pada semua itu"



Hyuri terdiam di tempat Ia berdiri. Sejenak Ia membenarkan ucapan Heebyul dan merasa sependapat. "Apa...apa Kau yakin?? Apa Kau yakin pada keputusan Mu ini?? Apa Kau sanggup melawan kesepian itu??"



"Kesepian adalah teman setia Ku. Jung Heebyul sudah terbiasa hidup dan berteman dengan kesepian jadi...cukup sampai di sini. Senang bisa sejenak mengenal Mu...Fallen Leaves..." menunjukkan senyum terbaiknya "Selamat tinggal!" melambaikan tangan lalu berjalan tanpa menoleh sedikit pun.



Hyuri terdiam masih menatap punggung Heebyul hingga gadis itu masuk ke dalam taksi dan benar-benar hilang dari hadapannya. "Kenapa Kau begitu angkuh dan keras kepala,Jung Hee Byul!"

***







Yoochun dan Hyunri belajar bersama di perpustakaan kecil di rumah pribadi Yoochun. Keduanya mempelajari protokol kenegaraan. Sesekali Hyunri melirik Yoochun yang terlihat amat serius pada buku di hadapannya.



"Apa Dia tidak bosan dalam situasi ini?" gumam dalam hati Hyunri "Bukankah ini sangat menyebalkan?? Ayolah~ Kita ngobrol sejenak"



"Ada masalah??" Yoochun langsung menatap tepat ke arah dua mata Hyunri.



Hyunri tersentak dan kontan wajahnya langsung memerah. "Tidak! Tidak Tuan..." menundukkan kepala menatap bukunya.



"Jika tidak ada masalah,kenapa dari tadi Kau hanya membaca daftar isi buku itu?"



Hyunri menatap bukunya dan benar yang terbuka adalah halaman berjudul 'Daftar Isi'. "Aish..." Hyunri mengumpat dalam hati "Aaa...ini..."



"Tuan..." Joongki menyela "Ma'af Saya datang mengganggu..."



"Ada apa?" tanya Yoochun "Ekspresi Sekretaris Song terlihat tidak baik"



"Iya,Tuan. Saya sangat terkejut"



"Terkejut??" Yoochun merasa penasaran begitu Hyunri yang duduk di hadapannya.



"Seorang utusan mengirim karangan bunga dan sebuah ucapan dukungan"



"Beberapa hari memang banyak yang datang seperti itu bukankah ini wajar?"



"Dukungan itu atas nama..." Joongki ragu dan melirik Hyunri.



"Katakan saja di depan Istri Ku"



Hyunri terhenyak mendengar Yoochun menyebut kata 'Istri Ku' dengan lembut. Hyunri menunduk dan senyam-senyum sendiri.



Joongki menggelengkan kepala melihat reaksi Hyunri. "Dukungan itu datang atas nama...Ratu Shima"



"Ratu Shima??" Yoochun benar kaget mendengar nama 'Ratu Shima' yang belakangan sepak terjangnya menjadi bahasan paling panas dalam Utopia.



Hyunri juga menunjukkan ekspresi terkejut namun hanya diam memendam pendapatnya.



"Saya sudah memerintahkan beberapa orang untuk melacaknya,Tuan" tambah Joongki "Ini surat dukungannya" menyerahkan amplop berwarna putih itu pada Yoochun yang segera membukanya. "Karangan bunga yang di kirim sepertinya juga bukan hasil membeli di toko florist"



"Benarkah??" Yoochun penasaran.



Joongki memerintahkan orang yang menunggu di depan pintu perpustakaan dan sudah membawa karangan bunga yang di kirim Ratu Shima untuk masuk. Yoochun memperhatikan karangan bunga yang terkesan sederhana namun misterius itu. Hyunri ikut memperhatikan,'bunga hutan' begitu kata yang muncul di benak Hyunri.



Yoochun beralih menatap Hyunri. "Bagaimana menurut Mu?"



"Iya??"



"Sepertinya Kau ingin mengutarakan sesuatu. Katakan saja apa pendapat Mu"



Hyunri membenahi posisi duduknya dan bersiap bicara "kata yang ada dalam otak Ku adalah 'bunga hutan' ketika memperhatikan karangan bunga itu"



"bunga hutan?"



"emm!!" Hyunri mengangguk dan kini Yoochun juga Joongki benar-benar menaruh perhatian padanya. "Bunga bakung...bunga itu biasa tumbuh liar di hutan,lalu bunga rerumputan itu...Aku rasa itu bukan hasil budidaya"



"Tapi,di kota ini ada beberapa toko bunga yang menjualnya Nyonya" sela Joongki.



"Iya Aku tahu,tapi apa bisa Kau menemukan bunga dari tumbuhan akar merah di toko bunga?". Joongki tampak berpikir.

"Ma'af,jika boleh tahu sejauh mana Kalian menyelidiki tentang Ratu Shima ini?"



"Aku belum menyentuhnya sama sekali"



"Iya,karena terlalu fokus mencari tahu di mana gadis itu berada,huh!" protes dalam hati Hyunri.



"Tapi pihak Utopia sudah memulai penyelidikan sejak pasukan Ratu Shima menghalangi proses penangkapan Lee Junho" Joongki menambahkan.



"Iya,Aku sempat mendengar tentang itu. Utopia mencurigai Lee Junho terlibat pembunuhan mendiang Presiden Utopia Tuan Park Jinyoung" Hyunri membenarkan. "Ratu Shima meminta pihak Utopia agar lebih jeli dalam melakukan penyelidikan dan hal ini semakin membuat tuduhan condong kepada Keluarga Mendiang Hyõnin Lee"



"Kenapa bisa seperti itu?" tanya Yoochun.



"Ratu Shima...nama ini berasal dari Indonesia. Ratu Shima adalah Ratu dari kerajaan Kalingga yang terkenal sangat adil dan bijaksana". Yoochun saling bertatapan dengan Joongki. "Lee Seunghyo sudah lama tinggal di Indonesia dan kembali membawa keturunan Hyõnin Lee,satu-satunya yang tersisa dan hampir 14tahun menetap di Indonesia...ini bukan kebetulan"



"Lalu...apakah ini berarti termasuk gejala kudeta?" sela Joongki.



"Terlalu dini untuk menyimpulkan seperti itu. Jika di tinjau dari nama 'Ratu Shima' Aku rasa tujuan orang di balik nama itu bukanlah kudeta tapi lebih menekankan pada keadilan"



"Jadi Ratu Shima benar berada dalam pihak keluarga Hyõnin Lee?"



"Itulah yang jadi pertanyaan di benak Saya. Ratu Shima,apakah Dia lawan atau kawan bagi Utopia. Kenapa memilih nama Ratu Shima yang akan memunculkan pendapat jika kelompok ini lebih condong pada Keluarga Hyõnin Lee tapi di balik itu juga memberi dukungan pada Tuan Muda sebagai calon Presiden Utopia yang baru"









"Jadi...Ratu Shima,nama itu berasal dari Indonesia? Pantas saja banyak pendapat mengatakan jika Ratu Shima adalah pendukung klan Hyõnin Lee" komentar Siwon.



"Aku baru saja mendapat informasi jika pasukan Ratu Shima menyerbu peristirahatan yang di ketahui sebagai tempat tinggal empat Putri Vampir" tambah Jeonghoon.



"Putri Vampir memasuki ibukota dan Kita...Utopia tidak mengetahui hal itu?" tanya Joongso _Leeteuk_



"Iya. Kita kecolongan,Viper berhasil membawa masuk Vampir dengan mulus"



"Jadi...Ratu Shima itu...lawan atau kawan?" tanya Siwon.



"Itu juga yang menjadi pertanyaan di otak Ku. Jaringan kelompok ini sangat rapi,informasi yang Aku peroleh sepertinya adalah sesuatu hal yang sengaja di bocorkan"



"Jadi Mereka sengaja melakukan itu agar Kita tahu?" tanya Joongso dan di jawab anggukan kepala Jeonghoon.

Yunho hanya diam tak berkomentar sedikit pun tentang obrolan ketiga temannya.









"Banyak hal yang amat membingungkan dan menggantung. Kita harus benar-benar jeli menilai semua peristiwa. Aku rasa sampai sekarang Tuan Muda juga masih mencari tahu perihal penculikkan yang di alami Heebyul" Hyunri menatap tenang Yoochun.



"Iya" jawab Yoochun tenang tak sesuai bayangan Hyunri. "Aku rasa Yunho menyembunyikan sesuatu dari Ku..."









"Kau terlihat tenang,apa Kau tidak tertarik pada informasi yang di berikan Panglima Kim?" Siwon duduk di sofa ruangan Yunho. Yunho berdiri menatap panorama dari dinding kaca di ruangannya. "Menurut Mu siapa Ratu Shima itu?"



"Entahlah...di banding Ratu Shima,Aku lebih mengkhawatirkan Yoochun"



"Mengkhawatirkan Yoochun? Kenapa?"



"Sa'at Dia naik tahta pasti Dia akan kembali mencari gadis itu,apalagi Heebyul dan juga gadis penjaga cafetaria akademi malam itu sempat melihat Mu"



"Kau pikir Aku sebodoh itu? Aku memakai topeng sa'at menangkap Mereka. Hanya Gadis Jepang itu yang melihat wajah Ku,Viper membawanya Aku rasa Dia tidak akan kembali hidup-hidup"



"Heebyul sempat melihat wajah Mu"



"Apa??"



"Dia tahu yang membawanya malam itu adalah Panglima Choi"



"Yunho! Kau tidak bercanda kan?? Ini rencana Kita,apa Kau akan membiarkan Aku begitu saja?"









"Mungkin Mereka bertindak gegabah karena tekanan para Pejabat Tinggi Utopia" sanggah Yoochun "Aku rasa Panglima Choi tidak mungkin bertindak tanpa perintah"



"Perintah siapa? Jika perintah Utopia,kenapa menyembunyikan tiga gadis itu jauh dari Utopia?" Hyunri kembali mementahkan pendapat Yoochun. "Yui Kagemiya siswi yang di ketahui sering berkunjung ke kediaman Keluarga Han yang di sewa dua orang pemuda bermarga Kim,usai adanya penyerangan laporan Voracious tidak ada jasad keduanya di temukan disana. Malam itu Utopia mengirimkan Saviour ke Hyesõng Academy hanya untuk melakukan pendataan,bukan penangkapan"



"Kau tahu semua karena Kau berada dalam Badan Pengawas Utopia"



"Iya Tuan. Semua perintah pada Saviour atau Valour pasti di sampaikan melalui Badan Pengawas. Laporkan yang terakhir Saya terima adalah penyerangan Viper,Yui Kagemiya...hilang dalam penyerangan itu"

Yoochun tersenyum manis "Kau tahu akan banyak hal,itu mengejutkan"



"Bukankah tadi Tuan mengatakan 'karena Aku bekerja dalam Badan Pengawas Utopia,maka Aku tahu banyak hal',bukankah itu wajar?? Jika Aku tidak tahu tentang banyak hal itu patut di pertanyakan"

Ekspresi Hyunri berhasil membuat Yoochun tersenyum lebar.











Yoochun berdiri di dekat kolam di taman rumahnya. Kedua tangannya Ia simpan rapi di balik punggung. Yoochun menghela nafas lalu mendongak menatap langit.







"Yui! Tidak bisa kah Kau duduk tenang?" tanya Yoochun pada Youngie yang tak lelah mengotak-atik pernak-pernik di ruang kerjanya. "Apa tidak bisa Kau serius menanggapi pertanyaan-pertanyaan Ku tadi?"



"Iya-iya! Aku dengar semua"



"Apa kursi ini membuat Mu takut??"



Youngie akhirnya duduk di hadapan Yoochun. "Zaman sekarang tidak ada sesuatu yang gratis tapi Tuan Muda selalu saja konsultasi gratis pada Ku dan sialnya Aku terlampau jauh membocorkan isi otak Ku pada Tuan Muda"



"Itu artinya Kau percaya Aku,iya kan??"



"Iya,jujur Aku sengaja melakukannya"



"Sengaja??"



"Emm! Aku tidak bisa menjadi Raja tapi Tuan Muda pasti jadi Raja,jadi jika di tengah-tengah perjuangan nanti Aku mati maka semua isi otak Ku yang sudah Aku ceritakan pada Tuan Muda..." diam menatap Yoochun yang diam menatapnya. "Apa Tuan Muda sanggup?? Akan tiba masa itu,sekeras apapun Tuan Muda menolak,tidak akan berguna karena Tuan akan tetap naik tahta dan menjadi Raja Utopia"



"Sa'at itu terjadi maka Kau yang akan jadi Ratunya dan Kita akan membangun surga itu bersama"



Youngie tersenyum "Aku tidak mau!"



"Kau benar-benar menolak lamaran Ku? Apa Kau pikir selama ini Aku bercanda?"



"Tidak,Aku tahu sangat serius tapi Aku tidak mau menemani kesepian Tuan Muda. Sa'at Kita menjadi Raja,sama artinya berada dalam puncak kesepian. Aku tidak mau hidup seperti itu"



"Tega sekali...lalu bagaimana dengan surga yang Kau impikan?"



"Itu urusan Ku" mengambil uang di hadapannya lalu bangkit dari duduknya "sa'at Tuan Muda naik tahta,Aku akan mengawasi kinerja Tuan Muda,jika ada ketidak adilan maka Aku akan datang dan menghantui Tuan Muda" tersenyum dan berjalan keluar.







Yoochun tersenyum masih mendongak menatap langit. "Baru Aku sadari jika semua kata-kata yang Kau ucapkan bukan hanya sekedar omong kosong tapi semua itu wasiat. Kenapa Kau menghilang? Apa Kau benar-benar ingin membuktikan ucapan Mu tidak ingin membantu Ku? Tega sekali Kau melakukan ini pada Ku..."







Hyunri memperhatikan Yoochun dari balik jendela kamarnya. "Apa Dia begitu berarti? Apa Dia benar telah memenuhi ruang hati Mu hingga tak ada lagi ruang yang tersisa untuk yang lain? Tapi kenapa Kau memberikan janji Mu pada Ku? Apa Kau takut jika Aku memberontak dan berkhianat dari Mu?"

***







Youngie berjalan memasuki kamar bernuansa ungu itu. Terkesan remang-remang dan misterius. Youngie terus masuk mendekati ranjang yang tertutup kelambu. Youngie berhenti jarak dua langkah dari ranjang dan mengamati siapakah dua sejoli dalam ranjang itu. Angin sepoi-sepoi meniup kelambu. Samar-samar terlihat pria tampan berwajah pucat dan tampan yang memakai baju hanbok khas bangsawan. Youngie menajamkan matanya. Pria itu menoleh menyadari kehadiran Youngie. Youngie terbelalak mengetahui pria itu adalah Jaejoong. Jaejoong menatap sinis ke arah Youngie yang berdiri terpaku menatapnya. Jaejoong menyeringai lalu menggigit leher gadis dalam pelukannya. Gadis itu terhenyak ketika Jaejoong menggigit lehernya dan terlihat kesakitan ketika Jaejoong mulai menghisap darahnya. Youngie masih berdiri tertegun lalu perlahan gadis dalam pelukan Jaejoong menoleh menatapnya. Youngie tersentak sampai hampir jatuh ketika wajah gadis itu terlihat. Gadis dalam pelukan Jaejoong tak lain adalah dirinya sendiri.









Youngie terbangun dengan wajah penuh butiran keringat dan nafas ngos-ngosan. Ia langsung memegang leher kirinya lalu mengelusnya pelan. Bagaimana bisa Ia tertidur? Bukankah selama ini selalu terjaga? Namun belakangan ini Ia sering tertidur dan mimpi buruk lalu pasti ada kejadian buruk pula terjadi.



"Kau baik-baik saja Nona??" Junsu tiba-tiba muncul "Ya,Tuhan...Kau mimpi buruk lagi" mengusap wajah Youngie dengan sapu tangan.



"Aku baik-baik saja" menangkis tangan Junsu.



Junsu kembali melipat sapu tangannya. Ia sedikit cemberut. "Ma'af..."



"Brak...brak...brak..." terdengar suara derap kaki yang sedang berlari mengarah semakin dekat. "Yui!!!" Chaebin muncul seiring terbukanya pintu kamar Youngie. "Kibum! Kibum! Dia keluar Kastil" sambil terengah-engah.



"Apa??"



"Iya... Aku tidak bisa menahannya"



Youngie langsung bangkit dari duduknya dan berlari keluar.



"Yui!!!"



"Diam disana!" bentak Junsu "Kalau Kau lari-lari Nona bisa marah!" menyusul langkah Youngie.



"Aigoo~" Chaebin bingung lalu berjalan cepat menyusul Junsu.







"Kau akan menyusulnya?" Ken mencegat Youngie di ujung tangga.



"Aku harus menemukan Kibum"



"Kau lupa siapa diri Mu?"



"Ma'afkan Aku Kakek!" berlari keluar. Junsu menunduk lalu menyusul Youngie. Ken menatap Chaebin yang berjalan menuruni tangga.











"Benar yang di katakan Yui. Kau belum bisa mengendalikan diri Mu jadi lebih baik Kau tetap tinggal di sini. Yui sangat menyayangi Mu,Dia tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa Mu" Chaebin mencoba menahan Kibum namun pemuda itu tak mau mendengarnya.



Kibum berjalan sedikit membungkuk dengan tangan kanan memeluk perutnya tanpa tujuan. Rasa marah dan kecewa itu masih menyelimuti Kibum. Bagaimana bisa gadis yang sangat Ia kagumi adalah Viper. Kibum sangat benci pada Viper karena makhluk itu telah membantai habis keluarganya. Ia tak bisa membenci Youngie namun bertahan dalam kastil Yông membuatnya sakit. Pikiran Kibum sangat kacau,akhirnya Ia memutuskan keluar dari kastil. Kibum tak tahu akan kemana. Wajahnya sangat pucat dan rasa lapar itu benar-benar menyiksanya.









Youngie bergerak cepat menelusuri bau Kibum dan Junsu mengekor di belakangnya. Ia bersembunyi di balik rimbunnya daun pohon ketika tiba-tiba muncul mobil Utopia yang melakukan patroli. Melihat banyaknya Saviour berpatroli,Youngie makin panik.



"Kak Wooyoung!" Youngie menghampiri kucing hitam yang terus berputar-putar di bawah lampu taman. "Iya,hilang di sini,jadi kacau kenapa ada bau Viper??"



"Aku kehilangan jejaknya" kucing hitam itu berubah menjadi Wooyoung.



"Malam ini banyak sekali mobil Utopia yang berpatroli,ini bisa gawat" sambung Junsu.



"Aku melihat beberapa gerombolan Voracious juga" tambah Wooyoung.



"Nona,apa yang harus Kita lakukan?" tanya Junsu.



"Kembalilah ke kastil dan katakan pada Kakek bahwa Aku baik-baik saja. Kak Wooyoung sebarkan orang-orang Kita untuk mencari keberdaan Kibum,jika berhasil menemukannya cukup menjaga jarak tidak perlu menangkapnya sampai Aku datang"



Wooyoung mengangguk paham lalu kembali berubah wujud menjadi kucing hitam lalu pergi. Junsu menatap Youngie dan enggan beranjak namun Youngie telah memberinya perintah. Junsu akhirnya bergegas kembali ke kastil Yông.



Youngie menatap langit sebelum akhirnya kembali bergerak.







Banyak Viper menyebar. Mereka meloncat dari atap rumah satu ke atap rumah lainnya. Di bawah sana beberapa gerombolan Voracious juga banyak terlihat. Entah apa yang Mereka cari malam ini. Beberapa dari golongan itu bertempur dengan Saviour dan Valour yang berpatroli.





Jaejoong berdiri tenang di udara. Jubah hitamnya bergoyang karena tiupan angin malam. Sepasang mata hitam Vipernya tajam seolah mengawasi seluruh kota yang terbentang di bawahnya. Jaejoong menyeringai "...apa yang Aku inginkan pasti akan jadi milik Ku..."

***











Hyeoseo menyusuri rumahnya dan berhenti di ruang tengah. Kenapa jadi merasa asing di rumahnya sendiri? Hyeoseo berdiri dan mengawasi seluruh sudut ruang tengah kemudian berjalan menuju sofa dan merebahkan tubuhnya disana.



"Sudah berapa lama Aku menjadi bagian keluarga ini? 14 tahun? Andai Aku mendapatkan ingatan Ku 7 tahun yang lalu mungkin Aku masih memiliki kesempatan untuk bertemu Kak Junsu..."



Tuan Moon Youngjun adalah salah satu pejabat tingkat 2 dalam Utopia. Beliau di ketahui dekat dengan mendiang Hyõnin Kim Seungwoo.



Hyeoseo merebahkan punggungnya pada punggung sofa dan menatap langit-langit ruang tengah. "...Moon Hyeoseo...Dia memang nama adik perempuan Moon Geunyoung...Aku tahu gadis itu hidup di Jepang bersama Nyonya Moon usai perceraian itu dan..."



"Kenapa Kau berbaring seperti itu?" Geunyoung baru sampai dan mengejutkan Hyeoseo.



"Kakak...Kakak mengejutkan Aku saja..." seraya menegakkan kembali tubuhnya.



"Kau melamun ya?" sudah duduk di hadapan Hyeoseo.



"Tidak,Aku bosan di kamar"



"Oh...sa'at Kau sudah baik benar Kita keluar jalan-jalan". Hyeoseo tersenyum manis dan mengangguk pelan lalu menatap lekat Geunyoung yang terlihat sibuk dengan kertas-kertas di hadapannya. Geunyoung merasa aneh lalu menatap tepat kedua mata Hyeoseo yang masih menatapnya. "Apa ada yang ingin Kau sampaikan?"



Hyeoseo menggeleng pelan "...tidak"



"Tapi Kau terlihat seolah menyembunyikan sesuatu dari Ku,apa terjadi sesuatu sa'at Kau koma?". Hyeoseo terdiam tampak ragu untuk bicara. "Kau tidak biasa seperti ini Hyeoseo!" Geunyoung terlihat kecewa.



"Semua telah kembali Kak...Aku telah mendapatkan semua ingatan Ku..."



Mata Geunyoung melebar mendengarnya.











"Annyeong haseyo" Heebyul tersenyum manis sedikit membungkuk "Selamat datang di Restoran Phunggyõng" menyapa ramah pemuda yang baru saja berhenti di depan etalase tepat di hadapannya. Heebyul memperhatikan pemuda yang terlihat sibuk mengamati menu kue di papan yang tergantung tepat di atas kepalanya. Heebyul tersenyum sendiri melihat pemuda itu.



"Hah...apa yang bisa Aku lakukan?" Taemin menghela nafas lalu menatap pelayan di hadapannya yang terlihat salah tingkah. "Nona tolong Aku" pintanya kemudian.



"Iya...apa yang bisa Aku bantu?" Heebyul sedikit salang tingkah. Memalukan sekali kedapatan sedang menatap pelanggan seperti itu.



"Seluruh penghuni rumah Ku sedang tidak bersemangat hari ini,lalu kue apa yang cocok untuk Mereka? Aku mau semangat Mereka kembali lagi"



"Aku tahu! Tunggu sebentar"



Taemin tersenyum lalu mengawasi sekitarnya. Mata Taemin menatap sosok Yoochun baru saja memasuki restoran.



"Ini pesanan Anda,Tuan" Heebyul kembali.



"Oh,ini" membayar tagihannya "Terima kasih,Nona"



"Terima kasih kembali" membungkuk lalu tersenyum menatap punggung Taemin yang berjalan menuju pintu keluar. "Aigoo~ Byul! Apa yang ada di otak Mu?" memaki dirinya sendiri "Bagaimana bisa Kau berpikir bahwa Dia itu Key??"



"Heebyul,Tuan Direktur menunggu Mu di ruangannya" Juyeon menghampiri.



"Direktur?? Kak Yoochun??"











Geunyoung memeluk erat Hyeoseo "Aku tahu suatu sa'at ini pasti terjadi...Aku sudah menduganya...benturan keras di tempat yang sama...ma'afkan Aku..."



"Akulah yang seharusnya minta ma'af..."



"Tidak..." Geunyoung melepas pelukannya lalu mengusap air mata di pipi Hyeoseo "...Kita adalah keluarga jadi berhenti mengucap kata ma'af emm?? Harusnya Aku menjaga Mu dengan baik,Aku telah membuat Mu mendapatkan semua kenangan buruk itu..."



"Kakak...semua ini terjadi karena kehendak Tuhan,kecelakaan itu adalah rencana Tuhan untuk Ku"



Geunyoung tersenyum "Aku bangga pada Mu tapi...Aku lihat ada guratan sesal di wajah Mu"



"Hehehe...iya,sedikit"



"Sedikit??"



"Emm!! Aku tidak ingin memilih kehilangan ingatan atau tetap memiliki ingatan itu jika Aku adalah Kim Hyejin Putri bungsu mendiang Hyõnin Kim...tapi jika boleh memilìh...Aku merasa lebìh baik sa'at Aku hilang ingatan dan tidak tahu tentang masa lalu Ku...sa'at kembali mendapatkan semua ingatan itu rasanya sakit sekali di sini..." meletakkan telapak tangan kanannya di dada.











"Harusnya Kakak fokus pada kampanye bukan begini,melarikan diri"



"Aku tidak melarikan diri,apa salah jika Aku mengunjungi restoran Ku ini?" Yoochun membela diri. "Kau tidak sopan sekali pada atasan!"



Heebyul langsung menundukkan kepala sadar akan posisinya di restoran milik calon presiden itu. "Ma'af" ucap Heebyul seraya menunduk sopan.



"Hahaha..." tawa Yoochun pecah "Kau benar-benar lucu Byul"



Heebyul mengerutkan muka "Sebenarnya apa tujuan Kakak kemari? Mengacau Ku?"



"Iya. Aku ingin tahu pekerjaan Mu beres apa tidak"



"Kakak! Aku bukan anak-anak lagi! Umur Ku sudah kepala 2,jadi jangan khawatir,Aku tidak akan mengobrak-abrik restoran ini"



"Iya-iya Aku percaya pada Mu,karena di sinilah masa depan Mu"



"Apa??"











"Apa??"



Hyeoseo mengangguk "Kim Hyejin sudah mati di tahun 1997 semua orang tahu itu,tapi orang tidak tahu jika sebenarnya yang telah mati adalah Moon Hyeoseo karena kecelakaan yang Ia alami di Jepang. Biarkan saja seperti kenyataan ini dan Aku akan tetap menjadi Moon Hyeoseo seperti sebelumnya,apa Kakak keberatan?"



"Tentu saja tidak,sedari awal Kau adalah adik Ku..."

***







Junho mondar-mandir sesekali melirik Hyuri yang sibuk memasak di dapur. Ingin mendekat,menyapa dan mencoba membantu tapi takut memulainya. Hyuri yang di kenal Junho kecil adalah sosok pendiam dan pemalu jadi Junho merasa serba salah kini. Keduanya jarang ngobrol meski setiap hari bertemu,kalaupun ngobrol pasti seputar informasi yang berhasil di kumpulkan Hyuri. Junho berhenti dan menyandarkan punggungnya pada tembok masih memperhatikan Hyuri. Hyuri tak menyadari kehadiran Junho,mungkin karena Ia terlalu asik memasak sambil mendengarkan mp3-nya. Junho melipat tangan dan senyum-senyum sendiri melihat Hyuri. Hyuri bersenandung lirih ikut bernyanyi dan sesekali menggoyangkan badannya mengikuti alunan musik. Junho tertawa geli dan menggelengkan kepala melihat tingkah Hyuri.





Hyuri membereskan sisa makan malam dan lima orang pria tampan itu masih ngobrol di ruang tengah usai makan malam.





"Kondisi semakin membaik dan ruang gerak Kita sedikit lebih bebas kini" Seunghyo memulai.



"Ini berkat bantuan Ratu Shima tapi Saya rasa terlalu dini untuk di katakan baik" Seunghyun berkomentar.



"Iya,Kau benar. Jujur Aku berharap Ratu Shima menemui Kita. Aku rasa sangat baik jika bisa bekerja sama dengan Ratu Shima"



"Apa tujuan Kita sebenarnya?" sela Junho membuat semua mata tertuju padanya "Jika bertindak seperti terkadang Aku merasa Kita seolah-olah akan melakukan kudeta"



"Kudeta??" Seunghyo kemudian tertawa "Jika Aku melakukan kudeta,siapa yang akan Aku dukung untuk naik tahta menjadi Raja?"



Junho tampak bingung "jadi Paman tidak akan melakukan kudeta?"



"Aku hanya ingin Utopia membersìhkan nama Adik Ku dan mengembalikan kehidupan Klan Yowl Koyangi,agar Kau juga Taemin bisa hidup tenang di sini". Semua terdiam. "Adik Ku bukan pembelot,kesalahannya adalah jatuh cinta pada Kaum Yowl dan memiliki anak seorang Hallow". Hyuri mendengar semua itu dari dapur. "Bukan,Adik Ku tidak bersalah,jatuh cinta bukanlah kesalahan"





Kata-kata Seunghyo terus terniang di benak Hyuri. Ia kemudian memeluk amplop terakhir pemberian Youngie.

***







"Yui...Yui,Aku tidak mau pergi dari sini" rengek Chaebin namun Youngie tak menggubrisnya. Semalaman Youngie tak pulang,baru muncul sore tadi langsung memintanya pergi dari Kastil Yông. "Apa keberadaan Ku disini mengganggu Mu?? Aku tidak mau pergi! Aku tidak mau jauh dari Mu! Yui..." menarik lengan Youngie "...kenapa??" berkaca-kaca menahan air matanya.



"Nona,semua sudah siap" Junsu menyela.



"Bawa barang-barang Chaebin keluar"



"Baik,Nona!"



Chaebin makin gusar dan terus mengekor Youngie sambil merengek agar Ia tetap di izinkan tinggal di Kastil Yõng.



"Mereka sudah datang" Wooyoung menghampiri keduanya lalu menatap Chaebin.









Yang Yoseob,Yong Junhyung,Yoon Doojoon dan Son Dongwoon langsung membungkukkan badan memberi salam ketika Youngie tiba di ujung tangga paling bawah. Chaebin tak pernah melihat empat pemuda itu sebelumnya dan merasa sedikit penasaran melìhat perlakuan keempatnya terkesan istimewa pada Youngie. Youngie tersenyum anggun dan mempersilahkan keempatnya duduk bersama. Chaebin juga heran melihat Youngie yang kini duduk di samping kanannya. Youngie bersikap lembut dan terlihat sangat sopan ketika berbicara. Youngie memperlìhatkan sisi wanita bangsawan yang selama ini tak pernah Ia tunjukkan sebelumnya pada Chaebin. Chaebin menundukkan kepala merasa tak pantas berada di sisi Youngie dan merengek untuk tetap di izinkan tinggal.



Usai menyapa keempat Hallow kepercayaannya dengan obrolan ringan,Youngie mulai menanyakan perihal perjuangan keempatnya di luar sana. Doojoon memulai penjelasannya di susul Dongwoon kemudian Yoseob dan yang terakhir Junhyung. Youngie menyimak masing-masing penjelasan. Chaebin makin di buat bingung. Ia tak paham kemana arah pembicaraan orang-orang itu. Keempatnya menjelaskan tentang pasukan dan misi-misi yang telah selesai Mereka lakukan. Chaebin benar-benar tidak paham akan semua itu.



Youngie tersenyum melirik Chaebin yang memasang ekspresi bingung. "Mulai malam ini,Aku menyerahkan Nona Park Chaebin pada Kalian"



"Aku??" Chaebin kaget namanya di sebut hingga mengangkat kepala.



"Nona Park Chaebin adalah orang yang penting bagi Ku,karena itu Aku ingin Kalian menjaganya untuk Ku" tambah Youngie.



"Yui..." Chaebin benar menangis kini.



Youngie tersenyum lembut dan menatap teduh Chaebin lalu menggenggam tangan gadis itu. "Berjanjilah Kau akan merawat anak Kita dengan baik,sa'at Aku kembali Aku juga ingin mendengar anak Kita memanggil Ku 'Ibu',tetap berada disini tidak akan aman bagi Mu"



"Yui..." Chaebin memeluk Youngie dan menangis sambil terus mengucap kata ma'af.



Youngie melepas pelukan Chaebin lalu megusap air mata di wajah gadis itu. "Tunggulah Aku disana"



"Di sana??"



"Emm! Di surga Ku. Aku telah menciptakan surga itu,Kau akan bertemu para Hallow di sana dan Mereka akan menjaga Mu juga anak Kita"



Chaebin menatap Youngie dengan tatapan haru itu lalu mengangguk kemudian bangkit dari duduknya dan bergabung di samping Dongwoon dan Doojoon. Ketiganya kemudian pamit dan pergi meninggalkan Kastil Yông.

Youngie tetap tenang dalam duduknya,tatapan sendunya melepas kepergian Chaebin hingga gadis itu benar-benar menghilang dari hadapannya. Youngie menghela nafas panjang lalu tersenyum kemudian menatap tiga orang pria yang tersisa bersamanya. "Sudah berapa banyak rakyat Koyangi yang terkumpul? Apakah berita kembalinya Pangeran Koyangi sudah Kalian sebarkan?"



"Sebagian besar rakyat Koyangi yang tersisa sudah bergabung akan tetapi Kami belum memberikan pengumuman jika Pangeran Koyangi Lee Taemin sudah kembali" jawab Junhyung "Kami belum mendapat kepastian tentang hal itu"



"Aku bisa memastikan jika adik Ku Lee Taemin masih hidup".



Wooyoung,Junhyung dan Yoseob kompak menunjukkan ekspresi kaget. Youngie tersenyum melihatnya lalu menunjukkan foto pemberian Hyuri. Ketiga pria itu mengamati foto yang berisi gambar lima orang yang berdiri bersama.



"Mereka adalah Keluarga Ku yang tersisa,dari ujung ada Song Seunghyun putra sulung Song Seunghoon ksatria sayap kiri Hyõnin Lee. Selanjutnya adalah Lee Junho,Putra tunggal Hyõnin Lee,lalu paling tengah adalah Lee Seunghyo kakak kandung Hyõnin Lee" Youngie diam sejenak. "Pemuda berikutnya...Dia lah Lee Taemin,Pangeran Koyangi". Ketiga pria di hadapan Youngie menamatkan tatapan Mereka pada gambar Taemin. "dan yang terakhir adalah Lee Jinki,Putra tunggal Lee Jinhe ksatria sayap kanan Hyõnin Lee"



"Jadi semua selamat?" tanya Yoseob "Ini benar-benar keajaiban,Saya hanya tahu Lee Seunghyo membawa Lee Junho kembali dan tidak menyangka Pangeran Lee Taemin ada bersama Mereka. Nona jika Nona muncul dan bergabung dengan Mereka,Saya rasa Kita akan membentuk kekuatan yang besar"



"Tidak. Aku akan melepaskan Mereka"



"Melepaskan Mereka?"



"Iya. Park Yoochun akan segera naik tahta. Beliau sosok yang cakap,Aku rasa setelah ini semua akan kembali baik. Aku hanya akan berjuang untuk kaum Ku,para Hallow". Wooyoung,Junhyung,Yoseob mengangguk paham akan maksud Youngie. "Kirimkan pesan pada pihak Hyõnin Lee,bahwa rakyat Koyangi yang tersisa siap bergabung dan memberi dukungan. Kita akan memberikan dukungan agar kekuasaan Koyangi dan nama baik Hyônin Lee di kembalikan"



"Baik,Nona!" jawab Junhyung.



"Yoseob,kirimkan bukti-bukti itu langsung kepada Park Yoochun,Kau harus menyerahkannya langsung kepada Tuan Presiden,apa Kau sanggup?"



"Baik,Nona! Saya sanggup melalukannya!" jawab Yoseob yakin.



Junhyung dan Yoseob pun pamit pergi usai mendapatkan misi baru. Junsu duduk bergabung bersama Wooyoung dan Youngie.



"Belum ada kabar tentang Kibum?" tanya Junsu.



"Belum,semalaman Kami mencari tapi hasilnya nihil" jawab Wooyoung.



"Aku sangat mengkhawatirkan Kibum,bagaimana jika Ia tertangkap Viper atau Utopia?"



"Aku akan istirahat sejenak" potong Youngie "tapi,Kak Wooyoung,Aku membutuhkan bantuan Mu,untuk mengantar surat ini"



"Baik!"







Youngie duduk di jendela kamarnya yang terbuka. "Sekarang ini resmi menjadi perang Ku. Kim Jaejoong...tidak akan Ku biarkan Kau mengacaukan semua!"

***







Kibum duduk merengkuk memeluk lututnya menghindari secerca cahaya matahari yang menerobos biliknya. Cahaya itu hilang seiring berhentinya langkah kaki di dekatnya. Kibum mengangkat wajahnya kemudian menarik diri agak menjauh.



"Jika Kau tetap bersikap keras kepala seperti ini,Kau bisa mati!" ucap pria tegap itu. Kibum tak bisa melìhat wajah pria itu. "Melarikan diri dari Kastil Yông bukanlah ide yang bagus"



"Kau tahu tentang Kastil Yông? Siapa Kau ini?!"



"Jika Kau ingin tahu,maka Kau harus tetap hidup" berjalan pergi.



Kibum menatap botol darah yang di tinggalkan pria misterius itu. Sekitar 15 menit berpikir,Kibum menyambar botol itu dan meneguk isinya hingga habis.

***







Jaejoong meremas kertas berwarna coklat di tangannya lalu melemparnya ke atas meja. Hanya dengan menatapnya kertas itu langsung hancur berkeping-keping. "Aku tidak butuh empat Putri Vampir itu lagi! Ratu Shima! Lakukan saja apa yang ingin Kau lakukan! Dunia ada dalam genggaman Ku sekarang! Kau,tidak akan bisa menang dari Kim Jaejoong" tersenyum licik.



"Yang Mulia" Taecyeon datang menghadap "Panglima Utopia Jung Yunho ingin bertemu"



"Jung Yun-Ho??"









"Nona! Kau akan mencarinya kemana?!" Junsu menahan Youngie dengan menggenggam lengan gadis itu. "Aaa~" Junsu meronta seraya melepas tangannya yang terbakar.



"Tingkatkan keamanan sampai Aku kembali!" Youngie melompat keluar jendela kamarnya dan dengan cepat menghilang.



"Wooyoung!" Junsu berlari membawa surat di tangannya mencari Wooyoung. "Nona berpesan tingkatkan keamanan sampai Aku kembali,apa maksudnya?". Wooyoung menyerahkan kembali surat pada Junsu usai membacanya lalu merubah wujudnya menjadi kucing hitam dan pergi. "Wooyoung!!! Haish!!!"











Yunho duduk di hadapan Jaejoong berdampingan dengan Siwon. Taecyeon berdiri tepat di belakang Jaejoong. Meja persegi panjang berukuran 3 meter itu terlìhat lenggang membatasi Jaejoong dan Yunho.







Ken memeriksa surat yang di bawa Junsu. "Wooyoung harus berhasil menemukan Yui..." bisiknya.











"Ada apa gerangan hingga Panglima Jung datang sendiri menemui Ku? Bukankah harusnya Panglima membantu Utopia untuk upacara kenaikan tahta esok?"



"Aku datang untuk menangkap Mu!" jawab Yunho tanpa basa-basi.



"Menangkap Ku?? Atas tuduhan apa?? Panglima,Kau benar-benar membuat Aku ketakutan" Jaejoong benar terlihat mengolok.



"Mendiang Tuan Presiden...Kau lah yang membunuhnya!"



Jaejoong tetap terlihat tenang dan tersenyum dingin. "Jadi Kau menolak tawaran Ku?"



"Jika Aku menerima tawaran Mu,suatu sa'at Kau juga pasti akan membunuh Ku! Sudah cukup! Aku tidak mau menjadi Raja!"





"Aku bisa memberi Mu kekuatan,kekuasan dan keabadian. Kau dan Aku...Kita bersama-sama membangun impian Kita"



"Impian Kita?? Impian Mu dan keserakahan Mu! Kau tega membunuh Tuan Presiden,langit dan kebenaran Kami!"



"Langit dan kebenaran?? Hagh~ apa jadinya rakyat jika langit Mereka adalah seorang pembelot?"



"DIAM KAU!!!"



"Kau sendiri tahu,Park Jinyoung jatuh cinta pada Ratu Black Widow dan menyembunyikan hubungan terlarang itu,lalu ketika Hyõnin Lee mengendusnya,Ia berpikir picik untuk menghabisi Klan Hyõnin Trisula,termasuk...Ayah Mu"



"DIAM KAU!!!" Yunho benar marah.



"Aku mengirim pasukan untuk menyerang kediaman Hyõnin Lee tapi bukan untuk mendukungnya. Aku benci orang yang lemah dan buta karena cinta"



"KIM JAEJOONG!!!"



"Aku menghabisi Mereka semua,Lee Junki,Kim Seungwoo dan...Jung Jaewook,batu-batu penghalang itu"



"HENTIKAN BICARA Mu!!! Perlu Kau tahu tempat ini telah di kepung!"









"Tuan Shim!" Youngie melayang turun dari atas tiang listrik dan menghampiri Changmin.



"Nona?? Kenapa Nona di sini??" Changmin heran melihat Youngie tiba-tiba muncul.









Jaejoong tersenyum licik membiarkan pertempuran berlangsung di ruang pertemuan. Taecyeon terlihat siaga mengawal Jaejoong pergi. Hanya dengan merentangkan kedua tangannya,Jaejoong mampu mendatangkan puluhan laba-laba yang langsung berubah menjadi Viper dan mengepung Yunho dan Siwon.











"Apa?? Jadi...dimana Kibum sekarang??" Youngie kaget mendengar penjelasan Changmin. "Kibum~aa..."













_______TBC_______











Cameo:

- Beast (Doojoon,Junhyung,Yoseob,Dongwoon)













_shytUrtle_

You Might Also Like

0 comments

Search This Blog

Total Pageviews